LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 26/1801.019/011/B/RODHP/2012
53
Embed
LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2012
26/1801.019/011/B/RODHP/2012
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI RUSWENDI
SISWANI DWI DALIANI ZUL EFENDI
HARWI KUSNADI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pendampingan Program PSDSK di 3
(Tiga) Kabupaten
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab
a. N a m a : Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi b. Pangkat/Golongan : Penata (III c) c. Jabatan c1. Struktural : Kepala Seksi Kerjasama dan
Pelayanan Pengkajian c2. Fungsional : Peneliti Muda
5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma
dan Rejang Lebong
6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Lanjutan
7. Tahun Dimulai : 2012
8. Tahun Ke : III
9. Biaya : Rp 114.000.000 (Seratus Empat Belas Juta Rupiah)
10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Bengkulu. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2012
VI. KINERJA HASIL ........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39
v
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Daftar lokasi pelaksanaan Pendampingan PSDSK, BPTP Bengkulu TA. 2012 7 2. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di 3 Kabupaten .............................. 7 3. Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Rejang Tahun 2009 ............. 10 4. Potensi sumberdaya petenakan Kabupaten Rejang Lebong ........................ 11
5. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun 2005-2009 di Kabupaten Rejang Lebong ....................................................................................... 11 6. Keadaan Ternak Sapi Pemerintah di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011 15 7. Realisasi Kredit KKPE Peternakan di Bank BRI Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Oktober 2011 ........................................... 15 8. Keadaan Ternak Sapi PT. AGRICINAL di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011 ...................................................................................................... 16 9. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ....................................................................................... 22 10. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong..................................................................................... 23 11. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ........................................................... 23 12. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong .................................................................... 24 13. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong .................................................................... 25 14. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok
Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ................................................ 25 15. Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari ................. 26 16. Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari ....... 27 17. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui
vi
bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara .................................................................................... 28
18. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten
Bengkulu Utara ....................................................................................... 29 19. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................. 29 20. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................................... 30 21. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................................... 31 22. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok
Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ...................................... 31 23. Analisis finansial penggemukan sapi lokal di Kabupaten Bengkulu Utara selama 90 hari ..................................................................................... 32 24. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan di Kabupaten Bengkulu Utara selama 90 hari ............................................................................ 32 25. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir PBBH sapi lokal . 33 26. Hasil penimbangan bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal ...................... 34 27. Analisis finansial penggemukan sapi lokal di Kabupaten Seluma selama 90 hari ..................................................................................................... 35 28. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan di Kabupaten Seluma selama 90 hari ..................................................................................... 35 29. Pembinaan bagi peternak dan petugas ................................................... 36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK ........................................ 40 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat.............................. 41
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong...................... 8
ix
RINGKASAN
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di 3 (tiga) Kabupaten adalah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan sapi potong, meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan, ekspose dan temu lapang, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif. Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seluma, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, pelatihan, ekspose teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, dan melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1). Melalui kegiatan pendampingan PSDSK telah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan berbasis kulit kopi, sagu rumbia dan ampas tahu, 2). Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu lapang, 3). Pendampingan PSDSK juga telah meingkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak melalui kegiatan demplot.
Kata kunci: pendampingan teknologi, penggemukan, sapi potong, diseminasi, demplot
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu
ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar
282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah
melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu
ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk
dan meningkatnya pendapatan, maka kebutuhan daging sapi pada tahun 2014
diprediksi akan meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun
2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari
produksi lokal dan sisanya 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Ditjennak,
2010).
Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3
ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkan Program Swasembada Daging
Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1)
Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan
Pada jenis sapi persilangan perlakuan C (Hijauan) terdiri dari hijauan
10% dari bobot badan.
1. Sapi Lokal
Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk
mengetahui bobot badan awal dan akhir pada demplot penggemukan di
Kabupaten Rejang Lebong disajikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Berdasarkan Tabel 9 bobot badan awal Perlakuan I adalah 201,8 kg,
Perlakuan II adalah 164,8 kg dan perlakuan III adalah 185,3 kg. Berdasarkan
Tabel 10 bobot badan akhir sapi lokal perlakuan A adalah 257,5 kg,
perlakuan B adalah 205,2 kg dan perlakuan C adalah 218,8 kg.
