Top Banner
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV DENGAN METODA INTERNAL STANDAR Nama : Firda Aryanti Widyana NPM : 260110100021 Kelompok : 5 (Lima) Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00 LABORATORIUM ANALISIS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2013
30

Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Oct 27, 2015

Download

Documents

jdbgjhsdfbjsb
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET

MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV

DENGAN METODA INTERNAL STANDAR

Nama : Firda Aryanti Widyana

NPM : 260110100021

Kelompok : 5 (Lima)

Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

Page 2: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET

MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV

DENGAN METODA INTERNAL STANDAR

I. Tujuan

Analisis kualitatif dan kuantitatif (zat aktif) dalam sediaan (sampel obat)

menggunakan instrumen Spektrofotometri UV.

II. Prinsip

1. Spektrofotometri UV

Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang

gelombang yang sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi cahaya

uv yang mengakibatkan transisi elektronik yaitu promosi elektron-elektron

dari orbital keadaan dasar berenergi lemahke orbital keadaan tereksitasi

berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang saat absorpsi yang terjadi

bergantung pada kekuatan elektron yang terikat dalam molekul.

2. Hukum Lambert-Beer

Menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah

cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya

yang ditransmisikan.

A = a . b . c = log % = 2 – log %T

Dimana :

A = absorban

a = absorbtivitas

b = jalannya sinar pada larutan

c = konsentrasi larutan

%T= persen transmitan

3. Metode Standar Adisi (sesuai metode yang dipake)

Penjelasan cari sendiri

4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Page 3: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Pemisahan campuran senyawa pada kolom yang diisi dengan partikel kecil

(kurang dari 10 µm) melalui elusi dengan cairan dibawah tekanan tinggi.

Pemisahan terjadi akibat interaksi pemisahan spesifik antara molekul

sampel dengan fasa diam dan fasa gerak.

III. Reaksi

1. Reaksi FeCl3

Dengan FeCl3 , piridoksin bereaksi sebagai zat fenolik , FeCl3

memberikan tambahan gugus penarik electron kepada Piridoksin , sehingga

memberikan warna merah tua(merah kecokelatan) (Vandamme,1989).

IV. Teori Dasar

Bagian molekul yang mengabsorbsi dalam daerah UV/VIS dinyatakan

sebagai kromofor. Suatu molekul dapat mempunyai beberapa kromofor. Untuk

berbagai bahan farmasi, pengukuran spektrum dalam daerah UV dan visibel dapat

dilakukan dengan ketelitian dan kepekaan yang lebih baik daripada dalam daerah

IR-dekat dan IR. Panjang gelombang daerah spektrum UV adalah 190-380nm,

sedangkan spektrum visible adalah 380-780nm (Depkes RI, 1995).

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum

UV/VIS terdiri dari suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan cahaya

monokromatik dalam jangkauan 200-800nm dan suatu alat yang sesuai untuk

menetapkan serapan(Satiadarma,2004).

Spektrum UV/VIS dari suatu zat umumnya tidak mempunyai derajat

spesifikasi yang tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut sesuai untuk

pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum tersebut bermanfaat

sebagai tambahan pada identifikasi. Penggunaan kualitatif sangat terbatas karena

rentang daerah radiasi yang relatif sempit (500 nm) hanya dapat mengakomodasi

sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi

senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan (Satiadarma, hal 89)

Alasan penggunaan Spektrofotomeri UV Adanya kromofor pada suatu struktur

kimia zat yang akan dianalisis, seperti :

1. Ikatanrangkap terkonjugasi

Page 4: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

2. Senyawa aromatik

3. Gugus karbonil

4. Auksokrom

5. Gugus anorganik (Satiadarma,2004).

Prinsip Kerja Spektrofototri UV

Radiasi polikromatis dipancarkan dari sumber radiasi melewati

monokromator sehingga diperoleh radiasi monokromatis. Radiasi monokromatis

diteruskan ke kuvet yang berisi larutan/pelarut yang akan dianalisis. Radiasi

tersebut akan dipantulkan, diabsorbsi dan ditransmisikan. Jika Io adalah intensitas

radiasi yang dipancarkan; dan I adalah intensitas radiasi setelah melewati larutan;

maka Io-I adalah intensitas radiasi yang diabsorbsi oleh larutan. Nilai Absorban

(A) adalah sebagai berikut A = log Io/I

Menurut hukum Lambert-Beer A = a b C

Dimana: A = absorban

a = absorptivitas

b = lebar medium (cm)

C = konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi

C AMolar = absorptivitas molar (L mol-

1cm-1)g/L a = absorptivitas (L g-1cm-1)% (b/v, g/100mL) A1% 1cm = absorptivitas jenis

(Satiadarma,2

004).

