10
BAB IPROSEDUR KERJA
Dari proses casting yang telah dilakukan pada :Hari :
SabtuTanggal: 6 Juni 2015Pukul : 08 : 00 10:15 WIBTempat: Pak.
Lutfi Dental LaboratoriumAlat :1. Lempeng kaca2. Kompor3. Alat
tuang sentrifugal dan crucible4. Casting5. Penjepit bumbung tuang6.
Pinset kecil7. Pisau model8. Pisau malam9. Kaliper10. Master
dieBahan :1. Logam campur Cu Alloy (Orden)Proses casting melalui
tahap sebagai berikut:a. Tahap 1 Waxing adalah pembuatan pola
malamb. Tahap 2Spruing, adalah pembuatan sprue pin atau sprue
tormer dan casting wax (malam cor).
c. Tahap 3Investing, adalah penanaman pola malam dalam adonan
bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring).
d. Tahap 4Tahap pre heating, wax elamination, heating Pengertian
pre heatingPre heating adalah pemanasan permulaan pada casting ring
agar adonan bahan tanam lebih kering Pengertian wax elamiinationwax
elimination adalah penghilangan malam dari pola malam yang tertanam
dalam adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring
Pengertian heatingHeating adalah pemanasan casting ring (yang
berisi adonan bahan invesmen) sampai suhu tertentue. Tahap 5Melting
dan casting Pengertian meltingMelting adalah pelelehan logam yang
dtlakukan pada sprue - hold atau fire clay.
Pengertian castingCasting adalah pengecoran lelehan logarn ke
dalam ruang cetak(mould space) f. Tahap pembongkaran dari bumbung
tuang
g. Tahap 7Finishing dan polishing
h. Tahap 8Hasil akhir
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian LogamLogam merupakan substansi kimia opak
mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik
yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor
sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam
kedokteran gigi adalah vahan padat seperti kristal, kecuali gallium
dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan
logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian
rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan
perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan
silver point endodontik (Harty, 2012)2.2 Sifat LogamLogam merupakan
elektro positif yakni memberi ion positif dalam larutan. Dari lebih
100 elemen dalam tabel periodic sebanyak 68 adalah logam, 8
menyerupai logam (metalloid) dalam berbagai aspek (missal silikon,
arsenik, dan boron) dan sisa lainnya berupa non logam. Logam murni
sangat jarang dipergunakan di kedokteran gigi. Pada umumnya logam
murni terlalu lunak dan terlalu liat untuk dipergunakan dalam
pemakaian di kedokteran gigi. Logam-logam tersebut mempunyai
sifat-sifat yang pada umumnya adalah :a. Kerasb. Berkilatc. Berat
ini berkaitan dengan berat atom elemen dan tipe strukturkisi yang
menentukan bagaimana eratnya atom-atom tersebut tersussun.d.
Penghantar panas dan penghantar listrik yang baik disebabkan sifat
ikatan logam.e. Opaque karena electron-elektron bebas mengabsorbsi
energy elektromagnetikcahaya.f. Liat dan dapat dibentuk
(Combe,1992)2.3 Pengertian Casting Menurut Jablowsy, S., 1982, yang
dimaksud dengan casting adalah suatu proses untuk membuat /
membentuk restorasi atau rehabflitasi gigi dengan bahan logam.
Casting juga merupakan suatu teknik yang sering dilakukan di
kedokteran gigi dalam pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan,
jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain dengan bahan logam.
Proses casting ini menggunakan metode yang disebut lost wax
process. Pada prinsipnya pola malam dan bentuk restorasi atau
rehabilitasi gigi ditanam dalam adonan bahan investmen gigi (dental
invesment) yang ada di dalam casting ring. Kemudian poia malam ini
dihilangkan dengan jalan dipanaskan pada suhu tertentu, sampai pola
malam hilang sama sekali, sehingga meninggalkan ruang cetak (mould
space) di dalam aclonan invesmen. Selanjutnya logam dilelehkan /
dicairkan dengan pemanasan dan lelehan logam tersebut dituangkan
kedalam ruang cetak dengan tekanan sentri fugal / tekanan udara,
sehingga ruang cetak tersebut terisi oleh lelehan dengan bentuk
sesuai dengan pola malamnya. Kegunaan dan tujuan casting dibidang
kedokteran gigi dan tujuannya : a) Kegunaan casting dibidang
kedokteran gigi adalah untuk pembuatan restorasi, rehabilitasi atau
rekonstruksi pada gigi dengan bahan logam yang dilakukan dengan
proses casting. Misalnya untuk pembuatan inlay crown and bridge
atau gigi tiruan rangka logam, dll. b) Tujuannya adalah untuk
mengganti bahan restorasi atau rehabilitasi yang tidak mungkin
dilakukan dengan bahan selain logam dan untuk mendapatkan kekuatan
/ daya tahan yang lebih besar dan bahan yang lain. Misalnya acrylic
