ABSTRAK Masyarakat desa trowulan yang bingung akan keadaan
perekonomian semakin lama semakin meningkat. Padahal masyarakat
desa trowulan rata-rata berprofesi sebagai seorang petani yang
harus menunggu hasil dari pertanian yang lebih dari 2 bualan atau 3
bulan. Agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonominya
sehari-hari tanpa harus menunggu hasil dari pertanian yang hasilnya
baru dapat dinikmati bulan yang akan datang, maka perlu ada
sampingan penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
yaitu salah satunya dengan budidaya jamu tiram. Tujuan dari
kegiatan ini adalah menambah ketrampilan dan menambah penghasilan
masyarakat desa trowulan yangakan datang. Sehingga kami ber
inisiatif untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada
masyarakat bagaimana budidaya jamur tiram yang dapat tumbuh pada
daerah seperti desa trowulan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini
adalah masyarakat telah bisa mandiri melakukan pembudidayaan jamur
tiram di desa mojokerto karena telah diberi pembekalan materi dan
pelatihan cara-cara budidaya jamur tiram.. Kata kunci (key word) :
jamur, tiram, trowulan, masyarakat
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMM)
yang berjudul : Sosialisasi Budidaya Jamur Tiram Pada Daerah Tandus
Dan Kering Bagi Masyarakat Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto Laporan akhir ini disusun sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan PKMK yang telah didanai dikti tahun
2011. Selesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Drs.Sucipto, M.S selaku Pembantu Rektor III UM 2. Dr. Hari Wahyono,
M.Pd selaku ketua jurusan Ekonomi pembangunan 3. Dr. Heny
Kusdiyanti, S.Pd, M.M selaku dosen periview PKMM 4. Drs. Mardono,
M.Si selaku dosen pemdamping PKMM 5. Serta semua pihak yang telah
ikut membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu Penulis
menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pambaca yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, umumnya
bagi masyarakat.
Malang, 15 Mei 2012 Penulis
iv
DAFTAR ISI LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
.................................................. ABSTRAK
............................................................................................................
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
DAFTAR
ISI.........................................................................................................
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
.............................................................................
B. Rumusan Masalah
.....................................................................................
C.Tujuan Program
...........................................................................................
D.Luaran Yang Diharapkan
...........................................................................
E.Kegunaan Program
.....................................................................................
II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
................................... III.METODE PENDEKATAN
............................................................................
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
.....................................................................
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
............................................................... B.
Tahapan Pelaksanaan
...............................................................................
C. Instrumen Pelaksanaan
..............................................................................
D. Realisasi Biaya
..........................................................................................
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
.......................................................................
VI.KESIMPULAN DAN SARAN
......................................................................
LAMPIRAN
.........................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram atau
dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan jamur konsumsi
termasuk kedalam Klas Bosidiomycetes. Spesies jamur tiram,
Pleurotusostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi
tinggi. Selain itu masih banyak species jamur tiram lainnya dari
Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain
Pleurotusumbellatus, P. flabellatus, P. dryngeus, P. sajorcaju, P.
iringii, P. abalonus. Jamurtiram yang banyak dikenal oleh petani
jamur Indonesia secara umum antara lain :Tiramputih
(Pleurotusostreatus), jenis ini memiliki tangkai bercabang. Disebut
jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna putih, tudungnya
bulat 3-15 cm. Tiram abu-abu (Pleurotuscystidius), jenis jamur ini
tangkainya tidak bercabang, tudung bulat dengan diameter lebih
kecil dibandingkan dengan tiram putih. Tiram abu-abu keunggulannya
mempunyai rasa manis. Tiram raja (Pleurotusumbellatus), atau King
oyster tidak bercabang, tudung besar berwarna kecoklatcoklatan dan
pecah-pecah bagian pinggirnya. Kandungan protein jamur tiram
rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Berarti proteinnya dua kali
lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung
dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%,
sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan sususapi
25,2%. Jamur tiram juga mengandung Sembilan asam-asam amino
esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin,
metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin
dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tirams etidaknya 72% dari
total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram
juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin
B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D
dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup
tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral
utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P),
natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Jamur tiram bisa
hidup pada daerah yang bersuhu antara 10 s/d 32 oC. Artinya bila
suhuoC jamur tiram tumbuh kurang baik demikian pula
apabila>32oC. Adapun pertumbuhan optimum jamur tiram adalah pada
suhu 25-26 oC. Secara alamiah di Indonesia daerah yang mempunyai
suhu 25-26 oC terdapat pada daerah dataran tinggi kira-kira pada
ketinggian 500-1000m dpl. Jamur tiram juga dapat hidup pada daerah
yang bersuhu 24-300C seperti di desa Trowulan. Desa Trowulan
merupakan bagian dari Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Rata-rata pekerjaan masyarakat desa Trowulan adalah petani padi dan
petani tebu karena desa Trowulan merupakan dataran rendah. Namun,
para petani hanya dapat memanen padi atau tebu pada beberapa bulan
kemudian. Padahal kebutuhan akan mereka setiap hari harus dipenuhi.