MONOGRAFI

1.Nama Resmi : PYRIDOXINI HYDROCHLORIDI COMPRESSI

Nama Lain : Tablet Piridoksin Hidroklorida

Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin Hidroklorida tidak

kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari jumlah yang tertera pada

etiket (Depkes RI,1995).

Page 5: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

2. Piridoksin HCl

(British Pharmacopoeia, 2009).

Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM

Nama lain : Piridoksin Hidroklorida

RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64

Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di

udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

eter.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya

Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).

3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM

2. Piridoksin HCl

(British Pharmacopoeia, 2009).

Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM

Nama lain : Piridoksin Hidroklorida

RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64

Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di

udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

eter.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya

Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).

3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM

2. Piridoksin HCl

(British Pharmacopoeia, 2009).

Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM

Nama lain : Piridoksin Hidroklorida

RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64

Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di

udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

eter.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya

Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).

3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM

Page 6: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

(British Pharmacopoeia, 2009).

Nama lain : Thiamin Hidroklorida

RM /BM : C12H17ClN4OS.HCl / 337,27

Pemerian : Hablur kecil atau Serbuk hablur putih, bau khas lemah

miripnragi; rasa pahit.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya

Kegunaan : Sebagai internal standar (Depkes RI , 1995) .

B. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

1. DEFINISI

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis kromatografi

kolom cair yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi

yang menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa

bertekanan tinggi dan detektor yang sensitive (FI IV, 1009).

Kromatografi ini terdiri dari fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga,

fase gerak yang dialirkan cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis

yang dapat dideteksi dengan instrumen. (Gritter,1991).

Pelarut pada fase gerak dapat menggunakan dua sistem yaitu sistem isokratik dan

sistem elusi gradien.

2. KEUNTUNGAN METODE KCKT antara lain :

Waktu analisis cepat, penentuan dapat dalam jumlah mikro, daya pemisahan

tinggi, dan ada eksipien yang mengganggu. Pada prinsipnya senyawa dapat

dipisahkan dengan metode KCKT jika senyawa tersebut dapat larut dalam pelarut

yang digunakan sebagai fase gerak. KCKT merupakan metode yang lebih baik

Page 7: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

untuk cuplikan atau sampel yang jumlahnya sedikit. (Roth, Analisis Farmasi, hlm

431-432)

KCKT dapat dipakai untuk senyawa anorganik, yang sebagian besar tidak atsiri.

KCKT biasanya dilakukan pada suhu kamar. Jadi, senyawa yang tidak tahan

panas dapat ditangani dengan mudah. Satu keuntungan KCKT yang lain adalah

difusi linarut yang sangat lambat dalam zat cair dibandingkan difusi di dalam gas.

Kromatogram KCKT dapat dihentikan selama beberapa hari dan dijalankan lagi

tanpa terlihat pelebaran pita. Hal tersebut tidak dapat dilakukan pada

KG(Gritter,1991).

3. JENIS SENYAWA YANG DAPAT DIPISAHKAN SECARA KCKT

Jenis senyawa yang dapat dipisahkan secara KCKT adalah senyawa padat yang

larut dalam pelarutnya, cairan yang kurang atsiri, senyawa polimer dan berbobot

molekul tinggi, senyawa anorganik yang sebagian besar tidak atsiri, senyawa

berbobot molekul tinggi, senyawa ionik dan produk alam yang labil

(Gritter,1991).

4. PERBEDAAN KCKT DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM KLASIK

Metode ini dapat dibedakan dari kromatografi kolom klasik oleh 4 sifat khas,

yaitu :

a. Menggunakan kolom pendek untuk mempersingkat waktu

b. Menggunakan kolom sempit dengan diameter yang kecil (1-3 mm) untuk

memungkinkan pemisahan dalam jumlah mikro.

c. Ukuran partikel bahan sorpsi dibawah 50 µm , hingga akan tercapai suatu

bilangan dasar teoritik yang tinggi.

d. Pelarut elusi dialirkan ke dalam kolom dengan tekanan untuk

mengkompensasikan tekanan arus di dalam kolom. ( Roth,1985).

Internal Standar

Page 8: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Pengertian

Suatu metode dimana internal standar ditambahkan ke dalam sampel dan respon

dari puncak spektrum analit sampel dibandingkan dengan internal standar.

Faktor rasio (FR)

Perbandingan antara respon absorbansi sampel dengan absorbansi standar pada

konsentrasi standar yang sama.

Dapat dilakukan jika:

• Sampel berupa senyawa kompleks

• Sampel memiliki respon instrumen sangat rendah

Syarat Internal Standar

• Sampel dan internal standar tidak saling memberikan respon pada panjang

gelombang maksimum masing- masing

• Tidak ada komponen internal standar dalam sampel

• Struktur internal standar memiliki kemiripan dengan struktur sampel

(Harmita , 2006).