22
Tabel 9. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Awal (kg)
Perlakuan I (Fermentasi) Rahman 144 120 225
Kusnanto 140 105 186
Sujarwo 148 114 226
Boimin 1 146 105 203
Boimin 2 135 105 173
Boimin 3 145 104 198
Rata-rata 201,8
Perlakuan II (Non Fermentasi) Bandi 1 140 107 190
Bandi 2 139 109 191
Bandi 3 135 103 170
Pitoyo 146 107 207
Paiman 1 116 94 115
Paiman 2 115 97 116
Rata-rata 164,8
Perlakuan III (Hijauan) Riyadi 152 120 251
Haryadi 149 104 209
Tanto 1 119 99 127
Tanto 2 122 105 141
Kandar 141 106 191
Jumadi 138 110 193
Rata-rata 185,3
Berdasarkan Tabel 11 perlakuan I menghasilkan PBBH tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan II dan III (kontrol). Hal ini menunjukan
bahwa kulit kopi yang difermentasi menghasilkan PBBH tertinggi
dibandingkan dengan kulit kopi non fermentasi dan pakan hijauan saja
(kontrol).
23
Tabel 10. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Akhir (kg)
Perlakuan I (Fermentasi) Rahman 153 124 263
Kusnanto 165 109 267
Sujarwo 155 119 259
Boimin 1 150 107 218
Boimin 2 139 108 189
Boimin 3 180 119 349
Rata-rata 257,5
Perlakuan II (Non Fermentasi) Bandi 1 150 117 238
Bandi 2 148 109 216
Bandi 3 145 110 232
Pitoyo 162 116 276
Paiman 1 123 102 140
Paiman 2 120 99 129
Rata-rata 205,2
Perlakuan III (Hijauan) Riyadi 154 123 264
Haryadi 152 116 243
Tanto 1 133 107 171
Tanto 2 124 106 148
Kandar 150 116 236
Jumadi 147 126 251
Rata-rata 218,8
Tabel 11. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan Bobot Badan Awal
(kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir
(kg/ekor/hari)
PBBH (kg/ekor/hari)
I 201,8 257,5 0,62
II 164,8 205,2 0,45
III 185,3 218,8 0,37
2. Sapi Persilangan
Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk
mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten
24
Rejang Lebong disajikan pada Tabel 12 dan bobot badan akhir pada
Tabel 13.
Tabel 12. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Awal (kg)
Perlakuan A (Fermentasi) Sugiyono 180 138 412
Yatno 1 131 121 192
Edi Kuswanto 142 121 225
Winarto 163 130 319
Budiono 145 114 221
Katam 137 116 201
Rata-rata 261,7
Perlakuan B (Non Fermentasi) Subadi/Badut 160 135 319
Pitoyo 155 126 279
Sugito 152 141 301
Suherman Naryo 178 146 427
Bahar 170 131 349
Supardi 171 146 394
Rata-rata 344,8
Perlakuan C (Hijauan) Kasman 138 133 234
Sumitro 171 137 370
Beni 147 125 249
M.Ansori 141 117 215
Ponirin 150 118 245
Yatno 2 165 117 294
Rata-rata 267,8
Berdasarkan Tabel 12, rata-rata bobot badan awal perlakuan I adalah
261,7 kg, perlakuan II adalah 344,8 kg (paling tinggi bobot badannya) dan
perlakuan III adalah 267,8 kg. Bobot badan akhir pada perlakuan I adalah
336 kg, perlakuan II adalah 407,6 kg dan perlakuan III adalah 323,8 kg.
