Modul Praktikum
[Modul Praktikum]DASAR BUDIDAYA TANAMAN 2015
I. MEDIA TANAM
1. PendahuluanKeberhasilan perbanyakan tanaman dengan biji
dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kualitas biji,
tersedianya air dan jenis media yang digunakan. Media perkecambahan
yang efektif untuk pembibitan adalah media yang berpori dan
berdrainase baik serta mampu mempertahankan kelembaban, kadar garam
rendah tetapi kemampuan menerima dan memasok unsur hara cukup baik,
bebas hama, penyakit, dan gulmaMedia tanam diartikan sebagai media
yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman/bahan tanaman, tempat akar
atau bakal akar tumbuh dan berkembang. Media tanam juga digunakan
tanaman sebagai tempat akar berpegang agar tajuk tanaman dapat
tegak dan kokoh berdiri di atas media tersebut. Selain itu, media
tanam digunakan sebagai sarana untuk tanaman tumbuh karena tanaman
mendapatkan makanan dengan cara menyerap unsur hara yang terkandung
di dalam media tanam.Media tanam terdiri atas media tanah dan bukan
tanah. Media tanaman yang paling umum digunakan adalah tanah.
Sedangkan media tanam yang paling umum digunakan adalah tanah.
Tanah mengandung 45% butiran mineral, 25% air, 25% udara dan 5%
bahan organik. Bila komposisi unsur tersebut dalam keadaan yang
tepat, maka tanah tersebut sudah pasti dapat mendukung pertumbuhan
suatu jenis tanaman dengan baik.Media tanam bukan tanah sendiri
dibedakan menjadi 2 yakni media tanam organik dan anorganik. Jenis
media tanam bukan tanah baik yang organik maupun anorganik dapat
dijadikan media tanam secara mandiri atau sebagai campuran. Jenis
media tanam bukan tanah antara lain sekam padi, arang sekam padi,
sabut kelapa, kompos, humus, arang kayu, styrofom, vermikulit,
pasir, kerikil, rockwool, serbuk gergaji, kayu, dan peat moss.
Bahan-bahan tersebut mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda.
Beberapa jenis media tanam memerlukan perlakuan khusus selama
digunakan budidaya tanaman, misalnya menyiram larutan pupuk secara
intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Agar tanaman yang
dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik, persiapan media tanam
merupakan salah satu langkah awal yang harus diperhatikan.a) Media
TanahBahan tanam anorganik adalah bahan yang berasal dari proses
pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut
diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik,
biologi-mekanik, dan kimiawi. Berdasarkan bentuk dan ukuran,
mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan
menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil, berukuran lebih dari 2 mm, pasir 2
0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran
< 0.002 mm.Tanah yang subur dicirikan dengan adanya keseimbangan
antar sifat fisik, biologi dan kimia. Sifat fisik tanah dapat
dilihat dari tekstur, struktur, porositas dan konsistensinya. Tanah
berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi 3 yaitu pasir, debu dan
liat. Tanah yang baik ialah tanah yang memiliki komposisi yang
seimbang dari ke tiga jenis fraksi tanah tersebut sehingga memiliki
ruang pori yang memadai. Sedangkan struktur tanah yang dikehendaki
oleh sebagian besar tanaman ialah stuktur remah yang bersifat
gembur sehingga akar dapat tumbuh dengan optimal. Sifat biologi
ditandai oleh jumlah dan keragaman organisme di dalam tanah. Dan
untuk sifat kimia membahas tentang kapasitas tukar kation (KTK),
PH, dan kandungan unsur hara dalam tanah.
b) Media Bukan TanahBerdasarkan jenis bahan penyusunnya, media
tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.a. Media Tanam
OrganikMedia tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik
kebanyakan berasal dari komponen organisme hidup, misal bagian dari
tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu.
Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bahan anorganik karena bahan organik mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga
memiliki pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya
serap air yang tinggi.Bahan organik akan mengalami proses pelapukan
atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses
tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan
mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang
dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Beberapa jenis bahan
organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam antara lain :
1. ArangArang adalah bagian tanaman seperti batang, batok kelapa
atau sekam padi yang dibakar pada panas tertentu sehingga tidak
sampai menjadi abu. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk
tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu
dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak.
