This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II
Topik : Bahan Tanam Gypsum Bonded
Kelompok : C12
Tgl. Praktikum : Selasa, 27 Oktober 2015
Pembimbing : Soebagio, drg.,M.Kes
PENYUSUN:
NO. NAMA NIM
1. FARID MARZUQI 021411133046
2. FADILA KEMALA DWI 021411133047
3. BINTANG M.D.E MANAFE 021411133048
4. KHAIRAL FATAYA 021411133049
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
REVISI
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu melakukan manipulasi bahan tanam dengan benar
b. Mahasiswa mampu melakukan penanaman model malam menggunakan bahan
tanam jenis gispum dengan benar
c. Mahasiswa mampu melakukan penuangan logam dengan benar
2. Alat dan Bahan
2.1 Bahan Praktikum
a. Bahan tanam gypsum bonded
b. Malam inlay
c. Sabun
d. Parafin
2.2 Alat Praktikum
a. Alat cetak model malam bentuk mahkota
b. Pisau model
c. Brander spiritus
d. Hand Press
e. Spatula
f. Gelas ukur
g. Timbangan
h. Bowl
i. Crucible former
j. Bumbung tuang
k. Vibrator
l. Kuas
1
Gambar 1. Alat dan bahan yang dibutuhkan yakni: a. Parafin, b. Bowl, c. Sprue, d.
Bunsen burner, e. Sabun, f. Malam inlay, g. Alat cetak model malam bentuk
mahkota, h. Untuk memanaskan malam inlay, i. Kuas, j. Pisau malam, k. Pisau
model, l. Spatula, m. Akrilik, n. Gelas ukur, o. Gelas ukur.
3. Cara Kerja
3.1 Pembuatan Model Malam
a. Semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat model malam
mahkota harus dalam keadaan bersih.
b. Periksa semua alat dan bahan sebelum memulai pekerjaan dan pastikan alat
dan bahan dalam keadaan bersih tidak ada sisa malam yang tertinggal.
c. Ujung alat cetak diulasi dengan parafin secukupnya, jangan berlebihan.
d. Malam inlay dipotong secukupnya kemudian dilelehkan, setelah malam cair,
malam dituangkan ke dalam cetakan.
e. Setelah cetakan diisi penuh dengan malam cair, kemudian segera ditutup
dengan cetakan model malam dengan rapat sampai batas alat cetakan saling
menempel. Bersihkan sisa malam yang keluar dari cetakan.
f. Cetakan dibuka tutupnya, model malam diambil dan haluskan serta bersihkan
kelebihan malam.
2
3.2 Penanaman Model Malam
a. Malam spure dipotong secukupnya, kemudian spure tersebut diletakkan pada
model malam (model malam harus terletak pada alat pencetak model malam,
malam spure harus tegak lurus pada model malam) dengan cara mencairkan
ujung malam spure dan diletakkan dengan model malam dalam posisi tegak,
malam spure tersebut dihaluskan.
b. Ujung lain malam spure diletakkan pada crucible former dengan posisi tegak.
c. Ketinggian model malam diukur, dengan jalan memasukkan bumbung tuang
pada crucible former, jarak antara tepi bumbung tuang dengan tepi atas model
malam diukur. Jarak tidak boleh kurang dari 7 mm. Jika jarak lebih dari 7 mm
maka spure harus ditambah untuk memanjangkan, jika jarak kurang dari 7
mm maka spure harus dipotong atau dipendekkan, lalu spure dihaluskan
kembali.
d. Seluruh permukaan model malam dan spure diulasi dengan air sabun
memakai kuas lalu dicuci dengan air dan dikeringkan.
e. Bubuk bahan tanam ditimbang masing-masing seberat 58 gr (adonan normal),
58 gr (adonan encer), 63 gr (adonan kental). Dan air diukur masing-masing 20
ml (adonan normal), 25 ml (adonan encer), dan 20 ml (adonan kental).
f. Air dituangkan terlebih dahulu ke dalam bowl, lalu dimasukkan bubuk bahan
tanam ke dalam bowl yang telah berisi air.
g. Adonan diaduk di atas vibrator, kemudian adonan dituangkan ke dalam
bumbung tuang yang telah lengkap dengan crucible former pada satu sisi dan
malam model terpasang di atas vibrator.
h. Setelah bumbung tuang penuh, bumbung tuang dipindahkan dari vibrator, lalu
lakukan pengisian bumbung tuang selanjutnya sesuai rasio bubuk dan air yang
telah ditentukan.
3
4. Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Konsistensi Bahan Tanam gypsum bonded.
W/P Rasio Konsistensi Adonan
20 ml/58 gr Encer (Normal)
25 ml/58 gr Lebih Encer
20 ml/63 gr Kental
Pada praktikum ini, manipulasi gipsum bonded dilakukan dengan 3
perbandingan w/p rasio yang berbeda, yaitu 20 ml air dan 58 gr bubuk dengan hasil
yang normal atau encer karena merupakan w/p rasio aturan pabrik. Percobaan kedua
dengan perbandingan 25 ml air dan 58 gr bubuk menghasilkan konsistensi adonan
yang lebih encer karena adanya penambahan air sebanyak 5 ml. sedangkan pada
percobaan terakhir dengan perbandingan 20 ml air dan 63 gr bubuk menghasilkan
konsistensi yang kental karena adanya penambahan bubuk sebanyak 5 gr.
5. Pembahasan
5.1 Kajian Teori
Bahan tanam tuang tuang terdiri dari campuran bahan yang tahan terhadap suhu
tinggi, biasanya silika. Silika mampu menahan suhu yang sangat tinggi tanpa
degradasi, dan pengikat yang mengikat partikel yang tahan terhadap suhu tinggi .
Terdapat tiga kelompok bahan utama bahan tanam tuang yang umum digunakan yaitu