25
Tabel 13. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Akhir (kg)
Perlakuan A (Fermentasi) Sugiyono 193 145 498
Yatno 1 140 125 226
Edi Kuswanto 168 135 352
Winarto 175 135 381
Budiono 169 115 303
Katam 152 120 256
Rata-rata 336
Perlakuan B (Non Fermentasi) Subadi/Badut 172 146 398
Pitoyo 162 135 327
Sugito 160 146 345
Suherman Naryo 187 150 483
Bahar 185 136 429
Supardi 185 147 464
Rata-rata 407,6
Perlakuan C (Hijauan) Kasman 150 134 278
Sumitro 178 145 424
Beni 158 133 306
M.Ansori 152 126 269
Ponirin 165 119 299
Yatno 2 171 136 367
Rata-rata 323,8
Tabel 14. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong
Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)
Pertambahan Bobot Badan (kg/ekor/hari)
A 261,7 336,0 0,83
B 344,8 407,6 0,70
C 267,8 323,8 0,62
Analisis Finansial
1. Sapi Lokal
Hasil analisis finasial pakan penggemukan sapi lokal disajikan pada Tabel
15. Berdasarkan Tabel 15, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan I yang
menggunakan pakan kulit kopi fermentasi yaitu memperoleh keuntungan Rp.
26
1.200.250/ekor kemudian perlakuan II yang menggunakan pakan kulit kopi
tanpa fermentasi yaitu Rp. 797.500/ekor, dan keuntungan terendah perlakuan III
yang hanya diberi pakan hijauan saja yaitu hanya Rp. 767.500/ekor. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian pakan kulit kopi fermentasi terbukti telah
meningkatkan pendapatan peternak dibandingkan dengan pemberian pakan kulit
kopi tanpa fermentasi dan yang diberikan hijauan saja.
Tabel 15. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
1. Biaya produksi :
Hijauan 472.500 360.000 405.000
Dedak padi 118800..000000 180.000 -
Kulit kopi fermentasi/ tanpa fermentasi
4400..550000 20.250 -
Kapur pertanian 990000 900 -
Mineral 44..550000 4.500 -
Gula aren 3366..445500 36.450 -
Garam dapur 1144..440000 14.400 -
Total biaya pakan 749.250 616.500 405.000
2. Penerimaan 1.949.500 1.414.000 1.172.500
3. Pendapatan 1.200.250 797.500 767.500
2. Sapi Persilangan
Hasil analisis finasial pakan penggemukan sapi lokal disajikan pada Tabel
16. Berdasarkan Tabel 16, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan I yang
menggunakan pakan kulit kopi fermentasi yaitu memperoleh keuntungan Rp.
1.498.000/ekor kemudian perlakuan III hanya diberi pakan hijauan saja yaitu
hanya Rp. 1.375.000/ekor keuntungan terendah perlakuan II yang menggunakan
pakan kulit kopi tanpa fermentasi yaitu Rp. 956.000/ekor, dan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian pakan kulit kopi fermentasi terbukti telah
meningkatkan pendapatan peternak dibandingkan dengan pemberian pakan kulit
kopi tanpa fermentasi dan yang diberikan hijauan saja.
27
Tabel 16. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
1. Biaya produksi :
Hijauan 585.000 765.000 585.000
Dedak padi 324.000 324.000 -
Kulit kopi fermentasi/ tanpa fermentasi
81.000 40.500 -
Kapur pertanian 1.800 1.800 -
Mineral 9.000 9.000 -
Gula aren 72.900 72.900 -
Garam dapur 28.800 28.800 -
Total biaya pakan 1.102.500 1.242.000 585.000
2. Penerimaan 2.600.500 2.198.000 1.960.000
3. Pendapatan 1.498.000 956.000 1.375.000
Kabupaten Bengkulu Utara
Demplot penggemukan di Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan
formula pakan sebagai berikut :
1. Formula Sapi Lokal
Pada jenis sapi lokal perlakuan I terdiri dari hijauan rumput 10% dari
bobot badan, dedak padi 1 kg, sagu rumbia 0,9 kg dan mineral 0,1 kg.
Pada jenis sapi lokal perlakuan II terdiri dari: hijauan rumput 10% dari
bobot badan, dedak padi 0,7 kg, sagu rumbia 1,2 kg dan mineral 0,1 kg.
Pada jenis sapi lokal perlakuan III (kontrol) terdiri dari hijauan rumput
10% dari bobot badan.
