i LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN PRODUK TERAPAN MINI LABORATORIUM IPAL SEBAGAI PROTOTIPE PADA PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA SEBAGAI UPAYA PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN Tahun ke - 1 dari rencana 3 tahun Dr. Nuniek Herdyastuti, M.Si (NIDN 0010117004) Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si (NIDN 0029127002) Rusmini, M.Si (NIDN 0012067905) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA NOPEMBER – 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENELITIAN PRODUK TERAPAN
MINI LABORATORIUM IPAL SEBAGAI PROTOTIPE PADAPENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA SEBAGAI
UPAYA PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
Tahun ke - 1 dari rencana 3 tahun
Dr. Nuniek Herdyastuti, M.Si (NIDN 0010117004)Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si (NIDN 0029127002)
Rusmini, M.Si (NIDN 0012067905)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYANOPEMBER – 2017
ii
iii
MINI LABORATORIUM IPAL SEBAGAI PROTOTIPE PADAPENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM KIMIA SEBAGAI
UPAYA PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
Ringkasan
Oleh :
Nuniek Herdyastuti, Rusmini dan Sari Edi Cahyaningrum
Laboratorium disebutkan sebagai salah satu sumber penghasil limbah baik padat, gasatau cair. Limbah organik atau anorganik dengan konsentrasi dan kualitas tertentu dapatberdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perludilakukan penanganan terhadap limbah. Intensitas kegiatan laboratorium di Jurusan Kimiasangat tinggi baik untuk kegiatan praktikum maupun penelitian bagi mahasiswa dan dosen.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi, distribusi serta jumlah buangan limbahorganik dan anorganik hasil kegiatan praktikum. Analisis senyawa organik dan anorganikdilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer serapan atom dan voltameter. Hasilidentifikasi buangan logam menunjukkan bahwa terdapat logam berat seperti Cu, Pb, Co, Cr,Fe, Cd, Mg, dan Ag yang terdistribusi hampir di seluruh laboratorium kecuali Hg yang hanyaditemukan di laboratorium Kimia anorganik. Adapun buangan organik yang ditemukanadalah fenol di laboratorium kimia fisika serta asetaldehid, metanol, butanol, fenilhidrazindan asetaldehid di laboratorium kimia organik. Jumlah logam tertingi yang ditemukan adalahCu yaitu sekitar 35 g/L atau hampir 83 % dari jumlah total logam yang terbuang setiap kalipraktikum.
Berdasarkan hasil identifikasi dan distribusi serta analisis jumlah logam dan nonlogam hasil pembuangan di laboratorium maka perlu dilakukan penampungan sertapengolahan lebih lanjut. Diharapkan dari penelitian ini Penelitian ini mempunyai kontribusidengan memberikan masukan kepada pimpinan di FMIPA maupun Unesa tentangpenggunaan laboratorium.
Kata kunci : laboratorium kimia, limbah, limbah organik, dan logam berat
iv
PRAKATA
Dengan mengucap syukur kehadlirat Allah s.w.t, atas segala Rahmad dan Kemurahan-Nya
penulis dapat menyeleaikan penelitian dengan laporan akhir yang berjudul “Mini
laboratorium IPAL sebagai prototipe pada pengolahan limbah laboratorium kimia
sebagai upaya pada pelestarian lingkungan”.Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu
pada tahap pertama (Tahun – 1) telah dilakukan identifikasi, distribusi serta analisis jumlah
buangan logam dan non logam hasil kegiatan laboratorium.Pada tahap kedua (Tahun – 2)
dilakukan pengolahan terhadap buangan laboratorium dengan menggunakan adsorben serta
melakukan optimasi pada pengolahan skala laboratorium. Pada Tahun ke 3 akan dilakukan
aplikasi pengolahan limbah di lapangan dan menguji kualitas air hasil pembuangan limbah
terhadap kehidupan biota yang ada disekitarnya.
Penelitian ini memperoleh dana dari Proyek Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia Direktorat Pembinaan Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2017 melalui program penelitian
Produk Terapan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada : Ketua DRPM, Rektor
UNESA, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian UNESA, Ketua Jurusan Kimia UNESA,
serta laboran Kimia yang telah membantu penelitian ini. Harapan kami semoga penelitian ini
dapat membawa manfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan dapat memberikan informasi
bagi rekan-rekan peneliti serta instansi.
Surabaya, Nopember 2017
Peneliti
v
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL iLEMBAR PENGESAHAN .................................................... iiRINGKASAN .................................................... iiiPRAKATA .................................................... ivDAFTAR ISI .................................................... vDAFTAR TABEL .................................................... viDAFTAR GAMBAR .................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN .................................................... viiiBAB I PENDAHULUAN .................................................... 11.1 Latar Belakang .................................................... 11.2 Rumusan Masalah .................................................... 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 42.1 Pengertian limbah laboratorium .................................................... 42.2 Macam-macam limbah laboratorium .................................................... 42.3 Cemaran logam berbahaya .................................................... 62.4 Cara pengolahan limbah laboratorium .................................................... 212.5 Langkah-langkah mengurangi limbah
laboratorium .................................................... 27BAB III TUJUAN DAN MANFAATPENELITIAN .................................................... 30BAB IV METODE PENELITIANBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Identifikasi limbah di laboratorium5.2 Senyawa logam-logam berat sisapembuangan kegiatan praktikum5.3 Senyawa non logam sisa pembuangankegiatan praktikum5.4 Akibat yang ditimbulkan daripembuangan laboratoriumBAB VI RENCANA TAHAPANSELANJUTNYA
Hasil analisis logam CuHasil analisis logam PbHasil analisis logam AgSenyawa non logam hasil pembuangan dilaboratorium kimia
............................................
............................................
............................................
............................................
373840
48
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman2.1 Logam timbal ............................................ 7
2.2
2.32.42.52.62.7
Proses masuknya logam berat ke lingkunganlautDiagram aktivated sludgePrinsip kerja sequential batch reactorDiagram proses control stabilizationDiagram UASBPrototipe pengolahan limbah
............................................
............................................
