Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering PERCOBAAN II GRANULASI KERING I. Tujuan Menentukan pengaruh jenis pengikat terhadap sediaan tablet dengan teknik granulasi kering dengan zat aktif asetosal. II. Teori Dasar Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Departemen Kesehatan RI, 2014). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel, 2005) Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat-obat secara oral. Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan (temperproof). Hal – hal berikut merupakan keunggulan utama tablet : 1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
PERCOBAAN II
GRANULASI KERING
I. Tujuan
Menentukan pengaruh jenis pengikat terhadap sediaan tablet dengan teknik
granulasi kering dengan zat aktif asetosal.
II. Teori Dasar
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel, 2005)
Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat-obat secara oral. Tablet
mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang
tahan terhadap pemasukan (temperproof).
Hal – hal berikut merupakan keunggulan utama tablet :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik
dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.
4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak
yang bermonogram atau berhiasan timbul.
5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet
tidak segera terjadi.
6. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di
usus atau produk lepas lambat.
1
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
7. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi besar
– besaran.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman, hlm 1994)
Selain keunggulan di atas, tablet juga mempunyai kerugian sebagai berikut :
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada
keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Asetosal atau aspirin atau cafenol atau naspro adalah obat anti-nyeri tertua (1899),
yang sampai saat kini paling banyak digunakan diseluruh dunia. Zat ini juga berkhasiat
anti-demam kuat dan pada dosis rendah sekali (80mg) berdaya menghambat agregasi
trombosit. Efek antitrombotis ini tidak reversibel dan berdasarkan blockade enzim cyclo-
oxyigenase (COX-1) yang bertahan selama hidupnya trombosit. Dengan demikian sintesa
tromboksan A2 (TxA2) - yang berkhasiat trombotis dan vasokontriktif – dihindarkan. Pada
dosis lebih besar dari normal (diatas 5 g sehari) obat ini juga berkhasiat antiradang akibat
gagal sintesa prostaglandin-E (PgE2).
Selain merupakan analgetikum, dewasa ini banyak digunakan sebagai alternatif
dari antikoagulansia untuk obat pencegah infark kedua setelah terjadi serangan. Hal ini
berkat daya antitrombotisnya. Obat ini juga efektif untuk profilaksis serangan stroke
kedua setelah menderita TIA (Transient Ischaemic Attack, serangan kekurangan darah
sementara diotak), terutama pada pria.
Resorpsinya cepat dan praktis lengkap, terutama di bagian pertama duodenum.
Namun, karena bersifat asam, sebagian zat diserap pula dilambung. BA-nya lebih rendah
akibat FPE dan hidrolisa selama resorpsi. Mulai efek analgetis dan antipiretisnya cepat,
yakni setelah 30 menit dan bertahan 3-6 jam; kerja antiradangnya baru nampak setelah 1-
4 hari. Resorpsi dari rectum (suppositoria) lambat dan tidak menentu, sehingga dosisnya
perlu digandakan. Dalam hati zat ini segera dihidrolisa menjadi asam salisilat dengan
daya antinyeri lebih ringan. PP-nya 90-95%, plasma-t1/2-nya 15-20 menit, masa paruh
asam salisilat adalah 2-3 jam pada dosis 1-3 g/hari.
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan
risiko tukak lambung dan perdarahan samar (occult). Penyebabnya adalah sifat asam dari
asetosal, yang dapat dikurangi melalui kombinasi dengan suatu antasidum (MgO,
aluminiumhidroksida, CaCO3) atau digunakan garam kalsiumnya (carbasalat). Pada dosis
besar factor lain memegang peranan, yakni hilangnya efek pelindung dari prostacyclin
(PgI2) terhadap mukosa lambung, yang sintesanya turut dihalangi akibat blockade cyclo-
oxygenase.
Selain itu, asetosal menimbulkan efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan
tinnitus (telinga berdengung) pada dosis lebih serius adalah kejang-kejang bronchi hebat,
yang pada pasien asma dapat menimbulkan serangan, walaupun dalam dosis rendah.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/selesma sebaiknya jangan diberi
asetosal (melainkan parasetamol), karena berisiko terkena Sindroma Rye yang berbahaya.
12
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Sindroma ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernapasan, konvulsi
dan adakalanya koma.
Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama
pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan
dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat. Kendati masuk ke dalam
air susu, ibu dapat menggunakan asetosal selama laktasi, tetapi sebaiknya secara
insidentil.
Asetosal memperkuat daya kerja antikoagulansia, antidiabetika oral dan
metotreksat. Efek obat encok probenesid dan sulfinpirazon berkurang, begitu pula
diuretika furosemida dan spironolakton. Kerja analgetisnya diperkuat oleh antara lain
kodein dan d-propoksifen. Alkohol meningkatkan risiko perdarahan lambung-usus.