resin atau amalgam (William, 2002)2.4 Macam-macam komponen yang
menunjang proses casting dan pengertiannyaa) Die adalah model
cetakan dari gigi pilar (abutment) yang terbuat dan gips keras
(stone gyps) dan berguna untuk pembuatan pola malam. b) Wax pattern
adalah pola / model yang dibuat dan malam, yang akan diganti dengan
logam, sehingga terbentuk suatu restorasi atau rehabilitasi gigi
yang dikehendaki. c) Srue pin adalah pin / pasak yang terbuat dan
bahan tertentu yang berguna untuk pegangan pola malam pada waktu
investing dan pembentuk sprue. d) Sprue adalah rongga / saluran
yang terjadi setelah dilakukan wax elimination terhadap pola malam,
yang menghubuhgkan crucible dengan mould space. e) Crucible Jormer
/ sprue base adalah bangunan yang terbentuk dan malam atau kayu
atau karet sebagai pembentuk cruscible. f) Crucible adalah bangunan
seperti corong / kawah dari adonan invesmen, yang terdapat disalah
satu ujung casting ring berguna untuk tempat melelehkan logam. g)
Mould space / mold space adalah ruang cetak bekas pola malam
setelah dilakukan wax elimination dan pola malam (wax pattern). 2.5
Kegagalan- kegagalan pada proses casting Macam-macam kegagalan dan
penyebabnya :a. Distrsion (distorsi atau pengoletan) Distorsi ini
dapat terjadi pada waktu pembuatan pola malam atau pada waktu
pengambilan hasil casting dan dalam invesmen. penyebab terjadinya
distorsi adalah sebagai berikut :1) terjadinya perubahan temperatur
yang besar. 2) manipulasi bahan tidak benar. 3) teknik pembuatan
malam tidak benar.
Penyebab ini terjadi pada pembuatan pola malam. Adapun penyebab
terjadinya distorsi pada hasil cor, karena pengambilan hasil
castingdandalam invesmen. Misalnya masih dalam keadaan panas
langsung diambil, sehingga pada waktu logam dingin akan mengkerut
dan pengkerutan ini tidak ada yang menahan, akibatnya terjadi
distorsib. Surface roughness (permukaan kasar) 1. Air bubbler
gelembung - gelembung udara). Hal ini terjadi akibat pada waktu
investing masih terdapat gelembung-gelembung udara yang
terperangkap di dalam adonan invesmen dan menempel pada permukaan
pola malam. Pada waktu casting, maka bekas-bekas gelembung udara
ini akan diisi oleh lelehan logam. 2. Too rapid heating (pemasanan
yang terlalu cepat) 3. Water / powde ratio (perbandingan antara air
dan bahan invesmen). W / p ratio ini adalah sangat penting. Apabila
w/p ratio tidak tepat misalnya terlalu kecil atau terlalu besar
dapat menimbulkan permukaan kasar dan flash casting. 4. Prolonged
healing (pemanasan yang terlalu lama)5. Casting pressure (tekanan
pada waktu casting yang kurang benar) 6. Composition of the
invesment (komposisi bahan invesmen) Misalnya bahan invesmen yang
sudah lama atau sudah kadaluwarsa, sehingga terjadi kerusakan dan
salah satu komponen bahan invesmennya. 7. Foreign body (benda-benda
asing) Adanya benda- benda asing yang masuk ke dalam mould space,
misalnya pasir atau debu, dapat menimbulkan surface roughness pada
permukaan hasil casting. c. Porosity (poros) Penyebab porositas
pada hasil casting, karena adanya pengaruh dari faktor faktor
teknis. Ada 3 macam porositas, yaitu : 1. Localized shrinkage
porosity Porositas ini akibat adanya pengerutan setempat / lokal.
2. Sub surface porosity Porositas yang terjadi pada permukaan dalam
dari hasil casting. 3. Micro-porosity. Penyebabnya antara lain : a.
besar kecilnya seprueb. panjang pendeknya sepruec. temperatur
melting yang terlalu besard. Incomplete casting (hasil casting yang
tidak lengkap) Penyebabnya antara lain : a. Wax elimination yang
tidak sempurna sehingga masih terdapat sisa malam di dalam mould
space. Hal ini terjadi apabila waktu wax elimination tergesa-gesa
atau terlalu cepat. b. Benda asing yang menyumbat sprue, misalnya
sprue kemasukkan debu atau pasir atau terjadi kerontokan dan bahan
invesmen yang membatasi mould space. c. Pemutaran casting machine
yang lambat, sehingga gaya centri fugal kecil, lelehan logam tidak
dapat memasuki seluruh permukaan mould space (Hatrick, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
William J. O Brien. 2002. Dental Material and Their Selection
3rd ed. Quintessence Publishing Co, Inc.Harty, F.J dan R. Ogston.
1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGCAnnusavice, Kenneth J.
2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta:
EGCCombe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat
Tarigan. Jakarta : Balai PustakaHatrick, Carol Dixon. 2003. Dental
Material : clinical application for dental assistants and dental
hygienist. Philadelphia : Saunders
1