............................................
............................................
............................................
............................................
132424252526
4.1 Kerangka Operasional Penelitian ............................................ 325.1 Hasil analisis pembuangan logam Cu di
laboratorium kimia ............................................ 375.2 Hasil analisis pembuangan logam Pb di
laboratorium kimia ............................................ 395.3 Hasil analisis pembuangan logam Ag di
laboratorium kimia ............................................ 415.4 Hasil analisis pembuangan logam Fe di
laboratorium kimia ............................................ 415.5
5.6
5.7
Hasil analisis pembuangan logam Cd dilaboratorium kimiaHasil analisis pembuangan logam Cr dilaboratorium kimiaHasil analisis pembuangan logam Co dilaboratorium kimia
............................................
............................................
............................................
42
43
445.8 Hasil analisis pembuangan logam Mg di
laboratorium kimia ............................................ 465.9 Hasil analisis pembuangan logam Hg di
laboratorium kimia ............................................ 475.10 Kurva standar logam Hg yang ditentukan
dengan voltameter ............................................ 485.11 Hasil analisis pembuangan fenol di
5.12 Hasil analisis pembuangan metanol danbutanol di laboratorium kimia
............................................ 50
5.13 Hasil analisis pembuangan fenilhidrasin danasetaldehid di laboratorium kimia
............................................ 50
5.14 Distribusi buangan logam berat dari kegiatandi laboratorium
............................................ 52
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Pembuatan kurva standar logam .................................................. 582
3
4
5
6
Perhitungan jumlah logam dari sampelpembuangan di laboratoriumKurva standar non logam denganvoltameterArtikel Publikasi dan sertifikat diSeminar Nasional Kimia (UNY, 14Oktober 2017)Artikel Publikasi di jurnalInternasional (JMES, under review)Lembar pembahasan seminar hasil
Gambar 5.12 Hasil analisis pembuangan butanol (A) dan metanol (B)di laboratorium kimia
Senyawa organik lain bersifat toksik yang ditemukan di laboratorium kimia organik adalah
asetaldehid dan fenilhidrasin. Fenilhidrasin mempunyai rumus molekul C6H8O2 merupakan
kristal berwarna kuning kecoklatan yang larut dalam pelarut organik (alkohol, eter, kloroform,
benzen). Bersifat toksik apabila tertelan ataupun terhirup dalam saluran pernafasan dan
mempunyai nilai LD50 pada 80 – 188 mg/kg berat badan. Menimbulkan iritasi pada kulit dan
mata serta mempengaruhi protein, glutation dan ATP depletion serta menginduksi anemia
karena mempengaruhi haemoglobin dan membran fosfolipid (Shukla et al, 2012). Kadar
fenilhidrasin dan asetaldehid yang telah dianalisis dengan voltameter menunjukkan nilai
masing-masing 17 dan 20 % (Gambar 5.13).
Gambar 5.13 Hasil analisis pembuangan fenilhidrasin dan astaldehid dalambuangan limbah di laboratorium kimia
-3 -2 -1 0 1 2
-0.00015
-0.00010
-0.00005
0.00000
0.00005
0.00010
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0-0.012
-0.010
-0.008
-0.006
-0.004
-0.002
0.000
0.002
0.004
0.006
0.008
Arus (A)
Potensial (V)
A B
-3 -2 -1 0 1 2-0.0015
-0.0010
-0.0005
0.0000
0.0005
0.0010
Potensial (V)
Arus
(A)
51
Asetaldehid dengan rumus molekul CH3CHO, merupakan cairan yang tidak berwarna,
flammable dan larut di dalam air, baunya sangat menyesakkan dan menyengat tetapi pada
konsentrasi encer mempunyai aroma buah yang enak. Mempunyai batas ambang bau 0,05
ppm atau 0,09 mg/m3. Dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit serta saluran pernafasan.
EPA mengklasifikasikan aldehid dalam kelompok B2 yang mempunyai kemungkinan dapat
menyebabkan kanker (U.S. Environmental Protection Agency, 1999). Cavallaro (2016)
melakukan penelitian bahwa asetaldehid mempunyai peranan penting bagi orang yang
kecanduan etanol. Aktivitas enzim katalase di otak dapat digunakan untuk mengendalikan
atau bahkan menghilangkan asetaldhid yang ada di otak.
5.4 Akibat yang ditimbulkan dari pembuangan laboratorium
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa hasil
kegiatan praktikum ternyata dapat menghasilkan buangan logam maupun non logam yang
cukup tinggi. Cemaran logam berat yang telah diidentifikasi seperti pada Gambar 5.14 sangat
didominasi oleh logam tembaga yang digunakan di laboratorium organik. Keberadaan logam
yang lain juga perlu perhatian khusus dikarenakan konsentrasinya cukup tinggi yaitu sekitar
14 – 305 ppm dan merupakan logam berat yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Logam-
logam tersebut memang benar-benar merupakan buangan yang langsung ditampung dan
dianalisis. Pada realitamya hasil sisa kegiatan laboratorium tersebut dibuang melalui wastafel
yang selanjutnya akan mengalir melalui pipa pembuangan yang terbuat dari PVC. Hal
tersebut sesunguhnya sangat tidak aman dan cukup membahayakan. Seperti telah disebutkan
diatas bahwa sisa buangan tersebut pH nya berada di daerah asam (pH 1 ) dan basa (pH 12),
hal tersebut dikarenakan pada beberapa laboratorium sangat sering menggunakan larutan
bersifat asam atau basa seperti asam sulfat pekat, asam klorida pekat dan natrium hidroksida
dalam jumlah yang cukup besar. Apabila hal tersebut dilakukan berkali-kali dalam waktu
yang berkelanjutan maka dapat menyebabkan korosi atau merusak pipa-pipa pembuangan.
