BAB 2
laporan akhirKajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan
Kopi pada Lahan Pasang Surut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Bab 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat4.1.1 Kondisi
Fisik Dasara. Letak GeografisDari tahun 1999, Kabupaten Tanjung
Jabung mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Timur. Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada posisi 00o
53 - 01o 41 Lintang Selatan dan antara 103o 23 - 104o 21 Bujur
Timur. Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada di
Kota Kuala Tungkal.
b. Batas Administrasi Sebelah Utara:Provinsi Riau Sebelah
Selatan:Kabupaten Batang Hari Sebelah Barat:Kabupaten Batang Hari
dan Kabupaten Tebo Sebelah Timur:Selat Berhala dan Kab. Tanjung
Jabung Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki Luas wilayah 5.009,82
Km2 atau sekitar 9,38 % dari total luas Provinsi Jambi yang
mencapai 53.435,72 Km2. Sejak diberlakukannya Perda Nomor 8 Tahun
2008 tentang pembentukan Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Batang
Asam, Kecamatan Renah Mendaluh, Kecamatan Muara Papalik, Kecamatan
Seberang Kota, Kecamatan Bram Itam, Kecamatan Kuala Betara dan
Kecamatan Senyerang, maka jumlah kecamatan menjadi 13 kecamatan
dengan 70 desa/kelurahan dengan distribusi wilayah sebagai berikut
:
Tabel IV.1.1Nama Kecamatan, Ibukota, Desa/Kelurahan dan Luas
Kecamatandi Kabupaten Tanjung Jabung
BaratNoKecamatanIbukotaDesa/KelurahanLuas (Ha)
1.Tungkal IlirTungkal IV Kota1. Kel. Tungkal IV Kota 2. Kel.
Tungkal III3. Kel. Tungkal Harapan4. Kel. Tungkal II5. Desa Tungkal
I 6. Desa Teluk Sialang100,31
2.Seberang KotaTungkal V1. Kel. Tungkal V2. Desa Tungkal IV3.
Desa Kuala Baru4. Desa Teluk Pulai Raya121,29
3.Bram ItamBram Itam Kiri1. Desa Bram Itam Kiri2. Desa Bram Itam
Kanan3. Desa Tanjung Senjulang4. Desa Pembengis312,66
4.Tungkal UluPelabuhan Dagang1. Kel. Pelabuhan Dagang2. Desa
Badang3. Desa Tanjung Tayas4. Desa Kuala Dasal5. Desa Pematang
Pauh6. Desa Taman Raja7. Desa Brasau345,69
5.Tebing TinggiTebing Tinggi1. Kelurahan Tebing Tinggi2. Desa
Purwodadi3. Desa Suka Damai4. Desa Adi Jaya5. Desa
Kelagian342,89
6.Batang AsamKebun Dusun1. Desa Dusun Kebun2. Desa Sri Agung3.
Desa Suban4. Desa Tanjung Bojo5. Desa Kampung Baru6. Desa Lubuk
Bernai1.042,37
7.MerlungMerlung1. Desa Merlung2. Desa Lubuk Terap3. Desa
Penyabungan4. Desa Tanjung Paku5. Desa Tanjung Benanak6. Desa Bukit
Harapan7. Desa Adi Purwa8. Desa Pinang Gading311,65
8.Renah MendaluhLubuk Kambing1. Desa Lubuk Kambing2. Desa Pulau
Pauh3. Desa Rantau Benar4. Desa Lampisi5. Desa Cinta Damai6. Desa
Sungai Rotan473,72
9.Muara PapalikRantau Badak1. Desa Rantau Badak 2. Desa Dusun
Mudo3. Desa Intan Jaya4. Desa Bukit Indah5. Desa Kemang
Manis336,38
10.BetaraMekar Jaya1. Kelurahan Mekar Jaya2. Desa Makmur Jaya3.
Desa Pematang Lumut4. Desa Serdang Jaya5. Desa Bunga Tanjung6.
Mandala Jaya7. Teluk Kulbi8. Muntialo9. Sungai Terap10. Pematang
Buluh11. Lubuk Terentang12. Terjun Gajah570,21
11.Kuala BetaraBetara Kiri1. Desa Betara Kiri2. Desa Sungai
Dualap3. Desa Betara kanan4. Desa Sungai Gebar185,89
12.PengabuanTeluk Nilau1. Kel. Teluk Nilau2. Desa Parit Pudin3.
Desa Sungai Serindit4. Desa Mekar Jati440,13
13.SenyerangSenyerang1. Kel. Senyerang2. Desa Sungai Kayu Aro,3.
Desa Teluk Ketapang4. Desa Sungai Rambai5. Desa Margo Rukun6. Desa
Lumahan7. Desa Kempas Jaya426,63
JUMLAH5.009,82
Sumber: Kab. Tanjung Jabung Barat dalam Angka 2013
c. Morfologi dan TopografiKabupaten Tanjung Jabung Barat
terletak di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 10 500
meter dari permukaan laut. Penyebaran luas wilayah pada
masing-masing kecamatan berdasarkan ketinggian dan luas wilayah
tanah usaha. Sekitar 42,8 persen wilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Barat berada pada ketinggian antar 0-25 m dari permukaan laut.
Sementara 54,8 persen wilayah lainnya berada pada ketinggian antara
25-500 m dan sisanya sekitar 2,4 persen berada pada ketinggian di
atas 500 m dari permukaan laut. Dapat di lihat pada Tabel IV.1.2
dan Gambar 4.1.2, Gambar 4.1.3.