Dengan pembudidayaan jamur akan membantu masyarakat desa Trowulan
memenuhi kebutuhan setiap hari. Karena hasil panen pembudidayaan
jamur tiram lebih cepat daripada hasil panen padi maupun tebu.
Keunggulan lain pembudidayaan jamur tiram bagi masyarakat desa
Trowulan yaitu lahan yang diperlukan tidak terlalu luas, sedangkan
untuk bertani padi dan tebu memerlukan lahan persawahaan yang luas.
Jadi modal yang diperlukan tidak terlalu banyak. Penulis menyusun
proposal ini untuk membantu masyarakat desa Trowulan untuk dapat
membudidaya jamur tiram meskipun suhu udaranya kurang mendukung dan
dapat menghasilkan hasil yang maksimal. B. Rumusan Masalah vi
1. Bagaimana cara membudidaya jamur tiram ketika desa Trowulan
kecamatan trowulan kabupaten mojokerto mengalami kenaikan suhu
akibat banyaknya pabrik yang dibangun sehingga menjadi daerah yang
tandus dan panas? 2. Bagaimana pengaruh budidaya jamur pada desa
trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto? 3. Bagaimana
proses pemasaran jamur tiram pada desa Trowulan kecamatan trowulan
kabupaten Mojokerto? C. Tujuan Program 1. Untuk mengetahui cara
membudidaya jamur tiram ketika desa Trowulan kecamatan trowulan
kabupaten mojokerto mengalami kenaikan suhu akibat banyaknya pabrik
yang dibangun sehingga menjadi daerah yang tandus dan panas. 2.
Untuk mengetahui pengaruh budidaya jamur pada desa trowulan
kecamatan trowulan kabupaten mojokerto. 3. Untuk mengetahui proses
pemasaran jamur tiram pada desa Trowulan kecamatan trowulan
kabupaten Mojokerto. D. Luaran yang Diharapkan Luaran yang
diharapkan dari sosialisasi budidaya jamur tiram pada daerah tandus
dan kering bagi masyarakat desa trowulan, kecamatan trowulan,
kabupaten mojokerto ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang budidaya jamur dengan hasil yang berkualitas
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran. Masyarakat yang
memiliki kemampuan membudidaya jamur tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan mereka melalui hasil penjualan jamur yang
dapat diolah beraneka ragam jenis makanan. Sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa
trowulan, kecamatan trowulan, kabupaten mojokerto. E. Kegunaan
Program 1. Bagi Masyarakat a. Masyarakat sasaran mendapatkan
tambahan pengetahuan untuk budidaya jamur tiram meskipun
didaerahnya merupakan daerah kering dan tandus. b. Masyarakat
sasaran memperoleh keterampilan bertani jamur dan mengolah jamur.
c. Masyarakat sasaran memperoleh penghasilan dari budidaya jamur
tiram. 2. Bagi Mahasiswa a. Untuk menambah pengetahuan, bekal dan
ketrampilan dalam memasuki hidup bermasyarakat nanti, supaya lebih
kritis, kreatif dan dinamis dalam menghadapi masalah yang ada,
disamping menerapkan ilmu dan teori dari bangku kuliah dan keadaan
yang nyata di lapangan. b. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa
dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat. 3. Bagi Pemerintah a.
