LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODA INTERNAL STANDAR Nama : Firda Aryanti Widyana NPM : 260110100021 Kelompok : 5 (Lima) Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00 LABORATORIUM ANALISIS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ANALISIS FARMASI
ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET
MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV
DENGAN METODA INTERNAL STANDAR
Nama : Firda Aryanti Widyana
NPM : 260110100021
Kelompok : 5 (Lima)
Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET
MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV
DENGAN METODA INTERNAL STANDAR
I. Tujuan
Analisis kualitatif dan kuantitatif (zat aktif) dalam sediaan (sampel obat)
menggunakan instrumen Spektrofotometri UV.
II. Prinsip
1. Spektrofotometri UV
Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang
gelombang yang sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi cahaya
uv yang mengakibatkan transisi elektronik yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar berenergi lemahke orbital keadaan tereksitasi
berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang saat absorpsi yang terjadi
bergantung pada kekuatan elektron yang terikat dalam molekul.
2. Hukum Lambert-Beer
Menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah
cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya
yang ditransmisikan.
A = a . b . c = log % = 2 – log %T
Dimana :
A = absorban
a = absorbtivitas
b = jalannya sinar pada larutan
c = konsentrasi larutan
%T= persen transmitan
3. Metode Standar Adisi (sesuai metode yang dipake)
Penjelasan cari sendiri
4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pemisahan campuran senyawa pada kolom yang diisi dengan partikel kecil
(kurang dari 10 µm) melalui elusi dengan cairan dibawah tekanan tinggi.
Pemisahan terjadi akibat interaksi pemisahan spesifik antara molekul
sampel dengan fasa diam dan fasa gerak.
III. Reaksi
1. Reaksi FeCl3
Dengan FeCl3 , piridoksin bereaksi sebagai zat fenolik , FeCl3
memberikan tambahan gugus penarik electron kepada Piridoksin , sehingga
memberikan warna merah tua(merah kecokelatan) (Vandamme,1989).
IV. Teori Dasar
Bagian molekul yang mengabsorbsi dalam daerah UV/VIS dinyatakan
sebagai kromofor. Suatu molekul dapat mempunyai beberapa kromofor. Untuk
berbagai bahan farmasi, pengukuran spektrum dalam daerah UV dan visibel dapat
dilakukan dengan ketelitian dan kepekaan yang lebih baik daripada dalam daerah
IR-dekat dan IR. Panjang gelombang daerah spektrum UV adalah 190-380nm,
sedangkan spektrum visible adalah 380-780nm (Depkes RI, 1995).
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum
UV/VIS terdiri dari suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan cahaya
monokromatik dalam jangkauan 200-800nm dan suatu alat yang sesuai untuk
menetapkan serapan(Satiadarma,2004).
Spektrum UV/VIS dari suatu zat umumnya tidak mempunyai derajat
spesifikasi yang tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut sesuai untuk
pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum tersebut bermanfaat
sebagai tambahan pada identifikasi. Penggunaan kualitatif sangat terbatas karena
rentang daerah radiasi yang relatif sempit (500 nm) hanya dapat mengakomodasi
sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi
senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan (Satiadarma, hal 89)
Alasan penggunaan Spektrofotomeri UV Adanya kromofor pada suatu struktur
kimia zat yang akan dianalisis, seperti :
1. Ikatanrangkap terkonjugasi
2. Senyawa aromatik
3. Gugus karbonil
4. Auksokrom
5. Gugus anorganik (Satiadarma,2004).
Prinsip Kerja Spektrofototri UV
Radiasi polikromatis dipancarkan dari sumber radiasi melewati
monokromator sehingga diperoleh radiasi monokromatis. Radiasi monokromatis
diteruskan ke kuvet yang berisi larutan/pelarut yang akan dianalisis. Radiasi
tersebut akan dipantulkan, diabsorbsi dan ditransmisikan. Jika Io adalah intensitas
radiasi yang dipancarkan; dan I adalah intensitas radiasi setelah melewati larutan;
maka Io-I adalah intensitas radiasi yang diabsorbsi oleh larutan. Nilai Absorban
(A) adalah sebagai berikut A = log Io/I
Menurut hukum Lambert-Beer A = a b C
Dimana: A = absorban
a = absorptivitas
b = lebar medium (cm)
C = konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi
C AMolar = absorptivitas molar (L mol-
1cm-1)g/L a = absorptivitas (L g-1cm-1)% (b/v, g/100mL) A1% 1cm = absorptivitas jenis
(Satiadarma,2
004).