Karena efek antitrombotisnya yang mengakibatkan risiko perdarahan meningkat,
penggunaan asetosal perlu dihentikan satu minggu sebelum pencabutan gigi (geraham
bungsu).
Pada nyeri dan demam oral 4 dd 0,5-1 d p.c., maks 4 g sehari, anak-anak sampai 1
tahun 10 mg/kg 3-4 kali sehari, 1-12 thn 4-6 dd, di atas 12 thn 4 dd 320-500 mg, maks 2
g/hari. Rektal, dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak sampai 2 thn 2 dd 20mg/kg, di atas 2 thn 3
dd 20 mg/kg p.c. Pada rema, oral dan rektal 6 dd 1 g, maks 8 g/hari, pada serangan
migraine single dose dari 1 g, 15-30 menit sesudah minum domperidon atau
metoklopramida (Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007).
13
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
III. Resep
Formulasi I, II, III, dan IV
Formula Kadar
I (%) II (%) III (%) IV (%)
Fas
e D
alam
Asetosal
PVP
Amilum
Laktosa
62,5
-
10
Qs
62,5
2
10
Qs
62,5
4
10
Qs
62,5
6
10
Qs
Fas
e L
uar
Amilum
Talk
Talk
5
2
1
5
2
1
5
2
1
5
2
1
IV. Preformulasi Zat Aktif
Struktur Kimia
Rumus molekul C9H8O4
Nama AsetosalNama lain Acetyl salicylic acidNama kimia Asam asetil salisilatBerat molekul 180,16Pemerian Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah. Stabil diudara kering, didalam udara lembab secara bertahap terhidrolisis menjadi asam salisilat dan asam asetat.
Suhu Lebur 143oC
pH 2-3
Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam
kloroform dan ddalam eter, agak sukar larut dalam eter
14
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
mutlak.
Stabilitas Stabil diudara kering, jika kontak dengan kelembapan atau
dalam air akan mengalami hidrolisis yang akan
menghasilkan asetat dan asam salisilat.
Tingkat dekomposisi baik asam dan basa katalis dipercepat
oleh panas. Stabilitas maksimum pada pH 2 dan 3.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam lemah , aram besi, fenobarbital
natrium, garam kuinin, kalium dan natrium iodida, basa
hidroksida karbonat dan stearat. Aspirin akan mengalami
hidrolisis jika dicampurkan dengan air yang mengandung
garam kristal. Aspirin juga dilaporkan inkompatibel dengan
antihistamin.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tablet berukuran 81 mg atau lebih kecil disimpan dalam wadah berkapasitas tidak lebih dari 36 tablet
Daftar Pustaka The Pharmaceutical Codex Halaman 742-743
V. Preformulasi Eksipien
PVP
Struktur molekul
Rumus molekul (C6H9NO)n Nama kimia 1- ethenyl-2-pirolidone homopolymerBerat molekul 180.20Pemerian Serbuk putih sampai krem keputihan, tidak berbau atau
hamper tidak berbau. Serbuk higroskopis.Suhu Lebur 150oCKelarutan Mudah larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton,
metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral. Dalam air, konsentrasi dari larutan hanya dibatasi oleh viskositas larutan yang dihasilkan, yang merupakan fungsi darinilai-K.
Stabilitas PVP stabil dalam pemanasan siklus pendek antara 110o - 130o C. sterilisasi uap dari air tidak mengubah sifat-sifatnya.Larutan berair yang rentan terhadap pertumbuhan jamur dan akibatnya membutuhkan penambahan pengawet yang cocok. Povidon dapat disimpan dalam kondisi biasa tanpa mengalami dekomposisi atau degradasi.
Inkompatibilitas Akan membentuk molecular dalam larutan dengan
15
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
sulfatiozole, natrium salisilat, asam salisilat, Phenobarbital, tannin.
Penyimpanan Bubuk higroskopis, harus disimpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan Disintegrant; dissolution enhancer; suspending agent; tablet binder.
Berat molekul 50 – 500 juta DaPemerian Tidak berbau, tidak berasa, halus, serbuk putih, amilum terdiri dari
butiran bulat, bulat telur sangat kecil atau biji-bijian yang ukuran dan bentuk mempunyai karakteristik untuk setiap variasi tumbuhan
Fungsi Dilluent tablet dan kapsul, penghancur tablet dan kapsul, pengikat tablet, agen penebalan
Titik leleh [Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]Suhu gelatinisasi:71°C untuk pati jagung;62°C untuk pati kacang,64°C untuk tepung kentang;68°C untuk pati beras;59°C untuk tepung gandum.
