Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 Balai Penelitian Tanaman Palma i LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA Tahun Anggaran 2016 D IP A N BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016
43
Embed
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014balitka.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/05/LAKIP... · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma i
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
BALAI PENELITIAN TANAMAN
PALMA
Tahun Anggaran 2016
D
IP
A N
BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma ii
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Balai Penelitian Tanaman Palma Tahun 2016 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan negara, sebagaimana yang telah diwajibkan melalui Instruksi
Presiden (INPRES) No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini dibuat dengan mengacu pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam laporan ini diuraikan akuntabilitas kinerja kegiatan utama penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Tanaman Palma Tahun 2016, termasuk aspek
anggaran, uraian permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah inisiatif peluang perbaikan. Kegiatan penelitian yang dilaporkan mencakup kegiatan penelitian yang dibiayai oleh dana APBN. Tingkat pencapaian kinerja hasil dari
setiap kegiatan penelitian/pengkajian Balit Palma Tahun 2016 diukur dari lima indikator, yakni masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Penyusunan LAKIP ini masih memerlukan perbaikan-perbaikan, untuk itu diharapkan kritik dan
saran untuk penyempurnaan laporan ini dimasa datang. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi penyelenggaraan kinerja instansi dalam mencapai tujuannya.
Manado, 06 Januari 2017
Kepala Balai,
Dr.Ir. Ismail Maskromo,M.Si
NIP. 19671117 199303 1 022
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
IKHTISAR EKSEKUTIF vi
I. PENDAHULUAN 1
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 7
2.1. Perencanaan Strategis 7
2.2. Penetapan Kinerja 10
2.3. Perencanaan Kinerja 11
III. AKUNTABILITAS KINERJA 15
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014 16
3.2. Analisis Capaian Kinerja 18
3.3. Akuntabilitas Keuangan 45
IV. PENUTUP 55
LAMPIRAN 56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Penelitian
Tanaman Palma disusun untuk menunjukkan kinerja BALIT PALMA selama Tahun Anggaran 2016. Kinerja Balit Palma tersebut ditentukan oleh seberapa jauh pencapaian dari tupoksinya. Kegiatan utama penelitian yang dilakukan Balit Palma
pada tahun 2016 sebanyak 14 RPTP. Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan penelitian yang dilakukan Balit Palma adalah masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Masukan yang digunakan
untuk semua kegiatan penelitian tersebut mencakup dana dan sumber daya manusia (SDM), khususnya peneliti. Hasil evaluasi pencapaian indikator masukan
dana menunjukkan bahwa rata-rata kegiatan penelitian Balit Palma memiliki nilai tingkat capaian antara 95,80 hingga 99.69 persen. Realisasi penggunaan dana yang tertinggi tersebut adalah kegiatan penelitian: Produk Olahan Komoditas
Strategi Perkebunan yakni 99,69 persen. Di sisi lain, kegiatan penelitian Varietas Unggul Baru Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Lainnya, merupakan kegiatan yang mempunyai serapan dana terendah, yakni 95,80 persen. Hasil
evaluasi masukan SDM menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan penelitian memiliki pencapaian rencana tingkat capaian sebesar 100 persen.
Evaluasi dari sisi keluaran menunjukkan bahwa setiap kegiatan penelitian telah menghasilkan data, pelepasan 1 varietas unggul Balit Palma yaitu Kelapa Dalam Varietas Mastutin, paket teknologi Budidaya yang dihasilkan yaitu (1)
Teknologi pembuatan VCO dari kopra putih dengan metode kering; (2) Bioagroekologi dan teknik perbanyakkan kumbang penyerbuk Elaeidobius kamerunicus untuk meningkatkan produktivitas sawit; (3) Mikroorganisme
antagonis pengendali Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk pucuk kelapa (PBK) dan gugur buah kelapa (GBK) pada tanaman kelapa.
Pengukuran manfaat dan dampak menunjukkan bahwa Balit Palma telah
banyak menghasilkan benih sumber baik kelapa Dalam maupun Genjah yang
sudah tersebar pada beberapa propinsi. Manfaat lain yaitu para peneliti Balit Palma terlibat sebagai konsultan dalam pelepasan varietas atau penentuan Blok Penghasil Tinggi (BPT) di beberapa Propinsi.
Pada Tahun 2016, anggaran dikelola berdasarkan anggaran yang berbasis kinerja. Anggaran Balit Palma tahun 2016 disusun berdasarkan variabel jenis
pengeluaran yang dibedakan atas: (a) Belanja pegawai; (b) Belanja barang;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma v
belanja perjalanan, belanja operasional lainnya dan (c) Belanja modal. Total anggaran BALIT PALMA Tahun 2016 terealisasi sebesar 93.47 persen atau sekitar
Rp. 19.812.818.073,- dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp. 21.196.868.000,-
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian pada tahun 2016, pada dasarnya didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan penelitian, koordinasi yang baik antara pihak manajemen, tim peneliti, dan staf penunjang.
Namun demikian, keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut tidak terlepas dari hambatan dan permasalahan, terutama terkait okupasi lahan KP. Kayuwatu dan status lahan KP. Paniki yang milik Pemda Provinsi Sulawesi Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 1
BAB I
PENDAHULUAN
Balai Penelitian Tanaman Palma adalah Unit Pelaksana Teknis eselon III,
dibawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (eselon II)
dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (eselon I). Balai Penelitian
Tanaman Palma mempunyai tugas pokok melaksanakan penelitian dan
pengembangan tanaman Kelapa, Kelapa Sawit da Palma Lainnya (aren, sagu,
pinang, dan gewang).
Tugas dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Palma berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian No. 64/Kpts/OT.210/1/2002 pasal 2-3 adalah melaksanakan
penelitian tanaman palma, sedangkan dalam melaksanakan tugas, Balit Palma
menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan
plasma nutfah tanaman kelapa dan palma lain
2. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi
tanaman kelapa dan palma lain
3. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman
kelapa dan palma lain
4. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman kelapa dan palma lain
5. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman kelapa dan palma lain
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 2
Tugas dan fungsi penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan
plasma nutfah bertujuan untuk menghasilkan varietas kelapa dan palma lain yang
unggul, benih yang unggul dan konservasi plasma nutfah yang dapat
menghasilkan aksesi-aksesi yang unggul. Sedangkan penelitian morfologi,
fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi bertujuan untuk menghasilkan paket
teknologi kelapa dan palma yang lebih unggul daripada teknologi yang sudah ada
dan yang secara teknis dapat diterapkan
Tugas dan fungsi pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan
usaha agribnisnis bertujuan untuk menghasilkan produk olahan dan alat pertanian
yang secara ekonomi layak dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Sedangkan
tugas dan fungsi pemberian pelayana teknik bertujuan untuk membuat program
dan rencana kerja, menyusun dan menyiapkan anggaran, melakukan monitoring
dan pelaporan, serta mengkoordinir sarana penelitian yaitu laboratorium, kebun
percobaan, dan bengkel. Selain itu dalam tugas dan kerjasama, informasi dan
dokumentasi serta penyebaran dan pendayaguaan hasil penelitian dilaksanakan
melalui berbagai forum, jejaring dan media baik yang bersifat ilmiah maupun
populer.
