LAPKAS RUPTUR UTERI DISUSUN OLEH :
LAPKAS RUPTUR UTERI
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
RUPTUR UTERI
Komplikasi obstetri yang fatal
Signifikan terhadap kematian ibu dan
perinatal
Karena
manajemen
persalinan yang
buruk
DEFINISI
RUPTUR UTERI
Ruptur uteri
inkomplit
Ruptur uteri
komplit
Robekan pada rahim
Terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum
Peritoneum visceral dan kantong ketuban ikut rupture demikian juga janin sebagian atau seluruh tubuhnya ikut keluar
Hubungan antara kedua ruang masih dibatasi oleh peritoneum visecral
Asimptomatik kecuali menjadi ruptur komplit
Dehisens
EPIDEMIOLOGI
- Ruptur uteri di Negara berkembang masih tinggi - Sebenarnya bisa dicegah
- Semakin menurun- Insidensi ruptur uteri di Negara maju kurang dari 1 per 1000 kelahiran
NEGARA
BERKEMBA
NG NEGARA
MAJU
Wanita dengan luka
parut sebelumnya transversal
rendah
Insidensi ruptur uteri
adalah 0.8%
Wanita dengan
luka parut klasik
sebelumnya
Insidensi
rupture uteri
adalah 4-8%
Kadawo (2010) di Uganda
73 kasus ruptur uteri dari 14.565 kelahiran
Rasio 1:200 dan insidensi paling tinggi terjadi pada wanita dengan usia 20-24 tahun
ETIOLOGI
RUPTUR UTERI
Anomali atau kerusakan
sebelumnya akibat trauma
Komplikasi persalinan
Terpisahnya jaringan parut bekas seksio
sesarea
Memiliki kejadian
persalinan percobaan yang
gagal Menjalani terminasi
kehamilan pada pertengahan usia kehamilan dengan
riwayat seksio sesarea
Paling sering
FAKTOR PRESDIPOSISI
Kadowa (2010)
• Tidak melakukan asuhan antenatal (67.1%), • Persalinan macet atau persalinan memanjang (68.5%), • Tempat tinggal lebih dari 10 km dari rumah sakit (64.4%)• Adanya luka parut sebelumnya (19.2%)
Fedorkow dkk, 1987; Pelosi dan Pelosi, 1997)
• Riwayat manipulasi atau operasi traumatik, misalnya kuretase, perforasi, atau miomektomi
Zelop dkk
• Peningkatan 4,6 kali lipat dan 2,3 kali lipat kejadian ruptur uteri dengan menggunakan oksitosin selama induksi dan augmentasi persalinan
Lydon-Rochelle dkk
• Peningkatan insiden ruptur uteri dengan menggunakan prostaglandin (3,9% vs 0,9%).
KLASIFIKASI
Kerusakan atau anomali uterus yang telah ada sebelum hamil
Pembedahan pada miometrium
• Seksio sesarea atau histerotomi, histerorafi, miomektomi yang sampai menembus seluruh ketebalan otot uterus, reseksi pada kornu uterus, atau bagian interstisial, metroplasti.
Trauma uterus koinsidental
• Instrumentasi sendok kuret atau sonde pada penanganan abortus, trauma tumpul atau tajam seperti pisau atau peluru, ruptur tanpa gejala pada kehamilan
Kelainan bawaan
• Kehamilan dalam bagian rahim (horn) yang tidak berkembang.
Kerusakan atau anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan
Sebelum kelahiran anak
• His spontan yang kuat dan terus-menerus, pemakaian oksitosin atau prostaglandin untuk merangsang persalinan, instilasi cairan kedalam kantong gestasi atau ruang amnion seperti larutan garam fisiologis atau prostaglandin, perforasi dengan kateter pengukur tekanan intra uterin, trauma luar tumpul atau tajam, versi luar, pembesaran rahim yang berlebihan misalnya hidramnion dan kehamilan ganda.
Dalam periode intra partum
• Versi ekstraksi, ekstraksi cunam yang sulit, ekstraksi bokong, anomali janin yang menyebabkan distensi berlebihan pada segmen bawah rahim, tekanan kuat pada uterus dalam persalinan, kesulitan dalam melakukan manual plasenta
Cacat rahim yang didapat
• Plasenta inkreta atau perkreta, neoplasia tropoblas gestasional, adenomiosis, retroversi uterus gravidarus inkarserata
PATOFISIOLOGI
Pada waktu his, korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi
Dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan
volume korpus uteri
Tubuh janin terdorong ke bawah kedalam segmen
bawah rahim.
Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh his berulang
Lingkaran retraksi yang membatasi kedua segmen semakin bertambah
tinggi.
Sebaliknya apabila Bagian terbawah janin tidak dapat turun oleh
karena suatu sebab yang menahannya
Volume korpus yang tambah mengecil pada waktu ada his harus diimbangi oleh
perluasan segmen
Lingkaran retraksi menjadi patologis (ring van Bandl)
Robek spontan pada tempat yang tertipis ketika his berikut datang,
dan terjadilah perdarahan
GAMBARAN KLINIS
Tidak terdapat tanda yang dapat diandalkan dari ruptur uteri mengancam yang terjadi sebelum persalinan, walaupun penampakan hematuria makroskopis secara tiba-tiba adalah sugestif.
GAMBARAN KLINIS
Tanda-tanda hypovolemia
Pernafasan yang sulit
Nyeri hebat dan bayi teraba pada bawah dinding abdomen
His yang sangat menurun
Denyut jantung janin yang abnormal
Gambaran klinik bergantung pada peluasan dari ruptur
Pada dehisens di bekas seksio sesarea atau dehisens yang
berlanjut menjadi ruptur, rasa nyeri dan perdarahan tidak
seberapa
DIAGNOSIS
Ruptur uteri
iminens
Ring van bandl yang semakin
tinggi dan segmen bawah rahim yang
tipis
Ruptur Uteri
Gambaran klinik khas
Yg diperhatikan dalam diagnosis
Abnormalitas denyut jantung janin
Peningkatan nyeri suprapubis dan persalinan
His uterus hilang mendadak
Perdarahan pervaginam
Peninggian bagian presentasi janin
Untuk menetapkan apakah ruptur itu komplit perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan dalam
Jari-jari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan dinding perut yang licin
Dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen bawah rahim
Dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan
Dinding perut ibu dapat di tekan menonjol ke atas oleh ujung jari-jari tangan dalam, sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba ujung-ujung tangan dalam
1
2
3
4
KOMPLIKASI
Komplikasi
Syok hopovolemi
k
Infeksi dan Sepsis
Kerusakan kandung
kemih dan uretra
tromboflebitis
DIC, kegagalan
pituitari, dan kematian
Emboli air ketuban
PENATALAKSANAAN
PREVENTION IS BETTER THAN CURE
Curiga adanya
ruptur uteri
•Cepat bertindak•Tindakan terpilih hanyalah histerektomi dan resusitasi serta antibiotik yang susuai.
Histerorafi
Bila luka robekan masih bersih dan
rapi dan pasiennya belum punya anak
Jika kehamilan penting dan pasien dapat menerima resiko
Upaya perbaikan rupture uteri dapat dilakukan
PENCEGAHAN & PROGNOSIS
PENCEGAHANMonitoring denyut jantung janin secara kontiniu dengan elektroda kepala janin secepat mungkin adalah cara terbaik untuk mendeteksi perkembangan ruptur selama persalinan
Penutupan insisi uterus dua lapis
Peningkatan interval antar kehamilan
Hasil penelitian Gotoh dkk
(2000)
Pemeriksaan USG transvaginal menunjukkan bahwa bila ketebalan diukur dengan USG transvaginal kurang dari 2 mm dalam satu minggu kelahiran, segmen bawah rahim mungkin akan mengalami ruptur uteri yang tidak lengkap
PROGNOSIS
Prognosis dipengaruhi
ruptur uteri terjadi pada uterus yang
masih utuh/ bekas luka seksio sesar/ suatu
dehisens
Kecepatan pasien menerima tindakan bantuan yang cepat
dan cekatan.
Ruptur meluas dan dengan
piggir yang tidak rata
Mengenai cabang-cabang arteri uterina atau kedalam ligamentum
latum
Mortalitas maternal yang
tinggi dan kematian
perinatal yang jauh lebih
tinggi.Pada ruptur dan ekspulsi
janin kedalam rongga peritoneum,
Kematian ibu adalah 4.2%
Angka kematian perinatal
adalah sebesar 46%.
LAPORAN KASUS
DATA UMUMNama : Ny. SuryatiUmur : 34 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaSuku/Agama : Batak/ IslamAlamat : Jl. Adinegoro gg.Zuki no.16 Tanggal masuk : 01 September 2015Paritas : P3A0 ANAMNESA• Ny.S, 34 tahun,P3A0, datang ke IGD RS H.Adam Malik tanggal 01 September 2015 pukul 22.00
WIB dengan : KU : BAK merembes dari kemaluan T : Dialami os sejak tgl 1/9/15 setelah os melahirkan di RS Luar dengan BB Bayi 3500 gr (VBAC)
dengan plasenta lengkap , Rwyt nyeri tekan perut (+),Rwyt perut membesar (+) Rwyt perut menyesak (+) . Os merupakan pasien rujukan dengan diagnosa Susp Rupture uteri + Susp Rupture vesica urinaria + Post Partum VBAC + NH1 .
