Top Banner

of 24

Petlap Manggis

Jul 22, 2015

Download

Documents

Anang Budi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENDAHULUAN Sebagai petunjuk lebih rinci dari Pedoman Umum Sekolah Lapang GAP/SOP Buahbuahan, maka perlu dibuatkan Petunjuk Lapangan untuk setiap komoditas sesuai tahapan SOP dan pelaksanaan Sekolah Lapang. Ruang lingkup dari Petunjuk Lapang SL-GAP/SOP manggis adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan/Persiapan Kebun 2. Penyiapan Benih Bermutu 3. Penanaman Benih Manggis 4. Pengamatan, Analisis dan Diskusi Agroekosistem 5. Pembuatan Gandungan 6. Pemupukan 7. Pengairan 8. Pemangkasan 9. Pengenalan OPT dan Pengendalian OPT 10. Panen 11. Penanganan Pasca Panen (Pengemasan dan Pengepakan) 12. Dinamika kelompok 13. Rencana Tindak Lanjut Petunjuk Lapang SL-GAP/SOP Manggis dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan SL-GAP/SOP Manggis dengan kurikulum yang ditetapkan sesuai tahapan SOP sebagai berikut :

1

PETUNJUK LAPANGAN KE I PERENCANAAN DAN PERSIAPAN KEBUNA. LATAR BELAKANG

Dalam budidaya manggis diawali dengan perencanaan dan persiapan kebun yang matang.Budidaya tanaman manggis apabila tanpa didasari dengan perencanaan dan persiapan kebun yang matang maka akan berakibat kurang baik bagi usaha budidaya tanaman itu sendiri. Tujuan Membuat perencanaan budidaya tanaman manggis yang baik dan benar. Menyiapkan lahan/kebun untuk budidaya tanaman manggis.

B.1. 2.

C. Bahan dan Alat1.ATK(Kertas CD Plano,Spidol,Penggaris,dsb) 2.Papan Tulis (Triplek)

D.Tahapan Pelaksanaan1. Peserta diajak ke kebun untuk membuat ukuran atau jarak tanam(Misalnya 8 m x 8 m ) 2. Perhatikan letak arah dan kemiringan lahan dan letak akses jalan usahatani terdekat 3. Buat Sketsa Kebun Menggambar denah lokasi kebun yang akan ditanami manggis 4. Diskusikan bagian kebun yang telah didesain untuk disepakati bersama 5. Mencatat dalam Form Pencatatan.

2

PETUNJUK LAPANGAN KE II PENYIAPAN BENIH BERMUTU

A. Latar Belakang Kualitas benih berperan besar dalam keberhasilan budidaya manggis. Pengusahaan tanaman manggis tidak bisa terlepas dari pengadaan benih yang akan ditanam. Benih manggis bisa berasal dari cangkokan ataupun hasil okulasi yang dipersiapkan jauh sebelum tanam. B. Tujuan 1. Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara penyiapan benih manggis bermutu. 2. Memperoleh benih manggis unggul bermutu bebas OPT dan memiliki pertumbuhan yang baik. C. Bahan dan Alat 1. Benih manggis (vegetatif dan generatif) 2. Spidol, pensil, kertas CD Plano 3. Form Pencatatan D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta mampu menghitung kebutuhan benih sesuai dengan kebutuhan di lapangan/luas kebun 2. benih bersertifikat dengan varietas yang diinginkan dipesan/dibeli pada penangkar yang terpercaya 3. memilih benih yang bermutu dengan cirri-ciri : tinggi antara 60-80 cm dengan diameter 1-1,5 cm, batang tegak lurus tidak bercabang, warna daun hijau mengkilat dan telah membentuk 3 pucuk/tunas (flush), umur 6 bulan atau lebih, benih bebas dari serangan OPT. 4. Mencatat dalam form pencatatan E. Bahan Diskusi Kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan tentang penyiapan benih bermutu

3

PETUNJUK LAPANGAN KE III PENANAMAN BENIH MANGGIS A. Latar Belakang Penanaman Manggis merupakan suatu rantai kegiatan usahatani Manggis yang dilakukan pada lahan yang telah dipersiapkan untuk kebun Manggis. Kegiatan penanaman benih sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, jika dilakukan sebelum awal musim hujan harus dijaga agar tanaman tidak kekurangan air. Proses penanaman yang benar akan memberikan akses benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang baik sesuai harapan B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan menanam benih Manggis, dan 2. Memperoleh pertanaman Manggis yang sesuai dan dari benih tanaman yang sehat C. Bahan dan Alat 1. Benih Manggis sehat 2. Pupuk organic/kompos, SP 36 3. Cangkul dan sekop 4. Pisau dan gunting 5. Form Pencatatan D. Tahapan Pelaksanaan 1. Peserta memastikan bahwa lahan telah siap untuk ditanam. 2. mempersiapkan peralatan dan benih Manggis sehat; 3. Memeriksa kesiapan lubang tanam dengan cara menutup lubang tanam yang telah dibiarkan selama 2 minggu, hingga seperempat volume lubang. Campur sisa tanah galian dengan pupuk kandang/kompos lubang. Campur pupuk kandang/kompos sebanyak 50 kg dicampur dengan 100 gram media padat

Tricoderma spp atau Glicladium sp secara merata;4. Dibiarkan satu minggu, setelah itu benih ditanam dengan cara : Membuat lubang tanam lebih besar dari polybag/media benih; Membuka polybag dengan hati-hati agar akar tidak terputus dan media semai tidak berhamburan. Sebaiknya benih disiram dengan air secukupnya sebelum ditanam; 4

Memasukkan benih ke lubang tanam sedalam leher akar, lalu ditimbun dengan tanah agak dipadatkan dan diberi ajir samping batang benih untuk menopang agar posisi batang tegak lurus. Benih asal okulasi, dihadapkan ke arah datangnya angin agar tidak mudah roboh.

Kemudian diberi naungan setinggi 75 cm dari tanah dan terbuat dari sliding net.

5

PETUNJUK LAPANGAN KE IV PENGAMATAN ANALISIS DAN DISKUSI AGROEKOSISTEM MANGGIS A. Latar Belakang PHT pada tanaman manggis dikelola berdasarkan interaksi antara tanaman (manggis) OPT musuh alami dan lingkungan di sekitarnya antara lain kondisi awal (kondisi benih) tahan atau rentan, OPT utama atau potensial, lingkungan biotik dan abiotik. Didalam agroekosistem ada beberapa interaksi yang telah berkembanga cukup stabil selama beberapa tahun, namun hal ini dapat berkurang oleh tindakan budidaya yang diterapkan seperti penggunaan bahan kimia sintetis, misalnya aplikasi pestisida sintetis yang dapat menurunkan peran dan fungsi musuh alami. Untuk memahami interaksi antara faktor dapat diketahui melalui terwujudnya kondisi yang mendukung bagi perkembangan manggis, menghasilkan buah secara optimal, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Setiap ekosistem bersifat dinamis, dalam arti jumlah, posisi, peranan dan intensitas setiap unsur/bagian akan berubah/berkembang secara terus menerus dan berganti setiap saat secara seimbang sebagaimana lazimnya suatu sistem hidup; 2. Suatu agroekosistem ditandai syarat struktur atau jenjang hirarki. Musuh alami merupakan salah satu mata rantai jejaraing makanan yang berfungsi menekan perkembangan OPT. Namun demikian ketiadaan OPT juga akan mempengaruhi musuh alami; dan 3. Ketiga unsur ekosistem (tanaman OPT musuh alami) dalam agroekosistem manggis merupakan suatu sistem yang saling terkait. Sehingga keseimbangan ketiga unsur ekosistem tersebut perlu dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan pengamatan, analisis, penggambaran dan diskusi agroekosistem dilakukan secara kontinue (mingguan). Dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usahatanipada masa berikutnya. B. Tujuan 1. Petani mampu dan dapat menjelaskan keseimbangan unsur-unsur agroekosistem manggis; 2. Memahami dan mengetahui keadaan pertanaman manggis, pengamatan, menganalisis dan mengambil keputusan serta langkah-langkah yang akan diambil dalam budidaya manggis; 6

