-
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI
ACARA 2 PENGAMATAN SUHU UDARA PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN ,
KEBUN CAMPUR, DAN KEBUN RUMPUT GAJAH
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI
2014
Kelompok 1 Rombongan D1 Kelas D Benyamin Y Manurung A1L013151
Anggreta Az Zahra A1L013152 Rima Dwi Indrianti A1L013154 Grady
Grifandi Delevi A1L013155 Aldian Hidayanto A1L013156
-
TUJUAN
Tujuan praktikum pada acara II adalah:
1. Mengetahui suhu udara di atas (ketinggian 1.2 meter) lahan
sawah,
tegalan, kebun campur, kebun rumput gajah setiap jam selama 3
hari.
2. Mengetahui besarnya dan saat atau waktu suhu udara maksimum
dan
minimum di atas (ketinggian 1.2 m dan 2.0 m) lahan sawah,
tegalan,
kebun campur dan kebun rumput gajah.
-
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan terdiri atas boring pengamatan suhu udara
dan alat
pencatat, lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput
gajah.
Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain thermometer dan
sangkar cuaca
(semacam kotak berlubang lubang).
-
PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan
lahan
2. Diletakkan (digantung) thermometer pada sangkar cuaca pada
masing-
masing penggunaan lahan pada ketinggian 120 cm dan 200 cm.
Dihindarkan thermometer terkena radiasi atau sinar matahari
langsung
3. Dicatat suhu udara setiap jam selama 3 hari (lembar
pencatatan ada
dibagian lampiran)
4. Dibuat grafik hubungan suhu udara (sumbu Y) dan waktu (sumbu
X).
kemudian ditentukan besarnya dan waktu suhu maksimum dan
minimum.
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Lahan Tegalan :
(Grafik 1)
Suhu udara di lahan tegalan pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5cm
25cm
50cm
75cm
100cm
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 3 31 0C Pada 13.00
50 cm 3 22 0C Pada 01.00
Kebun Campur
(Grafik 2)
Suhu udara di lahan kebun campur pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
Rumput Gajah
(Grafik 3)
Suhu udara di lahan rumput gajah pada 5 ketinggian
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 3 26,5 0C Pada 16.00
50 cm dan 75 cm 1 23 0C Pada 17.00
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 2 32 0C Pada 11.00
3 20 0C Pada 17.00
Lahan Sawah
(Grafik 4)
Suhu udara di lahan sawah pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
LahanTegalan
Lahan KebunCampur
LahanRumput GajahLahan Sawah
Suhu Udara Ketinggian 2 m
(Grafik 5)
Suhu udara pada ketinggian 2 m di 4 lahan
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 2 32 0C Pada 14.00
5 cm 3 22,5 0C Pada 17.00
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
LahanTegalan
LahanKebunCampuranLahanRumputGajahLahanSawah
Suhu Udara Ketinggian 1.2 m
(Grafik 6)
Suhu udara pada ketinggian 1,2 m di 4 lahan
Lahan Hari Suhu Maksimun pada Jam Suhu Minimum pada Jam
Lahan Rumput
Gajah
2 42 0C Pada 12.00 -
Lahan Tegalan 2 - 20 0C Pada 17.00
-
Lahan Hari Suhu Maksimun pada Jam Suhu Minimum pada Jam
Rumput Gajah 3 39,5 0C Pada 12.00
Rumput Gajah 2 21,5 0C Pada 18.00
-
B. Pembahasan
Panas yang diterima oleh permukaan tanah dari lahan sawah,
tegalan,
rumput gajah dan kebun campur ketika diteruskan ke dalam lapisan
tanah yang
lebih dalam akan memerlukan waktu. Untuk mengetahui tiap lapisan
maka perlu
pengamatan temperatur atau suhu tanah pada tiap kedalaman yaitu
5, 25, 50, 75,
dan 100 cm, dengan memakai alat termometer pengukur suhu tanah.
