14
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangPada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman
perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani
untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian
dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah,
pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap
tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah.
Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman
dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan
yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan
para petani. Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian
kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca
panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran
(vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops);dan tanaman hias
(ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek produksi
dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman,
pemeliharaan, panen serta pasca panen. Kangkung merupakan tanaman
sayuran yang dapat dikatakan cepat tumbuh karena kangkung dapat
tumbuh 4 6 HST.Kangkung terdiri dari 2 varietas yaitu kangkung air
dan kangkung darat.Sedangka yang kami budidayakan yaitu kangkung
darat. Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan.Sehingga
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa mengkonsumsi kangku
menyebabkan orang mudah mengantuk.Namun tidak hanya itu kangkung
juga memilki kandungan mineral,Vitamin A,B,C,asam amino, Kalsium,
Fospor, Karoten dan Zat besi.Perbanyakan tanaman dapat dilakukan
secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan vegetatif, mempunyai
pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif
tanaman seperti batang yang mempunyai tunas samping
(aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih. Induk
terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum
pernah ada, warna daun bervariasi. Kemudian teknik memperbanyak
tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung
(grafting) dan okulasi. Perbanyakan secara generatif dilakukan
dengan menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan antara bunga
jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik). Secara alami
proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga.
Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para
pemulia tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari
beberapa varietas yang berbeda.Cabe (Capsicum annum L.) merupakan
salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi
penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili
terongterongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal
dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara
negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Cabe yang ditemukan oleh Colombus memang merupakan tanaman asli
Amerika Selatan. Dari sinilah tanaman ini menyebar luas ke berbagai
penjuru dunia.
1.2.Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum Sistem Produksi
Tanaman Hortikultura ini adalah :1. Agar praktikan mampu melakukan
teknik budidaya tanaman kangkung dengan baik dan mengetahui cara
sistem peningkatan produksi tanaman kangkung2. Agar praktikan mampu
mengetahui dan melakukan teknik perbanyakan tanaman pada tanman
Bougenvile seperti mencangkok, okulasi, stek batang dan sambung
pucuk dengan baik dan benar3. Agar praktikan mampu melakukan teknik
budidaya tanaman cabai merah dan cabai rawit didalam polybag dengan
baik dan mengetahui cara sistem peningkatan produksi tanaman
cabai.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Kangkung Darat2.1.1.Klasifikasi Tanaman Kangkung
DaratKingdom : Plantea ( tumbuhan )Subkingdom : Tracheobionta(
berpembuluh )Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji
)Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )Kelas : Magnoliapsida(
berkeping dua / dikotil )Sub kelas : AsteridaeOrdo :
SolanalesFamilia : Convolvulaceae ( suku kankung kangkungan )Genus
: IpomeaSpesies : Ipomea reptans (Yuliarti,2010)2.1.2.Morfologi
Tanaman Kangkung DaratKangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh
lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran
tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat
menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar
secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air. Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku,
banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh
lama batangnya akan menjalar (Yuliarti,2010)Kangkung memiliki
tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah
atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna
hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat
berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk terompet dan daun mahkota
bunga berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk
bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah
kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika
sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil
sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji
kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis
kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generative (Yuliarti,2010)2.2.Perbanyakan
Tanaman2.2.1.Perbanyakan GeneratifPerbanyakan secara seksual atau
generatif adalah proses perbanyakan dengan menggunakan salah satu
bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang
terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/
meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap
sebagai tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat
bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak
(Harjadi,1989).Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan
menggunakan biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman,
seperti akar yang kuat, tahan penyakit, dll. Perbanyakan secara
generatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan-kelebihannya diantaranya adalah :(1) sistem perakarannya
kuat(2) masa produktif lebih lama(3) lebih mudah diperbanyak(4)
tahan penyakit yang disebabkan oleh tanah(5) memiliki keragaman
genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman
(Harjadi,1989).Sedangkan kekurangan dari perbanyakan ini adalah
:(1) Waktu berbunga lebih lama(2) Anakan berbeda dengan induknya,
tidak cocok untuk perbanyakan yang membutuhkan
keseragaman.Perbanyakan tanaman dengan biji (generatif) terutama
dilakukan untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan
diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis unggul.
Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman
tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak
efisien (tanaman buah tak berkayu). Keunggulan tanaman ini
digunakan sebagai batang bawah adalah karena memiliki batang yang
kokoh dan tahan penyakit tular tanah. Tanaman-tanaman yang sudah
dikembangkan sebagai batang bawah di antaranya adalah karet,
durian, jeruk, dan alpukat (Harjadi,1989).2.2.2.Perbanyakan
VegetatifPerbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari
tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari
perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada
dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna
yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus
(Ariawan,2012).Keunggulan perbanyakan dengan system ini antara lain
adalah (1) menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya.(2) tanaman lebih cepat berbunga dan berbuah.(3)
dapat menggabungkan berbagai sifat yang diinginkan. Sedangkan
kelemahan dari perbanyakan ini adalah (1) membutuhkan pohon induk
yang lebih besar dan lebih banyak (2) akar tanaman (anakan) kurang
kokoh, sehingga mudah rebah(3) masa produktif singkat.(4)
membutuhkan biaya yang mahal. Perbanyakan tanaman dengan vegetatif
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitustek, cangkok, tempel
(budding), sambung (grafting), dan juga perbanyakan modern seperti
kultur jaringan. Perbanyakan tanaman dengan stek pun beragam,
seperti stek batang, stek bertunas daun, stek daun, stek akar, stek
mata, stek umbi ( meliputi umbi lapis, umbi palsu, umbi batang,
umbi akar dan akar batang) (Irawan,2013).a. CangkokOrang asing
sering menyebut cangkok dengan air layerage atau aerial layering (
Inggris ) dan maracottage ( Prancis ). Menurut (Wudianto,1993),
Pembiakan vegetatif dengan cara ini memang sudah dikenal sejak
dulu, bahkan dapat dikatakan suatu cara pengembangbiakan yang
tertua di dunia. Namun demikian hasilnya sering mengecewakan, ada
yang gagal beberapa persen saja bahkan juga ada yang gagal total.
Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman diatas keratan/luka
yang kering atau mati. Untuk menghindari kejadian seperti ini tentu
kita perlu memperbarui cara mencangkok dan mencurahkan perhatian
yang agak serius dengan kesabaran dan ketelitan. Cara pembiakan
secara vegetatif yang satu ini, kita pilih dengan petimbangan
tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai
sifat persis seperti induknya. Sifat itu meliputi ketahanan
terhadap hama dan penyakit, rasa buah ( khusunya tanaman
buah-buahan ), keindahan bungan ( tanaman hias ), dan sebagainya
(Irawan,2013).b. StekTanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya
mempunyai persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap
penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang
sempurna dalam waktu yang relatif singkat. Alasan lain kenapa stek
ini banyak dipilih orang adalah caranya yang mudah, tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa
saja. Dalam hal ini stek bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu
antara lain : Stek cabang, Stek akar, Stek daun, Stek umbi, dll.
Jenis tanaman yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal
itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Namun
keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana
cara penyetekan yang dilakukan. Seperti tanaman mawar, singkong,
pohon palembang, cocor bebek, dll (Wudianto, 1993).c.
SambungGrafting atau ent, adalah istilah asing yang sering kita
dengar, arti dari kata tersebut adalah menggabungkan batang bawah
dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa, sehingga
tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru. Grafting bukanlah sekedar menggabungkan suatu bagian
tanaman, tetapi sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal
dan sangat banyak variasinya. Thouin menyebutkan bahwa ada 119
bentuk grafting. Dari sekian banyak bentuk grafing ini digolongkan
menjadi 3 golongan besar (1) Bud-grafting atau budding, yang
dikenal dengan istilah okulasi. (2) Scion grafting, lebih populer
dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk atau enten. (3) Grafting
by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga
batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya
masing-masing. Sama halnya dengan stek jenis tanaman yang bisa
disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu
varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu,
apel, dll (Ramadhani,2012).d. OkulasiOkulasi sering disebut dengan
menempel, ocilatie (Belanda) atau budding (Inggris). Cara
memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika
dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil
okulasi mempuyai mutu lebih baik dari pada induknya. Itu karena
okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik
dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang
mempunyai rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.Sama
halnya dengan enten, okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah
dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman
dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan tanpa
mengalami kerusakan. Lain halnya dengan okulasi yang dilakukan
antar spesiaes biasanya agak mengalami kerusakan. Hal ini
dikarenakan antar batang atas dan bawah kadang-kadang terdapat
perbedaam fisiologis (Wudianto,1993).2.3.Tanaman Cabai2.3.1.Sejarah
Tanaman CabaiTanaman cabai untuk pertama kali diketemukan oleh
petualang Dunia bernama Christophorus Columbus pada tahun 1490.