Secara vertikal Balai Penelitian Tanaman Palma termasuk salah satu unit
pelaksana teknis dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang
merupakan salah satu unit kerja dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, Balit Palma memiliki
dua seksi dan satu sub bagian, yaitu Seksi Pelayanan Teknik, Seksi Jasa Penelitian
dan Sub Bagian Tata Usaha.
Pada akhir tahun 2012, terjadi perubahan nomenklatur Balai Penelitian
Tanaman Kelapa dan Palma Lain menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma yang
disahkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 3
62/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian
Tanaman Palma. Berdasaran SK Menteri Pertanian tersebut Balai Penelitian
Tanaman Palma mempunyai tugas melaksanakan penelitian tanaman palma.
Dengan berubahnya nomenklatur Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma
menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma maka mandat penelitian tanaman
ditambahkan satu komoditas yaitu tanaman kelapa sawit. Berdasarkan tugas
tersebut maka Balai Penelitian Tanaman Palma menyelenggarakan fungsi :
1. Melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan
plasma nutfah tanaman palma
2. Melaksanakan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan
fitopatologi tanaman palma
3. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistim dan usaha agribisnis
tanaman palma
4. Melaksanakan penelitian penanganan hasil tanaman palma
5. Memberikan pelayananan teknik penelitian tanaman palma
6. Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi, serta enyebar luasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman palma
7. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 62/Permentan/OT.104/10/
2011, tentang organisasi dan tata kerja Balai Penelitian Tanaman Palma, susunan
organisasi Balit Palma terdiri dari:
a. Kepala
b. Sub Bagian Tatausaha
c. Seksi Pelayanan Teknis
d. Seksi Jasa Penelitian
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 4
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan, serta rumah tangga.
Seksi Pelayanan Teknik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan serta
pelayanan sarana penlitian tanaman palma.
Seksi Jasa Penelitian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kerjasama, informasi dan dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan
hasil penelitian tanaman palma.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional peneliti dan
sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok
jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Struktur organisasi Balai Penelitian Tanaman Palma secara lengkap disajikan pada
Lampiran 1.
Sumber daya manusia pada Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma),
terdiri atas tenaga fungsional, struktural dan non fungsional. Tenaga fungsional
meliputi fungsional peneliti dan teknisi litkayasa. Berdasarkan tingkat umur,
sumberdaya Balit Palma memiliki kisaran umur yang cukup bervariasi dan
berjenjang. Dari 99 orang pegawai, jumlah tenaga dengan pendidikan S3 (10
orang), S2 (14 orang), S1 (19 orang) dan sisanya berpendidikan SD sampai
Sarjana Muda. Dari jumlah tersebut tenaga yang sudah memiliki jabatan
fungsional peneliti sebanyak 30 orang. Sedangkan calon peneliti yang
berpendidikan S1 dan S2 sebanyak 13 orang. Adapun jumlah pegawai menurut
tingkat pendidikan dan kelompok umur hingga 31 Desember 2016, disajikan pada
Gambar 1, berikut ini dan selengkapnya pada Lampiran 2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 5
Jumlah tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti pada Balai Penelitian Tanaman
Palma berjumlah 43 orang, tersebar dari peneliti non klasifikasi sampai peneliti
utama. Sebaran tenaga fungsional peneliti menurut jenjang peneliti dan bidang
keahlian dan umur berturut-turut disajikan pada Lampiran 3. Di Balit Palma, selain
tenaga fungsional peneliti, terdapat juga tenaga fungsional teknisi litkayasa
sebanyak 9 orang. Sedangkan fungsional Arsiparis dan Pustakawan serta Pranata
Komputer tidak ada.
Dengan mempertimbangkan beban kerja penelitian yang semakin berat
dan untuk memperkuat dukungan terhadap pelaksanaan penelitian, maka jumlah
fungsional teknisi litkayasa perlu ditingkatkan. Sampai Pada tahun 2016, proporsi
jabatan fungsional umum mencapai 67,62%, sedangkan fungsional peneliti
mencapai 32,38%. Jumlah disiplin ilmu dan mutu tenaga peneliti masih perlu
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian dimasa akan datang yang
mengarah ke komersialisasi teknologi. Selain itu, kelangsungan administrasi Balit
Palma juga membutuhkan tambahan tenaga fungsional arsiparis yang saat ini
hanya ada satu orang. Dalam jangka pendek, kesenjangan tersebut di atas dapat
diatasi dengan pelatihan-pelatihan dan tugas belajar untuk meningkatkan
kompetensi.
Infrastruktur Balai Penelitian Tanaman Palma yang terdiri atas Kebun
Percobaan (KP), Rumah kaca dan Laboratorium yang telah difungsikan untuk
mendukung tupoksi Balai Penelitian Tanaman Palma. Balit Palma mempunyai 4
(empat) kebun percobaan yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan
pemanfaatan lainnya, yaitu : KP. Kima Atas, KP. Mapanget, KP. Kayuwatu, dan KP.
Paniki. Pembagian kebun beserta luasan dan pemanfaatannya terdapat pada
Lampiran 4. Dengan meningkatnya aktivitas penelitian dan penambahan
komoditas yang menjadi mandat Balit Palma terutama kelapa sawit, maka ada
beberapa kendala yang perlu pemecahannya diantaranya: (a) status lahan KP
Paniki yang riskan untuk penelitian tanaman tahunan karena status tanah atau
status BMN lahan KP Paniki berada di Provinsi Sulut sebagai pemilik sertifikat dan
telah ada aktivitas penanaman tanaman langka diantara kelapa koleksi dan kelapa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 6
UPBS Balit Palma oleh Pemda Sulut yang tentunya akan sangat menggangu
pertumbuhan kelapa koleksi dan kelapa UPBS, (b) tidak ada lahan kebun
percobaan yang sesuai untuk tanaman sawit. Berdasarkan hal tersebut diperlukan
lahan tambahan untuk penelitian dan perbenihan terutama untuk tanaman kelapa
sawit dan tanaman palma lain. Pada tahun 2013 Balit Palma ketambahan 1 Kebun
Percobaan yaitu KP. Sitiung, namun sampai saat ini SK perpindahan pengurusan
belum dikeluarkan. Selain itu, Balit Palma memiliki 6 laboratorium yaitu
laboratorium Kultur Jaringan, Teknologi Hasil, Pemuliaan dan Molekular,
Entomologi, Fitopatologi, dan Ekofisiologi serta 5 rumah kaca, yaitu Pemuliaan,
Ekofisiologi, entomologi dan Fitopatologi.
