i LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI SMART ECONOMY) Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua) Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota) Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota) Dibiayai Oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018 UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN SEPTEMBER, 2018
86
Embed
LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_IMAN_LUBIS_S_E___M_S_M.pdf · Tangsel bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Diperlukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA
TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI
SMART ECONOMY)
Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun
Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua)
Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota)
Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota)
Dibiayai Oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian
Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
SEPTEMBER, 2018
ii
iii
RINGKASAN
Penelitian ini menjelaskan indikator smart economy di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada walikota Tangerang Selatan seberapa kompetitif
kotanya. Metode yang digunakan adalah fishbone. Tambahan, karena menggunakan penelitian
kualitatif, selama periode penelitian akan ada kemungkinan pengembangan masalah dalam
menganalisa. Data berasal dari teori, publikasi BPS kota Tangerang Selatan, Dinas Komunikasi
dan Informatika, Dinas UMKM dan Koperasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Badan
Pendapatan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, dan Badan Pengelolaan
Aset dan Keuangan Daerah. Indikator untuk smart economy adalah inovasi, kewirausahaan, merek
dagang, produktivitas, ketetapan internasional, dan tenaga kerja yang fleksibel. Hasil dari
penelitian ini adalah smart economy menjelaskan bahwa di kota Tangerang Selatan memiliki
inovasi yang rendah, kewirausahaan yang tinggi, produktivitas yang sedang, fleksibilitas pekerja
yang rendah, produk local yang dikenalkan ke luar negeri dan menjadi favourite adalah krupuk
jengkol, merek dagan belum memiliki pasar yang luas, dan terdapat beberapa perusahaan yang
menerbitkan saham. Di kota Tangerang Selatan, produktivitas (Dinas Tenaga Kerja) dan Ketetapan
Internasional (Dinas Pariwisata) tidak dimasukkan di dalam smart economy, tetapi dinas tenaga
kerja adalah smart social, dan dinas pariwisata adalah smart brand.
Kata Kunci : Smart Economy, Fishbone, Inovasi, Kewirausahaan, Ketetapan Internasional,
Fleksibilitas Pekerja, Produktivitas.
iv
PRAKATA
Penelitian ini tidak bisa dimulai tanpa kehadiran Pak Irwansyah dan Pak Suworo. Oleh
sebab itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada mereka. Kedua, ucapan terima kasih
kepada Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Ekonomi yaitu Pak Ali Maddinsyah dan Pak Dr.
Ir. Boedi Hasmanto, M.S karena tanpa izin mereka dan dukungan mereka penelitian ini
tidak diakui oleh Kemenristekdikti. Ketiga, penulis juga berterimakasih kepada teman-
teman seperjuangan Pak Syamruddin, Pak Nefo Indra, dan Pak Ahmad Nazir yang
menyediakan waku mereka untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada penelitian
kami. Keempat, penulis sangat berterimakasih kepada bu Dian Anggraini S.T., M.Si
sebagai Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia TIK dan Kerjasama Smart City dan
staf-stafnya seperti Pak Hasikin dan Pak Heri Darmawan dari Dinas Kominfo karena
mereka telah memberikan master plan smart city kota Tangerang Selatan dan tidak merasa
beban untuk menjawab setiap pertanyaan kami. Kelima, penulis berterimkasih kepada
Kepala departemen Ekonomi dan mbak Hijri karena mereka telah mengundang kami
dalam rapat inflasi daerah sebelum ramadhan. Keenam, Rasa terima kasih juga saya
sampaikan kepada Pak Artiyugo dari Dinas Koperasi dan UMKM karena beliau menjawab
semua pertanyaan tentang wirausaha mikro, kecil, dan menengah, juga kepada staf
Disperindag, staf BPKAD, Pak Sriyono dan Pak Bachtiar STP, M.Si dan staf BAPENDA
lainnya, Bu Ria kepala perencanaan Dinas Ketapang.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
RINGKASAN ii
PRAKATA iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 17
BAB 4 METODE PENELITIAN 19
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI 22
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha
(persen), 2010-2014
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan
Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan
Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan
Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang
Selatan Banten
Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor
Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan
Karakter dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017
Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors
Jumlah UMKM 2017
Jumlah UMKM 2015
Perubahan Jumlah Kewirausahaan
Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan
Data Industri Kecil Menengah per Jenis
PDRB per Pekerja
Proporsi Pegawai Lepas
Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan
Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan
Kendala dan Non-Kendala Smart Economy
Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD
BPHTB Sudah Online
E-Formulir Pajak (E-SPPT)
NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
2
22
22
23
24
25
25
26
28
28
29
29
30
30
29
31
32
33
34
34
37
37
38
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota
Tangerang Selatan
Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013
Ishikawa Diagram – 6 Komponen pembentuk Smart City
Kerangka Konseptual
1
3
4
16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL 59
FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL 60
Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian 61
PERTANYAAN KE DINAS-DINAS 62
RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018 72
Lampiran File Submitted to ICE-BEES UNNES 2018 75
Lampiran Email Sybmitted JIAP BRAWIJAYA 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara yang pada awalnya sukses dalam pertanian, Indonesia telah
bergerak menjadi Negara Industri Maju Baru sebagaimana platform yang telah
diletakkan. Kemajuan Industri Indonesia di satu sisi masih bertumpu pada basis
Pertanian atau Agroindustri terutama industri perkebunan sawit, kakao, karet dan hasil
laut, tetapi pengembangan pengolahan lebih lanjut dilakukan diluar negeri sehingga
nilai tambah ekonomi komoditi dinikmati oleh Negara yang memiliki teknologi
pengolahan lebih maju dan manajemen usaha yang efisien yang sebagian besar
bergerak di industri hilir dan pemasaran produk akhir.
Untuk menilai dan menganalisis perekonomian dibutuhkan data statistik. Data
ini berfungsi untuk alat pengambilan keputusan. Perekonomian terbagi atas 3 sektor
yaitu sektor premier, sekunder, dan tersier. Upaya – upaya pembangunan di kota
Tangsel bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Diperlukan
perencanaan yang matang agar pembangunan dapat dioptimalkan secara optimal dan
disesuaikan dengan visi dan misi kota Tangsel. Untuk menghitung indikator
perekonomian daerah yang digunakan adalah PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto).
Kelompok lapangan usaha primer terdiri atas 1) lapangan usaha Pertanian, 2)
Kehutanan dan Perikanan, 3) Pertambangan dan Penggalian. Kelompok lapangan
usaha sekunder terdiri atas a) lapangan usaha Industri Pengolahan; b) Pengadaan
Listrik, dan Gas; c) Pengadaan Air; d) Konstruksi. Kemudian kelompok lapangan
usaha tersier terdiri atas a) lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; b) Transportasi dan Pergudangan; c) Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum; d) Informasi dan Komunikasi; e) Jasa Keuangan; f) Real Estat; g) Jasa
Perusahaan; h) Administrasi Pemerintahan, i) Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; j)
Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.