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
Tabel IV.1.2Rata-rata Ketinggian Ibukota Kecamatan dari
Permukaan Air LautTahun 2012KecamatanKetinggian dari Permukaan
LautJumlah
0-25 m(Ha)25 - 500 m(Ha)> 500 m(Ha)
Tungkal Ulu-34.569,4-34.569,4
Merlung -24.348,7-24.348,7
Batang Asam-99.366,84.870,0104.236,8
Tebing Tinggi-34.288,9-34.288,9
Renah Mendaluh-43.651,47.040,050.691,4
Muara Papalik-36.865,7-36.865,7
Pengabuan44.013,2--44.013,2
Senyerang42.663,3--42.663,3
Tungkal Ilir 10.031,0--10.031,0
Bram Itam30.022,4--30.022,4
Seberang Kota12.128,5--12.128,5
Betara55.976,5--55.976,5
Kuala Betara18.589,5--18.589,5
Jumlah213.424,4273.090,911.910,0498.425,3
%42,854,82,4100,0
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat,
Tahun 2013
d. Kemiringan TanahKemiringan tanah di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat beraneka ragam mulai dari yang datar, bergelombang sampai
curam, dapat dilihat pada Tabel IV.1.3. Tabel IV.1.3Tingkat
Kemiringan Tanah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2011No.KecamatanKlasifikasi dan Luas LerengJumlah (Ha)
0 - 2 % (Ha)2 15 % (Ha)15 40 % (Ha)> 40 % (Ha)
1Tungkal Ulu17.155,4012.234,005.180,00-34.569,40
2Merlung -23.398,00950,7-24.348,70
3Batang Asam95.363,804.753,003.816,20303,8104.236,80
4Tebing Tinggi31.616,102.672,80--34.288,90
5Renah Mendaluh-47.659,002.452,70579,750.691,40
6Muara Papalik-35.468,10989,640836.865,70
7Pengabuan44.013,20---44.013,20
8Senyerang42.243,30420--42.663,30
9Tungkal Ilir 10.031,00---10.031,00
10Bram Itam24.837,404.855,00330-30.022,40
11 Seberang Kota12.128,50---12.128,50
12Betara51.166,503.190,001.620,00-55.976,50
13Kuala Betara18.589,50---18.589,50
Jumlah347.144,70134.649,9015.339,201.291,50498.425,30
Persentase (%)69,6527,023,080,26100,00
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2013Kajian
Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan Pasang
Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
e. IklimKondisi klimatologi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
berdasarkan klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson, adalah tipe
Afa, yaitu tipe iklim hujan tropis. Suhu udara rata- rata 26,9 C,
suhu udara maksimum mencapai 32 C dan suhu udara minimum 21 C.
Curah hujan tahunan rata - rata berkisar antara 2.684 - 2.703 mm
pertahun. Curah hujan rata-rata berkisar 2.238,5 mm/tahun atau rata
berkisar antara 186,54 mm/bulan dengan hari hujan berkisar antara
511 hari/bulan atau dalam satu tahun mencapai 105 hari. Artinya
distribusi hujan bulanan cukup merata. Puncak bulan basah terjadi
pada bulan Nopember Januari dan bulan kering pada bulan Juni sampai
dengan Agustus sebagaimana daerah lain yang ada di Provinsi Jambi
(lihat Tabel II.1.4).
Tabel IV.1.4Curah hujan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
2012BulanCurah hujan (mm)Jumlah Hari hujan
Januari 1697
Februari 1445
Maret 22311
April 2128
Mei17510
Juni1047
Juli 1478
Agustus 156,511
September 2169
Oktober 27210
November2029
Desember 21810
Jumlah2.238,5105
Rata-Rata186,548,75
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2013
Kondisi iklim dan cuaca ini sangat dipahami oleh para petani.
Untuk itu masyarakat dalam melakukan aktivitas usaha di sektor
pertanian, terutama untuk tanaman pangan (padi dan palawija) sangat
memahami kondisi cuaca, kapan harus nanam dan kapan harus panen.
Sementara mereka yang berprofesi sebagai nelayan tangkap menjadikan
siklus iklim dan cuaca sebagai momen untuk melaut menjelang
datangnya musim angin barat.
f. GeologiKondisi Geologi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
tersebut atas formasi Geologi sebagai berikut :1. Pretersier2.
Tersier3. Kuarter
Kabupaten Tanjung Jabung Barat tersusun atas 25 (dua puluh lima)
jenis batuan dengan batuan utama yang menonjol adalah formasi
pelembang anggota atas, Endapan Gunung api, batuan sabak, formasi
pelembang anggota bawah, batuan guning api plio, plistosen dan
formasi pelepat. Secara rinci, berdasarkan Data dari Buku Data
Pokok Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2003, formasi geologi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.5 dan
Gambar 4.1.4 sebagai berikut.
Tabel IV.1.5Formasi Geologi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2012No.KecamatanFormasiJumlah (Ha)
AluviumUndak-undakFormasi PlbFormasi TelisaFormasi LahatGranit
KapurBatu Marmer
1Tungkal Ulu6,20793852,38321.582,3362,81518,76583,466
2Tungkal Ilir32,338-6,390----38,728
3Pengabuan100,015-20,064----120,079
4Betara61,826-12,217----74,043
5Merlung60,11193752,30021,5452,3342.8118,735155,965
6Tebing Tinggi--------
7Batang Asam--------
8Renah Mendaluh--------
9Muara Papalik--------
10Seberang Kota--------
11Bram Itam--------
12Kuala Betara--------
13Senyerang--------
Jumlah (Ha)260,4971,875143,35421,5674,6702,81837,500472,280
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat,
Tahun 2013
Dilihat dari distribusi jenis tanah Padzolik ternyata 209.439,9
Ha atau sekitar 92,42 % berada di 6 kecamatan dan semuanya
berlokasi di bagian hulu (lihat Tabel 2.3) dan sangat potensial
untuk pengembangan perkebunan.Dilihat dari pola aliran sungai
Pengabuan, dimana di daerah hulu pola aliran sungainya berbentuk
paralel, sehingga sangat baik sebagai digunakan sebagai sarana
transportasi angkutan sungai menuju ambang laut. Untuk itu beberapa
perusahaan besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, seperti PT.
Wira Karya Sakti (WKS) dan PT. Lontar Papyrus, Pulp and Paper
Industry (LPPPI) menggunakan Sungai Pengabuan sebagai sarana
angkutan untuk melakukan ekspor produknya ke berbagai negara.
Disamping itu juga masyarakat menggunakan Sungai Pengabuan untuk
berbagai aktivitas ekonomi sebagai sumber mata pencaharian (nelayan
dan usaha angkutan), baik angkutan sungai maupun angkutan antar
pulau. Berdasarkan posisi ketinggian wilayah (Tabel 2.2) dan jenis
tanah (Tabel 2.3), maka untuk membangun Kabupaten Tanjung Jabung
Barat yang berbasis pertanian dengan orientasi Agribisnis dan
agroindustri yang bermuara pada Ekonomi Kerakyatan, maka Kabupaten
ini dibagi dalam 3 (tiga) wilayah berdasarkan ketersediaan
sumberdaya air sebagai berikut :1. Wilayah Basah, di wilayah ini
dikembangkan padi, sayur-sayuran, palawija tambak/kolam keramba dan
pengembangan peternakan unggas, terutama bebek.2. Wilayah
Basah/Kering, di wilayah ini dikembangkan padi, palawija termasuk
sayur-sayuran dan ternak seperti kambing dan ayam. Kebijakan yang
diambil adalah meningkatkan produksi tanaman pangan sehingga dapat
menjadi penyanggah ketahanan Pangan di Provinsi Jambi.3. Wilayah
Kering, sanagt cocok untuk pengembangan ternak besar dan
perkebunan. Kebijakan yang diambil diarahkan pada pengembangan
usaha Agro Ekonomi dan sekaligus Agroindustri yang kita sebut
sebagai kawasan Agro Ekonomi dan Agroindustri yang berbasis potensi
lokal.
