-
HARAPAN MASA DEPANKU
Aku seorang anak keciul yang masih belum cukup umur, untukbisa
merasakan pahitnya penderitaan. Namaku Iswatul, sekarang aku
berusia 12 tahun. Aku ingin berbagi cerita tentang kepedihan yang
aku rasakan kepada kalian semua para sahabatku yang setia pada
suara FM.
Hal pertama yang akan aku ceritakan bahwa aku adalah anak yang
periang dan inginpunya banyak teman. Aku juga mempunyai satu
harapan yang ingin. Aku gapai untuk meniti masa depanku menjadi
seorang yang berguna bagi nusa dan negara. Dan yang paling penting
aku ingin membuat orang tuaku bahagia dengan melihat anaknya
berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang guru.
Oleh karena itu aku selalu giat berlajar dan tidak mau
mengecawakan kedua orang tuaku. Sampai pada saat itu, ketika umurku
genap 9 tahun, terjadilah suatu musibah yang tidak pernah terlintas
dibenakku. Entah aku masih belum mengerti apakah itu musibah atau
mungkin ujian dari Tuhan yang diberikan untuk kami semua para
penduduk di desa sirinig, porong dan sekitarnya.
Tapi, kenyataannya musibah itu disebabkan karena ulah manusia
yang kurang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Saat itu akumasih
ingat betul, ketika semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas mulai
menenggelamkan sedikit demi sedikit semua rumah rumah penduduk yang
ada disekitarnya. Bukan hanya rumah-rumah saja melainkan seluruh
berbagai acam bangunan pabrik-pabrik, gedung sekolahan, tokoh-tokoh
bahkan persawahan para penduduk juga ikut di telannya tanpa
tersisa. Aku dan keluargaku adalah salah satu diantaran ribuan
orang yang menjadi korban bencana itu, hanya bisa meratapi nasib
yang sudah menjadi takdir kami.
Aku tetap harus bisa tersenyum di hadapan orang lain, walau
dalam hati ini menangis. Apalagi kesedihan ini semakin bertambah di
kala aku menyaksikan banyak orang-orang yang masih belum merelakan
seluruh harta bendanya raib begitu saja. Mereka bahkan sampai
menjadi sakit, ada juga yang menjadi gila, dan yang lebih parah
lagi ada yang meninggal dunia akibat tidak kuat menghadapi
kenyataan yang pahit ini.
Namun, aku tetap bersukur karena masih beruntung bisa besama
keluargaku yang sangat aku sayangi. Apapun yang terjadi aku
sekeluarga harus bisa ikhlas dan tabah menghadapi semua ini.
Walaupun aku sempat terpuruk dan kecewa dengan keadaan yang ada.
Aku sesekali merasa kalau Tuhan tidak adil padaku. Aku merasa
harapanku sudah redup, dan tidak tahu kemana akan kubawa harapanku
ini. Aku ingin seperti anak-anak lain, yang nasibnya lebih
beruntung dari pda aku. Andai aku bisa memutar waktu, akan kucegah
musibah itu supaya jangan sampai terjadi.
-
Namun, apalah daya nasi sudah menjadi bubur, inilah takdir yang
harus kami jalani. Walaupun bantuan telah datang dan uang ganti
rugi pun sudah diberikan kepada para korban dari pihak terkait,
tapi aku rasa hal itu belum cukup, karena itu hanya menggantikan
kerugian materiilsaja, sedangkan kepedihan batin kami tidak bisa
tergantikan oleh apapun jua, tetap terpatri dalam lubuk hati
ini.
Sampai detik ini pun musibah itumasih belum reda, sudah hampir 3
tahun berganti bencana ini masih tetap membuat hati orang-orang
takut dan bingung.
Dan seiring dengan berjalannya waktu akupun bisa menjadi semakin
lebih dewasa dalam menyikapi hidup ini. Aku tidak boleh terpuruk
pada keadaan, aku harus tetap semangat dan giat belajar. Aku ingin
membuktikan kalau aku bisa membuat bangga kedua orang tuaku juga
bangsa dan negara. Aku akan tetap berjuang untuk menggantuingakn
cita-citaku setinggi langit.
Aku harus bisa membahagiakan keuda orang tuaku, karena akulah
yang menjadi harapan mereka satu-satunya saat ini. Aku juga
berharap supaya para pemerintah mau mendengarkan jeritan-jeritan
hati kami dan sungguh-sungguh menepati janjinya pada rakyat. Jalan
hidupku masih panjang, dan akan aku jadikan sebagai harapanku masa
depanku.
Itulah cerita hatiku teman-teman, dan terima kasih kalian sudah
meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritaku.
Sampai jumpa lagi di lain kesempatan
KARYA CIPTA
Nama : ISWATUN VATIMAH Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Kholid bin
Walid Alamat : Ked. Rocmad RT 11 Rw 06
-
TIGA TAHUN LUMPUR LAPINDO
Sudah tiga tahun Lapindo melanda desaku yaitu desa Renokenongo.
Aku masih ingat pada tahun 2006 PT Minarak Lapindo Brantas
mengalami kebocoran pada pengeboran gas pertama kali yang keluar
dari perut bumi itu lumpur keruh berwarna hitam dan bau lumpur yang
menyengat dan yang tidak tahan dengan bau itu pasti pusing bahkan
bisa muintah-muntah.
Tidak hanya bau yang mengganggu bagi warga tapi lumpur juga
memakan lahan dan tempat tinggal mereka. Bahkan jalur transportasi
Malang Surabaya jadimacet. Tidak cukup disitu warga yang rumahnya
kena lumpur Lapindo harus terpaksa mengungsi.
Wagra Jatirejo ialah yang pertama kali mengungsi di pasar baru
porong, karena desa jatirejo berdekatan dengan PT Minarak Lapindo
Brantas. Untuk warga desa renokenongo diungsikan di balai desa
renokenongo. Sedangkan warga yang rumahnya tidak kena lumpur mereka
mengungsikan sebagian barang-barangnya supaya tidak tergesa-gesa
saat tanggul jebol.
Tanggul itu terbuat dari pasir untuk menahan lumpur supaya tidak
menggenangi dan mengalir ketempat warga. Tapi tanggul hanya dari
pasir jadi, tetap saja sewaktu-waktu jebol dan menenggelamkan
rumah-rumah warga.
Tidak hanya tanggul jebol tapiada kejadian yanglebih mengejutkan
yaitu terjainya ledakan aku tidak tahu dimana tempat ledakan itu
terjadi yang pasti di tanggul utama kejadiannya itu memakan
beberapa korban
Sejak saat itu semua warga Reno yang belum mengungsi ketakutan
dan memilih tinggal di pasar baru porong karena warga Jatirejo
sudah keluar dari pengungsian pasar baru porong karena mereka sudah
memperoleh uangkontrak. Begitu juga warga yang mengungsi di balai
desa juga sudah keluar. Dan mengontrak di tempat lain yang lebih
aman.
Tapi perlakuan yang diberikan pada warga yang mengungsi sekarang
dengan yang dulu sangat berbeda, yang mengungsi sekarang atau warga
makan jatah itu ikannya tetap aja tampa sayur. Bahkan mereka atau
warga pengungsian pernah menggeakkan demo mogok makan itu warga
lakukan agar hak mereka dipenuhi dan diperlakukan layak
Suasana pasar yang ramai kadang membuat kami lupa dengan apa
yang kami alami. Karena keramaian itulah yang bisa menghibur
kesedihan kami. Tapi sebenarnya kami merindukan kampung kami dulu.
Punya rumah sendiri, jalan tidakmacet, dan bisa melalkukan
aktifitas seperti dulu. Tapi kini semua berubah kami yang sekarang
ngontrak harus sosialisasi dengan tetangga baru, teman baru.
-
Sampai saat ini warga masih menungu sisa pembayaran yang
dijanjikan PT Minarak Lpindo Brantas. Dan sebagai warga sudah
banyak yang keluar dari pasar baru porong karena pasar akan dipakai
untuk berdagang.
KARYA CIPTA
Nama : RATIH INDAH TITI SARI
Kelas : V (Lima) Sekolah :
Alamat :
-
GEDUNG SEKOLAHKU YANG TERENDAM
Pada saat kitu hari senin, aku masuk sekolah sepeti bisa, setiap
berangkat sekolah aku selalu menjemput sahabatku untuk berangkat
bersama sesampainya disekolah aku dan sahabatku terkejut karena
pada saat itu walimurid teman-temanku datang untuk menjemput
mereka, aku dan sahabatku tidak tahu apa yang terjadi, tapi
beberapa saat kemudian aku dan sahabatky mengetahui semuanya,
karena pada saat itu ada pengumuman bahwa warga desa Jatirejo
diharapkan segea mengungsi karena tanggulk sebelah utara sudah
jebol.
Tapi alhamdulillah saat itu Jatirejo belum tenggelam jadi, aku
dan teman-teman masih bisa sekolah seperti biasa, hanya saja kita
tidak konsentrasi karena pada saat pelajaran kita selalu saja
mencium bau lumpur yang tak sedap.
Teman-teman ku banyak yang mengungsi, tapi ada juga yang tidak
mengungsi karena rumahnya belum tenggelam, teman-temanku kalau
sekolah naik kendaraan dari pengungsian, mereka sangat sedih karena
mereka harus tinggal di pengungsian yang kumuh, bau dan kotor.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti
bulan, lumopur mulai meluber terus menerus, air lumpur pun makin
bertambah banyak adan pada akhirnya menenggelamkan jatirejo,
sekolahku pun juga tenggelam aku dan teman-teman sangat sedih
karena kita sudah tidak bisa sekolah di Jatirejo lagi, dan sejak
lumpur itu menenggelamkan jatirejo dan gedung sekolah, teman-teman
banyak yang pindah dari sekolah. Aku merasa sangat sedih karena
harus berpisah dengan teman-teman.
Sekarang murid-murid dikelasku hanya tinggal tujuh,rasanya sepi
sekali tanpa teman-teman yang lainnya, andaisaja dulu tidak ada
lumpur panas Lapindo pasti aku tidak akan kesepian tanpa
teman-teman yang sudah pindah, aku merasa sangat kecewa karena
harus kehilangan banyak teman, padahal dulu temanku sangat banyak
sekarang malah cumah tujuh.
Sekarang aku sekolah di Posko Gus Dur (Pasar Baru Porong) aku
sangat kecewa sekali, aku kira aku akan mendapat tempat seperti
yang dijatidejo, tapi ternyata aku akan dapat tempat yang suasanya
sangat bising, tapi aku masih tetap bersyukur karena Allah masih
memberikan aku tempat untuk menimba Ilmu, walaupun tidak selayak
seperti yang ada di Jatirejo. Disini aku dan teman-teman menunggu
kapan kita akan mendapat gedung sekolah baru, dengan fasilitas yang
lengkap seperti di Jatirejo.
Beberapa tahun lamanya aku menunggu kapan akan seperti dulu
lagi, berkumpul dengan teman-teman yang sudah laam pindah dari
sekolah, aku sangat merindukan teman-temanku yang dulu, tapi apa
mereka juga merindukanku? Aku sangat kecewa pada orang yang telah
merusak kebahagiaan serta ketentraman kami, tapi tak apalah kita
harus bersabar
-
menghadapi cobaan dari Allah, mungkin suatusaat nanti Allah akan
memberikan jalan kebahagiaan pada kami yang terkan musibah ini.
Tapi aku masih belum rela pada mereka (PT. Lapindo) yang serakah
dan ceroboh itu, mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan
mudah-mudahan mereka (PT. Lapindo) cepat mengganti rugi sekolahku
yang sudah hilang.
Tapi saat sekian lama aku merasa kesepian, sekarang aku sudah
tak pernah merasakannya lagi, karena sekarang aku berada di
Pesantren yang bisa menghiburku, di pesantren itu aku merasa
hari-hariku berwarna dan lebih berarti, tapi meskipun begitu, aku
tetap merindukan teman-teman yang sudah lama pergi dari sisiku,
setiap hari aku selaluberharap pada Allah SWT supaya aku dapat
berkumpul dengan semua teman yang sudah lam sekali jauh dariku,
agar kita dapat selalu bersama dan kita dapat menjalani
persahabatan atau pertemanan yang abadi, dan satu hal lagi yang aku
harapkan yait semoga Allah selalu memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga aku beserta teman-temanku dapat meraih cita-cita
demi bekal masa depan yang cerah dan bahagia, dengan prestasi
sekolah yang baik, serta ilmu yang bermanfaat agar suatu saat nanti
aku beserta teman-temanku dapat mengamalkan ilmu itu kepada
orang-orang yang membutuhkan.
KARYA CIPTA
Nama : IDA MAULIDA
Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI MAARIF JATIREJO
Alamat : .
-
KONDISI RUMAH DAN TEMPAT PENGUNGSIAN YANG BERBEDA
Didesa saya telah terjadi bencana. Jika sebelumnya gempa yang
hanya terjadi beberapa saat saja. Ketika saya mau berangkat
sekolah. Sekarang, bencana yang lain lumpur, ketika malam hari,
saat saya ingin mencuci muka. Saya mencium bau yang tidak sedap,
lalu saya mencari bau dimana itu ? ternyata baunya berasal dari air
yang ada di kamar mandi. Saya pun mengira, bahwa lumpur telah
datang di ruimah saya, setelah itu saya tridur kemali.