Kandungan lembab Semua pati yang higroskopis dan menyerap kelembaban atmosfer untuk mencapai keseimbangan kelembaban. (23,24) Perkiraan kelembaban keseimbangan adalah karakteristik untuk setiap pati. Pada kelembaban relatif 50%: 12% untuk pati jagung;14% untuk tepung kacang, 18% untuk tepung kentang; 14% untuk pati beras; 13% untuk tepung gandum. Pati berlebihan kering dengan kelembaban rendah dari kelembaban keseimbangan, tersedia secara komersial. Produk-produk ini harus
16
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
disimpan dalam wadah tertutup rapat untuk menjaga kadar air yang rendah.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol 96% dan di air dingin. Amilum mengembang seketika dalam air sekitar 5-10% pada suhu 37oC. Amilum akan larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi. Amilum sebagian larut dalam dimethyl sulfoksida dan dimetil formamida.
Densitas 1,478 g/cm3
Viskositas Pati tidak dimodifikasi bukan polimer pilihan untuk mengatur viskositas sediaan farmasi, kecuali untuk produk nutrisi klinis.
Stabilitas Stabil jika terlindung dari kelembapan tinggi, secara kimia dan mikrobiologi amilum lembap pada kondisi penyimpanan normal. Secara fisik amilum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan keringKompatibilitas Amilum inkompatibel dengan zat pengoksida kuatPustaka HOPE6th halaman 685-690
Talk
Struktur molekul [Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]Rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
Berat molekul [Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]Pemerian Serbuk hablur putih atau putih keabuan, tidak berbau, sangat halus,
licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran.Fungsi Anticaking agent, glidant, diluent tablet dan kapsul, dan lubrikanKandungan lembab Talk menyerap air pada suhu 25oC dan kelembapan relatif hingga
90%.Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organik dan
air.Stabilitas Talk merupakan bahan stabil dan dapat disterilisasi dengan suhu
160oC selama 1 jam. Talk juga dapat disterilisasi dengan gas etilen oksida dan iradiasi gama.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan keringKompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa amonium kuartenerPustaka HOPE6th ed 2009, halaman: 728-730
Laktosa anhidrat
17
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Berat molekul 342,30Pemerian Serbuk atau partikel kristal berwarna putih, rasa manis, tidak berbau.Fungsi Tablet diluent and tablet fillerTitik leleh 232 oCKelarutan Larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95% dan eterStabilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam
penyimpanan, hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi lembap dan kelembapannya hingga 80%
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan keringKompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat mengalami reaksi
Maillard dengan amin primer dan amin sekunder bila disimpan dalam kondisi kelembapan tinggi untukjangkawaktu yang panjang
Pustaka HOPE6th ed 2009, hal 359-361
VI. Rasionalisasi Formula
Pada pembuatan tablet sedikit sekali serbuk yang menunjukkan sifat-sifat
kunci yang disebutkan dalam teori bahkan adakalanya tidak memiliki sama sekali.
Oleh karena itu, sebelum pengempaan tablet berhasil baik, perlu dilakukan beberapa
perlakukan pendahuluan melalui penambahan satu atau lebih eksipien yang
dibutuhkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Perlakuan awal yang harus
dilakukan antara lain dalam bentuk granulasi. Porses granulasi merupakan proses
pembesaran ukuran dan dalam proses manufaktur tablet bertujuan:
1. Meningkatkan aliran melalui peningkatan ukuran partikel karena partikel besar
mengalir lebih mudah daripada partikel halus.
2. Meningkatkan karakteristik pengempaan dan kekuatan kohesif dari tablet.
3. Mencegah terjadinya pemisahan karena begitu campuran homogen tercapai
partikel sudah lengket tidak akan memisah lagi.
4. Mengurangi pembentukan debu.
18
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asetosal, asetosal memiliki sifat alir
yang buruk, namun memiliki kompaktibilitas yang baik. Maka cara yang tepat
untuk membuat tablet asetosal ini adalah dengan cara granulasi kering.
Bahan – bahan tambahan atau eksipien yang ditambahkan pada formulasi tablet
parasetamol ini yaitu :
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara
signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia
dari tablet jadi (akhir). Tujuan ditambahkannya bahan pengisi ini yaitu untuk
mendapatkan sediaan yang tepat ukuran bobot dan lebih acceptable. Bahan
pengisi yang ditambahkan yaitu Laktosa
2. Pengikat (binder dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk
meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikat (yang diperlukan) dalam
pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk massa kohesif atau
pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat
mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. Bahan pengikat yang ditambahkan
yaitu PVP (Polivinil pirolidon)
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghancur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat
setelah ditelan oleh pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum
dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa
atau pada kedua tahap proses. Efektivitas bermacam penghancur dipengaruhi
oleh posisinya dalam tablet. Perlu pula diperhatikan bahwa beberapa
penghancur juga menunjukkan sifat sebagai pengikat atau perekat. Penghancur
ini berlawanan dengan operasi granulasi (aglomerasi), dan selanjutnya pada
pembentukan hasil kempa yang kuat, formulator harus mempertimbangkan
kedua fenomena ini dalam mendesain formulasi tablet.