Temperatur
maksimum pada lapisan tanah yang dalam akan mengalami
keterlambatan waktu
terhadap temperatur maksimum permukaan tanah sehingga
mengindikasikan
kenaikkan dan penurunan suhu tanah akan senantiasa berkorelasi
secara linier
terhadap tingkat kedalaman tanah. Pada tanah terbuka seperti
lahan sawah, rumput
gajah dan tegalan, semakin dalam tanah maka senatiasa terlambat
dalam
menerima panas, sehingga pada intensitas suhu lingkungan yang
tinggi pada
tengah hari membuat suhu tanah pada kedalaman 100 cm selalu
lebih rendah
dibandingkan dengan kedalaman lainnya, sedangkan pada malam hari
tanah
dengan kedalaman paling dalam lebih lama membuang panas sehingga
tanah
kedalaman 100 cm suhunya lebih tinggi dibandingkan dengan
kedalaman lainnya
secara linier (AAK, 1983).
Mengambil suhu pada tempat yang terlindung seperti kebun campur
ada
baiknya sering mengukur suhu tanah pada lapisan tanah yang telah
disediakan
misalnya kedalaman 5 cm, 25 cm, 50 cm, 75 cm dan 100 cm yang
menampakkan
perkembangan suhu tanah yang jarang berfluktuasi terhadap
penerimaan dan
pembuangan panas, hal ini karena intrusi dan perambatan panas
sinar matahari
senantiasa terhalang oleh vegetasi pepohonan disekelilingnya
sepanjang hari dan
malam di dekat tanah (Waryono dkk. 1987).
-
Keadaan suhu udara pada suatu tempat dipermukaan bumi akan
ditentukan
oleh faktor-faktor berikut:
Lama penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, maka
semakin
banyak panas yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah
sepanjang hari akan
lebih panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi.
Kemiringan sinar matahari
Pada suatu tempat apabila posisi matahari dalam keadaan tegak
lurus di atas
tempat tersebut, maka radiasi matahari yang diberikan lebih
besar dan suhu pada
tempat tersebut juga akan semakin tinggi, dibandingkan dengan
tempat yang
posisi mataharinya cenderung miring.
Keadaan awan
Adanya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi
matahari yang
diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang mengenai awan,
oleh uap air
yang berada di dalam awan tersebut akan dipencarkan,
dipantulkan, dan diserap
(Swarinoto,2011).
Suhu udara sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari
permukaan laut
dan jarak dari pantai. Sebagai contoh di Pusakanegara (daerah
pantai) mempunyai
suhu maksimum 32C dan minimum 22C, sedangkan di Mojowarno
(inland
plain) suhu maksimum mencapai 33C pada bulan Oktober dan minimum
hampir
20C pada Juli-Agustus. Suhu kisaran harian di pantai antara 6-9C
sedangkan di
pedalaman (inland plain) antara 8-12C (Lakitan, 1994).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi variasi atau fluktuasi suhu menurut Daldjoeni,
(1983) antara lain:
a. Intensitas cahaya atau jumlah radiasi yang diterima bumi,
-
b. Sudut datang reaksi,
c. Jenis permukaan,
d. Warna permukaan,
e. Struktur permukaan serta situasi vegetasi,
f. Pengaruh ketinggian tempat,
g. Angin
h. Panas laten
Berdasarkan hasil pengamatan suhu udara pada lahan sawah,
lahan
tegalan, lahan rumput gajah yang terletak di belakang
laboratorium riset dan lahan
kebun campur pada dasarnya menunjukkan hasil pengamatan yang
bervariasi. Hal
ini dapat saja dipengaruhi intensitas radiasi diberbagai tempat
dan jenis vegetasi
yang menumbuhinya. Data pengamatan pada lahan tegalan (Grafik
1)
menunjukkan bahwa suhu maksimum yang tercatat adalah pada hari
ketiga jam
13.00 dengan suhu 31C pada kedalaman tanah 5 cm, dan suhu
minimum tercatat
pada hari ketiga jam 01.00 dengan suhu 22 C pada ketinggian 50
cm diatas tanah.