Keesokan harinya, ketika saya sampai di sekolah. Tidak lama
kemudian, semua wali murid teman saya dijemput. Saya tidak tahu,
mengapa warga di desa saya sangat sibuk. Saya disuruh ibu untuk
segera cepat-cepat mengemasi barang-barang saya. Setelah itu saya
diajak ibu untuk naik mobil TNI. Saya tidak tahu apa yang terjadi.
Waktu itu saya bertanya kepada ibu saya. Kata ibu saya lumpur akan
segera datang di desa saya. Beberapa saat, warga di desa saya
menangis.
Karena kehilangan rumah mereka. Warga di desa saya ternyata akan
diungsikan di Pasar Baru Porong. Setelah sampai tujuan beberapa
saat warga di desa saya diatur ditempat pengungsian. Seperti tempat
tidur, memasak, dan kamar mandi. Setelah selesai diatur tempat,
saya dan warga didesa saya memilih tempat untuk beristirahan.
Setelah selesai mendapatkan tempat, saya dan anggota keluarga saya
merapikan tempat untuk istirahat.
Ketika akan tidur, saya harus berdempetan. Kjarena tempatnya
kecil. Rasanya tidak menyenangkan. Sebab kami semua harus
berdempetan. Jika dirumah saya dulu tempatnya sangat luas dan
nyaman. Jadi terpaksa orang laki-laki dewasa harus tidur diluar.
Keesokan harinya, ketika saya mau mandi harus antri. Karena lebih
banyak orang yang mengungsi dari pada tempat kamar mandidi
pengungsian.
Setelah selesai mandi saya berangkat sekolah tempat sekolah saya
juga di pengungsian. Keadaannya berbeda sekali dengan sekolah saya
yang dulu. Belajar pun rasanya tidak menyenangkan lagi sebab orang
yang mengungsi bertambah banyak dan ramai jadi saya dan teman-teman
saya tidak bisa berfikir. Setelah pulang sekolah saya merenung
sejenak. Saya sangat sedih, rumah yang baru saja jadi. Sekarang
diterjang lumpur. Apalagi saudara saya, baru saja membuat
rumah.
Setelah beberapa hari di pengungsian, saya mengunjungi rumah
saya, karena sudah diberi tanggul untuk menahan lumpur agar tidak
meluber. Ketika sampai ditujuan, baunya sangat tidak enak setelah
saya berkeliling saya dan keluarga saya klembali ke pengungsian
ketika makan siang, ibu saya tidak memasak seper biasanya karena
sudah ada petugas yang memasak. Rasanya makan tidak enak, karena
biasanya tidak sesuai keinginan. Pertama kali di pengungsian warga
di desa saya diberi bantuan. Berupa obat-obatan, makanan dan
-
minuman. Peralatan dapur, dan juiga bantan buku tulis. Saya
sangat senang sekali, karena masih ada yang peduli.
Berhari-hari banyak orang-orang yang peduli memberikan bantuan
kepada anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Diberikan bantan
tas, buku tulis, tempat pensil dan perlengkapan sekolah yang lain.
Setelah berminggu-minggu berada di pengungsian, sekolah saya boleh
di tempati lagi. Masuk sekolahnya siang jam sepuluh saya dan
teman-teman saya berangkat kesekolah naik mobil TNI.
Sudah beberapa bulan, warga didesa saya berada di pengungsian.
Banyak sekali, media yang ingin mencari informasi kepada warga
korban lumpur Lapindo. Satu minggu kemudian warga didesa saya
pulang ke Jatirejo. Untuk mengambil baang-barang yang sekiranya
bisa diambil. Semakin hari lumpur semakin banyak. Warga desa saya
belum juga mendapatkan ganti rugi. Padahal warga desa saya bersabar
yang dibilang hanyalah janji-janji palsu belaka. Warga desa saya,
tepaksa melakuikan unjuk rasa.
Untuk menuntut hak sudah sering warga desa saya melakukan unjuk
rasa di Sidoarjo. Tetapi tidak ada hasilnya, lalu
diadakanistighotsah bersama didekat tanggul bencana. Lumpurpun,
kini telah meluberdi daerah desa lain. Seperti jatirejo, siring,
reno kenongo, kedung bendo dan sekarang hampir mendekti desa mindi.
Sekolah saya pun, dipindahkan dikedung boto. Masuknyatetap siang.
Rasanya sangat tidak enak. Karena tidak bisa berfikir. Masuk
sekolahnya siang, jadi agak sedikit mengantuk. Biasanya jika siang
hari, waktunya saya untuk tidur siang.
Beberapa bulan, keluarga saya mendapatkan uang untuk mengontrak
rumah. Hampir dua tahun saya tinggal di tempat kontrakan. Akibatnya
keluarga saya dan saudara-saudara saya terpisah satu sama lain.
Hingga memasuki tahun 2008. setelah masa kontrakan habis. Saya dan
keluarga saya pindah kontrakan. Keluarga saya mencari tempat
kontrakan yang dekat sekolahan saya karena pada saat masa kontrakan
saya habis, sekolah saya dipindahkan lagi, dipasar baru porong.
Tempatnya di Posko Gus Dur.
Hampir tiga tahun warga desa saya masih belum mendapatkan ganti
rugi. Hingga warga didesa saya memutuskan untuk pergi ke
Jakarta.Ibu dan adik saya pun juga ikut. Setelah kepulangan dari
jakarta, belum juga mendapatkan hasilnmya. Saya hanya bisa berharap
lumpur akan segera berakhir dan warga desa saya mendapatkan ganti
rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya yang Obral Janji palsu,
sampai-sampai adik saya ketika dijakarta menyanyikan lagu untuk
Minarak Lapindo Jaya waktu unjuk rasa didepan Istana dan disebelah
monas. Nyanyiannya seperti ini :
-
MELAWAN LAPINDO
Ayo maju ayo maju Kita lawan Lapindo
Ayo maju ayo maju Kita lawan Lapindo
Jangan Takut kawan
Jangan takut kawan
Lapindo harus di lawan Jangan Takut kawan
Jangan takut kawan
Lapindo harus di lawan
KARYA CIPTA
Nama : SAYYIDATUL KURNIATI Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI MAARIF
JATIREJO
-
RAKSASA DAN NENEK
Pada zaman dahulu disebuah desa, tinggallah seorang nenek yang
bernama nenek Fatma. Nenek Fatma tinggal bersama anaknya yang
bernama Yuna. Yuna anak yang rajin setiap hari Yuna ikut nenek
Fatma pergi mencari kayu. Suatu hari, Yuna dan nenek mencari kayu
dihutan, tiba-tiba, dum-dum .. bumi berguncang ternyata itu adalah
suara kaki Raksasa. Raksasa itu lapar seali. Tiba-tiba saja Yuna
dikejar oleh raksasa, Yuna terus berlari sampai ujung hutan, tapi
Yuna telah ditangkap oleh raksasa. Nenek Fatma mencari Raksasa itu
sambil berteriak Yuna Yuna Yuna nenek Fatma mencari sampai ujung
hutan. Akhirnya Raksasa yang telah menculik Yuna telah berjumpa
dengan Nenek Fatma. Lalu nenek berteriak Heh Raksasa jelek,
turunkan anakku cepat, tidak mau, dia kaan kujadikan makananku
jawab raksasa. Kalau kau maukembali cepat carikan aku daging orang
yang gemukcepat atau anakmu kumakan. Tidak mau, aku tidak mau
membunuh orang jawab nenek. Apa ? kata raksasalebih baik aku
yangkau makan dari pada anaku, kata nenek Fatma. Oke Jawab Raksasa.
Lalu nenek Fatma berlari, raksasa terus mengejar lalu tiba-tiba eh
nenek Fatma berhenti dan mengharap ke raksasa. Wah nih nenek
tua-tua berani aja, kumakan kau oek silahkan kata nenek Fatma,
tunggu kata Yuna.
Eh mantan mangsaku he kamu jangan sembarangan kamu
ngelarang-ngelarang kata raksasa. Lebih baik aku yang kau makan
jangan ibuku kata Yuna ah ah kalian ini bisanya menyerahkan diri
saja kumakan kalian berdua jangan ibuku. Aku sajalah jangan sayang
biar ibu kata nenek lalu raksasa perutnya semakin keroncongan lalu
Yunba dimakan saja lalu nenek Fatmaberteriak Tiiiidaaaaak Yuuuunaaa
Yunaaa sambil menangis raksasa jahat pergi kau setelah nenek Fatma
berkata seperti itu lalu sekejap raksasa tubuhnya tersorot ke
bawah, tidaaaak tubuhku teriak raksasa. Kini nenekhidup sendiri
kesepian sekali.
Tamat
KARYA CIPTA
Nama : DANIA A.C Kelas : .
Sekolah : . Alamat : Kesambi RT 5 RW 2
-
SI BUTA DAN SI BONGKOK
Konon pada zaman dahulu ada dua orang cacat, yang seorang
bongkok dan yang
seorang bermata buta. Mereka sangat akab. Kemanapun pergi mereka
selalu bersama. Di
samping itu mereka juga saling membantu dalam segala hal. Hai
bongkok kita pergi ke pasar, ajak si Buta Ayo, aku tidak kebeatan,
jawab si Bongkok Kamu mau beli apa di pasar? aku mau beli barang
keperluan sehari-hari
Kamu lagi banyak duit ya?
Tidak kebetulan saja kemarin aku diberi uang oleh saudaraku
Barapa banyak?
Coba htung, ini uangnya!
Si Bongkok menghitung uang si Buta, setelah dihitung ternyata
jumlah uang si Buta cukup banyak
Wah, uangmu cukup banyak, akan kamu belanjakan apa uangmu itu?
tanya si bongkok Aku ingin beli beras dan daging jawab si Buta
Hebatsekali kamu membeli daging!
Ya, sekali-kali kita makan daging, itu pun kalau unagku
cukup
O, tentu cukup
Pada esok hari, ketika mentari mulai bersinar, si buta dan si
Bongkok berangkat ke pasar,
sepanjang jalan, dengan hati-hati Si Bongkok menuntun si Buta
sampai di Pasar
Si Bongkok lalu membeli beas berbagai kilogarm
Setelah itu Ia menuntun si Buta ke Kios daging dan membeli
setengah kilogram daging
Uangmu masih sisaw, kata si Bongkok
Berapa duit?Jawab si Bua. Ya lumayan banyak, kamu akan belikan
apa lagi?
Kalau masih cukup, belikan telor dan kerupuk.
Wah , uang mu hnaya cukup untuk beli telor saja. ya belikan saja
telor sehingga kita tidak pergi-pergi lagi ke pasar. Kalau begitu
maumu, uangmu akan ku belanjakan setengah kilkogram telor setelah
itu mereka bergegas pulang. Sampainya di rumah, merekadengan
semangat memasak nasi dan
daging. Tidak lama kemudian nasi dan daging pun matang.
-
Kalau sudah matang, ayo kita makan, ajak si Buta, si Buta
mengambil sepiring nasi dan sepotong daging. Begitu pula si Bongkok
mengikuti mengambil sepiring nasi dan sepotong
daging mereka lalu makan bersama . si Buta makan dengan lahap.
Tetapi daging yang ia
makan amat keras, berkali-kali ia kunyah, daging itu tidak
hancur. Ia lalu menelan daging
itu dan menyangkut di tenggorokan.
KARYA CIPTA
Nama : WELMI DIAJENG NATALIA
Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN Kesambi Alamat :
-
KASIH YANG TERTUNDA
Aku anak pertama dari tiga bersaudara, selama ini kami hidup
bahagia di dalam rengkuhan dan kehangatan ayah dan ibu meski kata
orang hidup kami tidak berkecukupan tapi kami perasaazn bahagia
Pada suatu hari tidak tahu mengapa aku dan adikku yang kedua di
titipkan kepada saudara ayah, tidak tahu apa karena mereka mersa
kurang mampu sehingga mereka lebih percaya kepada saudaranya untuk
membimbing kami, tapi ayah ibu kami tidak mengurangi rasa kasih
sayang mereka kepada kami walau kami jauh.
Dengan berat hati perpisahan in kami jalani, dan kami percaya
kepada Alah bahwa dia akan melindungi kami dari segala masalah dan
memberi kekuatan kepada kami untuk bisa menerima cobaan ini dan
akan memberi yang terbaik bagi kami, pertama kami ditempat Tante,
suasana rumah sangat sepi karena tidak ada anak sebaya dengan kami
dengan keadaan seperti ini kasih sayang mereka hanya diberikan
kepada kami, apa yang kami inginkan semua dipenuhi, merekasnagat
perhatian kepada kami bahkan kasih sayang mereka seakan-akan
mengalahkan kasih sayang orang tua kami.
Tapi sayang semua kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, semua
itu berawal ketika Tante kami menikah, didaerah kamipunya tradisi
bahwa seorang wanita apabila sudah menikah maka dia akan mengikuti
suaminya dan sebagai pengganti mengasuh kami kakek, meski sudah tua
tapi kakek kami masih kuat dan sehat.