V. Alat Bahan

A. Alat

1. Batang pengaduk gelas

2. Beaker glass

3. Botol semprot

4. Bulb Pipet

5. Corong gelas

6. Erlenmeyer

7. Gelas ukur

8. Indikator pH universal

Page 9: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

9. Jangka sorong

10. Kertas saring

11. Kompor listrik

12. Kuvet kuarsa

13. Labu ukur 20 mL, 250 mL dan 1000 mL

14. Neraca analitis

15. Plat tetes

16. Perkamen

17. Pipet tetes

18. Pipet volume

19. Spatel

20. Spektrofotometer UV

B. Bahan

1. Aquades

2. Asam klorida (HCl) pekat

3. Reagen FeCl3

4. Tablet sampel piridoksin HCl

5. Thiamin HCl BPFI

C. Gambar Alat

Page 10: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Labu UkurPipet Gelaskertas saring

KuvetMortir dan StamperPipet Tetes

Bulb

Pipet Corong gelasNeraca Analitis

Spatel Spektrofotometer UV- Vis

VI. Prosedur

1. Uji Kualitatif

a. Uji Organoleptik

Tablet yang diduga mengandung piridoksin HCl terlebih dahulu diuji

kepastiannya, apakah tablet tersebut mengandung piridoksin HCl.

Salah satu uji pendahuluannya adalah uji organoleptik, uji ini melihat

Page 11: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

keadaan secara fisik dari zat tersebut. Uji organoleptik meliputi uji

bentuk, warna, bau, kelarutan, rasa, dan diameter tablet

b. Uji FeCl3

Sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 100 mg zat ditambal ml air

lalu dikocok , kemudian disaring kedalam tabung reaksi menggunakan

kertas saring wathman, dan filtrate diberi FeCl3

c. Uji pH

Sejumlah tablet piridoksin HCl digerus dan dilarutkan dalam aquadest

kemudian saring larutan dengan kertas saring (ekstraksi piridoksin

HCl), diukur pH filtrat menggunakan indikator universal.

d. Uji Keseragaman Bobot

Ditimbang bobot tablet masing masing tablet sebanyak 20 tablet. Rata

– rata bobot tablet dihitung dan ditentukan apakah memenuhi syarat.

e. Uji Keseragaman Ukuran

Diukur tebal tablet dan diameter masing masing tablet sebanyak 20

tablet. Rata – rata diameter dan tebal tablet dihitung dan ditentukan

apakah memenuhi syarat.

2. Uji Kuantitatif

Uji kuantitatif Tablet Piridoksin HCl dengan spektrofotometri UV- Vis

Metode Standar Internal

a. Pembuatan larutan stok standar internal Thiamin HCl (BPFI)100 ppm

Ditimbang sebanyak 2 mg Thiamin HCl, kemudian dimasukkan ke

dalam labu ukur 20 mL, dilarutkan dengan aquadest. Ditambahkan

5 mL asam klorida pekat, add dengan aquadest hingga tanda batas.

Lakukan pengenceran dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8

ppm, dan 10 ppm. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 246

nm dengan menggunakan spektrofotometri uv- vis. Pilih satu

Page 12: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

konsentrasi yang memenuhi hukum Lambert Beer (absorbansi

diantara 0,2- 0,8).

b. Pembuatan larutan stok Piridoksin HCl (Sampel) 40 ppm

Ditimbang satu per satu tablet piridoksin HCl, hitung berat total

tablet tersebut. Hitung rata-rata bobot satu tablet. Kemudian

ditimbang seksama sebanding dengan kurang lebih 10 mg

piridoksin HClyaitu 0,1873 gram. Masukkan ke dalam beaker

glass, ditambahkan aquadest hingga serbuk piridoksin HCl larut.

Ditambahkan 5 mL asam klorida pekat, kocok add homogen.

Panaskan diatas waterbath hingga serbuk piridoksin HCl larut

sempurna, saring larutan dengan menggunakan kertas saring.Add

250 mL dengan aquadest. Larutan sampel siap digunakan. Lakukan

pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 290 nmdengan

spektrofotometri uv- vis, amati absorbansi sampel yang terbentuk.

c. Preparasi sampel

Ditimbang sebanyak 20 tablet sampel kemudian dihitung

bobot rata-rata per satu tablet. Tablet yang telah ditimbang

kemudian diserbukan dengan cara digerus. Serbuk ditimbang setara

dengan 10 mg piridoksin HCl yaitu 0,1873 gram. Kemudian

dimasukkan dalam beaker glass dan dilarutkan dengan aquadest

hingga serbuk tablet larut. Asam klorida ditambahkan sebanyak 5

mL kemudian di add hingga 250 mL. Larutan dipanaskan diatas

waterbath hingga serbuk tablet larut sempurna. Larutan difiltrasi

dengan kertas saring kedalam labu ukur 1000 mL dan kemudian di

add hingga tanda batas.