Pelaksanaan penelitian pada Balai Penelitian Tanaman Palma berasal dari
Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN), dan kerjasama dalam negeri.
Anggaran pada tahun 2016 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 32.44%
dibandingkan anggaran tahun 2015. Anggaran dari APBN disajikan pada
Lampiran 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Untuk mengantisipasi perubahan paradigma dan dinamika lingkungan
strategis yang dihadapi Balai Penelitian Tanaman Palma dimasa mendatang,
khususnya periode 2015-2019, Balit Palma membutuhkan strategi khusus agar
kiprah dan eksistensinya sebagai lembaga penelitian dibidang perkelapaan dan
palma dapat terwujud, terutama dalam mendukung pembangunan pertanian.
Dengan penetapan Rencana Strategis (Renstra) Balit Palma TA 2015-2019 sebagai
pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatannya,
diharapkan kegiatan penelitian perkebunan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, menghasilkan produk-produk teknologi yang inovatif, sesuai kebutuhan
pengguna, dan berkelanjutan.
Selaras dengan Visi Puslitbang Perkebunan pada 2015, maka Balit Palma
telah menetapkan visi pada Tahun 2015 : "Menjadi Institusi Berkelas Dunia
Penghasil Inovasi Teknologi Komoditas Kelapa Sawit, Kelapa, Aren,
Sagu dan Pinang". Untuk mewujudkan visi tersebut, Balit Palma menyusun Misi
untuk “Menghasilkan Inovasi Teknologi Unggulan Kelapa Sawit, Kelapa,
Sagu, Aren dan Pinang Berkelas Dunia Yang Mampu Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Perkebunan”
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan varietas unggul dan merakit paket teknologi pendukungnya yang
sasarannya adalah :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 8
a. Tersedianya varietas unggul tanaman palma (kelapa sawit, kelapa, aren,
sagu, dan pinang)
b. Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembangan
varietas baru
c. Tersedianya produk olahan tanaman palma
2. Mengelolah plasma nutfah yang sasarannya adalah tersedia dan
termanfaatkannya plasma nutfah sebagai sumber daya genetik yang potensi
tinggi untuk menghasilkan vaietas unggul tanaman kelapa sawit, kelapa, aren,
sagu dan pinang.
3. Mengembangkan kerjasama IPTEK yang sasarannya adalah meningkatkan
jaringan kemitraan dengan stakeholder.
4. Meningkatnya diseminasi yang sasarannya adalah meningkatnya publikasi hasil
penelitian, penyebaran hasil penelitian tanaman palma kepada pengguna.
5. Meningkatnya kapasitas SDM dan sarpras yang sasarannya adalah
meningkatkan kapasitas dan profesionalisme SDM serta meningkatnya
ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penelitian.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Balit Palma 2016 terkait dengan Program
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing dengan kegiatan
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan adalah :
1. Tersedianya varietas/populasi unggul tanaman kelapa, sagu, aren, dan pinang
dengan produktivitas tinggi dan bermutu.
2. Tersedianya inovasi teknologi tanaman kelapa, sagu, aren, dan pinang
3. Tersedianya jumlah produk olahan tanaman kelapa, sagu, aren dan pinang
yang berdaya saing.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 9
4. Tersedianya jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman kelapa, sagu, aren
dan pinang yang terkonservasi dan terkarakterisasi.
5. Tersedianya benih sumber tanaman kelapa yang bermutu.
Indikator kinerja Balit Palma tahun 15 diuraikan sebagaimana pada Tabel 1,
berikut :
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama Balit Palma, tahun 2015.
2.2. Penetapan Kinerja
Perjanjian kinerja telah ditetapkan pada awal pelaksanaan TA 2016.
Sasaran strategis yang telah ditetapkan tersebut di atas dibiaya dengan anggaran
senilai Rp. 2.234.525.000,- (Dua Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Empat Juta Lima
Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah). Adapun total anggaran adalah Rp.
21.196.868.000,- (Dua Puluh Satu Milyar Seratus Sembilan Puluh Enam Juta
Delapan Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Rupiah). Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) 2016 disajikan dalam Tabel 2 dibawah ini.
Kegiatan
Sub Kegiatan Utama
Indikator Kinerja Utama
Target
2016
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Perakitan Varietas Jumlah Varietas Unggul yang dihasilkan (var/klon unggul)
2
Perakitan Teknologi Budidaya
Jumlah Teknologi Budidaya yang dihasilkan (teknologi)
4
Perakitan Produk Olahan
Jumlah Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah (produk olahan/teknologi)
3
Produksi Benih Sumber
Jumlah Benih Sumber yang dihasilkan (ton)
250
Pelestarian Plasma Nutfah
Jumlah aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 10
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Tersedianya Varietas Unggul
Tanaman Perkebunan yang
Berdayasaing
Jumlah Varietas Unggul 2 Varietas
2. Tersedia Inovasi Teknologi
Budidaya
Jumlah Teknologi yang
dihasilkan
4 Teknologi
3. Tersedianya Teknologi
Diversifikasi dan Peningkatan
Nilai Tambah
Jumlah teknologi olahan yang
dihasilkan
3 Formula
4. Tersedianya Sumberdaya
Genetik Tanaman Perkebunan
Jumlah Plasma Nutfah 363 Aksesi
5. Tersedianya Benih Sumber
Tanaman Palma
Jumlah Benih Sumber yang
Tanaman Palma
250 Ton
6. Terselenggaranya Diseminasi Jumlah Jurnal/Publikasi 12 Terbitan
7. Terwujudnya kerjasama
penelitian Tanaman Perkebunan
Jumlah MOU Kerjasama 6 MOU
2.3. Perencanaan Kinerja
Sasaran Kinerja Tahun 2015 yang merupakan penjabaran dari Indikator Kinerja
Utama/Sasaran yang telah tercantum dalam Renstra 2015-2019 adalah sebagai
berikut :
1. Tersedianya Varietas unggul tanaman palma yang targetnya sebanyak 1
varietas.
2. Teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas baru yang targetnya
sebanyak 3 teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 11
3. Formula Edible Film, Formula Biodegiable Film dan Teknik Hidrolisis VCO yang
targetnya sebanyak 3 formula.