g. HidrologiKondisi hidrologi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sangat beragam baik itu dari sungai dan DAS maupun air permukaan
dan air tawar.a. Sungai dan Daerah Aliran Sungai ( DAS )Sebagian
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan bagian dari
kawasan pantai Timur Sumatera yang ditunjukan dengan ciri-ciri
tenggelamnya dataran rendah dibawah permukaan pada zaman Kuarter
Tua. Oleh sebab itu daerah ini agak datar dan keadaan tata airnya
dikendalikan oleh gradien sungai sehingga drainase terhambat dengan
akibat penggenangan yang luas dan bersifat permanen.Beberapa sungai
yang relatif besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat semuanya
bermuara ke Selat Berhala yaitu : Sungai Pengabuan, Sungai Tungkal,
Sungai Betara, dan beberapa sungai kecil lainya. Sesuai dengan
karakteristik wilayah dan letak Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
berbatasan langsung dengan laut, maka masing-masing sungai
mempunyai sistem yang khas baik ditinjau dari daerah asal, pola
drainase maupun kualitas airnya. Masing-masing sistem sungai
tersebut adalah sebagai berikut :Sistem perairan hulu, terbentuk
dari sungai-sungai yang berasal dari daerah perbukitan berlitologi
kompleks. Sungai utama pada sistem ini adalah Sungai Pengabuan dan
Sungai Tungkal yang merupakan berdasarkan sistem sungai tersebut
maka di Kabupaten Tanjung Barat terdapat tiga sistem daerah aliran
sungai (DAS) yaitu : DAS Sungai Pengabuan, DAS Sungai Tungkal dan
DAS Sungai Betara. Terdapatnya beberapa sistem aliran sungai di
daerah ini menyebabkan perbedaan terhadap potensi wilayah terdapat
pada DAS. Pada daerah yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang berhulu pada daerah perbukitan dan pegunungan mempunyai
potensi yang baik bagi pengembangan pertanian, hal ini karena
sungai-sungai mengangkut sedimen aluvial yang berasal dari erosi
formasi batuan tersier dibagian atas. Sementara daerah yang berbeda
Daerah Aliran Sungai (DAS) kecil yang berasal dari daerah bergambut
dimana kondisi tanah sangat miskin unsur hara akan kurang
berpotensi bagi pengembangan pertanian. Sedang daerah yang berada
diantara ketiga sistem tersebut memiliki potensi sedang bagi
pengembangan pertanian. Penyebaran masing-masing Daerah Aliran
Sungai.b. Air Permukaan dan Air TawarKondisi air permukaan dan air
tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dipengaruhi oleh musim dan
fluktuasi pasang surut. Pada saat musim penghujan fluktuasi air
tanah dan permukaan akan tinggi sehingga menyebabkan dibeberapa
tempat terjadi genangan atau banjir sedangkan pada saat kemarau
dimana air sungai rendah dan terjadi penyusupan air laut jatuh ke
wilayah pedalaman. Jarak jangkauan air laut dapat dilihat pada
Tabel IV.1.6 dan Gambar 4.1.5 berikut ini.
Tabel IV.1.6Jangkauan Pasang Surut Setiap Musim di Sepanjang
Sungai UtamaKabupaten Tanjung Jabung BaratSungaiJangkauan Pasang
Surut
LangsungTidak Langsung
Musim HujanMusim KemarauMusim HujanMusim Kemarau
PengabuanSungai SerinditTeluk Nilau-Pelabuhan Dagang
BetaraKuala Betara27,5 Km dan Muara *-Pematang Laut
*Keterangan :- Tidak persediaan.-Team Survei IPB Bogor ( 1969 -
1975 ).
Dibagian muara sungai dan pesisir keadaan tata airnya sangat
tergantung pada pengaruh pasang surut yang terjadi di Selat Berhala
Laut Cina Selatan. Frekuwensi pasang surut terjadi pada setiap 12
jam dengan amplitudo antara 2-3 meter, bahkan pada saat pasang
besar (spring tide) dapat lebih tinggi lagi. Batas jangkauan pasang
surut yang langsung maupun yang tidak sehingga intrupsi air laut
dapat berpindah-pindah sesuai dengan keadaan sungai dan pergantian
musim. Berdasarkan pengaruh pasang surut pada dataran rendah dapat
diidentifikasikan sebagai daerah yang sedikit atau sama sekali
tanpa pengaruh pasang surut yakni jalur aliran sungai perential dan
tawar, dataran banjir musiman dan daerah belakang.Pengaruh langsung
terhadap fluktuasi pasang surut dan intrusi air laut dibeberapa
sungai dikawasan ini terlihat pada tidak seimbangnya fluktuasi air
tanah dan rendahnya kualitas air permukaan dan air tanah. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh IPB periode 1982-1984 tentang
kualitas air permukaan dibeberapa sungai di kawasan ini menunjukan
adanya indikasi bahwa peningkatan konsentrasi C1 semakin rendah
pada saat musim hujan.Upaya pemanfaatan air permukaan masih
terbatas pada keperluan rumah tangga seperti mandi, mencuci dan
pengembalaan. Sedangkan pemanfaatan air tanah dalam bentuk
keperluan air minum dibatasi oleh kendala kualitasnya yang tidak
sesuai lagi bagi keperluan air minum, disamping itu biaya pembuatan
sumur bor dalam masih relatif mahal. Meskipun demikian untuk kota
kecamatan yang berada di wilayah pesisir telah dimanfaatkan air
tanah dalam hal ini sebagai alternatif untuk keperluan rumah tangga
pada saat musim kemarau seperti Kuala Tungkal.
h. Jenis TanahKabupaten Tanjung Jabung Barat di dominasi oleh
tanah-tanah yang jenuh air, memiliki permukaan air tanah yang
tinggi atau sering tergenang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
ketinggian rata-rata dari permukaan air laut sehingga sebagain
besar daerah rentan terhadap banjir oleh air laut serta banyaknya
sungai-sungai besar dan kecil yang melewati daerah ini.Uraian jenis
tanah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diperoleh dari peta satuan
lahan yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor, tahun
1987 skala 1 : 250.000 dengan menggunakan klasifikasi USDA
berdasarkan Soil Taxonomy (1975). Berdasarkan informasi tanah yang
diperoleh dari peta satuan lahan tersebut di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat berkembang lima jenis tanah yaitu : Entisols,
Inceptisols, Histosols, Ultisols dan Oxisols. Tabel IV.1.7
menunjukkan bahwa jenis tanah Kabupaten Tanjung Jabung dominanasi
oleh Padzolik dengan luas 226.608,7 hektar atau sekitar 45,46 %
dari luas wilayah kabupaten. Sementara jenis tanah Organosol
luasnya mencapai 113.421,7 hektar atau sekitar 22,75 % dari luas
wilayah kabupaten. sedangkan jenis Andosol merupakan jesni tanah
yang paling sedikit, hanya mencapai seluas 3.418,3 hektar atau
sekitar 0,69 % dari luas wilayah kabupaten.