Pengamatan yang dilakukan pada lahan kebun campur (Grafik 2),
menunjukkan
hasil bahwa suhu maksimum yang dicapai adalah hari ketiga jam
16.00 dengan
suhu 26,5 C pada kedalaman 5 cm, sedangkan untuk suhu minimum
dicapai pada
hari pertama jam 17.00 dengan suhu 23C pada ketinggian 50 cm.
Selanjutnya
pengamatan pada lahan rumput gajah (Grafik 3) menunjukkan bahwa
suhu udara
maksimum dicapai pada hari kedua jam 11.00 dengan suhu 32 C pada
ketinggian
5 cm, sedangkan suhu minimum dicapai dihari ketiga juga dengan
suhu 20 C
pada jam 17.00 pada kedalaman 5 cm. Data suhu udara pada lahan
sawah (Grafik
4) menunjukkan suhu udara maksimum dicapai pada hari kedua jam
14.00 dengan
-
suhu 32C pada ketinggian 5 cm, sedangkan suhu minimum dicapai
pada hari
ketiga jam 17.00 dengan suhu 22,5 C pada kedalaman 5 cm.
Selanjutnya dilakukan pengamatan suhu udara pada keempat lahan
atau
tempat tersebut pada ketinggian 200 cm, diperoleh hasil (Grafik
5) bahwa suhu
maksimum tercatat pada lahan rumput gajah yaitu 42C jam 12.00
hari kedua dan
suhu minimum diperoleh dari lahan tegalan dengan suhu 20C jam
17.00 hari
kedua. Pengamatan suhu udara dilakukan pada ketinggian 120 cm di
empat lahan
tersebut, diperoleh hasil (Grafik 6) untuk suhu maksimum
diperoleh dari lahan
rumput gajah yaitu 39,5 0C jam 12.00 hari ketiga dan suhu
minimum diperoleh
dari lahan rumput gajah yaitu 21,5 0C jam 18.00 hari keuda.
Adanya perbedaan ini
disebutkan oleh Chambers (1987) bahwa rata-rata siklus harian
suhu udara atau
irama antara siang dan malam mengikuti suhu permukaan daratan
dan
menggambarkan neraca radiasi matahari datang dan neraca radiasi
bumi yang
keluar.
Walaupun suhu udara rata-rata harian bervariasi mengikuti
suhu
permukaan bumi, kisaran paling besar terdapat didekat permukaan
bumi dan
kisaran mengecil bila menjauhi permukaan bumi. Kisaran harian
besar pada hari
yang cerah daripada hari-hari yang tertutup awan. Pada hari yang
cerah, radiasi
cepat sekali memanaskan bumi yang padat, dan kemudian memanaskan
udara
diatasnya. Pada malam yang cerah pula radiasi keluar dengan
cepat dari bumi
mengakibatkan pendinginan yang besar. Langit yang tertutup awan
mengurangi
radiasi matahari yang diterima, kemudian pemanasan pada siang
hari dan
pendinginan pada malam hari terhalang. Pendinginan yang
berkurang pada malam
hari mengakibatkan kurva harian agak mendatar. Dari penjelasan
diatas telah
-
diperoleh, mengapa pada cuaca cerah suhu udara lebih tinggi
daripada cuaca
mendung atau hujan, selain itu perubahan suhu pada cuaca yang
berlainan karena
intensitas radiasi matahari saat cuaca mendung dan tertutup awan
terhalang
sehingga mempengaruhi panas bumi dan mempengaruhi radiasi
bumi
mengakibatkan berubahnya suhu udara. Sedangkan pada saat cuaca
cerah dan
tidak berawan radiasi sinar matahari ke bumi tidak terhalang
(Bourke, 1968).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran suhu pada
permukaan
bumi:
1. Pengaruh lintang bumi, dimana suhu tertinggi terdapat di
equator dan
terendah berada di kutub.
2. Untuk daratan suhu terendah pada musim dingin (winter) dan
terpanas
pada musim panas (summer).
3. Teraturnya isotherm di belahan bumi selatan di banding dengan
dibelahan
bumi utara.
4. Penyimpangan isotherm padasisi benua.
5. Pengaruh arus laut.
6. Pengaruh barisan gunung yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa suhu tertinggi
berada pada
kedalaman 200 cm ini sesuai dengan literatur suhu udara
tertinggi yaitu berada
pada ketinggian 200 cm dikarenakan pada jarak tersebut
intensitas penyinaran
lebih banyak atau lebih dekat dengan radiasi matahari. Dengan
adanya hasil
tersebut maka hasil pengamatan menunjukan hasil praktikan sama
dengan
literatur. Peningkatan suhu pada area persawahan sebagai akibat
adanya genangan
air di dalam petakan, disebabkan permukaan air sebagai penerima
radiasi surya,
-
akan menyimpan bahang lebih lama dibandingkan dengan permukaan
tanah.
Bahang yang tersimpan akan dilepaskan perlahan-lahan sehingga
dicapai
keseimbangan suhu, ketika bahang ini terlepas ke atmosfir
menyebabkan
peningkatan suhu udara. (Tjasyono, 2004)
Pentingnya kita mengetahui kondisi suhu tanah dan pengukurannya
karena
suhu tanah tertentu mempengaruhi untuk kehidupan tanaman ,
penjelasan berikut
akan memperjelas alasan dari tabel-tabel atau grafik pengamatan
yang telah ada :
a) Titik 0 bagi tanaman, pada suhu dibawah 0 derajat ini,
pertumbuhan
tanaman akan berhenti, biji-biji tidak akan berkecambah,
berbagai biji
tanaman kekuatan berkecambahnya berlainan suhunya, misalnya
untuk
gandum 0-30C, sedangkan untuk jagung 9-100C
b) Suhu minimum tanah bagi tanaman, tiap-tiap tanaman tidak akan
dapat
berkembang pada suhu dibawah derajat minimal, suatu periode
tanaman
menghendaki derajat minimal tersendiri. Umpamanya pada masa
berbunga
jagung membutuhkan suhu minimal 100C sedangkan jagung tua
menghendaki suhu yang lebih tinggi lagi.
c) Suhu optimal tanah bagi tanaman, kecepatan tumbuh tanaman
tergantung
dari suhu tanah yang dibatasi suhu tanah maksimal, diatas suhu
tanah
maksimal tanaman sudah tidak tumbuh lagi, apalagi berproduksi.
Pada
suhu tanah yang lebih tinggi daripada maksimum, sekalipun
mendapat
irigasi atau siraman, tanaman itu tidak akan tumbuh. Untuk
tanaman
didaerah tropis sudah tentu membutuhkan tanaman yang tahan
panas.
d) Jumlah suhu tanah, sampai akhir lingkaran perkembangannya,
tanaman
membutuhkan jumlah panas tertentu.
-
Dari pengamatan setiap hari selama 3 hari pada lahan sawah,
tegalan,
rumput gajah dan kebun campur, dapat diketahui keadaan
temperatur tanah secara
harian, rata-rata fluktuasi dan menurut musim. Dan dengan
mengetahui fluktuasi
temperatur tanah, konduktivitas panas, serta kedalaman peredaman
untuk setiap
macam tanah, maka dapat diperoleh informasi untuk merencanakan
sistem tanam
terutama pada tanaman yang berakar dangkal (Daldjoeni,
1983).