4. Mengelola plasma nutfah tanaman kelapa, sagu, aren dan pinang yang
sasarannya adalah tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai
sumber genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan varietas unggul
yang targetnya 363 aksesi terdiri dari 99 aksesi kelapa sawit asal Kamerun, 105
5. Benih unggul tanaman kelapa yang targetnya sebanyak 375 ton benih kelapa.
Program dan Kegiatan. Untuk dapat mencapai kinerja tersebut, maka pada TA
2016 kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kelapa dan Palma telah
mengalokasikan anggarannya pada sub-sub kegiatan sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 12
Tabel 3 . Sebaran Anggaran 2016 Pada Kegiatan Penelitian dan Diseminasi
No. Komoditas/Judul Sub Kegiatan Pagu Realisasi
1 PENGELOLAAN BENIH SUMBER TANAMAN KELAPA
332.550.000 323.964.511
2 TAMAN SAINS PERTANIAN (TSP) 5.700.000.000 4.785.428.782
3 PRODUK OLAHAN KOMODITAS STRATEGI PERKEBUNAN
246.800.000 246.045.790
4 DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI KOMODITAS STRATEGIS TANAMAN
PERKEBUNAN
427.854.000 404.358.660
5 TEKNOLOGI PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS TANAMAN PERKEBUNAN LAINNYA
991.080.000 982.338.363
6 VARIETAS UNGGUL BARU KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PERKEBUNAN
LAINNYA
996.645.000 954.739.276
7 DUKUNGAN MANAJEMEN LITBANG TANAMAN PERKEBUNAN
1.646.229.000 1.559.756.301
8 LAYANAN PERKANTORAN 10.605.710.000 10.416.000.075
9 PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI
185.000.000 137.305.200
10 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN 65.000.000 64.325.000
BELANJA GAJI 7.932.090.000 7.771.832.333
BELANJA BARANG 7.592.778.000 7.392.576.300
BELANJA MODAL 5.672.000.000 4.709.853.325
TOTAL 21.196.868.000 19.874.261.958
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),
sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah
dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori
keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: 80 – 100%, (3)
cukup berhasil: 60 – 79%, dan tidak berhasil: 0 – 59%. Realisasi sampai akhir
tahun 2015 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata
capaian sebesar 94,70% (berhasil ).
Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan
kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat,
mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian
sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek
pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana
penelitian.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk
memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah
dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta
kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak
tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal melalui Sistem
Pengendalian Interen (SPI).
Dalam tahun anggaran 2016, Balai Penelitian Tanaman Palma telah
menetapkan 7 sasaran yang akan dicapai. Ketujuh sasaran tersebut selanjutnya
diukur dengan 7 indikator kinerja. Realisasi sampai akhir tahun 2016 menunjukkan
bahwa target ketujuh sasaran semuanya terealisasi dengan hasil baik, dan dua
diantaranya terealisasi melebihi target.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 14
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Balit Palma Tahun 2016 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan
realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran
tersebut dapat diuraikankan dalam tabel 4 berikut :
Tabel 4. Capaian Kinerja Sasaran, tahun 2016.
No. Sasaran Indikator Kinerja
Uraian Target Capaian %
1. Tersedianya Varietas
Unggul Tanaman
Perkebunan yang
Berdayasaing
Jumlah Varietas Unggul
(varietas)
2 2 100
2. Tersedia Inovasi Teknologi
Budidaya
Jumlah Teknologi yang
dihasilkan (teknologi)
2 2 100
3. Tersedianya Teknologi
Diversifikasi dan
Peningkatan Nilai Tambah
Jumlah teknologi olahan
yang dihasilkan (formula)
3 3 100
4. Tersedianya Sumberdaya
Genetik Tanaman
Perkebunan
Jumlah Plasma Nutfah
(aksesi)
363 362 99,72
5. Tersedianya Benih Sumber
Tanaman Palma
Jumlah Benih Sumber
Tanaman Palma (ton)
250 250 100
6. Terselenggaranya
Diseminasi
Jumlah Jurnal/Publikasi
(terbitan)
12 12 100
7. Terwujudnya kerjasama
penelitian Tanaman
Perkebunan
Jumlah MOU Kerjasama
(MOU)
6 6 100
Total 638 637 600
Rata-rata 91.14 91.00 85.71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 15
Data pada Tabel 4 menunjukkan, target pencapaian kinerja Balit Palma
tahun 2016 telah mencapai lebih dari 100% keberhasilan sebagaimana yang telah
ditetapkan pada tahun 2016.
Indikator kinerja yang tersusun dari indikator kinerja pada kegiatan yang
dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Palma. Untuk indikator pertama, yaitu
mengenai capaian varietas unggul baru tanaman palma merupakan output dari
RPTP Evaluasi Persiapan Pelepasan Varietas Unggul Lokal Tanaman Palma.
Capaian indikator kedua, merupakan output dengan target 3 teknologi dari 3
RPTP, yaitu (1) Teknologi Diversifikasi Produk Palma untuk Pangan, Kesehatan
dan Bahan Baku Industri, (2) Peningkatan Peran Elaeidobius Kamerunicus Sebagai
Polinator di Pertanaman Kelapa Sawit, (3) Perakitan Teknologi Pengendalian
Efektif Terhadap Aceria, Phytophthora Dan Phytoplasma Pada Kelapa. Untuk
indikator kinerja ketiga, tersedianya teknologi diversifikasi dan nilai tambah. Target
tersebut dicapai melalui RPTP Teknologi Diversifikasi Produk Palma untuk Pangan,
Kesehatan dan Bahan Baku Industri. Sedangkan indikator kinerja keempat
tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah tanaman palma diperloleh
melalui kegiatan Konservasi dan karaterisasi 362 aksesi plasma nutfah kelapa,
sagu, aren dan pinang. Indikator kinerja kelima tersedianya benih sumber
tanaman palma dihasilkan dari kegiatan RDHP Benih Sumber Tanaman Palma.
Indikator kinerja keenam terselenggaranya diseminasi dicapai melalui kegiatan
RDHP Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan. Indikator kinerja ketujuh
terwujudnya kerjasama penelitian tanaman perkebunan diperoleh dari kegiatan
Manajemen kerjasama.