Untuk beberapa waktu kami merasa nyaman dalam rengkuhan kasih
sayang kakek tapi lama kelamaan entah mengapa rasa kasih sayang
kakek berkurang, tanpa sebab kakek sering marah, membentak-bentak
bahkan sering memukul kami, karena kami merasa tersiksa dengan
keadaan seperti ini tapi apa yang bisa kami lakukan selain berdoa
kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan kepada kami, dan segera
mengembalikan kami kepada orang tua kami yang akan memberikanm
kehangatan dan kasih sayang kepada kami.
Sudah hampir satu tahun kami bertahan hidup tanpa kasih sayang
orang tua kami tapi Allah memang maha mendengar dan mengetahui,
Allah mengabulkan doa kami, tante kami pulang menjenguk kami dan
memberi kabar kepada kami bahwa ayah dan ibu akan pulang berkumpul
lagi bersama kami.
Ternyata kabar yang dibawa tante kami bukan hanya isapan jempol
belaka saaj, orang tua kami pulang dengan membawa bermacam-macam
oleh-oleh, dari mulai makanan, mainan sampaibaju baru, ternyata
selama ini orang tua kami pergi merantau untuk bekerja mencari uang
dan menabungnya, sekarang setelah apa yang di cita-citakan terwujud
mereka pulang, menjemput kami untuk diajak ke rumah baru yang baru
saja dibeli oleh ayah dari hasil bekerja di Negeri orang.
-
Kini kami hidup bahagia bersama keluarga kami, ayah, ibu dan
adik yang saling menyayangi dari semua kejadian ini saja dapat
belajar bahwa semua masalah pasti memberikan hikmah, dari sini kami
tahu bahwa kasih sayang orang tua kami yang tertunda dapat memberi
pelajaran pada kami bahwa kasih sayang orang tua lebih dari
segalanya dan tidak akan berhenti sampai kapanpun.
KARYA CIPTA
Nama : ALIF
Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN Kesambi Alamat : ..
-
KORBAN LUMPUR LAPINDO
Waktu pertama kali sebelum terjadinya luapan lumpur, disini
telah terjadinya pengeboran. Dan saat itu terjadinya semburan jatuh
pada tanggal 29 Mei 2006, Hari Senin Pukul 6 Pagi. Didesaku terjadi
Bencana yang sangat mengejutkan warga sekitar, yaitu Bencana
Semburan Lumpur. Betapa sedihnya hatiku sudah kehilangan tempat
tinggal dan harta benda gara-gara semburan lumpur Lapindo yang
sangat panas itu.
Dan kasihan lagi melihat para nasib petani, sawah, ladang pun
ikut terendam sudah. Masalah mata pencaharianm p[un sudah
kocar-kacir; melihat pabrik-pabrik yang sudah terpendam lumpur.
Sebenarnya kasihan melihat korban lumpur itu. Waktu aku dulu masih
tinggal di desa itu aku merasa senang bisa berkumpul bersama
keluarga dan sanak family dan teman-teman. Sekarang aku merasa
sedih, karena meninggalkan deaku yang ku cinta dan tak akan kembali
selam-lamanya.
Selamat Tinggal Desaku yang Tercinta
&
Selamat Jalan Kehidupanku yang Baru
Desaku yang TercintaDesaku yang TercintaDesaku yang
TercintaDesaku yang Tercinta
Desaku yang ku Cinta
Pujaan hatiku
Tempat Ayah dan Bunda
Dan Handai Taulanku
Tak Mudah Ku Lupakan
Tak Mudah Bercerai
Selalu Ku Rindukan
Desaku yang Permai
KARYA CIPTA
Nama : WINDA APRILLIANTI
Kelas : V (Lima) Sekolah : SDN RENO I Alamat : KLUDAN RT 02
RW
-
HACURNYA HIDUPKU
Sungguh senang sekali hidup ku di masa yang lalu. Penuh tertawa,
ceria, dan gembira. Tapi tiba-tiba perasaanku mengatakan? Dimana
rumahku tempat aku dibesarkan hilang dalam sekejap saja? Tiada
hujan, tiada petir datanglah lumpur saawh-sawah, ruimah, pohon,
toko,itulah yag dihancurkan oleh lumpur. Kini hidup keluargaku
sengsara dia tidak punya tempat tinggal untuk di tinggali. Tapi
akusadar aku tidak akan berakhir disini karena aku masih punya
kehidupan yang panjang.
Hari demi hari kujalani untuk mencari tempat tinggal. Akhirnya
aku mendapatkan tempat tinggal yaitu : Pasar Baru Porong. Kini
hidupku merana, aku kehilangan teman yang aku butuhkan diwaktu
seidh/sudah. Tapi sekarang aku sudah tidak punya tempat tinggal
lagi atau rumah, karena rumahku sudah dihancurkan oleh lumpur. Aku
juga kehilangan nenek yang aku butuhkan diwaktu kecil. Ya Tuhan
kembalikanlah rumahku seperti dulu lagi Ya Tuhan, karena tempatnya
sempit nyamuknya banyak dan aku tidak bisa tidur.
Tapi gak papa aku akan selaluk semangat dan selalu belajar lebih
giat lagi untuk sekolah dan aku dapat mencapai cita-cita yangaku
inginkan. Tapi saya akan tetap minta ganti rugi oleh
pemerintah?
Aku tidak ingin berbuat kasar kepada orang tua Cuma gara-gara
tinggal di pasar baru porong. Dan orang tuaku akan terus mencarikan
nafkah hanya untuk anak-anaknya dan keluarga. Tapis ekarang
keluargaku ingin hidup rukun seperti aku masih punya rumah.
KARYA CIPTA
Nama : FITRIYAH NINGSIH Kelas : V (Lima) Sekolah : SD
RENOKENONGO I Alamat : Reno/Pasar baru Blok P.8
-
LAPINDO OH LAPINDO
Namaku Mira Mutiara Syafira Bayu Ningtias. Aku biasa di panggil
Fira. Aku lahir pada tangga 20 Juli 1998. Ayahku bernama Mustakim,
Ibuku bernama Yuli Rahmawati. Aku mempunyai kakak perempuan bernama
Alfina Deva Yuli Anggara. Aku dulku tinggal didesa Reno kenongo RT
01 RW 01 yang terkenal penduduknya sangat ramah, sebagian besar
yang bermata pencaharian bertani dan pengrajin perak.
Kami tinggal di rumah yang sederhana, nyaman dan damai. Di
sebelah barat rumahku terentang sawah yang sangat luas. Disebelah
rumahku ada jalan Tol yang panjang dan dibelakang rumahky ada
pekarangan yang ditanami pohon pisang, jagung, singkong, phon jati,
dan juga sayur-sayuran seperti kacang panjang, dan labu. Dibelakang
rumah, didepan kamar mandi, ada pohon belimbing yang sangat lebat
buahnya. Sungai kecil untuk pengariran sawah mengalir dibawah
rimbunan rumpun bambu, sungguh pemandangan yang sangat indah
Seperti baisanya pukul 05.30 pagi, aku bangun. Lalu aku rapikan
tempat tidur. Ini biasanya aku lakukan untuk membantu ibuku yang
berangkat kerja pukul 07.00. habis itu aku mandi dan bersiap-siap
berangkat sekolah yang jaraknya kira-kira 500 m. aku sekolah naik
sepeda berboncengan dengan kakakku.
Pukul 12.15 aku pulang sekolah setelah makan siang aku dan
kakakku bermain tapi didalam rumah, aku dan kakakku kadang-kadang
tertidur. Aku jarang keluar rumah karena aku harus jaga rumah
sementara ayah dan ibuku bekerja. Pukul 14.00 aku berangkat mengaji
di TPA dan kakakku berangkat les yang tempatnya agak jauh dari
rumah. Pulang ngaji dan les aku besih-bersih rumah. Ibuku pulang
pukul 16.30 terkadang kalau lembur sampai pukul 19.00. Habis
maghrib aku mengaji dan pulang dari mengaji aku belajar untuk mata
pelajaran besok.
Begitulah keseharian yang aku melakukan dirumah, tapi aku sangat
senang melakukannya, bisa membantu ibuku dirumah karena aku tahu ia
sangat lelah seharian kerja demi masa depan yang sangat kuimpikan,
aku ingin menunjukkan rasa bakti aku kepada orang tua.
Tapi setelah ada peristiwaluapan lumpur panas lapindo aku
beserta keluarga harus tinggal di pengungsian pasar baru porong.
Luapan lumpur panas Lapindo telah menenggelamkan rumah dan masa
depanku. Aku tinggal ditempat yang suasan dan lingkungannya jauh
berbeda tempat tinggalku dulu jauh dari teman-temanku yang sangat
baik padaku. Ibuku juga tidak bekerja lagi. Pabrik tempat ibuku
bekerja dekat dengan semburan lumpur, akibatnya ibu di PHK. Pabrik
terancam tutup. Kalau dulu ada Ibu yang membantu ayah untuk mencari
uang demi kami, anak-anaknya, kini hanyaayah yang membanting tulang
sendiri. Sempat terbayang dipikirkan bagaimana masa depanku
nanti?...
-
Kalau dulu aku punya rumah sendiri tapi sekarang aku harus
tinggal di rumah kontrakan. Aku hanya berdoa semoga Tuhan memberi
jalan supaya semburan lumpuran segera berhenti dan orang tuaku
mendapat ganti rugi atas rumah kami yang tenggelam supaya kami
dapat hidup normal seperti dulu.
Aku berharap Bapak Presiden dapat membantu dan memperhatikan
kami anak-anak korban lumpur sebagai generasi penerus bangsa kami
ingin punya masa depan yang cerah,ingin mengabdi kepada orang tua,
bangsa, negara dan juga agama . jangan hancurkan msa depan kami.
Nsib dan masa depan kami menjadi tanggung jawab Bapak!
Ya Allah . Dengarkan doa hamba ini. Jadikanlah cobaanmu ini
menjadi awal yang lebih baik. Kau pencipta alam,; langit dan semua
alam semesta, siang dan malam atyas kehendakmu, juga kapan semua
derita kami bisa berakhir. Diatas langit kau berada melihat semua
kejadian-kejadian, perbuatanm yang dilakukan dibawah kolong langit.
Kau maha melihat berikan jalan keluar bagi kami. Kau tahu dan
bagaimaan akhir.
KARYA CIPTA
Nama : MIRA MUTIARA SYAFIRA BAYU NINGTIAS Kelas : V (Lima)
Sekolah : .. Alamat : Pengungsian Pasar Baru Porong
-
HANYA KEPADAMU AKU MENGADU
Saat-saat aku meninggalkan rumahku untuk selamanya, aku sedih
dan tak siap. Untuk meninggalkan semua kenangan yang ada di
rumahku. Dan desaku. Dan saat itu pula aku mencoba membuka lembaran
hidup baru di tempat tinggal aku yang baru aku tak tahu aku bisa
apa tidak berada di tempat aku yang baru.
Di pasar baru porong aku tinggal sekarang tempat yang tidak
layak untuk tinggal dan berlindung dari panas, hujan, dan dinginnya
malam. Tapi, aku mencoba untuk menerima semua yang terjadi. Namun
sampai kapan aku harus tinggal disini? Tak ada yang peduli kan aku,
bahagia atau tidak aku di sini? Mereka yang membuat ku jadi begini
tak pernah merasa salah dan tidak punya tanggung jawab untuk
memberikan tempat tionggal yang layak kepadaku dan orang-orang.
Tapi aku sadar akan semua ini aku harus bisa menerima dengan
lapang dada dan aku harus besabar dalam menghadapi semua cobaan
ini, dan pasti ada hikmahnya atas semua ini. Namun aku tak pernah
berhenti berdoa untu meminta agar aku diberikan kebahagiaan dan
kesabaran dalam menghadapi cobaan ini., akju tau engkau memberikan
cobaan ini sebagai tanda sayangmu kepada ku
Aku juga tak tahu harus mengadu kepaa siapa lagi kalau bukan
kepadamu ya Allah.!!!!!