Partikel yang berikatan/ bertautan secara kuat merupakan hal yang pokok
untuk menghasilkan tablet yang menunjukkan kekerasan fisika dan porositas
rendah. Sebelum bahan aktif diabsorbsi di saluran cerna, bahan aktif haruslah
terlebih dahulu terdisolusi, dan tablet yang kuat secara fisika (keras) merupakan
19
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
halangan terhadap proses disolusi. Oleh sebab itu, dalam formulasi tablet perlu
ditambahkan agen penghancur yang bila berkontak dengan air akan
mengganggu struktur tablet dan selanjutnya menyebabkan tablet terfragmentasi
(hancur). Permukaan yang terekspose secara lebih luas terhadap cairan saluran
cerna akan memfasilitasi proses disolusi.
Bahan penghancur yang ditambahkan yaitu Amilum
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang
meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama
pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula
menunjukkan sifat sebagai antilengket (anti-adherant) atau pelicin (glidant).
Strick land mendeskripsikan :
Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa
selama proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan
selanjutnya pada dinding cetakan.
Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
Lubrikasi berlangsung menurut 2 mekanisme. Pertama dinamakan
lubrikasi cair karena kedua permukaan yang bergerak dipandang terpisah
sebagai lapisan yang terbatas dan kontinu dari lubrikan cair. Suatu hidrokarbon,
seperti minyak mineral, walaupun merupakan lubrikan buruk, merupakan
contoh tipe lubrikan cair. Minyak hidrokarbon tidak diaplikasikan dalam
bentuk disperse halus karena akan menghasilkan tablet berminyak (oil spots).
Kedua lubrikasi perbatasan dihasilkan dari pelekatan bagian polar molekul
dengan rantai karbon panjang terhadap dinding permukaan logam lumpang
cetak. Lubrikan tipe perbatasan lebih bagus dari tipe cair karena keterkaitan
lubrikan pada dinding lumpang cetak lebih besar dari tipe cair. Hal ini
dikarenakan ujung polar dari lubrikan perbatasan akan teradhesi secara lebih
kokoh pada permukaan oksida logam dari tipe cairan non-polar. Tipe dan kadar
lubrikan yang digunakan dalam formulasi tablet sangat dipengaruhi oleh alat
yang digunakan dalam mengempa tablet.
Cara/metode penambahan lubrikan
Lubrikan umumnya ditambahkan dalam keadaan kering pada saat
komponen lain sudah homogen. Oleh karena itu, lubrikan ditambahkan dan
20
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
dicampur hanya dalam periode waktu yang singkat saja, 2 – 5 menit dari 10 –
30 menit waktu yang diperlukan untuk pencampuran homogen suatu granul.
Pencampuran secara berlebihan (over mixing) dapat menyembabkan penurunan
karakteristik disintegrasi-disolusi dan kehilangan ikatan pada matriks tablet.
Adakalanya lubrikan ditambahkan pada granul dalam bentuk larutan
alkohol (misal Carbowax) sebagai suspense atau emulsi dari material lubrikan.
Sebagai pegangan umum; lubrikan berbentuk serbuk jangan ditambahkan
sebelum melakukan granulasi basah karena lubrikan akan terbagi pada seluruh
massa partikel granul, dan tidak terkonsentrasi pada permukaan granul dimana
lubrikan berfungsi sebagai tambahan. Lubrikan serbuk yang ditambahkan
dengan cara ini akan mengurangi agen penggranulasi dan mengefektifkan
pengikat.
Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukkan tendensi
mudah tersusun/terkumpul. Produk multivitamin yang mengandung vitamin E
kadar tinggi sering menunjukkan sifat menyatu, yang dapat diminimalkan
melalui penembahan silica koloidal seperti Syloid. Dari hasil penelitian,
ditemukan bahwa Cab – O – Sil, walaupun secara kimia mirip (similar), tidak
berfungsi secara memuaskan diduga karena luas permukaannya lebih kecil.
Talk, magnesium stearat, dan amilum jagung menunjukkan sifat antiadheran
yang baik pada permukaan alu kempa tablet. Lubrikan larut air yang
menunjukkan efisiensi tinggi sebagai lubrikan permukaan alu kempa adalah
DLlLeusin. Tabel dibawah memberikan beberapa antiadheran yang luas
digunakan dalam formulasi tablet.