Kemungkinan kalau tidak ada petualang dunia, tanaman cabai
(Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh masyarakat diluar habitatnya
di Amerika tropis. Saat itu ekspedisi yang dipimpinnya mendarat di
sebuah daerah berhawa panas yang semula dikiranya sebagai salah
satu daerah dari benua Asia.Cabai yang diketemukan Colombus, memang
merupakan tanaman asli Amerika selatan dari sinilah tanaman ini
menyebar ke Amerika tengah menuju Amerika serikat bagian
selatan.Konon sejak tahun 7000 SM, buah cabai sudah dimanfaatkan
oleh suku Indian untuk keperluan masak-memasak (bumbu). Menginjak
pada 5200-3400 SM barulah mereka mulai membudidayakannya dan
disebarluaskan ke berbagai daerah lain di benua Amerika (Setiadi,
1999).2.3.2.Botani Tanaman CabaiTanaman cabai mempunyai klasifikasi
yaitu sebagai berikut :Kingdom : PlantaeSub division:
AngiospermaeKelas: DicotyledonaeOrdo: SolanalesFamili:
SolanaceaeGenus: Capsicum Species: Capsicum annuum L
(Zulkarnain,2009).Tanaman cabai merah termasuk jenis sayuran yang
relatif gampang dibudidayakan, bahkan jika perawatannya baik
tanaman ini mampu berbuah lebih dengan masa panen yang panjang.
Meskipun banyak varietasnya semua cabai besar termasuk perdu
semusim. Tanamannya berbatang tegak dengan ketinggian tanaman
dewasa mencapai 65-120 cm. Cabai merah seperti dikonsumsi dalam
bentuk segar maupun olahan dan juga mempunyai manfaat yang cukup,
banyak antara lain sebagai pembuatan obat-obatan dan sebagai
kosmetika serta mengandung zat-zat yang dibutuhkan bagikesehatan
tubuh manusia (Zulkarnain,2009).2.3.3.Ekologi Tanaman CabaiBila
terlalu banyak hujan, pertumbuhan cabai kurang baik, terbentuknya
buah kurang dan banyak buah yang rontok.Tanah yang tergenang air
walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat menyebabkan
rontoknya buah.Penanaman pada cabai pada waktu musim kemarau dapat
tumbuh dengan baik, asal mendapat penyiramaan cukup.Curah hujan
pada waktu pertumbuhan tanaman sampai akhir pertumbuhan yang baik
sekitar 600 - 1250 mm, bila curah hujan berlebihan dapat
menimbulkan penyakit, kekurangan hujan dan tidak ada pengairan juga
dapat membuat tanaman cabai menjadi kerdil. Tanah merupakan tempat
tumbuh tanaman oleh karena itu tanah harus subur dan kaya akan
bahan organik derajat keasaman tanah (pH tanah) antara 6,0 7,0 tapi
akan lebih baik kalau pH tanah 6,5 tanah harus berstruktur
remah/gembur walau pun demikian cabai masih dapat ditanam di tanah
lempung (berat), tanah agak liat dan tanah merah.Penanaman cabai
merah pada waktu musim kemarau dapat dengan baik, asal mendapat
penyiraman cukup bila temperatur sampai 35 C pertumbuhan kurang
baik, sebaliknya temperatur bila temperatur di bawah 10 C
pertumbuhan kurang baik, bahkan dapat mematikan temperatur yang
baik untuk tanaman cabai merah adalah 20 C 25 C.Cabai ada juga yang
tumbuh sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan laut tetapi bila
udara sangat dingin sampai embun membeku (froost) mungkin tanaman
akan mati (Zulkarnain,2009).
III.BAHAN DAN METODE
3.1.Tempat dan WaktuPraktikum Sistem Produksi Tanaman
Hortikultura dilaksanakan pada Hari Rabu tahun 2015 pukul 15.00 WIB
di Kebun Percobaan Unit Pelaksana Teknis Fakultas Pertanian
Universitas Riau Jalan Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,Panam
Pekanbaru.