Mengurangi tingkat pengangguran karena melalui budidaya jamur tiram
dapat menyerap tenaga kerja. b. Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di desa Trowulan kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
vii
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Desa Trowulan merupakan
salah satu desa yang ada di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
yang mempunyai luas457,520 Ha bersuhu 24-300C dengan jumlah
penduduk 7290 jiwa, yang terbagi atas 3747 jiwa penduduk laki-laki
dan 3543 jiwa penduduk perempuan. Jenis pekerjaan setiap kepala
keluarga dalam desa tersebut beranekaragam ada yang berprofesi
sebagai karyawan, wiraswasta, tukang, pembantu rumah tangga, dan
sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani dan buruh tani.
Kegiatan sehari-hari para petani adalah bercocok tanam padi, jagung
dan tebu. Pada saat musim hujan, para petani memprioritaskan
menanam padi sedangkan pada musim kemarau ada yang tetap menanam
padi atau juga menanam jagung dan tebu. Pendapatan mereka
ditentukan pada hasil panen padi, jagung dan tebu. Padahal panen
tersebut tidak dapat dilakukan setiap hari, panen dilakukan pada
setiap 4 bulan sekali untuk tanaman padi. Mereka memenuhi kebutuhan
setiap hari dengan menggunakan hasil panen kemaren dan ada juga
berhutang dahulu, kemudian membayarnya saat panen lagi. Oleh karena
itu dengan adanya pelatihan ini diharapkan penduduk Desa Trowulan
mempunyai kemampuan untuk membudidaya jamur tiram dengan kualitas
tinggi dan mampu bersaing pada pasar meskipun suhu pada desa
Trowulan antara 24-30 0C. Selain hal itu masyarakat dapat menambah
kebutuhan sehari hari tanpa menunggu hasil panen padi dan tebu pada
bulan yang akan datang, karena panen jamur dilakukan setiap hari.
Dengan demikian melalui pelatihan ini diharapkan penduduk desa
Trowulan dapat menghasilkan output yang bermanfaat sehingga dapat
meningkatkan perekonomian keluarga.
viii
BAB III METODE PENDEKATAN Metode pelaksanaan kegiatan ini berisi
langkah-langkah untuk merealisasikan tujuan dari usulan PKM
pengabdian masyarakat. Kegiatan awal program adalah diskusi dan
mengurus perizinan untuk mengadakan sosialisasi budidaya jamur
tiram . Setelah kegiatan sosialisasi dengan pemberian materi dan
diskusi tentang pembuatan baglog jamur. Diskusi dan penyampaian
materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara
pembudidayaan jamur tiram pada daerah kering dan tandus. Setelah
pemberian materi, maka masyarakat desa trowulan mendapat pelatihan
bagaimana cara membuat baglog tempat tumbuhnya jamur yang baik. Hal
ini bertujuan agar masyarakat desa trowulan mampu memproduksi jamur
sendiri. Namun sebelum pelatihan pembuatan baglog jamur, kami
menyediakan masyarakat desa trowulan sebuah kumbung jamur untuk
menyimpan hasil jamur yang telah dibuat. Indikator Keberhasilan
Jangka Pendek (IKJP) pelaksanaan program adalah adanya dukungan
dari tokoh masyarakat yaitu kepala desa dan masyarakat desa
trowulan. Dengan ini masyarakat mampu bersama-sama belajar
berbudidaya jamur tiram untuk menambah pendapatan mereka dikala
belum memasuki musim panen. Selain itu masyarakat ikut serta dalam
sosialisasi ini sehingga mempunyai ketrampilan yang baru mengenai
budidaya jamur tiram.
ix
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM A. Waktu dan Tempat Pelaksaaan
Kegiatan yang dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2012 di
aula kantor desa trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto.
B. tahapan pelaksanaan Sementara itu kegiatan yang sudah
dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2012 sebagai berikut:
Keterangan 1. Konsultasi dengan pembimbing mengenai proses awal
pelaksanaan kegiatan 2. pengurusan surat izin 1. Penyiapan Tempat
4. Persiapan bahan sosialisasi tahap 1 5. Mengundang warga desa
trowulan untuk mengikuti sosialisasi 6. melakukan sosialisasi tahap
1 (pemberian materi) 7. pembuatan kumbung jamur 8. sosialisasi
tahap 2 (pelatihan membuat baglog jamur) 9. sosialisasi tahap 3
(pelatihan pemeliharaan jamur dan memanen jamur) Konsultasi dengan
dosen pembimbing Pembuatan laporan akhir C. Instrumen pelaksanaan
Peralatan dan bahan yang digunakan adalah peralatan dan bahan
bangunan, alat-alat pembuat baglog jamur dan bahan-bahan membuat
jamur , serta perlengkapan presentasi sosialisasi dan dokumentasi.