Tabel IV.1.7Jenis Tanah Kabupaten Tanjung Jabung
BaratKecamatanJenis TanahJumlah(Ha)
OrganosolAlluvialPadzolikGleisolAndosol
Tungkal Ulu-15.942,018.627,4--34.569,4
Merlung --24.348,7--24.348,7
Batang Asam5.657,419.108,668.421,711.049,1-104.236,8
Tebing Tinggi4.766,56.992,610.485,012.044,8-34.288,9
Renah Mendaluh--50.691,4--50.691,4
Muara Papalik--36.865,7--36.865,7
Pengabuan27.936,81.289,2-14.787,2-44.013,2
Senyerang27.039,0--15.624,3-42.663,3
Tungkal Ilir 2.187,0--6.132,51.711,510.031,0
Bram Itam19.235,83.142,6-7.644,0-30.022,4
Seberang Kota2.644,4--8.519,8964,312.128,5
Betara13.755,513.469,217.168,811.583,0-55.976,5
Kuala Betara10.199,3--7.647,7742,518.589,5
Jumlah
(Ha)113.421,759.944,2226.608,795.032,43.418,3498.425,3
Persentase (%)22,7512,0345,4619,070,69100,00
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat
Tekstur tanah adalah pembanding relatif dari komposisi
fraksiliat. Debu dan pasir yang menyusun masa tanah komposisi dari
fraksi ini menentukan kualitas medan dan kualitas pengelolaan tanah
tersebut. Tekstur tanah secara umum dapat diklasifikasikan antara
halus, sedang dan kasar, sedangkan daerah gambut tidak mempunyai
tekstur. Berdasarkan data RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2003, tekstur tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari
tekstur tanah halus dan gambut, tersebar di semua kecamatan wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Pada umumnya kedalaman efektif tanah
diseluruh wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat mempunyai
kedalaman antara 60 - 90 cm, sedangkan tekstur tanahnya secara umum
dapat dibedakan 2 (dua) klasifikasi yaitu tekstur halus seluas
335.325,3 Ha atau 67,30 %, dan Gambut seluas 163.100,0 Ha atau
32,70 %. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.8 dan Gambar 4.1.6 sebagai
berikut.Tabel IV.1.8Klasifikasi dan Luas Tekstur Tanah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Tahun 2012No.KecamatanKlasifikasi Dan Luas
TeksturJumlah (Ha)
Halus (Ha)Gambut (Ha)
1Tungkal Ulu34,569.4-34,569.4
2Tungkal Ilir10,031.0-10,031.0
3Pengabuan10,109.033,904.244,013.2
4Betara10,983.544,993.055,976.5
5Merlung24,348.7-24,348.7
6Tebing Tinggi29,072.95,216.034,288.9
7Batang Asam90,936.813,300.0104,236.8
8Renah Mendaluh50,691.4-50,691.4
9Muara Papalik36,865.7-36,865.7
10Seberang Kota8,802.03,326.512,128.5
11Bram Itam8,929.421,093.030,022.4
12Kuala Betara8,694.59,895.018,589.5
13Senyerang11,291.031,372.342,663.3
Jumlah (Ha)335,325.3163,100.0498,425.3
%67.332.7100
Sumber : BPS Tanjab Barat Tahun 2013
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
i. Komoditi Pinang dan Kopi
Secara keseluruhan, jumlah produksi komoditi pinang jauh di atas
jumlah produksi kopi. Untuk jumlah total keseluruhan, produksi
pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2012 adalah
sebanyak 9.761,6 ton, sedangkan kopi untuk keseluruhan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada tahun 2012 adalah sebanyak 1.608,4
ton
Tabel IV.1.9Produksi Komoditi Pinang dan Kopi per Kecamatan di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2012
(Ton)No.KecamatanKomoditi
PinangKopi
1Tungkal Ulu20,22,2
2Tungkal Ilir539,13,9
3Pengabuan5.079,3189,8
4Betara1.299,71.084,0
5Merlung--
6Tebing Tinggi43,122,6
7Batang Asam17,17,5
8Renah Mendaluh--
9Muara Papalik7,0-
10Seberang Kota437,0-
11Bram Itam1.023,0194,3
12Kuala Betara471,555,5
13Senyerang824,648,6
Jumlah (Ha)9.761,61.608,4
Sumber : BPS Tanjab Barat Tahun 2013
Tabel IV.1.10Produksi Komoditi Pinang dan Kopi diKabupaten
Tanjung Jabung Barat Tahun 2008 - 2013No.KomoditiTahun
200820092010201120122013
1Kopi
Luas Panen (Ha)2.3092.4242.4052.5382.7542.721
Produksi (Ton)9381.0801.1041.1131.6081.287
2Pinang
Luas Panen (Ha)8.3098.3398.4048.5078.615,48.698
Produksi (Ton)12.2669.6769.85510.0309.761,69.712
Sumber : BPS Tanjab Barat Tahun 2013-2014
j. Sistem LahanSistem lahan yang diidentifikasikan oleh Report
(1988) adalah unit-unit lahan yang menunjukan kesamaan dalam
kondisi iklim makro, bentuk lahan, tanah, geologi dan vegetasi
alami sebab itu memiliki implikasi yang sebanding untuk
pengembangan pertanian. Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat
13 sistem lahan. Sistem lahan yang dominan terdapat di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat adalah MBL seluas 168.963 Ha (31,60 %), KKY
dengan luas 97.063 Ha (17,67 %) dan MDW seluas 84.276 Ha atau
sekitar 15,32 % dari luas Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Keadaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel IV.1.11 Tabel IV.1.11Sistem Lahan
Pada Setiap Kecamatan Kabupaten Tanjung Jabung BaratSistem
LahanTungkal UluMerlungTungkal IlirBetaraPengabuanJumlahPersentase(
% )
KJP--1943705991.1630,22
KKY74654615.94830.49849.32597.06317,67
BLI4772764388371.3543.3820,65
KLR1.4151.113---2.5280,52
MDW--14.03526.83343.40884.27615,32
GBT--9951.9033.0785.9761,08
SLP24.79223.7531.1002.1033.40255.15010,20
SPK3.9283.6225.54610.60317.15340.8527,48
MBL87.05181.912---168.96331,60
SAR12.22911.21026350381425.0194,73
AHK3.6103.0042094006467.8691,53
BGA1.4161.013---2.4290,52
SPD23.36120.323---43.6848,48
Jumlah159.025146.77238.72874.050119.779505.350100,00
Sumber : Data Pokok Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2013
k. Sumber Daya Mineral, Energi dan Bahan GalianBerdasarkan
karakteristik wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang termasuk
daerah dataran pesisir Pantai Timur Sumatera dan terbentuk karena
proses penenggelaman, maka potensi sumber daya alam relatif
sedikit. Aktifitas geologis hanya dijumpai pada daerah perbukitan
hingga bergunung. Sedangkan pada daerah daratan potensi yang ada
berupa hasil sedimentasi dari daerah atas.