C. Tahapan Pelaksanaan 1. Pergi ke pertanaman manggis, ambil lima pohon secara acak diagonal; 2. Amati dan catat : a. Hama : amati bagian pucuk, bunga, buah, daun, ranting/cabang, dan batang; b. Penyakit : amati bagian pucuk, bunga, buah, daun, ranting/cabang, batang c. Musuh alami : amati pucuk tanaman, bagian daun dan bagian tanaman lainnya; d. Keadaan air dan gulma; dan e. Perlakuan pupuk Organik/biopestisida/agens hayati, pemasangan perangkap Trip. 3. Kembali ke tempat pertemuan/saung/tempat berteduh, dan setiap kelompok duduk bersama untuk diskusi dan menggambar keadaan agroekosistem. Penggambaran sesuai dengan keadaan lapangan (hasil pengamatan):gambar tanaman di tengah, OPT sebelah kiri tanaman, musuh alami sebelah kanan tanaman dan unsur ekosistem digambar sesuai tempatnya, misal matahari di atas tanaman dan seterusnya; Gambar juga tentang perlakukan pemupukan, pengairan, aplikasi pestisida/biopestisida/agens hayati 4. Kemudian presentasikan dan diskusikan secara pleno serta diikuti pertanyaanpertanyaan sesuai keadaan saat itu tentang kondisi tanaman (fenologi tanaman), hama-penyakit, musuh alami, tanah, air, gulma dan sebagainya; 5. Buat kesimpulan tentang hasil pengamatan untuk mengambil keputusan usahatani manggis pada waktu berikutnya. Keputusan diambil secara bersamasama dan untuk disepakati; 6. Simpan hasil (gambar) agroekosistem untuk dibandingkan dengan hasil pengamatan berikutnya. Data dikumpulkan menjadi satu dalam kurun waktu tertentu; dan 7. Lakukan kegiatan pengamatan, penggambaran dan diskusi, serta pertanyaanpertanyaan agroekosistem menurut waktu yang ditentukan secara kontinue.

7

PETUNJUK LAPANGAN KE V PEMBUATAN GANDUNGAN

A. Latar Belakang Menutup perakaran yang muncul dipermukaan tanah juga sebagai penahan erosi dimusim penghujan B. Tujuan 1.Sebagai lubang pemupukan baik pupuk organik maupun seresah yang ada disekitar kebun dan juga pupuk anorganik yang diperlukan. C. Bahan dan Alat 1. Cangkul,Sabit 2. Pupuk Organik 3. Pupuk Anorganik D. Tahapan Pelaksanaan Dilaksanakan pada akhir dan awal musim penghujan atau setelah pasca panen.

8

PETUNJUK LAPANGAN KE VI PEMUPUKAN A. Latar Belakang Agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal maka unsur mikro dan makro harus terpenuhi melalui pemberian pupuk, karena kekurangan unsur hara akan menyebabkan produktivitas dan kualitas buah rendah. Pemupukan harus dilakukan secara tepat baik saat pemberian, cara pemberian, jenis pupuk yang digunakan dan dosisnya agar buah yang diproduksi optimum, memiliki ukuran, bentuk dan penampilan luar yang baik serta rasa yang sesuai.

B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pemupukan tanaman manggis; 2. Mempertahankan/meningkatkan status unsur hara dalam tanah; 3. Menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan tanaman; 4. Meningkatkan produktivitas dan kualitas buah. C. Bahan dan Alat 1.Pupuk organic dan anorganik (pupuk kompos/kandang, ZA, SP 36, KCL, dolomite) 2.cangkul, sabit, hand sprayer/power sprayer D. Tahapan Pelaksanaan 1. Pergi ke lahan manggis, cek jumlah tanaman dan umurnya (vegetatif atau generatif), serta tingkat kesuburan tanah (hasil uji tanah/hasil analisis tanah, jika memungkinkan); 2. Buat selokan kecil melingkar sedalam 20-30 cm di sekeliling tanaman selebar tajuk tanaman; 3. Memberikan pupuk sesuai dengan dosis seperti tabel dibawah ini :

9

Umur (Tahun) 0-6 6-12 12-20 20-100

Pupuk Organik (Kg)** 10 15 25 50

Urea (kg)* 0,5 0,75 1 1

TSP (kg)** 0,25 0,5 0,75 1

KCL/ZK (kg)** 0,25 0,5 0,75 1

ZA** (Kg) 1,5 2

* Diberikan 2 kali setahun sampai umur 0-6 tahun dan menjadi 2 kali setahun sesudahnya. ** Diberikan 2 kali setahun 4. Baca label sebelum melakukan pemupukan (tanggal kadaluarsa, saran penggunaan, dll); 5. Gunakan kelengkapan yang dianjurkan untuk pekerja (sarung tangan, masker, dll sesuai petunjuk) saat melakukan pemupukan; 6. Menutup gandungan dengan pupuk oraganik dan seresah; 7. Memberikan air secukupnya (tanah sekeliling tanaman sampai basah); 8. Mencatat dalam form pencatatan

10

PETUNJUK LAPANGAN KE VII PENGAIRAN

A. Latar Belakang Dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman keberadaan air sangat menentukan, lebih-lebih pada musim kemarau. Air dibutuhkan tanaman untuk menjaga agar media tetap lembab dan gembur, selain itu air juga akan diserap bersama-sama unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air yang terlalu banyak akan menyebabkan berkembangnya penyakit seperti jamur dan bakteri, sehingga tanaman menjadi busuk. Namun kekurangan air menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. B. Tujuan Menjaga Kestabilan dan kelembaban Tanah disekitar tanaman manggis dan juga berfungsi untuk kestabilan penyerapan unsur hara agar tidak berakibat terjadinya getah bening pada buah manggis. C. Bahan dan Alat 1. Drum; 2. Selang Atau pipa; D. Tahapan Pelaksanaan1. 2. 3. Drum dibuatkan lubang lalu diberi selang atau pipa dan dibuat melingkar sesuai gandungan yang ada sehingga air bisa menetes pada lubang-lubang tersebut. Drum diisi air sampai penuh Kemudian tetesan diatur sedemikian rupa agar kondisi kelembaban stabil.

11

PETUNJUK LAPANGAN KE VIII PEMANGKASAN DAN PENGERIKAN BATANG

A. Latar Belakang Pemangkasan dilakukan untuk merangsang agar tunas baru muncul secara bersamaan dan mencapai umur dewasa dalam waktu yang bersamaan pula. Cabang-cabang yang tidak terkena sinar matahari langsung (cabang negatif) agar dipangkas. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membentuk tajuk tanaman yang bentuknya bulat seperti payung terbuka. Hal ini dimaksudkan agar kelembaban tidak terlalu tinggi, percabangan menjadi kokoh dan tersebar ke seluruh penjuru angin dan mempercepat munculnya buah,sedangkan pengerikan batang melepaskan parasit yang menempel dibatang. B.Tujuan 1. Mengoptimalkan buah di ujung tangkai agar berkwalitas baik. 2. Untuk mempercepat pertumbuhan tunas luar 3. Untuk Mengoptimalkan Asupan Makan Untuk Buah Diujung Tangkai 4. Pengerikan batang berguna untuk menekan pertumbuhan jamur yang bisa mempengaruhi suplai makanan terhadap buah manggis. 5. Memberikan pertahanan/Antibodi kepada tanaman buah manggis. E. Bahan dan Alat 1. gunting pangkas, gergaji pangkas; 2. Tangga 3. Penutup luka 4. kuas 5. Karung/keranjang 6. Timba 7. Panci 8. Kapur 9. Belerang 10. Kompor F. Tahapan Pelaksanaan Ambil tangga ,membawa alat-alat dan melakukan pemangkasan serta pengerikan batang dan cairan kental bubur california dilaburkan pada batang,juga bisa dilakukan penyemprotan menggunakan bubur california. 12

PETUNJUK LAPANGAN KE IX PENGENALAN OPT DAN PENGENDALIAN OPT

A. Latar Belakang Pengendalian OPT dimaksudkan untuk mengelola populasi OPT pada tingkat yang tidak menyebabkan kerugian secara ekonomi tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan dan kesehatan pekerja. Pengendalian OPT meliputi cara-cara pendekatan organik B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara-cara pengendalian OPT yang bijaksana yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kesehatan pekerja. C. Bahan dan Alat 1. Bahan pengendalian yang akan digunakan (jenis sesuai rekomendasi) 2. Pakaian K3 (masker, sarung tangan dan sepatu) 3. Ember 4. Sprayer D. Tahapan Pelaksanaan 1. Mengenakan pakaian sesuai prosedur standar K3. 2. Membersihkan semua peralatan dan menyimpannya sesuai prosedur K3. 3. Pengaplikasian agency hayati. 4. Pemasangan trap (Perangkap) trips

13

PETUNJUK LAPANGAN KE X PANEN A. Latar Belakang Panen merupakan tindakan memetik buah pada tingkat kemasakan tertentu. Pada umumnya pemetikan buah manggis dilakukan pada 150-155 hari setelah bunga mekar, walaupun adakalanya buah dapat masak lebih cepat atau lambat. Kenampakan fisik buah dapat digunakan sebagai indikasi saatnya dapat dipanen (antara lain dengan tekstur kulit buah yang berubah lebih halus). Proses pemetikan dijaga agar buah tidak cacat. B. Tujuan Memberikan pemahaman, sikap dan ketrampilan kepada peserta mengenai penentuan stadium panen dan cara-cara panen yang tepat untuk memperoleh kualitas produk yang tinggi. C. Bahan dan Alat 1. Galah berkantung untuk memanen. 2. Wadah untuk mengumpulkan hasil panen. 3. Keranjang Plastik/keranjang bambu D. Tahapan Pelaksanaan 1. Petani berangkat ke kebun manggis yang siap panen. 2. Memastikan bahwa peralatan panen yang akan digunakan dalam keadaan bersih. 3. Melakukan pemanenan dengan menggunakan galah berkantung 4. Mengumpulkan hasil panen dalam wadah keranjang bambu/keranjang plastik yang dilapisi kertas semen dan meletakkannya di tempat yang teduh. 5. Membawa kegudang penampung

14

PETUNJUK LAPANGAN KE XI PENANGANAN PASCA PANEN A. Latar Belakang Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik sesuai preferensi konsumen, maka pengemasan dan pengepakan buah manggis dilakukan untuk menjaga kualitas produk tetap baik dan segar sampai ditangan konsumen. B. Tujuan Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai cara pengemasan dan pengepakan buah sebelum dipasarkan sesuai klasifikasi mutu, serta mengepak buah manggis untuk transportasi dan pemasaran. C. Bahan dan Alat 1. Buah manggis 2. Stiker/spidol 3. Mesin Packing 4.Keranjang plastik /Krat 5.Busa Pelapis 6. CD Plano D. Tahapan Pelaksanaan1. 2. 3. 4.

Penyortiran buah Grading Pencucian buah Pengemasan buah

15

PETUNJUK LAPANGAN KE XII DINAMIKA KELOMPOK Dalam penyelenggaraan sekolah lapang, materi yang akan diberikan akan dapat diterima dan dipahami oleh peserta apabila peserta merasa nyaman dengan suasana sekolah lapang tersebut. Salah satu metode untuk membuat suasana nyaman dan akrab yang telah banyak dipraktekkan diberbagai pelatihan-pelatihan adalah dinamika kelompok. Dinamika kelompok bertujuan antara lain mempererat hubungan atau kerjasama antara peserta, memancing kreativitas, penyegaran suasana, memperlancar komunikasi, pentingnya perencanaan kegiatan, latihan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara berkelompok. Beberapa materi permainan analogi yang akan berikut: A. Membimbing peserta 1. Latar Belakang Peran seorang pemandu SL adalah membimbing peserta agar tujuan dari SLGAP/SOP dapat tercapai. dalam membimbing Permainan ini menganalogikan peran pemandu SL. Bagaimana sikap pemandu dalam peserta membantu untuk makna

pemahamannya sebagai referensi untuk dinamika kelompok adalah sebagai

membimbing agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Tujuan a. Pemandu dapat memahami bagaimana peran seorang pemandu SL adalah membimbing peserta agar tujuan dari SL-GAP/SOP dapat tercapai. Permainan ini menganalogikan peran pemandu dalam membimbing peserta SL. Bagaimana sikap pemandu dalam membimbing agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Pemandu lebih peka terhadap perasaan orang yang ditolong. c. Pemandu dapat memahami beberapa syarat untuk dapat menjadi pembimbing. 3. Waktu Waktu yang dibutuhkan dalam proses kegiatan ini adalah 60 menit. 4. Bahan bahan Kain atau sapu tangan besar yang berwarna gelap, kertas (flip chart), spidol dan lakban. 5. Langkah Langkah 16

a. Peserta dibagi dalam dua kelompok, A dan B. Mata masing masing anggota kelompok A ditutup dengan kain atau sapu tangan besar berwarna gelap sehingga tidak dapat melihat. b. Setiap orang di kelompok B (yang tidak tertutup matanya) masing- masing memilih salah satu orang dari kelompok A, sebagai pasangannya dan membimbing pasangannya kemana saja (di ruang latihan dan sekitarnya), dan untuk permainannya supaya orang tersebut dapat merasakan sesuatu dengan memakai panca indera lain selama 10 15 menit. c. Kain yang menutupi mata anggota kelompok A dibuka, semua peserta kembali ke tempat masingmasing untuk pembahasan. d. Pelatih mengajukan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : Kelompok A (yang dibimbing) Bagaimana perasaan Saudara selama matanya ditutup? Pengalaman apa yang paling mengesankan selama matanya ditutup? Bagaimanakan perasaan Saudara terhadap pembimbing Saudara? Apakah ada kecurigaan kepadanya? Apa alasannya? Apakah Saudara merasa mendapat perhatian darinya? Buktinya? Apakah Saudara merasa dipermainkan? Misalnya? Kelompok B (yang membimbing) Bagaimana perasaan Saudara selama membimbing orang? Usaha apa yang sengaja Anda lakukan selama membimbing? Mencari halhal yang mudah bagi yang dibimbing? Mencari hal- hal yang menyulitkan bagi yang dibimbing? Kadangkadang membiarkan agar dia bebas bergerak? Apakah Saudara menceritakan keadaan yang sedang dihadapi?e. Dari jawaban dan komentar para pemain kita simpulkan beberapa hal yang penting tentang bimbingan. Bagaimana sebaiknya seorang pembimbing bersikap, bertindak dan berbuat.

17

PETUNJUK LAPANGAN KE XIII RENCANA TINDAK LANJUT PASCA SL GAP/SOP A. Latar Belakang Sekolah Lapang SL GAP/SOP menggunakan metode Cara Belajar Lewat

Pengalaman (CBLP) dengan metode Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi). Karena konteksnya adalah pendidikan untuk orang dewasa pada kemandirian petani, diharapkan pasca pelatihan SL GAP/SOP alumni bisa menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan kepada para petani lain. Pada musim tanam berikutnya alumni sudah bisa merencanakan dan sekaligus menerapkan dan mengembangkan prinsip-prinsip GAP/SOP kepada petani yang lain. Peserta SL GAP/SOP dalam membuat rencana tindak lanjut dari tingkat awal mulai merangkum kegiatan yang telah diperoleh selama satu musim baik dalam control point tahapan GAP/SOP, pengamatan tahapan GAP/SOP dan agroekosistem petak studi, dinamika kelompok maupun topik khusus. Hasil rangkuman tersebut untuk dipresentasikan pada acara temu lapangan (Field Day). Di samping untuk ekspose sekaligus sebagai rencana kedepan. Dari perencanaan pasca SL GAP/SOP ini alumni ditantang untuk lebih mandiri dan mampu membuat perencanaan agar menjadi petani yang betul-betul ahli dalam kelompok tani yang mantap dan handal, mendapat dukungan dari petugas, aparat dan petani lain. B. Tujuan 1. Peserta SL GAP/SOP bisa merangkum hasil pembelajaran selama satu musim tanam (13 26 kali pertemuan), baik tahapan GAP/SOP, petak studi, pengamatan-analisa-simpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus untuk bahan presentasi atau ekspose pada hari temu lapangan SL GAP/SOP. 2. Alumni SL GAP/SOP bisa mencari dukungan dari petugas, aparat dan petani lain dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh selama pelatihan SL GAP/SOP maupun rencana kegiatan yang akan datang. 3. Untuk menindak lanjuti kegiatan-kegiatan yang dalam pembelajaran SL GAP/SOP selama satu musim belum mantap atau belum terselesaikan maupun untuk menjawab permasalahan yang ditemukan di tingkat lapangan.

18

C. Bahan dan Alat Data hasil pengamatan agroekosistem, dinamika kelompok, topik khusus dan refleksi dan tindak lanjut selama satu musim tanam (13 26 kali pertemuan), kertas CD plano, penggaris, spidol empat warna, lakban, kertas manila, gunting atau cutter. D. Tahapan pelaksanaan 1. Bagi peserta dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. 2. Masing-masing kelompok untuk merangkum, menganalisis, dan membuat hasil kesimpulan mingguan ke dalam kesimpulan musiman, baik tahapan GAP/SOP, petak studi, pengamatan-analisis-simpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus. 3. Masing-masing peserta atau kelompok bisa mengemukakan kegiatan-kegiatan yang sudah bisa dikuasai untuk menjawab permasalahan kelompok. 4. Masing-masing peserta untuk bisa menuliskan dan mengemukakan kegiatankegiatan atau materi-materi yang belum bisa dikuasai untuk mengatasi permasalahan. 5. Kegiatan-kegiatan yang belum bisa dikuasai atau dipecahkan, buatlah usulansaran atau perencanaan bagi kegiatan-kegiatan yang akan datang. 6. Masing-masing kelompok bisa merencanakan kegiatan-kegiatan dengan mempertimbangkan apa, siapa, di mana, mengapa dan bagaimana. E. Bahan Diskusi 1. Apa manfaat dari tahapan GAP/SOP, petak studi, pengamatan-analisis-simpulan, dinamika kelompok maupun topik khusus dalam hubungannya dengan prinsip GAP/SOP. 2. Dengan SL GAP/SOP apakah sudah menjawab permasalahan di lapangan?, Kalau belum apakah kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan?

19

Lampiran 1. FORM CATATAN BUDIDAYA MANGGIS Tahun : ................................. 1. Identitas Petani 1.1 Nama 1.2 Umur 1.3 Alamat : : : : ..................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... 1.4 No. Telp. 2. : ......................................................

Data Usahatani Manggis : 2.1 Luas lahan 2.2 Status lahan : ...................................................... : ...................................................... ......................................................

2.3 Sejarah penggunaan lahan :

...................................................... ...................................................... 2.4. Jenis tanaman 2.5 Varietas 3. : : ...................................................... ......................................................

Catatan Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi : Pelaksanaan No. 3.1 Jenis Kegiatan Penyiapan lahan Waktu Pelaksanaan Prosedur Kesesuaian dengan Buku SOP

3.2

prasarana

20

4. Proses Produksi

: Pelaksanaan Kesesuaian dengan Buku SOP

No. 4.1 4.2 4.3 4.7 4.8 4.9

Jenis Kegiatan Pengolahan lahan Sterilisasi lahan Pembuatan lubang tanam Pengukuran EC, pH tanah dan kelembaban tanah Pemberian pertanian Pemberian pupuk organik varietas dan benih penyiapan benih bermutu Dolomite

Waktu Pelaksanaan

Prosedur

4.10 Pemilihan 4.11 Penanaman manggis

4.12 Penyiraman tanaman 4.13 Pemupukan 4.14 Pengendalian OPT 4.16 Pemberian ZPT 4.17 Pemangkasan 5. Panen dan Penanganan Pasca Panen : Pelaksanaan No. 5.1 5.2 5.3 5.5 5.6 Jenis Kegiatan Pemanenan buah manggis Sortasi dan grading Pengangkutan Pengemasan pengepakan Pemberian kemasan label dalam dan Waktu Pelaksanaan Prosedur Kesesuaian dengan Buku SOP

21

6. Jenis Pupuk : No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Pupuk Pupuk Organik Urea ZA SP KCL Dosis Pupuk Waktu Aplikasi Cara Aplikasi

7. Jenis Zat Pengatur Tumbuh : No. Jenis ZPT Dosis Waktu Aplikasi Cara Aplikasi

9. Catatan tambahan (jika diperlukan) : .................................................................................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. .....................,....................... Nama Pencatat

(....................................)

22

NAMA-NAMA PENYUSUN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. ANANG BUDI PRASETYO,SP. Probolinggo ( Ketua ) DWI ANGGUN FEBRIYANTI. Bondowoso ( Sekretaris ) BAMBANG HERIYANTO,SP. Banyuwangi ( Anggota ) SURYAJI,SP. Banyuwangi ( Anggota ) FATMAWATI,SP. Bondowoso ( Anggota ) GUNADI. Probolinggo ( Anggota ) HERI IRAWAN,SPT . Probolinggo ( Anggota ) SYAMSUL ARIFIN . Probolinggo ( Anggota ) SUMARDIYONO,SP. Jember ( Anggota ) SUDJIANTO. Jember ( Anggota ) SUSALAM,SP. Jember ( Anggota )

23

RUANG LINGKUP PETUNJUK LAPANGAN SL- GAP HORTIKULTURA (MANGGIS)

PESERTA ANGKATAN VI

UPT DIKLAT PERTANIAN NGANJUK