KARYA CIPTA
Nama : SITI JUARIA
Kelas : VI (Enam) Sekolah : SD RENOKENONGO I
Alamat : Renokenongo
-
ASYIK BERMAIN DI SUNGAI
Pada liburan kemarin aku diajak ayah dan ibu pergi kerumah kakek
dan nenek didesa. Sudah lama aku tidak bertemu kakek nenek paman
dan bibi juga Wildan putra paman, paman dan bibi tionggal serumah
dengan kakek dan nenek didesa. Aku bahagia sekali bertemu mereka
sehari di rumah kakek. Ayah dan ibu membantu paman memetik sayuran
di sawah. Kebetulan saat itu paman sedang memanen cabai, ayah, ibu,
paman dan bibi meetik cabai sejak pagi hingga siang hari. Beliau
memperoleh lebih dari dua karung cabai aku dan wildan ikut membantu
tetapi hanya membantu sebentar. Aku belum bisa memetik cabai dengan
benar. Paman menyuruhku bermain dengan wilda. Aku senang bermain di
sungai kebetulan sekali didekat sawah kakek ada sungai yang agak
lebih airnya, jernih dan ada batu-batu besar ditengah sungai yang
terlihat bersih. Pula aku dan wildan bermain disungai itu sambil
melihat ikan-ikan kecil yang meloncat-loncat. Hai Wildan yuk kita
ikan saja ajakku mana alatnya, kita kan tidak membawa alat pakai
tangan saja kelihatannya ikannya jinak-jinak. Wildan dan tidak
segera menjaawb dia justru tertawa mengapa tertawa tanyaku, kamu
lucupuit masa menangkap ikan di sungai pakai tangan memangnya mudah
seperti menangkap ikan di ember katanya masih sambil tertawa. Ikan
itu kelihatannya saja jinak tetapi sesungguhnya amat gesit coba
saja tangkap ikan yang kecil itu kalau kamu bisa benar kata wildan,
setelah aku mencoba menangkapnya ternyata ikan itu ckup gesit
begitu tanganku. Akhirnya aku cuma bermain-main saja disungai kata
paman. Air sungai itu untuk mengisi sawah yang ada di sekitarnya
sepanjang tahun air sungai itu tidak pernah kering jadi sawah-sawah
didesa tempat kakek dan pamanku tinggal tiak pernah kekurangan air
meski di sana bisa menanam tanaman padi maupun palawija sepanjang
tahun.
KARYA CIPTA
Nama : MUTOHHIKIYAH
Kelas : IV (Empat) Sekolah : SD RENOKENONGO I
Alamat : Renokenongo
-
KEGEMARANKU
Aku tidak tahu mengapa aku gemar melukis. Kegemaranku itu
merupakan anugrah Tuhan. Aku pun bersyukur karena diberi anugrah
menggemari seni lukis yang bagiuku sangat menguntungkan. Aku suka
melukis sejak umur 6 tahun. Waktu itu aku kelas 1 SD. Awalnya
sangat sederhana. Aku tertarik melihat temanku yang sedang belajar
melukis. Setelah itu, aku diajadi oleh bapak dan ibu. Biasanya aku
melukis berdasarkan pengalaman yang pernah atau baru aku alami. Aku
melukis smabil mengkhayalsaja. Aku yang aku lukis , ya, apa yang
aku suka saja. Misalnya aku melukis ayam jago yang sering
berkeliaran disekitar rumah. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu lukisan juga tidak tentu, kadang hanya beberapa
hari, kadang sampai berminggu-minggu. Aku melukis kapan saja aku
mau. Jadi, tidak ada waktu khusus. Alkhamdulillah, prestasiku
melukis sudah cukup banyak. Beberapa antaranya, tahun 2001
lukisanku terpilih salah satu karya terbaik dalam lomba lukis anak
international di Latvia.
Pada Desember 2001 lukisanku yang berjudul Penyelaman di laut
yang Indah emndapat medali emas dari Yamaha jepang. Oleh panitia,
Lukisan itu dijadikan parsel permainan. Terakhir saya ke SDN
Mukhammadiyah untuk mengikuti lomba olimpiade sesudah saya
mengikuti olimpiade saya melihat filem pedel pop Piarta, sesudah
melihat dia yang dapat hadiah, seudah pertanyaan tadi kami semua
pulang dan membawa sebuah tas, topi dan Ice Krim
KARYA CIPTA
Nama : Mega Putri Lia Anjani Kelas : IV (Empat) Sekolah : SD
RENOKENONGO I
Alamat : Renokenongo
-
LUMPUR LAPINDO
Pada suatu hari aku bermain di halaman rumah, tiba-tiba datang
bencana besa lumpur Lapindo. Dan semua orang pada ketakutan melihat
benana itu. Rumah-rumah pun hancur dan barang-barang berharga yang
tenggelam. Aku dan keluargaku terus berlari. Dan membawa barang
yang berharga , tapi ada suatu barang yaitu foto keluargaku dan
rumahku hancur, hatikupun sedih melihat bencana itu. Yang banyak
menelankan korban jiwa. Dan setelah itu aku pindah dipengungsian
aku sangat sedih, karena teman-teman ku tidak ada.
Dan juga banyak orang setres memikirkan rumahnya. Sesungguhnya
ini kehendak yang Maha Kuasa aku bersabar menghadapi segala cobaan.
Meskipun aku tinggal. Di pengungsian. Aku tidak pernah putus asa.
Dan aku harus semangat demia sekolah dan demi cita-citaku. Dan saya
pun rela tinggal disana walaupun htiku sangat sedih dan kecewa. Apa
boleh buat saya tinggal dipasar. Saya tidur pun tidak nyaman banyak
nyamuknya. Dan mandinya aja antri. Dan aku ada dirumah saya yang
dulu aja bahagia.
KARYA CIPTA
Nama : NURUL HIDAYATI
Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO I
Alamat : Porong
-
KISAH ANAK PENGUNGSI
Namaku fida aku dulu berasal dari Renokenongo seaktu di reno aku
dan ayah, ibu dan juga nenek, kakek hidup dengan tenang dan damai.
Aku bisa bermain dengan teman-temanku tapi sejak ada lumpur hidupku
dan juga keluargaku jadi berantakan. Semua barang-barang diungsikan
kerumah semua semua saudara dan aku bersama keluargaku pergi
mengungsi di pasar baru porong. Di pasar banyak nyamuk, mandinya
juga antri, pokoknya aku sangat sedih apalagi aku sering dimarahi
oleh ibu dan ayah. Tapi aku senang karena aku sekarang punya adik
yang bernama Fia Rahmatika. Dia sangat lucu dan bisa kuajak bermain
tapi teman-teman setelah ini aku pindah dari pasar baru porong,
jadi hidupku jadi berantakan termasuk sekolah. Ya allah kuatkanlah
imanku dari segala cobaan agar aku bisa hidup lebih tenang dan
tentram. Karena aku juga masih punya cita-cita jadi orang yang
lebih berguna bagi nusa dan bangsa. Jadi aku harus terus berjuang
untuk menggapai cita-citaku itu. Karena tanpa berjuiang dan
berusaha kita tidak akan berhasil.
KARYA CIPTA
Nama : MUFIADATUL UMAMI
Kelas : 2 (Dua) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat :
-
LUMPUR LAPINDO
Pada tanggal 29 mei 2006, tepatnya hari senin ada peristiwa
yangmengejutkan didesa saya, peristiwa uyang mengejutkan itu adalah
meletusknyapabrik gas milik PT. Lapindo Brantas, saya dan keluarga
saya serta semua tetangga-tetangga saya sangat kaget sekali dan
kami semua lari kesana-kemari untuk mengungsi saya dan semua
keluarga saya mengungsi
dirumah nenek saya yang ada didesa Ngampel Sari selama 2
hari.
Setelah 2 hari saya pulang kembali kerumah saya karena banyak
yangbilang sudah
aman, tapi setelah itu lumpurnya meluber kemana-mana. Akhirnya
saya dan semua warga
mengungsi lagi ke balai desa Renokenongo selama 3 bulan, disini
saya sangat sedih sekali
karena tempatnya sanbgat sempit dan juga di huni oleh banyak
orang barang-barang saya punb banyak yang ketinggalan dirumah
kecuali baju-baju. Tiap malam saya tidak bisa tidur karena banyak
nyamuk dan juga kedinginan serta kepanasan.
Mandi pun juga bergantian, aduuuuh, pokoknya gak enak bangets
dech!!!!! Setelah 3 bulan menunggu di balai desa saya dan seua
orang disitu diberi uang
Kontrak. Akhirnya saya kontrak di perumtas satu. Disitu saya
baru senang karena punya
banyak teman, tapi itu berlangsung Cuma sebentar karena
lumpurnya meluber kesitu juga, saya dan keluarga saya tambah sedih
sekali karena baru saja punya tempat tinggal untuk berteduh
akhirnya terkena luberan lagi.
Jam 3 malam saya dan keluarga saya lari-lari untuk menyelamatkan
diri dari kejaran lumpur Lapindo lagi. Akhrnya saya pun kembali
mengungsi di rumah nenek saya didesa
Ngampel Sari lagi, karena di sana cuman tinggal seorang nenek
dan kakek yang sudah
sangat tua. Awalnya disini sangat sepi sekali karena saya tidak
punya teman lagi, setelah itu
saya berkenalan dengan seorang anak dan akhirnyua saya punm
mempunyai banyak teman,
disni saya ikutan mengajki dan sekolah saya sangat jauh sekali
dari rumah saya, saya sekoah di MI Kholid Bin Walid, tiap hari ibu
saya mengantar jemput saya agar saya bisa tetap sekolah disana,
saya sangat sedih sekali karena sekolah saya sangat jauh, dan saya
juga kasihan sama ibu saya yang tiap hari mengantar jemput
saya.
Dan saya juga sangat sedih sekali melihat korban lumpur lainnya
yang sekarang masih ada di tempat pengungsian pasar baru porong.
Disini sekarang saya merasa senang
karena saya mempunyai banyak teman yang sayang sama saya, tapi
saya juga sangat sedih karena kepikiran tempat tinggal saya yang
tenggelam oleh lumpur Lapindo itu, kadang-
-
kadang saya masih ingat waktu main sama teman-teman di rumah,
yang lama, gara-gara
Lapindo saya sekarang pisah sama teman-teman saya yang lama
dulu.
Alhamdulillah, sekarang rumah di bawayr, walaupun Cuma lima bels
juta, ayah saya. Sudah membuat kan saya rumah baru. Di desa bangun
sari saya mempunyai tetangga yang
baru lagi. Sekian terima kasih kasih. Assalamualaikum.Wr.Wb.
KARYA CIPTA
Nama : TRI WULAN DARI
Kelas : III (Tiga) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat : Bumi
Candi Asri Blok G No. 26
-
TRAGEDI TERJADINYA LUMPUR LAPINDO BERANTAS
Pada tanggal 26 Mei 2006. petugas PT. Lapindo Berantas mengebor
di daerah Reno tiba-tiba muncul gas bercampur lumpur yang keluar
dari perut bumi yang baunya menyengat sekali sehingga yang ada
disekitar sumur lumpur banyak orang yang sakit sesak napas.
Tidak lama lagi, ada pipa yang didalam Bumi itu bergesek di
dalam tanah yang sangat dalam, lalu itu meledak yang ada di dalam
Bumi itu mengeluarkan api yang sangat besar yang merengut nyawa
orang yang lagi bekerja yang ada di lapindo
Lalu tidak lama lagi rumah-rumah yang ada didesa reno sedikit
demi sedikit ia akan tenggelam. Rumahku juga tenggelam lalu tidak
lam lagi piupa-pipa yang panjang yang berasal dari besi dan karet
lalu lumpur-lumpur itu di buang di sungai porong.
Berapa banyak yuang di kaluarkan untuk korban lumpur panas yuang
ada di pengungsian akibat ada bencana lumpur panas lapindo. Lalau
saya terpisah dari tetangga dan teman-teman saya lalu lapindo
membuat tanggul-tanggul baru.
KARYA CIPTA
Nama : HENDRA HERMAWAN
Kelas : VI (Enam) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat : Macean
-
BERANI UNTUK JUJUR
Datul!!! Panggil Bu Nadia. Hari ini dibagikan hasil ulangan
tengah semester, Tepatnya Ulangan matematika. Saat aku maju untuk
menerima hasil ulangan, Bu Nadia Wali Kelas ku menatapku dengan
tajam
Belajar yang rajin ay Tul, nilaimu Jatuh, Suaranya lembut tapi
keras ditelingaku Benarlah, ketika ku buka kertas ulangan itu,
nilaiku hanya 30 oh Tuhan ! Apa ini?
Nilai 30 ! apa yang harus ku katakan pada ibu, bila ia bertanya
nanti sepanjang pelajaan hari ini disekolah, aku tak bisa
berkonsentrasi. Pikiranku melayang tak karuan.
Saat pulang, aku langsung ke kamar, tak kuhiraukan panggilan Ibu
untuk makan. Aku memutar otak untuk menutupi nilai jelekku. Ku
tatap angak 30 itu lama sekali, sampai akhrnya ku temukan cara yang
jitu. Mau tahu ?
Ku ubah angka tiga itu menjadi delapan dan coretan pda angka
yang salah ku beri pembetulan. Ah, ibu pasti tidak tahu. Pikiran ku
bisa jahat juga, ya
Mana hasil ulangannya Tul? Tanya Ibu saat aku makan. Deg.
Sebentar ku ambilkan Bu, jawabku mencoba santai
Bagus juga ya. Tapi kok banyak kesalahan yang di betulkan
begini? Komentar Ibu Nggak tahu ya, Bu Guru juga yang koreksi,
jawabku menghindar. Beruntung ibu
tidak bertanya lagi. Namun hal itu sangat menyiksaku, bahkan
sampai malam hari, saat aku pergi tidur. Apalagi saat ku dengar
suara mesin jahit ibu. Selarut itu ia masih bekerja, kok tega aku
membohonginya. Aku pun keluar kamar. Aku memeluk Ibu dari belakang
dan meminta maaf atas kebohongan ku.
Ibu senang akhirnya Datul mau jujur. Ibu sebenarnya sudah
curiga. Jangan diulangi lagi ya sayang kata ibu.