Selain buangan logam berat juga terdapat buangan non logam seperti amoniak, asam
nitrat, kloroform, heksan, etanol, metanol, butanol dan juga fenol. Buangan non logam
tersebut tidak dapat dipisahkan pada sisa kegiatan praktikum, kecuali heksan yang tidak
bercampur dengan zat-zat lainnya sehingga dapat dievaporator untuk memisahkan heksan
tersebut. Pada praktikum kimia fisika 2 digunakan fenol sekitar 20 mL perkelompok atau
52
sekitar 1000 mL untuk satu angkatan setiap satu semester yang dibuang langsung tanpa
adanya perlakuan.
Gambar 5.14 Distribusi buangan logam berat dari kegiatan di laboratorium
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat Kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Keberadaan fenol dapat menjadi sumber pencemaran yang membahayakan kehidupan
manusia maupun hewan air. Jika seseorang terpapar udara yang mengandung fenol, maka
fenol dapat masuk kedalam tubuh melalui kulit dan paru-paru. Fenol dapat mencapai organ di
dalam tubuh dan menyebabkan efek samping yang membahayakan. Efek jangka pendek
adalah iritasi pernafasan, sakit kepala dan mata terbakar. Sedangkan efek kronis paparan
tinggi fenol adalah kelemahan, nyeri otot, anoreksia, penurunan berat badan dan kelelahan.
Kisaran normal fenol di dalam urin individu yang terpapar adalah 0,5 – 80 mg fenol per liter
urin. Belum diketahui apakah fenol dapat menyebabkan kanker pada manusia. Namun suatu
penelitian telah membuktikan bahwa fenol yang diaplikasikan pada kulit tikus beberapa kali
dapat menyebabkan kanker. Senyawa fenol dapat didegradasi dengan menggunakan
mikroorganisme laut Pseudomonas sp, Actinobacter sp dan Bacillus sp (Dewilda, 2012).
Pada saat dilakukan penelusuran ke tempat yang diduga sebagai tempat akhir dari
semua pembuangan di laboratorium dan telah diambil sampel air tersebut ternyata hasilnya
adalah sangat kecil sekali atau bahkan hasilnya nol. Diduga pada tampungan tersebut telah
bercampur dengan sisa pencucian dari wastafel dan pembuangan dari toilet sehingga
53
konsentrasinya semakin kecil. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Cahyaningrum (2015)
melakukan identifikasi penyebaran logam berat di tanah menunjukkan hasil yang tidak terlalu
signifikan.
Keberadaan limbah laboratorium yang telah dipaparkan diatas perlu dilakukan
penanganan lebih lanjut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
reduksi limbah, yaitu (i) pengurangan jumlah zat kimia yang digunakan dengan resep yang
lebih kecil, (ii) pengurangan jenis B3, yaitu pemilihan prosedur yang sesuai dalam kegiatan
praktikum, serta penelitian dan pelayanan analisis. Cara kedua yang dapat dilakukan adalah
dengan pemanfaatan 3R yaitu re-use atau penggunaan kembali, recovery atau perolehan
kembali, dan recycle atau daur ulang . Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengubah limbah
B3 menjadi produk yang dapat digunakan namun tetap aman bagi lingkungan dan kesehatan.
54
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Penelitian ini merupakan Tahun - 1 dari 3 tahun dimana telah diperoleh data yang
konkrit tentang distribusi serta jumlah buangan baik logam maupun non logam hasil kegiatan
praktikum. Langkah selanjutnya (Tahun - 2) adalah melakukan :
1. Pengolahan limbah dengan menggunakan adsorben melalui pemilihan jenis
adsorben yang digunakan (alami dan sintetis)
2. Optimasi pengolahan limbah skala laboratorium meliputi parameter pH, jumlah
adsorben yang ditambahkan dan waktu pengolahan, sehingga diperoleh kondisi
optimum
3. Menggunakan prototipe pengolahan limbah seperti Gambar dibawah pada skala
laboratorium untuk mengolah limbah hasil kegiatan praktikum
ADSORBEN
55
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan pada
tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuangan sisa kegiatan praktikum di laboratorium hanya dibuang melalui bak wastafel
yang ada di masing-masing laboratorium. Telah dilakukan metode pengumpulan sampel
di laboratorium terkait dengan pembuangan sisa kegiatan laboratorium melalui
penampungan di dalam suatu wadah tertentu.
2. Telah dilakukan identifikasi terhadap sisa buangan kegiatan laboratorium, diperoleh
beberapa logam berat seperti : tembaga, kobalt, kadmium, kromium, perak, magnesium,
besi, dan merkuri. Beberapa senyawa organik juga ditemukan seperti fenol, metanol,
butanol, astaldehid dan fenilhidrazin sebagai senyawa organik yang berbahaya yang
dibuang tanpa perlakuan. Hanya pelarut organik seperti heksan yang dapat dipisahkan dan
ditampung kembali.
3. Buangan limbah logam dan non logam tersebut cukup besar dan akan terus terakumulasi
setiap pelaksanaan kegiatan praktikum sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan
pencemaran terhadap lingkungan yang ada disekitarnya
7.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka perlu dilakukan perlakuan lebih lanjut
terhadap hasil pembungan di laboratorium sehingga keberadaannya pada saat dibuang tidak
membahayakan bagi lingkungan disekitarnya. Pengolahan limbah disarankan dengan
melakukan perlakuan menggunakan adsorben pada prototipe yang direncanakan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Bramandita, A. 2009. Pengendapan Kromium Heksavalen dengan Serbuk Besi. Skripsi.Bogor: Institut Pertanian Bogor
Brass,G.M. and Strauss, W. 1981. Air pollutioncontrol. Part IV. John Willey &Sons. NewYork
Cavallaro A., Lavanco G., Cannizzaro C., Brancato A., Majo D.D, Giammanco M., MartinesF., Miccichè I., Plescia F. 2016. Acetaldehyde as the first hit of addictive behavior.Journal of Biological Research. Vol. 89 : 61 – 64
Cornell, D.W. and Miller, G.J. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. PenerjemahY.Kastoer. UI Press, Jakarta
Darmono. 2001. Lingkungan hidup dan pencemaran: hubungan dengan toksikologi senyawalogam. UI Press, Jakarta
Dewilda, Y. Afrianita, R. Iman, F.F. 2012. Degradasi senyawa fenol oleh mikroorganismelaut. Jurnal teknik lingkungan UNAND. 9(1) : 59 – 73
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengolahan sumber daya lingkungan perairan.Karnisius. Yogyakarta
Faust,S.P. and Aly, O.M. 1981. Chemistry of natural water. New York : Ann Arbor Science
Gami A.A., Shukor M.Y., Khalil K.A., Dahalan F.A., Khalid A., and Ahmad S.A. 2014.Phenol and Phenolic Compounds Toxicity. Journal of Environmental Microbiology andToxicology , Vol. 2 : 11-23
Gathergood, N., Scammells, P.J., dan Garcia, M.T.2006, Biodegradable Ionic Liquids, PartIII.The First Readily Biodegradable Ionic Liquids.Green Chem.8. pp. 156.
