BAB IPENDAHULUANBerat badan lahir merupakan salah satu indikator
kesehatan bayi baru lahir. Rerata berat bayi normal (usia gestasi
37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir
rendah dan bayi berat berlebih (>3800 gram) lebih besar risiko
mengalami masalah. (1)Bayi dengan berat badan lebih tanpa memandang
usia kehamilan, mempunyai insidensi jejas lahir yang lebih tinggi
seperti jejas servikal, jejas pleksus brachialis, cedera nervus
prenikus dengan paralisis diafragma, fraktur klaviula,
sefalhematoma, ekimosis pada muka. (2)Bayi baru lahir dengan berat
lebih cenderung memiliki kadar glukosa darah yang rendah atau
disebut hipoglikemia. Di amerika dilaporkan bahwa sekitar 14000
bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Combalth melaporkan
frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per
1000 BBLR.Glukosa merupakan metabolit primer pada fetus dan bayi
baru lahir. Selama kehamilan didalam uterus, fetus bergantung pada
plasenta untuk pasokan glukosa secara konstan. Pada saat lahir,
bayi secara tiba tiba dikeluarkan dari lingkungan tersebut dan
perubahan hormonal serta metabolisme kemudian terjadi sehingga
memfasilitasi adaptasi terhadap kehidupan luar uterus dan
pengaturan homeostatis glukosa. (3)Hipoglikemia merupakan salah sau
indikator penting stres dan penyakit pada bayi. Hipoglikemia yang
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan syaraf
permanen atau kematian. (3)
BAB IILAPORAN KASUS
2.1 Identitas PasienNama:By Rosmiati Tanggal Lahir / Umur: 9
Desember 2014 / 1 hariJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Darussalam,
Aceh BesarAgama: IslamSuku: AcehNomor CM:
1-02-31-41Jaminan:JKRATanggal Masuk: 9 Desember 2014Tanggal
Pemeriksaan: 10 Desember 2014Tanggal keluar : 12 Desember 2014Nama
orang tuaAyah : Basri Pekerjaan: WiraswastaIbu : RosmiatiPekerjaan:
Ibu Rumah Tangga
2.2 Anamnesis (Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis dengan
orang tua pasien di NICU level 2A pada tanggal 10 Desember
2014)
2.2.1 Keluhan UtamaBayi lahir dengan postur besar
2.2.2 Keluhan TambahanLemas beberapa saat setelah lahir
2.2.3 Riwayat Penyakit SekarangPasien perempuan lahir secara
pervaginam pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 18.00 WIB . bayi
lahir segera menangis kemudian bayi dihangatkan dan dibersihkan
jalan nafas. Bayi menangis kuat dan gerakan aktif.
2.2.4 Riwayat Penyakit DahuluTidak ada
2.2.5 Riwayat Penyakit KeluargaIbu bayi HT (-), DM (-), Asma(-),
Alergi (-).Ayah bayi HT (-), DM (-), Asma(-), Alergi (-).
2.2.6 Riwayat Pemakaian ObatTidak ada
2.2.7 Riwayat Kehamilan IbuIbu ANC teratur ke bidan, dan tidak
minum obat apapun saat hamil. ibu pasien merupakan kehamilan
ketujuh, persalinan ke 6 dengan riwayat abortus satu kali. Pasien
merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara , masa kehamilan aterm.
2.2.8 Riwayat Persalinan1. Laki-laki usia 19 tahun lahir
pervaginam di dukun dengan BBL 3500g 2. Laki-laki usia 18 tahun
lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3000g3. Perempuan usia 15
tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3200g4. Laki-laki usia
13 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3400g5. Perempuan
usia 8 tahun lahir pervaginam di dukun dengan BBL 3200g6. Keguguran
pada saat usia kehamilan 4 bulan7. Perempuan usia 1 hari lahir
pervaginam di Rumah sakit dengan BBL 4395
2.2.9 Riwayat ImunisasiBelum pernah mendapatkan imunisasi.
2.2.10 Riwayat Makanan0- sekarang : ASI dan susu formula
2.3 Vital SignKeadaan umum: baikKesadaran: E4 M6 V5HR: 120
x/menitTemperatur: 36,8 0CRR: 52 x/ menitApgar Score : 9/10Skor
Downe : 1Ballard Score : 37Dubowitz Score : 532.4 Data
AntropometriBB : 4395 grPB: 46 cmLK: 36 cmLiLa: 13 cmLP : 34 cmLD :
35 cm
BB/U : +2SD 100, menangis kuat, gerakan aktif, reaksi melawan,
dan tubuh kemerahan namun ekstremitas pucat. Sedangkan pada menit
ke-5 nilai apgar adalah 10 dengan laju jantung > 100, menangis
kuat, gerakan aktif, reaksi melawan dan seluruh tubuh kemerahan.
Untuk menentukan maturitas neonatus dapat dinilai dengan menilai
masa gestasi. Masa gestasi selain dinilai dari HPHT dapat dinilai
dengan penilaian fisis dan penilaian kriteria eurologis. Cara
penilaian masa gestasi dengan kriteria eksternal dan neurologis
merupakan cara penaksiran maturits yang paling mendekati kebenaran.