Material Rentang konsentrasi % yang lazim digunakan
Talk 1 – 5
Amilum jagung 3 – 10
Cab – O – Sil 0,1 – 0,5
Syloid 0,1 – 0,5
DL-Leusin 3 – 10
Na-Lauril Sulfat < 1
Logam stearat < 1
Lubrikan yang ditambahkan yaitu Talkum
21
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
5. Pelicin (glidant)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam
lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering
ditemukan/ditunjukkan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan
kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan. Mesin
kempa tablet berkecepatan tinggi memerlukan sifat aliran yang lancar menuju
lobang lumpang. Jika sifat aliran sangant buruk dan glidan tidak efektif, maka
perlu dipertimbangkan mekanisme lumpan bertekanan (force-feed) pada
pengisian lumpang mesin kempa tablet. Keseragaman dari berat tablet secara
langsung bergantung pada keseragaman pengisian lumpang oleh granul dari
hoper. Pada umumnya material yang merupakan glidan yang baik sering
merupakan lubrikan yang buruk. Pada tabel dibawah dapat dilihat beberapa
glidan yang umum digunakan.
Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian:
a. Disperse muatan elektrostatik pada permukaan granul.
b. Distribusi glidan dalam granul.
c. Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul.
d. Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.
e. Penurunan fraksi di antaara partikel dan kekerasan permukaan karena
glidan teradhesi pada permukaan granul.
Material Rentang konsentrasi % yang lazim digunakan
Talk 5
Amilum jagung 5 – 10
Cab – O – Sil 0,1 – 0,5
Syloid 0,1 – 0,5
Aerosol 1 – 3
Serbuk gerak (running powder)
Lubrikan terbaik adalah lubrikan yang bersifat tidak larut dan juga
bersifat menolak air. Karena lubrikan berfungsi melalui penyalutan granul yang
akan dikempa, tidak mengherankan bila lubrikan yang digunakan dan proses
lubrikasi dapat menimbulakn efek mengganggu pada disintegrasi tablet dan
disolusi/pelepasan obat dari tablet. Untuk mengatasi masalah ini, sering
ditambahkan agen kedua pada serbuk lubrikan untuk menghasilkan serbuk
22
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
yang kurang bersifat hidrofobik sebagai sistem lubrikan campuran. Lubrikan
dan agen kedua serta agen hidrofilik dinamakan serbuk gerak (running powder)
karena penambahannya bertujuan memperlancar pengempaan atau
menggerakkan granul dari mesin kempa tablet. Agen hidrofilik yang paling
umum ditambahkan pada lubrikan adalah amilum. Perbandingan
amilum/lubrikan berkisar antara 1 : 1 sampai 1 : 4.
Glidan yang ditambahkan yaitu Talkum.
VII. Perhitungan
Kadar asetosal = 250 mg
Bobot tablet = 400 mg (dibuat untuk 500 tablet)
1 tablet = 92
100× 400 mg=368 mg
500 tablet = 500 × 368 mg = 184 gram
Formula Perhitungan 1 Tablet Perhitungan
500 Tablet
Kondisi
Sebenarnya
Fase dalam (92% )
Parasetamol 250 mg 250 mg × 500 = 125 gram
125,006 gram
PVP 6% 6100
× 400 mg=24 mg 24 mg ×500 = 12 gram
12, 001 gram
Amylum 10% 10100
× 400 mg=40 mg 40 mg ×500 = 20 gram
20,000 gram
Laktosa (368 – 250 - 24 – 40) mg = 54 mg
54 mg ×500 = 27 gram
27, 007 gram
Fase luar (8%)
Amylum 5% 592
×400 mg = 20 mg20 mg ×500 = 10 gram
9,233 gram
Talkum 2% 292
×400 mg = 8 mg8 mg ×500 = 4 gram
0,924 gram
Talcum 1% 192
×400 mg = 4 mg4 mg ×500 = 2 gram
1,852 gram
1. Slug sebesar 93,5%
Fasedalam + 12
(Talk + Talk)
23
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Fasedalam (massaserbuk): 184 gram