Jahan K., Mahmood D. and Fahim M. 2015 Effects of methanol in blood pressure and heartrat in the rat. Journal of Pharmacy and Bioallied Science. 7(1) : 60 – 64
Jenie,U.A.2011.Green Technology, Green Chemistry: Menuju Mitigasi KerusakanEkosistem”. IPD AIPI dan HKI, Bandung, Jawa Barat.
Kumar P., Gogia A., Kakar A. and Miglani P. 2015. An interesting case of characteristicmethanol toxicity through inhalation exposure. Journal of family medicine andprimary care. 4(3) : 470 – 473
Kusnoputranto, H. 2006. Toksikologi lingkungan, Logam toksik dan berbahaya. FKM - UIPress dan Pusat Penelitian Sumber daya Manusia dan Lingkungan. Jakarta
Lancaster, M. 2002. Green Chemistry: an Introductory Text. Chambridge: The Royal Societyof Chemistry.
57
Lepp, N.W. 1981. Effect of Heavy Metal Pollution on Plant. Journal of Applications Science.1: 99 – 121.
Lu, Rui. M. Hernandez, A. Montserrat, R.M. Isabelle, and D.C. Baulcombe. 2003. Virus-induced Gene Silencing in Plants. Methods. Journal of Application Science. 30: 296-303
Manahan, S.E. 1992. Enviromental Chemistry. 6th. Ed. Lewis Publisher. USA.
Manahan, S.E. 2006. Green Chemistry and The Ten Commandments of Sustainability. Edisike-2. Columbia: ChemChar Research, Inc.
Nastar. 1998. Green Chemistry: Teory and Practice. Oxford: Oxford University Press.
Nellemann, C., MacDevette, M., Manders, T., Eickhout, B.,Svihus, B., Prins, A.G.,danKaltenborn, B.P. (Eds). 2009. The Environmental Food Crisis – The Environment’sRole in Averting Future Food Crises. A UNEP rapid response assessment.UnitedNations Environment Programme, GRID-Arendal.
Palar. 2008. Pencemaran dan toksikologi logam berat. PT.Rineka Cipta, Jakarta
Priadi, B., Herdianita, N.R., dan Suryantini. 2011. Bumi sebagai Sistem Kimia: Keuntungan,Pemanfaatan, dan Resikonya. IPD AIPI dan HKI, Bandung, Jawa Barat.
Rahde, A.F. 1991. Lead in organic. IPCS INCHEMRaouf A.M.S and Raheim A.R.M. 2017. Removal of Heavy Metals from Industrial Waste
Water by Biomass-Based Materials: A Review. J Pollut Eff Cont . 5(1) : 1-13
Santosa, S.J. 2008. Kimia Hijau sebagai Pilar Utama Pembangunan Lestari. Pidatopengukuhan jabatan guru besar dalam ilmu kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada,D.I. Yogyakarta.
Sitompul, S.M dan Guritno, B. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta
Shukla P., Yadav N.K., Singh P., Bansode F.W. and Singh R.K. 2012. Phenylhydrazineinduced toxicity: a review on its haematotoxicity. International Journal of Basic andApplied Medical SciencesVol. 2 (2) : 86 – 91
Teshow, M. 1989. Air Pollution and Plant Live. John Wiley & Sons Ltd. New York. pp.113 – 157
U.S. Environmental Protection Agency. 1999. Integrated Risk Information System (IRIS) onAcetaldehyde. National Center for Environmental Assessment, Office of Research andDevelopment, Washington, D.C.
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT HASIL PEMBUANGAN KEGIATAN DILABORATORIUM
IDENTIFIKCATION OF HEAVY METAL DISPOSAL ACTIVITY IN THE LABORATORY
Nuniek Herdyastuti 1*Rusmini 1 dan Sari Edi Cahyaningrum 1
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya (1)[email protected]*
Abstrak
Limbah laboratorium yang berupa bahan organik dan anorganik (logam-logam berat)tersebut apabila terakumulasi maka dapat membahayakan lingkungan di sekitarnya seperti tanah,air dan tanaman. Beberapa logam berat banyak yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulusehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk melakukan identifikasi terhadap logam berat hasil pembuangan kegiatan dilaboratorium. Logam berat dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom danvoltameter. Hasil analisis menunjukkan adanya beberapa logam berat seperti Pb, Cu, Ag, Co, Cd,Cr dan Hg. Hasil buangan logam tersebut cukup tinggi yaitu 35 g/L untuk logam Cu, 1200 ppmuntuk logam Pb dan 220 ppm Ag setiap semester. Berdasarkan data yang diperoleh maka perludilakukan penanganan terhadap hasil pembuangan kegiatan di laboratorium
Kata kunci: laboratorium, limbah, logam berat
PENDAHULUAN
Limbah merupakan buangan bahan kimia yang telah dipakai, bahan baku kedaluarsa, atauproduk proses di laboratorium seperti sisa spesimen. Limbah organik atau anorganik dengankonsentrasi dan kualitas tertentu dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagikesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Seperti diketahuibahwa logam-logam seperti kromium, tembaga, timbal, mangan, merkuri, kadmium sangatberbahaya bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan karena sifatnya yang toksik (Yazeminand Zeki, 2007; Ong, et al , 2010).
