Laporan Akhir Pekerjaan JASA SURVEY BATHYMETRI AREA ERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015
i
Laporan Akhir Pekerjaan
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA ERMAGA III
TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM
MAUMERE
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (LPPM)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
ii
Daftar Isi
Daftar Istilah ............................................................................................................... iii
I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................................. 1
II METODE PELAKSANAAN SURVEY ........................................................................2
2.1 Waktu dan Tempat Survey ............................................................................................... 2 2.2 Pemeruman (Sounding) ................................................................................................... 2 2.3 Tahapan survey pemeruman ........................................................................................... 2
2.3.1 Data Aquisition ....................................................................................... 2
2.3.2 Data Processing ...................................................................................... 7
2.3.3 Penggambaran ......................................................................................10
2.4 Survey Pasang Surut ..................................................................................................... 10
2.4 Metodologi pengukuran pasang surut ....................................................12
III HASIL PEKERJAAN .............................................................................................. 13
3.1 Pemetaan Bathymetri TBBM Manggis ........................................................................... 13
3.2 Pemetaan Bathymetri TBBM Maumere ......................................................................... 16
3.2.1 Analisa Harmonik pasang surut ..............................................................16
3.2.2 Peta Bathymetri Area dermaga TBBM Maumere ...................................25
IV KESIMPULAN dan REKOMENDASI ..................................................................... 28
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 28 4.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 28
Referensi .................................................................................................................... 29
Dokumentasi Kegiatan .............................................................................................. 30
LAMPIRAN ALBUM PETA ......................................................................................... 32
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
iii
Daftar Istilah
Batimetri metode atau teknik penentuan kedalaman laut atau profil dasar laut dari hasil analisa data kedalaman
Bench Mark (BM)
Titik tetap yang diketahui ketinggiannya terhadap suatu bidang referensi tertentu. Bentuk dari BM ini terbuat dari pilar beton dengan tanda diatas atau disamping sebagai titik ketinggiannya
HHWS Highest High Water Level, air tertinggi pada saat pasang surut putnama atau bulan mati
(IHO)
International Hydrograhic Organization, badan internasional yang mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kehidrografian dari kantor hidrografi nasional yang mempromosikan standar dan menyiapkan saran-saran dalam bidang-bidang survei hidrografi, publikasi dan produksi peta laut (nautical chart).
K1 Konstanta harmonik Pasang surut: komponen utama bulan (diurnal)
K2 Konstanta harmonik Pasang surut: komponen bulan
LLWS Lowest Low Water Surface, muka air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati
M2 Konstanta harmonik Pasang surut : komponen utama bulan (semi diurnal)
M4 Konstanta harmonik Pasang surut: komponen utama bulan (Quarter diurnal)
MHWS Mean High Water level, rerata dari muka air tertinggiselama periode 19 tahun
MLWS Mean Low Water level, rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun
MS4 Konstanta harmonik Pasang surut: komponen matahari bulan
MSL Mean Sea level, rata rata permukaan air laut selama siklus pasang surut
muka surutan (chart datum)
Suatu permukaan tetap yang ditentukan dan menjadi bidang referensi bagi semua pengukuran kedalaman air
N2 Konstanta harmonik Pasang surut : komponen eliptis bulan
P1 Konstanta harmonik Pasang surut: komponen utama matahari (diurnal)
Pasang surut (pasut)
naik turunnya permukaan laut secara teratur, terutama disebabkan karena gaya tarik bulan dan matahari terhadap massa air laut
Pemeruman (sounding)
kegiatan untuk menentukan kedalaman permukaan dasar laut atau benda-benda di atasnya terhadap permukaan laut
Perum gema (echo sounder)
peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman air dengan cara mengukur interval waktu antara pemancaran gelombang suara dengan penerimaan pantulannya (gema) dari dasar air
DGPS Differential Global Positioning system sistem atau metode penentuan posisi secara teliti .