3.2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2016 Balai Penelitian Tanaman
Palma dapat dijelaskan sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 16
Sasaran 1 :
Tersedianya varietas unggul tanaman perkebunan yang berdaya saing
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui indikator kinerja jumlah varietas
unggul yang dihasilkan. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja tersebut
dapat dilihatpada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5. Target dan Capaian Indikator Kinerja Tersedianya Varietas Unggul
Tanaman Perkebunan yang Berdaya Saing, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah Varietas Unggul yang dihasilkan 1 varietas 1 varietas 100
Indikator kinerja sasaran “Tersedianya varietas unggul tanaman
perkebunan yang berdaya saing”, dicapai melalui kegiatan RPTP Evaluasi
Persiapan Pelepasan Vaietas Unggul Lokal Tanaman Palma terdiri dari 3 kegiatan
yaitu: (1) Persiapan Pelepasan Kelapa Dalam Pasang Surut; (2)
PersiapanPelepasan Kelapa Dalam Talise, Tontalete, Marinsow; (3) Persiapan
Pelepasan Pinang Malinow.
Varietas :
1). Pelepasan Kelapa Dalam Varietas Mastutin sebagai Varietas Unggul
(SK Menteri Pertanian RI Nomor : 434/Kpts/KB. 120/7/2015, Tanggal 6 Juli
2015)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 17
DeskripsiTeknologi:
Pertumbuhan tinggi batang lambat (Tinggi 11 m, bekas daun < 1 m)
Produksi buah banyak (> 3 ton kopra/ha/tahun)
Keunggulan Teknologi Dari Yang Sebelumnya:
Tangkai tandan buah pendek sehingga kuat menahan buah yang banyak
Tahan kering sampai 5 bulan musim kemarau
Kegunaan :
Sebagai sumber minyak nabati
Peta Sebaran Teknologi :
Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Lombok
Tengah.
Target Pengguna :
Petani, Pemerintah Daerah, Industri pengolahan makanan, serta stake holder
lainnya
2). Pelepasan Kelapa Dalam Pasang Surut asal Kabupaten Indagiri Hilir dan
Kelapa Puan Kalianda (KPK) Asal Kabupaten Lampung Selatan sebagai Varietas
Unggul
Deskripsi Veriatas :
Asal Desa Lholayah. Kecamatan Palingiran, Kabupaten Inhil
Umur Mulai berbungan ± 50 bulan (± 4 tahun) Umur mulai panen ± 62 bulan (± 6 tahun)
Panjang daun ± 61,75 cm
Warna daun hijau, hijau kekuningan, merah kecoklatan Jumlah Tandan /tahun 12,89 ± 0,48
Warna buah hijau, hijau kecoklatan Kopra/butir 244,5 gram
Kadar minyak 65,19%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 18
Produksi dan kadar minyak tinggi Keunggulan Teknologi Dari Yang Sebelumnya:
Produksi dan kadar minyak tinggi
Adaptif pada lahan pasang surut
Kegunaan :
Sumber benih varietas uggul adaptif lahan pasang surut
Dapat dimanfaatkan untuk semua produk olahan kelapa
Peta Sebaran Teknologi :
Provinsi Riau dan Kepulauan Riau
Target Pengguna :
Petani, Pemerintah Daerah, Industri pengolahan makanan, serta stake holder
lainnya
Sasaran 2 :
Tersedianya Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui indikator kinerja jumlah
Teknologi yang dihasilkan. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja
tersebut dapat dilihatpada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5. Target dan Capaian Indikator Kinerja Tersedianya Teknologi Budidaya
Tanaman Perkebunan yang Berdaya Saing, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah Teknologi yang dihasilkan 2 Teknologi 2 Teknologi 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 19
Indikator kinerja sasaran “Jumlah teknologi budaya yang dihasilkan”, dicapai
melalui. Capaian teknologi budidaya yang dihasilkan adalah 100% karena tercapai
semua teknologi yang ditargetkan. Adapun teknologi budiaya yang dicapai adalah
Teknologi Pengendalian Penyakit Layu Kalimantan, Teknologi Pengendalian
Phytopthora.
Teknologi :
1). Teknologi Pengendalian Penyakit Layu Kalimantan
Teknologi :
2). Teknologi pengendalian hayati penyakit busuk pucuk tanaman
kelapa yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora
Deskripsi teknologi :
Cendawan antagonis Trichoderma harzianum dan Trichoderma esperellum
secara invitro persentase penghambatan terhadap perkembangan
Phytophthora > 50%. Kedua antagonis ini dapat menekan perkembangan
bercak akibat serangan Phytophthora
Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya:
Mampu menekan serangan penyakit busuk pucuk dilapangan hingga 80%
Ramah lingkungan
Kegunaan :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 20
Mengendalikan serangan penyakit busuk pucuk tanaman kelapa
Peta sebaran teknologi :
Sulawesi Utara
Target pengguna:
Petani dan stakeholder lainnya
Sasaran 3 :
Tersedianya teknologi diversifikasi dan nilai tambah
Indikator kinerja sasaran “Tersedianya inovasi teknologi diversifikasi dan
nilai tambah” dicapai melalui RPTP Teknologi Diversifikasi Produk Palma untuk
Pangan, Kesehatan dan Bahan Baku Industri.
Tabel 6. Target dan Capaian Indikator Kinerja Tersedianya Inovasi Teknologi Budidaya yang Dihasilkan, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah Produk yang dihasilkan 3
teknologi
3 teknologi 100
Indikator kinerja sasaran “Jumlah produk olahan yang dihasilkan”, dicapai 100 %
sesuai yang ditargetkan melalui sub kegiatan yaitu: Teknologi pengolahan edible film dari air kelapa Adapun tampilan produk olahan yang dihasilkan disajikan pada Gambar di bawah
ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 21
Gambar 7a.
Bahan baku bioselulosa/nata
Gambar 7b.
Edible film bioselulosa/nata
Gambar 7c.
Biodegradable film dengan
penambahan kalium sorbat dan vco
Gambar 7b.
Reaksi hidrolisis enzimatis dalam
shaker water bath
Indikator kinerja sasaran “Jumlah teknologi budaya yang dihasilkan”, dicapai
melalui 3 sub kegiatan yaitu: (1)Teknologi pembuatan VCO dari kopra putih
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 22
dengan metode kering; (2)Bioagroekologi dan teknik perbanyakkan kumbang
penyerbuk Elaeidobius kamerunicus untuk meningkatkan produktivitas sawit; (3)
Mikroorganisme antagonis pengendali Phytophthora palmivora penyebab penyakit
busuk pucuk kelapa (PBK) dan gugur buah kelapa (GBK) pada tanaman kelapa;
Capaian teknologi budidaya yang dihasilkan adalah 100% karena tercapai semua
teknologi yang ditargetkan. Adapun teknologi yang dicapai adalah 1) Formula
Edible Coating dari Bioselulosa nata untuk daging kelapa muda beku, 2) Produk
Minyak Sehat HasiL Ekstraksi Metode Kering, 3). Produk Choco Chip yang lebih
renyah
Teknologi :
1). Formula Edible Coating dari Bioselulosa Nata untuk Daging Kelapa Muda
Deskripsi Teknologi:
Daging buah kelapa muda umur 8-9 bulan) adalah salah satu produk yang sangat
digemari oleh berbagai lapisan konsumen. Akan tetapi konsumsi terbesar daging
kelapa muda umumnya hanya terbatas sebagai bahan untuk minuman es kelapa
muda. Hal ini disebabkan daging kelapa muda cepat mengalami perubahan,
disamping itu pemasaran kelapa muda, umumnya masih dalam bentuk buah
kelapa utuh, sehingga penyebarannya terbatas. Untuk mengatasinya dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: daging kelapa muda langsung dipisahkan,
kemudian diaplikasi dengan edible coating, sehingga produk terlindungi dari
pengaruh kontaminasi ataupun penguapan kadar air. Edible coating dapat diolah
dari bioselulosa dengan bahan baku air kelapa. Proses pengolahan edible coating
diperlukan penambahan CMC dan glyserol dalam perbandingan tertentu sehingga
diperoleh karakteristik yang sesuai untuk mengcoating daging kelapa muda.