73
Laboratorium disebutkan salah satu sumber penghasil limbah baik padat, gas atau cair.Limbah laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium, dalam hal ini khususnyaadalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk pekerjaanlaboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya bagilingkungan dan mahluk hidup. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimiasenyawa organik dan senyawaanorganik. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan olehlimbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah dipengaruhioleh ukuran partikel (mikro), sifatnya dinamis, penyebarannya luas dan berdampak panjang ataulama. Sedangkan kualitas limbah dipengaruhi oleh volume limbah, kandunganlimbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan limbah.
Sebagai limbah kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber darilaboratorium kimia dikarenakan bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan di laboratoriumkimia. Pembuangan sejumlah material berbahaya ke lingkungan dapat menyebabkan masalahbagi lingkungan karena keberadaan material tersebut sulit untuk biodegradasi. Dalam jumlahtertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusak rantai makanan yang ada dilingkungan serta membahayakan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnyasehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu(Lakherwal, 2014).Logam berat menjadi isu global bagi lingkungan dan kesehatan manusiadikarenakan sifat toksisitasnya, menyebabkan bioakumulasi dalam tubuh manusia dan rantaimakanan, karsinogenik dan dapat menyebabkan mutasi pada beberapa organisme (Rahman, 2015)
Intensitas kegiatan laboratorium di Jurusan Kimia sangat tinggi baik untuk kegiatanpraktikum maupun penelitian bagi mahasiswa maupun dosen. Selama ini pembuangan sisakegiatan praktikum belum dilakukan dengan sebagaimana mestinya dikarenakan Jurusan Kimiabelum mempunyai tempat pembuangan apalagi sistem pengolahan limbah laboratorium.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kuantitatif
Target/Subjek Penelitian
Target/subjek penelitian ini adalah limbah hasil kegiatan di laboratorium. Pengambilansampel dilakukan dengan cara mengumpulkan semua limbah kegiatan praktikum di masing-masing laboratorium pada suatu wadah untuk selanjutnya dianalisis
74
Prosedur
Pengumpulan sampel di laboratorium
Sampel hasil pembuangan kegiatan praktikum di masing-masing laboratoriumditampung dalam suatu wadah untuk satu kali kegiatan. Sampel ditambahkan asam nitrat pekatdan disaring dengan menggunakan kertas saring, diperoleh filtrat yang siap untuk dianalisis
Penentuan logam berat dari masing-masing laboratorium
Filtrat dari sampel masing-masing laboratorium ditentukan kandungan logamnya (Pb,Cu, Ag, Hg, Mg, Cr, Co dan Cd) dengan menggunakan AAS (Perkin Elmer AAnalyst 700)danlogam Hg dengan menggunakan voltameter (Metrohm, 797 VA Computrace). Konsentrasi darimasing-masing logam ditentukan berdasarkan persamaan regresi linier dari kurva standar untukmasing-masing logam.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berupa absorbansi pada AAS selanjutnya dibuat grafik. Untuk voltameterdata yang diperoleh berupa notepad dari kuat arus yang terukur
Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan data yang dituju maka dibuat kurva standar dari masing-masing logam,sehingga diperoleh persamaan garis masing-masing. Sampel yang ditentukan diperolehberdasarkan persamaan regresi linier tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Laboratorium secara umum merupakan suatu tempat dimana proses percobaan atauanalisis kimia dilakukan yang melibatkan sumber daya manusia, bahan kimia berbahaya sertahasil samping dari reaksi yang terjadi. Laboratorium menjadi sangat unik karena semua bahankimia berbahaya yang ada di dalamnya meskipun kecil namun mampu menghasilkan limbahyang potensial terhadap kerusakan lingkungan (Turang, 2006).
Beberapa logam berat yang dianggap berbahaya sebagai buangan kegiatan dilaboratorium telah dianalisis. Logam berat dikatagorikan sebagai unsur yang mempunyai beratatom antara 63,5 – 200,6 yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan (Lakherwal, 2014).Menurut Ahalya (2003) menyebutkan bahwa yang tergolong dalam logam berat pada buanganlimbah industri adalah timbal, kromium, merkuri, uranium, selenium, seng, arsen, kadmium,perak, emas, dan nikel. Di laboratorium kimia analitik ditemukan beberapa logam berat yangcukup beragam diantaranya adalah Cu, Cr, Co, Cd, Ag, Mg dan Pb. Jumlah logam-logam
75
tersebut ditemukan dalam konsentrasi yang bervariasi antara 0,25 - 212,87 ppm sepertiditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Jenis buangan logam di laboratorium Kimia analitik
Beberapa buangan logam tersebut dihasilkan dari hasil kegiatan praktikum yang ada dilaboratorium tersebut yang menggunakanreagen dari senyawa-senyawa tersebut dalamkonsentrasi dan jumlah yang cukup tinggi sehingga buangan tersebut masing cukup tinggikonsentrasinya. Hal tersebut juga ditemukan pada beberapa buangan di laboratorium kimiaorganik, anorganik dan kimia fisika seperti pada Gambar 2, 3 dan 4.