2. Formula Sapi Persilangan
Pada jenis sapi persilangan perlakuan A terdiri dari hijaun rumput 10%
dari bobot badan, dedak padi 2 kg, sagu rumbia 1,9 kg dan mineral 0,1
kg. Pada jenis sapi persilangan perlakuan B terdiri dari hijauan rumput
10% dari bobot badan, dedak padi 1 kg, sagu rumbia 2,9 kg dan mineral
0,1 kg. Pada jenis sapi persilangan perlakuan C terdiri dari hijauan
rumput 10% dari bobot badan.
28
1. Sapi Lokal
Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk
mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten
Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Awal (kg)
Perlakuan I Suyono 152 110 230
Agus 128 103 153
Mijan 1 147 110 215
Najibudi 132 99 156
Doni Siagian 126 106 155
Mijan 121 97 129
Rata-rata 173,0
Perlakuan II Rahmad (Bali) 132 105 166
Paidi 140 109 193
Sarmadi 145 110 209
Miswadi 141 109 196
Marno 1 115 90 108
Saimin 127 109 159
Rata-rata 171,8
Perlakuan III Kadiran 142 105 192
Ponidi 150 113 230
Sutamsi 160 120 283
Rahmad (PO) 157 118 268
Mijo 138 93 160
Marno 2 118 90 113
Rata-rata 207,6
Berdasarkan Tabel 16 rata-rata bobot badan sapi potong lokal perlakuan I
adalah 173 kg, perlakuan II adalah 171,8 kg dan terberat adalah perlakuan III
adalah 207,6 kg.
Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk
mengetahui bobot badan akhir pada demplot penggemukan di Kabupaten
Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 17.
29
Tabel 17. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Akhir (kg)
Perlakuan I Suyono 164 115 280
Agus 135 110 181
Mijan 1 155 115 250
Najibudi 144 108 203
Doni Siagian 137 110 190
Mijan 128 102 151
Rata-rata 209,2
Perlakuan II Rahmad (Bali) 147 111 217
Paidi 144 107 201
Sarmadi 159 114 261
Miswadi 147 113 221
Marno 1 132 101 159
Saimin 143 99 183
Rata-rata 207,0
Perlakuan III Kadiran 147 112 219
Ponidi 152 113 236
Sutamsi 169 129 283
Rahmad (PO) 167 128 329
Mijo 143 113 209
Marno 2 120 101 117
Rata-rata 232,1
Keragaan PBBH sapi lokal di kelompok ternak Sri Kencana Kabupaten
Bengkulu Utara disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 perlakuan 1
menghasilkan PBBH tertinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan II,
dan menunjukan perbedaan nyata dengan perlakuan III.
Tabel 18. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan Bobot Badan Awal
(kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir
(kg/ekor/hari)
PBBH (kg/ekor/hari)
I 173,0 209,2 0,40
II 171,8 207,0 0,39
III 207,6 232,1 0,27
30
2. Sapi Persilangan
Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk
mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten
Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk
mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di
Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Awal (kg)
Perlakuan A Rahmad 1 154 125 273
Tarmin 1 125 103 148
Arbana 1 119 96 125
Sukiran 1 133 110 180
Sunarto 1 121 104 140
Yatim 1 120 100 133
Rata-rata 166,5
Perlakuan B Rahmad 2 150 138 286
Sukiran 2 118 102 131
Sunarto 2 115 101 123
Yatim 2 117 104 131
Sonhaji 158 119 274
Agus Nurjali 125 108 156
Rata-rata 183,5
Perlakuan C Rahmad 3 131 99 157
Tarmin 2 123 98 137
Arbana 2 143 112 211
Sukiran 3 125 113 163
Sarusil 125 101 146
Sutamsil 116 106 132
Rata-rata 157,6
Berdasarkan Tabel 19 rata-rata bobot badan sapi persilangan pada
perlakuan A adalah 166,5 kg, perlakuan B yang terberat yaitu 183,5 kg dan
perlakuan C yang teringan 157,6 kg. Pada Tabel 20 rata-rata bobot badan akhir
sapi persilangan pada perlakuan A adalah 239,2 kg, perlakuan B adalah 254,8 kg
dan perlakuan C adalah 204,2 kg.