4.1.2 Kependudukana. Jumlah dan Kepadatan PendudukTahun 2013,
sesuai dengan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah
293.549 jiwa, yang tersebar di 13 wilayah Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbesar adalah di Kecamatan Tungkal Ilir yaitu 70.682
jiwa, sedangkan jumlah terkecil adalah dikecamatan Seberang Kota
yaitu 8.677 jiwa. Dibandingkan dengan periode tahunan yaitu untuk
tahun 2010, jumlah penduduk ini mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya
278.741 jiwa yang tersebar di 13 wilayah kecamatan, dengan jumlah
penduduk terbesar adalah di Kecamatan Tungkal Ilir, yaitu 67.817
jiwa, sedangkan jumlah terendah adalah di Kecamatan Seberang Kota,
yaitu 8.203 jiwa. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan/tahun
penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengalami peningkatan
sebesar 2,63 % pertahun selama periode 2010-2012. Dapat dilihat
pada Tabel IV.1.12 sebagai berikut:
Tabel IV.1.12Jumlah Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung BaratPer
Kecamatan Tahun 2010 2012NoKecamatanLuas Wilayah
(Km2)PendudukKepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
(km2)%201020112012
1Tungkal Ulu345,696,9012.58612.88613.2372,55
2Merlung311,656,2215.30215.67016.0852,53
3Batang Asam1.042,3720,8123.72824.29324.9282,50
4Tebing Tinggi342,896,8334.16434.94835.8302,41
5Renah Mendaluh473,729,4611.82812.10312.4202,47
6Muara Papalik336,386,7210.30710.54910.8122,42
7Pengabuan440,138,7923.40424.03824.7402,81
8Senyerang426,638,5222.39322.98823.6572,78
9Tungkal Ilir100,312,0067.81769.57570.6822,09
10Bram Itam312,666,2414.73015.11316.3835,45
11Seberang Kota121,292,428.2038.4238.6772,85
12Betara 570,2111,3823.90424.48923.9030,00
13Kuala Betara185,893,7110.37510.65612.2408,62
Jumlah5.009,82100,00278.741285.731293.5942,63
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menajdi tiga tingkat
klasifikasi yaitu:1. Kepadatan Rendah 100 jiwa/Km2
Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun
2010 berdasarkan dari perhitungan sebesar 55,63 jiwa/KM2. Pada
tahun 2011 kepadatan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
meningkat menjadi sebesar 57,03 jiwa/Km2. dan pada tahun 2012
kepadatan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat meningkat menjadi
58,60 jiwa/Km2., dengan Untuk lebih jelasnya sebaran kepadatan
penduduk. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.12.
b. Struktur PendudukA. Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok
UmurTrend yang terlihat dari pengelompokan jumlah penduduk
berdasarkan kelompok umur pada Kabupaten Tanjung Jabung Barat
adalah, semakin tinggi umur pengelompokan, maka jumlah penduduk
yang berada pada kelompok tersebut semakin menurun. Berdasarkan
kelompok umur penduduk, tahun 2010 jumlah terbesar didominasi oleh
kelompok umur 0-4 tahun, yaitu 31.691 jiwa, terdiri dari laki-laki
15.917 jiwa dan Perempuan 15.774 jiwa. Sedangkan jumlah terkecil
adalah kelompok umur 75+ tahun, yaitu 2.799 jiwa, terdiri dari
1.348 jiwa laki-laki dan 1.451 jiwa perempuan. Secara keseluruhan
tahun 2012 penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat didominasi
oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu 152.305 jiwa,
sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 141.289 jiwa. Dapat
dilihat pada Tabel IV.1.13 sebagai berikut:
Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan
Pasang Surut diKabupaten Tanjung Jabung Barat
Tabel IV.1.13Struktur Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung
BaratMenurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2012Kelompok
UmurPenduduk (jiwa)
Laki-lakiPerempuanJumlah
0-415.91715.77431.691
05-0916.04715.10931.156
10-1414.75513.63128.386
15-1913.06012.11125.171
20-2412.82012.33325.153
25-2913.95313.63027.583
30-3414.04113.19327.207
35-3913.15811.87225.030
40-4410.8009.27020.070
45-498.2637.17015.433
50-546.3745.56911.943
55-594.6943.8388.532
60-643.4443.0356.479
65-692.1151.9424.057
70-741.5431.3612.904
75+1.3481.4512.799
Jumlah 152.305141.289293.594
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
Gambar 4.1.8Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2012
B. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex
RasioApabila melihat struktur penduduk berdasarkan sex ratio di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dimana penduduk dengan sex ratio
terbesar terdapat di Kecamatan Muara Papalik sebesar 118 dan yang
terkecil terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir yaitu dengan sex ratio
sebesar 102. Dapat diliat pada Tabel IV.1.14 sebagai berikut:Tabel
IV.1.14Struktur Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung BaratMenurut
Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2012NoKecamatanJumlah Penduduk
(jiwa)Sex Rasio
Laki-LakiPerempuanJumlah
1Tungkal Ulu6.7516.48613.237104
2Merlung8.4087.67716.085110
3Batang Asam13.15411.77424.928112
4Tebing Tinggi19.18116.64935.830115
5Renah Mendaluh6.5495.87112.420112
6Muara Papalik5.8544.95810.812118
7Pengabuan12.68012.06024.740105
8Senyerang12.28711.37023.657108
9Tungkal Ilir35.63935.04370.682102
10Bram Itam8.4697.91416.383107
11Seberang Kota4.4714.2068.677106
12Betara12.54311.36023.903110
13Kuala Betara6.3195.92112.240107
Kabupaten Tanjung Jabung Barat152.305141.289293.594108
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
Gambar 4.1.9Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2012
C. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat PendidikanApabila
melihat struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang
ditamatkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dimana penduduk
dengan tingkat pendidikan tertinggi berada di pendidikan Jasa SLTA
ke atas sebesar 2.024. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.15 sebagai
berikut:Tabel IV.1.15Struktur Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung
BaratMenurut Tingkat Pendidikan Yang ditamatkan Tahun 2012Tingkat
Pendidikan yang DitamatkanLaki-lakiPerempuanRasio Jenis Kelamin
SD ke bawah8803791.259
SLTP117379496
Jasa SLTA ke atas6271.3972.024
Jumlah1.6242.1553.779
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
D. Struktur Penduduk Berdasarkan Lapangan UsahaApabila melihat
struktur penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan usaha sektor
pertanian (pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan &
perikanan), industri (pertambangan dan penggalian ,industri
pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan) dan jasa
(perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan, pos dan
telekomunikasi, persewaan & jasa perusahaan, jasa-jasa) yaitu
sebesar 129.236 jiwa, dimana sektor pertanian yang terbesar
menyerap tenaga kerja sebesar 69.735 jiwa. Dapat dilihat pada Tabel
IV.1.16 sebagai berikut:
Tabel IV.1.16Struktur Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung
BaratMenurut Lapangan Usaha Tahun 2012Lapangan
UsahaLaki-lakiPerempuanJumlah
Pertanian (1)49.13820.59769.735
Industri (2,3,4,5)8.3132.16810.481
Jasa-Jasa (6,7,8,9)26.29922.72149.020
Jumlah83.75045.486129.236
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
c. Pola Persebaran PendudukPola Penyebaran penduduk di wilayah
perencanaan berbentuk linier disepanjang jalan serta berbentuk
mengelompok pada pusat desa (Kantor Desa). Untuk penduduk yang
bermukim disepanjang jalan, hal ini dikarenakan kemudahan untuk
mendapatkan transportasi, sedangkan penduduk yang cenderung berada
pada pusat desa hal ini dikarenakan pada umumnya pada pusat-pusat
desa terdapat pasar atau warung-warung yang menyediakan kebutuhan
pokok sehari-hari. Pola penyebaran permukiman penduduk di wilayah
perencanaan dapat di lihat pada Gambar 4.1.10.
KAJIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRIDKABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARATGambar 2.2.3
4.1.3 Perhubungana. Angkutan DaratJalan merupakan prasarana
untuk memperlancar kegiatan perekonomian, meningkatkan usaha
pembangunan. Peningkatan pembangunan jalan dapat memudahkan
mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah.
Panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2012
adalah 1.610,071 Km. Terdiri dari jalan baik 423,984 Km, jalan
sedang 312,640Km, jalan rusak 503,147Km, dan jalan rusak berat
331,643 Km.Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan
perekonomian, meningkatkan usaha pembangunan. Peningkatan
pembangunan jalan dapat memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar perdagangan antar daerah. Panjang jalan di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat pada tahun 2012 adalah 1.557,126 Km. Terdiri
dari jalan baik 487,388 Km, jalan sedang 299,810 Km, jalan rusak
413,382 Km, dan jalan rusak berat 338,571 Km. Proporsi jalan. Dapat
dilihat pada Tabel IV.1.17 sebagai berikut.
b. Jaringan JalanJaringan jalan akan menunjang proses
pembangunan dan investasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, karena
merupakan penghubung kegiatan ekonomi baik dalam wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat maupun dengan daerah lain di sekitanya.
c. Kondisi JalanPada Tahun 2012 panjang jalan di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat adalah 1.610.071 km, terdiri dari jalan dengan
kondisi baik sebesar 423.984 km, jalan dengan kondisi sedang
312.640 km, jalan dengan kondisi rusak 503.147 km dan jalan dengan
kondisi rusak berat 313.643 km. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.18
sebagai berikut.
Tabel IV.1.17Panjang dan Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten
Tanjung Jabung BaratNo.KecamatanAspalKerikil /
KoralTanahBetonJumlah
1Tungkal Ulu79.10187.29292.1802.000260.573
2Merlung 46.00025.0844.9422.95078.976
3Batang Asam63.53079.95165.4942.100211.075
4Tebing Tinggi58.000101.08267.8924.000230.974
5Renah Mendaluh31.14516.8920.5603.00051.597
6Muara Papalik43.00024.00015.8923.00085.892
7Pengabuan0.75234.00181.1709.827125.750
8Senyerang-23.16748.3308.01079.507
9Tungkal Ilir 43.73835.4564.87210.25994.325
10Bram Itam32.6788.92034.0103.85579.463
11Seberang Kota-2.15558.4402.05062.645
12Betara65.82243.57316.9391.672128.006
13Kuala Betara-52.13265.2243.936121.292
Jumlah2010463.764533.705555.94556.6571.610.071
2009459.371529.170548.91039.6771.577.128
2008387.170473.500639.88045.4251.545.975
2007356.119456.761603.93039.4531.456.263
2006327.396442.324546.95033.2001.349.870
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013
Tabel IV.1.18Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten
Tanjung Jabung BaratNoKecamatanBaikSedangRusakRusak
BeratBetonJumlah
1Tungkal Ulu56.84056.064102.30643.3632.000260.573
2Merlung 46.9608.7907.85012.4262.95078.976
3Batang Asam39.86038.52098.00032.5952.100211.075
4Tebing Tinggi68.45036.85062.59459.0804.000230.974
5Renah Mendaluh14.4507.85620.8605.4313.00051.597
6Muara Papalik43.7209.86018.52010.7923.00085.892
7Pengabuan28.56019.46037.40030.5019.825125.746
8Senyerang16.45021.34011.61222.0958.01079.507
9Tungkal Ilir 32.77224.5608.23418.50010.25994.325
10Bram Itam18.45028.45021.4507.2583.85579.463
11Seberang Kota5.4708.45032.45014.2252.05062.645
12Betara43.46234.86033.27814.7341.672128.006
13Kuala Betara8.54017.58048.59342.6433.936121.292
Jumlah2010423.984312.640503.147313.64356.6571.610.071
2009487.388299.810413.382338.57137.9771.577.128
2008238.261564.951470.029238.60434.1301.545.975
2007190.976513.210461.773256.17434.1301.456.263
2006176.912470.480427.490235.94839.0401.349.870
Sumber : Tanjab Barat Dalam Angka Tahun 2013Kajian Analisis
Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan Pasang Surut
diKabupaten Tanjung Jabung Barat
4.1.4 Perekonomian WilayahPertumbuhan ekonomi suatu daerah di
tunjukkan oleh indikator Produk Domistik Regional Bruto atas dasar
harga konstan. Sedang PDRB atas dasar harga berlaku lebih digunakan
untuk melihat pergeseran dari struktur ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari tahun 2010 2012 berturut-turut
adalah sebesar 6,87% (2010), 8,11% (2011), dan 8,35% (2012).
Totalitas nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar
Rp. 9,001 trlyun. Dapat dilihat pada Tabel IV.1.19, sebagai
berikut:Tabel IV.1.19Perkembangan PDRB dari Tahun 2010-2012 (dalam
ribuan)TahunKab. Tanjung Jabung Barat
Atas Dasar Harga BerlakuAtas Dasar Harga Konstan
20106.732.220,692.271.966,25
2011*7.853.815,762.450.202,16
2012**9.001.585,052.638.387,46
Pertumbuhan Rata-Rata7,46%
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka, Tahun 2013
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten ini lebih rendah dari laju
pertumbuhan ekonomi Propinsi Jambi. Laju pertumbuhan tahun 2011 dan
2012 terutama ditunjang oleh tumbuhnya sektor industri pengolahan,
sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
jasa-jasa, sektor bangunan, sedangkan untuk sektor pertambangan dan
penggalian sejak tahun 2010 relatif stagnan bahkan laju pertumbuhan
negatif. Padahal sektor pertambangan dan penggalian memberikan
kontribusi terhadap struktur PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dapat dilihat pada Tabel IV.1.20, sebagai berikut:
Tabel IV.1.20Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanjung Jabung Barat (%)
Menurut SektorTahun 2010 2012 (Harga
Konstan)NoSektor201020112012
1Pertanian13,0811,308,77
2Pertambangan dan penggalian10,0220,356,86
3Industri pengolahan2,672,177,48
4Listrik, gas, dan air bersih6,2110,879,55
5Bangunan10,689,2217,54
6Perdagangan, hotel dan restoran6,545,918,03
7Pengangkutan dan Komunikasi3,573,194,59
8Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan4,085,647,14
9Jasa-jasa2,364,415,19
Laju Pertumbuhan Ekonomi6,578,118,35
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka, Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dilihat dari
sisi lapangan usaha (sektoral) periode 2010-2012 menunjukkan adanya
perkembangan yang menggembirakan, yaitu kenaikan pertumbuhan
ekonomi pada sektor pertanian; sektor listrik-gas dan air bersih;
sektor bangunan; sektor perdagangan-hotel dan restoran; sektor
pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan-persewaan dan jasa
perusahaan serta sektor jasa-jasa, karena sektor-sektor ini
menyerap lebih dari 95,43% angkatan kerja. Sebaliknya, sektor
pertambangan dan sektor industri yang hanya menyerap 4,57% angkatan
kerja mengalami penurunan.Struktur Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung
Barat terutama didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian,
sektor pertanian, selanjutnya berturut-turut diikuti oleh sektor
perdagangan - hotel dan restoran, industri pengolahan, pengangkutan
komunikasi, jasa-jasa, konstruksi bangunan, keuangan persewaan jasa
perusahaan, serta listrik gas dan air bersih.
4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian4.2.1. Kecamatan Tebing
TinggiKecamatan Tebing Tinggi adalah salah satu kecamatan yang
berada dalam wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
dengan luas wilayah 342,89 km2. Batas-batas Kecamatan Tebing
Tinggi:Utara : Kecamatan SenyerangTimur: Kecamatan Pengabuan dan
Kecamatan BetaraSelatan: Kecamatan Tungkal UluBarat: Kecamatan
Batang Asam dan Kecamatan Tungkal Ulu Jumlah desa di Kecamatan
Tebing Tinggi dapat dilihat pada Tabel IV.2.1 berikut ini.Tabel
IV.2.1Jumlah Desa dan Luasnya di Kecamatan Tebing
TinggiNo.Desa/KelurahanLuas Area(km2)
1.Purwodadi63,61
2.Suka Damai21,27
3.Adil Jaya15,28
4.Tebing Tinggi19,31
5.Kelagian108,94
6.Sungai Keruh10,08
7.Dataran Kempas3,19
8.Delima49,03
9.Talang Makmur11,40
10.Teluk Pengkah40,78
Jumlah342,89
Sumber : Kecamatan Tebing Tinggi dalam Angka, 2014.Penduduk
Kecamatan Tebing Tinggi tahun 2013 tercatat sebanyak 37.943 jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki 20.199 jiwa dan penduduk
perempuan 17.744 jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki dan
perempuan adalah 114, yang berarti bahwa penduduk laki-laki lebih
banyak daripada penduduk perempuan, atau dari 114 jiwa penduduk
lakilaki terdapat 100 jiwa penduduk perempuan.Persebaran penduduk
di Kecamatan Tebing Tinggi tercatat 110,56 jiwa/km2, sedangkan
rata-rata jumlah anggota rumah tangga tercatat sebesar 3,74 jiwa.
Selama kurun waktu antara tahun 2010-2013, rata-rata pertumbuhan
penduduk Kecamatan Tebing Tinggi per tahun tercatat sebesar
0,9%.Tabel IV.2.2Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
Penduduk dirinciPer Desa/Kelurahan di Kecamatan Tebing
TinggiNo.Desa/KelurahanLuas Area(km2)Jumlah Penduduk(jiwa)Kepadatan
Penduduk (jiwa/km2)
1.Purwodadi63,617.382116,05
2.Suka Damai21,271.74682,11
3.Adil Jaya15,281.14474,85
4.Tebing Tinggi19,3112.669656,07
5.Kelagian108,942.85126,17
6.Sungai Keruh10,0853653,17
7.Dataran Kempas3,191.533480,47
8.Delima49,031.12222,87
9.Talang Makmur11,404.614404,72
10.Teluk Pengkah40,784.347106,60
Jumlah342,8937.943110,66
Sumber : Kecamatan Tebing Tinggi dalam Angka, 2014.
Perkebunan Pinang berada di posisi kedua terluas di Kecamatan
Tebing Tinggi setelah perkebunan kelapa sawit. Luas lahan pinang
28,6 hektar dengan produksi sebanyak 30,8 ton.Tabel IV.2.3Luas
Tanam Perkebunan Pinang dan Kopi di Kecamatan Tebing Tinggi Tahun
2013No.Desa/KelurahanPinangKopi
Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)
1.Purwodadi66,3--
2.Suka Damai1,32--
3.Adil Jaya1,32--
4.Tebing Tinggi34--
5.Kelagian--3714
6.Sungai Keruh----
7.Dataran Kempas33--
8.Delima----
9.Talang Makmur65--
10.Teluk Pengkah88,5--
Jumlah28,630,83714
Sumber : Kecamatan Tebing Tinggi dalam Angka, 2014.
4.2.2. Kecamatan Merlung
Kecamatan Merlung memiliki luas wilayah 311,65 km2 atau sekitar
6,22% dari luas keseluruhan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
berada di daerah 45 meter di atas permukaan laut. Jarak Kecamatan
Merlung sejauh 118 km dari ibukota Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.Tahun 2012, jumlah penduduk di Kecamatan Merlung adalah
16.085 jiwa, yang bila dibandingkan dengan luas wilayah
administrasinya, maka kepadatan penduduk di Kecamatan Merlung
adalah 52 jiwa/km2. Dalam kurun waktu 2010-2012, tercatat laju
pertumbuhan penduduk di Kecamatan Merlung, yaitu 2,53% per
tahunnya.