Lubrikan (Talk)12
x 2 gram = 1 gram
Glidan (Talk)12
x 4 gram = 2 gram +
187 gram
Jadi total massa yang akan di slug untuk 500 tablet adalah 187 gram
2. Setelah proses slugging ternyatadiperoleh 172,614 gram granuldari slug.
Makajumlah tablet yang diperoleh :
= bobot granul sebenarnya
massa serbuk sebelum di slugx500 tablet
= 172,614 gram
187 gramx500 tablet
= 461,5348 tablet
3. Sisafaseluar (FL) yang harusditambahkan:
Talk (lubrikan) :0,5
93,5x 172,614=0,9231 gram
Talk (glidan) :1
93,5x 172,614=1,8461 gram
Amilumm :5
93.5x 172,614=9,2307 gram
4. Jadi, bobot tablet yang diperoleh
= bobot granul sebenarnya+bobot fase luar
jumlahtablet sebenarnya
= 172, 614 gram+(9 , 233 gram+0,924 gram+1,852)
461,5348 tablet
= 400,019 mg
VIII. Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Semua bahan yang digunakan dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan
ayakan mesh 40.
3. Ditimbang bahan aktif dan bahan tambahan menggunakan neraca analitik.
- Asetosal sebanyak 125 gram dengan kertas perkamen
- PVP K-25 sebanyak 12 gram dengan beaker glass 50ml
- Laktosa anhidrat sebanyak 27 gram dengan kertsas perkamen
24
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
- Amprotab sebanyak 20 gram dengan kertas perkamen
- Talcum sebanyak 1 gram dengan kertas perkamen
- Talcum sebanyak 2 gram dengan kertas perkamen
4. Dilakukan proses mixing.
a. Disiapkan wadah mixing (toples).
b. Dimasukkan kedalam toples laktosa sebanyak 9 gram, 1 gram talk dan 2
gram talk, campuran dihomogenkan dengan kecepatan konstan.
c. Ditambahkan kedalam toples PVP 25 sebanyak 12 gram, campuran
dihomogenkan dalam toples dengan kecepatan konstan.
d. Ditambahkan sisa laktosa sebanyak 18 gram dan asetosal sebanyak 6 gram
ke dalam toples. Campuran dihomogenkan dalam toples dengan kecepatan
konstan.
e. Ditambahkan amprotab sebanyak 20 gram dan asetosal sebanyak 28 gram
ke dalam toples. Campuran dihomogenkan dalam toples dengan kecepatan
konstan.
f. Ditambahkan sisa asetosal sebanyak 91 gram ke dalam toples, campuran
dihomogenkan dalam toples dengan kecepatan konstan.
5. Campuran tersebut kemudian di slug menggunakkan punch yang berdiameter
besar pada tekanan mesin tablet yang tinggi atau menggunakkan roller
compactor dengan mengatur tekanan yang diberikan.
6. Slug yang sudah jadi kemudian digiling kasar dan diayak menggunakan
ayakan dengan mesh 16 sehingga dihasilkan granul-granul kasar.
7. Dilakukan evaluasi terhadap granul yang dihasilkan, bila granul berlum
memenuhi syarat, maka slugging dapat diulangi hingga diperoleh granul yang
memenuhi syarat.
8. Proses pembuatan slugging maksimal dilakukan sebanyak 3 kali untuk
menghindari perubahan fisik atau kimia bahan karena pengaruh mekanik.
9. Granul yang diperoleh ditimbang, kemudian dilakukan perhitungan jumlah fase
luar yang harus ditambahkan.
10. Sisa fase luar dicampurkan dengan granul yang telah memenuhi syarat dengan
jumlah sesuai hasil perhitungan.
11. Massa cetak kemudian dikempa dengan menggunakkan punch sesuai bobot
tablet yang telah dihitung.
12. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan.
25
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
IX. Evaluasi Granul dan Tablet
1. Evaluasi Granul
a. BJ nyata, BJ mampat dan % Kompresibilitas (%K)
Sumber : The Pharmaceutical Codex halaman 184, Farmakope Indonesia edisi V
halaman 1523, Pharmaceutical The Science of Dosage Form Design
halaman 211
Tujuan : Menjamin aliran granul yang baik
Prinsip : Pengukuran BJ nyata dan BJ mampat berdasarkan perbandingan bobot
granul terhadap volume sebelum dan setelah dimampatkan (diketuk
500x). Pengukuran % kompresibilitas berdasarkan Carr’s Index.
