laporan praktikum tentang pengukuran kadar CO2 udara
ekspirasiKata pengantar Bismillahir Rahmanir Rahiim Puji syukur
mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
penelitian yang berjudulPENGUKURAN KADAR KARBON DIOKSIDA UDARA
EKSPIRASI kami sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Dengan iringan doa semoga laporan ini bisa bermanfaat dalam
pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama. Amin.
Pratikan
Daftar isi Kata Pengantar.. 1 2. Daftar Isi 2 3. Latar
Belakang...... 3 4. Tujuan 3 5. Manfaat.. 3 6. Tinjauan
pustaka/landasan teori 4 7. Alat dan bahan... 5 8. Cara kerja... 5
9. Pengamatan 6 10. Hasil .. 6 11. Pertanyaan.. 7 12. Jawaban.. 7
13. Pembahasan 8 14. Kesimpulan ... 9 15. Saran.. 9 16. Daftar
Pustaka.... 10 1.
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam kehidupan, kita
membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas kita, makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Akan tetapi makanan
tersebut baru bisa berubah menjadi energi setelah melalui proses
respirasi, yaitu suatu proses perombakan sehingga diperoleh energi
dan gas sisa pembakaran berupa gas karbondioksida (CO2). Oksigen
yang digunakan untuk proses respirasi diperoleh melalui pernapasan.
Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari mahluk
hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Proses pertukaran gas
mencangkup dua proses, yaitu proses penganbilan gas dari lingkungan
ke dalam tubuh yang disebut inspirasi dan proses pengeluaran gas
sisa perombakan dari dalam tubuh ke lingkungan yang disebut
ekspirasi. Maka dari itu dalam laporan ini akan membahas tentang
pengukuran kadar karbondioksida udara ekspirasi, serta
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada
manusia. TUJUAN Mengacu pada pokok permasalahan yang tertuang dalam
latar belakang tentang pengukuran kadar karbon dioksida udara
ekspirasi, maka maksud dan tujuan dari laporan pratikum ini adalah
untuk: 1. Dapat menentukan kadar CO2 udara ekspirasi yang
dihasilkan sebelum dan sesudah berlari 2. Dapat menentukan
fakto-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan MANFAAT 1.
Dapat mengukur kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada
waktu mengadakan kegiatan 2. Bisa menjelaskan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Respirasi sel adalah proses proses
penguraian zat organik menjadi molekul yang lebih kecil dan
membebaskan energi. Salah satu hasil respirasi ialah karbon
dioksida atau CO2. Kita dapat mengukur kecepatan respirasi secara
tidak langsung dengan mengukur kadar CO2 udara ekspirasi. Udara
ekspirasi adalah udara yang dihembuskan sebagai hasil respirasi
(pernapasan), selain aktifitas umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan
posisi tubuh juga ikut memberi pengaruh jumlah kafasitas pernapasan
seseorang. CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3).
Air menjadi lebih asam jika CO2 bertambah. Keasaman larutan dapat
dinetralkan dengan suatu basa misalnya NaOH. Anda dapat menentukan
terjadinya penetralan dengan menambahkan indikator ke dalam
larutan. Fenolftalein merupakan suatu indikator pH yang berwarna
merah muda atau merah dalam larutan basa. Penetralan larutan asam
ditunjukkan jika fenolftalein dalam larutan mulai berubah dari
bening menjadi berwarna. Dengan menghitung volume NaOH yang
diperlukan untuk menetralkan asam dapat diketahui volume CO2 dalam
larutan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada
manusia.
BAB III LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ALAT DAN BAHAN Alat: Pipet ukur
tetes Gelas ukur Gelas kimia 400 ml 1 buah Erlenmeyer 150 ml 3 buah
Gabus berlubang satu Sedotan limun Bahan: 1. Larutan fenolftalein
dalam botol 2. Larutan NaOH 0,01 M
Cara kerja: 1. Gelas kimia diisi dengan 300 ml air. Ditambah 15
tetes fenolftalein dan diaduk dan ditambahkan NaOH setetes demi
setetes sampai timbul warna merah muda. Dihitung berapa tetes NaOH
yang ditambahkan. 2. Larutan ini dipindahkan ke dalam 3 buah gelas
erlenmeyer masing-masing 100 ml dan beri label gelas erlenmeyer
dengan K untuk kontrol dan E1, E2 untuk eksperimen. ketiga
Erlenmeyer itu dituutup dengan sumbat strofoam yang sebelumnya
sudah disisipkan sedotan limun dan satu lubang disisipkan potongan
sedotan (untuk keluarnya udara) 3. Untuk melihat kadar CO2 udara
ekspirasi yang dihasilkan sebelum kegiatan berlari-lari di tempat,
dihirup udara sebanyak-banyaknya, tahan di dalam paruparu selama 5
detik, lalu dihembuskan udara respirasi sebanyak-banyaknya melalui
sedotan limun ke gelas erlenmeyer E1. Ujung sedotan limun harus
sampai ke dasar gelas erlenmeyer. Ketika mengghembus, sedotan
lubang yang terbuka ditutup dengan jari sambil sesekali dibuka. 4.