Gambar 2. Jenis buangan logam di laboratoriumKimia anorganik
Logam tembaga ditemukan di semua laboratorium dengan jumlah yang beragam dankonsentrasinya sangat tinggi pada laboratorium organik. Tembaga merupakan unsur yang sangatdiperlukan pada metabolisme karbohidrat dan lemak serta menjaga aktivitas jantung dan salurandarah. Menurut WHO konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 1,5mg/L dan pada tubuh orang dewasa mengandung 100 – 150 mg Cu2+. Apabila melebihi darikonsentrasi tersebut akan bersifat toksik bagi tubuh dan menyebabkan gangguan pada kesehatan
76
seperti mual, sakit kepala, gangguan pernafasan, anemia pendarahan di gastrointestinal, hati,gagal ginjal dan kematian (Ahamed and Begum, 2012)
Gambar 3. Jenis buangan logam di laboratoriumKimia organik
Di laboratorium kimia anorganik juga ditemukan beberapa buangan logam berbahayaseperti Cu, Fe, Cr, Co, Mg, Pb dan Hg (Gambar 2), demikian halnya di laboratorium kimiaorganik (Gambar 3) dengan jumlah yang cukup tinggi. Urutan logam yang mempunyai toksisitastinggi adalah adalah sebagai berikut : Hg2+> Cd2+> Ag+> Ni2+> Pb2+> As3+> Cr2+> Sn2+> Zn2+
(Darmono, 2001).Berdasarkan urutan tersebut maka merkuri mempunyai urutan tertinggitoksisitasnya. Logam merkuri ditemukan di laboratorium kimia anorganik dengan konsentrasi14,8 ppm. Menurut SNI 7387 (2009) menyatakan bahwa toksisitas merkuri adalah 0,005 mg/kgbb sebagai merkuri total atau 0,0016 mg/kg bb sebagai metil merkuri. Merkuri merupakan salahsatu logam yang keberadaannya bersifat toksik pada lingkungan, dimana merkuri dapat masuk kedalam rantai makanan. Apabila konsentrasinya besar maka dapat terakumulasi pada manusia danhewan yang dapat menyebabkan pengaruh yang merugikan pada kesehatan (Silva et al., 2010).Metil merkuri diyakini dapat menghambat aktivitas enzimatik di otak kecil, daerah yangbertanggung jawab pada pertumbuhan syaraf dan pada keadaan kronis dapat menyebabkanretardasi mental. Efek tersebut terlihat secara medis untuk orang dewasa pada konsentrasi 0,2 –0,5 mg/kg di dalam darah atau dibawah 15 – 20 g/kg di rambut. Berdasarkan hal tersebut makaperlu menghilangkan Hg (II) dari limbah air sebelum dibuang ke lingkungan sekitarnya(Kadirvelu et al. , 2004).
Gambar 4. Jenis buangan logam di laboratoriumKimia fisika
77
Keberadaan perak juga ditemukan cukup tinggi di laboratorium organik. Mengingatbahaya yang ditimbulkanya maka batas maksimum untuk perak yang diperbolehkan dalam airlimbah sangat kecil.Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RepublikIndonesia No.45 tahun 2006 tentang baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic LeachingProsedure) pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun, kandungan perak(Ag) yang diperbolehkan sebesar 5,0 mg/L (Anonim, 2006).
Logam timbal atau Pb ditemukan pada hampir semua laboratorium dengan konsentrasi1,3 - 291,3 ppm. Penelitian dari Lou dan Chang (2007) yang terkait dengan pengembanganprosedur untuk penanganan limbah yang banyak mengandung logam berat, menyatakan bahwasepuluh logam seperti Pb, Cd, Cu, Cr, Zn, Ag, Hg, Sn, Mn dan Ni dikatagorikan sebagai logamberat sehingga harus dikurangi keberadaannya. Timbal merupakan salah satu logam berat dengantoksisitas tertinggi yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena bersifat karsinogenik,dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu lama dan toksisitasnya tidak berubah(Brass & Strauss, 1981). Keberadaan timbal banyak ditemukan di daerah perairan seperti didaerah Dumai sebesar 1,8 ppm dan di daerah sedimen kawasan industry sebesar 64,2 ppm(Anggraini, 2007). Logam timbal tersebut juga ditemukan pada tanaman seperti pada kangkungmeskipun dalam jumlah dibawah batas normal (Mulyani, 2012).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kegiatan di laboratorium dapat menghasilkan sisa pembuangan limbah beberapa logamberat yang berbahaya dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Limbah tersebut dibuang tanpaperlakuan yang terdistribusi di semua laboratorium. Buangan logam dengan konsentrasi tertinggiyang ditemukan adalah Cu dengan konsentrasi 7123 ppm, Pb 291,3 ppm dan Ag 44,7 ppm
Saran
Perlu dilakukan pengolahan limbah sebelum dibuang dan dilakukan pengurangan konsentrasiserta volume reagen yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Ahalya N, Ramachandra TV, Kanamadi RD (2003). Biosorption of heavy metals. Res. J. Chem.Environ. 7: 71-78.
Ahamed A.J. and Begum A. S. 2012. Adsorption of copper from aqueous solution using lowcostadsorbent. Archives of Applied Science Research. 4 (3) : 1532-1539
Anonim. 2009. SNI No 7387-2009 Tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam bahanpangan. Badan Standarisasi Nasional. ICS.67.220.20 Jakarta
78
Brass,G.M. and Strauss, W. 1981. Air pollutioncontrol. Part IV. John Willey &Sons. New YorkDarmono. 2001. Lingkungan hidup dan pencemaran: hubungan dengan toksikologi senyawa
logam. UI Press, JakartaKadirvelu K., Kanmani P., Senthilkumar P., and Subburam V. 2004. Separation ofMercury(II) from Aqueous Solution by Adsorption onto an Activated Carbon Preparedfrom Eichhornia crassipes. Adsorption Science & Technology.Vol. 22 (3) : 207 -221
Lakherwal D. 2014. Adsorption of Heavy Metals : A ReviewInternational. Journal ofEnvironmental Research and Development. Vol 4 : 1. pp. 41-48
Lou J.C. and Chang. C.K. 2007. Completely treating heavy metal laboratory waste liquid by animproved ferrite process. Separation and Purification Technology. 57 : 513 – 518
Mattar B.B.W., Mortha G., Boufi S., Aloui L.E., and Belgacem M.N. (2016). Adsorption ofheavy metal on charcoal from lignin. Cellulose Chem. Technol. 50 701 - 709
Mulyani. S., Triyani I.G.A.L., E.N. Sujana.A. 2012. Identifikasi cemaran logam Pb dan Cd padakangkung yang ditanam di daerah kota Denpasar. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 12 (2) : 345-349
Ong S.A, Toorisakaa E., Hirataa M., Hanoa T. 2010. Adsorption and toxicity of heavy metals onactivated sludge. Science Asia. 36 : 2014-209
Rahman M.S and Sathasivam K.V. 2015. Heavy Metal Adsorption onto Kappaphycus sp. FromAqueous Solutions: The Use of Error Functions for Validation of Isotherm and KineticsModels. BioMed Research International. http://dx.doi.org./10.1155/2015/126298
Silva H.S., Ruiz S.V., Granados D.L., and Santángelo J.M. 2010. Adsorpstion of mercury (II)from liquid solutions using modified activated carbons. Materials Research. Vol 13 (2)
Turang Y.Y. 2006. Pengelolaan kimia sisa bahan laboratorium (Studi kasus di laboratoriumPT.Pupuk Kaltim Bontang). Tesis. Program Master Ilmu Lingkungan UniversitasDiponegoro. Semarang
Yasemin B. and Zeki T. 2007. Removal of heavy metals from aqueous solution by sawdustadsorption. Journal of Environmental Sciences 19 : 160–166
79
80
LAMPIRAN 5PUBLIKASI DI JURNAL INTERNASIONAL : JOURNAL OF MATERIAL AND
ENVIROMENTAL SCIENCE (Q4 PADA TAHAP REVIEW)
Identifikcation of Heavy Metal Disposal Activity in The Laboratory
Nuniek Herdyastuti1*, Rusmini 1, Sari Edi Cahyaningrum1
1Department of Chemistry, Universitas Negeri Surabaya, East Java Indonesia.