februari 3 4 Maret 1 2 April 1 2 mei 3 4 1 2
3
4
D. Rancangan dan relisasi biaya 1. Biaya Peralatan No.
Keterangan Jumlah Pengeluaran sewa lcd 1 Sewa laptop 1
Harga Satuan (Rp) -
Jumlah Harga (Rp) 200.000 100.000 x
Sewa sound system
1
Total
250.000 550.000
2. Biaya bahan produksi No. 1. 4. Keterangan Pengeluaran Bahan
racikan 70 baglog jamur tiram Baglog jamur Plastik pembungkus
Staples Isi staples Buah jamur Jumlah 1paket 500 biji 3kg 2 biji 1
20kg Harga Satuan (Rp) 2.500/biji 6000/kg 10.000 8.000/kg Total
Jumlah Harga (Rp) 140.000 1.250.000 18.000 20.000 30.000 160.000
1.618.000
3. Biaya peralatan produksi No. 3. Keterangan Pengeluaran
Anyaman bambu gedeg 5x10 m2 Genteng atap Bambu Slang air Timbangan
paku neon kabel Jumlah 50m2 1000biji 30 biji 1 1 2kg 1 5m Harga
Satuan (Rp) 50.000/m2 1.600/biji 10.000/biji 16.000/kg 4000/m Total
Jumlah Harga (Rp) 2.500.000 1.600.000 300.000 50.000 320.000 28.000
8.000 20.000 4.826.000
b. Biaya Sosialisasi a. Konsumsi sosialisasi b. Penggandaan
materi untuk peserta JUMLAH c. Biaya Penunjang PKM a. Transportasi
(sewa mobil) b. print c. penjilidan d. Poster JUMLAH Perincian Dana
Keseluruhan: (1) Biaya sewa peralatan sosialisasi (2) Biaya bahan
produksi (3) Biaya peralatan produksi
Rp Rp Rp
150.000 20.000 170.000
+
Rp Rp Rp Rp Rp
570.000 4.000 4.000 108.000 + 686.000
Rp 550.000 Rp 1.618.000 Rp 4.826.000 xi
(4) Biaya Sosialisasi (5) Biaya Penunjang PKM JUMLAH
Rp 170.000 Rp 686.000 + Rp 7.850.000
xii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah terdapat peningkatan ketrampilan masyarakat untuk
membudidatya jamur tiram. Hal ini dapat dilihat masyarakat yang
awalnya tidak tahu tentang jamur tiram, maka dengan adanya
sosialisasi di desa trowulan masyarakat menjadi bisa membudidaya
jamur tiram. Masyarakat awalnya hanya tahu saja bagaimana menanam
padi untuk menambah penghasilan mereka. Namun dengan adanya
kegiatan sosialisasi ini masyarakat mampu membudiaya jamur tiram
untuk menambah penghasilan merekan tanpa mengandalkan dan menunggu
musim panen tiba. Pada awalnya kami melihat permasalahan dari
masyarakat desa trowulan tentang menunggu hasil panen padi yang
masih lama. Kemudian kami meminta izin kepada kepala desa trowulan
untuk mengadakan sosialisasi budidaya jamur tiram. Namun ada
masalah yang harus dihadapi masyarakat dalam budidaya jamur tiram
di didaerah desa trowulan ini. Kendalanya yaitu desa trowulan yang
merupakan kawasan dataran rendah dengan suhu antara 28 340C. Hai
ini memungkinkan jamur tidak dapat hidup karena suhu yang relatif
panas. Akan tetapi kendala ini dapat diatasi dengan memanipulasi
suhu pada kumbung jamur dengan cara penyiraman rutin agar suhu di
dalam kumbung menjadi dingin. Dengan izin dari kepala desa, kami
melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan tahap awal yaitu
melakukan pembekalan materi kepada masyarakat desa trowulan. Materi
yang kami berikan merupakan materi tata cara memproduksi jamur
tiram hingga bagaimana cara memasarkanya. Senua materi sangat
penting dala budidaya jamur tiram. Untuk materi produksi jamur
tiram, masyarakat desa trowulan diharapkan untuk mampu memproduksi
jamur tiram sendiri. Setelah pemberian materi, masyarakat
mempraktekkan bangaimana memproduksi jamur tiram. Memproduksi jamur