31
Tabel 20. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui
bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Sri
Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan/ Nama peternak
Lingkar Dada (cm)
Panjang Badan (cm)
Bobot Badan Akhir (kg)
Perlakuan A Rahmad 1 180 148 442
Tarmin 1 153 123 266
Arbana 1 132 108 174
Sukiran 1 142 119 221
Sunarto 1 133 110 180
Yatim 1 126 104 152
Rata-rata 239,2
Perlakuan B Rahmad 2 180 148 442
Sukiran 2 133 101 165
Sunarto 2 130 103 160
Yatim 2 135 115 193
Sonhaji 170 129 344
Agus Nurjali 140 116 225
Rata-rata 254,8
Perlakuan C Rahmad 3 168 127 221
Tarmin 2 130 114 178
Arbana 2 159 124 289
Sukiran 3 132 104 167
Sarusil 140 107 193
Sutamsil 132 110 177
Rata-rata 204,2
Tabel 21. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara
Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)
Pertambahan Bobot Badan (kg/ekor/hari)
A 166,5 239,2 0,81
B 183,5 254,8 0,79
C 157,6 204,2 0,52
Berdasarkan Tabel 21, pertambahan bobot badan tertinggi dicapai pada
perlakuan A (0,81 kg/ekor/hari) kemudian perlakuan B (0,79 kg/ekor/hari)
dan terendah perlakuan C (0,52 kg/ekor/hari).
32
Analisis Finansial
Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
menunjukkan bahwa perlakuan I memperoleh keuntungan paling besar yaitu
Rp. 643.750/ekor, kemudian perlakuan II Rp. 629.000/ekor, dan terendah
perlakuan III yaitu Rp. 407.500/ekor (Tabel 22). Hal ini menunjukkan bahwa
dengan penambahan pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan hanya diberikan pakan hijauan saja
(perlakuan III).
Tabel 22. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
A. Biaya produksi :
Hijauan 382.500 382.500 450.000
Dedak padi 135.000 94.500 -
Sagu rumbia 60.750 81.000 -
Mineral 45.000 45.000 -
Total biaya pakan 623.250 603.000 450.000
B. Penerimaan 1.267.000 1.232.000 857.500
C. Pendapatan 643.750 629.000 407.500
Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari
menunjukkan bahwa perlakuan B memperoleh keuntungan paling besar yaitu
Rp. 1.718.750/ekor kemudian perlakuan C yaitu Rp. 1.714.750/ekor dan
terendah perlakuan A yaitu Rp. 1.293.500/ekor (Tabel 23). Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan diberikan pakan hijauan saja.
Tabel 23. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
A. Biaya produksi :
Hijauan 382.500 405.000 337.500
Dedak padi 270.000 135.000 -
Sagu rumbia 128.250 195.750 -
Mineral 45.000 55.000 -
Total biaya pakan 825.750 780.750 337.500
B. Penerimaan 2.544.500 2.495.500 1.631.000
C. Pendapatan 1.718.750 1.714.750 1.293.500
33
Kabupaten Seluma
Demplot penggemukan di Kabupaten Seluma menggunakan formula
pakan sebagai berikut:
1. Formula Sapi Lokal
Perlakuan I. Hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas
tahu 0,9 kg dan ultra mineral 0,1 kg. Perlakuan II. Hijauan 10% dari BB
+ konsentrat : dedak padi 0,7 kg, ampas tahu 1,2 kg dan mineral 0,1 kg.
Perlakuan III. Hijauan 10% dari BB (kebiasaan petani).
2. Formula sapi persilangan
Perlakuan A. Hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 2 kg,
ampas tahu 1,9 kg dan ultra mineral 0,1 kg. Perlakuan B. Hijauan 10%
dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas tahu 2,9 kg dan mineral
0,1 kg. Perlakuan C. Hijauan 10% dari BB (kebiasaan petani).