KARYA CIPTA
Nama : DATUL
Kelas : .
Sekolah : SD RENOKENONGO I
Alamat : Pasar Baru Porong
-
PENGALAMAN DI PENGUNGSIAN
Pada saat itu aku mengerjakan PR tiba-tiba aku mendengar suara
yang sangat keras dan aku tidak bisa belajar karena ada suara-suara
yang sangat keras dan aku ingin bertemu dengan teman-teman yang
dulu dan aku ingin ketemu, aku tidak mau berpisah dengan
teman-teman. Aku mau teman-temanku dan aku tidak mau degan semua
teman-temanku yang terkenak lumpur, aku mau kembali lagi dengan
teman-teman dan aku mau sekolahku kembali lagi kayak dulu dan aki
mau kembali ke rumah dan kesekolah yang aku gak mau belajar
terganggu lagi dan aku mau semua teman-teman ku pun berpisah dengan
teman-teman ku dan aku mau semua kembali kayak dulu lagi dan semua
orang dan semua pun kembali kayak dulu lagi dan semua orang di
pengungsian pun harus kembali kayak yang dirumah dulu dan semua pun
kembali kayak dulu lagi dan aku kepingin kayak dulu lagi dan aku
mau rumah yang kenak lumpur dan akui semua pun harus bersama kayak
dulu lagi kalok semua bisa ganti yang baru dan aku mau tidak ada
yang menderita dan aku bisa kembali di kayak dulu aku ingin punyak
rumah. Tidak enak di pengungsian banyak nyamuk dan dingin, panas,
belajar jadi terganggu disitu ramaitidak bisa konsentrasi. Jadi
susah mikirnya dan teman-teman aku pun di dan gak enak ada nyamuk
dan kalo mau mandi aku harus mengantri dulu. Karena aku harus
mengantri kalo tidak mengantri dan aku kalo dan aku sekolah aku
mandi mengantri kalo tiak bisa mengantri aku tidak bisa mandi aku
harus tidak akan bisa sekolah dan belajar inilah pengalaman di
pengungsian.
KARYA CIPTA
Nama : M. HIDAYANI
Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO I
Alamat : Macean
-
RUMAHKU YANG TERENDAM
Pada tanggal 29 Mei 2006 pagi itu aku sekolah seperti biasa
sebelum aku sekolah aku selalu berbelanja telebih dahulu. Waktu aku
berbelanja aku merasa ada goncangan dan aku kira itu goncangan
gempa ternyata dugaanku betul. Setelah aku berbelanja aku pulang
dan aku mandi terus sekolah setelah sampai disekolah kami berbaris
seperti biasa dan setelah itu kami masuk kelas, tapi sebelum kita
masuk ke kelas wali murid teman-temanku datang buat jemput
teman-temanku dan kebetulan dari musholla barat sekolahku
mengumumkan bahwa warga desa Jatirejo diharap segea mengungsi,
karena tanggul sebelah utara sudah Jebol.
Lalu aki bergegas pulang, aku sangat sedih karena aku akan
meninggalkan rumah dan aku kira itulah saat terakhirku melihat
rumahku ternyata tidak. Setelah aku sampai dirumah aku, ibu dan
ayah bergotong royong mengambil barang danri dalam rumah kami
sangat tergopoh-gopoh sampai-sampai 3 almariku, 2 kasurku, 1 TV ku,
2 radioklu 1 meja belajarku dan lain-lain dan masih banyak lagi
yang tertinggal disana.
Hari berganti hari aku merasa hidupku tidak berarti lagi, aku
merasa begitu putus asa menjalani hidup ini tapi orang tuaku
guru-guruku dan teman-temanku tak henti-hentinya memberi semangat
untuk ku, Ibuku bilang udahlah Richa gak usah terlalu difikirkan
kamu berdoa saja dan kita bisa kembali lagi, lagi pula percuma kamu
fikirin gak bisa kembaliseperti dulu lagi dan aku menjawab Amiin!
Keesokan harinya aku memaksa ayah agar ayah mau mengajak aku ke
Jatirejo lagi setelah cukup lama aku membujuk ayah akhirnya setelah
lama aku bujuk ternyata ayah mau juga disana aku begitu puas
walaupun ternyata ayah mau juga disana aku begitu puas walaupun aku
disana Cuma sekitar 5 jam tapi rasa puas itu tak berlangsung
lama.
Setelah itu aku kembali ke pengungsian pa pukul 13.00 WIB. Lalu
aku tidur dengan pulasnya. Lalu pada pukul 19.00 wib,. Ayah
mengajak aku ke alun-alun dan sampai di paspor pada pukul 22.00
lalu aku tidur dengan pulasnya
Setelah 1 2 minggu kemudian aku merasa sangat sedih aku mulai
erasa tidak nyaman mulai dari tidur dan sekolah yang hanya beralas
tikar didepan kamarku. Makan dan belajar aku juga merasa tidak
begitu nyaman karena udah tempatnya kotor, bau dan ramai sekali.
Aku begitu terganggu dengan situasi dan kondisi di pasar baru
porong setelah lama aku disana tioba-tiba aku kangen lagi. Sama
Jatirejo lalu aku ajak ayah, ternyataa ayah mau juga. Aku ajak
setelah sampai disana aku menangis an aku menyuruh ayah agar ayah
meninggalkanku sendiri. Setelah ayah ninggalin aku disitu aku
berteriak Ya Allah tolonglah kembalikan rumahku, sekolahku dan
pondokku apa salah dan dosa dosaku sehingga engkau membeirkan
cobaan yang begitu berat bagiku tolong mudahkanlah cobaan
-
yang yang telah engkau berikan kepaaku dan tabahkanlah hatiku
dalam menjalani cobaan yang telah kau berikan pada ku tiba-tiba
dari belakangku ayah menjawab Amiin disini aku menemukan banyak
harapan terutama harapan agar aku bisa pulang ke Jatirejo lagi.
Tapi ternyata harapanku pudar begitu saja lumpur begitu cepat
melanda desa jatirej sampai-sampai Pondok dan sekolah yang dulu aku
kira gak akan tenggelam ternyata tenggelam juga. Memang di pasar
baru porong aku merasa berkecukupan dengan banyaknya bantuan mulai
dari makan, minum, snack, alat-alat sekolah dan yang lainnya, tapi
itu tetap tidak bisa membuat hatiku sesenang di jatirejo yang
lalu.
Hari berganti hari, munggu berganti minggu dan bulan berganti
bulan aku bukannya merasa sedikit nyaman,; tapi aku malah merasa
kenyamanan itu hilang begitu saja, aku terus berdoa kepada Allah
agar Allah memberikan aku tempat yang layak untuk belajar, agar aku
bisa menggapai cita-citakju agar cita-cita yang dulu aku harapkan
tidakpudar begitu saja agar aku bisa berkumpu dengan teman-temanku
dan agar Lapindo Cepat mengganti rumah, sekolah dan pesantren yang
telah dia tenggelamkan
Semua siswa ingi mempunyai kelas sendiri, yang bersih, berbau
harus dan tidak mendengar suara yang begitu keas, tapi aku disini
tidak bisa merasa senang karena duduk tidak memakai bangku,
kelasnya kotor, bau dan terdengar jeritan adik-adikku karena
kelasku Cuma dibatasi dengan tabir yang tak begitu tebal, dan yang
lebih parah dengan keadaan kami yang seperti ini, kami menjadi tak
semangat belajar tapi, para dewan guru tetap mendukung kita dan
menyuruh kita agar kita tetap tegar menghadapi bencana yang silih
berganti
Dan mulai sekarang hingga kapanpun aku tetap tidak bisa
memaafkan orang-orang yang sudah ceroboh, yang sudah menenggelamkan
rumah, sekolah dan pesantren. Mudah-mudahan Allah memberikan
hidayah kepada mereka dan mudah-mudahan mere cepat mengganti rumah,
sekolah dan pesantren!!!!!
KARYA CIPTA
Nama : Nur Farichatul Fitriah / Fitriah /Richa
Kelas : .
Sekolah : .
Alamat : .
-
KISAH KASIH DI DESAKU DAN PASPOR
Dahulu didesa ku sebelum ada lumpur lapindo aku tenang-tenang
saja. Aku sangat ceria bermain bersama teman-temanku. Aku selalu
masuk sekolah. Teman-temanku sekolah sangat banyak tapi semenjak
ada lumpur Lapindo semua berubah. Aku kehilangan semua
teman-temanku aku sangat sedih ditambah lagi rumah dan sekolahku
tenggelam lumpur Lapindo semuanya tenggelam lumpur Lapindo aku
sangat sedih sekali. Sekarang aku hidup bersama keluargaku di
paspor kalau tidur gak enak banyak nyamuknya dan aku gak bisa
tidur. Aku hidup disitu merasa kekurangan teman. Aku berpisah
dengan teman-temanku sekolah. Kalau belajar gak bisa konsentrasi.
Meskipun di paspor ramai tapi aku tetap seidh karena itu rumahku
satu-satunya, dan aku tidak punya tempat tinggal lagi. Aku sangat
ingin seklai punya rumah biar tidurnya bisa nyaman dan tidak ada
nyamuknya dan aku bisa belajar dengan tenang sekarang aku
sekolahnya nggak enak. Aku ingin sekolah di desaku sendiri. Kenapa
kok bisa aku menjadi korban lumpur Lapindo dan sampai sekarang
rumah ku masih tenggelam. Aku ingin sekali keluar dari pasar baru
porong, aku sudah nggak betah tinggal dipasar baru porong, disini
itu gak enak aku ingin sekali punya rumah sendiri, biar aku bisa
rajin belajar lagi, dan sekolah yang nyaman, aku sangat merasa
kekuangan teman-teman. Disini teman-temanku sedikit, dulu banyak
sekali. Semoga nanti kalau aku punya rumah aku bisa ketemu
teman-temanku yang dulu dan aku bisa ceria lagi, jangan sampai hal
ini terjadi lagi. Ya Tuhan jangan sampai rumahku yang baru nanti
tenggelam lumpur lapindo lagi. Aku berdoa agar Lumpur Lapindo cepat
berhenti biar gak ada desa yang tenggelam lagi. Semua jadi senang
dan bahagia and aku juga ikut senang. Semoga doa aku tercapai aku
tutup dulu ya
Wassalam Wr.Wb.
KARYA CIPTA
Nama : NUR AINIYAH
Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO II Alamat :
-
PENGALAMAN SAYA WAKTU DI PENGUNGSIANG
Pada waktu saya di pengungsian saya sangat tiadk suka sekali,
akrena tempatnya
sangat tidak enak, kalau tidur tidak ada tempat tidur, kalau
mandi harus bergantian, akalu
makan tidak sesuai dengan selera, begitu pula dengan sekolah dan
mengaji tidak ada tempatnya, kalau malam cuacanya sangat panas dan
banyak nyamuk, mau belajar terganggu dengan ramainya orang lewat
penerangan kurang terang, pokoknya gak enak
sekali segalanya sangat terganggu.
Mengapa sih desa saya terendam lumpur, rumah terendam lumpur,
semuanya serba
teredam lumpur Lapindo . saya juga sedih karena tidak bisa tenag
dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya tidak akan menyerah, saya
serakan semua kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mungkin ini cobaan untuk warga Jatirejo. Semuanya warga Jatirejo
rindu dengan desanya. Tempat sekolah saya sekarang sangat tidak
nyaman karena tidak ada tempat untuk
belajar, belajar komputer, senam, upacara, tempatnya juga tidak
ada, sekarang ruangan sekolah tercampur baur hanya dikasih batas
dengan triplek. Tempat duduk saya dibawah
bersama teman-teman mejanya Cuma menggunakan meja yang bisa
dilipat, guru menerangkan tidak terdengar karena ramainya
kelas-kelas lain. Pokoknya tempat sekolah
sekarang tidak enak, gak bisa konsentrasi dalam belajar.
Pagi-pagi berangkat sekolah diantar oleh ayah, karena jauh dari
tempat tinggal. Saya merasa sangat menyusahjkan kedua orang tua
saya, karena setiap pagi diantar. Siangnya ibu saya menjemput saya,
saya kasihan dengan ibu.
Bermain di luar waktu istirahat juga tidak enak karena banyak
mobil dan motor yang lewat yang berjualan Cuma sedikit, jadi tidak
bisa memilih kue yang besih dan sehat. Aklau olah raga harus
mengelilingi pengungsian kalau ujian/semester tidak bisa
berkonsentrasi kalau dirumah mau main dengan teman-teman sekolah
tidak bisa karena rumahnya
berjauhan semua. Mau belajar atau bekerja kelompo bareng bersama
teman tidak bisa pokoknya gak enak sekali.
Aku tinggal di pengungsian selama hampir 3 bulan, sekarang aku
tinggal di rumah
kontrakan. Setiap masa kontrakan habis, orang tuaku bingung cari
kontrakan lagi jadinya saya selalu berpindah-pindah ke sana ke
sini. Tapi kalau sekolahanku tetap di pengungsian.
Entah sampai kapan masalah ini berakhir. Hidup sekolah belajar
seperti dulu lagi. Setiap hari aku selalu berdoa kepada Allah
semoga diberikan yang terbaik dalam keluarga saya
dan juga semua warga jatirejo Tapi alhamdulillah saya sudah
punya rumah sendiri.