S2 Konstanta harmonik Pasang surut : komponen utama matahari (Semi diurnal)
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
iv
Singlebeam echo sounder
alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara
Transducer Alat pengirim sinyal suara yang ditempatkan di dalam permukaan air untuk survey hidrografi.
UTM Universal Transverse Mercator, Sistem proyeksi peta
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemetaan bathimetri diperlukan dalam rangka pengembangan area Dermaga 3 TBBM
Manggis dan TBBM Maumere.
1.2 Tujuan
Untuk Tujuan dilaksanakannya survey bathymetry adalah untuk mendapatkan gambaran
topografi dasar laut (bathymetri) si sekitar Dermaga 3 TBBM Manggis dan TBBM
Maumere.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pekerjaan survey bathymetri di TBBM TManggis dan TBBM
Maumere adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran kedalaman perairan (pemeruman/Sounding) dengan wilayah
pekerjaan 500m x 500 m
2. Pengamatan Pasang Surut
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
2
II METODE PELAKSANAAN SURVEY
2.1 Waktu dan Tempat Survey
Survey dilakukan pada 4 – 10 September 2015 di TBBM Manggis dan pada 12 – 27
September 2015 di TBBM Maumere.
2.2 Pemeruman (Sounding)
Pemeruman bertujuan untuk mendapatkan gambaran terrain dasar perairan, atau
pemetaan dasar perairan.Pada dasarnya pemeruman merupakan penentuan kedalaman
(Z) dan posisi (X, Y) dari permukaan dasar perairan. Sehingga kedalaman perairan dapat
digambarkan. Pemeruman dilakukan dengan menggunakan alat GPS map sounder yang
dapat mengukur kedalaman perairan dan menentukan posisinya dengan metoda GPS,
hasil ukuran direkam dengan interval perekaman data disesuaikan dengan keinginan
kerapatan data
2.3 Tahapan survey pemeruman
2.3.1 Data Aquisition
Secara garis besar, proses pemetaan bathymetri dilakukan melalui 2 tahapan
utama, yaitu pengambilan dan (data acquisition) dan Pengolahan data (data Processing)
Gambar 1. Kegiatan pengambilan data meliputi 3 kegiatan utama, yaitu tahapan Pre-
sampling, Sampling, dan Data downloading.Sedangkan Tahapan Pengolahan data meliputi
3 tahap, yaitu Koreksi data, Pembuatan peta bahymetri, dan Interpretasi.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
3
Gambar 1 Tahapan Sounding
a. Pre Sampling.
Pada tahapan ini , dilakukan persiapan peralatan yang akan digunakan untuk
sampling dan pembuatan jalur sounding (Sounding path). Alat yang disiapkan yaitu
1 set single beam echosounder 50 khz dan 200khz sebagai alat pengukur
kedalaman, dan wooden boat untuk sarana transportasinya. Sebelum pemeruman
dibuat rute/ jalur sounding, dimana jalur ini dibuat kira-kira tegak lurus dengan
garis pantai.Lajur pemeruman adalah lintasan yang dibuat untuk perjalanan kapal
yang melakukan pemeruman dari titik awal sampai ke titik akhir dari kawasan
survey.Selama pekerjaan sounding, jalur sounding diusahakan tegak lurus garis
garis pantai. Jarak Antara dua jalur sounding Antara 20 m dan titik spot height
dasar perairan diambil setiap interval 10 m pada jalur soundingnya dan pada
waktu bersamaan posisi koordinat DGPS langsung disimpan ke dalam memori
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
4
internal alat. Sehingga data yang terekam meliputi data waktu perekaman,
koordinat (X dan Y) dan data Kedalaman
Gambar 2 Alat sounding
b. Persiapan pemeruman
Persiapan pemeruman menyangkut :
- Pertimbangan range kedalaman perairan yang akan diukur
- Perairan yang akan disurvey, menyangkut Antara lain pemilihan perahu yang
akan digunakan, waktu pelaksanaan pemeruman. Untuk lokasi yang akan
disurvey dimana perairannya cukup dangkal.
- Install peralatan, seting di kapal seperti pemasangan receiver GPS tegak lurus
diatas transducer, seting transducer diusahakan tidak terlalu dekat dengan
mesin kapal untuk menghindari pengaruh gelombang bunyi. Selain itu juga
letaknya tidak boleh berada disekitar propeller, karena gelembung udara yang
disebabkan oleh propeller akan mempengaruhi penjalaran gelombang suara
yang akan berdampak pada keakuratan pengukuran kedalaman.
-
c. Pengukuran draft tranducer.
Secara umum posisi transducer diletakkan pada kedalaman tertentu sehingga
pada saat kapan bergerak tidak sampai terangkat / diatas permukaan air.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
5
d. Pelaksanaan pemeruman
- Pemeruman pada umunya hanya dilakukan jika tinggi gelombang < 0,5 m, oleh
karena dilakukan diperairan sehingga tidak banyak gangguan karena
gelombang. Jika ada, gelombang yang timbul dikarenakan adanya kapal yang
lewat.
- Kecepatan kapal < 10 km/jam
- Perekaman data tiap 10- 20 m pergerakan kapal
- Pemeruman dilakukan mengikuti lajur-lajur pemeruman yang telah disiapkan.
Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan keadaan lapangan (kedalaman
perairan) yang akan diukur, mengingat lokasi kerja diperairan dangkal dengan
kedalaman < 50 m, cukup dipakai alat dengan kemampuan sampai kedalaman
50 m seperti garmin GPS map sounder.
- Software yang digunakan untuk keperluan download data -Mapsource
- Koreksi pemeruman. Hasil rekaman data kedalaman dikoreksi permukaan air
perairan pada bacaan palem pasang surut.
Gambar 3 Jalur Sounding TBBM Manggis
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
6
Gambar 4 Jalur Sounding TBBM Maumere
e. Kalibrasi alat
Kalibrasi alat dengan Bar Check dilakukan setiap hati sebelum dan sesuadah
pelaksanaan sounding.Tujuan dari bar check ini adalah memastikan bahwa alat
dapat bekerja sesuai dengan semestinya.
Gambar 5 Display Bar check
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
7
f. Track record
Hasil perekaman data pemeruman secara otomatis akan tersimpan dalam track
record. Dengan adanya track record yang berupa garis , maka meminimalisasi
adanya kekurangan data. Track record berfungsi sebagai kontrol pelaksanaan
pemeruman, jika dijumpai terdapat lajur yang terlewat, lost track coordinat GPS,
kekurangan tersebut segera dilengkapi. Track record digambarkan seperti gambar
4 berikut:
Gambar 6 Track Record
g. Downloading data
Proses Pengunduhan data dari echosounder cukup mudah. Yaitu dengan
menggunakan perangkat lunak Mapsources ® .Perangkat lunak ini juga dapat
menampilkan hasil sementara sounding.
2.3.2 Data Processing
a. Sortasi data
Sortasi data diperlukan untuk mencari data yang tidak sempurna, misalnya karena
kesalahan proses perakaman skarena kondisi perairan yang terlalu dangkal
sehingga tidak dapat merekan kedalaman.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
8
Gambar 7 Data awal sebelum di sortasi
b. Koreksi data Kedalaman
Proses pengelolaan data pemeruman cukup sederhana yaitu dengan pemberian
koreksi terhadap rekaman data kedalaman hasil rekaman dapat betul-betul
mewakili bentuk dan ukuran permukaan dasar perairan yang sesungguhnya.
Koreksi-koreksi yang diberikan:
- Koreksi dinamik dilakukan agar angka kedalaman bereferensi pada chart
datum, diberikan dengan asumsi bahwa permukaan perairan selalu dalam
keadaan mendatar sehingga permukaan perairan dilokasi pemeruman akan
sama tingginya dengan bacaan palem di stasiun pasut . Pasang surut diamati
selama 15 hari (15 piantan) untuk mendapatkan nilai kostanta harmonic.
Selanjutnya dengan konstanta harmonic ini akan digunakan untuk perhitungan
Lowest Lower Water Surface (LLWS) yang akan digunakan untuk titik nol
kedalaman.
- Jika pada saat pemeruman catatan bacaan palem Zi, chart datum pada palem
Zo, tranducer T (konstanta), dengan kedalaman terukur adalah Di, maka
kedalaman yang diukur terhadap chart datum D adalah:
D= Di + T – (Zi-Zo)
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
9
D= Di – (Zi-Zo-T)
Atau koreksi dinamis = (Zi-Zo-T)
- Koreksi kecepatan bunyi, kecepatan gelombang bunyi berkaitan dengan media
yang dilaluinya, juga dipengaruhi oleh tekanan, temperature dan masa jenis
media yang dilaluinya. Model matematika dari Wilson (dengan anggapan
tekanan hidrostatik linier dengan kedalaman air laut) dapat digunakan sebagai
dasar pemberian koreksi.
Rumus Wilson :
V = 1449,2 + 4,6 t – 0,055 t2 + 0,00029 t3 + (1,34 – 0,01 t) (S-35) + 0,016 d
Dimana : t = suhu (oC)
P = tekanan udara (Kg/cm3)
S = salinitas (o/oo)
Karena kedalaman yang diukur < 50 m, koreksi ini cukup kecil dan dapat
diabaikan.
- Pergerakan kapal, yaitu perubahan kedalaman transducer yang terjadi apabila
perahu sedang bergerak maju terdiri dari:
o Squate, yaitu perubahan yang disebabkan oleh turunnya buritan
perahu pada saat bergerak maju sedangkan haluan kapal terangkat,
sehingga dengan meletakkan transducer ditengah Antara buritan
dengan haluan kapal maka kesalahan tersebut dapat diperkecil.
o Settlement, yaitu perubahan yang disebabkan oleh semakin turunnya
perahu bila bergerak maju.
Kedua kesalahan tersebut sulit sekali diamati dengan peralatan yang
sederhana, untuk meminimalisir kesalahan tersebut dihindari pemeruman
pada saat gelombang besar (tinggi gelombang > 0,5 m).
Contoh hasil rekaman data GPS map sounder sebelum diberi koreksi
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
10
Gambar 8 Contoh Koreksi Rekaman Data Kedalaman
2.3.3 Penggambaran
Proses penggambaran, pembuatan peta batimetri dilakukan dengan bantuan
perangkal lunak Surfer ® dan AutoCad-Map.
2.4 Survey Pasang Surut
Pasang surut adalah perubahan elevasi muka air laut akibat adanya gaya tarik
benda-benda di langit , terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Perubahan elevasi muka air laut tersebut berlangsung sevra periodic.Dalam analisa
pasang surut diperlukan suatu elevasi yang dapat digunakan sebagai patokan dalam
perencanaan suatu pelabuhan. Ada tiga masam elevasi, antara lain:
1. Elevasi muka air tertinggi atau high water surface (HWS)
2. Elevasi muka air rata-rata atau mean sea level (MSL)
3. Elevasi muka air terendah atau low water surface (LWS)
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Secara umum pasang surut di
berbagai daerah dapat dibedakan menjasdi 4 tipe, yaitu pasang surut harian ganda,
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
11
pasang surut harian tunggal, pasang surut campuran condong kea rah harian ganda dan
pasang surut harian ganda condong ke harian tunggal.
1. Pasang surut harian Ganda (Semi diurnal Time)
Dalam satu hari terjadai dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan dan teratur. Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Time)
Dalam satu ahri terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang
surut adalah 24 jam 50 menit.
3. Pasang surut campuran ke harian ganda
Dalam satu terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi mempunyai
tinggi dan periode yang berbeda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi tinggi dan
periodenya sangat berbeda.
Gerak muka air di daerah pantai dengan periode beberapa jam dikelompokkan
dalam gerak pasang-surut muka air. Pengukuran gerak muka air pasang surut
diperlukan untuk mengetahui elevasi muka air minimum (LWL), rata-rata (MSL) dan
muka air maksimum (HWL), pengukuran fluktuasi muka air laut ini juga sebagai
variabel koreksi kedalama pada saat pengukuran bathimetri.
Pengukuran gerak muka air yang relative sangat lambat ini memerlukan metode
atau alat yang dapat menyaring gerak muka air yang tidak tergolong sebagai gerak
pasang surut, pengukuran pasang surut dicari pada lokasi yang perairannya relative
tenang jika pada lokasi terdapat gelombang besar, maka pengukuran harus digunakan
peralatan tambahan seperti casing untung meredam gelombang, atau bisa digunakan
peralatan digital.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
12
2.4 Metodologi pengukuran pasang surut
1. Peralatan yang digunakan
Dalam rangka pengukuran pasang surut alat yang akan digunakan adalah :
a) Tide Staff
b) Klem, mur baut dan tali pengikat
Tide Staff berfungsi untuk melihat permukaan air laut dan akan diikatkan
terhadap posisi ketinggian BM.
Teodolith dan Waterpass berfungsi untuk melevel titik BM terhadap mistar aluminium
pasang surut. Sedangkan klem, mur baut dan tali pengikat untuk mengikatkan sistem
peralatan pengukuran pasang surut terhadap tiang penyangga.
2. Metode Pengukuran Pasang Surut
Perubahan permukaan air laut diukur secara manual dengan tide staff. Interval
pengamatan adalah setiap 30 menit selama pelaksanaan sounding. Pengamatan jangka
pendek ini dilakukan karena di lokasi kegiatan sudah ada titik acuan Bench mark (BM).
Sehingga koreksi pasang surut tidak memerlukan pengamatan selama 15 hari atau lebih.
3. Metode pengikatan
Skala pailschaal diikatkan dengan referensi koordinat vertikal setempat (Elev. BM
TTG).Tide Staff ditempatkan pada tempat yang aman dari perubahan posisi misalnya
karena hempasan gelombang, tertabrak speed boat, atau gerusan tanah dasar.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
13
III HASIL PEKERJAAN
3.1 Pemetaan Bathymetri TBBM Manggis
Pemetaan bathymetri TBBM manggis dilakukan selama lebih kurang 1 minggu. Selama
sounding berlangsung juka dilakukan pengamatan pasang surut di dermaga 3. Peta
bathymetri 2D dan 3D dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 berikut ini.
Gambar 9 Peta Kontur 2D Area Dermaga TBBM Manggis
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
14
Gambar 10 Peta Kontur 3D Area Dermaga TBBM Manggis
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
15
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
16
3.2 Pemetaan Bathymetri TBBM Maumere
3.2.1 Analisa Harmonik pasang surut
Analisa pasang surut dilakukan untuk memperoleh elevasi muka air penting yang
diperlukan dalam perencanaan. Analisa pasang surut dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
- Menghitung dengan metode least square
- Menguraikan komponen-komponen pasang surut
- Menghitung elevasi muka air penting
Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan fluktuasi
muka air akibat pasang surut menjadi komponen-komponen harmonic
penyusunnya.Besaran yang diperoleh adalah amplitude dan fasa setiap
komponen.Metode yang digunakan untuk menguraikan komponen-komponen pasang
surut adalah metode least square.
Komponen-komponen pasang-surut yang akan dihitung adalah:
M2 : komponen utama bulan (semi diurnal)
S2 : komponen utama matahari (Semi diurnal)
N2 : komponen eliptis bulan
K2 : komponen bulan
K1 : komponen utama bulan (diurnal)
P1 : komponen utama matahari (diurnal)
M4 : komponen utama bulan (Quarter diurnal)
MS4 : komponen matahari bulan
Metode Least Square menggunakan analisa matematika dimana komponen
pasang-surut yang diperoleh akan memberikan harga jumlah kuadrat kesalahan
peramalan yang kecil.
