i LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA JUDUL PROGRAM: PENGEMBANGAN DESA SAMBANGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM MODEL TEKNOLOGI INFORMASI PAKET WISATA UKM DALAM RANGKA MENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT TIM PENGUSUSL Dr. I Nyoman Tika, M.Si Ketua NIP. 196312311989031026 I Gusti Ayu Tri Agustiana,S.Pd., M.Pd. Anggota NIP. 198408282009122005 I Gede Astawan, S.Pd. M.Pd Anggota NIP. 198408202012121004 Dibiayai dari Dana DIPA BLU Universitas Pendidikan Ganesha No. SP DIPA /042.012.400987/2017 tertanggal 7 Desember 2016 sesuai dengan Kontrak kerja No.895/UN48.15/PM/2017 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2017
29
Embed
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196312311989031026... · pendatang yang kerap membuang sampah sembarangan dan menjadi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
BERBASIS TRI HITA KARANA
JUDUL PROGRAM:
PENGEMBANGAN DESA SAMBANGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM
MODEL TEKNOLOGI INFORMASI PAKET WISATA UKM DALAM RANGKA
MENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT
TIM PENGUSUSL
Dr. I Nyoman Tika, M.Si Ketua
NIP. 196312311989031026
I Gusti Ayu Tri Agustiana,S.Pd., M.Pd. Anggota
NIP. 198408282009122005
I Gede Astawan, S.Pd. M.Pd Anggota
NIP. 198408202012121004
Dibiayai dari Dana DIPA BLU
Universitas Pendidikan Ganesha
No. SP DIPA /042.012.400987/2017 tertanggal 7 Desember 2016 sesuai dengan
Kontrak kerja No.895/UN48.15/PM/2017
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2017
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Identitas dan Uraian Umum iii
Daftar Isi iv
Ringakasan v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 3
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT 5
BAB III TARGET LUARAN 6
BAB IV METODE PELAKSANAAN 12
BAB V HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 17
5.1 Hasil Pelaksanaan 17
5.2 Pembahasan 21
BAB Vi PENUTUP 23
6.1 Kesimpulan 23
6.2 Saran 23
Daftar Pustaka 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN 25
iv
PENGEMBANGAN DESA SAMBANGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM
MODEL TEKNOLOGI INFORMASI PAKET WISATA UKM DALAM RANGKA
MENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT
RINGKASAN KEGIATAN
Desa Sambangan merupakan desa penunjang kota pendidikan Singaraja sebagai kota
pendidikan di provinsi Bali. Kondisi ini menuntut Desa Sambangan lebih banyak berbenah
secara kultural (dynamic culture). Sampai saat ini pembinaan Desa Sambangan, telah mendapat
pembinaan lewat Hibah Bina Desa dari Undiksha (DIPA 2016), dan PHBD (Dikti, 2016) dari
DRPM Dikti lewat mahasiswaUndiksha. Beberapa kegiatan yang telah meningkatkan peran
masyarakat untuk menunjang pariwisata alam, penghijauan, pertanian organik dan pembenahan
lingkungan (pengolahan sampah) dan menumbuhkan peran serta pemuda dan peudi untuk masuk
dalam kelompok sadar wisata (darwis), namun usaha pedampingan itu, baru muncul sebagai
agregat baru yang perlu ditindaklanjuti untuk bisa tumbuh menjadi pohon besar dan bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan lanjutan dalam bentuk model
teknologi informasi paket wisata agar dapat menjaring wisatawan lebih banyak. P2M Bina Desa
ini menyasar tujuan sebagai berikut (1) membuat paket-paket wisata (wisata alam, wisata
budaya, wisata kuliner, religius, wisata petnian) di Desa Sambangan, (2) mempromosikan paket-
paket wisata yang dimiliki oleh desa Sambangan lewat teknologi informasi (Website), (3)
membuat UKM yang dapat menghasilkan cinderamata khas Desa Sambangan, sebagai oleh-
oleh obyek wisata alam Desa Sambangan, (4) Membuatkan link paket-paket wisata dengan
UKM- UKM yang ada di Desa Sambangan Metode yang digunakan adalah, demontrasi,
metode diskusi, pendampingan, diseminasi, dan evaluasi, yang mengadopsi metode PALS
(participatory action learning system). Program ini dirancang selama 8 bulan. Dengan rincian
kegatan adalah (a) pembuatan dan penyempurnaan website Bina Desa Wisata Alam desa
Sambangan, (2) menyusun paket-paket wisata di Desa Sambangan, (3) membangun jaringan
dengan paket-paket wisata dengan UKM yang ada di desa Sambangan, (b) memperomosikan
paket-paket wisata pada website Bina desa Sambangan. Hasil pengabdian ini menunjukkan
bahwa Desa Sambangan khusus dalam bidang Website Desa Sambangan sudah berjalan dengan
baik, (2) ada paket wisata kuliner. di Desa Sambangan, terbentuk jaringan pemasaran yang
sesuai dengan yang diharapkan. Luaran ya terbentuk adalah (1) website Bina Desa Sambangan,
(2) terbentuknya paket wisata.
Kata Kunci: Desa Sambangan, teknologi informasi, destinasi wisata, lingkungan
1
BAB I
ANALISIS SITUASI
1.1 Profil Desa Sambangan
Desa Sambangan salah satu desa yang berlokasi di Kecamatan Sukasada, Kabupaten
Buleleng Propinsi Bali dengan luas wilayah 7,67 km2 berjarak kurang lebih 12 km dari pusat
kota Singaraja (Profil Desa Sambangan).Dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 8675 orang,
yang sebagian besar adalah petani, dan sebagian kecil adalah pegawai negeri dan swasta.
Saat ini sebagai wilayah penunjang kota Singaraja pusat pendidikan di provinsi Bali.
Sebagai wilayah penunjang infrasuktur kota Singaraja, maka desa sambangan mengalami
perubahan yang sangat dinamis. Ada beberapa hal yang membuat desa ini menjadi sangat
dinamis (1) sebagai wilayah pengembangan pemukiman, sehingga banyak wilayah sawah beralih
fungsi menjadi perumahan. (2) Banyak tanah-tanah sawah yang dulunya beririgrasi teknis karena
berubah fungsi, maka banyak penduduk yang kehilangan lapangan pekerjaan, sehingga
menimbulkan banyak pengangguran justru para petani yang hanya memiliki kemampuan bertani
saja, sehingga menimbulkan kemiskinan sistimatis. (3) harga tanah yang meningkat drastis,
membuat beberapa penduduk yang memiliki tanah warisan untuk menjualnya, sehingga
kepemilikan uang tanpa terncana banyak yang menimbulkan gaya hidup foya-foya bagi kaum
mudanya, Kondisi ini sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan generasi mendatang,
karena rawan menciptakan kemiskinan moral dan material.
Kondisi ini menuntut Desa Sambangan lebih banyak berbenah secara kultural (dynamic
culture). Perubahan cultural itu menuntut masyarakatnya dinamis, berubah dari budaya agraris
menuju budaya industry dan sekaligus melek pada budaya informasi secara bertahap dan
terencana.
Selama ini, perubahan yang terjai tidak disadari sehingga membuat masyarakat desa
Sambangan mengalami sock culture (gegar budaya).Hal ini dapat dilihat beberapa bukti yaitu
tingkat kriminalitas yang ekselerasinya semakin meningkat, tingkat pencurian dan perkelahian
antar generasi muda, dan minum-minuman juga semakin marak. Kondisi ini ditunjang oleh
semakin maraknya pertumbuhan café remang-remang.
Terbukti, tingkat kriminalisasi, penyakit masyarakat semakin menggejala. Disisi lain,
Desa Sambangan memiliki land scape yang sangat indah dan unik di bali. Kondisi land scape ini
2
belum diupayakan secara maksimal, terkesan masih bersifat sporadis dan temporal. Ada dua
faktor eksternal yang membuat warga masyarakat desa Sambangan berada di instabilitas budaya,
yakni karena terpapar oleh para pendatang yang bermukim di desa Sambangan dengan pola dan
tradisi yang jauh berbeda dengan yang berlaku dengan kulttur masyarakat setempat. Kultur
pendatang yang kerap membuang sampah sembarangan dan menjadi pemicu konflik internal
yang terpendam, kondisi ini harus segera diantisifasi.
Selain itu, desa Sambangan merupakan salah satu desa destinasi wisata yang kini banyak
dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Desa Sambangan berada pada
ketinggian 500-1.020 meter di atas permukaan laut, memiliki pemandangan alam yang masih
natural dan sangat indah, sangat cocok untuk rekreasi alam. Di bagian selatan desa ini
menawarkan pemandangan sawah, hutan lindung, perbukitan yang memberi panorama gunung
dan laut “nyegara gunung”, air terjun (seperti air terjun Aling-aling) dan aliran sungai yang
masih alami, jernih dan indah. Di bagian utara desa tofografinya relatif datar, sedangkan di
beberapa tempat relatif curam dengan kemiringan lereng 40 derajat. Potensi alam inilah yang
menjadikan desa Sambangan sebagai desa destinasi wisata (Dewata News. 04/04/2013).
Gambar 1: Potensi Destinasi Wisata Alam Desa Sambangan (landscape dataran tinggi
Sambangan memberi panorama “nyegara gunung”, tatanan sawah hijau yang
indah, perbukitan, dan air terjun Aling-aling
3
` Keindahan dan pesona alam desa Sambangan, kini mulai bersifat heterogen, karena
pemukiman yang kian meluas. Namun faktor kekurangan regulasi dan tatanan adat yang kian
luntur dan tidak mampu mengayomi kaum pendatang, mengakibatkan timbul kesemerautan.
Salah satunya adalah sampah. Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya
lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain
bekas, karet dan lain-lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau
dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran
udara. Selain itu tradisi membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan yang
demikian cepat, banjir juga mencemari sumber air permukaan karena pembusukan sampah
tersebut. Jadi pada kenyataannya, sampah telah mencemari tanah, badan air dan udara dalam
kota. Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik
(sampah basah) dan sampah an-organik (sampah kering). Selain itu juga sampah dihasilkan dari
beberapa sumber utama antara lain: (1) Rumah tangga; Sampah domestik yang dihasilkan berupa
sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas,
plastik dsb. (2) Tempat perdagangan Seperti pasar, supermarket, toko, warung. Sampah yang
dihasilkan berupa bahan dagangan yang rusak, buah, sayur, kertas, plastik, karton. Kondisi ini
menarik untuk ilakukan pembenahan dalam bentuk kegiatan P2M Desa binaan dari Undiksha.
Pembinaan lanjutan dalam hal promosi pariwisata menjadi menarik pada aspek kelompok
sadar wisata. Kelompok ini sebagai pemandu wisata dan jumlahnya kian bertambah karena
telah dilakukan penambahan keterampilan bahasa Inggris. Selain itu, perlu dilakukan
penambahan promosi wisata dalam bentuk paket-paket wisata, seperti paket wisata religius,
paket wisata kuliner, paket wisata alam, paket wisata budaya, yang dipromosikan secara on line
atau lewat teknologi informasi, sehingga dapat diakses oleh kumintas dunia.
1.2 Permasalah mitra yang muncul saat ini adalah
Permasalahan yang muncul dalam saat ini untuk meningkatkan esa sambangan dari sisi
Pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Desa Sambanagn memiliki lingkungan alam yang eksotis, seperti air terjun aling-aling,
sawah yang berundak, dan berbagai fasilitas wisata yang sudah mulai tumbuh dengan
baik, namun belum dipromosikan dalam bentuk paket-paket wisata alam di Desa
Sambangan belum terasa bangkit akibat pariwisata.
4
2. Sejauh ini belum ada mempromosikan paket-paket wisata alam yang dimiliki oleh desa
Sambangan lewat teknologi informasi web site, sehingga bagi para touris yang mau
mengunjungi Desa Sambangan.
3. Setelah mengunjungi obyek wisata Sambanagan belum ada cinderamata khas sambangan,
sebagai oleh-oleh khas obyek wisata alam Desa Sambangan.
4. Belum terbentuk paket-paket wisata yang dapat menghidupkan sektor UKM di Desa