Penafsiran hasil:
Jika % K:
5 – 10 % artinya aliran sangat baik
11 – 20 % artinya aliran cukup baik
21 - 25 % artinya aliran cukup
>26 % artinya aliran buruk
Hasil formula 4:
BjNyata : bobot granul(g)
volume granul(mL)
No. Replikasi W (g) V (mL) BJ (g/mL)1 50,042 70 0,71492 50,016 70 0,71453 50,003 70 0,7143
Rata-rata 0,7146
BjMampat : bobot granul(g)
volume mampat(mL)
Interval PengetukanVolume (mL)
1 2 3
100 68 69 69
200 68 69 68
26
%100%
mampat
nyatamampat
BJ
BJBJK
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
300 68 68 68
400 68 68 68
500 67,5 68 68
600 67,5 68 67
700 67,5 68 67
800 67,5 67 67
900 67,5 67 67
1000 67,5 67 67
g/mL 0,7392 0,7361 0,47397
Rata-rata = 0,7383 g/mL
Kompresibilitas = Bj mampat−Bj nyata
Bj mampat×100 %
= 0,7383−0,7146
0,7383×100 %
= 3,2100%
Sifat alir = 0,7146
gml
0,7383g
ml
= 0,9679
Hasil keseluruhan :
Formula BJ nyata (g/ml) BJ mampat (g/ml) Kompresibilitas (%)
1 0,7212 0,8066 10,58
2 0,7012 0,7520 6,7553
3 0,7336 0,7673 4,392
4 0,7146 0,7383 3,2100
b. Kecepatan aliran dan Sudut istirahat
Sumber : USP 30 – NF 25 halaman 174
Tujuan : Menjamin keseragaman pengisian kedalam cetakan
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama
waktu tertentu. Granul dimasukkan ke dalam hopper kerucut
dan diletakkan ke di atas alas berdiameter, alirkan granul.
Pembentukan kerucut granul pada alas berdiameter
27
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
memungkinkan penentuan sudut istirahat. Dengan rumus : tan α
= i tinggikerucut
jari− jari kerucut .
Alat : Hopper
Penafsiran Hasi: Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan > 4 g granul adalah 1 detik. Sudut istirahat 25o-30o
adalah sangat baik.
Kecepatan alir
Compressibility Index (%) Flow Character Haussner Ratio
<10 Excellent 1,00 - 1,11
11-15 Good 1,12 - 1,18
16-20 Fair 1,19 - 1,25
21-25 Passable 1,26 - 1,34
26-31 Poor 1,35 - 1,45
32-37 Very poor 1,46-1,59
>38 Very,very poor >1,60
Prosedur kerja :
1. Ditimbang 100 gram granul.
2. Dimasukkan granul ke dalam hopper yang telah disumbat pada bagian
bawahnya dan diposisikan hopper di atas dasar diameter.
3. Dibuka tutup bagian bawah hopper sambil dihitung kecepatan granul jatuh
tepat ke dasar alat yang telah diberi diameter bertingkat.
4. Dihitung sudut istirahat dengan rumus : tan α = tinggi
jari− jari .
Rata-rata kecepatan aliran untuk formula = 100gram/detik
Hasil formula 4 :
Percobaan Berat granul (g) Waktu (detik) Kec. aliran (gram/detik)
1 100 1.22 81.96
2 100 0.49 204.08
3 100 1.30 76.923
Rata-rata kecepatan aliran untuk formula 4 = 124.628 gram/detik (aliran baik).
Hasil keseluruhan :
28
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Formula Kecepatan aliran (100gram/detik)
1 256,52
2 62,4277
3 125,6824
4 124.628
Sudut istirahan formula 4 :
Percobaan Tinggi kerucut (cm) Jari-jari kerucut (cm) α (o)
1 1.6 12.75 7.152
2 2.5 11.25 12.528
3 1.8 11.50 8.845
Rata-rata kecepatan aliran untuk formula 4 = 9.525o
Sudut istirahat keseluruhan :
Formula ( )
1 8,46
2 8,1511
3 8,0363
4 9.525
c. Distribusi ukuran
Sumber : Famakope Indonesia edisi V halaman 1517
Tujuan :Memastikan distribus ukuran granul mengikut kurva
distribusi normal.
Prinsip :Granul dilewatkan melalui suatu pengayak dalam
berbagai ukuran secara bertingkat. Granul dalam tiap
pengayak ditimbang dan dihitung persentasinya serta
ukuran diameternya.
Penafsiran hasil : Distribusi ukuran granul mengikuti kurva distribusi.
Prosedur kerja :
1. Ditimbang masing-masing pengayak dan panci pengumpul.
2. Dimasukkan massa granul sebanyak 25 gram ke dalam ayakan mesh no. 12,
diayak selama 5 menit, ditimbang massa granul lolos.
3. Dimasukkan massa granul lolos mesh no.12 ke dalam ayakan mesh no.14,
diayak selama 5 menit, ditimbang massa granul lolos.
29
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
4. Dimasukkan massa granul lolos mesh no.14 ke dalam ayakan mesh no.40,
diayak selama 5 menit, ditimbang massa granul lolos.
5. Dimasukkan massa granul lolos mesh no.40 ke dalam ayakan mesh no.60,
diayak selama 5 menit, ditimbang massa granul lolos.