RPT : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-) RPO
: -Riwayat persalinan :• Perempuan , Term, SC, RS, Dokter, 3100 gr, 10 thn , sehat• Perempuan , Term, PSP ,RS,Dokter,3000 gr, 4 thn , sehat • Laki – Laki ,Term , PSP , RS, Dokter , 3500 gr , 1 hari , sehat
PEMERIKSAAN FISIKStatus Presens
Sens : Compos Mentis Anemia : (-)
TD : 130/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 28 x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)
Status Obstetri :Abdomen : Distensi (+) , Peristaltik (+) ,Shifting Dulness (+)TFU : Sulit Dinilai P/V : (-) Lochia (+) rubraBAK : Via kateter , Oup (-) , tampak darah di selang kateter BAB : (-) Flatus : (+)Lingkar Perut :92 cmVT : UT > BB , Teraba balon kateter pada dinding anterior vagina
6 cm dari introitus vagina melalui lubang dengan diameter 3 cm ST : lendir darah (+), air ketuban (+) jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG• USG TAS
-Vesika urinaria kesan tidak terisi -UT > BB kesan dalam masa involusi -Tampak ujung dari balon kateter berada di uterus-Tampak Rupture uteri
• Kesimpulan : Rupture Uteri
• LABORATORIUM Tgl 1/9/15Hb : 10,80 gr/dlHt : 32,40 %Leukosit : 20.400 /mm3
Trombosit : 412.000/mm3
PT : 13,5 detik C: 14,00 detikINR : 0,98APTT : 35,8 detik C : 33,5 detik TT : 13,6 detik C : 17,5 detik Albumin : 2,8 g/dL Ur/Cr : 8,30 / 0,59 mg/dLKGD ad random : 106,5 mg/dlNa/K/Cl : 137 / 4 /104 mEq/L
• Dx : Rupture Uteri Inkomplit + Rupture Buli + Fistula Vesiko Uterovagina + Post PSP Luar + NH1
• Th/ : - O2 2-4 L/i IVFD RL 20 gtt/i Inj. Asam Traneksamat 500mg/8 jamInj. Ketorolak 30 mg/8jam Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj.Ranitidin 50 mg/12 jam • Rencana : Konsul Bedah Urologi Konsul Uroginekologi USG Konfirmasi
JAWABAN KONSUL DEPARTEMEN BEDAH UROLOGI tgl 1/9/15
S : Demam (-) Nyeri Perut (+)
O: CM , TD : 130/80 mmHg , HR : 90 x/i , RR : 28 x/i,T : afebris
Foley Catheter : (+)
• Dx : Fistel Uterovagina
• Th : Pertahankan Foley Chateter selama 1 bulan
• ACC Rawat Bersama
• Rencana : Sistostopi
JAWABAN KONSUL DIVISI UROGINEKOLOGI tgl 2/9/15
Sens : Compos Mentis Anemia :(-)TD : 130/80 mmHg Ikterus :(-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe :(-)RR : 28 x/i Sianosis :(-) Temperatur : 36,7 ºC Oedem :(-)• Dx : Fistel Vesicovagina + Post PSP Luar +NH2 • Lapor Supv dr.Edy Ardiansyah SpOG(K) :
• Th : - Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj. Ketorolak 30 mg/8 jamInj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Rencana : Repair Fistel setelah inflamasi (-)
FOLLOW UP tanggal 2/9/2015 pukul 08.00 WIB
• KU : MenyesakSens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 130/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 72x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 32 x/i Sianosis : (-)
Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)
• SL : Abdomen : Distensi (+) , Peristaltik (+) ,Shifting Dulness (+)
TFU : Sulit Dinilai P/V : (-) Lochia (+) rubraBAK : Via kateter , Oup (-) , tampak darah di selang kateter BAB : (-) Flatus : (+)Lingkar Perut : 96 cm
• Dx : Rupture Uteri Inkomplit + Rupture Buli + Fistula Vesiko Uterovagina + Post PSP Luar + NH2
• Th/ : - O2 2-4 L/i
IVFD RL 20 gtt/i Inj. Asam Traneksamat 500mg/8 jamInj. Ketorolak 30 mg/8jam Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jamInj.Ranitidin 50 mg/12 jam
• Lapor Supv dr.Johny Marpaung,M.Ked(OG)SpOG(K) • Rencana : Laparatomi citoPersiapan PRC 2bag Konsul Anastesi • LABORATORIUM Tgl 2/9/15Hb : 10,80 gr/dlHt : 32,80 %Leukosit : 17.690 /mm3
Trombosit : 493.000/mm
Laporan Operasi
Dilakukan evaluasi , dibuang jaringan nekrotik pada uteri yang rupture hingga terjadi vaskularisasi . Perdarahan terkontrol , dilakukan Repair pada uterus yang rupture .
kontraksi (+) kuat .
Dilakukan explorasi tampak rupture pada bekas insisi lama berbentuk T ukuran 4x3 cm dan robekan blast berbentuk T ukuran 4x3 cm
Dilakukan insisi Midline hingga menembus fascia, fascia diguntung ke atas dan ke bawah , Tampak otot , otot digunting , tampak uterus . Tergenang darah bercampur urin
di cavum abdomen , dibersihkan.
Dibawah General Anastesi dilakukan Aseptik dan antiseptik,lalu tutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi
Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
LAPORAN OPERASI (Lanjutan)
Ku ibu Post OP : Stabil
Jahit secara berturut – turut hingga kutis
Dilakukan pemasangan drain di cavum douglas . Bersihkan cavum abdomen, evaluasi perdarahan terkontrol .
Durante operasi Bedah Urologi melakukan Repair blast , rupture pada done buli ukuran 4 cm dan posterior ukuran 2 cm , dilakukan pemasangan kateter no 20 dan balon berisi
aquabidest 20 cc, dilakukan tes bocor sebanyak 60 cc kesan tidak tampak bocor.
Evaluasi tuba dan ovarium kanan dan kiri dalambatas normal kemudian dilakukan Sterilisasi Poomeroy .
FOLLOW UP tanggal 3/9/15 pukul 08.00 WIB
• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 120/80 mmHg Ikterus : (-)HR : 80x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 22x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,6 ºC Oedem : (-)
• SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuatP/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering Terpasang drain Output 40 cc , serous warna merah muda BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning pekat BAB : (-) Flatus : (+)
• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H1 + Post PSP Luar + NH3 • Th/ : IVFD RL + Oxytoxin 10 – 10 – 5 – 5 IU 20 gtt/i Inj. Meropenem 1 amp/8 jam drip Inj. Ketorolak 30 mg/8 jam Inj.Ranitidin 50 mg/12 jam
• Lapor Supv dr.Muara P lubis ,M.Ked(OG)SpOG
• Rencana : - Mobilisasi
• Rencana Pindah ruangan
• LABORATORIUM Tgl 3/9/15
Hb : 10,50 gr/dl
Ht : 32,80 %
Leukosit : 17.600 /mm3
Trombosit : 483.000/mm
FOLLOW UP tanggal 4/9/15 pukul 08.00 WIB
• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 120/70 mmHg Ikterus : (-)HR : 78x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 22x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,7 ºC Oedem : (-)
• SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuat P/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering Terpasang drain Output 20 cc , serous warna merah muda Kesan Tidak aktif BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning pekat BAB : (-) Flatus : (+)
• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H2 + Post PSP Luar + NH4 • Th/ : IVFD RL 20 gtt/i Inj. Meropenem 1 amp/8 jam drip Inj. Ketorolak 30 mg/8 jam Inj.Ranitidin 50 mg/12 jam
• Rencana : - Aff Drain
FOLLOW UP tanggal 5/9/15 pukul 08.00 WIB
• KU : - Sens : Compos Mentis Anemia : (-)TD : 130/70 mmHg Ikterus : (-)HR : 80x/i, reguler Dispnoe : (-)RR : 20x/i Sianosis : (-)Temperatur : 36,6 ºC Oedem : (-) • SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N TFU : 3 jari dibawah pusat, kontraksi (+) kuat P/V : (-) Lochia (+) rubraL/O : Tertutup verban kesan kering BAK : Via kateter , Oup 50 cc/jam ,warna kuning BAB : (-) Flatus : (+)
• Dx : Post Histerorapi + Post Repair Buli + H3 + Post PSP Luar + NH5 • Th/ : Cefadroxil 2 x 500 mgAsam Mefenamat 3 x500 mg Vit C 2x1
Rencana : Aff Infus Besok GV
TERIMA KASIH