Dengan menggunakan pipet ukur ditambahkan NaOH ke dalam larutan
yang telah ditiup tadi sampai warnanya sama dengan kontrol. Gelas
digoyang-goyangkan agar larutan tercampur. Dihitung beberapa ml
NaOH yang ditambahkan. Dicatat jumlah NaOH yang ditambahkan ke
dalam larutan pada tabel. dihitung jumlah tetes NaOH yang ditetesi,
setiap tetes yang masuk Erlenmeyer digoyang-goyang agar larutan
tercampur. 5. Untuk menghitung mol CO2 dalam larutan adalah berapa
ml NaOH yang ditambahkan. dicatat jumlah CO2 yang dihasilkan
sebelum berlari-lari di tempat pada tabel. 6. Pratikan berlari-lari
di tempat selama 2 menit, kemudian dihiruplah udara
sebanyak-banyaknya, lalu ditiupkan udara ekspirasi
sebanyak-banyaknya ke dalam tabung E2. Ditambahkanlah larutan NaOH
(sama seperti langkah kerja 4 dan 5) 7. Dilakukan kegiatan yang
sama pada anggota kelompok lain, usahakan bobot tubuh, umur dan
jenis kelamin berbeda. 8. Hasil kegiatan kelompok disajikan dalam
tabel hasil pengamatan
PENGAMATAN Pada praktikum ini kami mengamati perubahan warna
pada larutan yang dijadikan sebagai indikator dan, menghitung
jumlah CO2 yang dikeluarkan sebelum dan setelah berlari. Selain itu
kami juga mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernafasan. Praktikum ini dilakukan pada : Waktu : Senin 09 April
2012 jam 09:45-12:00 WIB Tempat : Labor Fisika SMA N 1 Lebong Sakti
Guru pembimbing : 1. Susanti S.Pd 2. Hendra rozi S.Pd Tabel Hasil
Pengamatan Hasil pengamatan dari pengaruh latihan terhadap karbon
dioksida udara ekpirasi No 1 2 3 4 Pratikan Arzen Handes Rian
setiawan Destri Heryanti Gender Laki-laki Laki-Laki Perempuan Berat
badan 52 kg 54 kg 50 kg 52 kg Umur 16 Tahun 17 Tahun 17 Tahun 16
Tahun NaOH yang di tambah Sebelum Lari Sesudah Lari 4 ml 5 ml 3 ml
2,8 ml 4,1 ml 6 ml 6,5 ml 5,5 ml 4 ml 5 ml Range 2 ml 1,5 ml 2,5 ml
1,2 ml 0,9 ml
Ranti puspitasari Perempuan Rerata
Pertanyaan-pertanyaan : 1. Apakah larutan dalam erlenmeyer K ini
bersifat asam atau basa? 2. Apakah yang terjadi dengan warna
larutan ketiga cara kerja poin ketiga dilakukan dan apa artinya? 3.
Apa yang terjadi dalam jaringan tubuh sehingga CO2 ekspirasi
berubah? 4. Apa sebabnya CO2 yang ditiupkan dapat digunakan untuk
mengukur kecepatan respirasi sel? Jawaban: 1. Basa, karena telah
ditambahkan NaOH yang merupakan senyawa basa kuat. 2. Warnanya
menjadi merah pekat karena, karbondioksida mengikat NaOH yang
dihembuskan sehingga menyebabkan larutan menjadi asam yaitu natrium
karbonat. Dengan reaksi: 2NaOH +2CO2 NaCO3 + H2 Sehingga larutan
berubah menjadi asam, untuk menetralkannya maka ditambahkan basa
seperti NaOH, karena jika asam ditambahkan dengan basa maka akan
menghasilkan garam netral dan air. 3. Ketika saat santai tubuh
tidak terlalu membutuhkan banyak energi maka frekuensi pernapasan
relatif lambat dan CO2 yang dikeluarkanpun lebih sedikit. Berbeda
dengan ketika saat setelah berlari, suhu tubuh meningkat dan tubuh
membutuhkan lebih banyak energi untuk menetralkan suhu tubuh,
dengan demikian sistem metabolism juga meningkat, karena proses
metabolism membutuhkan oksigen, maka oksigen yang dibutuhkanpun
meningkat, karena kebutuhan oksigen meningkat, sehingga frekuensi
pernapasan meningkat dan CO2 yang dikeluarkan juga meningkat. 4.