Diharapkan setelah daging kelapa muda dicoating akan memiliki daya simpan lebih
lama. Sampai penyimpanan 8 minggu total mikroba baik dalam Regrigerator
maupun Freezer hanya berkisar 0-80 cfu, pH 7,0 (netral), kadar air 84,11-87,15%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 23
(masih seperti kadar air daging kelapa muda segar). Penilaian secara organoleptik
terhadap warna dan aroma masih dianggap biasa (normal) dengan nilai 3, tetapi
rasa berada antara biasa dan tidak suka dengan nilai 2,5.
Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya:
Aplikasi edible coating pada daging kelapa muda belum pernah dilakukanKegunaan:
Sebagai kemasan alternative yang dapat dimakan.
Peta sebaran teknologi:
Industri pangan
Target pengguna:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengolah air
kelapa menjadi bioselulosa, meskipun air kelapa telah ditunda beberapa hari
sehingga petani dapat menjadi pemasok bahan baku bioselulosa untuk diolah
lebih lanjut oleh industri bahan makanan.
Petani yang memiliki areal pertanaman kelapa, petani pengolah minyak
goreng/kopra, pelaku industri rumah tangga yang berdekatan dengan pasar
yang menjual kelapa butiran dan industri pengolahan desiccated coconut.
Kegunaaan
Untuk memperpanjang masa simpan daging kelapa muda, sehingga produk daging kelapa
muda lebih mudah pemasarannya
2). Teknologi Pembuatan VCO Dari Kopra Putih Dengan Metode Kering
DeskripsiTeknologi:
(a) Unit proses: Unit proses terdiri dari unit pengeringan sistem oven dengan
suhu terkendali agar diperoleh kopra putih. Unit penggilingan (penghancuran kopra putih) dan unit pengepresan (pemisahan minyak dan ampas dari hancuran kelapa) menggunakan peralatan spesifik yakni komponen bahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 24
yang kontak langsung bahan yang diolah mengunakan stainless steel, untuk meminimalkan terjadinya proses oksidasi terhadap bahan olah. Kapasitas
olah sekitar 20 kg hancuran kopra putih / jam. (b) Pengolahan: Proses pengolahan harus berlangsung cepat, untuk menghindari
proses fermentasi/pembusukan daging buah. Bahan baku adalah buah kelapa
dalam matang umur 11-12 bulan. Proses pengeringan dengan sistem oven, pengeringan pada suhu 55-60 oC selama 28-30 jam. Penggilingan dan pengepresan menggunakan alat penggilingan dan pengepresan spesifik
seperti diuraikan pada unit proses.
(c) Karakteristik minyak: Minyak yang dihasilkan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni: Kelompok 1 (berpeluang sebagai VCO) ; kadar air 0,05-
0,07 %, kadar FFA 0,05-0,08 %, bilangan peroksida 0,11-0,14 mg ek/kg, dan warna minyak jernih. Kelompok 2 (minyak goreng); kadar air > 0,07 %, kadar FFA 0,10-0,12 %, bilangan peroksida 0,15-0,17 mg ek/kg, dan
warna minyak kuning muda. Standar mutu VCO, menurut APPC (2005) yakni kadar air 0,1-0,3 %, FFA kurang dari 0,5 %, bilangan peroksida kurang dari 3, berwarna jernih seperti air, bebas dari bau asing dan tidak rasa tengik.
Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya :
(a) Tidak menggunakan air proses. (b) Kepraktisan dalam proses pengolahan produk minyak/VCO, hemat tenaga
kerja dan energi.
(c) Limbah (ampas kelapa) sudah matang siap digunakan sebagai pakan ternak. Kegunaan :
(a) Perbaikan mutu kopra dan peningkatan nilai tambah komoditas kelapa dan pendapatan petani, melalui kelompok tani/gabungan kelompok tani.
(b) Pemberdayaan kelompok tani/gabungan kelompok tani pada pengolahan
produk minyak kelapa/VCO sistem mekanis yang efisien.
Peta sebaranteknologi : -
Target pengguna :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 25
(a) Pengembangan kopra putih dan VCO serta minyak goreng pada skala kelompok tani/gabungan kelompok tani
(b) Pengolahan VCO dan minyak goreng pada skala industri.
3). Produk coconut chip yang lebih renyah
Deskripsi Teknologi:
Pengolahan coconut chip yang dilakukan tanpa penambahan Bahan Makanan
Tambahan (BMT) untuk meningkatkan sifat crunchy dan daya simpan produk.
Kalsium klorida (CaCl2) dapat ditambahkan ke dalam produk untuk memperoleh
tekstur yang renyah. Daging buah kelapa Dalam Mapanget (DMT) umur 9 bulan
telah diproses dengan cara diserut memanjang kemudian direndam dalam CaCl2
konsentrasi 0,5-2,0%, ditiriskan kemudian direbus dan ditambah gula dan garam
dalam konsentrasi tertentu. Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven yang
dilengkapi Blower, lalu dikemas dalam kantong plastik dengan berat sekitar 10-
20gr/kemasan, masukkan dalam kemasan plastik dan di seal. Nilai gizi coconut
chip adalah sebagai berikut: kadar air 2,30-2,48%, abu 2,40-2,55%, lemak 37,20-
40,15%, protein 4,25-5,42% dan serat kasar 4,98-5,45%. Penambahan CaCl2
meningkatkan kerenyahan coconut chip, tetapi setelah penyimpanan 2 bulan
kerenyahan mulai berkurang, karena mulai terjadi peningkatan kadar air.
Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya :
Kegunaan:d
Dapat digunakan sebagai kemasan aktif
Peta sebaran teknologi:
Seluruh propinsi yang memiliki areal tanaman sagu.
