LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL LISTRIKSEMESTER IV
DISUSUN OLEH :Nama: Reza Tri FahlevieKelas / NIM: A2 /
1220403003Jurusan / Prodi: Teknik Elektro / Teknik ListrikDosen
Pengasuh: 1. Teuku Hasannuddin, S.T., M.Eng. 2. Sayed Aiyub, S.T.,
M.T.
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWETAHUN 2014LEMBARAN PENGESAHAN
Nama Percobaan : Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga
Semester IVNama Praktikan : Reza Tri FahleviNIM Praktikan :
1220403003Kelompok : III (tiga)Tanggal Percobaan : 11 Februari s/d
8 MaretDosen Pengasuh : 1. Teuku Hasannuddin, S.T., M.Eng. 2. Sayed
Aiyub, S.T., M.T.
Keterangan :Paraf :Nilai :
Mengetahui,Dosen Pengasuh IDosen Pengasuh II
Teuku Hasannuddin, S.T., M.Eng.Sayed Aiyub, S.T., M.T.NIP.
19741010 200212 1 008NIP. 19670706 199512 1 002KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan qudrah dan iradah-Nya yang telah memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan LAPORAN
BENGKEL SEMESTER IV ini.Shalawat serta salam semoga terlimpah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, dan manusia pilihannya. Dialah Nabi
dan Rasul sebagai pembawa, penyampai, pengamal, serta beliau yang
menegakkan ajaran Islam dipermukaan bumi ini.Dalam kesempatan ini
saya sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
ini.Mengingat kemampuan penulis sangat terbatas, maka penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi untuk
mencapai kesempurnaan dalam penulisan laporan ini.Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Buket Rata, 10 April 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARvii
BAB 1 PENDAHULUAN11.1.Tujuan11.2.Sumber Data21.3.Metode
Penulisan21.4.Ruang Lingkup21.5.Sistematika Penulisan2
BAB II DASAR TEORI32.1.Ketentuan Umum42.2.Jenis
Penghantar42.3.Jenis Isolasi82.3.1.Selubung Karet92.3.2.Selubung
Plastik92.3.3.Selubung Logam92.4.Pipa Instalasi102.4.1.Macam-macam
pipa instalasi102.5.Macam-Macam Benda Bantu Pada Pemasangan Pipa
Instalasi142.5.1.Kotak Sambung (T. Dos)142.5.2.Jenis - Jenis Kotak
Sambung142.6.Instalasi In Plaster dan On Plaster162.7.Panel
Distribusi172.8.Kontak Kontak172.9.Sakelar182.9.1.Sakelar
Tunggal192.9.2.Sakelar Tukar202.9.3.Sakelar Tekan202.9.4.Tombol
Tekan212.9.5.Sakelar Pilih (Selector Switch)212.9.6.Sakelar
Impuls222.10.Pengaman232.10.1.Sekering (Pengaman Lebur)232.10.2.MCB
(Mini Circuit Breaker)242.10.3.T.O.R (Thermal Overload
Relay)262.11.Kontaktor272.11.1.Kontaktor Daya272.11.2.Kontaktor
Delay282.12.Hubungan Y - Pada Motor 3 Fasa292.13.Hubungan DOL Pada
Motor 3 Fasa (Langsung)332.14.Terminal332.15.Lampu Tanda34
BAB III DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN35
BAB IV GAMBAR KERJA39
BAB V LANGKAH KERJA535.1.Instalasi Penerangan535.2.Instalasi
Tenaga545.2.1.Panel Utama545.2.2.Panel Y 555.2.3.Panel Dua
Kecepatan565.2.4.Pengawatan57
BAB VI ANALISIS596.1.Instalasi Penerangan596.1.1.Grup 1
(F2)596.1.2.Grup 2 (F3)596.1.3.Grup 3 (F4)606.2.Instalasi
Tenaga606.2.1.Grup 1 (F2)606.2.2.Grup 2 (F3)606.2.3.Grup 3
(F4)616.2.4.Grup 4 (F11)616.2.5.Grup 5 (F16)62
BAB VII PENUTUP647.1.Simpulan647.2.Saran64
DAFTAR PUSTAKA65
DAFTAR GAMBARGambar 2. 1. T Dos 2 Cabang14Gambar 2. 2. T Dos 3
Cabang14Gambar 2. 3. T Dos 4 Cabang14Gambar 2. 4. Lasdop15Gambar 2.
5.Tule15Gambar 2. 6. Klem15Gambar 2. 7. Roset15Gambar 2. 8.
Sambungan (SOK)15Gambar 2. 9. Karte Bocht16Gambar 2. 10. Panel
Distribusi17Gambar 2. 11. Kotak Kontak 1 Fasa (Kiri) Dan 3 Fasa
(Kanan)18Gambar 2. 12. Sakelar Tunggal dan Simbolnya19Gambar 2. 13.
Simbol Sakelar Tukar (Kiri) dan Pengawatannya (Kanan)20Gambar 2.
14. Simbol Sakelar Tekan20Gambar 2. 15. Tombol Tekan (Kiri) dan
Simbolnya (Kanan)21Gambar 2. 16. Simbol Sakelar Pilih21Gambar 2.
17. Diagram Pengawatan Sakelar Impuls22Gambar 2. 18. Sakelar
Impuls23Gambar 2. 19. Sekering (Pengaman Lebur)24Gambar 2. 20. MCB
1 Fasa (Kiri) dan MCB 3 Fasa (Kanan)26Gambar 2. 21. T.O.R (Thermal
Overload Relay)26Gambar 2. 22. Kontaktor Daya (Kiri) dan
Kontak-Kontaknya28Gambar 2. 23. Hubungan Y (kanan) dan hubungan
(kiri)30Gambar 2. 24. Panel Starter Motor Y 30Gambar 2. 25.
Hubungan dahlander segitiga berkutub 431Gambar 2. 26. Sambungan
dahlander bintang ganda31Gambar 2. 27. Sambungan dahlander Y -
Y32Gambar 2. 28. Panel Motor Dua Kecepatan (Dahlander)32Gambar 2.
29. Sakelar DOL (Direct On Line)33Gambar 2. 30. Terminal Terpasang
(Kiri) dan Perunitnya (Kanan)34Gambar 2. 31. Lampu Tanda34
DAFTAR TABELTabel 2.1. Nomenklatur Kode-kode kabel di
Indonesia...........................................5Tabel 3.1.
Daftar Peralatan Dan Bahan Instalasi
Penerangan................................35Tabel 3.2. Daftar
Peralatan Dan Bahan Instalasi
Tenaga.......................................37Tabel 6.1. Hasil
Pengukuran Tegangan Pada Stop Kontak 3 Phasa /
Cooker........63Tabel 6.2. Hasil Pengukuran Tegangan Pada Stop
Kontak 1 Phasa.......................63BAB 1PENDAHULUANPraktek
laboratorium instalasi semester IV ini merupakan penerapan dari
gabungan praktek laboratorium instalasi pada semester I, II dan
III. Praktek laboratorium instalasi semester IV ini lebih
diutamakan pada instalasi tenaganya. Yaitu, pengontrolan dari
tiap-tiap motor yang berbeda. Baik itu kontrol motor Y-, pembalik
putaran, dahlander (dua kecepatan) dan juga DOL (Direct On
Line).Sebelum memulai memasang peralatan serta bahan-bahan yang
dibutuhkan, terlebih dahulu harus memperhitungkan serta
memperhatikan aturan-aturan yang terdapat pada prinsip-prinsip
pemasangan pada instalasi tenaga (motor listrik) dan instalasi
penerangan, Sebagai pengontrol utama, pemasangan panel harus
memperhatikan segi keamanan, ekonomis dan kerapian serta pengaruh
lingkungan terhadap panel itu sendiri.Dalam pemasangan instalasi
listrik baik itu instalasi tenaga maupun instalasi penerangan,
harus sesuai dengan diagram gambar dan peraturan-peraturan yang
berlaku agar mudah melakukan perbaikan jika terjadi gangguan.
Peraturan-peraturan tersebut dapat diikuti dari PUIL 2000, IEC,
SII, ISO dan lain-lain.Pada instalasi listrik yang berdaya besar,
akan lebih baik jika tiap-tiap bagian dipisahkan kedalam kelompok
yang berbeda. Ini juga berguna untuk kemudahan dalam memperbaiki
rangkaian jika terjadi gangguan.
1.1. Tujuan1. Dapat memasang instalasi yang menggunakan sumber 3
phasa;2. Dapat merakit panel sesuai diagram kontrol
pengawatannya;3. Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari
peralatan listrik yang digunakan;4. Dapat mengetahui prinsip kerja
dari rangkaian kontrol motor sistem Y-;5. Dapat mengetahui prinsip
kerja dari rangkaian kontrol motor sistem dahlander (dua
kecepatan);6. Dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol
sistem DOL (Direct On Line);7. Dapat menambahkan atau mengurangi
rangkaian jika sewaktu-waktu terjadi adanya perubahan fungsi
rangkaian.
1.2. Sumber DataData-data yang diperoleh sebagai referensi dalam
pembuatan laporan bengkel semester IV ini tak lepas dari yang sudah
menjadi ketentuan di PUIL. Petunjuk-petunjuk lain yang menjadi
pedoman dalam pembuatan laporan diambil dari buku-buku menyangkut
masalah kelistrikan dan hasil praktikum bengkel selama semester I,
II, III, dan IV di laboratorium instalasi listrik.
1.3. Metode PenulisanPenulisan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sangat diperlukan dalam penyusunan laporan ini. Agar laporan
praktek bengkel ini baik dari segi bahasanya maka dalam
pembuatannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
yang berlaku.
1.4. Ruang LingkupPembuatan laporan ini diambil dari berbagai
macam buku pedoman yang beruang lingkup tetap dalam masalah
kelistrikan. Salah satunya merupakan pengetahuan mengenai
pengenalan benda kerja, fungsinya, pemeriksaan dan pengujian.
1.5. Sistematika PenulisanSistematika pada penulisan laporan ini
dapat dilihat dari daftar isi, yang mana memuat hal-hal yang akan
dibahas pada isi laporan didalamnya.