MONOGRAFI
1.Nama Resmi : PYRIDOXINI HYDROCHLORIDI COMPRESSI
Nama Lain : Tablet Piridoksin Hidroklorida
Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin Hidroklorida tidak
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari jumlah yang tertera pada
etiket (Depkes RI,1995).
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama lain : Thiamin Hidroklorida
RM /BM : C12H17ClN4OS.HCl / 337,27
Pemerian : Hablur kecil atau Serbuk hablur putih, bau khas lemah
miripnragi; rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya
Kegunaan : Sebagai internal standar (Depkes RI , 1995) .
B. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
1. DEFINISI
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis kromatografi
kolom cair yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi
yang menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa
bertekanan tinggi dan detektor yang sensitive (FI IV, 1009).
Kromatografi ini terdiri dari fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga,
fase gerak yang dialirkan cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis
yang dapat dideteksi dengan instrumen. (Gritter,1991).
Pelarut pada fase gerak dapat menggunakan dua sistem yaitu sistem isokratik dan
sistem elusi gradien.
2. KEUNTUNGAN METODE KCKT antara lain :
Waktu analisis cepat, penentuan dapat dalam jumlah mikro, daya pemisahan
tinggi, dan ada eksipien yang mengganggu. Pada prinsipnya senyawa dapat
dipisahkan dengan metode KCKT jika senyawa tersebut dapat larut dalam pelarut
yang digunakan sebagai fase gerak. KCKT merupakan metode yang lebih baik
untuk cuplikan atau sampel yang jumlahnya sedikit. (Roth, Analisis Farmasi, hlm
431-432)
KCKT dapat dipakai untuk senyawa anorganik, yang sebagian besar tidak atsiri.
KCKT biasanya dilakukan pada suhu kamar. Jadi, senyawa yang tidak tahan
panas dapat ditangani dengan mudah. Satu keuntungan KCKT yang lain adalah
difusi linarut yang sangat lambat dalam zat cair dibandingkan difusi di dalam gas.
Kromatogram KCKT dapat dihentikan selama beberapa hari dan dijalankan lagi
tanpa terlihat pelebaran pita. Hal tersebut tidak dapat dilakukan pada
KG(Gritter,1991).
3. JENIS SENYAWA YANG DAPAT DIPISAHKAN SECARA KCKT
Jenis senyawa yang dapat dipisahkan secara KCKT adalah senyawa padat yang
larut dalam pelarutnya, cairan yang kurang atsiri, senyawa polimer dan berbobot
molekul tinggi, senyawa anorganik yang sebagian besar tidak atsiri, senyawa
berbobot molekul tinggi, senyawa ionik dan produk alam yang labil
(Gritter,1991).
4. PERBEDAAN KCKT DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM KLASIK
Metode ini dapat dibedakan dari kromatografi kolom klasik oleh 4 sifat khas,
yaitu :
a. Menggunakan kolom pendek untuk mempersingkat waktu
b. Menggunakan kolom sempit dengan diameter yang kecil (1-3 mm) untuk
memungkinkan pemisahan dalam jumlah mikro.
c. Ukuran partikel bahan sorpsi dibawah 50 µm , hingga akan tercapai suatu
bilangan dasar teoritik yang tinggi.
d. Pelarut elusi dialirkan ke dalam kolom dengan tekanan untuk
mengkompensasikan tekanan arus di dalam kolom. ( Roth,1985).