6. Dilakukan langkah no 1-5 secara triplo, hingga criteria titik akhir tercapai.
7. Dijumlahkan seluruh bobot granul, jumla susut granl tidak boleh lebih dari
5% bobot awal.
Hasil :
Formula 1
Ukuran Granul
(µm)
Bobot granul
g % % kumulatif < % kumulatif >
< 250 µm 12,6237 50,4948 50,4716 100
251 µm – 425 µm 6,7903 27,1612 77,6328 49,5052
426 µm – 1400 µm 3,9501 15,8004 93,4332 22,344
1400 µm – 1700 µm 1,5077 6,0308 99,464 6,5436
>1700 0,1340 0,5360 100 0,5128
Jumlah 25 100
Formula 2
Ukuran Granul
(µm)
Bobot granul
g % % kumulatif < % kumulatif >
< 250 µm 2,018 8,070 8,070 100
251 µm – 425 µm 2,967 11,866 19,936 91,930
426 µm – 1400 µm 10,632 42,519 62,455 80,064
1400 µm – 1700 µm 9,292 37,161 99,616 37,545
>1700 0,096 0,384 100 0,384
Jumlah 25,005 100
Formula 3
Ukuran Granul
(µm)
Bobot granul
g % % kumulatif < % kumulatif >
< 250 µm 7,943 31,766 31,766 % 100 %
251 µm – 425 µm 3,523 14,090 45,856 % 68,234 %
426 µm – 1400 µm 6,679 26,713 72,569 % 54,44 %
30
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
1400 µm – 1700 µm 6,649 26,592 99,161 % 27,431 %
>1700 0,210 0,839 100 % 0,839 %
Jumlah 25,005 100 %
Formula 4
Ukuran Granul (µm)
Bobot Granul
g %% kumulatif <
undersize
% kumulatif >
oversize
>1700 0,4965 1,986 1,986 100
1400 – 1700 9,927 39,708 41,694 98,104
425 – 1400 9,605 38,420 80,114 58,306
250 – 425 3,086 12,344 92,458 19,886
< 250 1,8855 7,542 100 7,542
Jumlah 25 100
Kurva distribusi ukuran
< 250 250 - 425 425 - 1400 1400 - 1700 > 17000
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
50,495
27,161
15,800
6,031
0
8,07011,866
42,519
37,161
0
31,766
14,090
26,713 26,592
0
7,542
12,344
38,420 39,708
1,986
formula 1formula 2formula 3formula 4
31
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
Kurva distribusi ukuran % kumulatif undersize
< 250 250 - 425 425 - 1400 1400 - 1700 > 17000
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
50,472
77,632
93,43399,464 100,000
8,070
19,936
62,455
99,616 100,000
31,766
45,856
72,569
99,161 100,000
7,542
19,886
58,306
98,104 100,000
formula 1formula 2formula 3formula 4
Kurva distribusi ukuran % kumulatif oversize
< 250 250 - 425 425 - 1400 1400 - 1700 > 17000
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
100,000
49,505
22,344
6,5440
100,00091,930
80,064
37,545
0
100,000
68,234
54,440
27,431
0
100,00092,458
80,114
41,694
1,986
formula 1formula 2formula 3formula 4
32
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering
2. Evaluasi Tablet
a. Organoleptis
Tujuan :Penerimaan oleh konsumen
Prinsip :Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil:Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai
spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai),
rasa sesuai spesifikasi
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Warna homogen, berwarna putih tidak berbintik,
tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Warna homogen, bau
sesuai spesifikasi, mulus tanpa bintik-bintik,
rasa asam kepahit-pahitan.
Berwarna putih homogen, bau khas asetosal,
rasa asam diikuti rasa pahit
Warna putih homogen, bau khas
asetosal, permukaan halus,
tidak berbintik, rasa pahit.
b. Keseragaman ukuran
Tujuan :Menjamin penampilan tablet yang baik
Prinsip :Selama proses pencetakan, perubahan ketebalan merupakan
indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada
pengisian granul ke dalam die. Pengukuran dilakukan terhadap
diameter dan tebal tablet.
Alat :Jangka sorong
Penafsiran hasil:Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓
kali tebal tablet.
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, lalu diukur diameter dan tebalnya
menggunakan jangka sorong.
Hasil :
No Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
d (cm) t (cm) d (cm) t (cm) d (cm) t (cm) d (cm) t (cm)
1. 12,15 4,30 12,1 4,3 12,1 4,25 12,05 4,4
2. 12,20 4,30 12,1 4,3 12,05 4,40 12,05 4,35
3. 12,15 4,40 12,1 4,3 12,1 4,30 12,05 4,35
33
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida – Granulasi Kering