2
BAB IIDASAR TEORIDi abad modern ini, listrik sangatlah penting
dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya hampir tidak ada
teknologi tanpa menggunakan listrik, dengan kata lain listrik sudah
menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Di Pusat
Pembangkit Listrik, energi primer (seperti minyak, batubara, gas,
panas bumi dan lain-lain) di ubah menjadi energi listrik, alat
pengubah energi tersebut adalah generator / alternator, generator
mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik. Adanya
perpindahan energi dalam suatu rangkaian akan membangkitkan medan
listrik (elektro magnetik) sehingga timbullah apa yang disebut
dengan arus listrik.Pada umumnya kita menggunakan istilah listrik,
jika listrik itu digunakan untuk menjalankan motor listrik,
menyalakan lampu, menghasilkan panas dan membuat magnit listrik
bekerja. Sebenarnya listrik itu sendiri merupakan suatu bentuk
tenaga atau energy yaitu: panas, cahaya, tenaga mekanik dan tenaga
kimiawi.Energi listrik mempunyai beberapa kelebihan dibanding
energi yang lain diantaranya adalah :a. Lebih mudah disalurkan.b.
Lebih mudah didistribusikan ke daerah yang lebih luas.c. Lebih
mudah diubah ke dalam bentuk energi lain. Misalnya menjadi energi
panas, cahaya atau tenaga mekanik.Dalam perkembangannya, banyak
ilmuwan yang telah menyumbangkan pemikirannya tentang listrik.
Namun yang paling dikenal dan paling populer dalam sejarah
kelistrikan adalah seorang berkebangsaan Inggris yang bernama
Michael Faraday (lahir tahun 1791 M), yang telah banyak menciptakan
temuannya serta mengemukakan teori-teori tentang ilmu pengetahuan
yang dikenal sampai sekarang. Salah satunya tentang pengaruh
elektro magnetik terhadap pembangkitan energi listrik yang disebut
dengan Hukum Faraday (ditemukan tahun 1831 M).
2.1. Ketentuan Umum1. Pipa yang digunakan didalam dinding tidak
boleh berbentuk sudut, ini bertujuan agar mudah dalam memasukkan
kabel;2. Pada stop kontak satu phasa, kabel phasa harus dipasang
disebelah kiri;3. Pada stop kontak tiga phasa, posisi phasa dan
netral harus sesuai dengan simbol yang tertera pada stop kontak
yang digunakan;4. Setiap beban pada tiap-tiap grup harus
seimbang;5. Pengaman tiap grup (MCB) diletakkan sesuai dengan
urutan grupnya;6. Pada instalasi penerangan, harus menggunakan
kabel NYA;7. Pada instalasi tenaga, harus menggunakan kabel NYM;8.
Pada instalasi tenaga, kabel yang digunakan tidak boleh ada
sambungan;9. Untuk tiap motor, harus dipisah dalam masing-masing
grup;10. MCB yang digunakan untuk tiap motor sebesar 10A.
2.2. Jenis PenghantarKabel tembaga adalah kabel dengan
penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam instalasi tenaga
listrik dan alat-alat kontrol, sehingga biasanya disebut kabel
instalasi.Ada dua jenis kabel tembaga berdasarkanbahan
penghantar,fungsi dan susunan isolasinyaCiri-ciri kabel tembaga
berdasar bahan penghantarnya : Bentuknya padat dan berurat banyak
Bahan dari alumunium murni dan campuran
Ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya: Untuk
keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat
elektronika,panel tenaga dan distribusi Menggunakan isolasi PVC dan
XLPE
Ada tiga hal pokok dari kabel yaitu:1. Konduktor: merupakan
bahan untuk menghantarkan arus listrik.2. Isolator: merupakan bahan
dielektrik untuk menisolasi dari penghantar yang satu dengan yang
lain dan juga terhadap lingkungannya.3. Pelindung luar: merupakan
bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan
kimia elektrolysis, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang
merugikan.Penentuan besar kecil dan jumlah serabut/inti yang
digunakan dapat diketahui dari PUIL (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik).
Tabel 2.1. Nomenklatur Kode-kode kabel di
IndonesiaKodeKeterangan
N Kabel standard dengan penhantar/inti tembaga
NA Kabel dengan penghantar alumunium
Y Isolasi PVC
G Isolasi karet
A Kawat berisolasi
Y Selubung PVC (Polyvinyl Chloride) untuk kabel luar
M Selubung PVC untuk kabel luar
R Kawat baja bulat (perisai)
Gb Kawat pipa baja (perisai)
B Pipa baja
I Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tangan
re Penghantar padat buat
rm Penghantar bulat berkawat banyak
Se Penghatar bentuk pejal(padat)
Sm Penghantar diplilin bentuk sektor
f Penghantar halus dipintal bulat
ff Penghantar sangat fleksibel
Z Penghantar Z
D Penghantar 3 jalur yang ditengah sebagai pelindung
H Kabel untuk alat bergerak
Rd Inti dipilin bentuk bulat
Fe Inti pipih
-1 Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan
hijau-kuning
-0 Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa
hijau-kuning
Syarat penandaan1. Kode pengenalNYA re rmKode
Hurufketerangan
N kabel jenis standard dengan tembaga sebagai penghantar
Y Isolasi PVC
A Kawat berisolasi
re Penghantar padat bulat
rm Penghantar bukat berkawat bayak
Contoh :NYA 4 re 1000 VMenyatakan suatu kawat berisolasi untuk
tegangan nominal 1000 V,berisolasi PVC dan mempunyai peghantar
tembaga padat bulat denagn luas penampang nominal 4 mm
NYM -0 2,5 rm 500 VMenyatakan suatu kabel berinti banyak untuk
tegangan nominal 500 V,berisolasi dan berselubung PVCserta
mempunyai penghantar tembaga bulat berkawat banyak dengan luas
penampang 2,5 mm, denga sistem pengenal warna urat tanpa
hijau-kuning2. Standar warnaWarna kabel diperuntukkan bagi
penggunaan sistem tenaga.untuk kabel informasi dan data sampai saat
ini belum ada standar pemberian warna kabel.Warna untuk kabel
tenaga sesuai standar PUIL meliputi :Earth (pentanahan) : warna
majemuk hijau-kuning, tidak boleh untuk tujuan lainKawat netral :
warna biru, jika instalasi tanpa hantaran netralKawat phasa :Phasa
1 (phasa R) : MerahPhasa 2 (phasa S) : KuningPhasa 3 (phasa T) :
Hitam
3. Bahan Penghantar Kabel tembaga jenis BCC1/2HBCC1/2H :Half
Hard Bare Cooper Conductor, yaitu : penghantar tembaga setengah
keras.Kabel tembaga jenis ini mempunyai bentuk padat atau berurat
banyak dengan ukuran antara 6-500 mm Kabel tembaga jenis
BCCHBCCH:Hard Bare Cooper Conductor, yaitu : penghantar tembaga
keras.Kabel tembaga jenis ini mempunyai bentuk padat atau berurat
banyak,dengan ukuran antara 6-500 mm
Kabel tembaga jenis AACAAC :All Aluminium Conductor, yaitu
penghantar aluminium murni.Kabel tembag jenis ini bentuknya berurat
banyak dengan ukurannya antara 16-100 mm Kabel tembaga jenis
AAACAAAC :All Aluminium Alloy Conductor, yaitu :penghantar
aluminium campuran.Kabel tambaga jenis ini mempunyai ukuran antara
16- 500 mm, dengan bentuk fisiknya berurat banyak Kabel tembaga
jenis ACSRASCR:Aluminium Conductor Stell Reinvorced, yaitu :
penghantar aluminium basa.Kabel tembaga Jenis ini mempunyai ukuran
antara 16 680 mm, dengan struktur bentuknya berupa serabut
2.3. Jenis IsolasiKaret alam mempunyai fleksibel yang tinggi dan
tahan terhadap minyak, karena itu maka ia digunakan sebagai bahan
isolasi yang cukup fleksibel dalam suatu lingkungan yang kasar
seperti untuk instalasi yang bersifat sementara pada lapangan
konstruksi bangunan misalnya; kapal-kapal untuk beberapa tujuan
pengerjaan dalam vulkanizing, misalnya belerang yang dicampur
dengan karet kasar. Karena bererang dapat merusak pada tembaga
sebaiknya kawat-kawat tersebut diisolasi dengan karet yang dilapisi
dengan timah.
2.3.1. Selubung KaretKaret digunakan untuk karet fleksibel dan
kabel senor juga untuk instalasi kapal. Untuk lapisan tahan minyak
pada nitrele butadien rubber (NBR) kabel, dimana selalu berada
didalam lingkungan minyak. Untuk lapisan tahan panas, campuran pada
kawat silikon yang mempunyai isolasi tinggi, tahan lama, tahan
cuaca dan tahan suhu 180C, terus-menerus sampai 25C, bila tidak
digunakan terus-menerus.
2.3.2. Selubung PlastikKarena berdasarkan banyaknya
kegunaan-kegunaan plastik PVC dengan tidak hanya digunakan sebagai
bahan isolasi, tetapi juga sebagai bahan untuk selubung untuk
kabel-kabel. Selubung plastik bahan PVC pada umumnya ditempatkan
disekeliling inti bagian luar, membentuk mantel pelindung yang baik
yang permukaannya yang bersih dan halus. Selubung plastik yang
digunakan pada kabel-kabel untuk instalasi tetap dan cukup lunak
juga untuk plastik-plastik fleksibel dengan secara luas untuk
menghubungkan peralatan rumah tangga. Untuk operasi pada suhu kamar
atau udara terbuka tetapi untuk pesawat-pesawat (setrika
listrik).
2.3.3. Selubung LogamBahan-bahan yang peka terhadap air, contoh
kertas yang diimpregnasi adalah dilindungi selubung logam. Kemudian
bagian terluar dilapisi denga PVC. Untuk kabel-kabel yang besar,
yaitu kabel-kabel yang penampangnya lebih dari 10 mm pada selubung
logamnya boleh terjadi pengurutan untuk memperoleh bengkokan yang
baik selama pengerjaan.Untuk melindungi selubung logam dari karat,
biasanya bagian luar dilapisi dengan PVC. Perlindungan pada karat
dapat juga menggunakan beberapa lapisan kertas yang diaspal dan
dilapisi "jute" yang diimpegnasi. Permukaannya yang paling luar
dilapisi kapur/bedak untuk menjaga terjadinya kelengketan sesama
kabel sewaktu berada pada gulungan. Perlindungan karat sejenis ini
sampai sekarang masih digunakan pada kabel tegangan menengah dan
tegangan tinggi, tetapi secara perlahan-lahan tergeser oleh
campuaran PVC.