1. Sapi Lokal
Hasil penimbangan sapi potong menggunakan timbangan ternak digital
bobot badan awal dan akhir serta PBBH pada demplot penggemukan di
Kabupaten Seluma disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal
Perlakuan/Nama Peternak
Bobot Badan Awal (kg)
Bobot Badan Akhir (kg)
Pertambahan Bobot Badan Harian (kg/ekor/hari)
1 2 3 4
Perlakuan 1
Ceceng 304 336 0,36
Saiin 141 171 0,33
Bambang 247 280 0,37
Rataan 231 262 0,35
Perlakuan II
Mulyono 1 250 283 0,37
Mulyono 2 207 255 0,53
Mulyono 3 288 320 0,36
Hartono 161 195 0,38
Ehom 1 236 291 0,61
Ehom 2 154 201 0,52
Rataan 216 257,5 0,46
Perlakuan III (kontrol)
Amunin 1 151 180 0,32
34
1 2 3 4
Amunin 2 137 160 0,26
Musdi 91 130 0,43
Sakri 174 201 0,30
Sukadi 94 107 0,14
Musdi 38 60 0,24
Rataan 114 140 0,28
2. Sapi Persilangan
Hasil penimbangan sapi potong menggunakan timbangan ternak digital
bobot badan awal dan akhir serta PBBH pada demplot penggemukan di
Kabupaten Seluma disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal
Perlakuan/Nama Peternak
Bobot Badan Awal (kg)
Bobot Badan Akhir (kg)
Pertambahan Bobot Badan Harian (kg/ekor/hari)
Perlakuan A
Ceceng 1 297 334 0,41
Ceceng 2 281 325 0,49
Ceceng 3 279 320 0,46
Saiin 1 179 238 0,66
Saiin 2 162 200 0,42
Saiin 3 284 350 0,73
Rataan 247 294,5 0,53
Perlakuan B
Mulyono 1 129 170 0,46
Mulyono 2 154 179 0,50
Mulyono 3 176 220 0,49
Bambang 1 224 300 0,84
Bambang 2 155 240 0,94
Bambang 3 186 283 1,08
Rataan 170,7 232 0,72
Perlakuan C (kontrol)
Sukadi 1 223 246 0,26
Sukadi 2 212 239 0,30
Sukadi 3 175 200 0,28
Sukadi 4 152 177 0,28
Sukadi 5 153 180 0,30
Ceceng 135 170 0,39
Rataan 175 202 0,30
35
Analisis Finansial
Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
menunjukkan bahwa perlakuan II memperoleh keuntungan paling besar yaitu
Rp. 808.100/ekor, kemudian perlakuan III Rp. 662.500/ekor, dan terendah
perlakuan I yaitu Rp. 363.200/ekor (Tabel 26). Hal ini menunjukkan bahwa
dengan penambahan pakan tambahan ampas tahu memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan hanya diberikan pakan hijauan saja
(perlakuan III).
Tabel 26. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
D. Biaya produksi :
Hijauan 517.500 472.500 247.500
Dedak padi 135.000 94.500 -
Ampas tahu 24.300 32.400 -
Mineral 45.000 45.000 -
Total biaya pakan 721.800 644.400 247.500
E. Penerimaan 1.085.000 1.452.500 910.000
F. Pendapatan 363.200 808.100 662.500
Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari
menunjukkan bahwa perlakuan B memperoleh keuntungan paling besar yaitu
Rp. 1.504.700/ekor kemudian perlakuan A yaitu Rp. 756.200/ekor dan terendah
perlakuan C yaitu Rp. 562.500/ekor (Tabel 27). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan diberikan pakan hijauan saja.