Peramalan pasang surut akan dilakukan untuk kurun waktu yang cukup panjang
yaitu selama 18,6 tahun, dimana dalam kurun waktu tersebut diyakini semua variasi
harmonic yang ada telah tercangkup seluruhnya. Hasil peramalan tersebut kemudian
dianalisa lebih lanjut ntuk memperoleh beberapa elevasi penting dalam perencanaan
sebagai berikut (Ongkosongo, suyarso,1989):
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
17
MSL : So
Z0 : (IHO)
MHWS : Z0 + (AM2 + AS2)
MLWS : Z0 - (AM2 + AS2)
HHWS : Z0 + (AM2 + AS2) + (AK1 + A01)
LLWS : Z0 - (AM2 + AS2) + (AK1 + A01)
Secara khusus angka elevasi rata-rata muka air saat purnama (spring) yaitu
MHWS dan MLWS diperoleh dari merata-ratakan pasang tertinggi dan surut terendah
setiap periode waktu purnama. Analisa harmonic pasang surut dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak Worldtides yang berbasis software matlab.
Gambar 11 Perangkat Lunak WorldTides
Pengukuran Pasang Surut dilakukan selama 15 hari mulai tanggal 12 September – 27
Semptember 2015. Data fluktuasi muka air laut dan analisa harmonic pasang surut
seperti terlihat pada table berikut ini :
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
18
Gambar 12 Proses Analisis harmonic Pasang Surut dengan World Tides
Gambar 13 Grafik pengamatan dan Prediksi pasut menggunakan World Tides.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
19
Gambar 14 Periodegram
Tabel 1 Hasil analisis harmonic Pasang Surut
Tidal Constituent
Amplitude (m)
Amplitude (cm) Phase (')
O1 0.171 17.1 211.19
P1 0.358 35.8 57.79
K1 0.405 40.5 16.58
N2 0.068 6.8 179.28
M2 0.491 49.1 287.8
S2 0.122 12.2 51.44
K2 0.101 10.1 163.81
M4 0.008 0.8 352.95
MS4 0.02 2 267
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
20
Tabel 2 Elevasi Muaka Laut Rencana
Elevasi Amplitude Amplitude (cm)
LLWL -0.378 -37.8
HHWL 2.918 291.8
So 1.27 127
Zo 1.744 174.4
HWS 2.459 245.9
MHWS 2.357 235.7
MLWS 1.131 113.1
HHWS 2.933 293.3
LLWS 0.555 55.5
Tipe Pasang Surut
Tipe pasang surut suaru perairan dapat diperoleh dengan menghitung bilangan Formzahl
untuk kostanta harmonic diatas (Ongkosongo dan Suyarso,1989)
Nilai nilai bilangan formzahl dapat diintrepretasikan sebagai berikut :
0,0 ≤ F ≤ 0,25 = Harian Ganda Beraturan
0,25 ≤ F ≤ 1,50 = Campuran dominasi Ganda
1,5 ≤ F ≤ 3,0 = Campuran dominasi Tunggal
F ≥ 3,0 = Harian Tunggal Beraturan
Berdasarkan nilai diatas, maka tipe pasang surut di perairan TBBM Maumere dan
sekitarnya adalah Campuran dominasi ganda. Yang artinya adalah dalam satu hari terjadi
dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi mempunyai tinggi dan periode yang
berbeda.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
21
Gambar 15 Elevasi Muka Air Rencana
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
22
Tabel 3 Data Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan TBBM Maumere
Tanggal/jam 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
12-Sep-15 180 190 182 150 125 100 75 55 65 75 79 135 165
13-Sep-15 170 172 120 125 88 85 80 89 95 120 150 175 190 185 175 150 120 75 55 65 80 110 145 170
14-Sep-15 185 180 170 135 100 75 65 70 90 125 166 190 205 190 185 130 100 70 40 55 75 100 145 180
15-Sep-15 200 195 145 125 110 80 65 70 80 120 150 175 180 190 160 135 105 90 70 55 75 110 140 160
16-Sep-15 180 190 175 155 130 75 75 70 60 70 85 115 150 175 185 180 160 140 100 85 75 80 95 130
17-Sep-15 150 180 190 190 165 150 90 75 65 50 65 90 125 155 170 175 165 150 135 120 85 85 90 120
18-Sep-15 145 175 185 185 200 165 140 100 70 50 50 75 100 135 155 170 170 115 150 120 100 85 80 120
19-Sep-15 145 165 185 190 170 150 120 100 85 80 90 145 165 185 190 185 170 155 120 105 85 65 90 100
20-Sep-15 110 150 175 180 190 180 140 120 100 75 60 55 65 95 115 135 150 160 155 145 150 125 110 115
21-Sep-15 120 135 175 185 200 175 150 125 110 90 70 60 60 75 95 115 135 150 155 150 145 130 115 110
22-Sep-15 115 120 125 140 145 175 195 170 150 120 90 60 55 60 75 90 110 125 145 165 155 150 135 125
23-Sep-15 115 110 130 150 160 190 185 175 165 145 120 95 75 65 60 70 85 100 105 145 155 165 160 155
24-Sep-15 140 150 160 175 180 190 180 160 160 155 145 125 100 75 60 60 65 75 100 130 145 165 180 165
25-Sep-15 160 145 120 100 115 130 145 160 175 180 175 160 125 100 75 50 45 60 75 100 135 160 180 175
26-Sep-15 170 150 130 115 110 120 125 135 160 180 195 190 170 145 100 75 55 50 70 90 125 155 185 195
27-Sep-15 170 150 130 115 110 120 125 135 160 180 195 190 170 145 100 75 55 50 70 90 125 155 185 195
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
23
Gambar 16 Grafik Pasang Surut Pelabuhan TBBM Maumere
0
50
100
150
200
250
300
Ele
va
si P
erm
ua
ka
an
Air
La
ut
Pengamatan
Prediksi
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
24
Tabel 4 Contoh data hasil sounding
id1 date time d x y depth Keel MSL Tides MSL-tides LWS CORR DEPTH_LWS
1 9/12/2015 14:27 1 419337 9045654 -1 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.68
2 9/12/2015 14:28 0.9 419332 9045654 -0.9 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.58
3 9/12/2015 14:28 0.7 419338 9045647 -0.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.38
4 9/12/2015 14:28 0.7 419351 9045643 -0.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.38
5 9/12/2015 14:29 0.7 419358 9045646 -0.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.38
6 9/12/2015 14:29 0.8 419371 9045649 -0.8 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.48
7 9/12/2015 14:29 1.1 419376 9045658 -1.1 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.78
8 9/12/2015 14:29 1 419387 9045665 -1 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.68
9 9/12/2015 14:29 1.1 419391 9045674 -1.1 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.78
10 9/12/2015 14:29 1.2 419401 9045680 -1.2 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -0.88
11 9/12/2015 14:29 1.4 419408 9045686 -1.4 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -1.08
12 9/12/2015 14:29 1.9 419417 9045694 -1.9 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -1.58
13 9/12/2015 14:29 1.7 419427 9045698 -1.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -1.38
14 9/12/2015 14:30 1.8 419435 9045704 -1.8 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -1.48
15 9/12/2015 14:30 2 419446 9045707 -2 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -1.68
16 9/12/2015 14:30 2.7 419454 9045715 -2.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -2.38
17 9/12/2015 14:30 3.7 419462 9045722 -3.7 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -3.38
18 9/12/2015 14:30 4.6 419470 9045730 -4.6 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -4.28
19 9/12/2015 14:30 5 419478 9045735 -5 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -4.68
20 9/12/2015 14:31 6 419485 9045735 -6 -0.5 1.27 1.5 -0.23 0.55 0.5 -5.68
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
25
3.2.2 Peta Bathymetri Area dermaga TBBM Maumere
Hasil pemeruman berupa peta 2Dimensi dan 3 Dimensi
Gambar 17 Peta Bathymetri 2D Area dermaga TBBM Maumere
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
26
Gambar 18 Peta Bathymetri 3D Area dermaga TBBM Maumere
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
27
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
28
IV KESIMPULAN dan REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
1. Kedalaman perairan sekitar dermaga III TBBM manggis berkisar antara -6
sampai - 10 m LWS. Pola kedalaman sekitar dermaga tiga memiliki karakteristik
yang landai dengan perubahan kedalaman yang bertahap
2. Kedalaman perairan di dermaga TBBM Maumere berkisar antara -14 sampai
dengan -220 LWS dengan pola perubahan kedalaman yang sangat curam.
Namun demikian ditemukan adanya terumbu karang berada pada sebelah
timur dermaga (-8 – 20 LWS) serta pada sebalah barat daya yang muncul pada
kedalaman -9 LWS.
4.2 Rekomendasi
1. Sehubungan dengan rencana pengembangan dermaga III TBBM Manggis, maka
berdasarkan hasil survey kedalaman perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi
kembali rencana pengembangan dermaga ini mengingat kedalaman yang
relative dangkal.
2. Berdasarkan pola kedalaman dan keberadaan terumbu karang pada sisi timur
dermaga maka direkomendasikan untuk melakukan kajian alternative
pengembangan dermaga TBBM Maumere. Alternatif pengembangan dapat
berupa penambahan panjang dermaga eksisting, pemindahan posisi dermaga
kearah sisi barat ataupun aternatif lainnya guna meningkatkan kapasitas kapal
tanker yang akan bersandar.
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
29
Referensi
1. Boon,J.D.2 007. World Tides User Manual.Marine Consultant LLD. Gloucester
Point. VA.USA
2. BSN. 2010. Standar Nasional Indonesia SNI 7646:2010, Survey Hidrografi
menggunakan Single Beam Echosounder
3. DKP Kab. Pacitan.2012. Detail Design perencanaan Pengembangan PPI Tawang,
Ngadirojo. Pacitan.
4. Golden Software. 2010. Surfer 10 User Guide. Golden Software Inc. USA.
5. Laporan Antara Survey Topografi dan Bathymetri. Pekerjaan Master Plan
Pelabuhan Lembar,NTB 2013. PT. Sarana Antar Nusa Perekayasa. Jakarta.
6. Triatmojo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Ofsett Yogjakarta.362 hal.
7. Tom Bresnahan and Kari Dickenson. 2008. Surfer 8 training guide. Golden
Software Inc. USA
8. Ongkosongo, O.S.R dan Suyarso.1989.Pasang Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi (p3O) LIPI. Jakarta.257 hal.
9. Yuwono,Dkk. 2010. Penentuan Chart Datum Dengan Menggunakan Komponen
Pasut Untuk Penentuan Kedalaman Kolam Dermaga . Teknik Geodesi ITS.
Surabaya
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
30
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan
Kalibrasi Alat Pelaksanaan Sounding
Jalur tracking dengan echosounder Perekaman data
Pemasangan alat transducer di dalam air
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
31
Kondisi perairan Maumere Bar Check
Tim Survey dengan OH TBBM Maumere
Kondisi perairan dangkal
Presentasi hasil survey TBBM Maumere 1 Presentasi hasil survey TBBM Maumere 2
LAPORAN AKHIR PEKERJAAN
JASA SURVEY BATHYMETRI AREA DERMAGA III TBBM MANGGIS DAN AREA DERMAGA TBBM MAUMERE
32
LAMPIRAN ALBUM PETA
1. PETA BATHYMETRI TBBM MANGGIS
2. PETA JALUR PEMERUMAN TBBM MANGGIS
3. PETA BATHYMETRI DENGAN LABEL KEDALAMAN TBBM MANGGIS
4. PETA BATHYMETRI TBBM MAUMERE
5. PETA JALUR PEMERUMAN TBBM MAUMERE
6. PETA BATHYMETRI DENGAN LABEL KEDALAMAN TBBM MAUMERE