2.4. Pipa InstalasiPerlu diketahui bahwa pada pekerjaan
instalasi listrik banyak sekali dipergunakan pipa listrik. Fungsi
pipa adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantar. Dengan
pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik dan
rapi.2.4.1. Macam-macam pipa instalasiPipa instalasi yang digunakan
dalam instalasi listrik antara lain:1. Pipa UnionPipa union adalah
pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat oleh pabrik tanpa
menggunakan las dan diberi cat meni berwarna merah. Pipa jenis ini
dalam pengerjaannya mudah karena dapat dengan mudah dibengkokkan
dalam keadaan dingin. Selain daripada itu pipa union mudah pula
dipotong dengan gergaji besi. Pipa jenis ini mudah didapat
dipasaran dengan harga relatif murah.Dalam instalasi listrik, pada
pemasangan pipa union, jika masih dalam jarak jangkauan tangan
harus dihubungkan dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk
menyelubungi kawat pembumian (arde).Pemasangan pipa union umumnya
dipasang pada tempat yang kering dengan maksud menghindari
terjadinya korosi atau karat.2. Pipa PVC atau ParalonDewasa ini
selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak dipakai pipa
pelindung yang terbuat dari pipa bahan PVC atau paralon. Keuntungan
penggunaan pipa PVC ini dibanding dengan pipa union antara lain
adalah pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya, mudah
dibengkokkan dan yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri adalah
merupakan bahan isolasi sehingga dalam pemasangannya tidak akan
mengaibatkan terjadinya hubungan pendek antara penghantar dengan
pipa.Penggunaan pipa PVC sangat cocok untuk daerah lembab sebab
tidak akan menimbulkan korosi. Namun demikian pipa PVC mempunyai
kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada suhu kerja di atas
600C.3. Pipa FleksibelPada instalasi listrik adakalanya dipasang
pipa yang disebut pipa fleksibel. Pipa ini dibuat dari logam yang
mudah diatur dan lentur. Sebagai contoh misalnya dipakai sebagai
pelindung kabel yang berasal dari dak standar menuju ke meter
pembatas listrik atau juga dipakai sebagai pelindung pada
penghantar instalasi tenaga seperti mesin bubut, pres, dan mesin
skraf serta dikapal laut, dan sebagainya.4. Pipa GalvanisDidalam
instalasi listrik pipa galvanis banyak digunakan pada dak
standar,tiang lampu taman.Dan pipa galvanis ini biasanya juga
disebut pipa ledeng.
Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada instalasi listrik antara
lain:1. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap
gangguan mekanis yang mungkin terjadi pada penghantar.2. Sebagai
tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di dalamnya.3.
Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali
penghantar-penghantar pada waktu perbaikan/penggantian penghantar
yang rusak.Pada instalasi listrik direncanakan sedemikian rupa
dengan permukaan bagian dalamnya harus licin, agar dalam penarikan
kawat penghantar di dalam pipa tersebut tidak mengakibatkan isolasi
kawat tersebut tidak rusak.Pipa instalasi harus memenuhi ketentuan
pada persyaratan sebagai berikut:1. Pipa instalasi harus terbuat
dari bahan yang tahan terhadap kelembaban. Misalnya: pipa baja,
pipa PVC (pastik) atau bahan lain yang sederajat. (Pasal 730 D2
PUIL 77).2. Pipa instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat melindungi secara mekanis hantaran yang ada di dalamnya dan
harus tahan terhadap tekanan mekanis yang mungkin timbul selama
pemasangan dan pemakaian. (pasal 730 D3 sub. A PUIL 771).3.
Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata,
tidak boleh terdapat lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat
lain yang sejenis pada bagian dalam atau luar pipa tersebut, serta
harus dilindungi secara baik terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b
PUIL 77).4. Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung
pipa tidak boleh terdapat bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran
atau bibir lewat mana hantaran itu ditarik harus licin dan tidak
tajam. Pada ujung bebas dari pipa instalasi yang terbuat dari baja,
kawat dipasang-selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan
terbuat dari bahan yang awet.5. Pemasangan pipa instalasi harus
sedemikian rupa sehingga hantaran dapat ditarik dengan mudah
setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran dapat diganti
dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa (pasal 730 F1 PUIL 77).6.
Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat
dalam jarak yang kanan tangan harus ditahankan dengan baik, kecuali
bila pipa instalasi logam tersebut dipergunakan untuk menyelubungi
kabel yang mempunyai instalasi ganda (mis: NYM) atas digunakan
hanya untuk menyelubungi kawat pertahanan. (pasal 730 F3 PUIL 77)7.
Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus
atau mendatar. (pasal 730 F4 PUIL 77)
Pipa instalasi PVC (plastik) memiliki beberapa keuntungan antara
lain:1. Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak perlu dicat.2. Tidak
menyalurkan nyala api.3. Ringan dan mudah dibawah/digunakan4. Mudah
dibentuk dengan menggunakan alat pemanas.Pipa instalasi logam/baja
memiliki beberapa keuntungan antara lain:1. Lebih kuat2. Tahan
terhadap panas dan nyala api3. Bisa dijadikan pentahanan langsung4.
Kerusakan mekanis tidak perlu diragukan
2.5. Macam-Macam Benda Bantu Pada Pemasangan Pipa
Instalasi2.5.1. Kotak Sambung (T. Dos)Kotak sambung pada instalasi
penerangan berguna untuk:1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa
kabel instalasi untuk alat hubung pemakai/ bebas dari penarikan
penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.2. Sebagai tempat
pemeriksaan kabel instalasi.
2.5.2. Jenis - Jenis Kotak SambungKotak sambungan yang banyak
digunakan alam pemasangan instalasi adalah:Kotak sambung 2 cabang
tanpa ulir/sekrup digunakan sebagai tempat penyambungan hantaran
dan pemeriksaan kabel instalasi. Pada pasaran terdapat bermacam
ukuran yaitu: 5/8, 3/4, 1 1 1/4, 1 1/2 dan 2.Gambar 2. 1. T Dos 2
Cabang
Kotak sambung 3 cabang tanpa ulir/sekrup digunakan untuk tempat
penyambungan hantaran mendatar, turun dan naik. Dan pada pasaran
terdapat ukuran 5/8, 3/4, 1, 1 1/4, dan 1 1/2.Gambar 2. 2. T Dos 3
Cabang
Kotak sambung 4 cabang tanpa ulir/sekrup digunakan untuk tempat
penyambungan hantaran mendatar, turun dan naik. Dan pada pasaran
terdapat ukuran 5/8, 3/4, 1, 1 1/4, dan 1 .Gambar 2. 3. T Dos 4
Cabang
lasdop digunakan pada sambungan dan untuk mencegah adanya
hubungan dan untuk mencegah adanya hubungan singkat (korslet). Oleh
karena itu semua sambungan kabel yang terdapat di dalam kotak
sambung (T. dos) harus ditutup dengan lasdop.Gambar 2. 4.
Lasdop
Tule (Tutup Ujung Pipa) digunakan pada ujung pipa, dan berguna
untuk mencegah terjadinya kerusakan isolasi disaat
penerikan/pemasangan kabel instalasi sementara dilaksanakan. Tuls
memiliki ukuran antara lain: 3/4, 1, 1 1/2, 5/8, dan 2Gambar 2.
5.Tule
Klem digunakan pada instalasi di luar tembok. Klem digunakan
untuk mempekuat pipa atau kabel. Pada pasaran terdapat ukuran 15/8,
3/4, 1, 1 1/4 1 1/2 dan 2.Gambar 2. 6. Klem
Pemakaian roset dalam instalasi pipa, dikarenakan untuk memasang
lampu dan saklar tidak diizinkan langsung ke dinding maupun plafon,
tetapi terlebih dahulu harus menggunakan roset kemudian disusul
dengan fitting atau saklarGambar 2. 7. Roset
Sambungan (SOK) digunakan menyimpang atau menyambung pipa
lurus.Gambar 2. 8. Sambungan (SOK)
Gambar 2. 9. Karte Bocht
Bengkokan (karte bocht) digunakan untuk pemasangan instalasi
pipa yang membelok.
Peraturan yang berkaitan dengan penyambungan dalam kotak
sambungan (T.dos) adalah:1. Pasal 730 F6 PUIL 7z7 yakni: kotak
bantu, seperti kotak periksa, kotak tarik, benda bengkok, benda
siku dan benda T harus dipandang sedemikian rupa sehingga tetap
memungkinkan untuk maksud seperti pemeriksaan kembali dari hantaran
yang ada atau pemasangan hantaran tambahan.2. Di antara dua kotak
kecil tidak boleh ada lebih dari empat benda bengkok atau 20 meter
pipa lurus. Benda bengkok S ringan dianggap satu benda.3. Pasal 730
F7 PUIL: pada lajur pipa di antara dua kotak tarik yang panjangnya
tidak lebih dari 10 meter, dapat dipasang satu benda pada kedudukan
tidak lebih dari 0,5 meter dari kotak tarik yang mudah dicapai,
atau semua bengkokan yang lain pada lajur pipa tersebut tidak lebih
dari 90.
2.6. Instalasi In Plaster dan On PlasterInstalasi dalam listrik
terdapat dua jenis yaitu instalasi ON Plester dan instalasi IN
Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak digunakan pada
industri-industri besar yang memiliki jaringan instalasi yang cukup
banyak sehingga instalasi ON Plester ( pada permukaan dinding) ,
dirasa cukup mudah dalam perawatan dan renovasi apabila instalasi
tersebut mengalami gangguan. Sedangkan instalasi IN Plester banyak
digunakan pada rumah yang umumnya terbuat dari tembok atau
merupakan kebalikan dari instalasi ON Plester cara pemasangan
instalasinya, instalasi semacam ini juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan.Dilihat dari keuntungan instalasi semacam
ini jauh lebih rapi, indah dan lebih tahan lama karena tempat
pemasangan instalasi ini di dalam tembok sehingga komponen di
dalamnya terjaga, selain itu instalasi ini mempunyai kekurangan
yaitu apabila terjadi gangguan pada salah satu komponennya maka
kita harus membobok dinding terlebih dahulu sehingga kurang
efektif.