-
Ya . Allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku juga
dosa-dosa semua warga jatirejo. Berilah kami kesehatan agar kami
dapat menjalani cobaan yuang engkau berikan dengan hati ikhlas beri
kami kehidupan yang sempurna, tentram dan damai
dan semoga sekolah kami bisa tetap jaya. Ya .. Allah kabulkanlah
doaku .. Amin Amin Amin Amin Amin Ya Robbal . alamin
Itulah pengalaman saya waktu di pengungsian
KARYA CIPTA
Nama : Salma Nabila Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI Maarif
Jatirejo - Porong Alamat :
-
KELUARGAKU BAHAGIA
Ini semua cerita tentang keluarga yang bahagia saya tinggal
bersama ayah, ibu dan satu adik kecil perempuan namanya Andini
febrianti dia biasa dipanggil dini, sedang saya bernama nilil
Fadila panggilanku nilil/ilil. Saya lahir 3 Oktober 1999, jadi
umurku sekarang 9 tahun. Saya sekolah di MI maarif jatirejo kelas
3.
Dulu saya dan keluarga saya tinggal di kampung halaman kami
jatirejo sebelum bencana lumpur Lapindo menenggelamkannya. Ayahku
bekerja sebagai Buruh Pabrik di desaku sedang ibuku di rumah
mengurus dan mengantar aku sekolah. Aku sayang sama orang
tuaku.
Tapi suatu hari bencana terjadi sebuah tempat pengeboran gas
yang letaknya bersebelahan edngan desaku meletus. Satu minggu
kemudian deaku terkena dampaknya bisa menyesakkan dadaku, mengalir
deras tanpa diundang. Semuanya terjadi dengan cepat Cuma dalam
hitungan minggu keluargaku pindah ngungsi disebuah tempat pasar
baru. Semuanya berubah, sekolah, lingkungan tempat tinggal, sampai
aku tidurpun gerombol dan sama saudara-saudaraku, tapi aku tetap
bahagia karena ayah dan ibuku pun tiba adik kecilku yang lucu
lahir. Dialah Dini meskipun dia lahir dalam pengungsian tapi kami
sangat bahagia.umurnya sekarang sudah 2 tahun. Dia adikku yang
nakal, manja, tapi juga sangat manis. Aku sangat sayang banget sama
dia.
Sekarang kami sudah pindah di sebuah rumah kontrakan. Meskipun
rumah kami kecil tapi kami selalu bersyukur. Bahkan aku dan adikku
bisa bermain riang gembira tanpa harus memikirkan semburan lumpur
Lapindo yang tak tau kapan berhentinya. Inilah keluargaku yang
selalu bahagia. Kebahagiaan bisa kita raih bila kita selalu
bersyukur atas apa yang diberikan Allah pada kita dan jangan pernah
mengeluh.
KARYA CIPTA
Nama : NILIL FADILAH
Kelas : III (Tiga) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat
:
-
BERKUNJUNG KE MUSIUM EMPU TANTULAR
Bulan lalu aku dan teman-temanku berkunmjung ke musium empu
tantular di Sidoarjo. Aku dan teman-teman snagat senang sekali.
Sebelum aku berangka aku di rumah menyiapkan bekal makanan ringan
dan minuman. Kami berangkat pukul 07.30 dari pasar Baru Porong atau
atau depn sekolah. Aku berangkat naik mobil dengan teman-teman. Di
dalam mobil aku bercanda ria dengan teman-teman. Aku melewati dasar
kami yang dijadikan wisata lumpur. Didaerah Jatirejo sampai siring
mobil kami terjebak macet. Jalan menuju musium sangat jauh sekali.
Ada salah satu teman aku yang muntah karena perjalanannya jauh dan
panas kami sampai di tempat tujuan pukul 09.30. aku dan teman-teman
langsung masuk ke dalam musium, sebelum kami jalan-jalan di dalam
musium dan melihat-lihat benda sejarah, kami melihat film sejarah
musium ini dan candi-canri di Indonesia. Setelah itu kami
jalan-jalan melihat-lihat benda sejarah seperti kain jaman duludan
kapal seperti di Film Titanic. Aku masuk di ruangan fosil-fosil
hewan purba itu seperti gading gajah, fosil badak dan
sebagainya.
Aku dan temanku masuk kelantai dua. Dilantai dua itu adalah
ruangan fisika diruang itu banyak alat-alat fisika. Aku melihat
tengkorak yang naik sepeda dan di jalankan secara otomatis terus
aku main alat fisika lainnya. Setelah itu aku dan
teman-temandisuruh turun dan berkumpul karena kami akan pulang,
sebelum pulang kami makan-makan dan beli jajan diluar.
Aku dan rombongan pulang kira-kira jam 12.00 kami terus naik
mobil di dalam mobil kami becanda ria dan ditengah-tengah
perjalanan ada salah satu aku muntah lagi karena di dalam mobil
udaranya panas dan pengap, karena mobil itu di tempati banyak siswa
dan didaerah siring kami terjebak macet lagi terus sama pak
sopirnyua dilewatkan di daerah beringin, aku samai di sekolah udah
banyak orang tua yang menunggu karena kata gurunya pulang jam
12.00. ternyata pulangnya jam 12.30 sesampainya di rumah aku
langsung tidur aku kecapean.
KARYA CIPTA
Nama : DIMAS B.P Kelas : III (Tiga) Sekolah : MI Maarif Jatirejo
- Porong Alamat :
-
LIBURAN KE ANCOL
Wawktu masih tinggal di jatirejo, saya diajak ibu ke Ancol, saya
berangkat pukul 05.00 pagi naik bis. Waktu di perjalanan saya
melihat lihat pemandangan, perjalanannya lama. Sekali akhirnya saya
sampai pada pukul 09.00. Di sana saya main anting-antingan dan saya
ke laut, disana banyak seklai orangnya kemudian saya main sepak
bola pukul 01.00 siang saya makan siang sama ibu di Restoran
Jakarta. Habis makan siang saya beli hamburger enak de. Lo ibu beli
apa lah wah beli es krim rasa apa yan wah ternyata rasanya coklat.
Ya suah bu ayuk kita lanjutkan bermain ya ayuk kita main anting?
Saja ya akhirnya saya siap menaikinya sekarang sudah dimulai
Wah. Enak sekali tapi lama-kelamaan kok kepala saya pusing
akhirnya saya turun
dari anting-anting terus saya muntah-muntah dan saya di pijat
ibu wek.. wek.. aduh badan saya pegel-pegel akhrnya ibu membelikan
obat pegal linu rasanya pahit hi pahit weh badan saya tidak pegal
lagi rasanya segar bugar saya di ancol saya juga melihat
macam-macam rumah adat dan Pakaian tradisional dari macam-macam
daerah. Semunaya bagus-baguis saya bangga menjadi anak Indonesia
karena Indonesia beragam kebudayaan dan itu harus dilestarikan dan
dijaga. Demikian seribu pengalaman saya liburan ke ancol terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
KARYA CIPTA
Nama : MOCH. IRFAK HIDAYAT
Kelas : II (Dua) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat
:
-
MAKAN HAMBURGER
Di suatu pagi tepatnya hari minggu tanggal 9 Nopember 2008 ayah
mengajakku, 2 orang kakak laki-laki aku dan ibu, pergi ke Giant
Sidoarjo. Di sana kami belanja untuk keperluan dirumah. Misalnya
sabun cuci buat baju. Sabun cuci buat piring, kecap, mie goreng ,
sabun mandi.
Disana aku dan kakak-kakakku juga pergi ke Time Zone untuk
bermain disana banyak dan mengasyikkan. Ada pemainan memasukkan
bola ke keranjang basket, tembak-tembakan balap sepeda, dinosaurus
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Setelah capek bermain ayah mengajak aku, kakak-kakakku dan ibuku
makan di Mekdi aku paling suka burger dan kentang goreng terus
minumnya pepsi. Ibu kakak dan ayah juga makan burger pas sudah
malam dan capek sekali, aku minta ayah untuk pulang tapi ayah tidak
mau dan bilang akan menginap di hotel sebelah Giant. Aku dan kakak
ku senang sekali mulai masuk kamar perutku tidak enak sekali dan
ingin muntah-muntah aku bilang ke ibu kalau kepalaku juga pusing
dan badanku panas, ibu juga pingin muntah dan perutnya sakit dan
ibu sering beak-berak dan tidak bisa tidur nyenyak.
Aku dan ibulemas dan periksa ke rumah askit Siti Hajar, kemudian
diperiksa Dokter katanya aku dan ibu keracunan makanan setelah itu
di suruh dokter opname tapi aku tidak mau aku pingin di rumah aja
karena kalau di rumah sakit aku enggak bisa bebas, lalu dokter
memberi resep obat aku dan ibu pulang kemudian minum obat dan tidur
dengan nyenyak.
KARYA CIPTA
Nama : ALISA QOTRUN NADA Kelas : II (DUA) Sekolah : MI Maarif
Jatirejo - Porong Alamat :
-
DESAKU DITELAN LUMPUR LAPINDO
Suasanan yang tentram tenah dan menyenangkan itulah yang
terkenang dalam ingatanku tentang kampung halaman ku dulu. Tetapi
kini semua telah lenyap ditelan lumpur lapindo. Masih terkenang
dalam ingatan ku waktu di telan lumpur lapindo. Masih terkenang
dalam ingatanku waktu itu tanggal 30 Mei 2006 pukul 09.00 pagi .
ketika aku berada disekolah, bapak pamong didesaku memberikan
informasi agar tidak menggunakan sumur untuk sementara waktu.
Karena ada kebocoran dalam pengeboran minyak yang bertepatan di
persawahan. Pada wilayah kampungku, waktu itu suasana terasa
sedikit meresahkan warga, disana-sini banyak orang -orang dewasa
yang memperbincangkan tentang kebocoran pengeboran didesaku,
ketakutan akan merusak dan mencemari kampungku terus mengganggu
pikiranku. Ternyata sampai sekarang semuanya telkah
melenyapkan kenanganku, pada teman-temanku, saudaraku. Di
pengungsian, tidak ada kata teratur, dalam pengungsian semuany
serba seadanya.
Tidur, makan, bersama-sama ada yang dibalai desa renokenongo dan
ada jkuga yang dihalaman masjid didepan sekolahan ku,itulah yang
terkenang dalam ingatanku tentang pengungsian. Benar-benar diluar
bayanganku, kenyataan tentang korban bencana alam yang sering ku
lihat di televisi ternyata kini benar-benar aku alami. Gimana
tidak, sunggu tidak ku sangka rasanya tidur berdesakan satu RT,
mandipun demikian harus mengantri berjam-jam sungguh benar-benar
menguji kesabaranku, bahkan ada yang kejadian tidak mandi kalau
kurang sabar untuk bergiliran. Tidak hanya mandi makanpun
berdesakan untuk mengambil jatahnya, Ya Allah sungguh engkau telah
menguji kesabaran untuk menghadapi enana ini, doa itulah yang
temanku di masjid tempat aku mengungsi yang diwaktu itu dipandu
oleh Guru ngaji yang sangat aku sukai karena ilmu yang disampaikan
akmat menyentuh hati, juga sangat disukai teman-temanku, akrena
suka bercanda. Itulah pelajaran yang kudapati di pengungsian dan
dalam kenanganku memang penuh suka cita dan duka yang teringat
sukanya shi waktu itu kalau mendapat beraneka ragam sumbangan tapi
kalaui aku sebutkan rasanya tidak cukup satu halaman lemdaran ini
mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan ini
mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan
mengaji makanan ringan sembako, perabot dapur perlengkapan tidur
dan banyak lagi lainnya semoga saja amal kebaikan orang-orang yang
rela menyumbang sebagian rezekinya diterima oleh Allah, yakni untuk
sekedar menghibur dan membantu kami yang sedang mengalami
bencana.
Alkhamdulillah di rumah kontrakan aku ckup puas disana aku bisa
hidup cukup senang karena teman-teman ku bermain mengaji bimbingan
belajar sangat menyenangkan canda tawa mereka cukup menghiburku,
rasanya aku sedikit terobati akan keluhan bencana yang menimpaku,
aku bisa menikmati hidup layak seperti sendi kala waktu aku di
rumah
-
yang tertimpa lumpur Lapindo. Meski aku tahu dari sanak saudara
tapi aku bersyukur terkadang juga bisa ketemu mereka kalau kami
saling besilaturrahmi
Dirumah baruku bisa menemukan segalanya teman-teman bermain
baru. Teman mengaji juga teman-teman sekolah memang dirumah baru
aku hanya bisa berharap karena masih tinggal beberapa bulan rumah
baruku bisa aku tempati. Doa ku semoga Tuhan mendengarnya dan
mengabulkan semua harapan ku.