Media arang bersifat bufer (penyangga) dan tidak mudah lapuk
sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan
tanaman. Media arang cenderung miskin akan unsur hara, oleh karena
itu perlu ditambahkan unsur hara. Sebelum digunakan sebagai media
tanam, media arang dipecah menjadi potongan kecil terlebih dahulu
sehingga memudahkan penempatan di dalam pot. 2. Batang PakisBatang
pakis berasal dari tanaman pakis yang sudah tua. Berdasarkan
warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis
hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang
pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis
hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih
kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi
potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis. Batang pakis
lazim digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari
lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau
binatang kecil lain. Keunggulan media batang pakis, mudah mengikat
air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak
sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.3. KomposKompos adalah
media tanam yang berasal dari proses dekomposisi tanaman atau
limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah
rumah tangga seperti bekas sayur dan buah. Kelebihan kompos mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah, baik
fisik, kimiawi, maupun biologis. Kompos yang baik untuk digunakan
sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara
sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya
(hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah,
dan memiliki suhu ruang.4. MossMoss berasal dari akar paku-pakuan
atau lumut yang banyak dijumpai di hutan. Moss sering digunakan
sebagai media tanam untuk persemaian hingga pembungaan. Media ini
mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh
dan berkembang dengan leluasa. Media moss mampu mengikat air dengan
baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang baik. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, moss dikombinasikan dengan media
tanam organik lainn, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun
kering.5. Pupuk kandangPupuk kandang berasal dari kotoran hewan,
mengandung unsur hara makro seperti natrium (N), fosfor (P), dan
kalium (K) dan unsure hara mikro. Unsur-unsur tersebut penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk
kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu
merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen
yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman. Komposisi kandungan
unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan,
bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum
diaplikasikan sebagai media tanam. Pupuk kandang yang akan
digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril.
Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan
pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya
bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.6. Sabut kelapa
(coco peat)Sabut kelapa atau coco peat berasal dari kulir luar buah
kelapa atau biasa disebut sabut kelapa. Sabut kelapa sering
digunakan sebagai media tanam untuk persemaian. Sabut kelapa mampu
mengikat dan menyimpan air, mengandung unsu hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor
(P). Sabut kelapa juga mengandung tannin yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Kelemahan dari media tanam sabut kelapa
(cocopeat) adalah Penggunaannya sebagai media tanam sebaiknya
dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang
berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain
itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi
sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu
direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika
dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media
sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatya yang cepat
lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.7. Sekam padiSekam padi adalah
kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi bisa berupa sekam bakar
atau sekam mentah (tidak dibakar) yang memiliki tingkat porositas
sama. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu
disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses
pembakaran. Sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang
tinggi. Sekam mentah sebagai media tanam mudah mengikat air, tidak
mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman
dan tidak mudah menggumpal sehingga akar tanaman dapat tumbuh
dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan
unsur hara.8. HumusHumus adalah hasil pelapukan bahan organik oleh
Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Humus
sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan memiliki
kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur
hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah. Namun, media
tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan
suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki
tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu
menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai
media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas
tinggi, misalnya tanah dan pasir.
b. Bahan AnorganikBahan anorganik juga bisa berasal dari bahan
sintetis atau kimia. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan
sebagai media tanam yaitu : 1. GelGel atau hidrogel adalah kristal
polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman
hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien
karena tidak perlu diganti, disiram atau dipupuk. Hampir semua
jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya
philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak cocok untuk tanaman
hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal
itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan
air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang
mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery
lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan
tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap
terjaga.2. PasirPasir sering digunakan sebagai media tanam
alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir
dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek
batang tanaman. Pasir memiliki pori berukuran besar (makro) oleh
karena itu mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan.
Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Oleh
karenanya media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan
yang lebih intensif. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti
kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan
jenis tanaman.3. KerikilKerikil sering digunakan sebagai media
untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini
akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada
prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Kerikil memiliki
kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan
cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.Saat ini
banyak dijumpai kerikil sintesis yang menyerupai batu apung, yakni
memiliki rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan.
Kelebihan kerikil sintesis adalah cukup baik dalam menyerap air.
Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga
tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam
media tanam.4. Pecahan batu bataPecahan batu bata juga dapat
dijadikan alternatif sebagai media tanam. Ukuran batu-bata yang
akan digunakan sebagai media tanam dibuat kecil, seperti kerikil,
dengan ukuran sekitar 2-3 cm. Ukuran yang semakin kecil juga akan
membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman
berlangsung lebih baik.Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu,
kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu
terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan
dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. Media pecahan batu bata tidak mudah melapuk,
cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki
kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering
menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah
anggrek.5. Spons (floralfoam)Spons sangat ringan sehingga mudah
dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan,
media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam
atau disiram air akan menjadi berat.Media tanam spons mudah
menyerap air dan unsur hara esensial yang diberikan dalam bentuk
larutan. Media ini tidak tahan lama karena mudah hancur.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut, spons sering
digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong
(cutting flower).6. Vermikulit dan perlitVermikulit adalah media
anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepinga mika
serta mengandung potasium dan Halium. Vermikulit merupakan media
tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation tinggi,
terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat
menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika
digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai
campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan
meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap
oleh akar tanaman.Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan
serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang
rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan
Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya
serap air.Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam
sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan
tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.8. Gabus
(styrofoam)Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari
kopolimerstyren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media
tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media
aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di
lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara.
Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1)
cm. 2. Tujuana. Mengetahui berbagai jenis media tanam organik dan
an organik b. Mempelajari sifat beberapa jenis media tanam dan
komposisi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
3. Metode a. Pelaksana PraktikumPeserta praktikum adalah
mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis semester
2
b. Metode Pelaksanaan 1. Perlakuan Media Tanam Terdiri dari 10
jenis media tanam yaitu :- tanah- pasir- tanah + pasir (1 : 1)-
tanah + pupuk kandang (1 : 1)- tanah + kompos (1 : 1)- arang sekam-
pecahan batu bata- kerikil sintesis- serbuk gergaji- cocopeat
2. Poting Media Tanam Siapkan 10 jenis media tanam, bersihkan
dari bahan yang bukan media tanam Semua jenis media tanam
ditempatkan dalam polibag hitam diameter 20 cm. Polibag diisi media
tanam hingga terisi 4/5 tinggi polibag atau dengan menyisakan 5 cm
dari atas polibag (jangan diisi penuh/rata tinggi polibag) Setiap
perlakuan media tanam diulang 6 kali
3. KelompokSetiap kelompok (maksimum 20 mahasiswa) mempersiapkan
10 jenis media tanam yang diulang 6 kali (60 polibag)(Catatan untuk
Dosen & Asisten Praktikum : Semua kelompok dari peserta
praktikum membuat perlakuan media tanam sebagaimana tersebut
diatas. DBT 2014 : 33 kelas sehingga terdapat 66 kelompok
praktikum)
4. Pengamatan Amati dan catat berat masing-masing media tanam
pada setiap poibag Amati dan catat volume masing-masing media tanam
pada setiap polibag Amati dan catat volume air yang diperlukan oleh
setiap media tanam untuk mencapai Air Kapasitas Lapang
5. Waktu PengamatanPengamatan dilakukan pada saat praktikum
berlangsung (1 hari praktikum)
II. BAHAN TANAM
1. PendahuluanBahan tanam adalah bagian tanaman yang digunakan
untuk memulai / mengawali budidaya tanaman. Secara agronomis, bahan
tanam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu benih dan bibit.
Benih adalah bahan tanam berupa biji, merupakan hasil pengabungan
dua gamet yang terjadi setelah polinasi, yang telah mengalami
perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak
tanaman. Polinasi adalah perpindahan polen dari anther ke stigma.
Biji terdiri dari 3 bagian, yakni kulit biji, endosperm dan embrio.
Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji disebut perbanyakan
generatif. Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah
untuk penanaman, tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga
mudah didistribusikan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Benih juga mudah dikembangkan menjadi individu baru yang unggul,
misal benih hibrida. Kelemahan perbanyakan generatif adalah biji
sebagai penggabungan dari dua gamet bisa mempunyai sifat yang tidak
sama dengan induknya. Biji : salah satu bagian tanaman yang
berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan
tanaman secara alamiah Bibit : benih yang telah berkecambah.