2.7. Panel DistribusiDalam suatu rangkaian instalasi listrik
yang rumit dan kompleks sangat sukar memeriksa suatu bagian yang
mengalami kerusakan disamping sebagai perangkat hubung bagi daya
pada suatu instalasi juga merupakan sebagai sarana kontrol dari
kerja suatu rangkaian kontrol dan kelistrikan.Gambar 2. 10. Panel
Distribusi
Yang dimaksud panel kontrol adalah tempat kedudukan dari
peralatan kontrol sebagai tempat menghubungkan bagian daya dari
sumber tegangan menuju beban. Peralatan-peralatan dari panel harus
sedemikian rupa sehingga panel tersebut mudah dipelihara, diperiksa
dan pelayanan beban dapat dengan mudah untuk dicapai.
2.8. Kontak KontakKotak kontak adalah suatu susunan gawai yang
memberikan tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak kontak
disebut juga komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada
suatu bagian instalasi. Kotak Kontak mendapatkan sumber langsung
dari instalasi, jadi bisa dibilang bahwa kotak kontak tidak
terpengaruh oleh sakelar apapun. Rangkaian penerangan terpisah
dengan kotak kontak dalam hubungan paralel. Besar tegangan pada
kotak kontak antara fasa dengan netral adalah 220 Volt. Dan besar
tegangan antara fasa dengan fasa adalah 380 Volt.Mengenai
menggunakan pemasangan kotak kontak harus diperhatikan beberapa
ketentuan antara lain:1. Kotak kontak dinding 1 phasa harus
dipasang sedemikian rupa sehingga kotak netralnya berada disebelah
kanan.2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m
diatas lantai harus dilengkapi dengan penutup.3. Pada kemampuan
kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan alat yang
dihubungkan padanya.
Gambar 2. 11. Kotak Kontak 1 Fasa (Kiri) Dan 3 Fasa (Kanan)
2.9. SakelarFungsi sebuah sakelar ialah menghubungkan atau
memutuskan arus listrik, oleh karena itu pemasangannya harus
ditempatkan di suatu tempat yang mudah dicapai orang, misalnya
dekat pintu masuk ruangan. Cara pemasangannya serupa dengan
pemasangan kotak kontak hanya perbedaannya terletak pada cara
pengawatannya, karena fungsi penggunaannya pun berbeda, maka
pengawatannya inilah yang harus teliti agar tidak keliru. Sakelar
dibedakan atas beberapa macam yaitu : sakelar putar, sakelar balik,
sakelar tarik dan tombol tekan.Sakelar harus memenuhi beberapa
persyaratan , antara lain :a. Harus dapat dilayani secara aman
tanpa memerlukan alat bantu; b. Jumlahnya harus sedemikian hingga
semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada
instalasi dapat dilakukan dengan aman; c. Dalam keadaan terbuka,
bagman-bagman sakelar atau pemisah yang bergerak harus tidak
bertegangan (ayat 206 B1); d. Harus tidak dapat menghubungkan
dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat (ayat 630 B2); e.
Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat
yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5A (ayat 840
C6).
2.9.1. Sakelar TunggalSakelar tunggal adalah merupakan suatu
jenis sakelar yang hanya mempunyai dua buah terminal dan sering
disebut dengan sakelar satu arah. Rangkaian perangan yang
mengunakan sakelar tunggal dinamakan dengan sistem pengaturan
penerangan satu arah. Walaupun dalam rangkaian penerangannya
dipasang beberapa buah lampu.Dalam praktek bengkel semester ini,
sakelar tunggal tidak digunakan untuk menghidupkan dan mematikan
sebuah lampu, tetapi sakelar tunggal ini digunakan untuk memutuskan
dan menghubungkan sumber pada sebuah rangkain stop kontak.
Gambar 2. 12. Sakelar Tunggal dan Simbolnya
2.9.2. Sakelar TukarSakelar tukar adalah sakelar yang yang dapat
digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang
berbeda. Instalasi sakelar tukar adalah penggunaan dua buah sakelar
untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara
bergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan sakelar
tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan
maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga sakelar tukar ini
dikenal juga sebagai sakelar hotel maupun sakelar lorong. Tujuan
dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena
penggunaan sakelar ini sangat praktis.
Gambar 2. 13. Simbol Sakelar Tukar (Kiri) dan Pengawatannya
(Kanan)
2.9.3. Sakelar TekanSakelar tekan adalah merupakan satu jenis
sakelar sesaat yang anak kontaknya akan terhubung apabila diberi
tekanannya dilepaskan atau dihilangkan. Karena disebabkan oleh
versi dan bentuknya maka sakelar tekan ini hanya digunakan pada
rangkaian instalasi penerangan dalam hal ini sakelar tekan
digunakan untuk mengerjakan impuls.
Gambar 2. 14. Simbol Sakelar Tekan
2.9.4. Tombol TekanAlat ini befungsi sebagai pemberi sinyal
masukan pada rangkaian listrik, ketika / selama bagian knopnya
ditekan maka alat ini akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan
terhubung untuk jenis normally open dan akan terlepas untuk jenis
normally close, dan sebaliknya ketika knopnya dilepas kembali maka
kebalikan dari sebelumnya, untuk membuktikannya pada terminalnya
bisa digunakan alat ukur tester / ohm meter. pada umumnya pemakaian
terminal jenis NO digunakan untuk menghidupkan rangkaian dan
terminal jenis NC digunakan untuk mematikan rangkaian, namun
semuanya tergantung dari kebutuhan. Gambar 2. 15. Tombol Tekan
(Kiri) dan Simbolnya (Kanan)
2.9.5. Sakelar Pilih (Selector Switch)Sakelar pilih biasanya
juga disebut dengan sakelar selector. Sakelar ini terdiri dari
sebuah poros yang dapat berputar kekanan atau kekiri dalam satu
piringan. Pada piringan tersebut terdapat lekuk-lekuk, dan pada
porosnya dipasang alat pengoprasian.Pada masing-masing posisi (
kutub ) sakelar ( 0,1,2, ) terdapat penahan, oleh karena itu setiap
kedudukan sakelar kontaknya akan tertahan. Jumlah kontak yang
terdapat dalam satu perangkat alat ini tergantung dari jenis dan
keperluan sakelar tersebut. 2 0 1
Gambar 2. 16. Simbol Sakelar Pilih
2.9.6. Sakelar ImpulsSakelar impuls adalah sakelar yang bekerja
berdasarkan impuls yang diberikan secara sesaat dengan menggunakan
tombol tekan, pada dasarnya impuls mempunyai empat terminal, dimana
dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk terminal
masukan sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2 menandakan anak
kontak impuls untuk mengoperasikan beban.Dari simbol diagram
berikut terlihat pada sakelar impuls hanya mempunyai satu anak
kontak saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsinya sama dengan
sakelar tunggal hanya prinsip kerjanya saja yang berbeda. Gambar 2.
17. Diagram Pengawatan Sakelar ImpulsNPEL
Kondisi lampu akan berubah ON atau OFF bila tombol ditekan, jadi
prinsip kerjanya sakelar akan berubah pada setiap impuls yang
diberikan. Disini sakelar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu
kontak On pada impuls pertama dan kontak OFF pada impuls kedua.
Lamanya pengoperasian dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem
kerjanya. Jadi kesimpulannya lampu diatas dapat dioperasikan dari
banyak tempat dengan bantuan beberapa buah tombol tekan yang
diparalelkan.Gambar 2. 18. Sakelar Impuls
2.10. Pengaman2.10.1. Sekering (Pengaman Lebur)Didalam sekering
ini di pasang sejajar dengan kawat perak (smelt draad) suatu kawat
tahanan tipis, yang pada ujungnya dipasang pemberian isyarat (tanda
chass) dan di bawahnya terdapat suatu pegas kecil. Jika kawat itu
lumer terus maka pegas itu yang tidak lain dari pada sungkup kecil
akan menekan memberi sayarat (tanda chas) itu keluar, dengan mudah
kita dapat melihat dari gelas dalam kepala sekrup bahwa patron itu
Rusak.Setiap pengaman lebur harus mempunyai kemampuan pemutusan
sedemikian rupa sehingga dapat memutuskan dengan aman arus hubung
singkat yang dapat terjadi ditempat pengaman lebur ( PUIL 413-C6 ).
Sekering sebagai alat pengaman mempuyai syarat-syarat tertentu
antara lain:a. Menghantarkan arus beban tanpa meninbulkan panas
yang berlebihan.b. Menahan atau memutuskan arus maksimum hubung
singkat tanpa kesulitan.c. Harus segera putus ( melebur ) apabila
terjadi hubung singkat d. Tidak boleh merubah karakteristik
rangkaian yang beroperasi normal.
Warna kode yang digunakan untuk menandai kemampuan dari sekering
adalah sebagai berikut: 12
2 ampere ( merah muda ) 4 ampere (coklat ) 6 ampere ( hijau ) 10
ampere ( merah ) 16 ampere ( kelabu ) 20 ampere ( biru ) 25 ampere
( kuning ) 35 ampere ( hitam ) 50 ampere ( putih ) 65 ampere (warna
tembaga )
Pengaman lebur ini memiliki kawat lebur dari perak dengan
campuran dari beberapa logam lain, antara lain timbel, seng dan
tembaga untuk kawat lebur digunakan perak karena logam ini hampir
tidak mengoksida dan daya hantarannya tinggi. Jadi diameter kawat
leburnya bisa sekecil mungkin sehingga kalau kawatnya lebur tidak
akan banyak menimbulkan banyak uap. Dengan demikian kemungkinan
terjadinya ledakan juga lebih kecil.
Gambar 2. 19. Sekering (Pengaman Lebur)
2.10.2. MCB (Mini Circuit Breaker)MCB merupakan singkatan dari
Miniature Circuit Breaker yang berfungsi sebagai alat pengaman saat
terjadi hubung singkat (konsleting) maupun beban lebih (over load).
MCB akan memutuskan arus apa bila arus yang melewatinya melebihi
dari arus nominal MCB, sebagai contoh MCB 2A akan memutuskan arus
jika penggunaan beban melebihi 2A, MCB juga akan memutuskan arus
jika terjadi hubung singkat karena saat hubung singkat arus yang
dihasilkan sangat besar dan melebihi 2A. Sebagai salah satu alat
pengaman listrik, MCB sangatlah menguntungkan dan lebih efisien
dibandingkan sekering (patron lebur), patron lebur merupakan alat
pengaman beban lebih saja. Tak seperti MCB patron lebur hanya
sebagai alat beban lebih dan apa bila sudah putus maka harus
mengganti kawat didalamnya dengan kawat khusus, sedangkan jika MCB
putus maka kita hanya perlu menghidupkannya kembali layaknya
sakelar. MCB biasanya digunakan oleh PLN sebagai pembatas daya
dalam rumah dan sekaligus sebagai pengaman dan sakelar utama. MCB
merupakan pengaman listrik yang bekerja dengan prinsip bimetal dan
memiliki dua cara pemutusan yakni secara thermal (panas) dan
elektromagnetik. Saat terjadi hubung singkat maka MCB akan
memutuskan arus dengan sangat cepat karena menggunakan cara kerja
elektromagnetik, namun saat memutuskan arus karena beban lebih maka
akan sedikit lambat karena MCB menggunakan cara kerja berdasarkan
panas atau thermal. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda
perhatikan ketika membeli MCB:1. Batasan arusSebelum menggunakan
MCB harus mengetahui batasan arus yang ingin digunakan, sebagai
contoh jika ingin memasang MCB sebagai pengaman motor maka ukurlah
berapa arus yang digunakan motor barulah membeli MCB dengan batasan
arus sesuai dengan beban yang digunakan, bisa 2A, 4A, 6A, dan masih
banyak lagi.2. Tipe MCBPerhatikan juga tipe MCB, ada dua jenis
yakni MCB 1 fasa (1 pole) dan MCB 3 fasa (3 pole). MCB 1 fasa
biasanya digunakan dalam rumah tinggal, sedangkan MCB 3 fasa
biasanya digunakan oleh industri dan pabrik-pabrik.3. Kualitas
MCBIni sangat penting, semakin baik kualitas MCB yang digunakan
maka akan semakin baik pula kinerjanya. Cara paling mudah untuk
membeli MCB dengan kualitas yang baik adalah dengan membeli MCB
yang harganya mahal, harga semakin mahal menandakan kualitas MCB
yang semakin baik.
Gambar 2. 20. MCB 1 Fasa (Kiri) dan MCB 3 Fasa (Kanan)
2.10.3. T.O.R (Thermal Overload Relay)Termal overload ini
brfungsi untuk melindungi motor listrik dari arus yang melebihi
arus nominal dari motor tersebut. Arus beban lebih ini bila terjadi
dalam waktu yang lama dapat membuat kumparan motor terbakar, untuk
itu perlu dilindungi. Prinsip kerja ini berdasarkan suhu, yaitu
temperatur yang sebabkan oleh arus lebih yang mengalir melalui
relay tersebut. Relay ini dipasang hubung seri dengan motor,
sehingga besarnya arus yang mengalir pada motor berkontrol oleh
relay dan bekerja memutuskan rangkaian kontaktornya sehingga sumber
tegangan untuk kontrol terputus.
Gambar 2. 21. T.O.R (Thermal Overload Relay)
2.11. KontaktorKontaktor adalah suatu alat penghubung listrik
yang bekerja atau dasar magnet yang dapat menghubungkan antara
sumber arus dengan muatan. Jenis kontaktor ada dua yaitu kontaktor
arus searah dan kontaktor arus bolak-balik. Kontaktor arus searah
inti kumparannya tidak menggunakan kumparan hubungan singkat,
sedangkan untuk kontaktor arus bolak-balik intinya dipasang
kumparan hubungan singkat. Dalam penggunaan kontaktor perlu
diperhatikan selain jenis arus dan besar tegangan, maka harus pula
diperhatikan kemampuan daya hantar arus Dari kontaktor itu sendiri.
Bagian-bagian yang penting dari konstruksi kontaktor ialah kontak
utama (main contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact).Ada
berbagai macam variasi dari kontaktor. Diantaranya ada yang
memiliki 3 (tiga) buah kontak utama dan 1 (satu) buah kontak bantu.
Kontak utama pada kontaktor merupakan kontak NO (Normaly Open) dan
kontak bantunya ada yang berupa kontak NO (Normaly Open) dan ada
juga yang berupa kontak NC (Normaly Close).
2.11.1. Kontaktor DayaKontaktor ini dapat dioperasikan dengan
arus listrik yang relatif kecil tetapi dapat digunakan untuk
mengoperasikan beban listrik yang berdaya besar. Pada kontak dari
kontaktor ini diberi tanda dengan penulisan angka, menurut standar
IEC, penandaan kontak-kontak ini adalah sebagai berikut:Kontak
utama1,3,5, : hubungan untuk sumber ( R,S,T )2,4,6, : hubungan
untuk beban ( U,V,W )Kontak bantu13, 23, 33, 43 dan seterusnya:
masukan kontak NO11, 21, 31, 41 dan seterusnya: masukan kontak
NC14, 24, 34, 44 dan seterusnya: keluaran kontak NO11, 22, 32, 42
dan seterusnya: keluaran kontak NC
Gambar 2. 22. Kontaktor Daya (Kiri) dan Kontak-Kontaknya
2.11.2. Kontaktor DelayKontaktor delay pada prinsipnya juga
merupakan kontaktor pengontrol. Kontaktor ini berfungsi untuk
mengatur agar peralatan yang dikontrolnya dapat bekerja lebih
lambat atau mati lebih lambat. Kontrol ini bekerja untuk
memperlambat suatu kejadian dari peralatan-peralatan yang
dikontrolnya. Kontaktor delay ini ada dua jenis yaitu kontaktor
penunda waktu ON dan kontaktor penunda waktu OFF . a. Kontaktor
penunda waktu ON Kontaktor ini berfugsi untuk memperlambat waktu
bekerjanya peralatan yang dikontrol. Prinsip kerja kontaktor ini
secara umum sama dengan kontaktor lainnya yaitu berdasarkan magnit.
Tetapi pada kontaktor ini dilengkapi dengan pengatur waktu. Pada
kontaktor biasanya saat terdapat magnit, kontaktornya langsung
berubah posisi dengan seketika dalam waktu yang bersamaan,
sedangkan pada kontaktor penunda waktu ON bila kumparannya terdapat
magnit, kontaknya tidak langsung berubah posisi, tetapi beberapa
saat kemudian baru kontaknya akan berpindah posisi. Kontaknya akan
kembali keposisi semula dengan seketika bila magnit pada
kumparannya dihilangkan.
b. Kontak penunda waktu OFF Kontak ini bekerjanya berlawanan
dengan kontaktor penunda waktu ON . Pada kontaktor ini, saat
kumparan terdapat magnit kontaknya akan berubah posisi dengan
seketika dalam waktu yang bersama. Tetapi pada saat kumparan tidak
lagi terdapat magnit, kontaknya tidak kembali keposisi seperti
semula dengan seketika tetapi beberapa saat kemudian tergantung
dari pengesetan waktu yang dilakukan, barulah kontaknya kembali
keposisi semula.
2.12. Hubungan Y - Pada Motor 3 FasaSebuah motor harus digunakan
dalam hubungan bintang atau hubungan segitiga, tergantung pada
tegangan jaringnya.Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor
biasanya dinyatakan di pelat mereknya, misalnya 220/380 V atau
380/660 V.Tegangan yang lebih rendah adalah tegangan yang harus
dihubungkan dengan kumparan-kumparan motor.Kalau sebuah motor
diberi tanda tegangan 380/660 V misalnya, kumparan-kumparannya
harus mendapat 380 V, motor ini harus digunakan dalam hubungan
segitiga. Kalau digunakan dalam hubungan bintang,
kumparan-kumparannya hanya akan mendapat 220 V saja.Tegangan yang
terlalu rendah juga dapat merusak motor. Perbedaan tegangan atau
frekuensi yang tidak melebihi +5% atau -5% dari nilai nominalnya,
biasanya tidak membahayakan motor.Untuk sebuah motor yang diberi
tanda tegangan 220/380 V, hubungan yang harus digunakan adalah
sebagai berikut:a. Kalau sistem tegangan jaringnya 220/380 V, motor
ini harus digunakan dalam hubungan bintang, karena
kumparan-kumparannya harus mendapat 220 V.b. Kalau sistem jaringnya
127/220 V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga.Namun,
dengan starter Y-, tegangan masuk ketiap-tiap phasa belitan satu
1/3 kali tegangan nominal, arus start turun menjadi 1/3 arus start
nominal, kopel start turun menjadi 1/3 kopel star nominal. Starting
dengan bintang segitiga biasanya dilakukan pada motor dengan daya
3-5,5 Hp.
Gambar 2. 23. Hubungan Y (kanan) dan hubungan (kiri)
Gambar 2. 24. Panel Starter Motor Y
2.13. Motor 3 Phasa dua kecepatan (Dahlander)Pengaturan
kecepatan motor 3 phase dapat dilakukan dengan menggunakan motor
Dahlander, pada prinsipnya sama dengan menambah jumlah kutub motor
listrik. Pada motor dahlander tiap kumparan memiliki dua ujung,
atau masing-masing kumparan memiliki center tap. Jadi dengan
mengubah sambungan pada center tap atau ujung kumparan maka jumlah
kutubnya akan berubah sehingga kecepatan dapat diubah karena faktor
pembaginya berubah. Sambungan kumparan-kumparan pada motor
dahlander dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2. 25. Hubungan dahlander segitiga berkutub 4Konfigurasi
diatas adalah untuk sambungan motor kecepatan rendah dimana antar
jala-jala terdapat 2 kumparan sehingga tahanannya lebih besar
sehingga arus yang masuk menjadi berkurang sehingga kecepatan motor
berkurang. Untuk kecepatan tinggi konfigurasi sambungan dapat
dibentuk menjadi:
Gambar 2. 26. Sambungan dahlander bintang gandaPada gambar di
atas tempat masuknya sumber L1-L2-dan L3 diubah kemudian
ujung-ujung kumparan lain dihubung-singkatkan. Jika dicermati dan
ditarik maka akan menjadi rangkaian bintang yang diparalel sebagai
berikut:
Gambar 2. 27. Sambungan dahlander Y - YSambungan di atas akan
membuat arus yang masuk menjadi besar karena hambatan kumparan yang
diparalel semakin kecil sehingga kecepatan motor menjadi lebih
tinggi dari sambungan segitiga.