KARYA CIPTA
Nama : AYUNDA UMIROTUS SAKINA Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI
Maarif Jatirejo - Porong Alamat : Jabon Karombang RW 13 RT 07
-
LUMPUR LAPINDO
Pada saat aku bemain bersama teman-teman aku terdengar suara
ledakan yang sangat keras. Aku dengan teman-teman belarian pulang
ke rumah masing-masing semua orang berlarian untuk menyelamatkan
barang-barang dan jiwanya dan orang-orang mengungsi ke tempat
saudaranya yang jauh dari lumpur, aku dan teman-teman berharap
untuk lapindo menggembalikan ruimah kami yang tenggelam lumpur. Aku
tidak ingin berlama-lama ada di pengungsian karena pengungsian itu
tidak enak karena banyak nyamuknya. Karena itu aku ingin keluar
dari pengungsian. Aku tidak bisa belajar karena terdengar suara
yang sangat ramai. Sekali aku tidak bisa berfikir. Apalagi sekarang
aku mau ujian aku tidak bisa berfikir total ini ada alasannya
inilah agar-agar lumpur Lapindo aku sekarang tidak tahu rumah
teman-teman aku dulu aku berkata sama temanku tidak akan aku
tinggalin walaupun aku sekarang tidak ketemu dengan teman aku.
Teman-teman ku dulu tidak ingin berpisah dengan aku. Disaat lumpur
meluber ke reno kenongo aku sangat tidak enak. Aku berfikir kalau
nanti rumah aku kacak ini aku ingin sekolah aku seperti dulu.
Kembali kebentuk semula. Aku tidak mau mempunyai teman baru lagi
dan aku tidak mau seklah baru. Walaupun aku sudah dibayar sama
Lapindo aku tidak akan melupakan teman-temanku dulu. Walaupun rumah
aku sekarang sudah tenggelam aku tetap ingin kembali ke rumahku
yang dulu, aku disaat cerita bersama teman aku yang baru. Aku
terasa sangat menedihkan sekali. Sekarang aku tahu rumahnya teman
aku yang dulu. Aku dan teman-temanku sekarang sudah ketemu
semuanya.
Inilah Nasib Seorang Korban Lumpur lapindo
KARYA CIPTA
Nama : DEVA MAITA S. Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif
Jatirejo - Porong Alamat :
-
DESAKU SAYANG DESAKU MALANG
Pada saat itu aku tinggal di suatu desa yang pemandangannya dan
haawnya sangat
sejuk. Teman-teman dan tetanggaku yang ramah. Boleh dibilang
desaku desa yang permai, aman dan tentram. Didesaku terbentang luas
sawah, ladang yang subur karena letak desaku
tidak jauh dari kaki gunung penanggungan dan gunung arjuna dan
banyak perusahaan yang kebanyakan orang desaku bekerja di
perusahaan itu. Termasuk ayah dan ibuku.
Selain menjadi karyawan perusahaan orang-rang desaku juga
menjadi petani dengan kesuburan desaku dan sekitarnya ternyata di
dalam bumi juga terkandung kekayaan alam misalnya Minyak bumi dan
gas, dengan adanya kekayaan di dalam perut bumi desaku,
pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam bidang migas mulai
menciumnya contoh salah
satu yaitu PT Lapindo Brantas Inc. pada tahun 2006 mulai
melakukan pengeboran uintuk
memproses segala kekayaan yang terkandung dalam perut bumi
desaku.
Dan pengeboran sudah berjalan beberapa bulan hingga suatu saat
terjadi kesalahan dalam prosedur yang mana pengeboran mencapai 3000
meter, kedalaan bumi harus di kasih
pengaman, sehingga terjadi apa yang keluar bukan gas atau minyak
akan tetapi lumpur panas yang tekanannya cukup keras sehingga tidak
begitu lama hanya berselang
beberapa minggu saja sudah menenggelamkan desaku dan sekitarnya,
semua penduduk desaku sempat mengungsi di pasar baru porong selama
kurang lebih 3 bulan. Kebetulan
pasar baru tersebut belum ditempati oleh pedagang, sehingga bisa
dimanfaatkan oleh
Pemkab Sidoarjo untuk pengungsi korban luapan lumpur Lapindo.
Dengan tenggelamnya desaku oleh lumpur Panas kini aku terpisah
dengan tetangga
dan teman-teman ku karena mereka harus mengikuti orang tuanya,
dulu waktu aku sekolah
didesaku teman sekelas ada 20 anak kini hanya tinggal 7
anak.
Sekarang sekolahku pindah di Stand Ruko Pasar baru dimana satu
unit ruko di
tempati 6 kelas dari kelas satu sampai kelas enam hanya di skats
dengan triplex. Aku tidak
bisa konsentrasi menerima pelajaran karena ramai sekali salah
satu seorang guru menerangkan dikelas 3 maka di kelas lain akan
ikut kedengaran. Suasananya ramai,
hawanya panas karena ruangannya sempit tidak nyaman apalagi
aroma tidak sedap yang
timbul dari selokan dan kaerna banyak sampah didalam
selokannya
-
Setiap habis sholat aku selalu berdoa kepada Allah : Ya Allah
berikanlah kekuatan
hambamu ini semoga orang-orang yang menjadi korban luapan lumpur
panas berikan rahmat dan hidayahmu. Allah Humma Ya Allah jadikanlah
keluarga ku, keluarga sakinah. Amin..
KARYA CIPTA
Nama : M. RIANT FIRGIAWAN
Kelas : ...
Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :
-
PENGALAMANKU WAKTU DI PEGUNGSIAN
Nama ela dan aku tinggal di Desa jatiejo Porong RT 10 RW 02 Di
desa itu aku merasa bahagia karena aku punya teman untuk diajak
bermain dan bergurau. Aku merasa sangat bersyukur telah dilahirkan
disana, tetapi pada suatu hari,tepatnya tahun 2006. Ternyata
semuanya itu telah sirna dikarenakan desaku terendam oleh lumpur
Lapindo.
Pada saat itu aku dan seluruh keluargaku bahkan teman-temanku
ngungsidipsar baru porong yang rencananya akan dibuat pertokoan
baru. Waktu itu aku merasa terusir dan merasa sangat sedih sekali.
Tapi selama aku dipasar baru porong aku merenung dan bersyukur
karena keluargaku baik-baik saja.
Sekian lama aku dipasar Porong aku juga banyak teman-teman baru
dan teman-teman kulah yang dapat menghiburkuy tetapi setelah aku
betah di sana meskipun kehidupan di sana tidak layak/ tidak enak.
Orang tuaku mencari kontrakan kesana kemari dan orang tuaku telah
berusaha. Aku kasihan dengan orang tuaku. Dan aku memohon kepada
Allah SWT untuk memberi kemudahan kepada kedua orang tuaku Amin..
amin. Ya Robbal Alamin
KARYA CIPTA
Nama : LAILATUL ISTIQOMAH Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI Maarif
Jatirejo - Porong Alamat :
-
RUMAHKU TERENDAM LUMPUR
Pada suatu hari disebelah utara rumahku kira-kira satu meter ada
pengeboran minyak PT Lapindo Brantas Inc. dimana pengeboran itu
didesa Renokenongo terjadilah luapan lumpur panas yang tidak dapat
dibendung dengan alat apapun termasuk alat pancang, lumpur terus
keluar sedikit demi sedikit lama-lama menjadi besar sawah-sawah
terendam lalu meluber ke pabrik-pabrik.
Lama-kelamaan meluber ke desa Jatirejo, semua orang Jatirejo
cemas edngan adanya lumpur Lapindo, Lumpur terus meluber sampai
setengah meter, orang-orang Jatirejo belum juga mengungsi masih
bertahan di rumahnya sendiri-sendiri, lalu ada tim evakuasi orang
jatirejo baru mau dievakuasi barang-barangnya, juga barang yang
tertinggal banyak sekali.
Yang terendam lumpur rumahku, sekolahku, tempat mengajiku semua
rata dengan lumpur, lalu saya mengungsi di pasar baru porong yang
sangat tepaksa saya tidur di pasar, banyak nyamuknya, dan banyak
sumbangan dari berbagai perusahaan yang terus itpun saya belum
merasa senang karena rumah saya terendam lumpur
Yang sangat menyedihakn lagi makanan basi diberikan pengungsi,
waktu terus berjalan korban lumpur di janji-janji yang tidak pasti,
di beri kontrakan, di beri jatah hidup, diberi dua puluh persen,
janji-janji sepertinya pasti tetapi kenyataannya tinggal janji yang
tak pasti, lalu orang korban lumpur lapindo berdemo di tanggul,
dikabupatenbahkan sampai ke Jakarta, itupun tidak membuahkan
hasil.
Banyak masyarakat korban lumpur yang sakit-sakitan bahkan sampai
meninggal dunia, karena memikirkan sudah tidak punya rumah janji
tinggal janji, banyak yang meninggal dunia mengenaskan karena
memikirkan nasibnya yang tidak pasti kapan di bayar dan kapan saya
punya rumah seperti yang sedia kala seperti didesaku yang seperti
dulu.
Oh, ya nasib rumahku terendam, sekolahku terendam keluargaku
berantakan, lari kesana kemari, kapan diganti rumahku seperti
semula.
KARYA CIPTA
Nama : ANDY CHUZAIMI Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif
Jatirejo - Porong Alamat :
-
SEKOLAHKU KEBANGGAANKU
Aku siswa kelas VI MI Kholid Bin Walid di Renokenongo yang
sampai saat ini
dikenal dengan korban keganasan lumpur Lapindo. Sebelum adanya
tragedi luapan lumpur
panas Lapindo hidup kami tentram, damai dan sejahtera meski
hanya seorang petani bapak kami sanggup memberikan apa yang kami
cita-citakan. Demikian juga dengan sekolah kami. Walau sekolah kami
tidak sebesar sekolah swasta lainnya kami bangga dapat
menambah ilmu di sekolahini demikian juga dengan para
pengajarnya walau bukan tenaha profesional tapi mereka dapat
memberikan bekal yang terbaik untuk murid-muridnya dalam
hal-hal yang behubungan dengan sekolah/pelajaran semua ini bisa
kami buktikan dengan tampilnya siswa-siswi nya dalam segala lomba
yang diadakan oleh Dinas Pendidikan atau
dari Instansi lain.
Fasilitas apapun sudah disediakan oleh sekolah, gedung
sekolahpun kami tinggal
menempi karena meski tidak besar sekolah kami sudah memiliki
gedung sendiri.
Tapi semua itu kini tinggal kenangan, kami terpisah dengan
teman-teman kami,
rumah kami bahkan sekolah kami pun hanya bisa dilihat dalam
ingatan dengan meledaknya
tragedi Luapan Lumpur Lapindo semua kebahagiaan dan keceriaan
kami sirna seketika itu,
kami kehilangan teman-teman kami, bahkan guru-guru tercinta kami
pun jauh rumah-rumah kami sekampung dan berapa desa tetangga kaipun
tenggelam dalam keghanasan
lumpur Lapindo dengan tenggelamnya rumah rumah kami maa dengan
terpaksa kami
pergi mencari tempat perlindungan karena kami tidak bisa
menyelamatkan barang-barang
berharga kami, maka kami tidak bisa menempati rumah yang
layak
Sudah hampir 3 tahun kami menempati tempat pengungsian pasar
baru porong, meski
terlindungi tapi tidak senyaman tinggal di rumah kami sendiri,
tapi apa yang bisa kami
lakukan selain berdoa dan berdoa semoga semua ini akan cepat
berakhir, yang lebih
menyakitkan lagi setelah tenggelamnya sekolah kami, tempat
belajar kami jadi berpindah-pindah meski tidak layak untuk
ditempatibelajar kami, kami tetap senang karena bisa bermain dan
berkumpul bersama dan berkumpu bersama teman-teman kami yang
terpisah,
kami bangga dengan sekolah kami karena tetap bertahan meski
tempat belajar kami tidak tetap bahkan murid-murinya pun banyak
yang pindah kesekolah lain walau sedikit kita
tetap belajar untuk bisa mewujudkan cita-cita kami.
-
Dengan adanya cobaan ini kami siswanya hanya bisa bedoa semoga
sekolah tetap
berdiri tegak dan bertahan sampai kapanpun agar kami bisa
berbangga dan bangga menjadi siswa sekolah ini.
Sekian, Terima kasih
KARYA CIPTA
Nama : ROCHMATUL JANNAH
Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat
:
-
RINDU KAMPUNG HALAMAN
Sudah dua tahun aku tinggal dipengungsian sejak bencana lumpur
yang disebabkan sebuah pengeboran yang mengalami kegagalan sebuah
proyek dan sekaligus menenggelamkan seluruh desaku dan semua
kenang-kenangan yang ada didesaku.
Kini kami harus jalani kehidupan yang jauh dari normal.
Bagaimana layaknya waktu hidup di desaku dulu yang penuh dengan
ketentraman. Meski kini aku sudah terbiasa dengan kehidupan
penampungan sekarang, meskipun aku belum tau berapa lama lagi harus
tinggal dan melewati ini semua.
Dari awal aku dipenampungan ini selalu di bayangi rasa takut,
apalagi diwaktu hujan deras dan angin kencang yang menerpa dan
banyak hal lainnya yang harus aku jalani seperti saat mandi kita
harus antri jadi aku harus bangun lebih pagi supaya tidak telat
tiba di sekolah yang letaknya cukup jauh dari tempatku
sekarang.