Gambar 1
Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha
di Kota Tangerang Selatan (persen), 2014
2
Perekonomian di kota Tangsel berdasarkan Gambar 1 73,07% adalah tersier,
26,62% adalah sekunder, dan 0,32 % adalah premier.
Tabel 1
Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010-2014
Business Field 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Agriculture, Forestry and Fisheries 0,34 0,33 0,30 0,29 0,32
B Mining and Excavation 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
C Processing Industry 13,04 12,62 11,84 11,62 11,45
D Procurement of Electricity and Gas 0,10 0,10 0,11 0,12 0,12
E Water Supply, Waste Management,
Waste and Recycling
0,06 0,05 0,05 0,05 0,04
F Construction 12,28 12,54 13,55 14,39 15,01
G Wholesalers and Retails; Car and
Motorcycle Repair Shop
17,64 18,40 18,63 17,95 17,56
H Transportation and Warehouse 2,52 2,62 2,70 2,91 3,07
I Providing Accomodation and Eating
and Drinking
3,09 3,08 3,14 3,32 3,36
J Information and Communication 12,33 12,55 11,94 10,91 10,86
K Financial Service and Insurance 1,21 1,20 1,22 1,22 1,21
L Real Estate 17,04 16,52 16,46 16,65 16,21
M,N Company Services, Government
Administration, Defence and
3,01 3,03 3,12 3,28 3,42
3
Warranties
O Social Compulsory 1,12 1,20 1,21 1,20 1,25
P Educational Services 8,11 7,90 8,19 8,73 8,96
Q Health Services and Social Activities 4,96 4,73 4,58 4,35 4,05
Produktivitas Kota Tangerang Selatan di 2011 biasa saja tetapi dari 2011 sampai dengan 2015
Kota Tangerang Selatan berhasil meningkatkan produktivitasnya sebesar 56,5; 61,4; 63,2; 64,6;
dan 70,6.
5. Fleksibilitas Pasar Pekerja
Tabel 16 Proporsi Pegawai Lepas
Tahun Jumlah Pegawai Lepas Proporsi pegawai Lepas
2010 7.996 1,43%
2011 15.187 2,59%
2012 9.530 1,62%
2013 5.351 0,86%
2014 98.907 15,06%
2015 61.420 9,51%
Sumber : Hasil Sendiri [40-47]
Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pegawai lepas dari angkatan pekerja dari 2010 – 2015 sebesar
1,43%, 2,59%, 1,62%, 0,86%, 15,06%, dan 9,51%. Pegawai di kota Tangerang Selatan sangat
sedikit yang merupakan pegawai lepas.
Table 17 Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan
Indikator Pekerja 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Penduduk Usia Kerja 957.896 984.101 1.070.776 1.118.827 1.160.021
-Angkatan Kerja 667.098 638.659 650.259 705.312 685.752
a. Pekerja 587.163 587.131 620.627 656.498 643.694
b. Pengangguran 79.935 51.528 29.632 48.823 42.058
- Bukan Angkatan Kerja 290.798 345.442 420.517 413.506 474.269
TKK (%) 88,02 91,93 95,44 93,08 93,86
TPT (%) 11,98 8,07 4,56 6,92 6,13
TPAK (%) 69,64 64,90 60,73 63,04 59,12
Sumber: Potensi Ekonomi Analisis Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 Hal 5 [38]
33
Fleksibilitas dan pengangguran di Kota Tangerang Selatan sama sama rendah. Untuk
pengangguran rendah sangat baik tetapi lebih banyak yang bukan wirausahawan.
6. International Embedded
Table 18 Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan
No. Company Type of Activity Business Address
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PT. Petrosea Tbk.
Kantor P2T PT.
Bumi Serpong
Damai
PT. Jaya Real
property Tbk.
PT.Akasha Wira
International Tbk
Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk
PT. Asuransi
Ramayana Tbk
PT. Tjiwi Kimia
Tbk.
PT. BFI Finance
Indonesia Tbk
PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk
PT.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
PT. Asuransi
Ramayana Tbk
PT. CSA Tbk
PT. Bintraco
Dharma
PT. Tiga Raksa
Kantor Perusahaan
Kantor Perusahaan
Konsultan Perumahan Elit
Kantor Perusahaan
Toko ATK
Kantor Perusahaan
Pabrik
Perencanaan Keuangan
Pabrik
Perusahaan Telepon
Agen Asuransi
Kantor Perusahaan
Kantor Perusahaan
Jl. Al-Hidayah No.44 , Pondok
Jaya, Pondok Aren
Jl. Griya Loka Raya Block D1
No.2
Boulevard Bintaro Jaya Block
B7/C2 No. 1, Pondok Jaya,
Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Graha Telecommunication
Building, Pahlawan Seribu
Street
Kota Tangerang Selatan
Jl. Rempoa No.32
Kota Tangerang Selatan
Sunburst CBD Lot II No.3, BSD
city Kota Tangerang Selatan
34
15.
16.
Satria Tbk
PT. Asuransi Jasa
Tania Tbk
PT. Elnusa Tbk
Insurance Agency
Kantor Perusahaan
Penyedia Alat-ALat Industri
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Diolah Sendiri
Internasional embedded di Kota Tangerang Selatan tidak bisa diteliti karena dinas
pariwisata tidak dimasukkan ke dalam smart economy tangsel, selain itu perusahaan yang
menerbitkan saham di BEI yang berlokasi di Tangerang Selatan sangat sedikit.
7. Kendala dan Non-kendala Smart Economy
Table 19 Kendala dan Non-Kendala Smart Economy
Barriers Boosters
1. Kurangnya perusahaan yang menerbitkan
saham
2. Tidak ada lapangan udara
3. Rendahnya hak paten per penduduk
4. Rendahnya proporsi pekerja paruh waktu
dan pekerja sendiri
5. Image economic and Trademarks sangat
jarang karena hanya krupuk jengkol yang
disukai di luar negeri.
1. Banyak bisnis baru teregistrasi
2. Pengangguran sangat rendah
3. Pertumbuhan produktivitas bagus
4. Sedikitnya pegawai lepas di Kota
Tangerang Selatan
5. Sudah mulai besarnya jiwa inovasi di Kota
Tangeran Selatan tahun 2014 ke atas.
Sumber: Diolah Sendiri
5.8 Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah)
Smart economy di kota Tangerang Selatan dibagi atas lima OPD yaitu, Badan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Badan Pendapatan Daerah, Dinas
Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan
Dinas Industri dan Perdagangan.