Gambar 2. 28. Panel Motor Dua Kecepatan (Dahlander)2.14.
Hubungan DOL Pada Motor 3 Fasa (Langsung)Sistem DOL adalah suatu
pengoperasian motor listrik yang disambung langsung kejaringan
jala-jala, tanpa menggunakan start tiang segitiga atau dengan
tahanan luar. Pengoperasian jenis ini daya lebih dari 3 HP (Horse
Power). Untuk menghubungkan motor ke jaringan jala-jala, dapat
digunakan kontaktor daya atau juga sakelar khusus untuk DOL.
Gambar 2. 29. Sakelar DOL (Direct On Line)2.15.
TerminalPenyambungan kabel pada intalasi dilakukan dalam kotak
cabang, tetapi pada peralatan listrik, papan hubung bagi untuk
rangkaian pengatur yang masuk dan keluar dilakukan dengan
menggunakan terminal.Pasal 211-A1 1977, penyambungan hantaran
dengan peralatan listrik, alat pemakaian listrik dan perlengkapan
listrik lainnya dengan hantaran tanah harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga sambungan dimaksud mempunyai hubungan listrik yang
baik dan bebas dari gaya tarik. Pasal 211-B1 1977, peralatan
penyambungan seperti terminal tekan, penyambungan putir tekan,
sambungan solder harus sesuai dengan bahan hantaran yang
disambung.Pasal 602-A6 1977, terminal dari saluran kontrol harus
ditempatkan dari terminal saluran daya. Pasal 602- C4 1977,
terminal dari perlengkapan kontrol harus diberikan tanda atau nomor
sehingga memudahkan pemeriksaan. Pasal 630-F3 1977, kemampuan
terminal sekurang-kurangnya harus sama dengan kemampuan sakelar
dari rangkaian yang bersangkutan
Gambar 2. 30. Terminal Terpasang (Kiri) dan Perunitnya
(Kanan)2.16. Lampu TandaPada rangkaian panel penerangan lampu tanda
merupakan peralatan indicator yang cukup penting terutama dalam
rangkaian kontrol. Lampu tanda ini berfungsi untuk memberikan
keterangan tentang kondisi dari rangkaian kontrol. Seorang operator
dapat mengetahui kondisi kerja dari rangkian dengan melihat lampu
tanda tersebut, apakah rangkaian bekerja dalam operasi normal atau
terdapat gangguan-gangguan.
Gambar 2. 31. Lampu Tanda
BAB IIIDAFTAR PERALATAN DAN BAHANTabel 3.1. Daftar Peralatan Dan
Bahan Instalasi PeneranganNOITEMSATUANJUMLAHKETERANGANSUMBER
12345678910111213
14
15
1617181920212223Plastoplek 11Plastoplek 13Plastoplek 11Krf 11Krf
16Krf wSaluran baja 5/8IIAkhir tabung 5/8II baja CKotak sambung
plastik 95/95Terminal ring Tutup kotak sambung Preassembled panel
komplitFlush mouting box untuk sakelar dan sebagainyaFlush mouting
box untuk stop kontak 3 phasa Tiang kayu untuk pegangan lampuKlem
11 plastik/bajaKlem 16 plastik/bajaSemen KapurPasirPaku
2,5x60/2,5x70Kawat logam 1,5 mm2 Kawat logam 1,5 mm2
birummmmmmmpcspcspcspcspcspcs
pcs
pcs
pcspcsdmdmdmpcsmm1,33,50,53,30,50,82,0622217
1
3
12652,52540 (13)4015ext 18,5 mmext 20,0 mmext 34,0 mmext 18,5
mmext 23,0 mmext 23,0 mmext 16,0 mmext
110x110x35mm
warnawarna
birutender/lokaltender/lokaltender/lokaltender/importender/importender/imporlokallokaltendersdasdatender/importender/biki-nan
sendiribikinan sen-diribikinan
sen-diritenser/importender/imporlokallokallokallokallokallokal
NOITEMSATUANJUMLAHKETERANGANSUMBER
24
252627
282930313233
343536373839Kawat logam 1,5 mm2 hijau kuningKawat logam 2,5 mm2
Kawat logam 2.5 mm2 biruKawat logam 2,5 mm2 hijau kuningStop kontak
PNEStop kontak 3 PNEPengangan lampu E 27Lampu TL 1x40
induktifCapasistor 3,5 F 400VEnternik proteksi 5 mm th
behindSakelar satu arah Sakelar dua arah Push buttonDispension
paint whiteKlem 13 mmKlem 11 mmmmm
mpcspcspcspcspcs
mpcspcspcskgpcspcs1510 (35)3,5
3,521333
0,11210,424Beda
Pelindung apilokallokallokal
lokaltender/importender/importender/importender/lokaltender/lokal
lokaltender/importender/importender/imporlokallokallokal
Tabel 3.2. Daftar Peralatan Dan Bahan Instalasi
TenagaNOITEMSATUANJUMLAHKETERANGANSUMBER
123456
7891011121314151617181920212223242526Panel yang siap dibuatKotak
tarik yang siap Alas kabel Penampang alas kabelProfil C untuk
ksvPenampang pipa baja terbuat dari Besi Plat Kotak sambung baja 29
mmPipa baja 29 mmPipa baja 16 mmPipa PVC 36 mmPipa PVC 29 mmPipa
PVC 16 mmKlem besi sadel 36 mmKlem besi sadel 29 mmKlem besi sadel
16 mmPasik palstik, fisher S6 mmPasik plastik, fisher S8 mmPasik
plastik, fisher S10 mmSkrup kayu 3,5 x 25 mmSkrup kayu 4 x 30
mmSkrup kayu 6 x40 mmM 4 x 20 round head (seng)Mur dan reng M 4
seng M 6 x 20 kepala bulatM 6 mur dan ring (seng)Kabel NYM atau NYY
3x2,5 mm2 pcspcspcspcsm
pcspcsmmmmmpcspcspcs
pcspcspcspcspcspcspcs
m111,641,4
121,06,02,02,53,041832
1005010441010
2,0persiapansdasdasda
sda luar 37 mm37 mm22,5 mm47,0 mm37,0 mm22,5 mm
buatansdasda (model)sda (model)impor/tender
buatanimpor/tendersdasdalokallokal&imporsdalokalsdasdalokallokallokallokallokallokallokallokallokallokal
lokal
NOITEMSATUANJUMLAHKETERANGANSUMBER
27
28
29
30
31323334353637383940Kabel NYM atau NYY 5x1,5 mm2 Kabel NYM atau
NYY 6x1,5 mm2 PNKabel NYM atau NYY 5x 1,5 mm2 PNKabel NYM atau NYY
4x1,5 mm2 PNKabel NYM atau NYY 3x1,5 mm2 PNKSV 14 mm untuk profil
GKSV 12 mm untuk profil CPenahan kabel 21 mm Penutup 21 mmPenahan
kabel 16 mmPenutup 16 mmStop kontak 3 P + PE 16 ASteker untuk no
39m
m
m
m
mpcspcspcspcspcspcspcspcs18
3,0
3,0
8,0
2,012823651011
plastikplastikplastikplastik
impor/tenderimpor/tendertenderlokalimpor/tenderlokallokallokal
36
BAB IVGAMBAR KERJA
BAB VLANGKAH KERJA5.1. Instalasi Penerangan Mempersiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan; Mempelajari gambar layout serta
gambar rangkaian pengawatannya dengan seksama; Melakukan pembobokan
pada tembok untuk pipa sesuai dengan gambar 0054; Memasang 3 buah
fuse (sekring), 1 buah MCB phasa, 1 buah MCB 3 phasa, 1 buah impuls
dan 1 buah kontaktor didalam LVSDP (Low Voltage Sub Distribution
Panel); Menghubungkan semua masukan pengaman (fuse, MCB 1 phasa dan
MCB 3 phasa) dengan phasa yang sesuai. Jangan berbeda phasa.
Seperti phasa R dengan phasa R; Memasang 2 buah busbar untuk
masing-masing milik Netral dan Pe (Ground); Untuk keluaran dari 3
buah fuse/sekering (R, S dan T), langsung dihubungkan pada stop
kontak 3 phasa / Cooker. Begitu juga dengan Netral dan Ground-nya;
Menghubungkan phasa keluaran dari MCB 1 phasa dengan salah satu
masukan milik sakelar tukar A dan masukkan sakelar tukar milik A
yang lainnya langsung dihubungkan ke lampu A; Menghubungkan kedua
keluaran milik kedua sakelar A (keluaran 1 dengan keluaran 1 dan
keluaran 2 dengan keluaran 2); Menghubungkan salah satu terminal
sakelar B dengan phasa dan keluarannya dihubungkan ke phasa stop
kontak B; Menghubungkan phasa keluaran MCB ke stop kontak yang
berposisi dibawah lampu A; Menghubungkan netral ke lampu A;
Menghubungkan langsung netral dan graund ke kedua stop kontak;
Menghubungkan ketiga keluaran MCB 3 Phasa langsung ke masukkan
kontak utama milik K5 (1, 3, 5) dan keluarannya (2, 4, 6)
dihubungkan langsung ke ketiga lampu TL dangan masing-masing lampu
per phasanya; Menghubungkan netral dan ground ke tiap-tiap lampu
TL; Menghubungkan phasa R keluaran MCB 3 phasa dengan kontak 2
impuls dan kontak 1 dihubungkan dengan A2 milik K5; Menghubungkan
kontak 2 milik impuls dengan salah satu masukkan tombol C;
Menghubungkan keluaran tombol C dengan kontak b milik impuls;
Memparalelkan tombol C lainnya dengan tombol C yang telah
digunakan; Menghubungkan A1 milik K5 dan a milik impuls dengan
netral; Menghubungkan kedua lampu C dengan phasa yang berbeda
keluaran dari kontak utama milik K5 dimana lampu kiri adalah phasa
T dan lampu kanan adalah phasa R; Menghubungkan kedua lampu dengan
netralnya.