Hari ini aku lebih takut mendengar kabar tempatku akan
dipindahkan kelain desa lagi, gimana dengan kegiatanku sekolah,
mengaji terpaksa aku harus adaptasi dengan lingkungan baru,; di
sebuah rumah sementara, tapi aku bersyukur ibu bilang aku tidak
perlu pindah sekolah karena kakaku tinggal satu semester jadi kita
berangkat bersama, dan aku masih bisa berkumpul dengan
teman-temanku
Setiap hari selesai sholat aku selalu berdoa semoga musibah ini
cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu lagi.. amin
KARYA CIPTA
Nama : NIDAROTUL ULMI
Kelas : V (Lima) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat
:
-
WAKTU TERKENA LUMPUR
Jam 02.00 malam tiba-tiba ada lumpur yang datang begitu saja,
kami langsung lari dan kami mengungsi di saudara kami. Pas malamnya
kami mengungsi di pasar porong. Tiba di pasar saya sedih banget. Di
pasar saya tidak bisa tidur karena disitu banyak nyamuk dan ramai
banget, mandinya juga antri, makannya menunggu antaran dari dapur,
dan siangnya panass banget, malamnya dingin, kapan saya keluar dari
sini ya Allah saya sudah tidak tahan lagi disini, belajarnya juga
terganggu sampek-sampek saya tidak bisa konsentrasi belajarnya jadi
susah mengerjakan Prnya, setelah belajar saya sholat dan berdoa
saya memintak kepada Allah untuk mempercepatkan ganti rugi ini pas
saya tidur tiba-tiba ada hujan turun ke seng dan kedengerannya
keras sekali dan saya terus berkata kapan saya keluar dari sini
Tuhan kapan, sudah cukup pendeitaan kami di pasar. Kami distu
hampir 3 tahun. Saya kasian sama orang tua saya. Dia dulu bekerja
di toko dan sekarang nganggur. Coba kalo dulu tidak ada lumpur,
pasti keluarga saya tidak susah. Begini pertama kali mengungsi saya
ada di los disitu panas dan dingin tapi sekarang saya ada di kios
agak mendingan. Sekarang mandinya tidak bisa lama-lama. Kalo lama
bisa di dok-dok sekarang mandinya 5 menit dulu dirumah sampek
sepuasnya. Dulu pas sekolah saya naik bus jadi pagi banget kalo
tidak pagi-pagi bisa ketinggalan busdan tidak bisa sekolah.
Sekarang bukan hanya harta dan rumah saja sekolahan saja bisa
terendam lumpur. Saya sekarang harus belajar yang sungguh-sungguh.
Saya harus bisa mencapai cita-cita saya. Kalo begini caranya
bagaimana bisa mencapai cita-cita belajar saja tidak bisa konsen.
Kalo mnengerjakan PR saja susah. Tapi saya semangat mencapai
cita-cita saya biar saya jadi orang yang sukses. Dulu sempat ada
pipo yang meledakdan apinya besar sekali. Pas jam 08.00 piponya
meledak kami langsung lari kemana saja. Saya berdoa begini ya Allah
hambamu ijni bisa selamt atau tidak Ya Allah karena apinya sangat
besar. Ada orang yang ingin membantu kami tapi orang itu terkena
ledakan api sampek orang itu meninggal dunia.
KARYA CIPTA
Nama : MIFTAKHUL HIDAYATI
Kelas : V (Lima) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat
:
-
DESA YANG HILANG
Sebelum ada sembuan lumpur desaku sangat ramai dan aman, jauh
dari polusi-polusi. Meskipun ada semburan aku tetap menempati
rumahku karena masih jauh dari semburan. Aku tak khawatir aku tetap
bisa bermain, belajar, dengan tenag dan senang banyak canda dan
tawa. Sekolahku tidak jauh dari rumah tetap belajr diseklahku masih
aman-aman.
Dari beberapa kemudian aku megalami ketakutan krena ada pipa gas
yang meledak.
Waktu itu aku belajar tia-tiba ada jeritan orang banyak dan aku
keluar dari ruma bersama ibu dan adik aku takut seklai melihat api
yang sangat besar dari pipa gas. Semua orang
keluar dari desaku mencari tempat yang aman untuk berlindung.
Keeseokan harinya aku
kembali ke dumah dan kegiayatan belajarku tertnggal selama
seminggu karena teman-temanku belum kembali ke desa semuanya pada
mengungsi di sanak saudara dia mengira
masih belum aman dan masih ketakutan dengan adanya korban yang
banyak di lokasi
kejadian. Aku dan keluarga mengungsi di rumah nenek karena aku
trauma jangan-jangan pipa
itu meledak lagi dan semburan semakin membesar dan melebar. Tak
lama kemudian aku
kembali kerumah karena takut belajr di sekolahku ketinggalan.
Sekolahku kembali belajar mengajar dengan baik. Teman-teman dan
keluarganya banyak yang sudah menempati rumahnya lagi, tetapi
sebagian yang rumahnya sudah terendam lumpur lama-lama tanggul
semakin tinggi lumpur tak henti-hentinya mengeluarkan asap putih
yang banyak dan
membesar. Tak lama kemudian sekolahku sudah tak nyaman lagi,
karena tanggul sudah
tidak bisa dibendung lagi. Sehari diperbaiki tak lama kemudian
tanggul jebol lagi. Kemudian orng-orang didesaku disuruh mengungsi
di pasr baru porong. Akan tetapi
aku berat meninggalkan rumahku. Rumahku masih bisa di tempati
belum kena lumpur, aku
merasa tidak nyaman di rumah serba ketakuitan apa boleh buat
orang tuaku masih belum
bisa meninggalkan rumah yang nyaman. Meski di tetanggaku sudah
mengungsi semua aku
tetap tenang di rumah. Butuh banyak tyeman bermain, belajar
bersama bercanda kini banyak yang meninggalkan rumah.
Lambat laun akhirnya aku berusaha meninggalkan desaku. Rumahku
sekolahku
sudah tidak bisa dihuni lagi. Akhirnya aku cari yang lebih aman
di pengungsian. Ternyata
aku di pengungsian tidak bisa hidup yang layak belajarku
teraganggu, istirahat tidak
-
nyaman, kini keceriaanku telah sirna kembali menjadi sedih dan
sedih hidup di pengungsian. Entah apa yang bisa menjadi harapan
yang baik.
KARYA CIPTA
Nama : INTA RIAFNA
Kelas : V (Lima) Sekolah : Alamat :
-
PERASAAN YANG KUPENDAM BERTAHUN - TAHUN
Semenjak luapan lumpur menggenangi rumahku kini aku tinggal di
pasar baru porong desa yang telah aku cintai kini telah tinggal
kenangan. Tiggal dipasar baru poirong sangat tidak nyaman jika
tidur selalu banyak nyamuk jika belajar selalu tidak nyaman dan
tidak bisa berkonsentasi
Sekolah yang aku cintai pun telah lenyap karena luapan lumpur
semoga semua ini cepat berakhir Bapak Presiden SBY tolong bayar
semua rumah, tanah dan sawah kami. Kami tidak kuat untuk menerima
semua ini, ya allah Ya Tuhan kami tolongakhiri semua cobaan ini.
Sudah bertyahun-tahun aku memendam perasaan ini untuk mengharapkan
rumah kami yang lenyap.
Semoga perjuangan bapak Sunarto tidak sia-sia akupun tidak bisa
apa-apa, tapi aku cuma bisa berdoa pada yang kuasa agar dapat
memanggil hati yang sudah dibutuhkan AbuRisal bakrie agar dapat
mengambil hak kamisemua. Cuma ini yang bisa aku katakan. Aku dan
keluargaku hidup mendeita disini.
Semua orang berjuang demi haknya genangan lumpur semakin meluap
semakin banyak desa yang lenyap di pasar baru porong sangat panas
jika malam dingin terkadang panas sungguh tak enak disana. Sebentar
lagi semua orang akan diusir dari pasar baru porong semua orang
bingung mau tinggal dimana mereka.
Mencari uang pun sekarang susah tinggal dikontrakkan juga butuh
uang untuk membayar kontrakannya palagi sekarang banyak orang
pengganguran gara-gara lumpur Lapindo. Semua pabrik pun juga
dilanda lumpur. Sekolah SMPN 2 porong tidak ada yang bisa
diselamatkan
Semoga bencana ini cepat ditangani kita semua akan berdoa untuk
kita semua hanya perasaan ini yang aku pendam bertahun-tahun.
KARYA CIPTA
Nama : ANITA FAIRUZZAH
Kelas : V (Lima) Sekolah : ...
Alamat :
-
KEHILANGAN RUMAH DAN DESA
Sudah tiga tahun aku kehilangan rumah dan desaku. Aku ingin
sekali kerumahku yang didesa Reno RT 01 RW 01 dulu desa itu
terkenal di kecamatan porong karena ketentramannya dan
keramahannya. Karena desa itu terkena lumpur Lapindo. Dulunya ada
pengeboran yang gagal lalu semua warga disuruh pemerintah untuk
tionggal di pengungsian. Saya juga mempunyai kesulitan untuk
mengambil air untuk masak dan aku mandi harus mengantri terlebih
dahulu agar aku mendapatkan air yanglebih banyak kalau aku sekolah
aku harus bangun pagi agar aku tidak mengantri dan agar aku tidak
telat sekolah aku sekolah di SD Reno II karena sekolahku terkena
lumpur Lapindo terpaksa kami semua harus menumpang sekolah di Juert
kenongo terkadang aku teringat dengan rumahku aku sedih karena aku
tidak punya rumah pada hari rabu aku telat sekolah karena aku
bangun kesiangan aku ingin seklai tinggal di rumahku yang dulu agar
aku bisa mandi tidak pakai mengantri agar aku tidak telat sekolah
dan ibu lebih cepat mengambil air untuk masak aku setiap pulang
sekolah aku selalu sholat setiap aku sholat aku selalu berdoa
semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu
lagi . Amin ya robbal alamin
KARYA CIPTA
Nama : SULFIANA
Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN RENO II
Alamat :
-
GARA-GARA LAPINDO
Pada tahun 2006 desa kami tidak nyaman lagi bagi masyarakat.
Gara-gara lumpur Lapindo desa kami kekurangan bahan makanan dan
kekurangan air bersih. Semua warga desa kebingungan mencari makan
pada tahun 2007 terjadi semburan api yang diakibatkan oleh pipa
bocor dan warga panik.
Untuk mencari tempat tinggal lain dan jauh dari semburan pada
tahun 2008 semua warga meninggalkan desa agar terhindar dari
bencana lumpur. Lapindo dan juga ada warga yang sudah dibayar 20%
nya dan juga ada yang belum dibayar 20% sampai sekarang sampai
2009. Pembayaran ganti rugi atas tenggelamnya rumah kami juga belum
lunas. Sekarang ada warga yang belum punya rumah karena mendapat
uang ganti rugi Cuma buat beli tanah dan yang mempunyai rumah itu
mendapat uang ganti rugi banyak atau sampai ratusan juta.
Sekarang warga menunggu untuk pembayaran 80% agar segera punya
rumah lagi dan berkumpul lagi bersama keluarga kerabat tetangga dan
lain-lain dan sampai sekarang warga masih belum mendapat 80% dan
warga juga belum berkumpul dengan tetangga keluarga dan kerabat
dekat. Semoga pembayaran 80% segera dikeluarkan agar warga bisa
berkumpul kembali dan mempunyai rumah kembali.
Semoga temanku berkumpul lagi seperti dulku dan bermain lagi
seperti dulu yang sangat gembira jika doaku terkabulkan aku pasti
bahagia untuk selamanya. Aku diruma baruku tidak ssenang karena
tidak mempunyai teman baru seperti dulu dan juga tidak ada teman
bermain yang sangat gembira seperti dulu.
KARYA CIPTA
Nama : AINUN AULIYA
Kelas : V (Lima) Sekolah : Alamat :
-
LUMPUR LAPINDO
Peristiwa Lumpur Lapindo terjadi 3 tahun yang lalu tempatnya 26
mei 2006 sungguh tragis peristiwa tesebut banyak merenggut korban
terutama harta yang tak sempat diselamatkan rumah satu-satuhnya
harta yang dimiliki pun tak dapat dihuni karena lumpur semakin hari
semakin meluas
Aku dan keluargaku pun hanya bisa pasra dan berdoa pada Tuhan
agar semua bencana ini ada hikmahnya saat pertama kali rumahku
terendam lumpur hati aku terasa sangat sedih apa yang bisa ku
lakukan untuk membantu pendeitaan kedua orang tuaku.
Akhirnya aku dan keluargaku terpaksa menempati toko kecil di
pasar baru porong penderitaan kamipun semakin sempurna saat aku
ingin pergi mandi harus mengantri saat aku tidur berdesakan-desak
sebagenya
Suatu saat tiba saja tanggul yang dibuat untuk menampung air
jebol semua orang berhambur-hamburan pergi menyelamatkan keluarga
dan harta masing-masinig kini Luberan lumpur semakin meluas cara
dilakukan dengan cara membuat tyanggul cincin dan memasukkan bola
beton ke dalam pusat semburan hasilnya pun nol atau hilang.
Dipasar baru porong aku masih mencium bau yang menjangat dar