d. Pengenceran

Dari larutan stok thiamin HCl BPFI dilakukan pengenceran

untuk scanning konsentrasi internal standar yang memiliki

absorbansi sekitar 0,2-0,8. Pengenceran dilakukan dengan

menggunakan V1.N1 = V2.N2

e. Kurva Baku Internal Standar

Page 13: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Kurva baku dibuat dengan cara membuat larutan piridoksin

HCl dengan berbagai variasi konsentrasi dari stok 40 ppm yang di

spike dengan 1,6 mL larutan internal standar thiamin HCl 100 ppm

sehingga diperoleh hasil akhir pengenceran 8 ppm.Labu

20 mL

V.thiamin

HCl 100 ppm

C.thiamin

akhir

V.piridoksin

HCl 40 ppm

C.piridoksin

akhir

1. 1,6 mL 8 ppm 4 mL 8 ppm

2. 1,6 mL 8 ppm 4,5 mL 9 ppm

3. 1,6 mL 8 ppm 5 mL 10 ppm

4. 1,6 mL 8 ppm 5,5 mL 11 ppm

5. 1,6 mL 8 ppm 6 mL 12 ppm

Masing-masing labu di add hingga tanda batas. Lalu di ukur

absorbansinya dengan spektrofotometri uv- vis pada panjang

gelombang 220-300 nm. Sumbu x merupakan faktor rasio dan

sumbu y merupakan konsentrasi larutan piridoksin HCl. Faktor

rasio diperoleh dengan rumus: ℎVII. Data Pengamatan

Nama Dagang: Vitamin B6

Tiap tablet mengandung 10 mg Piridoksin HCl

Produsen: PT. Bima Mitra Farma

Golongan Obat : Obat Bebas

1. Uji Organoleptik

Bentuk : Bulat bikonkav

Rasa : Tidak berasa

Bau : Tidak berbau

Warna : putih

Rata- rata diameter: 8,237 mm

Page 14: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Rata- rata tebal tablet: 3,607 mm

2. Uji FeCl3

Tabel 1 Reaksi FeCl3 Test

Parameter HasilPengamatan

HasilTeoritis

Sumber Keterangan

PerubahanWarna

Awal:OrangeAkhir:Merah tuakecoklatan

Awal:OrangeAkhir:Merah tua(merahkecoklatan)

(Vandamme,1989). Sesuai

Gambar hasil uji piridoksin dengan FeCl3Uji Mayer

3. Uji pH

Tabel Uji pH

Parameter HasilPengamatan

HasilTeoritis

Sumber Keterangan

Ph 3 3 (FI III, hal541,1979).

Sesuai

4. Data Keseragaman Bobot

Tabel 1.1 Bobot 20 Tablet

Berat Tablet ( g) Berat Tablet ( g)1. 0,1895 11. 0,18932. 0,1869 12. 0,18433. 0,1875 13.0,18774. 0,1874 14.0,18635. 0,1811 15. 0,18716. 0,1895 16. 0,18457. 0,1808 17. 0,1874

Page 15: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

8. 0,1880 18. 0,18919. 0,1884 19. 0,188810. 0,1896 20. 0 , 1904

5. Data Keseragaman Ukuran

Tabel 1.2 . Diameter 20 tablet

Diameter tablet (mm) Diameter tablet (mm)1. 8,23 11. 8,252. 8,23 12. 8,233. 8,24 13. 8,254. 8,24 14. 8,245. 8,22 15. 8,236. 8,22 16. 8,217. 8,24 17. 8,238. 8,25 18. 8,249. 8,23 19. 8,2310. 8,26 20. 8,24

Tabel 1.3 . Tebal 20 tablet

Tebal tablet (mm) Tebal tablet (mm)1. 3,63 11. 3,642. 3,66 12. 3,603. 3,60 13. 3,664. 3,63 14. 3,635. 3,64 15. 3,636. 3,67 16. 3,667. 3,66 173,608. 3,60 18. 3,639. 3,63 19. 3,5710. 3,63 20. 3,68

6. Data Pemilihan Konsentrasi Internal Standar Thiamin HCl yang baik

No Thiamin HCl Absorbansi1 2 ppm -2 4 ppm -3 6 ppm -4 8 ppm 0,45 10 ppm 0,6

Page 16: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Maka dipilih Thiamin HCl 8ppm sebagai internal standar

7. Data Pembuatan Kurva Internal Standar

Labu

Piridoksin HCl Internal Standar ThiaminHCl

C(ppm)

λ(nm)

Absorbansi C(ppm)

λ(nm)

Absorbansi

1 8 290 0,3255 8 246 0,4707

2 9 290 0,3558 8 246 0,4597

3 10 290 0,4043 8 246 0,4680

4 11 290 0,4390 8 246 0,4713

5 12 290 0,4750 8 246 0,4782

UnknownSampel

290 0,4037 8 246 0,4869

VIII. Perhitungan

1. Uji Keseragaman Bobot

Tabel . Uji Keseragaman Bobot Tablet

Berat Tablet(g)