Tabel 20 Inisiasi Smart Economy bedasarkan OPD
Indikator
Organisasi
Perangkat Daerah Usulan Inisiatif 2017 2018 2019 2020 2021
35
Smart
Economy
Badan
Pengelolaan
Keuangan dan
Aset Daerah
Kota Tangerang
Selatan
belum melaporkan inisiatif ke
Kominfo Tangsel
Dinas Ketahanan
Pangan,
Pertanian dan
Perikanan Kota
Tangerang
Selatan
belum melaporkan inisiatif ke
Kominfo Tangsel
Badan
Pendapatan
Daerah
Koneksi PBB
Aplikasi Masyarakat Mandiri
Pemetaan Lokasi Objek PBB
(AMMPLOP)
Elektronik Air Bawah Tanah (e-
ABT)
Integrasi Pajak Reklame dengan
SIMPONIE DPMPTSP
Sistem Informasi Pengendalian
Pemeriksaan Pajak (SIPPP)
Pengembangan Sistem Monitoring
Omset (Simonet)
Pengembangan Executive
Information Sistem (EIS)
Proses Balik Nama SPPT PBB
Otomatis (PRAKMATIS)
Dinas Koperasi
dan UMKM
Pengembangan dan Pemetaan
Koperasi dan UMKM
Pemetaan Destinasi Kuliner
Pengembangan dan Pembinaan
Produk Unggulan UMKM
(Branding)
Pengembangan Usaha On Line
Pembangunan Gedung Inovasi
Center
Pengembangan Kapasitas SDM dan
Koperasi UMKM
Pembangunan Galeri Kecamatan
Penataan Pedagang Kaki Lima
Pengembangan Portal UMKM
Pengembangan dan Updating
Sistem Data Base (SIDATUK)
Fasilitasi Pengembangan
Permodalan Bagi KUMKM
Revitalisasi SERBUK
Peningkatan Kualitas Daya Saing
36
Peningkatan Pengembangan
Ekonomi Kretif Koperasi dan
UMKM
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
Sistem informasi pasar dan sistem
pengawasan harga pasar (harga
sembako online)
Revitalisasi pasar tradisional
Pengembangan kawasan
perdagangan tradisional
Sistem pemetaan industri dan
pariwisat Kota Tangerang Selatan
Pemetaan potensi industri dan
pariwisata Tangerang Selatan
Transparansi dan pengembangan
sistem perizinanindustri satu atap
berbasis online
Pengembangan industri kreatif dan
produk unggulan
Pengembangan industri kecil dan
menengah Sumber: Executive Summary Planning Smart City 2018-2022
Persiapan, Perencanaan Pembangunan
Implementasi Awal
Implementasi Lanjutan (Perluasan dan
Pengembangan)
5.9 OPD SMART ECONOMY
1. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DK3P) [10]
a. Jumlah Karyawan 93 orang dan dapat menggunakan IT
b. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy pada
DK3P dengan mengaktifkan website resmi agar informasi dapat dikonsumsi
oleh warga. Tambahan, DK3P juga menggunakan social media seperti
instagram (IG= dkp3tangsel) untuk pengumuman informasi DK3P yang
akan dengan mudah dilihat oleh masyarakat.
c. Aplikasi whatsap digunakan untuk menyampaikan undangan dan email
untuk mengirimkan data melalui lembaga untuk mengurangi tinta, kertas
dan listrik.
d. Smart economy masih kurang dikoordinaikan sehingga pengimplementasian
smart economy tidak maksimal.
37
e. Sedang merencanakan SILAPOR yang memiliki fungsi untuk mendukung
karyawan untuk melaporkan aktivitas mereka di lapangan.
2. Dinas Industri dan Perdagangan[18]
a. Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan adalah 1.707
b. 43 produk sudah dipaten kan di tahun 2018
c. Sudah ada perusahaan yang list di BEI di Kota Tangerang Selatan
d. Terdapat 41 unit hardware yang ditempatkan.
e. Jumlah pegawai 132 orang dan hanya 13 yang mendukung IT
f. Smart Economy kurang diimplementasikan
3. Badan Pendapatan Daerah
a. Semua pembayaran sudah online
b. Jumlah total 135 orang dan hanya 10 yang mendukung TIK
c. Jumlah wajib pajak yang sudah membayar online adalah sebagai berikut:
Table 21 BPHTB Sudah Online
Tahun Jumlah
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
15.086
17.889
18.009
18.811
23.637
21.210
24.520
10.085
Sumber: BAPENDA[6]
SMS GATEWAY
Mulai January 1st 2018 28.133 sudah berhasil
Tabel 22 E-Formulir Pajak (E_SPPT)
Tahun Registrasi Jumlah
2014
2015
2016
2017
1
115
265
564
38
2018 514
Sumber: BAPENDA[6]
Tabel 23 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
No Districts Hotel Restauran Hiburan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
OUT TOWN(00)
SERPONG (01)
SERPONG UTARA (02)
PONDOK AREN (03)
CIPUTAT (04)
CIPUTAT TIMUR (05)
PAMULANG (06)
SETU (07)
0
22
9
8
4
3
0
0
1
262
300
350
33
46
62
7
16
55
75
32
10
2
14
1
JUMLAH 46 1.061 205
Sumber: Regional Revenue Agency [6]
Lanjutan Tabel 24 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online
No Kecamatan Reklame Parkir Air Tanah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
OUT TOWN(00)
SERPONG (01)
SERPONG UTARA (02)
PONDOK AREN (03)
CIPUTAT (04)
CIPUTAT TIMUR (05)
PAMULANG (06)
SETU (07)
1.814
481
663
431
163
161
208
62
2
58
59
55
19
14
21
1
0
92
153
133
76
50
69
27
JUMLAH 3.983 229 600
Sumber: Regional Revenue Agency[6]
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD)
a. Jumlah karyawan di kota Tangerang Selatan 108 orang
b. Jumlah karyawan yang dapat memahami TIK sebanyak 95 orang
39
c. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy di
BPKAD sekarang ini adalah menyusun e-budgeting akan
mengimplementasikan ARKA (Asisten Rencana Kerja Anggaran) dan
verifikasi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran).
d. Aplikasi smart economy yang diaplikasikan di BPKAD adalah:
i. Sudah teraplikasinya dua aplikasi system informasi administrasi
kekayaan daerah (SIAP BMD), yaitu distribusi BMD dan pelaporan,
penganggaran, aplikasi system informasi perencanaan manajemen
(SIMRAL).
ii. Sudah terintegrasinya e-planning, e-budgeting, dan e-reporting di
aplikasi pembagian SIMRAL
iii. Sudah ada aplikasi transaksi non cash untuk pembayaran gaji dan
pembayaran pihak ketiga.
iv. Sudah diimplementasi surat pencairan dana (SP2D) online untuk
kemudahan pendanaan OPD.
e. Hambatan smart economy di BPKAD adalah jaringan yang tidak stabil,
namun dinas kominfo dengan cepat memperbaikinya.
5. Dinas Koperasi dan UMKM [2]
a. Jumlah pegawai 34 orang dan hanya 7 orang yang mengerti IT.
b. Sudah terdaftar 516 koperasi yang sudah berbadan hukum yang sudah
didaftarkan secara online data system Kementrian Koperasi dan UMKM.
Bantuan yang belum berbadan hukum untuk bisnis mikro pemula, kecil dan
menengah sudah divalidasi oleh Koperasi dan UMKM tingkat Provinsi
telah dilengkapi dengan formal hukum seperti sertifikat dan standard
UMKM seperti PIRT (dinkes), Halal Food MUI Provinsi, kota/kabupaten
dengan laboratorium kesehatan daerah (labkesda), MD untuk daging dan
ikan, expired date (labkesda), HAKI di dinas perindustrian dan perdagangan
(35 produk yang sudah teregistrasi). Untuk setiap UMKM memiliki proses
produksi yang berbeda-beda, alat pendukung produksi, marketing promosi,
jaringan bisnis, akses ke modal, dan sumber produksi. Untuk menyelesaikan
masalah mereka maka harus dipisahkan menjadi beberapa grup. Teknologi
40
Pusat teknologi inkubasi bisnis merancang proses ke pengepakan dan
melampirkan experiment.
c. Di 2016, OPD di Kota Tangerang Selatan membawa Krupuk RHR ke
Bremen, Jerman dan Krupuk Jengkol. Krupuk jengkol menjadi sangat
favorit di Jerman. Di. 2015, Indopacific di Sagon, China, sagon bakar,
dodol Cilenggang, dan kacang kranggan dipamerkan namun orang tidak
menyukainya.
d. Ada asistensi pembimbing teknologi antara 30 dan 50 UMKM.
e. Aplikasi smart economy yang telah dijalankan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM di Kota Tangerang Selatan, adalah SIDAKU (Sistem Administrasi
Koperasi Data UMKM) yang dibuat Dinas Koperasi dan UMKM dan
Sistem Manajemen Rencana, Anggaran, dan Laporan. Beberapa program
dapat menyelesaikan masalah yaitu Koperasi SERBUK, SATU KOPERASI
SERIBU dimana setiap anggota memiliki masing-masing bisnis, Koperasi
MAESTRO sudah membuat air mineral, Sudah ada koperasi yang punya
system adminstrasi karyawan.
5.10 Inovasi Smart Economy di Kota Tangerang Selatan
Dimensi ketiga dalam Smart City adalah smart economy atau tata kelola perekonomian yang
pintar.Smart economy dalam dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem
perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif dan
menuntut tingkat adaptasi yang cepat seperti saat ini.
Sasaran dari dimensi smart economy di dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem yang
mendukung aktifitas ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang
adaptif terhadap perubahan yang terjadi di era informasi saat ini, serta meningkatkan financial
literacy masyarakat melalui berbagai program diantaranya mewujudkan less-cash society. Sasaran
tersebut diwujudkan dengan mengembankan tiga elemen dalam smart economy, yaitu ekosistem
industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ekosistem transaksi keuangan. Inisiatif
pembangunan Smart Economy dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut:
a. Membangun ekosistem industry yang berdaya saing (industry)
41
Membangun daya saing industri daerah pada leading sector industri tertentu
yang terintegrasi antara industri primer (misalnya pertanian, perikanan,
peternakan dan lainlain), industri sekunder (misalnya manufaktur,
pengolahan, packaging dan lain-lain), dan industri tersier (misalnya pasar
produk daerah).
b. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat (Welfare)
Mengembangkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pendapatan rumah tangga (income)− Program peningkatan
penyerapan angkatan kerja (employment)
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat (empowerment).
c. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan (Transaction)
Membangun ekosistem transaksi keuangan digital untuk menjamin kelancaran
pembayaran menuju masyarakat yang less cash Mewujudkan masyarakat
yang bankable dan memiliki akses terhadap permodalan
Mewujudkan ekosistem ekonomi digital dengan mendorong industri e-
commerce dan market place.
Nama Singkat
Pengembangan Kampung Industri Kecil Konveksi di Kelurahan Jurang mangu Barat, Jurangmangu
Timur Kecamatan Pondok Aren
Deskripsi
Terdapat 150 Rumah Tanga Industri Kecil Konveksi (Celana Hawai), telah menembus pasar tanah
abang, cipulir, sumatera, Kalimantan, jabodetabek dimana proses produksi dan pemasaran sangat
sederhana, perlu penataan/ pembinaan dari segi desain produksi, ketersediaan bahan baku dari
tangan pertama (sekarang tangan keempat) serta permodalan dan sistim penjualan hasil produks
Manfaat dari Inovasi
1. Tertatanya lokasi Kampung Konveksi
2. Produksi tidak hanya menghasilkan celana hawai, tetapi terdapat di verifikasi produksi,
Contoh: Baju Sekolah SD, SMP, SMA dan pakaian muslim
3. Nilai jual produk meningkat
4. Mengurangi angka pengangguran khususnya di bidang konveksi
42
5. Menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan
Keunikan/Kreativitas dari Inovasi
Konveksi sudah berdiri dari berpuluh-puluh tahun yang lalu, sudah menjadi mata pencaharian di
Kampung Konveksi, dan pasar penjualan (Jabodetabek, Sumatera, dan Kalimantan)
Kemitraan
1. OPD terkait
2. Perbankan
3. Kementrian Perindustrian RI
4. Koperasi
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Penataan kampung sehingga ramah lingkungan
2. Penataan ruang produksi
3. Ketesediaan bahan baku langsung ke sumbernya (sekarang tangan ke 4)
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
1. Perlu peran dari pemerintah diantaranya dari OPD terkait
2. Sumber daya masyarakat
Sumber daya yang digunakan
1. APBD Kota Tangerang Selatan (OPD Terkait)
2. Sumber Daya Masyarakat Kampung Konveksi
Analisis Resiko
1. Pemahaman masyarakat
2. Ketersediaan bahan baku (sekarang dari tangan ke 4)
3. Sumber Daya Manusia yang terampil dalam bidang jahit menjahit
Nama Singkat
Pengembangan Kampung Pariwisata Industri di Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu
Deskripsi Singkat Inovasi
Terdapat 107 Rumah Tangga yang memproduksi makanan ringan, kacang sangarai, rengginang,
kripik singkong, kripik pisang dll. Pariwisata Kranggan masih asri, sehingga dapat dikembangkan
selain industry kecil makanan, juga sekaligus dapat dikembangkan menjadi Destinasi Pariwisata.
Contoh: Pembeli dapat mengolah atau memasak makanan ringan yang mereka inginkan
43
Manfaat dari Inovasi
1. Tertata lokasi Kampung Industri, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata Kota Tangerang
Selatan, karena posisinya yang strategis dengan cisadane
2. Nilai jual produk meningkat
3. Menambah penghasilan ibu rumah tangga secara rutin karena lokasi banyak dikunjungi tamu.
Keunikan/Kreativitas dari Inovasi
Kampung Industri Pariwisata sudah lama berdiri contohnya terdapat Industri Kecil Kacang
Kranggan yang sudah dikenal luas di Jabodetabek dan lokasi dapat menjadi tujuan wisata
khususnya wisata kuliner dan alam
Kemitraan
1. OPD terkait
2. Perbankan
Potensi Pengembangan Inovasi
Lokasi di Kranggan tidak hanya dikembangkan Industri Kecil Makanan Ringan (Snack) tetapi
dapat dikembangkan menjadi obyek wisata alam.
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
Melatih masyarakat untuk mengembangkan produk sehingga penghasilannya meningkat
Mengembangkan organisasi masyarakat setempat
Sumber daya yang digunakan
1. Sumber daya masyarakat
2. OPD terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup dan
lain-lain)
Analisa Resiko
Lokasi alih fungsi karena masyarakat menjual tanah kepada pengembang untuk membiyai
kehidupan sehari-hari.
Nama singkat inovasi
SIDAKU
Deskripsi dari inovasi
Sekumpulan data UMKM yang sudah disusun sedemikian rupa dengan ketentuan atau aturan
tertentu yang saling berhubungan (terklasterisasi) sehingga memudahkan pengguna dalam
mengelolanya juga memudahkan memperoleh informasi atas produk-produk UMKM yang ada.
44
Manfaat dari inovasi
1. Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok yang
terurut dengan cepat
2. Dengan memiliki database secara terpusat maka data yang dikeluarkan dapat
dipertanggungjawabkan karena data tersebut berasal dari sistem yang terpusat
3. Memudahkan membuat aplikasi baru karena sudah ada database yang tepusat
Keunikan/ Kreativitas dari inovasi
SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) akan berisi data-data UMKM yang
sudah terklasterisasi. Untuk Koperasi juga dapat dilihat data-data yang berhubungan dengan
kelembagaaan koperasi dan data-data tentang kesehatan dari koperasi tersebut
Kemitraan
Dalam pembuatan SIDAKU (Sistem Informasi Database Kopeasi dan UMKM), akan bermitra
denan kalangan akademisi, koperasi dan UMKM.
Potensi pengembangan inovasi
1. Dapat lebih cepat memonitor perkembangan dari UMKM dan koperasi di Kota Tangerang
Selatan
2. SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) dapat terintegrasi dengan portal
web UMKM
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM (SIDAKU) akan dilengkapi dengan mesin
pencarian cepat sehingga data yang diperlukan akan mudah didapat
Sumber daya yang digunakan
Pada saat pengoperasian Sistem Informasi Database Koperasi dsan UMKM maka sumberdaya
manusia pada Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan
sehingga mampu mengoperasikan SIDAKU dengan baik dan dapat terus berinovasi dalam
mengembangkan SIDAKU tersebut
Analisis Resiko
1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan Sistem Informasi Database
Koperasi dan UMKM
2. Berkembangnya virus computer yang dapat merusak Sistem Informasi Database Koperasi dan
UMKM.
3. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan Sistem
Informasi Database Koperasi dan UMKM tersebut.
Nama singkat inovasi
45
Portal Web UMKM adalah website yang menyediakan berbagai macam informasi, fasilitas dan
media bagi para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk-produknya. Para pelaku UMKM
dan konsumen juga dapat mengetahui produk-produk apa saja yang ada di kota Tangerang Selatan.
Manfaat dari inovasi
Manfaat inovasi dari portal web UMKM, yaitu:
1. Memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk UMKM lebih bisa
dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet.
2. Bisa menjadi media tanpa batas, internet adalah media informasi yang tanpa batas. Dengan
memiliki website kita berarti sama saja memiliki banyak karyawan yang mempromosikan
produk kita selama 24 jam.
3. Promosi yang luas, internet adalah suatu media promosi terluas di dunia, jika dilihat dari
jangkaun area.
4. Media pengenalan produk UMKM, jika kita memiliki suatu produk UMKM akan lebih mudah
kita mengenalkan produk tersebut lewat website, karena jangkauan internet yang luas dan
pemakainya yang banyak, sehingga produk kita akan dikenal oleh masyarakat sehingga dapat
mendatangkan calon konsumen dengan cara promosi produk lewat website
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Portal web UMKM akan memberikan akses terbatas kepada pelaku UMKM untuk mempromosikan
produk-produk unggulannya. Pemberian akses terbatas tersebut bisa dilakukan oleh pelaku UMKM
dengan syarat pelaku UMKM tersebut sudah terdata di Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang
Selatan dan isi dari produk yang ditampilkan tidak boleh melanggar norma-norma atau aturan-
aturan yang dibuat oleh Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan.
Kemitraan
Dalam pembuatan portal Web UMKM, Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan akan
bermitra dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dalam
pembuatan isi dari portal tersebut akan melibatkan juga kalangan akademisi dan para pelaku –
pelaku.
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Dapat membantu memajukan produk UMKM untuk melakukan suatu bisnis dengan berbasis
teknologi.
2. Lebih dapat mempromosikan produk UMKM agar bisa dilihat khalayak ramai.
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Portal web UMKM akan diupdate mengikuti perkembangan zaman dengan membuat tampilan
menatik dan berisi data-data yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan calon konsumen.
46
Sumber daya yang digunakan
Dalam melaksanakan pembuatan portal web UMKM, Dinas Koperasi akan bekerjasama dengan
Dinas Kominfo Kota Tangerang Selatan. Pada saat pengoperasian portal web UMKM maka
sumber daya manusia pada Dinas UKM kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan
sehingga mampu mengoperasikan portal web UMKM dengan baik dan dapat terus berinovasi
dalam mengembangkan portal web UMKM tersebut.
Analisis Resiko
1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan portal web UMKM
2. Berkembangnya virus komputer yang dapat merusak portal web UMKM
3. Adanya penipuan yang mengatasnamakan portal web UMKM
4. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan peortal web
UMKM tersebut.
Nama singkat inovasi
SIMONET (Sistem Monitoring Transaksi)
Deskripsi singkat inovasi
Sistem aplikasi yang digunakan untuk memonitoring atau memantau transaksi yang dilakukan oleh
wajib pajak secara real time
Manfaat dari inovasi
Dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak kepada pemerintah karena merasa selalu diawasi
Keunikan / Kreativitas dari inovasi
Pihak Bapenda dapat membandingkan data dari alat Tapping Box dengan data yang diberikan
wajib pajak sebagai alat rekonsiliasi pemeriksaan pajak daerah
Kemitraan
Bank Jabar Banten dan Pihak Konsultan
Potensi Pengembangan Inovasi
Dapat dipasang seluruh wajib pajak yang berada di Kota Tangerang Selatan sehingga bias
meningkatkan pendapatan daerah
Strategi menjaga kebelangsungan inovasi
Menjaga hubungan baik dengan wajib pajak dan membuat regulasi yang mengatur tentang
implementasi sistem tersebut yang diterapkan pada wajib pajak
47
Sumber daya yang digunakan
1. Koneksi internet
2. Sumber Daya Manusia
3. Alat Tapping Box
Analisis Resiko
1. Kerusakan pada alat
2. Tidak kooperatif
3. Resistensi pada wajib pajak
4. Kerahasiaan data wajib pajak
5. Ketergantungan pada konsultan
Nama singkat inovasi
Pengembangan Kampung Industri Kecil Pengrajin Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan
Pamulang
Desktipsi singkat inovasi’
1. Terdapat 120 rumah tangga industri kecil pengrajin tempe
2. Produksi dapat solusi dengan standar mutu Gugus Kendali Mutu
3. Dapat dikembangkan diversifikasi produk tempe menjadi produk keripik tempe berbagai varian
rasa
4. Dapat menjadi tujuan tamu ke lokasi tersebut
5. Pemasaran produk dapat lebih meningkat baik dari segi kualitas, harga, maupun dari kuantitas
produk menignkat dengan memiliki legalitas
6. Meningkat sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Keunikan Kampung Tempe apabila ditata dengan baik akan menghasilkan keseimbangan ekonomi
masyarakat, keseimbangan social, dan keseimbangan lingkungan, menurunkan tingkat kemiskinan,
menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan, dan dapat mendukung pariwisata
Kota Tangerang Selatan
Kemitraan
1. OPD terkait (Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Tata Kota Pemukiman, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kecamatan Pamulang,
Kelurahan Kedaung, RUkun Tetangga, dan Rukun Warga)
2. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
3. Kementrian Perindustrian RI
4. Lembaga Perguruan Tinggi
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
6. Koperasi
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Potensi pengembangan inovasi sangat besar karena sebagian peralatan yang digunakan masih
sangat sederhana (contoh dsalam proses produksi menggunakan kayu bakar dan drum bekas)
48
2. Belum tertata lokasi dapur produksi
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Perlu peran nyata dari
1. Pemerintah Daerah (SKPD terkait)
2. Peran Serta Masyarakat
Sumber daya yang digunakan
1. APBD Kota Tangerang Selatan
2. Sumber daya masyarakat pengrajin tempe
Analis Resiko
1. Pemahaman masyarakat terhadapa penataan kampung tempe
2. Dampak lingkungan adanya limbah cair
Nama singkat inovasi
Bidang Pajak I : KONEKSI PBB DAN AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan
Lokasi Objek PBB)
Deskripsi singkat inovasi
Koneksi PBB : merupakan system komunikasi dalam jaringan yang memungkinkan antara
Bapenda dengan kelurahan, kecamatan atau OPD dapat berkomunikasi terkait informasi atau
keterangan yang dibutuhkan untuk memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB.
AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Merupakan
Aplikasi yang memungkinkan User/Pengguna untuk menambahkan informasi dalam PETA SIG
PBB secara mandiri dan bersifat kolaboratif dan partisipatif.
Manfaat dari inovasi
1. Koneksi PBB : membantu wajib pajak dalam memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB
yang dibutuhkan.
2. Meminimalisir dokumen yang tidak benar dan kurang akurat
3. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Obyek PBB) : dapat digunakan
untuk penambahan sebagai salah satu sumber data special alternatif, sehingga informasi atas
bidang PBB dapat terkumpul dengan cepat dan dapat diperbaharui dengan mudah, cepat, dan
efisien.
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
1. Koneksi PBB: Wajib pajak tidak perlu datang dan meminta langsung surat keterangan dari
kelurahan, kecamatan atau OPD
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : masyarakat
dapat memperbaharui bidang pajaknya sendiri, baik dari sisi alamat objek, tampilan foto
objeknya, dan bentuk bidang buminya (Pemetaan Partisipatif)
Kemitraan
49
Koneksi PBB : Kelurahan, Kecamatan,dan OPD
AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB): Google Maps
Potensi Pengembangan Inovasi
1. Koneksi PBB : Sistem ini bisa dikembangkan untuk keperluan pelayanan publik lainnya.
2. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : pengembangan ke
arah navigasi system dalam peta SIG PBB berdasarkan nomor objek pajak.
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
1. Koneksi PBB : Komitmen dan dukungan dari para pemangku kepentingan.
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Net
Work/Jaringan Internet Aplikasi Peta SIG Google Maps
Analisis Resiko
1. Koneksi PBB : Jaringan internet
2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : adanya
kemungkinan pembaharuan data / update Data Spesial menggunakan tulisan yang bersifat
Narsisme
Nama singkat inovasi
BIDANG PAJAK II : e-ABT (Air Bawah Tanah) dan Reklame
Deskripsi singkat inovasi
e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air bawah tanah
Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame
Manfaat dari inovasi
1. e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air di bawah tanah
2. Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame dan
mengoptimalkan potensi pajak reklame
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
e-ABT (Air Bawah Tanah) : petugas pencatatan air bawah tanah tidak lagi kelapangan untuk
mencatat penggunaan volume air bawah tanah.
Reklame : mengoptimalkan dan meminimalisir pajak yang hilang
Kemitraan
e-ABT (Air Bawah Tanah) : wajib pajak
Reklame : DPMPTSP dan Wajib pajak
Potensi Pengembangan inovasi
50
Sementara tidak ada
Strategi menjaga keberlangsungan inovasi
Sementara tidak ada
Sumber daya yang digunakan
Koneksi internet dan Sumber daya manusia
Analisa Resiko
e-ABT (Air Bawah Tanah) : pelaporan tidak dapat diproses jika koneksi internet yang tidak
stabil/pelaporan gagal
Reklame : berita acara pemeriksaan tidak dapat diproses jika koneksi internet tidak stabil.
Nama singkat inovasi
Bidang pemeriksaan : Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP)
Deskripsi Singkat Inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system informasi database yang
membantu dan memudahkan pengawasan penyelesaian pemeriksaan pajak, yang dimulai dari
pengusulan daftar normatif wajib pajak yang akan diperiksa yang akan diperiksa sampai dengan
penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak). Modul-modul ini terintegrasi dalam system
informasi pemeriksaan pajak
Manfaat dari inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system aplikasi yang membantu
proses administrasi pemeriksaan pajak, yang dimulai dari usulan pemeriksaan pajak sampai dengan
penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak), sehingga dalam proyek perubahan ini
merasa perlu membuat sistem informasi seperti ini dikarenakan seksi pemeriksaan wilayah 1-3 ada
sekitar 285 wajib pajak yang harus dikeluarkan SP3 (Surat Perintah Pemeriksaan Pajak) terbit di
tahun ini, selain untuk memudahkan proses administrasi, system ini akan memudahkan
pengawasan penyelesaian pemeriksaan yang sedang berlangsung, sehingga akan meminimalisir
kesalahan dalam pengadministrasian.
Keunikan/Kreativitas dari inovasi
Proses Pemeriksaan yang dituangkan kertas kerja pemeriksaan (KKP) sampai dengan penyelesaian
pemeriksaan pajak) dan selanjutnya akan diterbitkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak)
Kemitraan
Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi, dan Keberatan Pajak Daerah dan Tenaga Ahli di bidang
Program Aplikasi.
51
Potensi Pengembangan Inovasi
Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) kedepannya agar aplikasi ini bisa
terintegrasi dengan seluruh aplikasi yang ada di Badan Pendapatan Daerah
Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi
Untuk menjaga keberlangsungan inovasi system yang dibangun menggunakan basis data yang
mudah diperbaharui dan berorientasi pada tampilan web, selain itumsistem yang dibangun perlu
maintenance / perawatan secara berkesinambungan, sehingga kinerja system dapat berjalan secara
optimal dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan
Sumber daya yang digunakan
Potensi yang ada dan menjadi wewenang Badan Pendapatan Daerah
Analisa Resiko
Sistem tidak berfungsi sebagaimana diharapkan dan tidak adanya dukungan yang maksimal dari
manajemen dan tidak adanya transfer knowledge dari pengembang ke end user.
52
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan berikutnya peneliti melihat adanya kekurangan pada smart economy di
Kota Tangerang Selatan khususnya pada dinas ketahanan pangan, pertanian, dan perikanan
disebabkan ketika peneliti melakukan observasi ke dinas tersebut masih terasa kurang
memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu,
Peneliti meneruskan penelitian yang saya ajukan di penelitian 2019 dengan judul “Analisis
Faktor Kendala dan Faktor Non-Kendala Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan
dalam Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perekonomian kota Tangerang Selatan
stabil
2. Teknologi informasi (TIK) yang ada di kota Tangerang Selatan fokus pada
pemerintah tetapi belum terintegrasi.
3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri, swasta, eksportir, dan importer di kota
Tangerang Selatan belum lengkap terintegrasi.
4. Jumlah dari laki-laki, quintile ke 5 dan pendidikan di atas SLTA atau di atasnya
sudah memiliki hp, memiliki hp, menggunakan computer dan mengakses internet
5. Wirausahawan di kota Tangerang Selatan memiliki pertumbuhan signifikan dan
mereka menggunakan social media, contoh, facebook, twitter and instagram untuk
mempromosikan prosuk mereka.
6. Regulasi mendukung smart economy
7. Indikator smart economy menunjukkan inovasi yang rendah, pertumbuhan pada
produksi, pasar tenaga kerja kurang fleksibel, sedikit yang menggunakan sumber
uang dari pasar modal walaupun proporsi wirausahawan besar.
8. Dinas Koperasi dan UMKM memberi dukungan yang penuh terhadap
wirausahawan yang baru untuk memulai dan mengorganisasikan bisnis mereka
dengan bimbingan teknologi gratis. Dinas Perdagangan dan Perindustrian
mendukung pencatatan ekspor dan impor dan paten, smart economy belum
diimplementasi secara baik disebabkan jumlah hak paten sangat rendah
dibandingkan jumlah penduduk. Badan Pendapatan Daerah sudah mendukung
smart economy dengan pembayaran pajak PBB dan Non-PBB. Badan Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah telah mengintegrasikan SIAP BMD untuk e-planning,
e-budgeting, e-reporting, pembayaran bukan kas dan kas. Dinas Ketahanan Pangan
Pertanian dan Perikanan masih belum fokus ke smart economy.
54
9. Hambatan smart economy adalah sedikitnya perusahaan yang menerbitkan saham,
tidak ada bandara (tidak adanya pencatatan warga kota yang menggunakan pesawat
terbang), sedikitnya free lance dan pengusaha. Pendukung smart economy adalah
banyaknya bisnis baru, pengangguran yang lebih kecil dari Sembilan persen,
pertumbuhan produktivitas baik dan keinginan untuk berwirausaha tinggi.
10. Ada beberapa program yang sudah dijalankan baik di kota Tangerang Selatan
seperti pengembangan industry kecil konveksi di Jurangmangu, perkembangan
desa industry pariwisata di Kranggan, SIDAKU, Portal Web UMKM, SIMONET,
pengembangan desa industry tempe di Kedaung, Bidang Pajak I: KONEKSI PBB
dan AMMPLOP PBB, Bidang Pajak II: e-ABT dan Reklame dan Bidang
Pemeriksaan: SIPPP.
6.2 Saran
1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus dapat menjaga pertumbuhan dan
pengembangan sehingga tetap stabil.
2. Fokus TIK dari pemerintah kota Tangerang Selatan diharapkan tidak hanya
fokus.
3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri dan swasta, eksportir, dan importir
di kota Tangerang Selatan harus dikumpulkan untuk melihat bagaimana efektif
smart city di kota Tangerang Selatan.
4. Perlunya mensosialisasikan smart city karena hanya lulusan SLTA ke atas dan
laki laki yang banyak menggunakan hp, memiliki hp, menggunakan computer
dan mengakses internet.
5. Perlunya implementasi untuk mensosialisasikan peraturan untuk smart economy
untuk setiap pegawai OPD dan masyarakat mengetahui apa haknya dan
kewajibannya.
6. OPD dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan inovasi, produktivitas,
dan tingkat fleksibilitas.
7. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan dan Dinas
Perdagangan dan Industri akan mendukung kota Tangerang Selatan.
55
8. Dinas Industri dan Perdagangan harus mensosialisasikan bagaimana untuk
mematenkan penemuan mereka.
9. Mengintegrasikan system diantara OPD untuk smart economy.
10. Memastikan koneksi internet stabil untuk memfalisitasi smart economy di Kota
Tangerang Selatan.
56
DAFTAR PUSTAKA
[1]Anggraini, D. (2018, March 14). Executive Summary Master Planning 2018-2022. (I. Lubis,
Interviewer)
[2]Artiyugo. (2018, May 09). Smart Economy in SME and Cooperative Office. (I. Lubis,
Interviewer)
[3]Arsyad, Lincollin.(2010). EkonomiPembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN,Yogyakarta.
[4]Arsyad, Lincolin.(2010).Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, [BPS] Badan Pusat Statistik.
[5]Almulaibari, Hilal.(2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004- 2008 [Penelitian ilmiah]. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
[6]Bachtiar. (2018, May 21). Regional Revenue Agency. (I. Lubis, Interviewer)
[7]Caragliu, A, Bo, C, D, dan Nijkamp, P. (2009). Smart Cities in Europe. 3rd Central
European Conferences in Regional Sciences-CERS
[8]Darmawan, H. (2018, March 01). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)
[9]Dewi. (2018, May 24). Regional Asset and Financial Distribution Agency. (I. Lubis,
Interviewer)
[10]Dewi, R. K. (2018, May 24). Planning Smart Economy in Fishery Agriculture and Food
Security Office. (I. Lubis, Interviewer)
[11]Hamel dan Prahalad,(1990). the core competence of the corporation‟ by president and fellows of harvrd college1
[12]Hitt et al .2003.“Journal of Management” a model of strategic entrepreneurship : the construct
and its dimensions
[13]Hammer.2013. Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakarta kementrian Industri Repulik Indonesia
[14]Hasikin. (2018, March o11). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)
[15]Johnston, B.F. and Mellor, J.W. (1961).The role of agriculture in economic development‟. American Economic Review Vol. 51, No.4.
[16]Jhingan, M.L.(2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers
[17]Karlinah, N.(2013).Study Ethnomathematich: Pengungkapan Sistem Bilangan Masyarakat
Adat Baduy. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung
57
[18]Kepegawaian, K. U. (2018, March 06). Smart Economy in Trade and Industry Office. (I. Lubis,
Interviewer)
[19]Kementrian Perindustrian.(2013). “Reset KIID (Kajian Kopetensi Industri) kotawaringin barat” Jakarta.
[20]Kuznets, Simon.( 1964). Ekonomi Growth and the contribution of Agriculture : Notes For Measurement”, in C. Eicher and L. Win, eds. Agriculture in Economic Development, New York : McGraw-Hill.
[21]Kuncoro, M, (2006). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan Strategi dan peluang. Erlangga, Jakarta.
[22]Lazaroiu, C,G, dan Roscia, M.(2012). Definition methodology for the smart cities model. Journal Energy
[23]Lewis Arthur.(1954). “The Rise and Decline of Development Economics” London, George Allen and Unwin, Ltd.
[24Letaifa, S.B.(2015).How to strategize smart cities: Revealing the SMART MODEL.Journal of Business Research 68 (2015) 1414-1419
[25Macek, A.(2017,11) .Smart Economy Indicators DOBA Fakulteta Business School. http://www.smarttowns.eu/wp-content/uploads/2017/11/Economy-of-the-city-of-the-future.pdf.Retrieved April 28, 2018
[26]Notohadiprawiro.(2006). Logam Berat dalam Pertanian. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[27]Stewart (1999), Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakrata kementrian Industri Repulik Indonesia 2013.
[28]Tarigan, Robinson.(2005). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta, ,
[29]Todaro M.P. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[30]Todaro, Michael P.(2003). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:Aminuddin
[36]Prima.S.M.P. 2012. Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota
Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan : PT.Multimedia Solusi Prima
[37]Sriyono. (2018, May 21). Non-BPHTB. (I. Lubis, Interviewer)
[38]Widijanto,R.A.(2016). Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Potensi Ekonomi Kota Tangerang Selatan. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[39]Widijanto,R.A.(2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[40]Widijanto,R.A.(2010).Tangerang Selatan dalam Angka 2010.Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[41]Widijanto,R.A.(2011). Tangerang Selatan dalam Angka 2011. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[42]Widijanto,R.A.(2012). Tangerang Selatan dalam Angka 2012. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[43]Widijanto,R.A.(2013). Tangerang Selatan dalam Angka 2013. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[44]Widijanto,R.A.(2014). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[45]Widijanto,R.A.(2015). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[46]Widijanto,R.A.(2016). Tangerang Selatan dalam Angka 2016. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
[47]Widijanto,R.A.(2017). Tangerang Selatan dalam Angka 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City
59
LAMPIRAN
Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL lantai 4 gedung 1 pada hari Kamis
tanggal 1 Maret 2018 Staff Kominfo Pak Asikin dan Heri Darmawan
No. Pertanyaan No. Jawaban
1.
2.
3.
Bagaimanakah Struktural
yang bertanggung jawab
pada program Smart
City?
Bagaimanakah kendala
Smart City di Tangsel?
Sejak kapankah Smart
City dimulai di kota
Tangsel?
1.
2.
3.
Pak Isep Kuarsa, S.T., M.T. sebagai Kepala Kominfo
Ibu Dian Anggraini S.T., M.T. sebagai Kepala
Pengembangan SDM TIK dan kerjasama Smart City
Belum ada sinkronisasi antar dinas dan data
pengumpulan lama.
Sejak Ibu Airin (Walikota Tangsel) mencanangkan
2015 yang digagaskan oleh Prof. Suhono ITB. Dalam
menjalankan Smart City terdapat dua bagian; pertama,
dewan Smart City yang belum dibentuk; kedua, tim
pelaksana yang sudah dibentuk
60
FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL
1. Nama UMKM
2. Alamat
3. Jenis Barang
4. Teknologi Informasi yang sudah digunakan
5. Biaya yang dikeluarkan untuk teknologi
informasi
6. Beban komunikasi yang dikeluarkan
7. Jenis pemasaran online/tidak
8. Online yang digunakan
9. Beban yang ditanggung jika menggunakan
online
10. Besarnya riset dan pengembangan produk
dan jasa
11. Adakah produk dan jasa yang diunggulkan
dan diekspor
12. Adakah produk dan jasa yang diimpor
13. Konsumen yang dilayani melalui penjualan
online
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
61
Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian Pak Wijaya
Kusuma dengan staf Mbak Hijri di Gedung Depan Walikota Tanggal 8 Maret 2018 Pukul 16.00