Target pengguna:
Industri kemasan
Peneliti, penyuluh dan pengguna lainnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 26
Sasaran 4 :
Tersedianya sumberdaya genetik tanaman perkebunan
Tabel 8. Indikator Kinerja Tersedianya dan Termanfaatkannya Plasma Nutfah
Tanaman Palma, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah aksesi SDG yang terkonservasi dan
terkarakterisasi
363 362 100
Indikator kinerja sasaran “tersedianya dan termanfaatkannya plasma
nutfah tanaman palma” dicapai melalui sub kegiatan Konservsi dan karaterisasi
362 aksesi plasma nutfah kelapa, sagu, aren dan pinang. Dari kegiatan ini
dihasilkan output 362 aksesi tanaman palma yang terkonservasi, terdiri dari 99
aksesi Kelapa Sawit asal Kamerun dan 105 akses i kelapa sawit asal Angola di KP
Sitiung, Sumatera Barat, 87 aksesi kelapa di KP. Mapanget, KP. Paniki, KP. Kima
Atas, dan KP. Pandu, 19 aksesi sagu di KP. Mapanget dan KP. Kayuwatu, 14 aksesi
aren di KP. Kima Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu dan 38 aksesi pinang di KP.
Kayuwatu.Adapun tampilan plasma nutfah yang dihasilkan disajikan pada Gambar
8 di bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 27
Gambar 8a.
Plasma Nutfah Tanaman Kelapa
Sawit
Gambar 8b.
Plasma Nutfah Tanaman Kelapa
Sasaran 5 :
Tersedianya benih sumber tanaman palma
Tabel 9. Indikator Kinerja Tersedianya Benih Sumber Tanaman Palma, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah benih sumber tanaman palma yang
dihasilkan (ton)
300 150 63,2
Indikator kinerja sasaran “tersedianya benih sumber tanaman palma yang
dihasilkan” dicapai melalui kegiatan RDHP Benih Sumber Tanaman Palma. Dari
kegiatan ini dihasilkan output 150 ton benih sumber tanaman palma yang
dihasilkan, yaitu benihtanaman Kelapa yang dihasilkan di KP. Mapanget, KP.
Paniki, dan KP. Kima Atas. Adapun tampilan benih yang dihasilkan disajikan pada
Gambar di bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 28
Gambar 9. Benih sumber tanaman kelapa
Tabel 10. Penyebaran Benih Kelapa, tahun 2016.
KOMODITAS JUMLAH
(Butir)
DISTRIBUSI
(berapa dan kemana)
Kelapa DMT 84.550 PT Lonsum
Kelapa DMT 6.600 Nabire
Kelapa GSK 1.250 CV Faulina Tabalong Kalsel
Kelapa GSK 4.750 CV Fatria Tabalong Kalsel
Kelapa DMT, DBI, GKN, GKB, GRA, GSK
3.000 Anugerah Langkat Makmur
Kelapa GSK 4.500 CV Wana Bhakti Medan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 29
Kelapa DMT 18.000 PT Cargill
Kelapa GSK 1.300 Bone
JUMLAH 123.950
Sasaran 6 :
Tersedianya diseminasi
Indikator kinerja sasaran “Terselenggaranya diseminasi” yaitu jumlah
publikasi hasil penelitian dicapai melalui kegiatan RDHPDiseminasi teknologi
tanaman perkebunan : Penerbitan Publikasi Ilmiah. Adapun indicator kinerja
meningkatnya diseminasi hasil penelitian melalui publikasi yang dihasilkanBalit
Palma disajikan pada Tabel 11:
Tabel 11. Indikator Kinerja Meningkatnya Diseminasi Hasil Penelitian melalui
Publikasi, tahun 2016.
JUDUL JENIS PUBLIKASI
1. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Dalam (Cocos
nucifera L.) (Proses Editing)
Buku
2. Buku Pinang (Siap cetak) Buku
3. Bunga Rampai Pengelolaan Plasma
Nutfah Tanaman Palma (Proses Editing)
Bunga Rampai
4. Bunga Rampai Teknologi Terkini Tanaman Palma (Proses Editing)
Bunga Rampai
5. Buletin Palma Volume 16 No. 1 (Siap cetak)
Buletin
6. Buletin Palma Volume 16 No. 2
(Proses Editing)
Buletin
7. Kelapa Dalam Unggul (Siap cetak) Leaflet
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 30
8. Kelapa Genjah Unggul (Siap cetak) Leaflet
9. Tiga Varietas Unggul Kelapa Genjah Kopyor (Siap cetak)
Leaflet
10. Minyak Goreng Sehat (Siap cetak) Leaflet
11. Penyakit Busuk Pucuk Kelapa (Siap cetak)
Leaflet
12. Ice Cream VCO (Siap cetak) Leaflet
Sasaran 7 :
Terwujudnya kerjasama penelitian tanaman perkebunan
Tabel 12. Indikator Kinerja Meningkatnya Jaringan Kerjasama, tahun 2016.
Indikator Kinerja Target Capaian %
Jumlah MOU Kerjasama 6 MOU 6 MOU 100
Indikator kinerja sasaran”Terwujudnya kerjasama penelitian tanaman
perkebunan” dicapai melalui kegiatan RDHP Diseminasi teknologi tanaman
perkebunan. Dari kegiatan Manajemen kerjasama ini dihasilkan output 6 (enam)
MOU kerjasama dengan Pemda dan Perusahaan Swasta.
No Judul/Topik Kerjasama Mitra
1. Pendampingan seleksi pohon induk dan penyiapan bibit di Kabupaten Kepulauan
Meranti
DISHUTBUN KAB. KEPULAUAN MERANTI
2. Penelitian dan Pengembangan Kelapa Kopyor DISHUTBUN PATI
3. Penelitian dan Pengembangan Kelapa Kopyor DISBUN LAMPUNG
4. Penelitian dan Pengembangan Kelapa Eksotik
di Banten
DISHUTBUN BANTEN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 31
5. Persiapan Pelepasan Varietas Kelapa Dalam
Aceh
DISBUN ACEH
6. Penelitian dan Pendampingan Teknologi Kelapa
PT IVOMAS
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi
(capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut:
Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam
pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Capaian kinerja yang belum
berhasil/kurang memuaskan tersebut di atas antara lain disebabkan kendala teknis
maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di antaranya
adalah :
1. Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan iklim
dan serangan hama penyakit.
2. Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapatkan di kota Manado
sehingga perlu waktu yang agak lama.
3. Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan kebutuhan
dana penelitian.
4. Perubahan kebijakan pemerintah yang menyebabkan ada beberapa rencana
kegiatan tidak dapat terealisir.