A B

1. 0,1895 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg2. 0,1869 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg3. 0,1875 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg4. 0,1874 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg5. 0,1811 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg6. 0,1895 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg7. 0,1808 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg8. 0,1880 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg9. 0,1884 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg10. 0,1896 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg11. 0,1893 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg12. 0,1843 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg13.0,1877 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg14.0,1863 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg15. 0,1871 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg16. 0,1845 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg

Page 17: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

17. 0,1874 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg18. 0,1891 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg19. 0,1888 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg20. 0 , 1904 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg

Rata – rata Bobot tablet = , = 0, 186965 g = 186,965 mg

Syarat Bobot:

A: tidak lebih dari 2 tablet yang melewati batas=

= (186,9 mg– (7,5% . 186,9 mg)) < x < (186,9 mg + (7,5% . 186,9 mg))

= 172,88 mg < x < 200,92 mg

B: tidak ada satupun tablet yang boleh melewati batas

= (186,9 mg– (15% . 186,9 mg)) < x < (186,9 mg + (15% . 186,9 mg))

= 158,87 mg < x < 214,935 mg

2. Uji Keseragaman Ukuran

Tabel 1.2 . Diameter 20 tablet

Diameter tablet (mm) Syarat1. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm2. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm3. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm4. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm5. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm6. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm7. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm8. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm9. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm10. 8,26 4,809 mm < x < 10,821 mm11. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm12. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm13. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm14. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm15. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm16. 8,21 4,809 mm < x < 10,821 mm17. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm18. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm19. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm20. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mmRata – rata Diameter Tablet = , = 8,237 mm

Page 18: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Tabel 1.3 . Tebal 20 tablet

Tebal tablet (mm)1. 3,632. 3,663. 3,604. 3,635. 3,646. 3,677. 3,668. 3,609. 3,6310. 3,6311. 3,6412. 3,6013. 3,6614. 3,6315. 3,6316. 3,66173,6018. 3,6319. 3,5720. 3,68Rata – rata Tebal Tablet = , = 3,607 mm

Syarat :

Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak

kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

Diameter tablet=

= (1 1 3 . 3,607 mm)<x< (3 . 3,607 mm)

= 4,809 mm < x < 10,821 mm

3. Pembuatan larutan stock Thiamin HCl 100 ppm dalam 20 ml

100 ppm = 100µ = 2000µ 20 = 2 202 mg Thiamin HCl dilarutkan add 20 ml

Page 19: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

4. Pembuatan larutan stock Piridoksin HCl 40 ppm dalam 250 ml

10 mg Piridoksin HCl ~ 186,9 mg serbuk tablet Piridoksin HCl

40 ppm = 40µ = 10000µ 250= 10 250=186,9 mg serbuk tablet Piridoksin HCl 250=187 mg serbuk tablet Piridoksin HCl 250187 mg serbuk tablet Piridoksin HCl dilarutkan add 250 ml

3. Pengenceran larutan stock Thiamin HCl bertingkat untuk Pemilihan

Konsentrasi Internal Standar Thiamin HCl yang baik

a. 2 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 2 ppm

V1 = 0,4 ml add 20 ml

b. 4 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 4 ppm

V1 = 0,8 ml add 20 ml

c. 6 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 6 ppm

V1 = 1,2 ml add 20 ml

Page 20: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

d. 8 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6 ml add 20 ml

e. 10 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 10 ppm

V1 = 2 ml add 20 ml

8. Pembuatan larutan Piridoksin HCl berbagai variasi konsentrasi dengan

Internal Standar Thiamin HCl untuk Kurva Internal Standar

a. Labu 1: 8 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml

1). Larutan Piridoksin =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 40 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 4 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

b. Labu 2: 9 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml

1). Larutan Piridoksin =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 40 ppm = 20ml x 9 ppm

V1 = 4,5 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

Page 21: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

c. Labu 3 : 10 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml

1). Larutan Piridoksin =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 40 ppm = 20ml x 10 ppm

V1 = 5 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

d. Labu 4 : 11 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml

1). Larutan Piridoksin =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 40 ppm = 20ml x 11 ppm

V1 = 5,5 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

e. Labu 5: 12 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml

1). Larutan Piridoksin =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 40 ppm = 20ml x 12 ppm

V1 = 6 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

Page 22: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

9. Pembuatan larutan Piridoksin HCl konsentrasi tidak diketahui (unknown)

dengan Internal Standar Thiamin HCl untuk Kurva Internal Standar

Labu unknown sampel berisi : Piridoksin HCl unknown dan Thiamin HCl

8ppm

1). Larutan Piridoksin = 5 ml

2). Larutan Thiamin HCl =

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm

V1 = 1,6ml

dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml

10. Perhitungan Kurva Internal Standar

Labu

Piridoksin HCl Internal Standar Thiamin

HCl

Faktor Rasio

APiridoksinHClAThiamin HClC

(ppm)

λ

(nm)

Absorbans

i

C

(ppm)

λ

(nm)

Absorbansi

1 8 290 0,6915 8 246 0,4707 0,6915

2 9 290 0,7740 8 246 0,4597 0,7740

3 10 290 0,8639 8 246 0,4680 0,8639

4 11 290 0,9315 8 246 0,4713 0,9315

5 12 290 0,9933 8 246 0,4782 0,9933

Unknown

Sampel

290 0,4037 8 246 0,4869 0,8291

Page 23: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Kurva Internal Standar Piridoksin HCl dengan Internal Standar Thiamin HCl

Persamaan Garis :

a = 0,07611

b = 0,08974

r = 0,997

y = ax + b

y = 0,07611 x + 0,08974

11. Perhitungan Konsentrasi Piridoksin HCl dan Kadar Piridoksin HCl dalam

tablet Piridoksin HCl

a. Konsentrasi Piridoksin HCl

y = ax + b

y = 0,07611 x + 0,08974

0,8291 = 0,07611 x + 0,08974

x = , ,,x = 9,71436 ppm

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

8 9 10 11 12Konsentrasi Piridoksin HCl

FR

Page 24: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

Konsentrasi Piridoksin HCl adalah 9,71436 ppm

b. Kadar Kadar Piridoksin HCl dalam tablet Piridoksin HCl

Konsentrasi Piridoksin HCl = 9,71436 ppm

9,71436 ppm = 9,71436µ

9,71436µ x factor pengenceran

9,71436µ x =38 , 8574 µ

38 , 8574 µ x 250 ml = 97,14 µ 250 = 9,714 2501tablet ~ 187 mg serbuk tablet ~10 mg zat aktif Piridoksin HCl

, ~ , ~ ,, x 100 %= 97,14%.

Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl

, x 100 %= 97,14%

IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang bertujuan menganalisis kualitatif dan

kuantitatif sediaan Tablet Piridoksin HCl . Untuk mengetahui kepastian bahwa

zat aktif yang terkandung dalam tablet adalah piridoksin HCl maka terlebih

dahulu dilakukan uji kualitatif. Adapun uji kualitatif yang dilakukan adalah uji

organoleptik, uji pH, uji reaksi warna dengan FeCl3, keseragaman bobot, dan

keseragaman ukuran meliputi diameter dan tebal tablet. Dan untuk menganalisis

Page 25: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

kuantitatif menggunakan instrumen Spektrofotometri UV, merupakan suatu

analisis untuk mengetahui kepastian suatu tablet mengandung zat aktif piridoksin

HCl serta mengetahui kadar dari piridoksin HCl dalam sediaan tablet tersebut.

Untuk uji kuantitatif, dilakukan dahulu uji organoleptik dari tablet dengan

mengamati dan merasakan secara fisiologi menggunakan indera penglihatan,

penciuman, dan perasa. Didapatkan hasil dari uji organoleptik adalah bentuk

tablet bulat bikonkav, tidak berasa, berwarna putih, tidak memiliki bau, dengan

diameter 8,237 mm dan tebal tablet 3,607 mm. Menurut farmakope Indonesia,

diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet,

pada pemeriksaan didapat bahwa diameter tablet berada pada rentang 4,809 mm

< x < 10,821 mm. Berdasarkan hasil pengukuran diameter dan tebal tablet

piridoksin HCl bahwa syarat dari farmakope Indonesia untuk diameter dan tebal

tablet terpenuhi.

Selanjutnya adalah uji pH dari tablet piridoksin HCl, terlebih dahulu

dilakukan ekstraksi terhadap zat aktif dari tablet, yaitu mengambil zat aktif

piridokzin HCl dari tablet karena komposisi dari tablet bukan hanya zat aktif saja

tetapi terdapat komponen penyusun lainnya (zat tambahan). Ekstraksi dilakukan

dengan cara melarutkan sebagian serbuk piridoksin HCl (tablet yang telah

digerus) dengan pelarut yang sesuai, yaitu aquadest, lalu disaring dengan kertas

saring guna mengambil filtrat bening. Masukkan kertas pH universal ke dalam

filtrat bening tadi, lalu amati atau tentukan pH dari piridoksin HCl dan

didapatkan pH dari piridoksin HCl adalah 3. Hal ini sesuai dengan nilai pH yang

tercantum pada Farmakope Indonesia.

Untuk uji kualitatif selanjutnya adalah reaksi warna dengan menggunakan

reagen FeCl3.Adapun prosedur yang dilakukan adalah ditimbang sejumlah serbuk

tablet yang setara dengan 100 mg zat (serbuk tablet yang ditimbang adalah

1872,9 mg), lalu di larutkan dengan 5 mL aquadest, kocok hingga serbuk larut

dan homogen. Saring ke dalam plat tetes, ke dalam filtrat ditambahkan 2- 3 tetes

pereaksi besi (III) klorida. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan.Jika

hasil positif maka menghasilkan warna jingga sampai merah tua. (Depkes

Page 26: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

RI,1995). Hasil percobaan didapat perubahan warna dari orange (warna larutan

FeCl3) menjadi warna merah tua kecokelatan . Reasi yang terjadi adalah

piridoksin bereaksi sebagai zat fenolik dengan FeCl3, FeCl3 memberikan

tambahan gugus penarik electron kepada Piridoksin , sehingga memberikan

warna merah tua(merah kecokelatan) (Vandamme,1989). Hasil menunjukkan

bahwa zat yang terkandung dalam tablet adalah benar Piridoksin HCl.

Selanjutnya untuk uji keseragaman bobot dan ukuran, dilakukan prosedur

sebagai berikut untuk keseragaman bobot Ditimbang satu per satu tablet sampel

sebanyak 20 tablet dengan bantuan neraca analitis, didapatkan berat total 20

tablet. Hitung berat rata- rata tablet.Didapatkan hasil rata- rata dari tablet

piridoksin HCl adalah 0,1869 gram, pada hasil pemeriksaan didapat tidak ada

satu tablet pun yang berada di luar rentang A: 172,88 mg < x < 200,92 mg

maupun rentang B: 158,87 mg < x < 214,935 mg. Sesuai pada Farmakope IV ,

maka tablet memenuhi syarat .

Selanjutnya dilakukan uji kuantitatif penentuan kadar Piridoksin HCl

dengan cara spektrofotometri UV . Tablet Piridoksin HCl tidak dilakukan dengan

metode KCKT karena dilihat dari sifat sampel yang tidak kompleks maka cukup

digunakan menggunakan spektrofotometri UV saja, Piridoksin HCl memiliki

λmaksimal pada 290nm sedangan internal standarnya yaitu Thiamin HCl memiliki

λmaksimal pada 246nm . Pertama , dilakukan pembuatan larutan stok Piridoksin

HCl 40ppm dalam 250ml dari sampel Tablet Piridoksin HCl ,Serbuk tablet

dilakukan proses ekstraksi zat aktif terlebih dahulu agar seluruh zat aktif

diharapkan terambil dan masuk kedalam proses analisis, dilarutkan 187 mg

sampel sebuk tablet Piridoksin HCl yang setara dengan 10 mg Piridoksin HCl

dalam HCl P (37%) 5 ml pada beaker glass , dan ditambah 100ml aquadest

kemudian dipanaskan pada waterbath hingga panas , perlakuan ini bertujuan untuk

menambah kelarutan zat aktif Piridoksin HCl dalam pelarutnya yaitu air, setelah

panas larutan didiamkan hingga dingin , kemudian disaring dengan kertas saring

wathman kedalam labu ukur 250 ml , lalu add dengan aquadest add 250ml .

Kemudian dilakukan pembuatan larutan stok standar Thiamin HCl BPFI 100ppm

Page 27: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

dalam 20ml,dilarutkan 2 mg standar Thiamin HCl BPFI dalam 5 ml HCl P

(37%) dalam labu ukur 20ml , lalu add dengan aquadest add 20ml , perlakuan

pelarutan zat dengan pelarut yang sama dengan pelarut yang digunakan untuk

melarutkan Piridoksin HCl , karena untuk standar internal , perlakuan antara

sampel dan larutan internal standar harus sama.

Dari larutan stok thiamin HCl BPFI dilakukan pengenceran untuk

scanning konsentrasi internal standar yang memiliki absorbansi sekitar 0,2-0,8.

Pengenceran dilakukan dengan menggunakan V1.N1 = V2.N2. Hasil absorbansi

yang memenuhi 0,2 – 0,8 adalah absorbansi thiamin HCl BPFI 8 ppm dan 10 ppm

, sehingga dipilihlan thiamin HCl BPFI 8 ppm sebagai konsentrasi internal standar

ttap yang akan dipakai saat pembuatan kurva internal standar.

Kurva baku dibuat dengan cara membuat larutan piridoksin HCl dengan

berbagai variasi konsentrasi dari stok 40 ppm yang di spike dengan 1,6 mL larutan

internal standar thiamin HCl 100 ppm sehingga diperoleh hasil akhir pengenceran

8 ppm.Labu

20 mLV.

thiamin HCl100 ppm

C.thiamin akhir

V.piridoksin HCl40 ppm

C.Piridoksinakhir

1. 1,6 mL 8 ppm 4 mL 8ppm

2. 1,6 mL 8 ppm 4,5 mL 9ppm

3. 1,6 mL 8 ppm 5 mL 10ppm

4. 1,6 mL 8 ppm 5,5 mL 11ppm

5. 1,6 mL 8 ppm 6 mL 12ppm

Masing-masing labu di add hingga tanda batas. Lalu di ukur absorbansinya

dengan spektrofotometri uv- vis pada panjang gelombang 220-300 nm. Sumbu x

Page 28: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

merupakan faktor rasio dan sumbu y merupakan konsentrasi larutan piridoksin

HCl. Faktor rasio diperoleh dengan rumus: ℎMetode standar internal biasanya dilakukan untuk sampel yang terlalu

kompleks , atau karena respon instrument yang kurang baik. Namun pada kasus

ini , digunakan metode internal standar karena tidak tersedianya baku Sampel ,

yaitu baku Piridoksin HCl , sehingga Baku diganti menjadi Thiamin HCl .

Pemilihan Thiamin HCl sebagai standar Piridoksin HCl , karena Thiamin HCl

memiliki fisik , struktur dan molekul yang sama dengan sampel Piridoksin HCl .

Terdapat perbedaan panjang gelombang absobsi maksimal antara Piridoksin HCl

dan Thiamin HCl, yaitu 246nm untuk Thiamin HCl dan 290nm untuk Piridoksin

HCl , pada spectrum hasil running pada spektrofotometer UV , terlihat bahwa

spectrum tidak saling bertumpuk , atau dapat dikatakan bahwa terdapat dua peak

yang saling berdiri sendiri tanpa saling tumpang tindih , atau dapat dikatakan

bahwa Piridoksin HCl tidak memberikan serapan pada panjang gelombang

absorbansi maksimal milik Thiamin HCl , dan Thiamin HCl tidak memberikan

serapan pada panjang gelombang absorbansi maksimal milik Piridoksin HCl.

Sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan melihat Absorbansi pada panjang

gelombang absorbansi maksimal Thiamin HCl di 246nm dan Absorbansi pada

panjang gelombang absorbansi maksimal Piridoksin HCl pada 290nm, kemudian

dibuat rasio Absorbansi sampel(Piridoksin HCl) dibanding Absorbansi

Standar(Thiamin HCl) , didapat persamaan garis y = 0,07611 x + 0,08974 dengan

r = 0,997 , r = 0,997 merupakan regresi linier yang baik dan menyatakan bahwa

persamaan garis yang didapat memnuhi linieritas.

Setelah dibuat kurva baku dengan persamaan garis linier , absorbansi

Unknown sampel sebagai y dimasukkan ke persamaan garis y = 0,07611 x +

0,08974 , dimana y = Absorbansi = 0,8291

y = ax + b

y = 0,07611 x + 0,08974

0,8291 = 0,07611 x + 0,08974

Page 29: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

x = , ,,x = 9,71436 ppm

Maka Konsentrasi Piridoksin HCl adalah 9,71436 ppm

Kada Piridoksin HCl didapat dengan cara

9,71436 ppm = 9,71436µ

9,71436µ x factor pengenceran

9,71436µ x =38 , 8574 µ

38 , 8574 µ x 250 ml = 97,14 µ 250 = 9,714 2501tablet ~ 187 mg serbuk tablet ~10 mg zat aktif Piridoksin HCl

, ~ , ~ ,, x 100 %= 97,14%.

Maka Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl 97,14%.

Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl ini memenuhi syarat

pada farmakope bahwa Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin

Hidroklorida tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari jumlah yang

tertera pada etiket (Depkes RI,1995), sehingga Tablet Piridoksin HCl degan

nama dagang Vitamin B6 (Tiap tablet mengandung 10 mg Piridoksin HCl yang

tertera pada etiket) produksi PT. Bima Mitra Farma memenuhi standar syarat

Farmakope Indonesia IV.

Page 30: Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat

X. Kesimpulan

1. Analisis Kualitatif pada sediaan Tablet Piridoksin HCl degan nama dagang

Vitamin B6 produksi PT. Bima Mitra Farma dinyatakan benar

mengandung Piridoksin HCl dan memenuhi syarat kualifikasi tablet sesuai

dengan metode analisis kualitatif tablet Pirdoksin HCl yang tertera pada

Farmakope Indonesia IV

2. Analisis Kuantitatif pada sediaan Tablet Piridoksin HCl degan nama

dagang Vitamin B6 produksi PT. Bima Mitra Farma dinyatakan

mengandung Piridoksin HCl dengan kadar 97,14% dan memenuhi syarat

bahwa Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin

Hidroklorida tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari

jumlah yang tertera pada etiket )sesuai dengan metode analisis kualitatif

tablet Pirdoksin HCl yang tertera pada Farmakope Indonesia IV.