Top Banner
160 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.1.1 Maksud Percobaan Praktikum kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui cara menghitung koloni mikroorganisme dari sampel yang telah ada serta agar  praktikan mengetahui metode atau cara apa saja yang dapat digunakan untuk menghitung koloni mikroorganisme. 1.1.2 Tujuan Percobaan a. Mengetahui jumlah mikroorganisme.  b. Mengetahui cara menghitung mikroorganisme dalam suatu sampel dengan metode ALT (Angka Lempeng Total) atau SPC ( Standard Plate Count ) dan MPN (  Most Probable Number ). c. Mengetahui tipe   tipe cara perhitungan mikroorganisme dalam sampel. 1.2 Prinsip Percobaa n Dalam praktikum ini dilakukan perhitungan mikroorganisme dengan menggunakan sampel uji berupa makanan dan minuman. Perhitungan dilakukan dengan dua metode yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total) atau SPC (Standard Plate Count ) dan MPN (  Most Probable Number ). Sebagai langkah awal dilakukan pengenceran 10 -1 ,10 -2 ,10 -3 , dan 10 -4 . Kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam untuk jamur dan 1 x 24 jam untuk bakteri. Pengamatan atau  perhitungan koloni bakteri atau jamur dilakukan setelah inkubasi yang kemudian akan dibandingkan dengan tabel SNI.
31

laporan 5

Oct 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.1.1 Maksud PercobaanPraktikum kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui cara menghitung koloni mikroorganisme dari sampel yang telah ada serta agar praktikan mengetahui metode atau cara apa saja yang dapat digunakan untuk menghitung koloni mikroorganisme.1.1.2 Tujuan Percobaan a. Mengetahui jumlah mikroorganisme. b. Mengetahui cara menghitung mikroorganisme dalam suatu sampel dengan metode ALT (Angka Lempeng Total) atau SPC (Standard Plate Count) dan MPN (Most Probable Number).c. Mengetahui tipe tipe cara perhitungan mikroorganisme dalam sampel.