Tabel 27. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
D. Biaya produksi :
Hijauan 540.000 382.500 382.500
Dedak padi 270.000 135.000 -
Ampas tahu 51.300 78.300 -
Mineral 45.000 45.000 -
Total biaya pakan 906.300 640.800 382.500
E. Penerimaan 1.662.500 2.145.500 945.000
F. Pendapatan 756.200 1.504.700 562.500
36
B. Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan minat peternak terhadap
inovasi teknologi dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas. Pelatihan
dilakukan dengan cara pertemuan dan praktek langsung di lapangan. Materi
pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan peternak di masing-masing lokasi. Data
materi pembinaan bagi peternak dan petugas disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Pembinaan bagi Peternak dan Petugas
No Lokasi Waktu Pelaksanaan Materi Pembinaan dan Pelatihan
1 Rejang Lebong 22 Maret 2012 - Kelembagaan kelompok ternak - Pakan lokal, potensi dan
pemanfaatannya
2 Rejang Lebong 10 April 2012 Pelatihan fermentasi kulit kopi
3 Rejang Lebong 11 Mei 2012 Pelatihan pembuatan pakan tambahan dengan memanfaatkan kulit kopi
4 Bengkulu Utara 18 Mei 2012 - Kelembagaan kelompok ternak - Tanda-tanda sapi bakalan yang baik
6 Bengkulu Utara 25 April 2012 Demo pakan tambahan dari dedak padi dan sagu rumbia
7 Bengkulu Utara 3 Mei 2012 - Pakan lokal, potensi dan
pemanfaatannya.
- Pembuatan pakan tambahan dari sagu
rumbia dan dedak padi
8 Bengkulu Utara 4 Mei 2012 Pelaksanaan demplot penggemukan sapi jantan
9 Seluma 2 Juli 2012 Demo pembuatan pakan tambahan berbasis sagu rumbia
10 Seluma 3 Juli 2012 Pelaksanaan demplot penggemukan sapi jantan
11 Bengkulu Utara 2 Oktober 2012 Pelatihan penaksiran bobot badan dan umur sapi
12 Bengkulu Utara 23 Oktober 2012 Pelaksanaan Ekspose Teknologi Penggemukan Sapi Potong
13 Rejang Lebong 1 November 2012 Pelaksanaan Temu Lapang Teknologi Penggemukan Sapi Potong
Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran pendampingan PSDSK dengan pagu dana
Rp. 114.000.000, dana yang digunakan untuk kegiatan sebesar Rp. 111.199.000
(97,54%).
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong telah meningkatkan
produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan
berbasis kulit kopi dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari
0,37 kg/ekor/hari menjadi 0,62 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada
sapi persilangan dari 0,62 kg/ekor/hari menjadi 0,83 kg/ekor/hari.
Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Utara telah meningkatkan
produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan
berbasis sagu rumbia dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari
0,27 kg/ekor/hari menjadi 0,40 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada
sapi persilangan dari 0,52 kg/ekor/hari menjadi 0,81 kg/ekor/hari.
Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma telah meningkatkan
produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan
berbasis ampas tahu dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari
0,28 kg/ekor/hari menjadi 0,46 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada
sapi persilangan dari 0,30 kg/ekor/hari menjadi 0,72 kg/ekor/hari.
2. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas
(penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi
potong melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu lapang.
3. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk
pakan ternak melalui kegiatan demplot.
5.2. Saran
1. Agar pendampingan lebih intensif maka diperlukan dukungan dari
stakeholders terutama petugas penyuluh peternakansetempat.
2. Peternak kooperator perlu melakukan studi banding dengan peternak
yang sukses dalam melakukan penggemukan sapi potong untuk lebih
meningkatkan wawasan dan pengetahuannya.
38
VI. KINERJA HASIL
1. Kinerja hasil kegiatan Pendampingan PSDSK meliputi pelatihan,
bimbingan teknis, dan demplot penggemukan sapi potong.
2. Hasil kegiatan telah dapat meningkatkan meningkatkan pemahaman
petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi
penggemukan sapi potong melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan
temu lapang.
3. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk
pakan ternak melalui kegiatan demplot.
39
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang Dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SL-PPSP)/Syamsul Bahri, dkk. – Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Biro Pusat Statistik. 2007. Bengkulu Dalam Angka.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Statistik Peternakan. Dierektorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
40
Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan Teknologi
Tim Pendampingan PSDSK sedang koordinasi ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
41
Penggemukan sapi potong di Kabupaten Seluma
42
Pelatihan pembuatan pakan tambahan berbasis sagu rumbia di Kabupaten Bengkulu Utara
43
Lampiran 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Kosentrat