5. Layanan jasa penyebaran informasi terbaru mengalami hambatan pada
ketersediaan alat pengolah data yang kurang memadai dan gangguan
koneksi internet yang seringkali terjadi, demikian juga layanan daya listrik
yang seringkali mengalami pemadaman bergilir di kota Manado.
Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran
Balai Penelitian Tanaman Palma dengan :
1. Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi
peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 32
2. Mempertimbangkan musim dan ketersediaan peralatan, SDM, dan dana.
3. Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan
dalam penelitian, dan kebutuhan alat sudah direncanakan sejak menyusun
proposal penelitian.
4. Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti mempersiapkan
kegiatan secara lebih cermat, realistis, dan matang, menentukan target
output dan sasaran secara realistis, menyusun penanganan risiko secara
cermat, serta merevisi dokumen perencanaannya jika menemui perubahan
pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan.
5. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat.
6. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk
mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
penelitian.
7. Meningkatkan kerjasama aktif pertukaran publikasi dan informasi dengan
instansi terkait.
8. Memperbaikikoneksi jaringan internet dan memaksimalkan genset.
9. Pengadaan alat pengolah data.
10. Sosialisasi pemanfaatan informasi terbaru dan terseleksi akan lebih
diintensifkan melalui kegiatan pendampingan
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Penelitian
Tanaman Palma Manado pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran
dengan baik. Untuk membiayai operasional Balai Penelitian Tanaman Palma
Manado pada tahun 2016 mendapat anggaran sebesar Rp. 15.878.753.000,- dan
setelah mengalami revisi menjadi Rp. 16.004.718.000,- atau mengalami kenaikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 33
sebesar Rp. 125.965.000,-. Alokasi anggaran Balit Palma Tahun Anggaran 2016
berdasarkan sasaran yang akan dicapai dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 16. Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Balit Palma Berdasarkan Jenis Belanja, tahun 2016.
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Penelitian
Tanaman Palma Manado pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran
dengan baik. Untuk membiayai operasional Balai Penelitian Tanaman Palma
Manado pada tahun 2016 mendapat anggaran sebesar Rp. 21,196,868,000
Alokasi anggaran Balit Palma Tahun Anggaran 2016 berdasarkan sasaran yang
akan dicapai dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 16. Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Balit Palma Berdasarkan Jenis Belanja, tahun 2016.
No. Jenis Belanja Pagu Realisasi
Rp % Rp %
1 Belanja Gaji 7,932,090,000
37.42 7,771,832,333
39.11
2 Belanja Barang 7,592,778,000
35.82 7,392,576,300
37.20
3 Belanja Modal 5,672,000,000
26.76 4,709,853,325
23.70
Total 21,196,868,000 100 19,874,261,958 100
Sumber data : keuangan Balai Penelitian Tanaman Palma
BAB IV
PENUTUP
Belanja dalam rangka operasional kegiatan Balai Penelitian Tanaman
Palma dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan
efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Balai
Penelitian Tanaman Palma dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang,
dimana persentase masing-masing belanja, anggaran Balai Penelitian Tanaman
Palma telah direalisasikan sebesar Rp. 19.874.267.958 atau sebesar 93.76%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 34
Capaian sasaran Balai Penelitian Tanaman Palma tahun 2016 diukur dengan 6
(enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam
tahun 2015 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan,
dengan kriteria capaian berhasil (100%) dan sangat berhasil (di atas 100%).
Secara umum program penelitian dan diseminasi yang direncanakan pada tahun
2015 dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan pencapaian sasaran secara
umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan
tenaga administrasi yang memadai. Hasil penelitian unggulan telah menunjukkan
hasil dalam mendukung pembangunan pertanian, terutama dalam pengembangan
tanaman kelapa, sagu, aren, dan pinang. Kinerja penelitian kelapa, aren, sagu
dan pinang Balit Palma pada TA 2016 telah mencapai target yang telah ditetapkan
dalam IKU 2016.
Namun demikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaian sasaran. Kendala teknis maupun non teknis seperti kendala musim,
pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada
pelaksanaan kegiatan pada Balai Penelitian Tanaman Palma.
Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Balai Penelitian Tanaman
Palma dalam rangka tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan
memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 56
Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Palma
KEPALA
SEKSI PELAYANAN
TEKNIK
SEKSI JASA PENELITIAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 57
Lampiran 2. Sebaran Sumberdaya Manusia Balai Penelitian Tanaman Palma
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
916
22
2
48
5 30
10
20
30
40
50
60
S3 S2 S1 D3 SLTP SLTA SD
SDM BALIT PALMA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 58
Lampiran 3. Sebaran Sumberdaya Manusia pada Balai Penelitian Tanaman Palma Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan
Kelompok Umur
NO USIA (THN)
S3 S2 S1 SM D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD JUMLAH
1 <=20 - - - - - - - - - - - 0
2 21-25 - - 1 - - - - - - - - 1
3 26-30 - 1 4 - 1 - - - - - - 6
4 31-35 - 1 4 - 1 - - - - - - 6
5 36-40 - 4 1 - - - - - 6 - - 11
6 41-45 3 1 1 - - - - - 5 - - 10
7 46-50 - 3 1 - - 1 - - 18 2 2 27
8 51-55 3 - 7 - - - 1 - 12 2 1 26
9 56-60 3 4 2 - - - - - 6 - - 15
10 >60 - 3 - - - - - - - - - 3
JUMLAH 9 16 21 - 2 1 1 - 48 4 3 105
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Balai Penelitian Tanaman Palma 59
Lampiran 4. Sebaran Tenaga Fungsional Peneliti Menurut Jenjang Peneliti dan Bidang Keahlian serta Umur
No Bidang Keahlian
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Calon Peneliti
Jumlah
1 Pemuliaan 3 2 4 1 1 11
2 Ekofisiologi 1 - 1 3 3 8
3 Entomogi/ Fitopatologi
1 1 1 4 1 8
4 Pasca panen 2 - 1 1 1 5
5 Agribisnis - - 1 1 - 2
Jumlah 7 3 8 10 6 34
Lampiran 5. Nama Kebun, Luas dan Pemanfaatannya.
No Kebun Percoba-
an
Luas (Ha)
Status Peruntukan Lahan (Ha)
Lahan Untuk
Penelitian
Empla-
semen Kantor
Lahan
Produksi
Sarana
Kebun
Peman
faatan Lainnya
1. Kayuwatu 39,5 13,3 0,1 15,9 - 10,2
2. Mapanget 47,8 27 0,6 9,6 2,1 8,5
3. Kima Atas 61 42,9 - 0,8 8,3 9
4. Paniki *) 40 25 0,5 14,1 - 0,4 *) lahan milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara