Top Banner
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN KOMPETITIF NASIONAL SKIM DISERTASI DOKTOR TAHUN ANGGARAN 2016 TEKNIK REFORMULASI PENERJEMAHAN LISAN OLEH PEMANDU WISATA DI OBJEK WISATA MAKAM KUNO RAJA SIDABUTAR PULAU SAMOSIR SUMATERA UTARA Tahun ke-1 dari Rencana 1 Tahun Bambang Panca Syahputra, S.Pd., M.Hum. NIDN : 0117017901 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Agustus, 2016
35

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Mar 22, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

LAPORAN AKHIRPELAKSANAAN PENELITIAN KOMPETITIF NASIONAL

SKIM DISERTASI DOKTORTAHUN ANGGARAN 2016

TEKNIK REFORMULASI PENERJEMAHAN LISAN OLEH PEMANDUWISATA DI OBJEK WISATA MAKAM KUNO RAJA SIDABUTAR

PULAU SAMOSIR SUMATERA UTARA

Tahun ke-1 dari Rencana 1 Tahun

Bambang Panca Syahputra, S.Pd., M.Hum.NIDN : 0117017901

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARAAgustus, 2016

Page 2: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 3: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

DAFTAR ISI

RINGKASAN ........................................................................................ i

PRAKATA ……………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4

2.1 Penerjemahan Lisan .................................................................. 4

2.2 Jenis- jenis Terjemahan Lisan.................................................... 4

2.3 Teknik Reformulasi …………………………………………… 5

2.4 Pemandu Wisata (Tour Guide……………………………………… 6

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................... 7

3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 8

4.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 8

4.2 Paradigma dan Model Penelitian ................................................ 8

4.3 Sumber Data dan Data Penelitian ……………………………… 10

4.4 Metode Pengumpulan Data ……………………………………. 10

4.5 Teknik Analisis Data …………………………………………… 11

4.6 Pengecekan Keabsahan Data …………………………………… 12

BAB V HASIL YANG DICAPAI ........................................................... 13

5.1 Teknik Reformulasi dalam Terjemahan Lisan (Interpreting)….. 13

5.1.1 Penjelasan (Explanation) …………………………… 135.1.2 Meringkas dan Rekapitulasi ……………………....... 165.1.3 Penghilangan ………………………………………... 175.1.4 Reformulasi ……………………………………….... 17

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 19

7.1 Simpulan ………………………………………………………. 19

7.2 Saran …………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini untuk menemukan variasi teknik reformulasi penerjemahan lisan

oleh pemandu wisata di objek wisata Makam Kuno Raja Sidabutar Pulau Samosir.Sumber

data penelitian ini berupa rekaman audio visual kegiatan penerjemahan lisan oleh pemandu

wista di makam kuno raja Sidabutar Dari dokumen ini diperoleh data berupa rekaman

kegiatan penerjemahan lisan yang di lakukan oleh pemandu/ pramuwisata yang menggunakan

bahasa Indonesia/ Melayu dan bahasa Inggris. Metode penelitianyang digunakan adalah

metode penelitian kualitatif dengan teknik dokurnentasi sebagai instrumen pengumpulan data

yang terdiri dari dua: a) lembar dokumentasi untuk datatertulis; dan b) teknik rekam.

Penelitian ini direncanakan hanya satu tahun dengan empat tahapan penelitian.

Penelitian Tahap I: Penelitian pendahuluan berupa pematangan persiapan dengan cara mempelajari

prinsip- prinsip terjemahan lisan, membaca referensi-referensi yang berhubungan dengan terjemahan

dan kegiatan perjalanan wisata yang di pandu oleh pemandu wisata, sudah selesai dikerjakan.

Penelitian Tahap II: Pengumpulan data dengan cara merekam kegiatan terjemahan lisan oleh

pemndu wisata, mentranskripsikan data, untuk mengidentifikasi variasi teknik reformulasi terjemahan

lisan., sudah selesai dikerjakan.

Penelitian Tahap III: Menganalisis data dengan memahami ko-teks, teks, dan konteks untuk

menyesuaikan konteks dengan pemilihan dan penggunaan teknik tertentu sebagai variasi dari teknik

reformulasi, sUDAH dikerjakan.

Penelitian Tahap IV: Menemukan variasi yang baru dari teknik terjemahan lisan yang sudah

ada, sudah dikerjakan

Kata Kunci : Teknik Reformulasiasi, Pemandu Wisata, Penerjemahan Lisan

Page 5: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kemajuan pelaksanaan penelitian

kompetitif nasional skim disertasi doktor tahun anggaran 2016. Laporan kemajuan

pelaksanaan penelitian kompetitif nasional skim doktor ini ditulis sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban karena penelitian ini didanai oleh DIPA Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Penelitian ini masih berlangsung dan akan di

lengkapi dengan lapoan akhir pada akhir tahun penelitian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ditlitabmas Dirjen Dikti sebagai

penyandang dana penelitian ini, Koordinator Kopertis Wilayah I, Rektor Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat UMSU, dan Dekan FKIP UMSU selaku pimpinan tempat penulis bertugas.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Amrin saragih,

M.A., Ph.D, Prof. Dr. Syahron Lubis, MA, Dr. Muhizar Muchtar, M.S selaku promotor dan

ko promotor penulis pada program doktor Linguistik konsentrasi Terjemahan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam

penyelesaian penelitian.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat Batak Toba,

pulau Samosir desa Tomok yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di objek

wisata makam batu raja Sidabutar. Akhirnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada pihak- pihak lain yang turut membantu demi suksesnya penelitian ini. Penulis

menyadari bahwa laporan kemajuan pelaksanaan penelitian kompetitif nasional skim disertasi

doktor ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca.Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 15 Agustus 2016

Penulis

Page 6: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Penelitian

Kegiatan penerjemahan baik lisan maupun tulisan di seluruh dunia merupakan bentuk

media ilintas bahasa yang telah menunjukkan peranpentingnya dalam komunikasi manusia

mulai sejak zaman dahulu, khususnya pada masa terjadinya kontak-kontak antar etnis.

Sejarah telah menuliskan ketika Christoper Columbus seorang navigator ternama dari

Genoa melakukan pelayaran untuk menemukan benua Amerika pada penghujung paruh

kedua abad XV, beliau membawa serta penerjemah yang memahami bahasa etnis setempat

dengan menggunakan sarana paralinguistik yaitu kinetic speech agar dapat berkomunikasi

dengan penduduk benua itu. Kemudian sejarah juga menunjukkan penemuan batu- batu

bersurat yang di tulis dalam dua bahasa membuktikan bahwa kegiatan penerjemahan

sebenarnya sudah ada sejak tahun 3000 M pada masa kerajaan Mesir Tua di daerah Riam

Pertama (Newmark, 1994:4).

Dalam perkembangan selanjutnya, seiiring dengan meningkatnya hubungan kerjasama

antar bangsa baik dalam bidang diplomatik, budaya, ekonomi, politik, dan pertahanan,

kebutuhan akan profesi penerjemah semakin sangat dirasakan. Hal ini terlihat dalam berbagai

perkumpulan bangsa- bangsa seperti PBB, Uni Eropa, ASEAN dan sebagainya dimana

penerjemah menempati posisi penting dalam penyampaian informasi dalam bahasa-bahasa

yang berbeda.Ini menyiratkan bahwa penerjemahsaat ini menempati posisi kunci dalam

komunikasi dan lebih penting lagi dalam memperkenalkan serta memfasilitasi berbagai jenis

kegiatan bisnis dan budaya.

Di Indonesia peran penerjemah lisan mulai dirasakan terutama sejak di

selenggarakannya KTT Non-Blok ke-10 di Jakarta tahun 1992 yang membutuhkan sekitar

5000 tenaga kebahasaan (termasuk liason officers, field officers, dll). Jumlah ini belum

termasuk para juru bahasa konferensi (conference interpretrers).Sejak saat itu sangat

dirasakan perlunya melahirkan dan mendidik penerjemah lisan yang berkualitas.

Terjemahan sebagai transformasi antar bahasa benar- benar merupakan gejala yang

menyita perhatian berbagai pakar bidang keilmuan.Bagi pakar psikologi keistimewaan

peranan orientasi dan pengetahuan adalah hal yang substansial.Sedangkan semantic

etnografis yang mencakup perbedaan budaya menjadi objek yang menarik bagi pakar

etnografi. Lain halnya bagi ahli sastra, masalah terjemahan adalah keunggulan artistik dalam

mempertahankan citra dasar dan isi karya sastra yang di terjemahkannya (Salihen, 2006: viii)

Page 7: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Kegiatan terjemahan memiliki ruang lingkup yang luas dari berbagai tujuan.Oleh

karena itu penerjemah tidak hanya di tuntut memiliki tingkat pengetahuanyang tinggi dalam

bidang linguistik, tetapi juga melibatkan seluruh aspek komunikasi, seperti pengetahuan,

budaya, nilai gaya termasuk dialek, keyakinan, ideologi, kelas, gender, ras bangsa, dan lain-

lain Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan berpikir logis, akal yang sehat dan

intuisi yang baik. Seorang penerjemah harus mengetahui topikutama yang sedang dibahas

yang ia terjemahkanbaik secara lisan maupun tulisan.Ia harus mengetahui dari mana pesan

berasal serta konteks budaya apa yang sedang diterjemahkan sehingga pada akhirnya

mampumemberikan kontribusi untuk berbagai bidang yang berbeda dalamkegiatan industri

dan bisnis yang melibatkannya.

Salah satu industri dengan perspektif global yang mengandalkan layanan pertukaran

informasi dan penerjemah adalah industri pariwisata. Potensi pengembangan pariwisata

sebagai alat untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan

kemiskinan berasal dari beberapa karakteristik unik dari sistem pariwisata. Pertama,

pariwisata mendukung kesempatan bagi penerapan diversifikasi ekonomi, khususnya di

daerah marjinal. Pariwisata menghasilkan berbagai jenis pendapatan bagi masyarakat:

pendapatan usaha, laba upah, laba saham, harga dan retribusi. Transaksi langsung oleh

wistawan memiliki dampak positif pada profitabilitas bisnis dan pertumbuhan lapangan kerja.

Industri pariwisata di Sumatera Utara merupakan sektor dengan potensi besar sebagai

prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan provinsi. Secara nasional,

Sumatera Utara dipandang sebagai daerah wisata tujuan di samping Bali dan Yogyakarta,

terutama karena pemandangan alam yang spektakuler dan keanekaragaman budaya penduduk

lokal.

Pulau Samosir adalah salah objek wisata andalan Sumatera Utara berlokasi di Danau

Toba, danau vulkanik terbesar di dunia.Setiap tahunnya terutama masa libur kawasan ini

selalu di padati wisatawan baik lokal maupun asing.Pulau Samosir merupakan pulau dengan

ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.Pulau yang terbentuk akibat tekanan magma

ke permukaan dan mengeras sehingga menjadi pulau ini menawarkan beberapa atraksi wisata

misalnya pertunjukan tarian tradisional, bangunan sejarah, museum, kubur batu Raja

Sidabutar, kursi batu persidangan dan area ritual kanibalisme sudah berusia lebih dari 400

tahun. Akibat lonjakan pengunjung dengan berbagai latar belakang bangsa dan bahasa inilah

sering sekali menuntut seorang pemandu wisata melakukan kegiatan terjemahan lisan

beberapa bahasa yang berbeda.Ini menjadi suatu tantangan sekaligus masalah bagi pemandu

yang kurang menguasai teknik transformasi dua bahasa dengan sistem yang berbeda.

Page 8: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Dalam industri pariwisata internasional saat ini mungkin terjadi bahwa, tanpa peran

utama pemandu wisata sebagai mediator, informasi tidak dipahami dengan baik dan dihargai

oleh mereka.

Pemandu wisata sering sekali menghadapi berbagai kendala terutama ketika ia

melakukan penerjemahan lisan atau kegiatan menafsirkan makna. Karena kedua bahasa yang

terlibat dalam penerjemahan lisan umumnya berbeda baik dari segi sistem bahasa dan

budaya, disamping faktor terbatasnya waktu yang tersedia untuk penerjemah lisan dalam

mentransfer pesan kepada pendengar. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman antara

pemahaman wisatawandan persepsi pemandu wisata. Keberhasilan penerjemah melakukan

aktifitaspenerjemahan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain dari pendengar sendiri

sebagaimana dinyatakan oleh Nababan (2004: 65), yaitu:

a) Siapa yang menjadi pendengar? Apakah mereka mahasiswa, diplomat, pengusaha,

pekerja?

b) Apa kebangsaan mereka?

c) Apa yang diharapkan dari pendengar konferensi?

d) Apa dan bagaimana latar belakang budaya mereka?

e) Apa bahasa ibu mereka?

f) Apakah bahasa yang mereka dengar milik bahasa mereka sendiri?

g) Apakah penerjemah perlu menyesuaikan bahasa dengan pendengarnya sehingga mereka

dapat memahaminya dengan baik?

h) Seberapa baik pengetahuan mereka tentang materi pelajaran atau topik mendengar?

i) Apakah mereka membutuhkan penjelasan tambahan?

j) Apakah penerjemah perlu menjelaskan arti dari istilah tertentu?

Dengan mengacu pada uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji kasus yang

menyangkut kompetensi lisan penerjemah dalam kegiatan pariwisata yang melibatkan proses

penerjemahan lisan oleh pemandu wisata yang dilakukan di makam kuno Raja Sidabutar di

Desa Tomok, pulau Samosir.

Page 9: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penerjemahan Lisan

Menurut Shuttleworth dan Cowie (1997: 83) yang mengatakan bahwa:“Interpreting is a term

used torefer to the oral translation of a spoken message or text.”

Selanjutnya Jones (1996: 6), penerjemahan lisan dinyatakan sebagaiberikut: “The interpreter

has first to listen to speaker, understand and analyze what is being said, and then resynthesize

the speech in the appropriate form in a different language…”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan lisan pada prinsipnya

merupakan suatu proses pengalihan pesan lisan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran melalui

beberapa proses berupa menyimak, memahami, menganalisis, dan mengungkapkan kembali.

Sedangakan ditinjau dari fungsinya sebagai alat komunikasi lintas budaya yang

melibatkan dua bahasa yang berbeda .Arjona (1977: 35) mendefinisikan penerjemahan lisan

sebagai “the oral translation of a message acrossa cultural/ linguistic barrier.”

Selain itu, penerjemahan lisan bisadidefinisikan dengan melihat dari sudut pandang

partisipan, yaitusiapasaja yangterlibat dalam proses penerjemahan lisan.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa penerjemahan lisan ditandai dengan kehadira

partisipan atau lebih tepatnya disebut pendengar karena pesan disampaikan secara lisan.

Namun menurut Nababan (2004: 18-19), pernyataan tersebut masih terlalu umum

karena belum menyangkut sign language interpretingdan sight translation, yang masing-

masing bahasa sumbernya berupa bahasa isyarat dan bahasa tulis.

2.2 Jenis- Jenis Penerjemahan Lisan

Penerjemahan lisan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, ditinjau dari tempat

dan cara pelaksanaanya sebagai berikut:

(1) Conference Interpreting

Conference interpretingmerupakan kegiatan penerjemahan lisan yang berlangsung di

suatu konferensi.

Jones (1998: 6) menyatakan pendapatnya mengenai conference interpretingyaitu:

“most conferences are conducted with simultaneous interpreting these days, though

interpreters must be prepared to perform in the consecutive mode as well.”

Jadi penerjemahan lisan dalam pelaksanaanya melibatkan penerjemahan secara

konsekutif (penerjemah lisan berbicara saat penutur sumber berhenti berbicara serta

Page 10: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

membuat catatan bila memungkinkan) dan secara simultan (dalam waktu bersamaan

penerjemah menyampaikan tuturan bahasa sasaran dengan tuturan bahasa sumber).

(2) Court interpreting

Dalam jenis terjemahan ini, penerjemah lisan bertugas sebagai pendamping klien

(umumnya terdakwa) untuk menjembatani komunikasiantar partisipan yang terlibat dalam

suatu proses persidangan; seperti hakim, jaksa, pengacara, saksi, dll. (Gonzales, et, al, 1991:

28)

(3) Community Interpreting

Community interpreting adalah aktivitas penerjemahan lisan yang dilakukan,

misalnya, di rumah sakit, kantor polisi, lokalisasi, dll termasuk dalam kategori penerjemahan

lisan ini.

(4) Whispered Interpreting

WhisperedInterpretingyang dikenal dalam bahasa Perancis sebagai “Chuchotage” ini

umumnya dilakukan dengan cara berbicara pelan. Bahkan, alat bantu suara seperti mokrofon

memungkinkan untuk digunakan. (Pöchhaker, 2004: 19). Jika partisipan dalam kegiatan

penerjemahan ini tidak lebih dari dua orang tanpa membutuhkan suara yang keras maka

penerjemahan ini dapat dilakukan.

(5) Liason Interpreting

Liason interpreting merupakan kegiatan penerjemahan dimana seorang penerjemah di

hadirkan dalam suatu interaksi pertemuan, negosiasi, diskusi untuk mengatasi kesenjangan

pemahaman akibat dua bahasa yang berbeda.Dalam hal ini penerjemah bertugas

menerjemahkan dua bahasa secara dua arah. (cth: Inggris – Indonesia, dan Indonesia –

Inggris). Seperti halnya conference interpreting, jenis penerjemahan lisan ini juga melibatkan

penerjemahan lisan secara konsekutif maupun simultan.Bedanya, dalam liaison interpreting,

scope-nya lebih kecil dan ada komunikasi timbal balik antar petutur.

2.3 Teknik Reformulasi

Teknik reformulasi merupakan teknik yang diterapkan untuk mempertahankan arah

yang tepat dari penutur sumber, dimana seorang penerjemah harus menyusun ulang tuturan

sumber dengn tetap mempertahankan pesan inti penutur tersebut.Hal ini dapat dilakukan

misalnya dengan memenggal kalimat panjang yang rumit menjadi beberapa klausa- klausa

Page 11: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

yang pendek; menggeser bentuk anak kalimat menjadi satu kalimat tunggal, atau bahkan

merubah klausa aktif menjadi pasif dan sebaliknya (Jones, 2007: 81).

Adapun alasan pengambilan langkah ini adalah dkarenakan penerjemah lisan tidak

harus meniru setiap kata perkata maupun urutan ujaran yang diucapkan pembicara. Seorang

penerjemah lisan juga tidak harus berbicara sebanyak penutur sumber. Dengan kata lain

teknik reformulasi di sebut juga ‘stylistic’ yang memberikan efek bagi pendengar dengan

medium yang berbeda. Ini sangat membantu penerjemah dalam menyajikan informasi yang

mudah di pahami pendengar sehingga komunikasi dapat dilakukan dengan semaksimal

mungkin.

Beberapa variasi dari teknik ini antara lain teknik salami, penyederhanaan,

generalisasi, penghilangan, meringkas, penjelasan, metafora dan lain-lain.

2.4 Pemandu Wisata (Tour Guide)

Pemandu wisaa atau pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memimpin

perjalanan wisata baik grup ataupun individu, memberikan penerangan, penjelasan, serta

saran dan petunjuk kepada wisatawan (tourist) sebelum maupun selama kunjungan tentang

segala sesuatu yang hendak di lihat, disaksikan oleh wisatawan dan pelancong yang

bersangkutan, bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu.

Adapun organisasi yang menaungi pramuwisata adalah HPI (Himpunan Pramuwisata

Indonesia) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,

Beberapa tugas utama seorang pramuwisataadalah ;

a) Mengatur wisatawan baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan

dengan transportasi yang tersedia.

b) Memeberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan obyek wisata, serta memberikan

penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas

wisatawan lainya.

c) Memberikan petunjuk tentang obyek wisata.

d) Memebantu menguruskan barang bawaan wisatawan.

e) Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapat kecelakaan,

kehilangan atau musibah lainya

Page 12: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(1) Mendeskripsikan variasi teknik reformulasi dari penerjemahan lisan yang di lakukan

pemandu wisata di objek wisata makam batu raja Sidabutar di Samosir.

(2) Menjelaskan varisi teknik yang dominan di lakukan pemandu wisata dalam kaitannya dengan

konteks bahasa yang berlangsung pada saat melakukan penerjemahan lisan di objek wisata

makam batu raja Sidabutar.

(3) Menemukan variasi teknik yang baru dari teknik penerjemahan lisan yang di lakukan

pemandu wisata di makam kuno raja Sidabutar

1.4. Manfaat Penelitian

Secaraakademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan kegiatan penerjemahan, khususnya dalamrangka memperkaya teknik-teknik

penerjemahan lisan, menemukan variasi teknik terjemahan lisan yang baru dari teknik yang

sudah ada sebelumnya. Di samping itu penelitian ini dapat melengkapi referensi ilmiah

yang berkaitandengan komunikasi publik, kendala- kendala yang di hadapi penerjemah serta

solusi penerjemahan.

Secarapraktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan

praktis oleh pihak- pihak yang berkepentingan dalam melakukan peningkatan kemampuan

berbahasa. Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dapat dijadikan sebagai panduan bagi

pemandu wisata (tour guide) dan penerjemah lisan (interpreter).

Page 13: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah kabupaten samosir komplek kubur batu

raja Sidabutar yang berusia lebih dari 400 tahun.Makam kuno ini terletak di desa Tomok

sebuah desa kecil yang terletak di pesisir timur Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera

Utara.Dari Medan tempat ini membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 Jam sampai di

kotaParapat.Pemilihan objek wisata di desa Tomok ini karena desa Tomok merupakan pintu

gerbang masuknya wisatawan ke pulau Samosir, pulau yang berlokasi di tengah danau

Toba.Waktu penelitian diperkirakan lebih kurang satu tahun mulai dan persiapan

pengumpulan data, penganalisisan data hingga pembuatan laporan penelitian.

4.2 Paradigma dan Model Penelitian

Paradigma penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Suatu penelitian

yang menggunakan metode kualitatif mempunyai kondisi apa adanya (natural setting) karena

data yang dipakai diambil langsung dari sumbernya. Sedangkan dikatakan deskriptif karena

data yang dipakai berupa kata, frasa, atau kalimat yang memiliki makna lebih daripada

sekedar angka.

Selanjutnya Moleong (2000: 123) menambahkan bahwa “Penelitian kualitatif bersifat

lentur atau fleksibel karena peneliti sebagai instrumen utama penelitian memiliki kemampuan

untuk menggali informasi yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang

tidak diduga lebih dulu, atau yang tidak lazim.”

Untuk lebih jelasnya model penelitian ini dapat dilihat pada bagan alur berpikir proses

penelitian di bawah ini

Page 14: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Bagan 1. Alur Berpikir Proses Penelitian

Studi PustakaPENELITI Riset Awal

Merekam Penerjemahan

Mengidentifikasi Variasi Teknik Terjemahhan Lisan

Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3 Teknik 4

KONTEKS PENGGUNAAN

Variasi Teknik Terjemahan yang baru

Keterangan bagan:Garis penelitian pendahuluan

Garis penelitian lanjutan

Garis hasil penelitian

Berdasarkan bagan diatas terdapat empat tahap penelitian, yaitu:

1. Penelitian Tahap I: Penelitian pendahuluan berupa pematangan persiapan

dengan cara mempelajari prinsip- prinsip terjemahan lisan, membaca referensi-referensi yang

berhubungan dengan terjemahan dan kegiatan perjalanan wisata yang di pandu oleh pemandu

wisata→ Sudah selesai dikerjakan.

2. Penelitian Tahap II: Pengumpulan data dengan cara merekam kegiatan terjemahan lisan oleh

pemndu wisata, mentranskripsikan data, untuk mengidentifikasi variasi teknik reformulasi

terjemahan lisan → Sudah selesai dikerjakan

Page 15: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

3. Penelitian Tahap III: Menganalisis data dengan memahami ko-teks, teks, dan konteks untuk

menyesuaikan konteks dengan pemilihan dan penggunaan teknik tertentu sebagai variasi dari

teknik reformulasi.→ Sudah dikerjakan.

4. Penelitian Tahap IV: Menemukan variasi yang baru dari teknik terjemahan lisan yang sudah ada

→ Sudah dikerjakan

4.3. Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data penelitian ini berupa rekaman audio visual kegiatan penerjemahan lisan

oleh pemandu wista di makam kuno raja Sidabutar Dari dokumen ini diperoleh data berupa

rekaman kegiatan penerjemahan lisan yang di lakukan oleh dua orang pemandu/

pramuwisata, satu orang pramuwisata lokal yang menggunakan bahasa Indonesia/ Melayu

dan satu pramuwisata yang menggunakan bahasa Inggris.

Data penelitian adalah ujaran- ujaran yang di ucapkan pemandu wisata .Sumber data

yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder, data primer yaitu data

utama.sedangkan data sekunder disebut dengan data kedua.Data primer merupakan datayang

diperoleh langsung ketika aktifitas penerjemahan lisan dilakukan.Sedangkan data sekunder di

peroleh dari beberapa informan.Informan yang dimaksud adalah pihak-pihak yang mengenal

penerjemah lisan yang bertugas sebagai pemandu wisata. Dari pihak-pihak yang mengenal

penerjemah lisan akan didapatkan informasi mengenai latar belakang yang bersangkutan

hingga akhirnya mendapatkan peran sebagai penerjemah lisan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokurnentasiinstrumen

pengumpulan data terdiri dari dua: a) lembar dokumentasi untuk datatertulis; dan b)teknik

rekam untuk data lisan. Data bahasa yang digunakan ketika pnerjemahan dilaksanakan akan

diklasifikasikan berdasarkan variasi teknik reformulasi terjemahan lisan.

Instrumen pelengkap dalam penelitian mi adalah bèrupa daftar pertanyaanyang akan

ditanyakan langsung kepada informan. Daftar pertanyaan akan digunakan saat mewawancarai

informan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa jenis metode pengumpulan data ditempuh dalam penelitianini, yaitu:

a. Metode Observasi Partisipatoris Langsung

Metode ini dipergunakan untuk mengadakan pengamatan secaralangsung penerjemahan

lisan. Alat bantu yang digunakan dalampengamatan ini adalah tape recorder dan

Page 16: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

handycam. Alat-alat ini digunakan untukmerekam secara visual jalannya penerjemahan

lisan oleh pemandu wisata.

b. Metode Wawancara Terbuka dan Mendalam

Wawancara terbuka dan mendalam digunakan untuk mendapatkainformasi dari informan

sebagai data penelitian untuk dianalisis.Dengan metodeini peneliti mewancarai para

informan.

c. Metode Dokumenter

Data penelitian juga dikumpulkan dengan cara metode dokumenter. Dataini diperoleh

dari informasi pada informan dan audio-visual berupa rekaman aktifitas penerjemahan

lisan

4.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini disusun dengan mengadops teknik analisis

data kualitiatif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana yaitu analisis model

interaktif (interactivemodel of analysis).Model interaktif ini berfokus pada tiga

kompenen.Pertama kondensasi data, yaitu proses memilih, menfokuskan, menyederhanakan,

dan mengabstraksikan data dari berbagai sumber data, misalnya dari catatan

lapangan,dokumen, arsip dan sebagainya. Selanjutnya proses mempertegas, memperpendek,

membuang yang tidak perlu, menentukan focus dan mengatur data sehingga kesimpulan bisa

dibuat. Kedua ,penyajian data, seperti merakit data dan menyajikannya dengan baik supaya

lebih mudah dipahami. Penyajian bisa berupa matriks, gambar/skema,jaringan kerja, table

dan seterusnya. Ketiga, menarik kesimpulan/verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal

masihbelum kuat, terbuka dan skeptis. Kesimpulan akhir dilakukan setelah pengumpulan

data berakhir.Verifikasi diperoleh lewat proses negosiasi/konsensus antar subyek, berdiskusi

dengan sejawat, memeriksa data antar anggota.

Selengkapnya, skema teknik analisis data kualitatif ini dapat dilihat pada gambarberikut

Page 17: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Gambar 2Analisis DataModelInteraktifdari Miles, Huberman dan

Saldana

4.6. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dicek dengan teknik triangulasi sumber data.Trianggulasi sumber data

diperlukan untuk membandingkan data yang diperoleh dari sumber berbeda, yaitu data

penerjemahan lisan yang diperoleh dari observasi melalui teknik rekaman untuk selanjutnya

dibandingkan dan di periksa ulang antara data yang diperoleh dari dokumen dengan data yang

diperoleh dari informan. Selain itu, validitas data juga diperoleh dengan cara membandingkan

informasi yang didapat dari para informan.

DataCollection

Data display

DataCondensation

Conclusions/Verifying

Page 18: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1 Teknik Reformulasi dalam Terjemahan Lisan (Interpreting)

Teknik reformulasi merupakan teknik yang diterapkan untuk mempertahankan arah yang

tepat dari penutur sumber, dimana seorang penerjemah harus menyusun ulang tuturan sumber

dengn tetap mempertahankan pesan inti penutur tersebut.Hal ini dapat dilakukan misalnya

dengan memenggal kalimat panjang yang rumit menjadi beberapa klausa- klausa yang pendek;

menggeser bentuk anak kalimat menjadi satu kalimat tunggal, atau bahkan merubah klausa aktif

menjadi pasif dan sebaliknya (Jones, 2007: 81).

Adapun alasan pengambilan langkah digunakannya teknik reformulasi ini adalah

dikarenakan penerjemah lisan tidak harus meniru setiap kata perkata maupun urutan ujaran yang

diucapkan pembicara. Seorang penerjemah lisan juga tidak harus berbicara sebanyak penutur

sumber. Dengan kata lain teknik reformulasi di sebut juga ‘stylistic’ yang memberikan efek bagi

pendengar dengan medium yang berbeda. Ini sangat membantu penerjemah dalam menyajikan

informasi yang mudah di pahami pendengar sehingga komunikasi dapat dilakukan dengan

semaksimal mungkin.

Beberapa variasi dari teknik ini antara lain teknik salami, penyederhanaan, generalisasi,

penghilangan, meringkas, penjelasan, metafora dan lain-lain.

Dari ujaran- ujaran yang di ucapkan dalam kegiatan penerjemahan lisan ini di temukan beberapa

variasi teknik reformulasi antara lain:

5.2 Penjelasan (Explanation)Teknik eksplanasi digunakan ketika penerjemahharus dihadapkan pada gagasan-gagasan,

yang mencakup referensi budaya dan kelembagaan, dan sebagainya, yang tidak memiliki

padanan secara langsung dengan bahasa sasaransehinggapenerjemah harus memberikan

Page 19: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

penjelasan kepada pendengar dalam bahasa sasaran.

5.3 Meringkas dan Rekapitulasi

Menambahkan informasi juga dapat menjadi teknik yang sering dilakukan oleh

interpreter. Jones (1998: 115) menekankan bahwa penerjemah tidak harus mengedit apa yang

dikatakan pembicara dalam bahasa sumber untuk memastikan pemahaman lengkap pada

pendengar. Jones menyarankan penerjemah harus menambahkan. Meringkas di sini tidak

digunakan dalam artianmemberikan ringkasan yang menggantikan teks keseluruhan. Tapi ini

adalah ringkasan yang ditambahkan ke teks secara keseluruhan, merekapitulasi gagasan utama,

serta mengklarifikasi hal- hal yang tidak jelas diujarkanoleh pembicara

5.4 Penghilangan

Teknik penghilangan atau penghapusan informasi dalam bahasa sumber tidak

dapat dihindari dalam memberikan padanan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Teknik ini diterapkanpenerjemahkarena modus ekspresi pembicara, pembicara berbicara

terlalu cepat atau akibat gabungan faktor-faktor tersebut

5.5 Reformulasi

Dalam teknik reformulasi penerjemah perlu merumuskan kata-kata awal untuk menjaga

maksud yang tepat dari pembicara. kalimat yang panjang dan rumit harus dipilah menjadi

rangkaian ujaran yang lebih mudah, yang lebih pendek; klausa relatif dan anak kalimat digeser

menjadi kalimat; klausa aktif berubah menjadi pasif (atau sebaliknya) dan sebagainya.

Penerjemah menerapkan teknik reformulasi sebagai alat yang akan memungkinkannya untuk

mengatasi segala macam kesulitan sembari tetap berperan sebagai pembicara.

5.6 Spesifikasi

Teknik spesifikasi merupakan kebalikan dari teknik generalisasi. Dalam kegiatan interpretasi

bahasa dengan model konsekutif seorang penerjemah memiliki waktu yang cukup untuk

Page 20: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

menerjemahkan ujaran yang di sampaikan penutur sehingga memungkinkan untuk

menyampaikan informasi yang spesifik untuk memperjelas arti.

Kegiatan interpretasi bahasa dilakukan pemandu wisata bertempat di makam batu Raja

Sidabutar di desa Tomok, pulau Samosir. Sumber data berasal dari rekaman kegiatan interaksi

dua bahasa yang dilakukan pemandu local sebagai penutur bahasa sumber dan pemandu wisata

biro perjalanan yang bertindak sebagai penerjemah atau penutur bahasa sasaran (bahasa Inggris).

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan perjalanan wisata, dimana pemandu wisata

memberikan informasi tentang latar belakang sejarah makam yang sudah berusia lebih dari 350

tahun. Dari analysis data maka di dapatkan hasil seperti pada table berikut ini:

Table 1

Teknik interpretasi yang digunakan pemandu wisata.

No

Teknik Interpretasi Frekuensi Prosentase

1. Reformulation 1 3.85%

2. The Salami Technique 0 0

3. Efficiency in Reformulation 0 0

4. Simplification 0 0

5. Generalization 0 0

6. Ommision 1 3.85%

7. Summarizing and Recapitulation 19 73.07%

8. Explanation 0 0

9. Anticipation 0 0

Table 2

Variasi teknik gabungan

No. New variations Occurance Percentage

1. Explanation and Summarizing 1 3.85%

2. Specification 2 7.69%

Page 21: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

3. Summarizing and Specification 1 3.85%

4. Reformulation and Summarizing 1 3.85%

Tabel diatas menunjukkan terdapat tiga teknik utama yang diterapkan pemandu wisata,

yaitu Reformulation technique, Summarizing or Recapitulation and Omission technique.

Teknik Reformulasi 3.85%, teknik Penghilangan 3.85%, and teknik Ringkasan dan Rekapitulasi

73.07%. Selanjutnya terdapat empat teknik kombinasi interpretasi, yaitu;

teknik Penjelasan dan Ringkasan atau teknik Rekapitulasi 3.85%, teknik Specifikasi7.69%, teknik

Ringkasan dan Specifikasi 7.69%, dan teknik Reformulasi dan Ringkasan atau Rekapitulasi

3.85%.

Teknik yang paling dominan digunakan pemandu wisata adalah teknik Ringksan dan

Rekapitulasi 73.07% dari total teknik.

Page 22: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

a. Dalam melakukan kegiatan interpretasi bahasa dari bahasa Indonesia sebagai bahasa

sumber kedalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran, pemandu wisata menerapkan

model interpretasi konsekutif dengan menerapkan tujuh teknik interpretasi, yaitu;

Summarizing and recapitulation technique, reformulation, omission, explanation and

recapitulation, summarizing and specification and reformulation and recapitulation

technique dan teknik Specification.

b. Teknik yang paling dominan yang diterapkan penerjemah lisan adalah teknik Ringkasan

dan Rekapitulasi.

c. Terdapat empat teknik gabungan, yaitu: teknik Penjelasan dan Ringkasan, teknik

Spesifikasi, teknik Ringkasan dan Spesifikasi serta teknik Reformulasi dan Ringkasan.

6.2 SARAN

Variasi teknik reformulasi ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi pengguna bahasa

khususnya penerjemah lisan (interpreter) dalam kaitannya dengan pemaknaan bahasa sumber

sehingga proses penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dapat tercapai dan

ini

tentunya dapat meningkatkan profesionalisme penerjemah dalam menjalankan profesinya.

Page 23: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

DAFTAR PUSTAKA

l-Zahran, A. 2007. The Consecutive Conference Interpreter as Intercultural Mediator: a

Cognitive-Pragmatic Approach to the Interpreter’s Role (dissertation). Salford:

University of Salford.

Arjona, E. 1977. Interpreter Ruler and Interpretation Situation: Cross-Cultural Typologies. New

York: Henum Press.

Budiartana. 2007. The Process of Interpreting Performed by the Tour Guides at Sukawati Art

Marke (thesis). Denpasar: Udayana University

Carrol, D. W. 1999. Psychology of Language, 3rd ed. Brooks/Cole Publishing Company.

Clark, Herbert H & Clark Eve V. Psychology and Language. USA. Harcourt Brace Jovanich.

Dewa Ayu Tri Kusumawati.2013. Interpreting Performed By Interpreters In Mediating Cultural

Differences In Kamasan Village, Klungkung-Bali.(Thesis). Denpasar: Udayana

University.

Effendi, Rachmat.2004. Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan. Jakarta: HAPSA et

STUDIA.

Frishberg, N. 1986. Interpreting: An Introduction. Silver Spring, MD: Registry of Interpreters

for the Deaf.

Fromkin, A. and Ratner, N. 1993. Speech Production IN Gleason, J. and Ratner, N.(eds)

Psycholinguistics, London: Harcourt Brace.

Gentile, A., Ozolins, U. and Vasilakakos, M. 1996. Liaison Interpreting, A Handbook.

Gonzalez, R., Vasquez, V. and Mikkelson, H. 1991. Fundamentals of Court Interpretation:

Theory, Policy and Practice. Durham, NC: Carolina Academic Press.

Page 24: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Hammond, L. Deanna. 1994. Professional Issues for Translator and Interpreters: American

Translators Association Scholarly Monograph Series. Amsterdam/Philadelphia: John

Benjamins Publishing Company.

Harimurti, K. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.Hatim, B., & Munday, J. 2004.

Translation: An advanced resource book, New York: Routledge.

Hatim, B., and I, Mason. 1997. The Translator as Communicator. New York Routledge.

Jones, R. 1998. Conference Interpreting Explained. Manchester, UK: St. Jerome Publishing.

Jones, R. 2002. Conference Interpreting Explained. Manchester: St. Jerome

Publishing.

Lahallo, L.P. 2011.The Interpreting Process at Bali Gospel Festival (thesis). Denpasar: Udayana

University.

Larson, Mildred L.1984. Meaning- Based Translation, a Guide to Cross Language Equivalent.

USA: University Press of America

Larson, Mildred L.1989. Penerjemahan Berdasar Makna (Edisi Terjemahan oleh Kencanawati

Taniran). Jakarta: Arcan

Machali, Rochayah. 2009. Pedoman bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa

MacIntosh, Robert W. 1995.Tourism;Principles, Practices, Philosophies.New York: John Wiley.

Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1992. Qualitative Data Analysis : an ExpandedSource Book. Thousant Oaks CA : Sage Publication.

Moentaha, Salihen.2006. Bahasa dan Terjemahan.Jakarta: Kesaint Blanc

Moleong, Lexy J, DR. M. A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Page 25: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …

Molina, L and Amparo Hurtado Albir. 2002. Translation Techniques Revisited: A Dynamic andFunctionalist Approach.In Meta, XLVII, 4, 2002: www.erudit.org revue meta. 2001

Muchtar, Muhizar. 2011. Penerjemahan Teori, Praktik, dan Kajian. Medan: Bartong Jaya.

Nababan M.R. 2004. Pengantar Pengalihbahasaan (Interpreting).Surakarta: Universitas SebelasMaret.

Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Singapore: Prentice Hall.

Newmark,Peter. 1994. Pendekatan Penerjemahan (Diterjemahkan oleh Zainab Ahmad danZaiton AB Rahman dalam Bahasa Malaysia dari Approaches to Translation). KualaLumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Nila Khrisna, Dyah Ayu. 2008. An Analysis of Consecutive Interpreting in Christian SpiritualEvent Entitled Miracle Crusade –This is Your Day! Thesis. Postgraduate Program ofSebelas Maret University Surakarta.

Nurullah, M., Khadijeh, S., Aref, R., Sedigheh, I.2014. The Role of Translation in MutualUnderstanding of Different Cultures and Civilizations. Journal of Science and Today'sWorld, 3, 130-136.

Pitana, I Gde. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Pochhacker, Franz 2002. The Interpreting Studies Reader. New York: Routledge.

Pochhacker, Franz 2004. Introducing Interpreting Studies. New York: Routledge.

Puspani, I. A. M. 2010. Penerjemahan Lisan di Pengadilan Negeri Denpasar (dissertation).Denpasar: Udayana University.

Putu Lirishati Soethama.2010. The Interpreting Of Puppet Shadow Ambrosia Of Immortality ByThe Dalang And The Extent Of Audience’s Comprehension. (Thesis) Denpasar:Udayana University.

Rabotić, B., ”Turistički vodiči kao medijatori u kulturnom turizmu .2007. Tour Guides asMediators in Cultural Tourism. Proceeding. The Third Biennial InternationalCongress, 23-24.

Seleskovitch, D. 1978. Interpreting for International Conferences: Problems of Language andCommunication. Washington DC: Pen and Booth.

Setton,R.1999. Simultaneous Interpretation-A Cognitive–Pragmatic Analysis. Amsterdem/Philadelphia: John Benjamin Publising Company.

Shuttleworth, M & M. Cowie. 1997. Dictionary of Translation Studies. Manchester: St. JeromePublishing.

Wadensjo, Cecilia.1998. Interpreting as Interaction. London: Longman.

Page 26: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 27: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 28: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 29: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 30: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 31: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 32: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 33: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 34: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …
Page 35: LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN …