LAPORAN AKHIR DANA PNBP FAKULTAS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh SAHMIN NOHOLO, SE., MM 001706670 SITI PRATIWI HUSAIN SE., M.SI 0009038601 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO NOVEMBER 2014
88
Embed
LAPORAN AKHIR DANA PNBP FAKULTAS...LAPORAN AKHIR DANA PNBP FAKULTAS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh SAHMIN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIRDANA PNBP FAKULTAS
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADAPT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
SAHMIN NOHOLO, SE., MM 001706670SITI PRATIWI HUSAIN SE., M.SI 0009038601
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALONOVEMBER 2014
i
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis tingkat kesehatanbank pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang terdaftar di BEI.Objekpenelitian adalah menganalisis Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugipada BRI tahun 2009-2013.Analisis data yang digunakan adalah analisisCAMEL yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bankberdasarkan faktor permodalan, kualitas aktiva, rentabilitas dan likuidatas.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode CAMELdiperoleh nilai dari faktor modal, kualitas aktiva, rentabilitas dan likuiditasdari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mendapatkan predikatSEHAT. Dalam kondis iseperti ini Bank Rakyat Indonesia harussenantiasa mempertahankan atau ditingkatkan agar mencapai hasil yanglebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
Kata Kunci: Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity.
ii
Kata Pengantar
Alhamdulillah penulis dapat merampungkan laporan hasil penelitianini sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan.
Penelitian ini berjudul Analisis Tingkat Kesehatan Bank PadaPT. Bank Rakyat Indonesia.Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,diselenggarakan selama tiga bulan termasuk penyusunan proposal,pelaksanaan penelitian serta penyusunan laporan hasil penelitian.
Dalam pelaksanaannya sampai dengan pembuatan laporan hasilpenelitian ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkatbantuan dari berbagai pihak akhirnya hambatan itu dapat diatasi. Olehsebab itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih Antara lain kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo;2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo;3. Kepala Pojok Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas
Negeri Gorontalo4. Semua pihak yang tak sempat dituliskan satu persatu dalam
laporan penelitian ini.
Akhirnya semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat adanya.
Gorontalo, 28 November 2014Peneliti,
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... iABSTRAK ............................................................................................ iiDAFTAR ISI ......................................................................................... iiiDAFTAR TABEL .................................................................................. ivDAFTAR GAMBAR .............................................................................. vBAB I PENDAHULUAN........................................................................ 11.1 Latar Belakang Pemikiran.............................................................. 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 62.1 Landasan Teori .............................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ........................................... 62.1.2 Bank.................................................................................... 102.1.3 Tingkat Kesehatan Bank ..................................................... 182.1.4 Penilaian Kesehatan Bank .................................................. 202.1.5 Faktor-faktor yang Menggugurkan Tingkat Kesehatan
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .................................. 333.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 333.1Manfaat Penelitian.......................................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................... 344.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 344.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 344.3 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 344.4 Populasi dan Sampel ..................................................................... 354.5Teknik Analisis Data ....................................................................... 36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 405.1 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ...................... 40
5.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................... 405.1.2 Visi dan Misi Perusahaan.................................................... 415.1.3 Produk dan Jasa Perbankan............................................... 42
5.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 706.1 Kesimpulan .................................................................................... 706.2 Saran ............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 73LAMPIRAN........................................................................................... 75
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai
dengan prinsip kehati-hatian.
2) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-
cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
mempercayakan dananya kepada bank.
20
3) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan
dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
4) Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan
bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta
wajib memberikan bantuan uang diperlukan dalam rangka memperoleh
kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang
dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
5) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat
menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia
melaksanakan pemeriksaan bank.
6) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan
laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya,
dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
7) Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2.1.4 Penilaian Kesehatan Bank
Berdasarkan ketentuan dalam UU tentang Perbankan tersebut, Bank
Indonesia sebagai otoritas yang bertugas dalam mengatur dan mengawasi
bank mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia dalam PBI
No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
21
dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
perihal Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan mengenai pedoman
perhitungan rasio keuangan yang memuat rasio-rasio untuk mengukur
kinerja dan tingkat kesehatan bank yang dikenal dengan metode CAMEL.
Cara penilaian tingkat kesehatan bank dikenal dengan nama metode
CAMEL menurut Dendawijaya (2003:142) metode CAMEL berisikan
langkah-langkah yang dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing
rasio pada komponen-komponen tersebut.
Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2Faktor Penilaian dan Bobotnya
Dalam penilaian Kesehatan BankFAKTOR KOMPONEN BOBOT
1. Permodalan CAR 25%2. Aset KAP 30%3. Manajemen a. Manajemen Umum
b. Manajemen Resiko 25%
4. Rentabilitas a. ROAb. BOPO
5%5%
5. Likuiditas LDR 10%
i. Capital (Permodalan).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan
modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko yang mungkin timbul
22
dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung
risiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap dan
inventaris.
Dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Capital Adequency Ratio (CAR)
CAR = ( ) 100Modal inti bank terdiri atas modal disetor, agio saham, cadangan
umum, laba ditahan. Yang termasuk modal pelengkap antara lain
adalah cadangan revaluasi aktiva tetap.
Nilai kredit dihitung sebagai berikut:
Untuk CAR = 0% atau (-), nilai kredit = 0
Untuk setiap kenaikan 0,1%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maximum
Bobot CAMEL untuk rasio kecukupan modal CAR adalah 25%
ii. Kualitas aset
Rasio Kualitas aktiva produktif
Pada aspek kualitas aktiva produktif ini merupakan penilaian jenis-jenis
aktiva yang dimiliki bank, yaitu dengan membandingkan antara aktiva
produktif yang diklasifikasikan (APYD) dengan aktiva produktif (AP).
Aktiva produktif yang diklasifikasikan yaitu aktiva produktif yang terdiri
dari: a) 25% dari kredit yang dalam perhatian khusus; b) 50% dari kredit
kurang lancer; c) 75% dari kredit yang diragukan; dan d) 100% dari
kredit macet dan surat berharga yang digolongkan macet.
23
Adapun metode penilaian kualitas aktiva produktif (KAP) dapat dilakukan
sebagai berikut:
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
KAP = 100%Aktiva produktif meliputi:
Kredit yang telah diberikan bank dan dicairkan.
Surat berharga (baik surat berharga pasar uang maupun surat
berharga pasar modal)
Penyertaan saham
Tagihan pada bank lain
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif dihitung sebagai berikut:
Untuk KAP = 15,5% atau lebih, nilai kredit = 0
Untuk setiap penurunan 0,15%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maximum 100
Bobot CAMEL untuk KAP adalah 30 %
iii. Kualitas Manajemen (Management Quality)
Kualitas manajemen menunjukkan kemampuan manajemen bank
untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-
risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan stratrgi bisnisnya
untuk mencapai target.Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan
pada penilaian kualitatif terhadap manajemen yang mencakup beberapa
komponen.Manajemen bank dapat diklasifikasikan sebagai sehat
24
apabila sekurang-kurangnya telah memenuhi 81% dari seluruh aspek
tersebut.
Bank Indonesia telah menyusun pertanyaan untuk menilai
kemampuan manajemen yang terdiri dari:
Tabel 3Penilaian Kemampuan Manajemen
Aspek manajemen yang dinilai Bobot CAMEL
Manajemen permodalan
Manajemen aktiva
Manajemen umum
Manakemen rentabilitas
Manajemen likuiditas
2,5%
5,0%
12,5%
2,5%
2,5%
Total bobot CAMEL 25%
Sumber : Manajemen perbankan (2009:146)
Setiap pertanyaan yang dijawab “ya” (positif) oleh pihak
manajemen bank umum, bank tersebut memperoleh nilai kredit sebesar
0,4. Hasil penjumlahan setiap jawab “ya” akan menentukan nilai kredit
dalam komponen CAMEL. Selanjutnya angka nilai kredit ini dikalikan
dengan bobot CAMEL untuk manajemen (25%) sehingga diperoleh nilai
CAMEL untuk manajemen.
Akan tetapi pengukuran tersebut sulit dilakukan karena akan
terkait dengan unsur kerahasiaan bank, maka dalam penelitian ini aspek
manajemen diproksikan dengan profit margin dengan pertimbangan
rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber-
sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien.
25
Penggunaan net profit margin (NPM) juga erat kaitannya dengan
aspek-aspek manajemen yang dinilai, baik dalam manajemen umum
maupun manajemen risiko, dimana net income dalam aspek manajemen
umum mencerminkan pengukuran hasil dari strategi keputusan yang
dijalankan dan dalam tekniknya dijabarkan dalam bentuk sistem
pencatatan, pengamanan, dan pengawasan kegiatan operasional bank
dalam upaya memperoleh operating income yang optimum. Sedangkan
net income dalam manajemen resiko mencerminkan pengukuran
terhadap upaya mengeliminir resiko likuiditas, resiko kredit, resiko
operasional, resiko hokum, dan resiko pemmilik dari kegiatan
operasional bank, untuk memperoleh operating income yang optimum.
Dengan kata lainnet profin margin mencerminkan tingkat efektivitas yang
dapat dicapai oleh usaha operasional bank, terkait dengan hasil akhir
dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah dilaksanakan
oleh bank dalam periode berjalan.
Aspek manajemen yang diproksikan dengan net profit margin
dengan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen
mengelola sumber-sumber maupun penggunaan atau alokasi dana
secara efisien, sehingga nilai rasio yang diperoleh langsung dikalikan
dengan bobot CAME sebesar 25%. Net profit margin yang dirumuskan
sebagai berikut:
NPM = Laba BersihLaba Operasional 100%
26
iv. Rentabilitas (Earning)
Earning menunjukkan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend earning
tetapi juga factor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas
earning. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif
terhadap rentabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang berbobor
sama.
Dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Return on Total Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manahemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang
dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Besarnya nilai ROA dapat dihitung dengan rumus
berikut:
ROA = 100%Besarnya nilai laba sebelum pajak dapat dibaca pada perhitungan
laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan. Perhitungan
kredit dilakukan sebagai berikut:
Untuk ROA sebesar 100% atau lebih, nilai kredit = 0
Untuk setiap kenaikan 0,015%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maximum 100.