Menurut Finnstorm (1972) cara yang paling mendekati kebenaran ialah
kombinasi dua daripada tiga cara, yaitu karakteristik eksternal,
kriteria neurologis, dan lingkaran kepala. (8) Penilaian menurut
Dubowitz adalaha dengan menggabungkan hasil penilaian fisik
eksternal dan neurologis. Cara penilaian masa gestasi ialah dengan
memeriksa ciri morfologik dan neurologik pada bayi baru lahir, dan
kemudian disesuaikan dengan masa gestasi. (8)Gambar 3.2 Penilaian
Kriteria Neurologis menurut Dubowitz (8)Gambar 3.3 Penilaian
Kriteria Maturitas Fisik Menurut Dubowitz (1)
Berdasarkan penilaian kriteria neurologis menurut Dubowitz
didapatkan pada bayi Rosmiati postur fleksi penuh lengan dan kaki
(nilai = 4), jendela siku-siku membentuk sudut 450 (nilai = 2),
dorsofleksi kaki membentuk sudut 450 (nilai= 2), rekoil lengan
segera kembali ekstensi penuh (nilai = 2), rekoil tungkai fleksi
penuh (nilai =2), sudut poplitea membentuk sudut 1/3 anterior
telapak kaki ( nilai = 4), puting berbatas tegas dengan areola
datar dan licin dan diameter >0,75 cm (nilai = 1), jaringan
mamma teraba pada dua pihak dengan diameter 0,5mm-1,0 cm (nilai
=2), pelipatan pinna tampak jelas pada semua pina bagian atas
(nilai = 3), terdapat tulang rawan pada pinggir pinna, bagian lain
lembek recoil baik (nilai =2), genetalia labia mayora hampir
menutupi labia minora (nilai = 1) . didapatkan total nilai 53.
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Skor Total dan Masa Kehamilan
(8)Dengan memadukan skor kriteria neurologis dan kriteria fisik
maka usia gestasi dapat ditentukan dengan menggunakan grafik
regresi linier seperti grafik diatas dan didapatkan usia gestasi
39-40 minggu. (8) Hal ini sejalan denga penilaian menggunakan new
Ballard score. Pada new Ballard Score didapatkan nilai 37, jika
disesuaikan dengan tabel maturitas berdasarkan usia gestasi
didapatkan usia gestasi antara 38-40 minggu. (9) (10)(lampiran
1)
Diagnosa pasti makrosomia hanya dapat ditentukan setelah bayi
lahir. Pada kasus ini terbukti bayi tersebut adalah bayi makrosomia
karena seteleh ditimbang berat badan bayi tersebut adalah 4395
gram. Penyebab makrosomia pada kasus ini diduga akibat obesitas
maternal dimana berat ibu 80 kg, sesuai teori yang mengatakan bahwa
faktor resiko terjadinya makrosomia adalah berat badan ibu yang
> 70 kg. (4)Bayi dengan pertumbuhan inrauterin berlebih dengan
berat badan melampaui persentil ke 90 untuk umur kehamilan (BMK),
juga menggambarkan kelompok yang heterogen berkenaan dengan umur
kehamilandan etiologi. Sebagian bayi-bayi berukuran besar karena
keturunan, sedangkan sebagian merupakan hasil pertumbuhan
intrauterine yang berlebih dan patologis. (11)Kadar glukosa darah
sewaktu bayi pada kasus ini setelah lahir adalah 52 mg/Dl, hal ini
dapat dikategorikan sebagai hipoglikemia. Batasan kadar gula darah
neonatus berbeda-beda dan belum ada yang menjadi acuan khusus.
Menurut WHO (2005), hipoglikemia adalah kadar glukosa darah 12
mg/kgBB/menit, pertimbangkan pemberian obat-obatan : glukagon,
kortikosteroid, diazoxide dan konsultasi ke bagian endokrin anak.
Bila ditemukan hasil GDS 36- 47 mg/Dl setelah 24 jam terapi infus
glukosa maka Infus dapat diturunkan bertahap 2 mg/kgBB/menit setiap
6 jam Periksa GD setiap 6 jam Asupan per oral ditingkatkanTerapi
darurat Pemberian segera dengan bolus 200 mg/KgBB dengan dekstrosa
10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang
sesuai keperluan. (14)
Terapi Lanjutan (14) Infus glukosa 6-8 mg/kg/menit Kecepatan
infus glukosa dihitung menurut formula berikut:GIR (mg/kg/min) =
kecepatan cairan (ml/kg/hari) x konsentrasi dextrose (%)6 x BB
Periksa ulang kadar glukosa setelah 20-30 menit dan setiap jam
sampai stabil Ketika pemberin minum telah dapat ditoleransi dan
nilai pemantauan glukosa bed side sudah normal maka infus dapat
diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu
24-48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia.
Tabel 3.4 Pencegahan dan Deteksi Dini pada Hipoglikemia Neonatus
(13)
Tabel 3.5 Managemen hioglikemia neonatus (13)BAB
IVKESIMPULAN
Bayi baru lahir dengan berat badan lebih (makrosomia) cenderung
mengalami berbagai macam masalah salah satunya adalah hipoglikemia.
Batasan kadar glukosa dalam darah pada hipoglikemia neonatus masih
kontroversial, namun digunakan batasan kadar glukosa dalam darah
yang lebih tinggi yaitu jika kadar glukosa dalam darah < 3 mmol
atau