Internal Standar
Pengertian
Suatu metode dimana internal standar ditambahkan ke dalam sampel dan respon
dari puncak spektrum analit sampel dibandingkan dengan internal standar.
Faktor rasio (FR)
Perbandingan antara respon absorbansi sampel dengan absorbansi standar pada
konsentrasi standar yang sama.
Dapat dilakukan jika:
• Sampel berupa senyawa kompleks
• Sampel memiliki respon instrumen sangat rendah
Syarat Internal Standar
• Sampel dan internal standar tidak saling memberikan respon pada panjang
gelombang maksimum masing- masing
• Tidak ada komponen internal standar dalam sampel
• Struktur internal standar memiliki kemiripan dengan struktur sampel
(Harmita , 2006).
V. Alat Bahan
A. Alat
1. Batang pengaduk gelas
2. Beaker glass
3. Botol semprot
4. Bulb Pipet
5. Corong gelas
6. Erlenmeyer
7. Gelas ukur
8. Indikator pH universal
9. Jangka sorong
10. Kertas saring
11. Kompor listrik
12. Kuvet kuarsa
13. Labu ukur 20 mL, 250 mL dan 1000 mL
14. Neraca analitis
15. Plat tetes
16. Perkamen
17. Pipet tetes
18. Pipet volume
19. Spatel
20. Spektrofotometer UV
B. Bahan
1. Aquades
2. Asam klorida (HCl) pekat
3. Reagen FeCl3
4. Tablet sampel piridoksin HCl
5. Thiamin HCl BPFI
C. Gambar Alat
Labu UkurPipet Gelaskertas saring
KuvetMortir dan StamperPipet Tetes
Bulb
Pipet Corong gelasNeraca Analitis
Spatel Spektrofotometer UV- Vis
VI. Prosedur
1. Uji Kualitatif
a. Uji Organoleptik
Tablet yang diduga mengandung piridoksin HCl terlebih dahulu diuji
kepastiannya, apakah tablet tersebut mengandung piridoksin HCl.
Salah satu uji pendahuluannya adalah uji organoleptik, uji ini melihat
keadaan secara fisik dari zat tersebut. Uji organoleptik meliputi uji
bentuk, warna, bau, kelarutan, rasa, dan diameter tablet
b. Uji FeCl3
Sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 100 mg zat ditambal ml air
lalu dikocok , kemudian disaring kedalam tabung reaksi menggunakan
kertas saring wathman, dan filtrate diberi FeCl3
c. Uji pH
Sejumlah tablet piridoksin HCl digerus dan dilarutkan dalam aquadest
kemudian saring larutan dengan kertas saring (ekstraksi piridoksin
HCl), diukur pH filtrat menggunakan indikator universal.
d. Uji Keseragaman Bobot
Ditimbang bobot tablet masing masing tablet sebanyak 20 tablet. Rata
– rata bobot tablet dihitung dan ditentukan apakah memenuhi syarat.
e. Uji Keseragaman Ukuran
Diukur tebal tablet dan diameter masing masing tablet sebanyak 20
tablet. Rata – rata diameter dan tebal tablet dihitung dan ditentukan
apakah memenuhi syarat.
2. Uji Kuantitatif
Uji kuantitatif Tablet Piridoksin HCl dengan spektrofotometri UV- Vis
Metode Standar Internal
a. Pembuatan larutan stok standar internal Thiamin HCl (BPFI)100 ppm
Ditimbang sebanyak 2 mg Thiamin HCl, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 20 mL, dilarutkan dengan aquadest. Ditambahkan
5 mL asam klorida pekat, add dengan aquadest hingga tanda batas.
Diameter tablet (mm) Syarat1. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm2. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm3. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm4. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm5. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm6. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm7. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm8. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm9. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm10. 8,26 4,809 mm < x < 10,821 mm11. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm12. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm13. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm14. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm15. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm16. 8,21 4,809 mm < x < 10,821 mm17. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm18. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm19. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm20. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mmRata – rata Diameter Tablet = , = 8,237 mm