5.2. Instalasi Tenaga5.2.1. Panel Utama Memasang seluruh
komponen yang digunakan didalam LVMDP (Low Voltage Main
Distribution Panel) seperti : 3 buah MCB 3 Phasa, terminal box dan
1 kontaktor lengkap dengan overload-nya; Menghubungkan terminal
sumber tiga phasa dengan input MCB 3 phasa Q1; Menghubungkan output
Q1 dengan input MCB F2; Menghubungkan output MCB F2 dengan terminal
grup 1. Ini merupakan terminal milik sumber panel penerangan;
Menghubungkan input MCB F2 dengan input MCB F3; Menghubungkan
output MCB F3 dengan terminal grup 2. Ini merupakan terminal milik
DOL 1; Menghubungkan input MCB F3 dengan input MCB F4;
Menghubungkan output MCB F4 dengan input kontak utama milik K5 dan
outputnya dihubungkan ke terminal grup 3. Ini merupakan terminal
milik DOL 2; Menghubungkan phasa R output dari MCB F4 ke kontak 95
dan 97 milik overload F4R; Menghubungkan kontak 98 milik overload
F4R ke terminal no. 5 milik DOL 2; Menghubungkan kontak 96 milik
overload F4R dengan terminal no. 1 milik DOL 2; Menghubungkan
terminal no. 3 milik DOL 2 dengan kontak 13 milik K5; Menghubungkan
kontak 14 milik K5 dengan terminal no. 2 dan no. 4 milik DOL 2;
Menghubungkan kontak 14 milik K5 dengan koil A2 milik K5;
Menghubungkan koil A1 milik K5 dengan netral; Menghubungkan input
MCB F4 dengan input MCB F11; Menghubungkan output MCB F11 dengan
terminal grup 4. Ini merupakan terminal milik panel Y-;
Menghubungkan input MCB F11 dengan input MCB F16; Menghubungkan
output MCB F16 dengan terminal grup 5. Ini merupakan terminal milik
panel dua kecepatan; Menghubungkan tiap-tiap terminal masing-masing
grup dengan netral dan ground-nya;Ket:Untuk panel utama seluruhnya
digunakan tegangan 3 phasa. Kecuali ada disebutkan seperti phasa R,
phasa S atau phasa T.
5.2.2. Panel Y Memasang komponen yang diperlukan. Seperti 3 buah
kontaktor, terminal, 1 buah overload dan kontak delay yang dipasang
pada salah satu kontaktor (KM7); Menghubungkan terminal phasa R
dengan kontak 95 milik overload F6R; Menghubungkan kontak 97 milik
overload F6R dengan kontak 13 milik KM7; Menghubungkan kontak 14
milik KM7 dengan kontak 13 milik KM6; Menghubungkan kontak 14 milik
KM6 dengan kontak 57 milik KM7; Menghubungkan kontak 58 milik KM7
dengan kontak 21 milik KM8; Menghubungkan kontak 22 milik KM8
dengan koil A1 milik KM6; Menghubungkan kontak 14 milik KM7 dengan
koil A1 milik KM7; Menghubungkan koil milik KM7 dengan kontak 67
milik KM7; Menghubungkan kontak 68 milik KM7 dengan kontak 21 milik
KM6; Menghubungkan kontak 22 milik KM6 dengan koil A1 milik KM8;
Menghubungkan ketiga koil A2 untuk tiap-tiap kontaktor dengan
terminal netral; Menghubungkan kontak 13 KM7 dengan input tombol
NO; Menghubungkan kontak 14 KM6 dengan output tombol NO;
Menghubungkan ketiga terminal input phasa (R, S dan T) dengan input
kontak utama (1, 3 dan 5) milik KM7; Menghubungkan ketiga output
kontak utama (2, 4 dan 6) milik KM7 dengan terminal output U1, V1,
W1; Menghubungkan kontak 1 milik KM7 dengan kontak 1 milik KM8;
Menghubungkan kontak 3 milik KM7 dengan kontak 3 milik KM8;
Menghubungkan kontak 5 milik KM7 dengan kontak 5 milik KM8;
Menghubungkan ketiga kontak 1, 3 dan 5 milik KM6; Menghubungkan
kontak 2 milik KM6 dengan kontak 6 milik KM8; Menghubungkan kontak
4 milik KM6 dengan kontak 4 milik KM8; Menghubungkan kontak 6 milik
KM6 dengan kontak 2 milik KM8; Menghubungkan ketiga output dari
overload F6R dengan terminal output W2, U2 dan V2.
5.2.3. Panel Dua Kecepatan Memasang komponen yang diperlukan.
Seperti 2 buah kontaktor, 2 buah overload, terminal, 2 buah tombol
NO, 1 buah tombol NC dan 2 buah lampu indikator; Menghubungkan
kontak 95 milik TOR4 dengan terminal input phasa R; Menghubungkan
kontak 96 milik TOR4 dengan kontak 95 milik TOR7; Menghubungkan
kontak 96 milik TOR7 dengan terminal output no. 0; Menghubungkan
terminal output no. 1 dengan input tombol S4, input tombol S7,
kontak 13 milik KN4 dan kontak 13 milik KN7; Menghubungkan terminal
output no. 2 dengan kontak 14 milik KN4, kontak 21 milik KN7 dan
output dari tombol S4; Menghubungkan kontak 22 milik KN7 dengan
koil A1 milik KN4 dan lampu N5; Menghubungkan terminal output no. 3
dengan kontak 14 milik KN7, kontak 21 milik KN4 dan output dari
tombol S7; Menghubungkan kontak 22 milik KN4 dengan koil A1 milik
KN7 dan lampu N8; Menghubungkan koil A2 milik KN4 dan KN7 dan kedua
lampu dengan terminal input netral; Menghubungkan ketiga terminal
phasa input (R, S, T) dengan input kontak utama (1, 3, 5) milik
KN4; Menghubungkan input kontak utama milik KN4 dengan input kontak
utama milik KN7 sesuai nomor kontak yang sama; Menghubungkan ketiga
output kontak utama milik TOR4 dengan terminal output U, V dan W;
Menghubungkan ketiga output kontak utama TOR7 dengan terminal
output X, Y dan Z.
5.2.4. Pengawatan Menghubungkan terminal grup 1 pada panel utama
(R, S, T, N dan Pe) dengan input sumber panel penerangan;
Menghubungkan terminal grup 2 pada panel utama (R, S, T dan Pe)
dengan input milik Q3 (Sakelar DOL); Menghubungkan output milik Q3
dengan terminal untuk M3 (Motor 3); Menghubungkan terminal utama
grup 3 pada panel utama (R, S, T, Pe) dengan input milik S4
(Selector 3 phasa); Menghubungkan output milik S4 dengan stop
kontak 3 phasa / cooker untuk M4 (Motor 4); Menghubungkan terminal
1 grup 3 pada panel utama dengan input tombol S06; Menghubungkan
terminal 3 grup 3 pada panel utama dengan input tombol S16;
Menghubungkan output tombol S06 dengan input S16; Menghubungkan
terminal 2 grup 3 pada panel utama dengan output tombol S16;
Menghubungkan terminal 4 grup 3 pada panel utama dengan lampu H7;
Menghubungkan terminal 5 grup 3 pada panel utama dengan lampu H8;
Menghubungkan terminal netral grup 3 pada panel utama dengan lampu
H7 dan H8; Menghubungkan terminal grup 4 pada panel utama dengan
terminal input milik panel Y ; Menghubungkan terminal output milik
panel Y dengan terminal untuk E10; Menghubungkan terminal grup 5
pada panel utama dengan terminal input milik panel dua kecepatan;
Menghubungkan terminal output no. 0, 1, 2 dan 3 milik panel dua
kecepatan dengan terminal kosong pada panel utama disebelah
terminal grup 5; Menghubungkan terminal no. 0, 1, 2 dan 3 pada
panel utama milik panel dua kecepatan dengan selector switch S17;
Menghubungkan terminal output utama (R, S, T dan Pe) milik panel
dua kecepatan dengan terminal untuk motor M16; Menghubungkan
terminal sumber utama pada panel utama dengan sumber 3 phasa.
57
BAB VIANALISISPada praktek bengkel semester IV ini terdapat dua
jenis instalasi. Yaitu, instalasi penerangan dan instalasi tenaga.
Pada setiap instalasi memiliki panel kontrolnya. Dimana pada
instalasi tenaga merupakan panel utamanya (LVMDP). Sedangkan pada
instalasi penerangan adalah panel cabangnya (LVSDP) yang sumbernya
berasal dari panel utama.Pada tiap panel, rangkaian instalasi
dibagi menjadi beberapa pengaman yang dinamakan grup. Sehingga,
ketika terjadi kerusakan atau gangguan pada salah satu grup, maka
grup yang lain tidak akan ikut terkena dampaknya. Dengan adanya
pembagian grup, untuk melakukan perbaikan dan perawatannya pun akan
semakin mudah.Prinsip kerja dari instalasi penerangan dan instalasi
tenaga tersebut adalah sebagai berikut:6.1. Instalasi
Penerangan6.1.1. Grup 1 (F2)Grup 1 menggunakan sumber tegangan 3
phasa. Grup ini hanya memiliki satu buah beban. Yaitu stop kontak 3
phasa / cooker. Ketika sumber dimasukkan, cooker akan langsung
terhubung dengan sumber tegangan melalui tiga buah fuse /
sekering.
6.1.2. Grup 2 (F3)Grup 2 menggunakan sumber tegangan 1 phasa.
Grup ini merupakan instalasi penerangan untuk dapur, gedung dan WC.
Pada grup ini bebannya adalah dua buah stop kontak 1 phasa dan satu
buah bola lampu. Stop kontak pertama sumber tegangannya berasal
langsung dari phasa utama. Sedangkan stop kontak kedua dilayani
oleh satu buah sakelar tunggal. Sehingga stop kontak akan mempunyai
tegangan hanya ketika sakelar tungga tersebut di-on kan. Dan untuk
bola lampu dilayani oleh dua buah sakelar tukar. Jadi, bola lampu
tersebut dapat di-on atau di-off kan dari dua tempat yang
berbeda.6.1.3. Grup 3 (F4)Grup 3 menggunakan sumber tegangan 3
phasa. Grup ini merupakan instalasi penerangan untuk bengkel. Pada
grup ini bebannya adalah tiga buah lampu TL dan dua buah bola lampu
pijar.Beban dilayani oleh dua buah tombol NO. Ketika salah satu
tombol ditekan, arus akan mengalir ke koil milik impuls, sehingga
kontak impuls akan terhubung. Dengan terhubungnya kontak impuls,
arus akan mengalir ke koil milik kontaktor. Karena kontaktor
bekerja, kontak utamanya akan terhubung, sehingga arus akan
mengalir ke lampu TL dengan phasa yang berbeda untuk tiap lampunya
yaitu phasa R, S, dan T. Begitu juga untuk lampu pijar, lampu
tersebut akan menerima arus dengan phasa yang berbeda yaitu phasa R
dan T. Ketika salah satu tombol ditekan kembali, kontak impuls akan
kembali putus sehingga rangkaian akan kembali seperti semula.Tujuan
dibuatnya lampu TL terhubung dengan tiga phasa yang berbeda adalah
jika salah satu phasa mengalami gangguan, maka dapat lihat pada
keadaan lampu TL tersebut.
6.2. Instalasi Tenaga6.2.1. Grup 1 (F2)Grup 1 merupakan sumber
untuk panel instalasi penerangan. Grup ini menggunaka sumber
tegangan 3 phasa dengan menggunakan pengaman berupa MCB 3 phasa
berkapasitas 25A. Ketika MCB di on-kan, maka tegangan tiga phasa
akan langsung tersedia pada panel penerangan.
6.2.2. Grup 2 (F3)Grup 2 merupakan rangkaian DOL untuk motor M3.
Motor yang digunakan adalah motor 3 phasa, sehingga tegangannya
adalah berupa tegangan 3 phasa yang menggunakan pengaman MCB 3
phasa berkapasitas 10A. Ketika MCB di on-kan, arus tidak akan
langsung terhubung ke motor M3. Karena terputus oleh sakelar DOL.
Jadi, ketika sakelar DOL di on-kan, barulah motor akan menerima
tegangan 3 phasa.6.2.3. Grup 3 (F4)Grup 3 juga merupakan rangkaian
DOL. Namun motor yang digunakan adalah motor M4. Perbedaannya
dengan grup 2 adalah, pada grup 3 menggunakan satu buah kontaktor.
Kontaktor dilayani oleh dua buah tombol. Yaitu, tombol NO bekerja
sebagai tombol on dan tombol NC bekerja sebagai tombol off.Pengaman
yang digunakan adalah satu buah MCB 3 phasa yang berkapasitas 10A
dan satu buah overload yang berfungsi untuk mengamankan motor dari
beban lebih.Pertama MCB di-on kan. Ketika tombol NO ditekan, maka
kontaktor dan lampu tanda H7 akan bekerja. Dengan bekerjanya
kontaktor, kontak milik kontaktor yang NO akan terhubung dan yang
NC akan terputus. Jadi tegangan 3 phasa akan langsung terhubung
kearah motor M4. Namun, motor tidak akan bekerja, karena arus yang
mengalir diputus oleh selector tiga phasa S4. Motor akan bekerja
jika selector 3 phasa di-on kan.Ketika tombol NO dilepas, maka
kontaktor akan tetap bekerja. Karena telah di kunci oleh kontak NO
milik kontaktor tersebut. Jika tombol NC ditekan, maka rangkaian
akan terputus sehingga rangkaian akan kembali ke posisi semula.Jika
pada saat rangkaian sedang bekerja terjadi gangguan beban lebih,
maka overload akan bekerja. Dengan bekerjanya overload, maka
rangkaian akan diputus oleh kontak NC milik overload tersebut dan
lampu tanda H8 akan menyala karena terhubung dengan kontak NO milik
overload tersebut.
6.2.4. Grup 4 (F11)Grup 4 merupakan rangkaian starter Y .
Pengaman yang digunakan adalah MCB 3 phasa berkapasitas 10A.
Komponen rangkaian terdiri dari 3 buah kontaktor, 1 buah overload,
dan 1 buah tombol NO yang berfungsi untuk menghidupkan rangkaian.
Untuk mematikan rangkaian, tidak digunakan tombol NC. Melainkan
digunakan kontak NC milik overload.Untuk cara kerjanya, ketika
tombol NO ditekan, kontaktor KM6 akan bekerja. KM6 berfungsi
sebagai kontaktor Y. Dengan bekerjanya KM6, maka KM7 akan bekerja,
karena kontak NO milik KM6 akan terhubung. Ini dinamakan hubungan Y
(bintang). Setelah beberapa saat kemudian (tergantung pengaturan),
kontak delay (penunda) yang terpasang pada KM7 akan bekerja.
Sehingga KM6 akan berhenti bekerja karena terhubung seri dengan
kontak NC delay dan KM8 akan mulai bekerja karena terhubung seri
dengan kontak NO delay. Ini dinamakan hubungan (segitiga).Rangkaian
dimatikan oleh overload. Karena kontak NC overload terhubung seri
dengan sumber rangkaian, jadi ketika overload ditekan (manual) atau
terjadi gangguan beban lebih maka overload akan memutuskan
rangkaian.
6.2.5. Grup 5 (F16)Grup 5 adalah rangkaian starter motor untuk
dua kecepatan. Pengaman yang digunakan adalah MCB 3 phasa
berkapasitas 10A. Komponen rangkaiannya terdiri dari 2 buah
kontaktor, 2 buah overload, 2 buah tombol NO, 2 buah lampu tanda
dan 1 buah sakelar pilih tiga arah.Prinsip kerjanya yaitu, ketika
tombol S4 ditekan, maka kontaktor KN4 akan bekerja. Namun, ketika
tombol S4 dilepas, kontaktor KN4 tetap akan bekerja. Karena tombol
S4 telah diparalelkan dengan kontak NO milik kontaktor KN4. Dengan
bekerjanya kontaktor KN4, maka motor akan berputar dengan
lambat.Ketika tombol S7 ditekan, maka kontaktor KN7 akan bekerja.
Namun, ketika tombol S7 dilepas, kontaktor KN7 tetap akan bekerja.
Karena tombol S7 telah diparalelkan dengan kontak NO milik
kontaktor KN7. Dengan bekerjanya kontaktor KN7, maka motor akan
berputar dengan cepat.Kedua kontaktor tidak akan bisa bekerja
bersamaan. Karena, kedua kontaktor telah dihubung seri dengan
kontak NC milik kontaktor lawannya. Ini disebut interlock. Jadi
jika ingin menghidupkan kontaktor lainnya ketika salah satu
kontaktor bekerja, rangkaian harus dimatikan terlebih dahulu dengan
menekan salah satu Overload.Rangkaian juga dapat diaktifkan oleh
sakelar pilih tiga arah. Yaitu, ketika sakelar pilih pada posisi 0,
rangkaian akan bekerja dengan menggunakan tombol S4 atau tombol S7.
Ketika sakelar pilih pada posisi 1, maka kontaktor KN4 akan
bekerja. Ketika sakelar pilih pada posisi 2, maka kontaktor KN7
akan bekerja. Pada saat sakelar pilih pada kondisi 1 atau 2, maka
tombol S4 dan S7 tidak akan bisa berfungsi. Karena inputnya tidak
dialiri arus.
Tabel 6.1. Hasil Pengukuran Tegangan Pada Stop Kontak 3 Phasa /
CookerRSTN
R285 V285 V220 V
S285 V285 V220 V
T285 V285 V220 V
N285 V285 V285 V
Tabel 6.2. Hasil Pengukuran Tegangan Pada Stop Kontak 1
PhasaNOLOKASITEGANGAN
1A220 V
2B220 V
Rumus :1 phasa 250 / 250 x 220 = 220 Volt3 phasa 750 / 250 x 95
= 285 Volt
63
BAB VIIPENUTUP7.1. SimpulanSetelah selesai melakukan praktikum
bengkel semester IV ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu: Setiap rangkaian kontrol harus dapat dimatikan dengan segera
jika terjadi gangguan. Jadi, rangkaian harus dihubung seri oleh
tombol NC; Dalam pembagian grup, beban masing-masing grup harus
seimbang; Pada rangkaian starter motor Y , pertukaran kontaktor
dari Y ke dilakukan oleh kontak delay (penunda); Pada rangkaian
motor dua kecepatan, motor akan lebih cepat jika jumlah kutup yang
digunakan lebih sedikit; Pada rangkaian motor DOL (Direct On Line),
motor langsung dihubungkan pada tegangan sumbernya; Pada rangkaian
motor Y , pada saat motor hubung Y (bintang), maka tegangan yang
disuplai adalah sebesar 220 Volt. Sedangkan ketika motor hubung
(segitiga), tegangan yang disuplai adalah 380 Volt.7.2. Saran Harus
memperhatikan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja); Sebelum bahan dan
alat digunakan, lebih baik diperiksa terlebih dahulu keadaannya;
Harus mengikuti standar yang tertera pada PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik); Sebelum melakukan pekerjaan, lebih baik
pelajari terlebih dahulu gambar rangkaiannya. Jika ada yang tak
dapat dipahami, tanyakanlah pada dosen pengasuhnya; Lakukanlah
pekerjaan satu per satu. Jangan ketika satu pekerjaan belum
selesai, langsung memulai pekerjaan yang lain; Menggambarkan
rangkaian pengawatannya terlebih dahulu agar lebih mudah dalam
pemasangan instalasi.
62
DAFTAR PUSTAKA Ir. E. Setiawan, P. Van Harten, Instalasi Listrik
Arus Kuat 1; Ir. E. Setiawan, P. Van Harten, Instalasi Listrik Arus
Kuat 3; Lister, Mesin Dan Rangkaian Listrik, Erlangga, 1993; Prof.
Ir. Abdul Kadir, Mesin Arus Searah, Djambatan, 1984; LIPI,
Peraturan Umum Instalasi Listrik, 2000; PEDC, 1983, Rancangan
Listrik Semester III, PEDCBandung, Edisi 1984; PEDC, 1983,
Rancangan Listrik Semester IV, PEDCBandung, Edisi 1985.
63