Karena, jumlah CO2 yang dikeluarkan berbanding lurus dengan O2 yang
dibutuhkan. Jadi berapapun jumlah CO2 yang dikeluarkan maka
sebanyak itulah oksigen yang dibutuhkan.
BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan keterkaitan landasan teori dengan
hasil praktikum pengukuran kadar CO2 ekspirasi dan faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernafasan, Pada kegiatan Pengukuran
kadar CO2 yang dipergunakan dalam satu kali respirasi, udara yang
dikeluarkan setiap pratikan untuk mengubah NaOH yang bersifat basa
dan bereaksi dengan CO2 sehingga membentuk asam karbonat (H2CO3)
dan gas Hidrogen (H2), rerata pratikan pada saat istirahat
mengeluarkan 4,1 ml udara sedangkan pada saat beraktifitas
(lari-lari selama 2 menit) rerata pratikan mengeluarkan 5 ml udara,
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa aktifitas bias mempengaruhi
frekuensi pernapasan, semakin besar aktifitas yang dikerjakan maka
makin besar pula udara yang dibutuhkan dalam berespirasi Secara
teoritis cepat lambatnya manusia melakukan respirasi menurut Diah
Aryulina (170) dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya : Umur
Bertambahnya umur seseorang maka frekuensi respirasi menjadi
semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih
sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen
yang diperlukan relative lebih sedikit. Pada pratikum yang kami
lakukan dapat dilihat bahwa umur mempengaruhi frekuensi pernapasan,
karena rentang perbedaan umur relatif kecil maka tidak terlalu
kelihatan perbedaannya. Seperti yang tertera pada tabel hasil
penelitian diatas pratikan yang berumur 16 tahun range udara yang
diperlukan pada saat istirahat dan saat beraktifitas rerata range
1,6 ml. sedangkan yang berumur 17 tahun (2 orang) mengeluarka
rerata renge 2 ml. perbedaan rerata range yang kecil (1,6 ml dan 2
ml) tersebut maka, untuk penentuan pengaruh umur pada frekuensi
respirasi tidak dapat dibuktikan. Jenis kelamin Pada umumnya,
laki-laki lebih banyak membutuhkan energi, sehingga memerlukan
oksigen yang lebih banyak dari pada perempuan, hal ini dapat
dibuktikan pada hasil kegiatan. Pratikan laki-laki (2 orang) pada
saat istirahat memerlukan 4 ml dan 5 ml udara, setelah beraktifitas
6 dan 6,5 ml udara sedangkan pada pratikan perempuan (2 orang) saat
istirahat memerlukan 3 ml dan 2,8 ml udara, dan pada waktu
beraktifitas mengeluarkan 5,5 ml dan 4 ml udara. Suhu Tubuh Manusia
memiliki suhu tubuh yang konstant (berkisar antara 36 - 37 0C)
karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan
meningkatkan laju metabolisme. Jika suhu tubuh turun, maka tubuh
akan meningkatkan metabolismenya sehingga kebutuhan akan oksigen
meningkat. Ini terlihat dari perbedaan konsentrasi CO2 pada saat
santai dan setelah berlari karena berlari dapat meningkatkan suhu
tubuh.
BAB V PENUTUP KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa: 1. CO2 yang ditiupkan dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan respirasi sel 2. Fakto-faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernafasan adalah: - Umur - Jenis kelamin - Suhu tubuh SARAN Dari
kesimpulan di atas maka kami sarankan: 1. Mengatur pernafasan
dengan baik supaya bisa mengatur kebutuhhan energi secara teratur
2. Untuk praktikum yang selanjutnya diusahakan perbedaan umur
pratikan memiliki rentang yang cukup jauh sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi respirasi dengan faktor umur dapat
dibuktikan
DAFTAR PUSTAKA 1. Aryulina Diah.2004.Biologi Sma Untuk Kelas
XI.Jakarta:ESIS. 2. AY, Suroso.2003.Ensiklopedi Sains &
Kehidupan.Jakarta:CV.Tarity Samudra Berlian. Karmana, Oman. 2007.
Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
3.
A. Tujuan Menghitung kecepatan (frekuensi) bernapas Menghitung
kecepatan (frekuensi) denyut nadi Membandingkan kedua kecepatan
(frekuensi) diatas (napas dan denyut nadi) B. Landasan Teori
Manusia membutuhkan supply oksigen (O 2 ) secara terus-menerus
untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida
(CO 2 ) sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida (CO 2 )
dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Sel-sel
tubuh terusmenerus menggunakan oksigen (O 2) untuk reaksi metabolik
yang melepasakan energi dari molekulmolekul nutrien dan
menghasilkan ATP. Oksigen (O 2 ) yang dibutuhkan untuk proses
respirasi sel ini berasal dari atmosfer yang menyediakan kandungan
gas oksigen (O 2 ) sebanyak 21% dari selurus gas yang ada. Oksigen
(O 2 ) masuk kedalam tubuuh melalui perantara alat pernapasan yang
berada di lua r (lubang hidung). Pada manusia, alveolus yang
terdapat di paruparu berfungsi sebagai permukaan untuk tempat
pertukaran gas.
Frekuensi Pernapasan adalah intensitas memasukkan atau
mengeluarkan udar a per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan
pada manusia berkisar antara 1618 kali. Faktor yang mempengaruhi
kecepatan frekuensi pernapasan adalah : 1. Usia Balita memiliki
frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Sem akin
bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat
dibandingkan perempuan. 3. Suhu Tubuh Semakin tinggi suhu tubuh
(demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin ce pat 4. Posisi
Tubuh Frekuensi pernapasan meningkat saar berjalan atau berlari
dibandingkan posi si diam. Frekuensi pernapsan posisi berdiri lebih
cepat dibandingkan posisi duduk. Fr ekuensi pernapasan posisi tidur
terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. 5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapsana akan semakin
cepat.
6. Status Kesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler
dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada si stem kardiovaskuler
kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke selsel
tubuh. Selain itu penyakitpenyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. 7. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasa n ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena
itu bila memberikan obatobat narkotik analgetik, perawat harus
memantau laju dan kedalaman pernapasa 8. Ketinggian Ketinggian
mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, s
ehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup 9. Polusi udara Dengan
adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas
menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun,
jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.
(Junior, 2009) Denyut nadi dapat dipakai sebagai tolok ukur kondisi
jantung. Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung
yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat tempat
tertentu. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuen si
denyut jantung/detak jantung. 1. Tempat meraba denyut nadi a
dipergelangan tangan
b. dileher sebelah kiri/kanan c. di dada sebelah kiri, tepat di
apex jantung d. dipelipis 2. Hal-hal yang perlu diperiksa : a.
frekuensinya b. isinya c. iramanya teratur apa tidak
1) frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat 2)
bila kita berlatih frekuensi denyut nadi dengan sendirinya akan
meningkat sesu ai dengan beratnya latihan yang dilakukan 3) setelah
latihan selesai frekuensi denyut nadi akan menurun 4) orang yang
terlatih denyut nadi istirahat lebih lambat dibandingkan dengan ora
ng yang tidak terlatih Peningkatan denyut nadi berhubungan dengan
peningkatan respirasi yang me nyebabkan meningkatnya aktivitas
otototot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk
mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran darah . C.
Alat dan bahan Alat-alat tulis Jam tangan / stopwatch Kertas D.
Cara Kerja 1. Kegiatan harus dilakukan oleh 2 orang secara
berpasangan. 2. Salah seorang dari pasangan harus menghitung jumlah
napas yang diambil per me nit. Sedangkan teman lainnya berperan
sebagai subjek percobaan (eksperimen). 3. Hitunglah frekuensi napas
per menit dalam keadaan tubuh santai (istirahat), setelah berlari
kecil kurang lebih 4 menit, dan setelah naik-turun tangga 23 menit.
Dalam waktu yang bersamaan anggota lain dalam tim menghitung
frekuensi denyut nadi. 4. Setiap anggota dari tim harus melakukan
percobaan ini bergantian sebagai s ubjek percobaan. 5.
Hasil pengamatan percobaan harus di catat dengan teliti dan
lengkap. 6. Dalam menentukan kecepatan napas pasangan saudara harus
menghitung ju mlah berapa kali kamu menarik napas per menit.