3.2.Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan dalam Praktikum
Sistem Produksi Tanaman Hortikultura ini adalah Cangkul, Parang,
Kayu, Meteran, Penggaris, Gembor, Hand Sprayer, Buku Tulis, Pipet,
Pancang, Pisau Cuter dan Pisau Okulasi.Bahan-bahan yang digunakan
dalam Praktikum Sistem Produksi Tanaman Hortikultura ini adalah
Benih Kangkung, Bibit Cabai Merah, Bibit Cabai Rawit, Tanah, Air,
Pupuk Kandang, Pupuk NPK Majemuk, Polybag, Pestisida, Plastik es,
Tali Rafia, ZPT, Serabut Kelapa, dan Bunga Kertas.3.3.Cara
Kerja3.3.1.Budidaya Tanaman KangkungAdapun langkah kerja dari
budidaya kangkung adalah sebagai berikut : Melakukan survei
terhadap lokasi lahan yang akan ditanami kangkung Melakukan
pengukuran luas lahan dan luas bedengan Melakukan pembersihan lahan
Melakukan pengolahan tanah dengan mencangkul dan meratakan
permukaan tanah yang di olah Melakukan pemupukan dasar terhadap
bedengan yang sudah diolah Melakukan penanaman benih kangkung
dengan sistem larikan dan jarak tanam yang disesuaikan Melakukan
penyiraman setiap harinya pada sore hari Melakukan penyiangan gulma
yang terdapat dibedengan maupun disekitar bedengan setiap satu
minggu sekali Penyisipan dilakukan Apabila ada benih yang tidak
tumbuh Melakukan pemberian pestisida apabila diperlukan Kangkung
dipanen pada hari ke 28 setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut kangkung sampai ke 3.3.2.Perbanyakan Tanaman3.3.2.1.
Sambung PucukAdapun langkah kerja dari sambung pucuk adalah sebagai
berikut : Pilihlah pucuk tunas muda sebanyak warna yang kita mau.
Masukan dalam ember berisi air, agar tidak layu. Potong tunas di
Pohon induk dengan cutter, belah tengah tengah tunas sedalam Cm,
ambil pucukan tunas sayat , bagian kiri kanan batang tunas sehingga
menjadi pipih. Masukan ke dalam belahan Tunas di Pohon induk, ikat
dengan tali raffia . Isi plastic es dengan air , lalu buang ,
hingga di dalam plastic masih ada titik titik air , tutup hasil
sambungan tadi dengan plastic dan ikat plastic sebelah bawah.
Biarkan beberapa hari. Setelah empat hari lepaskan plastic penutup,
biarkan beberapa saat, jika tunas sambungan menjadi layu tutup lagi
dengan plastic. Kurang lebih 10 hari tunas akan berkembang, dan
tumbuh daun baru.
3.3.2.2. MencangkokAdapun langkah kerja dari mencangkok adalah
sebagai berikut : Pilih ranting atau cabang yang tidak terlalu tua
ataupun terlalu muda Kuliti hingga bersih cabang tersebut hingga
tidak ada kambium yang tersisa sepangjang 5 10 cm Kemudian
angin-anginkan cabang yang sudah dikuliti Tutup cabang tadi dengan
tanah selanjutnya bungkusdengan sabut kelapa atau plastik. Ikat
kedua ujungnya seperti membungkus permen, apabila menggunakan
plastik, maka lobangi plastiknya terlebih dahulu dan jaga
kelembaban tanahnya dengan menyiramnya setiap hari. Setelah banyak
akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian
tanam di pot, setelah terlihat baik atau kokoh, maka tanamlah
ditanah.3.3.3.Budidaya Tanaman Cabai3.3.3.1. Cabe RawitAdapun
langkah lerja dari budidaya cabe rawit adalah sebagai berikut :1)
Lakukan pemilihan benih cabe rawit2) Kemudian lakukan penyemaian
benih cabe rawit3) Siapkan lokasi untuk penanaman bibit cabe
rawit4) Setelah cabe rawit tumbuh menjadi bibit, maka pindahkan
cabe ke dalam polybag yang lebih besar.5) Lakukan perawatan
terhadap bibit cabe6) Setelah cabe rawit cukup umur, lakukan
pemanenan3.3.3.2. Cabe merahAdapun langkah kerja dari budidaya cabe
merah adalah sebagai berikut :1) Lakukan pemilihan benih cabe merah
yang bagus2) Benih yang sudah dipilih kemudian disemai 3) Siapkan
media tanam untuk bibit cabe yang akan ditanam4) Kemudian lakukan
pemindahan bibit ke polybag yang lebih besar5) Lakukan pemeliharaan
dan perawatan secukupnya6) Apabila cabe merah sudah cukup umur,
maka lakukan pemanenan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Tanaman Budidaya (Keadaan Tanaman Yang Ditemui Dilapangan)
Pada praktikum sistem produksi tanaman hortikultura ini yang kami
lakukan adalah budidaya tanaman kangkung. Tanaman kangkung yang
kami budidaya tcukup baik yang dapat dilihat dilapangan yaitu
tanaman tumbuh subur dan juga batang dan daun tumbuh besar. Hal ini
dikarenakan dilakukannya pemupukan pada lahan tempat membudidayakan
tanaman kangkung. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang
diberikan pada pemupukan dasar dan juga pupuk majemuk yaitu pupuk
NPK yang diberikan pada pemupukan kedua. Bedengan pada tanaman
kangkung dibuat dengan ukuran 3x4 meter,jarak antara bedengan
dibuat drainase dengan kedalaman 10-15 cm dengan panjang 50 cm.