Pembibitan/persemaian menurut Sunaryono & Rismunandar (1984)
ialah menabur atau menyebar tumbuhkan atau menanam biji/benih pada
suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan untuk
tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau
pertunasan (bibit) yang cepat dan baikPengertian bahan tanam Benih
: biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat
dijadikan sarana dalam memperbanyak tanamanBenih menurut Undang
undang RI No.12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman
ketentuan umum Pasal 1 (a) 4 mengatakan : Benih tanaman yang
selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak/atau mengembangbiakkan tanaman. Benih
tanaman yaitu biji, bibit, stek, entres dan planlet.Perbanyakan
vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ vegetatif
tanaman, misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi,
grafting, dan kultur jaringan. Keuntungan penggunaan organ
vegetatif sebagai bahan tanam adalah tanaman baru mempunyai sifat
yang sama dengan induknya. Pada perbanyakan cangkok, budding dan
grafting, tanaman bisa langsung memasuki fase reproduktif karena
tidak memerlukan fase vegetatif. Kelemahan metode perbanyakan
vegetative adalah memerlukan tempat/wadah yang besar sehingga agak
sulit dalam distribusi bibit. Perbanyakan generatif, mengacu pada
suatu pengertian perkawinan antara 2 tanaman induk yang terpilih
melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi
penyerbukan dan menjadi buah dengan kandungan biji di dalamnya.a.
Macam- macam Perkembangbiakan Vegetatif1. Perbanyakan vegetatif
alami StolonBatang yang menebal dan tumbuh secara horizontal
sepanjang atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada
intervaltertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh :
Strawberry, kayu apuh, arbei, semanggi, pegagan.
CormPangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung
cadangan makanan. Pada dasarnya cormus terdapat lubang tempat
tumbuhnya akar sedangkan di bagian atas (ujung) terdapat mata
tunas.Contoh: gladiol, bunga coklat. Bulb (Umbi lapis)Bahan tanaman
yang terdiri dari suatu batang dan pipih yang pendek berbentuk
cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun
berdaging, sisik ini menutupi tunas (titik tumbuh).Contoh: bawang,
tulip. Tuber (Umbi batang)Batang yang mempunyai daging tebal yang
terdapat di dalam tanah yang mengandungbeberapa mata tunas.Contoh:
kentang, talas.
RhizomeAkar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata
tunas akan membengkok sebagai cadangan energy.Contohnya: jahe,
kunyit. AnakanHasil pembiakan vegetative induk yang berkembang
sendiri yang tumbuh di dekat tanaman induk.Contoh: sansiviera,
bambu air.
2. Perbanyakan vegetative buatanTanpa perbaikan sifat Setek
(cutting)Setek diartikan sebagai suatu perlakuan
pemisahan/pemotongan beberapa bagian tanaman, seperti daun,
tunas,batang, agar bagian-bagian tanaman tersebut membentuk ajar
atau tanaman baru. CangkokCangkok adalah suatu cara perbanyakan
vegetative tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman
menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan
tanaman induk. Suatu bagian batang (biasanya ujung) dikerat
kulitnya hingga terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu
dibungkus dengan bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian
dibebat dengan bahan kedap air. Setelah beberapa minggu kar telah
terbentuk dan anakan dipisah dari pohon induk.Dengan perbaikan
sifat OkulasiOkulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain
kepada batang muda dan dari varietas yang sama, atau antara
varietas dalam spesies. Macam okulasi, yaitu : Okulasi bentuk
batang, kotak, atau persegi, okulasi bentuk T, kulasi bentuk
miring.
Grafting (sambung tunas)Seni menyambung dua jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta
berkembang sebagai salah stu tanaman gabungan. Macam grafting,
yaitu : side graft, cleft graft, wdge, notch or saw-kerf graft,
bark graft, approach graft, dan top working.
b. Keuntungan Perbanyakan Vegetatif dan GeneratifCara pebanyakan
tanaman buah dapat di golongkan menjadi dua bagian yaitu
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif.