-
KESIMPULAN
1. Suhu udara di 4 lahan di lahan tegalan pada ketinggian 1,2
m
Waktu Lahan
Tegalan
(0C)
Lahan
Kebun
Campu
r (0C)
Lahan
Rumpu
t Gajah
(0C)
Lahan
Sawah
(0C)
17.00 25 24 24.5 25.5
18.00 24 26 24.5 25
19.00 24 25 24 25
20.00 24.5 25 23.5 25
21.00 24 25 23.5 25
22.00 24 25 23.5 25
23.00 24.5 25 23.5 25
24.00 24 25 23.5 25
01.00 23.5 25 23 24
02.00 24 25 23 24.5
03.00 23.5 24.5 23.5 24.5
04.00 23.5 24 22.5 24.5
05.00 23 24 23 24.5
06.00 23.5 24.5 23 24.5
07.00 27 25 28.5 27
08.00 28 26 32 29.5
09.00 28.5 27.5 36.5 31
10.00 34.5 29.5 37.5 32.5
11.00 33.5 29 35 32
12.00 28 31 37 33
13.00 37 30 34 33
14.00 35.5 31 35 34
15.00 30.5 30 30.5 30.5
16.00 30 27 25 26
17.00 22.5 24 22 23
18.00 22 22.5 21.5 23
19.00 23 22.5 22 23
20.00 23 22.5 21.5 22.5
21.00 22.5 23 22 23
22.00 22.5 23 22 23
23.00 22.5 23.5 22 25
24.00 22.5 23.5 22 23
01.00 23 23.5 22 23
02.00 23 23.5 22.5 23.5
03.00 23 23.5 22.5 23.5
04.00 23 23 21.5 23.5
05.00 22.5 23 22 23.5
06.00 23 23.5 22 23.5
07.00 24 23,5 23 24
08.00 25 24 25 26
09.00 27 25,5 26.5 27
10.00 30 26,5 32.5 30
11.00 31.5 28,5 34.5 32
12.00 35 28,5 39.5 32
13.00 35.5 29 38 33
14.00 34.5 30 36 33
15.00 30 29 29.5 28.5
16.00 25.5 26,5 24 24.5
17.00 23 24 22.5 24
-
2. Suhu maksimum pada lahan tegalan di ketinggian 200 cm yaitu
37 0C dan
minimun yaitu 20 0C, dan suhu maksimun pada ketinggian 120 cm
yaitu 35,5 0C
dan suhu minimun yaitu 22 0C. Suhu maksimum pada lahan kebun
campur di
ketinggian 200 cm yaitu 29,5 0C dan minimun yaitu 21,5 0C, dan
suhu maksimun
pada ketinggian 120 cm yaitu 31 0C dan suhu minimun yaitu 22,5
0C. Suhu
maksimum pada lahan sawah di ketinggian 200 cm yaitu 33,5 0C dan
minimun
yaitu 22 0C, dan suhu maksimun pada ketinggian 120 cm yaitu 34
0C dan suhu
minimun yaitu 22,5 0C. Suhu maksimum pada lahan rumput gajah di
ketinggian
200 cm yaitu 42 0C dan minimun yaitu 20 0C, dan suhu maksimun
pada
ketinggian 120 cm yaitu 39,5 0C dan suhu minimun yaitu 21,5
0C.
-
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja
Grafindo Persada,
Jakarta.
Bourke, P.M.A. 1968. Introductoin the Aims of Agrometeorologi
in
Agroklimatological Metthods. Proc, Of Reading Stmposium,
UNESCO.
Chambers, R. E. 1987. Klimatologi Pertanian Dasar. Bagian
Klimatologi
Pertanian Departemen Ilmu-Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Daldjoeni, N. 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni,
Bandung.
Swarinoto, Y.S dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu dan
Kelembaban Udara
dalam Persamaan Regresi untuk Simulasi Prediksi Total Hujan
Bulanan
di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume
12
No.3 hal 271-281.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.
-
Waryono dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. Bina
Ilmu, Surabaya.