Ulangilah menghitung 2 kali / l ebih percobaan dan buatlah
rata-ratanya. 7. Buatlah table yang mencerminkan data hasil
pengematan.
E. Data Hasil Pengamatan Tebel 1 : Penghitungan Kecepatan
(Frekuensi) Napas Subjek Percobaan Istirahat (1 menit) Lari-lari
kecil (4 menit) Naik-Turun Tangga (2 menit) Eva Ella Siska
30 40 39 57 49 40 70 51 80
Tabel 2 : Penghitungan Kecepatan (Frekuensi) Denyut Nadi Subjek
Percobaan Istirahat (1 menit) Lari-lari kecil (4 menit) Naik-Turun
Tangga (2 menit) Eva Ella Siska Shinta Ranci
65
96 80 89 76 114 98 80 127 96 129 129 156 109 99
F. Pembahasan Kegiatan pertama, yaitu penghitungan napas.
Kegiatan bernapas dalam perco baan ini merupakan kegiatan mengambil
oksigen (O 2) dari lingkungan dan mengeluarkan karbondioksida (CO 2
) dari dalam tubuh ke lingkungan sekitar dalam rentang waktu
tertentu dan dalam berbagai keadaan tubuh, yaitu keadaan tubuh
santai (istirahat), setelah berlari-lari kurang lebih 4 menit, dan
setelah naik-turun tangga 2-3 menit. Kegiatan kedua, yaitu
penghitungan denyut nadi. Kegiatan penghitungan denyut nadi dalam
percobaan ini merupakan penghitungan detak jantung dalam berbagai
keadaa n tubuh, yaitu keadaan tubuh santai (istirahat), setelah
berlarilari kurang lebih 4 menit, setelah naik-turun tangga 2-3
menit. Dari kegiatan pertama dan kegiatan kedua yang telah
dilakukan maka dapat diketa hui bahwa adanya perbedaan antara
frekuensi napas dan frekuensi denyut jantung setia p orang dalam
berbagai kondisi tubuh. Namun, jika diperhatikan ternyata frekuensi
denyut nadi merupakan kelipatan (di kali 2) dari frekuensi napas
walaupun hasilnya tidak terlalu akurat tetapi hasil dari frekuensi
d enyut nadi tidak terlalu jauh dari hasil keliapatan frekuensi
napas (pada setiap kondisi tubuh), contohnya, Eva diketahui
frekuensi napas nya adalah 30/menit berarti kelipatan (dikali 2 )
dari angka 30 (30*2) adalah 60, dan hasil percobaan menunjukkan
bahwa frekuensi de nyut nadi Eva adalah 65/menit (dimana angka 65
tidak terlalu jauh dari angka 60 y ang merupakan hasil kelipatan
dari angka 30 sebagai frekuensi napas yang dimiliki oleh Eva dala m
kondisi tubuh santai/istirahat). Jika seseorang mencoba menahan
napas, dalam beberapa saat keinginan untuk me narik napas tidak
dapat ditundatunda lagi. Hal ini terjadi karena setiap saat manusia
membutuhkan
oksigen (O 2 ) dan mengharuskan untuk mengeluarakan
karbondioksida (CO 2 ). Kebutuhan akan oksigen tersebut karena
tubuh manusia harus melakukan respirasi sel d an juga menggunakan
oksigen (O 2 ) untuk reaksi metabolik yang melepaskan energi dari
molekulmolekul nutrien dan menghasilkan ATP. dan keharusan untuk
mengeluarkan karb ondioksida (CO 2 ) karena karbondioksida (CO 2 )
yang tidak dikeluarkan dari tubuh akan menjadi racun bagi tubuh itu
sendiri.
G. Kesimpulan Setiap individu memiliki frekuensi yang
berbedabeda baik itu frekuensi pernapsaan maupun frekuensi denyut
nadi dalam keadaan tubuh yang berbeda-beda pula. Dalam percobaan
ini, faktor yang paling mempengaruhi frekuensi pernapasan dan
frekuensi denyut nadi adalah aktivitas. Dimana aktivitas yang kami
lakukan berbedabeda, dari diam sampai dengan naikturun tangga yang
membuat seseorang membutuhkan lebih banyak lagi Oksigen sehingga
semua frekuensi menjadi meningkat (frekuensi pernapasan dan
frekuensi denyut nadi).
Daftar Pustaka Slamet Adeng dan Tibrani M. 2010. Fisiologi
Hewan. Penerbit UNSRI : Indralaya Slamet Adeng dan Tibrani M. 2010.
Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Pener bit UNSRI : Indralaya