Perbanyakan generatif (biji)Keuntungan : Sistem perakaran lebih
kuat Lebih mudah di perbanyak Jangka waktu berbuah lebih
panjangKelemahan : Waktu untuk mulai berbuah lebih lama Sifat
turunan tidak sama dengan induk Ada banyak jenis tanaman produksi
benihnya sedikit atau benihnya sulit untuk berkecambah
PerbanyakanVegetatifKeuntungan : Lebih cepat berbuah Sifat
turunan sesuai dengan induk dapatdigabungsifat-sifat yang
diinginkanKelemahan : perakaran kurang baik lebih sulit di kerjakan
karena membutuhkan keahlian tertentu jangka waktu berubah menjadi
pendek
c. Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan VegetatifFaktor Ekstern:
Faktor Suhu / Temperatur LingkunganTinggi rendah suhu menjadi salah
satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga
kelangsungan hidup dari tanaman.Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah
antara 22 derajat celcius - 37 derajat celcius. Temperatur yang
lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Faktor Kelembaban /
Kelembapan UdaraKadar air dalam udara dapat mempengaruhi
pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab
menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada
pembentukan sel yang lebih cepat. Faktor Cahaya MatahariSinar
matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau).Jika suatu tanaman
kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan
warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi).Pada kecambah,
justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.jamur dan
bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan
tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan
bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)Faktor Intern Faktor
HormonHormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk
membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untukpemanjangan dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel
dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
d. Macam- macam Tipe PerkecambahanPerkecambahan
HipogealPerkecambahan Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada
bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan
kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah. Misalnya jagung,
kapri, semangka, melon, durian,dll.
Perkecambahan EpigealPerkecambahan Epigeal adalah pertumbuhan
memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke
permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas tanah.
misalnya kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan jarak.
2. Tujuana. Mengetahui macam bahan tanam generatif dan
vegetatifb. Mempelajari pola perkecambahan benih dan bibit
3. Metode a. Pelaksana PraktikumPeserta praktikum adalah
mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis semester
2
b. Metode Pelaksanaan 1. Perlakuan Terdapat 3 pola perlakuan
bahan tanam. Pada setiap pola terdapat 6 jenis bahan tanam, yakni
masing-masing 3 bahan tanam generatif dan 3 bahan tanam vegetatif.
Pola perlakuan sebagai berikut :Bahan tanamPola 1 :a) Bahan tanam
generatif Benih jagung (monokotil) Benih kacang tanah (dikotil)
Benih kacang panjang (dikotil)b) Bahan tanam vegetatif Stek batang
ubi kayu Stek daun zamia Umbi bawang merahPola 2 :c) Bahan tanam
generatif Benih jagung (monokotil) Benih kedelai (dikotil) Benih
kacang panjang (dikotil)d) Bahan tanam vegetatif Stek batang tebu
Stek daun cocor bebek Umbi KentangPola 3 :e) Bahan tanam generatif
Benih jagung (monokotil) Benih kacang hijau (dikotil) Benih kacang
panjang (dikotil)f) Bahan tanam vegetatif Stek batang ubi jalar
Stek daun sansivera Pegagan
2. Penanaman Bahan Tanam- Bahan tanam disiapkan sesuai
perlakuan- Benih ditanam dengan memasukkan benih kedalam media
tanam sedalam 2 cm, tepat ditengah polibag, kemudian ditutup media
yang halus. Setiap lubang ditanam 2 benih. Sebelum benih ditanam
diberi pestisida Furadan 3 G.- Stek batang tebu, dipotong 10 cm dan
setiap potongan mempunyai 1 mata tunas- Stek batang ubi jalar
dipotong 20 cm - Stek daun dipotong 20 sm- Stek ditanam pada media
tanam sedalam 3 5 cm.- Umbi, atau stolon ditanam dengan memasukkan
bahan tanam tersebut kedalam tanah sedalam 2 - 3 cm, kemudian
ditutup media yang halus.- Setiap bahan tanam ditanam pada 10 jenis
media.
3. KelompokSetiap kelompok terdiri maksimum 20 mahasiswa,
menanam setiap jenis bahan tanam pada 10 jenis media tanam,
sehingga 6 bahan tanam akan tertanam pada 60 polibag.
4. Pengamatan- Saat benih atau bibit berkecambah- Tipe
pertumbuhan biji- Amati pertumbuhan biji atau bibit selama 2 minggu
(panjang tunas, daun yang telah membuka sempurna)
5. Waktu PengamatanPengamatan dilakukan setiap minggu selama 6
minggu
6. Pembersihan Bekas PraktikumSetelah praktikum media dan bahan
tanam selesai diamati selama 6 minggu, semua polibag harus
dibersihkan. Media tanam dibongkar dan dikumpulkan pada satu
tempat. Plastik polibag bekas dikumpulkan dan diserahkan
asisten.