27
Selanjutnya, nilai kredit ini dikalikan dengan bobot CAMEL untuk ROA
sehingga menghasilkan nilai CAMEL untuk komponen ROA tersebut.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio ini sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional.Semakin kecil rasio
ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Besarnya nilai BOPO dapat
dihitung dengan rumus:
BOPO = 100%Besarnya angka untuk beban operasional maupun pendapatan
operasional dapat dilihat pada perhitungan laba rugi laporan keuangan
yang bersangkutan.
Nilai kedit dapat dihitung sebagai berikut:
Untuk rasio 100% atau lebih, nilai kredit = 0
Untuk setiap penurunan sebesar 0,08%, nilai kredit ditambah 1
dengan maximum 100.
Selanjutnya nilai kredit tersebut dikalikan dengan bobot CAMEL untuk
rasi BOPO (10%) sehingga diperoleh nilai CAMEL untuk komponen
BOPO.
28
v. Likuiditas (Liquidity)
Aspek likuiditas ini didasarkan atas kemauan bank dalam membayar
semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito
pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang
layak disetujui.
Dengan menggunakan perhitungan sebagai Berikut:
Loan to Deposito Ratio (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
dengan dana yang diberikan oleh bank. Besarnya nilai LDR dapat
dihitung sebagai berikut:
LDR = 100%Dana pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro,
tabungan, dan berbagai jenis deposito.Sedangkan KLBI adalah
volume pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia
kepada pihak yang bersangkutan.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, modal
inti bank terdiri atas modal yang disetor pemilik bank, agio
saham,berbagai cadangan laba, laba ditahan setelah laba tahunan
berjalan.
Nilai kredit LDR dihitung sebagai berikut:
Untuk rasio LDR sebesar 115% atau lebih, nilai kredit = 0
Untuk rasio LDR dibawah 115% nilai kredit = 100
29
Selanjutnya, nilai kredit tersebut dikalikan dengan bobot CAMEL
untuk LDR 10% sehingga diperoleh nilai CAMEL untuk komponen
LDR.
Penjumlahan nilai CAMEL yang telah dikalikan dengan bobotnya
masing-masing kan diperoleh nilai CAMEL secara keseluruhan,
Selanjutnya nilai CAMEL ini dapat ditambah atau dikurangi dengan
nilai kredit yang berasal dari penilaian atas pelaksanaan suatu bank
terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang sanksinya dikaitkan
dengan nilai kesehatan. Hasil dari penilaian ini ditetapkan ke dalam
empat golongan predikat kesehatan bank dapat dilihat pada tabel 6:
Tabel 4Predikat Penilaian Bank
Nilai Kredit Predikat81 – 10066 - < 8151 - < 660 - < 51
SehatCukup SehatKurang SehatTidak Sehat
Sumber: Kasmir (2008:53)
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mengugurkan Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Mulyono (1995:162) dalam Suhardiyah; predikat tingkat
kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau kurang sehat akan
diturunkan menjadi sehat apabila terdapat hal-hal yang membahayakan
kelangsungan bank, antara lain:
a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam
bank yang bersangkutan.
30
b. Campur tangan pihak-pihak diluar bank dalam kepengurusan di dalam
kerja sama tidak wajar yang mengakibatkan salah satu atau beberapa
kantornya berdiri sendiri.
c. Window dressing dalam pembukuan dan laporan bank yang secara
materil dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan bank sehingga
mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank.
d. Praktek-praktek bank dalam atau melakukan usaha diluar pembukuan
bank.
e. Kesukesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga.
f. Praktek lain yang menyimpang dan dapat membahayakan kelangsungan
bank atau mengurangi kesehatan bank.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 5Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil Penelitian1. Inas
SeptaHidayati
Analisis tingkat kesehatanBank Mandiri Syariahtahun 2009-2012menggunakan metodeCAMEL
Hasil penelitian menunjukkan bahwadilihat dari segi modal, kualitas asset,manajemen, rentabilitas dan liquitasPT. Bank Rakyat Indonesia masukkedalam predikat bank sehat.
Dilihat dari aspek permodalan yangdimiliki PT. Bank Sulselbar ternyata diatas 8%, sehingga bank tersebutmemiliki modal yang cukup untukmenutupi segala resiko yang timbul daripenanaman dana dalam aktivaproduktif yang menunjang resiko. Dariaspek manajemen diukur dengan NPM
31
ternyata memenuhi ketentuan dari BIdan selain itu dari aspek earning danlikuiditas sesuai dengan ketentuan BI.
3 RhumyGhulam
Analisis laporan keuanganpada PT. BPD Sulsel
Analisis kinerja PT. BPD Sulsel denganmenggunakan metode CAMEL padatahun 2007-2009 berada pada predikatsehat walaupun mengalami tren yangmenurun. Hal ini juga menunjukkanbahwa selama periode yang sama, PT.BPD Sulsel memiliki kinerja yang baikdalam pengelolaan segala sumberdaya yang dimilikinya bila dilihatberdasarkan hasil perhitungan RasioCAMEL.