Drainase dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang
berlebihan untuk memindahkan pemeliharaan. Praktikan membuat lubang
tanam pada bedengan yang sudah dibuat dengan jarak antar lariakan
yaitu 20cm dan jarak tanam 10 cm ( 20-10 cm).Pupuk kandang memiliki
kandungan yaitu Pupuk kandang sebagai limbah ternak banyak
mengandung unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5),
Kalium (K2O) dan Air (H2O). Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam
limbah ini juga terkandung unsur hara mikro diantaranya Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Boron (Bo).
Fungsi pupuk kandang yaitu bahan organik dalam proses mineralisasi
akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S,
serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil, dapat
memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk
diolah dan mudah ditembus akar, tanah lebih mudah diolah untuk
tanah-tanah berat, meningkatkan daya menahan air.Pada pupuk N,P,K
terdapat masing-masing peran unsur-unsur didalamnya seperti Unsur N
adalah untuk Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi
tanaman, dan merangsang pertunasan, Memperbaiki kualitas, terutama
kandungan proteinnya, Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad
renik). Unsur P addalah untuk respirasi dan fotosintesis,
penyusunan asam nukleat, pembentukan bibit tanaman dan penghasil
buah, Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih
tahan terhadap kekeringan, dan Mempercepat masa panen sehingga
dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen. Unsur K adalah
untuk Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam
tanaman, Mempercepat metabolisme unsure nitrogen, Mencegah bunga
dan buah agar tidak mudah gugur dan Kesegaran tanaman
terjamin.Tanaman kangkung yang subur dikarenakan dalam penanaman
yang baik, pemeliharaan, penyiraman serta pemupukan yang sesuai
pengarahan dari asisten praktikum. Namun ada juga kangkung yang
kurus mungkin itu kurang pemeliharaannya.Daun kangkung yang bolong
bolong kemungkinan itu dikarenakan dimakan oleh belalang, kumbang
dan lain-lain. Karat daun disebabkan oleh serangan cendawan yang
bernama Albugo Ipomoeae. Gejala serangannya mula-mula bercak kuning
pada daun tua sampai kecoklatan, bintik-bintik atau bercak-bercak
pada daun bawah sampai karat putih, pembengkakan pada batang.
Banyaknya gulma yang tumbuh disebabkan karena suburnya tanah
bedengan. Banyaknya gulma yang tumbuh menyebabkan areal pertanaman
seperti semak dan juga mengundang hama-hama untuk datang dan hidup
disana yang menyebabkan kerusakan pada tanaman kangkung yang
dibudidayakan.
Gambar 1.Tanaman Kangkung Yang Tumbuh Subur
Gambar 2.Tanaman Kangkung Yang Terserang Hama Penyakit
4.2.Keadaan Tanaman CabaiDari hasil budidaya cabai merah dan
cabai rawit yang kami lakukan di dalam polybag ini tanaman cabai
merah dan cabai rawit tumbuh dengan subur. Tetapi banyak daun
tanaman cabai merah maupun cabai rawit yang terkena hama dan
penyakit,daun tanaman cabai menjadi bolong-bolong. Untuk melindungi
tanaman cabai yang dibudidayakan dari organisme pengganggu tanaman
baik dari hama maupun dari penyakit maka dalam praktikum kami
melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman cabai tersebut yaitu
menggunakan pestisida nabati. Dilakukan pemupukan kedua pada
tanaman cabai merah dan cabai rawit dengan pupuk NPK majemuk. Pada
tanaman cabai yang ditanam juga disemprotkan pestisida agar tanaman
terhindar dari hama penyakit.Tanaman cabai merah dan cabai rawit
yang telah diberi pestisida dapat dilihat akhirnya tanaman cabai
tumbuh dengan baik dan hanya sebagian kecil terlihat bekas serangan
hama dan penyakit seperti daun berlubang. Sebagian besarnya tanaman
cabai yang terlihat yaitu tanaman tumbuh dengan tinggi, daun
berwarna hijau, dan terlihat sangat sehat. Dilakukan pemotongan
tunas ketiak daun pada tanaman cabai merah dan cabai rawit agar
tidak menghambat pertumbuhan tanaman cabai,karena tunas ketiak daun
tersebut tidak produktif. Tunas ketiak daun dipotong dengan
menggunakan gunting dan juga bisa memotongnya dengan tangan.
Gambar 3.Tanaman Cabai Yang Sehat
Gambar 4.Tanaman Cabai Yang Terserang Hama
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.KesimpulanKesimpulan yang diperoleh dari praktikum sistem
produksi tanaman hortikultura ini adalah tanaman kangkung yang
ditanam tumbuh dengan subur karena teknik budidaya yang kami
terapkan sudah benar.Kangkung darat yang ditanam di bedengan tumbuh
dengan baik karena dilakukan pemupukan awal dengan menggunakan
pupuk kandang dan pemupukan kedua dengan pupuk N,P,K. Namun begitu
terdapat juga kendala selama melakukan budidaya tanaman kangkung
yaitu adanya gangguan dari hama,penyakit dan gulma yang membuat
pertumbuhan tanaman kangkung terganggu. Perbanyakan tanaman yang
kami lakukan adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menggunakan tanaman bougenville. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif yang dilakukan yaitu seperti mencangkok dan sambung pucuk
Tanaman cabai merah dan cabai rawit yang dibudidayakan dalam
polybag tumbuh dengan subur.Media tanam yang kami gunakan untuk
menanam tanaman cabai ini adalah pupuk kandang dan tanah dengan
perbandingan 1:1. Tanaman cabai yang kami tanam rata-rata terserang
hama penyakit karena dilingkungan sekitar tempat tanaman cabai
ditanam kemungkinan terdapat banyak hama penyakit.Tetapi setelah
diberi pestisida hama penyakit pada tanaman cabai berkurang dan
sekarang tanaman cabai tumbuh dengan baik.5.2.SaranSaran yang dapat
diberikan untuk praktikum Sistem Produksi Tanaman Hortikultura ini
Tanaman yang ditanam oleh praktikan sebaiknya tidak hanya tanaman
itu-itu saja,mungkin bisa di variasikan menanam tanaman
hortikultura yang lain agar praktikan dapat menambah wawasan
tentang teknik budidaya dan sistem produksi tanaman-tanaman
hortikultura yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan,M.2012.http://yogas09.student.ipb.ac.id/perbanyakan-pembiakan-tanaman-plant-propagation/.
Diakses Pada Senin, 25 Mei 2015.Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar
Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
IPB :
Bogor.Irawan,R.2013.http://a32120887.blogspot.com/2013/06/perbanyakan-tanaman-secra-vegetatif-dan.html.
Diakses Pada Senin, 25 Mei
2015.Ramadhani,R.2012.http://persemaian-hutankalimantan.blogspot.com/2012/10/keuntungan-dan-kerugian-teknik-stek.html.
Diakses Pada Senin,2 5 Mei 2015.Wudianto rini, 1993. Membuat stek,
cangkok dan okulasi. Jakarta:Penebar Swadaya.Yuliarti, N. 2010.
Budidaya Tanaman Kangkung Darat.Penerbit Andi :
Yogyakarta.Zulkarnain. 2009. Budidaya Tanaman Cabai.
Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.
LAMPIRAN
Penyiraman Tanaman Cabai Penanaman Benih Kangkung
Tanaman Kangkung Tanaman Cabai