1. IntroductionWaste is a waste of chemicals that have been used, raw materials expired, or process products in
the laboratory such as the rest of the specimen. Organic or inorganic waste with certain concentrations
and qualities can have a negative impact on the environment, especially for human health, so it needs to
be handled to waste. As it is known that metals such as chromium, copper, lead, manganese, mercury,
cadmium, arsenic are very harmful to human health as well as the environment due to their toxic nature
[1-5].
The laboratory is mentioned as one source of solid waste, gas or liquid waste. Laboratory waste is
discharges derived from the laboratory, in this case particularly the chemical laboratory. This waste may
come from chemicals, equipment for laboratory work and others. This laboratory waste has a dangerous
risk to the environment and living creatures. When reviewed chemically, this waste comprises chemicals
of organic compounds and inorganic compounds. The degree of danger of toxicity caused by the waste
depends on the type and characteristics of the waste. Wastewater characteristics are influenced by particle
size (micro), dynamic nature, wide spread and long or long-term impact. While the quality of waste is
influenced by the volume of waste, waste content, pollutant content and frequency of waste disposal.
AbstractThe laboratory is mentioned as one source of solid waste, gas or liquid waste.Laboratory waste in the form of organic and inorganic materials (heavy metals) ifaccumulated then it can endanger the surrounding environment such as soil, water andplants. Some heavy metals are thrown away without processing in advance so it is fearedto cause environmental pollution. This study Identificated of heavy metal disposalactivities in the laboratory. Heavy metals were analyzed using atomic absorptionspectrophotometers and voltammeters. The results of the analysis show that there aresome heavy metals such as Pb, Cu, Ag, Co, Cd, Cr and Hg. The metal waste product ishigh that is 35 g / L for Cu metal, 1200 ppm for metal Pb and 220 ppm Ag every sixmonth.Based on the data obtained it is necessary to handle the results of disposalactivities in the laboratory
As a waste of its presence is quite alarming, especially those sourced from the chemical
laboratory due to toxic and hazardous materials widely used in chemical laboratories. Disposing of some
hazardous material into the environment can cause problems for the environment because the presence of
such materials is difficult for biodegradation. To a certain extent to a certain degree, its presence can
damage the food chain that exists in the environment and endanger the health of even deadly humans or
other lives so that it is necessary to set permissible limits in the environment at any given time [6]. Heavy
metals become a global issue for the environment and human health due to their toxicity, causing
bioaccumulation in the human body and food chain, carcinogenic and can cause mutations in some
organisms [7]. Chromium have been reported to be toxic to animal and human, and it is known to
carcinogenic. Cr (VI) is more toxic, it can diffuse as CrO42- or HCrO4- through cell membranes [8]
The intensity of laboratory activities in the Chemistry Department is very high both for
practicum and research activities for students and lecturers. So far, the disposal of the remainder of
practicum activity has not been done properly because Chemical Department has not had a dumping
waste laboratory system especially.
2. Material and Methods2.1. Heavy metal wasteThe samples of disposal of laboratory activities are accommodated in a container for one time activity.The sample was added concentrated nitric acid (Merck) and filtered by using filter paper, obtained filtrateready to be analyzed.
2.2. Analysis of heavy metal wasteThe filtrate of each laboratory sample determined its metal content Pb, Cu, Ag, Hg, Mg, Cr, Co and Cdusing atomic absorption spectrophotometer (Perkin Elmer AAnalyst 700) and voltameter (Metrohm, 797VA Computrace). The concentrations of each metal are determined by the linear regression equation ofthe standard curves for each metal.
3. Results and discussionThe general of laboratory is a place where experimental processes or chemical analyzes are
conducted involving human resources, hazardous chemicals as well as by-products of reactions. The
laboratory becomes very unique because of all the hazardous chemicals present in it although small but
capable of generating potential waste against environmental damage [9].
Some of the heavy metals considered harmful as waste activity in the laboratory have been
analyzed. Heavy metals are categorized as elements having an atomic weight between 63.5 and 200.6
which are harmful to health and the environment [6]. According to Ahalya (2003) mentions that those
classified as heavy metals in industrial waste disposal are lead, chromium, mercury, uranium, selenium,
82
zinc, arsenic, cadmium, silver, gold and nickel [10]. In analytical chemistry laboratories found some quite
diverse heavy metals such as Cu, Cr, Co, Cd, Ag, Mg and Pb. The amounts of these metals are found in
concentrations varying from 0.25 to 212.87 ppm as shown in Figure 1.
Figure 1. Type of metal waste in the analytical chemistry laboratory
Some of these metallic exhausts are produced from the laboratory results of the laboratory using
the reagents of the compounds in concentrations and high enough amounts so that the waste is sufficiently
high in concentration. It is also found in some exhausts in organic, inorganic and physical chemistry
laboratories (Figures 2 to 4).