tiram diawali dengan pembuatan kumbung jamur dari anyaman bambu
yang biasanya masyarakat trowulan menyebutnya gedhek dan Sesek
dengan di beri atap genteng. Stelah itu membuata baglog jamur
dengan menggunakan bahan bahan yang ter sedia. Kemudian setelah
dibuatnya baglog jamur, baglog jamur harus diberi bibit jamur yang
ada pada botol melalui stik. Setelah itu jamur dimasukkan dalam
kumbung untuk pemeliharaan. Karena waktu produksi jamur yang lama,
maka untuk awalnya kami membeli saja baglog jamur yang sudah jadi
dari petani jamur kawakan di dareh malang dan masyarakat desa
trowulan hanya tinggal mempratekkkan cara pemeliharaannya sampai
memanen jamur tiramnya. Pada pemeliharaan jamur tiram masyarakat
melakukan penyiraman kumbung secara rutin sampai panen tiba dengan
menggunakan air yang di semprotkan dibawah kumbung dan dengan cara
penyemprotan embun menggunakan slang air. Dengan keadaan menunggu
tumbuh jamur yang pertama masih lama, maka Kemudian untuk pelatihan
selanjutnya masyarakat desa trowulan kami belikan jamur yang sudah
jadi untuk mempratekkan bagaimana cara memanen dan mengemas jamur
untuk dijual eceran dan grosir. hal ini agar masyarakat mampu
menguasai bagaimana budidaya jamur dan memasarkannya.
xiii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
kegiatan ini adalah masyarakat dengan menunggu masa panen padi atau
tebu dapat memanfaatkan budidaya jamur tiram ini sebagai menambah
penghasilan masyarakat. Selain mudah cara budidayanya, budidaya
jamur tiram ini tidak membutuhkan modal yang begitu banyak.
Meskipun daerahnya termasuk dataran rendah yang tandus dan kering,
jamur tiram dapat tumbuh dengan cara memanipulasi suhu kumbung agar
tetap lembab dan dingin dengan air sumur. Cara menjaga kelembapan
kumbung dengan menyeprotkan air di bawah kumbung. Kegiatan produksi
jamur tiram diawali dengan membuat baglog, kemudian baglog
dipelihara dalam kumbung sampai tumbuh buah jamurnya. Setelah itu
terserah masyarakat bagaimana cara memasarkanya. Saran kami yang
ajukan dalam kegiatan budidaya jamur tiram adalah untuk masyarakat
yang baru memulai budidaya jamur atau pemula sebaiknya membeli
langsung baglog yang sudah dijual dari petani kawakan. Hal ini
dikarenakan untuk memudahkan memelihara jamur tiram karena sudah
ada kepastian tumbuhnya yang dijamin oleh petani kawakan. Selain
itu dikarenakan untuk meminimalisir kerugian yang amat besar jika
membuat baglog sendiri karena memungkinkan baglog yang dibuat
sendiri tanpa mempunyai keahlian yang khusus akan menyebabkan jamur
pada baglog tidak akan tumbuh dan banya menyita waktu dalam
pembuatan baglog. Kemudian setelah jamur tiram sudah dipanen,
sebaiknya dijual dalam bentuk olahan karena akan meningkatkan mutu
jamur dan harga jamur itu sendiri daripada dijual secara
mentahan.
xiv
Lampiran Dokumentasi kegiatan
1. Sosialisasi tahap pertama dengan penyampaian materi
2. Praktek membuat baglog
3. Kumbung jamur tampak depan dan tampak samping
xv
4. Sosialisasi tahap kedua dengan mempraktekkan produksi
jamur
5. Baglog yang sudah jadi
6. Sosialisasi tahap ketiga dengan Pemeliharaan baglog pada
kumbung
xvi
7. Hasil panen jamur
8. Proses pengemasan jamur
9. Pengemasan jamur untuk dipasarkan
xvii