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran bertujuan agar penelitian ini dapat terarah secara
sistematis dalam suatu alur metode penelitian yang baik, sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Kerangka konsep
penelitian secara komprehensif perlu dibangun dengan mendasarkan
kepada fakta masalah yang ada, keterkaitan variabel secara teoritis, kajian
penelitian-penelitian sebelumnya, metodologi, metode analisis dan dengan
keselarasan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Berdasarkan pada teori
dan penelitian terdahulu, masalah dan tujuan penelitian dibuat kerangka
konsep proses berpikir dalam penelitian ini yang diadopsi dari Sugiono
(2008:78) secara komprehensif sebagai berikut:
32
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
EarningAsset ManagementCapital Likuidity
PT. BRI, Tbk
LAPORAN KEUANGAN
CAMEL
Tingkat Kesehatan Bank
33
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3.2 MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Bagi pengembangan ilmu akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran dalam menganalisis laporan keuangan,
khususnya dalam menganalisis tingkat kesehatan bank.
2. Manfaat Praktis
Bagi PT. Bank BRI, Tbk
Dengan adanya standar pengukuran tingkat kesehatan, Bank BRI dapat
mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dicapai dan factor apa
saja yang mempengaruhi tinggi/ rendahnya nilai bobot yang dimiliki untuk
penilaian tingkat kesehatan bank.
Bagi pemerintah
Penilaian tingkat kesehatan bank dapat merupakan alat control yang
jelas dan terukur, sehingga memudahkan pemerintah dalam menetapkan
kebijakan strategis dibidang moneter.
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di perusahaan perbankan konvensional yang
telah Go Publicdi Bursa Efek Indonesia, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia,
Tbk. Penelitian dilakukan selama 2 bulan.
4.2 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan metode
kuantitatif.Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh peringkat
kesehatan bank dengan menggunakan analisisCAMEL.Metode penelitian
verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan kausal dari rasio-rasio
dalam aspek CAMEL.
4.3 OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Tabel 6Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Skala
RasioCAMEL
Analisis rasioCAMEL yaituanalisis keuanganbank dan alatpengukuran kinerja
CAR CAR = 100% Rasio
35
bank yangditetapkan olehBank Indonesiauntuk mengetahuitentang tingkatkesehatan bankyang bersangkutandari beberapa aspekyang berpengaruhterhadap kondisidan perkembangansuatu bank denganmenilai faktor-faktorpenilaian tingkatkesehatan bank.(Kasmir, 2008:52)
Kualitasaktiva
produktif(KAP) danPenyisihan
Penghapusanaktiva
produktif(PPAP)
KAP = 100%= 100 Rasio
Net ProfitMargin(NPM)
NPM = Laba BersihLaba Operasional 100% Rasio
ROA danBOPO
ROA = 100%BOPO= 100% Rasio
LDR LDR = 100% Rasio
4.4 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Rakyat
Indonesia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama 5 tahun berturut-
turut yakni dari tahun 2008 sampai dengan 2012.
Sampel adalah bagian atau himpunan bagian dari suatu populasi
yang diteliti.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik full sampling,
yaitu semua populasi yang digunakan sebagai sampel.Penelitian ini
mengambil data 5 tahun berturut-turut yakni dari tahun 2008-2012.Maka
jumlah sampel penelitian keseluruhan adalah 5 data sesuai dengan jumlah
populasi yang telah peneliti tentukan.
36
4.5 TEKNIK ANALASIS DATA
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode CAMEL berdasarkan peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal
31 Mei 2004 perihal Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum.Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank
setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan
menentukan hasil penelitian yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan
bank. Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank terhadap masing-masing
faktor atau komponen dalam CAMEL dapat digolongkan menjadi kedalam
predikat dengan kriteria sebagai berikut:
1. Capital ( Aspek permodalan)
Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital
Adequency Ratio , yaitu merupakan perbandingan jumlah modal dengan
jumlah Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR) dengan formulasi sebagai
berikut :
CAR) = 100% Nilai Kredit Rasio CAR = , % + 1
Hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dibandingkan dengan
kewajiban penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%).Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah bank yang
bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau
37
tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban
penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, modal bank
yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR. Sebaliknya, bila
hasilnya kurang dari 100% modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan
CAR.
Tabel 7Kriteria Penilaian Capital Adequency Ratio (CAR)
Bobot Rasio CAR Nilai standarmenurut BI
Predikat
25%
≥ 8% 81 – 100 Sehat7,9 – 8% 66 – 81 Cukup Sehat
6,5 - < 7,9% 51 - 66 Kurang Sehat< 6,5% < 51 Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2006: 360)
2. Asset (Aspek Aset)
Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan rasio aktiva
produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif .
Rasio KAP = 100%
Nilai kredit Rasio KAP = , % , % + 1Tabel 8
Kriteria Penilaian Rasio aktiva Produktif (KAP)
Bobot Nilai Kredit Predikat
30%
< 10,35 % Sehat
10,35 - 12,60 % Cukup sehat
12,61 - 14,85% Kurang Sehat
>14,86 % Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2006:361)
38
3. Management (Manajemen)
Aspek manajemen, yaitu untuk menilai kualitas manusianya dalam
bekerja. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen,
biasanya dilakukan melalui kuesioner yang ditujukan bagi pihak
manajemen bank, akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan
karena akan terkait dengan unsur kerahasiaan bank. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini aspek manajemen diproyeksikan dengan rasio
net profit margin (Rhumy, 2011). Rasio NPM dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
NPM = Laba BersihLaba Operasional 100%4. Earning (Rentabilitas)
Perhitungan rentabilitas menggunakan 2 rasio, yaitu:
a. Rasio Laba Kotor terhadap Volume Usaha (Return On Asset/
ROA), dengan formulasi sebagai berikut:
ROA = 100% NK Rasio ROA = , % 1
Tabel 9Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA)
Bobot Nilai Kredit Predikat
5%
> 1,22 % Sehat
0,99-1.21 % Cukup Sehat0,77 – 0,98 % Kurang Sehat< 0,76 % Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2006:363)
39
b. Rasio Biaya opersional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO). Dengan formulasi sebagai berikut:
BOPO = 100% NK Rasio BOPO = % , % 1
Tabel 10Kriteria Penilaian BeBan Operasional Terhadap pendapatan
Operasional (BOPO)Bobot Nilai Kredit Predikat
5%
< 93,52 % Sehat
93,52 – 94,73 % Cukup Sehat
94,73 – 95,92 % Kurang Sehat
>95,92 % Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2006:364)
5. Liquidity (Likuiditas)Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima (Loan to
Deposito Ratio/LDR) dengan formulasi sebagai berikut :
LDR = 100% NK LDR = %% 4
Tabel 11Kreteria Penilaian Loan to Deposito Rasio (LDR)
Bobot Nilai Kredit Perdikat
10%
<94,755 % Sehat
94, 755 – 98,75 % Cukup Sehat
98,75 – 102,25 % Kurang Sehat
>102,5 % Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2006:366)
40
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1GAMBARAN UMUM PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk
5.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BRI) merupakan bank
komersial tertua di Indonesia, berdiri sejak 16 Desember 1895 di
Purwokerto, Jawa Tengah. Berawal dari sebuah badan pengelola dana
masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana
kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Lembaga ini didirikan
dengan namaDe Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Hoofden. Lembaga ini memberkan manfaat yang sangat besar bagi
perekonomian masyarakat.
Lembaga ini sempat mengalami beberapa kali perubahan nama,
sampai pada tahun 1968 sesuai dengan Undang-Undang No. 21 tahun
1968, pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat Indonesia
dengan status sebagai bank umum. Selanjutnya sesuai dengan UU
Perbankan No. 7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).Kemudian pada tanggap 10 November
2003, BRI menjadi Perusahaan Terbuka melalui pencatatan saham perdana
di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/ BEI) dengan ticker
“BBRI”.Kini saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi
salah satu saham unggulan di BEI.
41
Pada tahun 2007 BRI melakukan akuisisi Bank Jasa Artha yang
kemudian dikonversi menjadi PT. Bank BRISyariah.Sampai dengan tahun
2012 jaringan ATM BRI mencapai 14.292 merupakan jaringan ATM terbesar
di Indonesia. Dan memperoleh Sertifikasi ISO 9001: 2008 sistem
manajemen kualitas dalam bidang “Provision of payment system by RTGS,
clearing and remittance”.
Sebagai bank tertua BRI tetap konsisten dalam memberikan
pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan
komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI menjadi perusahaan publik pada
tahun 2003 hingga sekarang.
Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham
BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh
pemegang saham publik. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan
yang matang didalam memberikan layanan perbankan, terutama pada
segmen UMKM, BRI selama 7 tahun berturut-turut mampu mempertahankan
prestasinya sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki
peringkat kedua dalam hal asset diantara industry perbankan di Indonesia.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya dan kerja keras segenap insan
BRI yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk
dan jasa perbankan yang diberikan bagi semua segmen bisnis.
5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan.
Adapun visi dan misi Bank Rakyat Indonesia, yakni sebagai berikut:
a. Visi
42
Visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
b. Misi
Misi PT. BRI Tbk adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dan teknologi informasi yang handal dengan
melaksanakan manajemen resiko serta praktik Good Corporate
Governance (GCG) yang sangat baik.
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders).
5.1.3 Produk Dan Jasa Perbankan
Adapun produk dan jasa yang diberkan oleh PT. BRI Tbk, yakni
sebagai berikut:
1. Produk simpanan
Produk simpanan berupa: BritAma rupiah, BritAma Dollar, BritAma Junio,
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008, bank
wajib menghitung rasio kewajiban penyediaan modal minimum/ capital
adequacy ratio (CAR) dengan memperhitungkan resiko kredit, pasar dan
operasional. untuk memenuhi persyaratan tersebut, BRI memiliki kebijakan
untuk menjaga struktur modal yang mampu mengantisipasi seluruh risiko-
risiko utama yang terjadi di dalam pengelolaan bank. Risiko-risiko utama
yang dimaksud adalah risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional.
perhitungan risiko operasional untuk biaya modal ditetapkan sebesar 15%
dari rata-rata pendapatan bruto tahunan selama 3 tahun terakhir yang
diimplementasikan secara efektif per tanggal 1 Januari 2011 yang
berpengaruh terhadap perhitungan rasio kecukupan modal pada tahun 2011.
Sesuai dengan Peraturan BI, modal bank terdiri atas:
1. Modal Inti
Merupakan modal bank yang terdiri dari modal saham yang disetor,
cadangan yang diungkapkan sebagai modal sumbangan, tambahan
modal disetor, laba ditahan (termasuk saldo laba yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu), penurunan nilai atas instrument keuangan yang
tersedia untuk dijual, dan selisih yang terjadi antara laporan keuangan
kantor cabang internasional. Modal inti BRI di tahun 2012 mencapai Rp
51,59 triliun, naik 35% dari posisi Rp 38,22 triliun ditahun sebelumnya
karena adanya tambahan modal dari komponen laba ditahan.
2. Modal pelengkap (maksimum 100% dari modal inti)
64
Modal pelengkap mengacu pada modal bank yang terdiri dari: penyisihan
penilaian kembali aktiva tetap, penyisihan umum untuk provisi
penghapusan aktiva produktif, pinjaman sub ordinasi, dan kenaikan nilai
instrument keuangan yang tersedia untuk dijual. Total modal pelengkap
BRI di tahun 2012 turun 1,67% menjadi sebesar Rp 2,54 triliun.
3. Modal pelengkap tambahan yang dialokasikan untuk mengantisipasi
risiko pasar.
Pada tahun 2012 dan 2011, BRI memiliki modal inti dan modal pelengkap
sebesar Rp 55,12 triliun dan Rp 41,82 trilium. Bri tidak memiliki modal
tambahan yang dialokasikan untuk mengantisipasi risiko pasar.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh rasio CAR
BRI sebesar 14,96% ditahun 2011, mengalami peningkatan dibanding tahun
2011, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar
13,76%. Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan manajemen BRI yang
cermat dalam pengelolaan modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi
kredit yang diberikan kepada kredit yang memiliki bobot resiko rendah.
Sedangkan Realisasi CAR (bank) tahun 2012 sebesar 16,95% di atas CAR
minimum yang dipersyaratkan oleh BI yaitu sebesar 8%. Hal ini
menunjukkan kemampuan BRI menghasilkan laba yang tinggi dan
menunjukkan komposisi permodalan perseroan sangat sehat karena
didominasi oleh modal inti yang mayoritas berasal dari laba.
65
5.3.2 Faktor Kualitas Aktiva
Pada aspek kualitas aktiva ini merupakan penilaian jenis-jenis aktiva
yang dimiliki oleh bank dengan cara membandingkan antara aktiva produktif
yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kualitas aktiva produktif dapat
dihitung dengan menggunakan rasio kualitas aktiva produktif. Berdasarkan
hasil analisis dapat diketahui bahwa PT. BRI, Tbk selama tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 memiliki nilai rasio KAP yang baik dimana
batasan maksimum yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah
15,5% untuk kategori bank dengan kategori sehat. Hal ini berarti bahwa
selama periode tersebut PT. BRI, Tbk telah mampu menutupi aktiva
produktif bermasalahnya dari aktiva produktif yang dimilikinya.
5.3.3 Faktor Manajemen
Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen biasanya
dilakukan dengan kuesioner yang ditujukan bagi pihak manajemen
bank.Akan tetapi pengisian tersebut sulit dilakukan karena terkait dengan
unsur kerahasiaan bank.Oleh sebab itu dalam penelitian ini aspek
manajemen diproyeksikan dengan rasio net profit margin (Rhumy, 2011).
Penggunaan net profit margin (NPM) juga erat kaitannya dengan
aspek-aspek manajemen yang dinilai, baik dalam manajemen umum
maupun manajemen risiko, dimana net income dalam aspek manajemen
umum mencerminkan pengukuran hasil strategi keputusan yang dijalankan
dan dalam tekniknya dijabarkan dalam bentuk system pencatatan,
pengamanan dan pengawasan dari kegiatan operasional bank dalam upaya
66
memperoleh operating income yang optimum. Sedangkan net income dalam
manajemen risiko mencerminkan pengukuran terhadap upaya mengeliminir
risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko
pemilik dari kegiatan operasional bank, untuk memperoleh operating income
yang optimum.Dapat juga dikatakan net profit margin mencerminkan tingkat
efektivitas yang dapat dicapai oleh usaha operasional bank, yang terkait
dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah
dilaksanakan oleh bank dalam periode berjalan.(Tasman, dalam Rizky,
2012).
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai dari NPM untuk tahun
2008 sampai tahun 2009 tidak mengalami pertumbuhan. Sedangkan pada
tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami pertumbuhan hal ini dilihat dari
adanya peningkatan NPM dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Dari hasil
analisis tersebut diperoleh predikat sehat.
5.3.4 Faktor Rentabilitas
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia
No. 6/23/DPNP/2004 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank,
dimana faktor rentabilitas dapat dikatakan sehat bila ROA mencapai ≥1,22%
dan nilai BOPO ≤93,52%. Pengukuran kesehatan keuangan bank
berdasarkan faktor rentabilitas Bank Rakyat Indonesia berada pada posisi
yang sehat.Hal ini dapat dilihat dari analisis yang dilakukan.Perhitungan
pengukuran kesehatan bank berdasarkan faktor rentabilitas dibedakan
menjadi dua, yaitu dengan menggunakan ROA dan BOPO.
67
Membaiknya komposisi kredit dimana komposisi kredit mikro yang
memberikan yield tinggi semakin besar, meningkat kontribusi fee based
income dan meningkatnya leverage, menyebabkan ROA BRI mengalami
tren peningkatan. ROA BRI meningkat 4,93% pada akhir tahun 2011 dari
4,64% pada posisi tahun sebelumnya jauh di atas ROA perbankan nasional.
Rasio imbal hasil rata-rata asset (ROA) BRI kembali meningkat di
tahun 2012, menjadi 5,15% sebagai akibat naiknya pendapatan,
terkendalinya beban dan biaya operasional yang pada akhirnya
meningkatkan laba bersih dengan laju pertumbuhan lebih besar dari laju
pertumbuhan asset. ROA sebesar itu berada jauh di atas rata-rata industry
perbankan Indonesia. Perhitungan rasio ROA selama kurun waktu lima
tahun diperoleh hasil yang fluktuatif, tetapi masih dalam batas minimum
ROA yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah 1%, apabila sebuah
bank mempunyai ROA lebih besar dari 1,5% maka bank tersebut dapat
dikatakan produktif mengelola aktivitasnya, sehingga menghasilkan laba.
Perhitungan BOPO Bank Rakyat Indonesia menunjukkan tren yang
menurun sejak tiga tahun terakhir seiring dengan peningkatan efisiensi
operasional yang berhasil dicapai dan membaiknya kualitas kredit. BOPO
mencapai 59,93% pada akhir tahun 2012, turun dibanding tahun 2010 yang
tercatat sebesar 70,86 dan tahun 2011 yang tercatat sebesar 66,69%. Rasio
yang rendah tersebut merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam
mempertahankan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional seperti
68
ditunjukkan dengan terjaganya NIM, terkendalinya LDR dan turunnya NPL
yang membuat profitabilitas BRI kembali meningkat.
Rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO)
lebih kecil dari criteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia kurang dari 93,53%, nilai rasio yang dicapai oleh bank
dikategorikan dalam kelompok sehat.
5.3.5 Faktor Likuiditas
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004
perihal tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum. Faktor likuiditas
dikatakan sehat bila mencapai rasio loan to deposit ratio (LDR) ≤ 94,75%.
Pengukuran kesehatan bank berdasarkan rasio LDR didapat dari
perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga.
Perhitungan rasio loan to deposit ratio selama tahun 2012, LDR BRI
relative terjaga pada target internal BRI, yaitu antara 80% - 90%. Pada akhir
tahun 2012, tercatat rasio LDR adalah sebesar 79,85, naik dari posisi
sebesar 76,20% di tahun 2011 lalu. LDR yang diperoleh dalam kurun waktu
lima tahun masih menunjukkan rasionya lebih kecil dari 94,75 dari standar
penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan Bank Indonesia. Dengan
adanya peningkatan, bank mampu menunjukkan semakin tinggi kemampuan
likuiditas Bank Rakyat Indonesia shingga kemungkinan Bank Rakyat
Indonesia dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil.
69
5.3.6 Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank Pada
PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk
Perkembangan tingkat kesehatan bank pada Bank Rakyat Indonesia
selama tahun 2008 sampai dengan 2012 berdasarkan ketentuan dalam UU
tentang perbankan, Bank Indonesia sebagai otoritas yang bertugas
mengawasi bank dalam mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia dalam PBI
No. 6/10/PBI/2004 tentang system penilaian tingkat kesehatan Bank Umum
dan SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 perihal tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank umum. Dimana dalam surat edaran tersebut dijelaskan
mengenai pedoman perhitungan rasio keuangan yang memuat rasio-rasio
untuk mengukur kinerja dan tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
metode CAMEL.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode CAMEL
diperoleh nilai dari faktor modal, kualitas aktiva, rentabilitas dan likuiditas
dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mendapatkan predikat SEHAT.
Dalam kondisi seperti ini Bank Rakyat Indonesia harus senantiasa
mempertahankan atau ditingkatkan agar mencapai hasil yang lebih baik lagi
di tahun-tahun mendatang.
70
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penilaian
tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan
analisis CAMEL antara lain:
1. Faktor Permodalan (CAR) pada Bank Rakyat Indonesia tahun 2008
sampai tahun 2012 termasuk dalam kategori SEHAT.
Hal ini menunjukkan kemampuan BRI menghasilkan laba yang tinggi dan
menunjukkan komposisi permodalan perseroan sangat sehat karena
didominasi oleh modal inti yang mayoritas berasal dari laba.
2. Faktor Kualitas aktiva
Penilaian rasio kualitas aktiva produktif Bank Rakyat Indonesia pada
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 berada pada predikat sehat,
meskipun setiap tahunnya berfluktuasi tetapi masih dibawah standar
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu <10,35% artinya
semakin kecil rasio KAP maka aktiva bermasalah pada bank relative
kecil. Adapun penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Bank
Rakyat Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 berada
pada predikat sehat, karena lebih besar dari criteria yang telah ditetapkan
oleh bank Indonesia yaitu 81% menunjukkan kemampuan bank dalam
mejaga pinjaman yang disalurkan semakin baik.
71
3. Faktor Manajemen
Rasio Net Profit Margin (NPM) Bank rakyat Indonesia pada tahun 2008
sampai tahun 2012 setiap tahunnya berfluktuasi, tetapi masih
digolongkan pada predikat sehat karena hasil setiap tahunnya >100%
sesuai dengan standar Bank Indonesia menunjukkan kemampuan
manajemen dalam mengelola alokasi dana secara efisien.
4. Faktor Rentabilitas
Faktor rentabilitas dianalisis dari dua rasio yaitu ROA dan BOPO.
Penilaian rasio ROA Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2008 – 2012
berada pada predikat sehat karena setiap tahunnya mengalami kenaikan
sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu
>1,22%. Semakian besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank. Begitu juga dengan rasio laba
terhadap pendapatan operasional (BOPO) digolongkan pada kategori
sehat karena setiap tahunnya mengalami penurunan sesuai dengan
ketetapan dari bank Indonesia yaitu <93,52%, dimana semakin kecil
BOPO maka semakin efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya.
5. Faktor Likuiditas
Rasio loan to deposit (LDR) setiap tahunnya baik, karena nilai LDR yang
semakin kecil menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga yang
diterima lebih besar dibandingkan pertumbuhan kredit yang diberikan.
72
6.2 SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. PT. Bank Rakyat Indonesia harus lebih memperhatikan dalam
memberikan pinjaman kepada nasabah, salah satu contor diantaranya
adalah pemberian pinjaman kepada pegawai instansi pemerintah
mengingat ada beberapa instansi pemerintah yang melakukan kerja
sama dengan Bank Rakyat Indonesia dalam hal pemberian pinjaman.
Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat terhindar dari risiko kredit macet.
2. Untuk peneliti selanjutnya dalam pengukuran penilaian tingkat kesehatan
bank sebaiknya menggunakan tata cara penilaian tingkat kesehatan
terbaru yang diterbitkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 6/23/DPNP/Tahun 2004.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Oktarida. 2006. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank denganMenggunakan metode CAMEL pada PT. Bank Pembangunan DaerahJawa Tengah Tahun 2006 – 2009. Jawa Tengah.
Hidayati, Inas Septa. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Bank MandiriSyariah Tahun 2009-2012 Menggunakan Metode CAMEL (capital,asset, management, earning, liquidity). Tugas Akhir.
Ikatan Akuntan Indonesia.2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli2009.Jakarta: Salemba Empat.
Keown, Arthur J., John D. Martin, William J. Petty and David F. Scott., Jr.,(2005) Financial management, Principal and Applications, 10th
edition, Prentice-Hall Inc, NJ.
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2002), Manajemen Perbankan Teori danAplikasi, BPEE, Yogyakarta.
Muslim, T. Lizatul. 2013. Analisis Perkembangan kesehatan Bank syariahMandiri Berdasarkan Rasio Camel di Indonesia. Jakarta
Prastowo, Dwi., Rifka Juliaty. 2008. Analisa Laporan Keuangan, Konsep danAplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Rhumy Ghulan. 2011. Analisis Laporan Keuangan Pada PT. BankPembangunan Daerah Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin.Makassar.
Ruwaida, Fitri. 2011. Analisis Laporan Keuangan untuk menilai TingkatKesehatan Keuangan Pada PD BPR Bank Klaten.Universitas negeriYogyakarta: Jawa Tengah.
Suteja, Jaja dan Maulana Sidiq, 2010.Analisis Kinerja Bank MenggunakanMetode CAMELS untuk mengukur tingkat kesehatan bank thppertumbuhan laba, Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen.
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan Konsep Teknik & Aplikasi BankingRisk Assesment, Cetakan Pertama, UUP STIM YKPN: Yogyakarta.
75
BIODATA PENELITI
1. Identitas PenelitiNama Lengkap : Sahmin Noholo, SE., MMTempat Tanggal Lahir : Gorontalo, 17Juni 1967Jenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Jl. Membramo Kota Gorontalo.
2. Jenjang PendidikanPendidikan
SarjanaNama Perguruan Tinggi Gelar Tahun
tamatBidangstudi
Sarjana Ekonomi Universitas Putra Bangsa SE 1997 AkuntansiMagisterManajemen
Universitas Airlangga MM 2000 ManajemenKeuangan
3. Pengalaman Penelitiana. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja di Pemprov Gorontalo, 2002b. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen di UG 2002c. Pemetaan potensi bisnis di Kota Surabaya, 2002d. Program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja system
informasi akuntansi pada PT. Fitrah Mandiri (BUMD) Kota Gorontalo, 2011e. Analisis total asset turnover dan gross profit margin terhadap pertumbuhan
laba (Studi empiris perusahaan manufaktur di BEI (Periode 2007 – 2010)2012
f. Pengaruh pelaksanaan good governance terhadap kualitas informasilaporan keuangan pemerintah kota Gorontalo, 2013
Gorontalo, November 2014
Sahmin Noholo, SE., MMNIP. 19670617 200501 1 001
76
BIODATA PENELITI
1. Identitas PenelitiNama Lengkap : Siti Pratiwi Husain, SE., M.SiTempat Tanggal Lahir : Gorontalo, 9 Maret 1986Jenis kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : Jl. Durian I Kel. Tomulabutao Selatan Kota
Gorontalo.
2. Jenjang PendidikanPendidikan
SarjanaNama Perguruan Tinggi Lokasi Gelar Tahun
tamatBidangstudi
SarjanaEkonomi
Universitas Negeri SamRatulangi
Manado SE 2003 Akuntansi
MagisterSains
Universitas Padjadjaran Bandung M.Si 2011 Akuntansi