1.2 Prinsip Percobaan Dalam praktikum ini dilakukan perhitungan mikroorganisme dengan menggunakan sampel uji berupa makanan dan minuman. Perhitungan dilakukan dengan dua metode yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total) atau SPC (Standard Plate Count) dan MPN (Most Probable Number). Sebagai langkah awal dilakukan pengenceran 10-1,10-2,10-3, dan 10-4. Kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam untuk jamur dan 1 x 24 jam untuk bakteri. Pengamatan atau perhitungan koloni bakteri atau jamur dilakukan setelah inkubasi yang kemudian akan dibandingkan dengan tabel SNI.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kuantitatif MikroorganismeAnalisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi makanan minuman dan kosmetika penting dilakukan untuk mengetahui mutu suatu sediaan dan bahan farmasi, makanan-minuman dan kosmetika. Dalam analisis kuantitatif tersebut ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme didalam suatu bahan atau sediaan farmasi, makanan minuman dan kosmetika antara lain dapat dibedakan sebagai berikut:a. Perhitungan jumlah sel1) Hitung mikroskopik2) Hitung cawan 3) Dengan metode MPN (Most Probable Number)b. Perhitungan massa sel secara langsung1) Volumetrik 2) Gravimetrik3) Kekeruhan atau tubidimetric. Perhitungan massa sel secara langsung1) Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP dan sebagainya)2) Analisis produk katabolisme (metabolit primer atau sekunder, panas)3) Analisis konsumsi nutrient (karbon , nitrogen, oksigen, asam amino, mineral dan sebagainya)2.2 Analisis Dengan Cara HitungPada analisis dengan metode menghitung secara mikroskopik dapat dilakukan dengan beberapa metode. Antara lain:2.2.1 Metode Most Probable Number (MPN)Most Probable Number = perkiraan terdekat jumlah. Bakteri coliform = bakteri golongan e coli, yang ditandai dengan kemampuan bakteri itu menguraikan lactose menjadi asam dan gas didalam media briliant green lactose bila broth pada inkubasi 37C 48 jam. Contoh genus klebslella, genus enterobacter, genus Escherichia coli. Coliform tinja = Coliform yang mampu tumbuh pada 44,5C 24 jam. Escherichia coli = gram negatif (-) batang yang menguraikan laktosa sampai dengan gas, memproduksi indol, simmons citrat negative (Soemarno, 1998). Adanya mikroba di dalam suatu produk obat dapat merupakan bahaya bagi kesehatan bila mikroba tersebut memasuki tubuh lewat produk tersebut, tetapi dapat juga adanya mikroba tersebut bermanfaat dalam suatu proses pembuatan makanan, sebagai contoh adanya mikroba ragi atau bakteri tertentu yang berguna dalam proses fermentasis (Kartadarma, 2003).Metode MPN digunakan medium cair dengan tabung-tabung reaksi dan tabung durham. Perhitungannya dilakukan berdasarkan atas jumlah tabung reaksi yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroorganisme setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan pada tabung yang positif dapat dilihat dan diamati dengan adanya perubahan warna dari medium dan terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan dengan cara terbalik, untuk setiap pengenceran dapat digunakan tabung reaksi yang berisi medium dengan beberapa seri yaitu seri tiga, lima dan tujuh. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan hasil yang lebih teliti tetapi harus menggunakan tabung yang lebih banyak sehingga dalam pengerjaan secara rutin pada umumnya hanya menggunakan seri tiga sudah cukup.Metode MPN ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam contoh, berbentuk cair, meskipun juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme dalam sediaan padat pada sebelumnya dibuat dalam bentuk suspensi atau larutan. Kelompok mikroorganisme yang dapat dihitung dengan menggunakan metode MPN ini juga bervariasi tergantung dari media yang digunakan untuk pertumbuhan. Pada metode MPN ini setiap hasil pengenceran dipipet 1 mL ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi medium, dimana untuk setiap pengenceran dapat digunakan tiga seri tabung reaksi atau lima seri tabung reaksi.(Natsir, 2008)Perhitungan jumlah bakteri coliform dengan metode yang digunakana untuk perhitungan bakteri coliform adalah metode MPN (Most Probable Number) seri 3 tabung. MPN bakteri coliform dihitung berdasarkan jumlah tabung yang positif pada uji penguat, atau jumlah positif pada uji lengkap. Perhitungan MPN didasarkan atas jumlah tabung yang bereaksi positif dan negatif dari 3 pengenceran (Yani, 2011). Selama ini salah satu indikator tentang adanya kontaminan limbah kosmetik ditentukan berdasarkan jumlah mikroorganisme.2.2.2 Metode hitung cawanPrinsip metode ini adalah apabila satu sel mikroorganisme yang masih hidup ditimbulkan pada medium yang sesuai, maka sel tersebut berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang digunakan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.Setelah masa inkubasi selesai, maka terbentuk koloni-koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung adalah antara 30-300 koloni percawan petri. Untuk mengantisipasi hal tersebut makan dilakukan pengenceran dari contoh sesuai dengan derajat kontaminasi bahan yang diperiksa. Pengenceran biasa dilakukan dengan pengenceran secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 (10-1, 10-2, 10-3) dan seterusnya. Atau dapat pula dibuat pengenceran dengan perbandingan 1:100, 1:1000, 1:10.000 dan seterusnya. Sebagai larutan pengenceran dapat digunakan air steril, larutan NaCl fisiologis steril 0,9% larutan ringer atau larutan buffer pospat.(Natsir, 2008)Jumlah koloni dalam contoh dapat dihitung sebagai berikut:

Untuk pelaporan hasil analisis mikrobiologinya ini dapat digunakan sesuai Standard Plate Count atau SPC sebagai berikut:a. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 b. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar di mana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung satu koloni.c. Satu deretan rantai koloni yang terlibat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Natsir, 2008)2.2.3 Metode Uji Angka Lempeng TotalUji Angka Lempang Total (ALT) bakteri adalah adanya pertumbuhan bakteri aerob mesofilik setelah contoh diinokulasikan pada media agar lempeng dengan cara tuang atau taburan (Pour Plate) dan diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu.2.3 Uraian Medium2.3.1 Potato Dextrosa Agar (PDA)a. Komposisi :Potato Infusion (solids)4 gramBacteriological agar15 gramDextrose20 gram(Conda, 2012)b. UraianPotato Dextrose Agar (PDA) dibuat dari 200 gram kristal dextrose glukosa dan agar-agar. Medium PDA (Potato Dextrose Agar) dapat disterilisasikan dengan autoclave pada suhu 45-50C dengan pH 5,6 0,1 (Merck, 1981).2.3.2 Nutrient Agar (NA)a. Komposisi :Gelatin peptone 5 gramBacteriologocal Agar15 gramBeef Extract 3 gram (Conda, 2012)b. Uraian Medium NA ini adalah medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah yang cukup yaitu 3 gram ekstrak daging dan 5 gram pepton dalam 1000 mL air suling, tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat.maka dari itu baik unutk prtumbuhan bakteri tetapi untuk kapang dan khamir pertumbuhan tidak begitu bagus (Natsir, 2008).2.3.3 Lactose Broth (LB)a. Komposisi:Gelatin pancratic5 gtramBeef Extract3 gramLactose monohydrate5 gram (Conda, 2012)b. Uraian Fermentasi laktosa bisa diindikasikan dengan adanya gelembung atau udara. Gelembung atau udara. Gelembung dapat terlihat pada tabung durham. pH medium ini berkisar antara 6,9 0,1 (Merck, 1981).2.4 Uraian Sampel2.4.1 Air TebuAir tebu mengandung 20-25% bahan kering dan mengandung unsur amilum (karbohidrat) berupa sukrosa (gula tebu), yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Dalam 100 g batang tebu, terdiri dari 62 kalori, 82,5 g air, 0,6 g protein, 0,1g lemak, 16,5 g karbohidrat, 3,1 g serabut, 0,3 g abu, 8 mg Ca, 6 mg P, 1,4 mg Fe, 0,02 mg tiamin, 0,01 mg riboflavin, 0.10 mg niasin, 3 mg cuka yang askorbik. Amilum atau karbohidrat yang terdapat dalam air tebu dapat dimanfaatkan oleh spermatozoa sebagai sumber energi (Bardan, 2009)2.4.2 Jamu KunyitJamu kunyit asam adalah suatu minuman yang diolah dengan bahan utama kunyit dan asam. Secara alamiah memang kunyit dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai penghilang rasa sakit (analgetika), menurunkan panas (antipiretika), dan mengurangi gejala peradangan (antiinflamasi), begitu juga asam (asam Jawa) yang memiliki bahan aktif mengurangi gejala peradangan (antiinflamasi), menurunkan panas (antipiretika), dan penenang. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal dan mengkonsumsi kunyit asam sebagai jamu. Namun tidak semua orang menyukai kunyit asam dalam bentuk jamu. Hal ini disebabkan oleh penampilan yang kurang menarik. Oleh karena itu produk kunyit asam perlu dioptimalkan melalui diversifikasi produk yaitu minuman jeli kunyit asam (Suluandari, 2013).2.4.3 TehTanaman teh berasal dari daerah subtropis yang kemudian menyebar keberbagai dunia, baik daerah substropis maupun tropis. Dalam penanamannya di Indonesia yang beriklim tropis, agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman teh menghendaki persyaratan iklim dan tanah yang sesuai dengan keperluan pertumbuhannya. Daerah pertanaman teh yang lebih cocok di Indonesia adalah daerah pegunungan (Setyamidjaja, 2000).2.4.4 Keripik Usus Keripik usus merupakan makanan ringan yang terbuat dari usus ayam. Keripik usus dibuat dengan terlebih dahulu membersikan usus ayam segar dan kemudian direndam dengan beberapa bumbu masakan. Setelah itu digoreng dengan minyak panas agar renyah dan gurih.2.4.5 Makaroni Makaroni merupakan salah satu jenis makanan yang disukai orang Indonesia. Makaroni dapat dibuat berbagai jenis masakan yang berbeda-beda, diantaranya sup makaroni, makaroni bakar dan makaroni goreng. Makaroni goreng dibuat dengan menggoreng makaroni didalam wajan yang telah berisi minyak panas yang kemudian dicampur dengan bumbu.2.4.6 Jamu SirihDaun sirih bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia terutama pada kesehatan gigi dan mulut, antara lain: menghilangkan bau mulut, mengobati gusi berdarah (radang pada gusi), obat sariawan, radang pada tenggorokan, gigi berlubang, dan penghilang bengkak. Untuk mempermudah menggunakannya sirih diolah menjadi jamu yang sangat berkhasiat (Sudewo, 2005).

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alata. Autoclave b. Batang Pengadukc. Botol Pengencerd. Cawan Petrie. Inkubatorf. Kapasg. Kompor Listrikh. Labu Erlenmeyeri. Mortir dan Stamperj. Ovenk. Pembakar Spiritusl. Rak Tabung Reaksim. Spoid 1 mL, 5 mL, 10 mLn. Tabung Durhamo. Tabung Reaksip. Timbangan Analitik3.1.2 Bahana. Air sterilb. Alumunium Foilc. Alkohold. Benang Godame. Kapasf. Medium Potato Dextrosa Agar (PDA)g. Medium Nutrient Agar (NA)h. Medium Lactosa Broth (LB)i. Methylen Bluej. Sampel Jamu sirihk. Sampel Jamu kunyit l. Sampel Keripik Ususm. Sampel Macaronin. Sampel Teh kotako. Sampel Air Tebu

3.2 Prosedur Kerja3.2.1 Pembuatan Mediuma. Medium NA (Nutrient Agar)1) Ditimbang ekstrak daging 0,6 gram, pepton 1 gram, dan 15 gram agar dan dimasukan di dalam erlenmeyer.2) Ditambahkan aquades 200 mL.3) Dilarutkan sambil dipanaskan di kompor listrik dan diaduk hingga mendidih.4) Ditutup dengan kapas dan alumunium foil.5) Disterilkan di dalam autoclave dengan suhu 121C pada tekanan 2 atm selama 15 menit.6) Didinginkan dan disimpan di dalam lemari pendingin.b. Medium PDA (Potato Dextrose Agar)1) Ditimbang PDA sintetik 9,75 gram dan dilarutkan dalam 250 mL aquades.2) Ditutup dengan kapas dan alumunium foil.3) Dilarutkan sambil dipanaskan di kompor listrik dan diaduk hingga mendidih.4) Disterilkan di dalam autoclave dengan suhu 121C pada tekanan 2 atm selama 15 menit.5) Didinginkan dan disimpan di dalam lemari pendingin.c. Medium LB (Lactose Broth)1) Ditimbang LB sintetik 3,9 gram dan dimasukan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 300 mL aquades.2) Ditutup dengan kapas dan alumunium foil.3) Dilarutkan sambil dipanaskan di kompor listrik dan diaduk hingga mendidih.4) Disterilkan di dalam autoclave dengan suhu 121C pada tekanan 2 atm selama 15 menit.5) Didinginkan dan disimpan di dalam lemari pendingin.3.2.2 Pengenceran Sampela. Sampel Padat1) Digerus sampel dan ditambahkan air secukupnya, dihomogenkan 2) Diambil 1 mL larutan sampel.3) Dimasukkan larutan sampel ke dalam botol yang telah berisi 9 mL aquades steril.4) Diambil 1 mL dari botol pengenceran pertama, dimasukan ke dalam botol pengenceran kedua yang telah berisi 9 mL aquades steril.5) Diambil 1 mL dari botol pengenceran kedua, dimasukan ke dalam botol pengenceran ketiga yang telah berisi 9 mL aquades steril.6) Diambil 1 mL dari botol pengenceran ketiga, dimasukan ke dalam botol pengenceran keempat yang telah berisi 9 mL aquades steril.7) Dilakukan pengujianb. Sampel Cair1) Diambil 1 mL larutan sampel.2) Dimasukkan larutan sampel ke dalam botol yang telah berisi 9 mL aquades steril.3) Diambil 1 mL dari botol pengenceran pertama, dimasukan ke dalam botol pengenceran kedua yang telah berisi 9 mL aquades steril.4) Diambil 1 mL dari botol pengenceran kedua, dimasukan ke dalam botol pengenceran ketiga yang telah berisi 9 mL aquades steril.5) Diambil 1 mL dari botol pengenceran ketiga, dimasukan ke dalam botol pengenceran keempat yang telah berisi 9 mL aquades steril.6) Dilakukan pengujian

3.2.3 Metode ALTa. Diambil 1 mL larutan dari tiap pengenceran, dimasukkan ke dalam cawan petri sesuai dengan pengenceran masing-masing.b. Dimasukkan medium PDA dan NA di dalam tiap cawan petri sesuai pengencerannya. Untuk medium NA pengenceran dimulai dari 10-2 sampai 10-4 dan untuk medium PDA pengenceran dimulai dari 10-1 sampai 10-3.c. Diinkubasi cawan petri yang berisi medium NA di dalam inkubator dan medium PDA dengan suhu kamar.d. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap pengenceran dan dihitung ALT (Angka Lempeng Total)3.2.4 MPN (Most Probable Number)a. Disiapkan 9 tabung reaksi.b. Diambil larutan sampel dari pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4, dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah berisi medium LB (Lactosa Broth) dan tabung durham.c. Diinkubasi di dalam inkubator.d. Diamati pertumbuhan mikroba, hasil (+) bila terdapat gelembung udara.e. Dicatat jumlah tabung yang terdapat gelembung udara dan dihitung nilai MPN.

BAB IVHASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan4.2.1 Tabel ALT/SPC BakteriNoSampelPengenceranPelaporan

10-210-310-4

1.Jamu Sirih355