Tabel IV.2.4Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
PendudukDi Kecamata Merlung Tahun 2012No.KecamatanJumlah
Penduduk(jiwa)Jumlah Penduduk Total(jiwa)Kepadatan Penduduk
(jiwa/Ha)Rasio Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
1.Merlung8.4087.67716.08552110
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
Tabel IV.2.5Luas Tanam Perkebunan Pinang dan Kopi di Kecamatan
Merlung Tahun 2012No.KecamatanPinangKopi
Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)
1.Merlung----
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
4.2.3. Kecamatan Tungkal IlirKecamatan Tungkal Ilir memiliki
luas wilayah 100,31 km2 atau sekitar 2,0% dari luas keseluruhan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berada di daerah 3 meter di
atas permukaan laut. Jarak Kecamatan Merlung sejauh 0 km dari
ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dikarenakan Tungkal Ilir
merupakan ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Tahun 2012, jumlah
penduduk di Kecamatan Tungkal Ilir adalah 70.682 jiwa, yang bila
dibandingkan dengan luas wilayah administrasinya, maka kepadatan
penduduk di Kecamatan Merlung adalah 705 jiwa/km2. Dalam kurun
waktu 2010-2012, tercatat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan
Merlung, yaitu 2,09% per tahunnya.
Tabel IV.2.6Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
PendudukDi Kecamata Tungkal Ilir Tahun 2012No.KecamatanJumlah
Penduduk(jiwa)Jumlah Penduduk Total(jiwa)Kepadatan Penduduk
(jiwa/Ha)Rasio Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
1.Tungkal Ilir35.63935,04370.682705102
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
Tabel IV.2.7Luas Tanam Perkebunan Pinang dan Kopi di Kecamatan
Tungkal Ilir Tahun 2012No.KecamatanPinangKopi
Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)
1.Tungkal Ilir426,0539,117,03,9
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
4.2.4. Kecamatan Kuala BetaraKecamatan Kuala Betara memiliki
luas wilayah 185,89 km2 atau sekitar 3,71% dari luas keseluruhan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berada di daerah 3 meter di
atas permukaan laut. Jarak Kecamatan Merlung sejauh 8 km dari
ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Tahun 2012, jumlah penduduk
di Kecamatan Kuala Betara adalah 12.240 jiwa, yang bila
dibandingkan dengan luas wilayah administrasinya, maka kepadatan
penduduk di Kecamatan Merlung adalah 66 jiwa/km2. Dalam kurun waktu
2010-2012, tercatat laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kuala
Betara, yaitu 8,62% per tahunnya.
Tabel IV.2.8Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
PendudukDi Kecamata Kuala Betara Tahun 2012No.KecamatanJumlah
Penduduk(jiwa)Jumlah Penduduk Total(jiwa)Kepadatan Penduduk
(jiwa/Ha)Rasio Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
1.Kuala Betara6.3195.92112.24066107
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
Tabel IV.2.9Luas Tanam Perkebunan Pinang dan Kopi di Kecamatan
Kuala Betara Tahun 2012No.KecamatanPinangKopi
Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)Luas Tanaman(Ha)Produksi(Ton)
1.Kuala Betara463,0471,510,055,5
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2013.
4.3 Hasil PembahasanKomoditas perkebunan mencakup tanaman
perkebunan tahunan dan tanaman semusim. Permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan komoditas perkebunan antara lain adalah
produktivitas tanaman yang belum optimal, kualitas produk belum
memenuhi standar perdagangan, proses diversifikasi belum memadai,
peran kelembagaan masih lemah. Sub sektor perkebunan dalam
perkembangannya ini tidak lepas dari berbagai dinamika lingkungan
nasional dan global. Perubahan strategis nasional dan global
tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan perkebunan harus
mengikuti dinamika lingkungan sehingga selain dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi perkebunan juga mampu menjawab
tantangan-tantangan globalisasi. Semua ini dilakukan secara
transparan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders yang
terlibat dalam pembangunan pertanian (Sarwono, 2005).Pengembangan
produk perkebunan tidak lepas dari peran petani perkebunan itu
sendiri. Sub sektor usaha perkebunan di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang melalui usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik
pemerintah dan milik swasta nasional atau asing. Perkebunan rakyat
bercirikan usaha skala kecil, pengelolaan secara tradisional,
produktivitas rendah dan tidak mempunyai kekuatan menghadapi
pasar.Pada penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai aspek
ekonomis pengembangan komoditi pinang dengan kopi melalui beberapa
indikator. Berikut ini ditampilkan hitungan biaya kopi dan
pinang.Norma Biaya Penanaman Kopi
Norma Biaya Pemeliharaan Kopi Per Ha/TahunTBM 1 s/d TBM 3
Norma Biaya Pemeliharaan Kopi Arabika Per Ha/Tahun
Dari tabel diatas dapat dianalisis kelayakan usaha(feasibility
study) dg beberapa parameter antara lain Revenue Cost ratio (R/C
ratio)Break Even Poin (BEP) dan Return Of Invesment (ROI).1. R/C
Ratio = Pendapatan : Biaya Rp. 180.500.000,- : Rp. 94.903.000 2.
BEP = Biaya : Harga jual Rp. 94.903.000 ,- : Rp. 19.000,-3. ROI =
Keuntungan : Biaya x 100% Rp. 85.596.700,- : Rp. 94.903.000,-
KEUNTUNGAN USAHA PINANG PER HEKTAR / TAHUNPinang yang dibudidaya
secara intensif dapat menghasilkan biji Pinang kering sekitar 400 -
420 Kg per bulan dan harga Pinang Kering pada bulan Agustus Tahun
2014 per kg Rp.17.000,- . Pendapatan Anda per bulan adalah 400 Kg x
17.000 = 6.800.000,-. Maka pendapatan Anda dalam setahun adalah 400
Kg x 12 Bulan x Rp.17.000,- = 81.600.000,-. Jika Anda memiliki
kebun Pinang 5 hektar maka dalam lima tahun penghasilan Anda adalah
400 Kg x 12 x 5 x Rp.17.000 = Rp.408.000.000,-Dari analisis
perhitungan diatas terlihat secara ekonomis budidaya pinang jauh
lebih menguntungkan dari pada kopi. Dengan produktivitas yang
tinggi memungkinkan para petani dapat menghasilkan lebih banyak
keuntungan dari budidaya tanaman pinang.
Bappemdal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2013II -
1
IV - 40