Figure 2. Type of metal waste in the anorganic chemistry laboratory
83
Figure 3. Type of metal waste in the organic chemistry laboratory
Figure 4. Type of metal waste in the physical chemistry laboratory
Copper metal is found in all laboratories of varying quantities and very high concentrations in organic
laboratories. Copper is an indispensable element in the metabolism of carbohydrates and fats as well as
maintaining the activity of the heart and blood vessels. According to WHO the maximum permissible
concentration in drinking water is 1.5 mg / L and in adult body contains 100 - 150 mg Cu2+. If it exceeds
that concentration it will be toxic to the body and cause disruption to health such as nausea, headache,
In inorganic chemistry laboratories are also found some harmful metal waste such as Cu, Fe, Cr,
Co, Mg, Pb and Hg (Figure 2), as in organic chemistry laboratories (Figure 3) with a high enough amount.
The order of metals that have high toxicity is as follows: Hg2+> Cd2+> Ag+> Ni2+> Pb2+> As3+> Cr2+>
Sn2+> Zn2+ [13]. Based on the sequence, mercury has the highest order of toxicity. Metallic mercury was
found in an inorganic chemical laboratory with a concentration of 14.8 ppm. According to SNI 7387
(2009) states that mercury toxicity is 0.005 mg / kg as total mercury or 0.0016 mg / kg as methyl mercury
[14]. Mercury is one of the metals whose existence is toxic to the environment, where in mercury can
enter the food chain. When the concentration is large it can accumulate in humans and animals that can
cause adverse health effects [15]. Methyl mercury is believed to inhibit enzymatic activity in the
cerebellum, the area responsible for nerve growth and in chronic conditions can lead to mental retardation.
These effects are seen medically for adults at concentrations of 0.2 - 0.5 mg / kg (w/w) in the blood or
below 15 - 20 g / kg (w/w) in hair. Based on this, it is necessary to remove Hg (II) from waste water
before discharging into the surrounding environment [16].
The presence of silver is also found to be quite high in organic laboratories. In view of the
dangers it poses, the maximum limit for silver allowed in wastewater is very small. Based on the
Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia No.45 of 2006
on the TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) standard of pollutants in waste for the
determination of toxic properties , the permitted silver content of 5.0 mg / L.
Metals lead or Pb are found in almost all laboratories with concentrations of 1.3 - 291.3 ppm.
According to Lou and Chang (2007) related to the development of procedures for handling heavy-metal
waste containing, states that ten metals such as Pb, Cd, Cu, Cr, Zn, Ag, Hg, Sn, Mn and Ni are
categorized as heavy metals so it must be reduced its existence [17]. Lead is one of the heavy metals with
the highest toxicity that is very dangerous to living beings because it is carcinogenic, can cause mutations,
decompose in the long term and its toxicity does not change [18]. The presence of such substances leads
to the accumulation of metal ions in various animal and vegetal organism and their transfer to humans
through the food chain. They are not biodegradable, potential toxic and tend to accumulate in living
organism. Consequently various desease have appeared, thus constituting a serious public health problem
[19]. The lead metal is also found in plants such as in kale, although in numbers below normal limits [20].
ConclusionActivities in the laboratory can result in waste disposal of some dangerous heavy metals with high
concentrations. The waste is discharged without the treatment distributed in all laboratories. The highest
concentration of metal waste found was Cu with concentration of 7123 ppm, Pb 291.3 ppm and Ag 44.7
ppm.
85
References
1. B. Yasemin and T. Zeki ,J. of Environ.Sci. 19 (2007) 160–1662. S.A. Ong, E. Toorisakaa, M. Hirataa, T. Hanoa,Science Asia. 36 (2010) 201-2093. G. Annadurai, R.S. Juang and D.J. Lee, Water Sci. and Technol.. 147 (2002) 185-1904. N. Sangiumsak and P. Punrattanasin, Pol.J.Environ.Stud. 23 (2014) 853 - 8655. A.M.S. Rouf and A.A.R.M. Raheim, J. of Pollut. effect and control. 5 (2017) 1 - 136. D. Lakherwal ,J. of Environ. Res. and Dev.. 4 (2014) 41-487. M.S.Rahmanand Sathasivam K.V ,BioMed. Res. Inter.. (2015)8. Y. Deng, N. Kano, and H. Imaizumi, J. of Chem. (2017) 1 - 89. Y.Y. Turang , Pengelolaan kimia sisa bahan laboratorium (Studi kasus di laboratorium PT. Pupuk
Kaltim Bontang). (2006).10. N. Ahalya, T.V. Ramachandra, R.D. Kanamadi,Res. J. Chem. Environ. 7(2003)71-78.11. A.J. Ahamed and A.S. Begum.Arch. of Appl. Sci. Res.. 4 (2012) 1532-153912. N. Ariffin, M.M.A.B. Abdullah, M.R.R.M.A. Zainol, M.F. Murshed, and R. Banyuadji. MATEC
web.Confr. 97(2017)13. Darmono. Lingkungan hidup dan pencemaran: hubungan dengan toksikologi senyawa logam. (2001)14. Anonymous. SNI No 7387-2009 Tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam bahan
pangan. Badan Standarisasi Nasional. ICS.67.220.20 (2009)15. H.S. Silva, S.V. Ruiz, D.L. Granados, and J.M. Santángelo,Mater. Res. 13 (2010)16. K. Kadirvelu, P. Kanmani, P. Senthilkumar, and V. Subburam, Adsorp. Sci.& Technol.22 (2004) 207 -
22117. J.C. Lou and C.K. Chang,Separ. and Purif. Technol. 57 (2007) 513 – 51818. G.M. Brass and W. Strauss 1981. Air pollutioncontrol. Part IV. (1981)19. B.B.W. Mattar, G. Mortha, S. Boufi, L.E. Aloui, and M.N. Belgacem, Cellulose Chem. Technol. 50
(2016).701 - 70920. S. Mulyani, I.G.A.L. Triyani, E.N.A. Sujana,J. Bumi Lestari. 12 (2012) 345-349