Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN UJI TOKSISITAS AKUT Disusun untuk memenuhi kriteria penilaian mata kuliah ekotoksikologi perairan Disusun Oleh : Kelompok 13
69

Lapak kel. 13

Feb 04, 2023

Download

Documents

Asep Supriatna
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapak kel. 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRANUJI TOKSISITAS AKUT

Disusun untuk memenuhi kriteria penilaian mata kuliah

ekotoksikologi perairan

Disusun Oleh :

Kelompok 13

Page 2: Lapak kel. 13

2

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJATINANGOR

LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRANUJI TOKSISITAS AKUT

Disusun untuk memenuhi kriteria penilaian mata kuliah

ekotoksikologi perairan

Disusun Oleh :

Kelompok 13

Gian Raditya Nugraha 230210110003

Rona Sandro 230210110035

Karina Melias Astriandita 230210110037

2

Page 3: Lapak kel. 13

3

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJATINANGOR

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN

Semester Ganjil, TA 2012/2013

Disusun oleh

Kelompok : 13

3

Page 4: Lapak kel. 13

4

Menyetujui,Jatinangor, November 2013

Pembimbing

Mochamad Untung K. Agung, S. Kel.198307142006041004KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa. Karena atas berkat rahmatNya kami dapat

menyelesaikan praktikum serta laporan praktikum

Ekotoksikologi Perairan.

Adapun isi dari laporan ini adalah segala hal yang

dikaji setelah praktikum berlangsung. Laporan ini

merupakan syarat dalam mengontrak mata kuliah

Ekotoksikologi Perairan.

Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak

terimakasih kepada Dosen serta staf pengajar

Ekotoksikologi Perairan yang selalu membimbing dan

mengajari kami dalam melaksanakan praktikum dan dalam

menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu

kami dalam hal penyusunan laporan ini.

4

Page 5: Lapak kel. 13

5

Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan

oleh karena itu kritik serta saran yang membangun masih

kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak

kesalahan, oleh karena itu kami mohon maaf demi

kelancaran penyelesaian laporan ini. Atas perhatian

dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami

ucapkan terimakasih.

Jatinangor, November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................iv

DAFTAR ISI..........................................v

DAFTAR TABEL.....................................viii

DAFTAR GAMBAR.......................................x

5

Page 6: Lapak kel. 13

6

BAB I PENDAHULUAN..................................11

1.1 Latar Belakang...............................11

1.2 Tujuan Praktikum.............................12

1.3 Manfaat Praktikum............................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................13

2.1 Tinjauan Umum Uji Toksisitas Akut / Lethal. . .13

2.2 Tinjauan Umum Biota Uji......................13

2.2.1 Artemia...................................13

2.2.2 Daphnia...................................14

2.3 Tinjauan Umum Bahan Toksik...................15

2.3.1 Bahan Toksik Benzena......................15

2.3.2 Bahan Toksik Fenol........................16

2.3.3 Bahan Toksik Chloroform...................16

2.3.4 Bahan Toksik Crude Oil....................17

2.3.5 Bahan Toksik Oli Bekas....................17

2.4 Tinjauan Umum LC50 (Lethal Concentration 50)...18

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.......................20

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum.......20

3.2 Alat dan Bahan...............................20

3.2.1 Alat Praktikum............................20

3.2.2 Bahan Praktikum...........................20

3.3 Prosedur Kerja...............................21

6

Page 7: Lapak kel. 13

7

3.4 Analisa Data.................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................23

4.1 Hasil........................................23

4.1.1...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik......................................23

4.1.2...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik Crude Oil dengan berbagai Konsentrasi

23

4.1.3...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik Benzena dengan berbagai Konsentrasi. .27

4.1.4...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik Fenol dengan berbagai Konsentrasi....31

4.1.5...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik Oli Bekas dengan berbagai Konsentrasi

34

4.1.6...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan

Toksik Kloroform dengan Berbagai Konsentrasi

38

4.1.7...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Tanpa

Pemaparan Bahan Toksik (Kontrol)............40

4.1.8...Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Tanpa

Pemaparan Beberapa Bahan Toksik.............40

4.2 Pembahasan...................................41

7

Page 8: Lapak kel. 13

8

4.2.1.........Pemaparan Hewan Uji dengan Bahan

Toksik Crude Oil Konsentrasi 50 ppm........41

4.2.2......Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai

Konsentrasi Bahan Toksik Crude Oil........43

4.2.3....Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Bahan

Toksik yang Dipergunakan....................44

BABV KESIMPULAN DAN SARAN..........................47

5.1 Kesimpulan.....................................47

5.2 Saran..........................................47

DAFTAR PUSTAKA.....................................48

8

Page 9: Lapak kel. 13

9

DAFTAR TABELTabel 1. Pengamatan Sub Lethal Ikan Nilem dengan

Pemaparan Bahan Toksik Crude Oil 5

ppm…………………………………………………………………19

Tabel 2. Rekapitulasi Pengamatan Uji Toksisitas Sub

Lethal terhadap Ikan

Nilem……………………………………………………………………............19

Tabel 3. Rekaputulasi Pengamatan Uji Toksisitas Sub

Lethal terhadap Ikan Nilem dengan Pemaparan Benzena,

Fenol, Kloroform, Crude oil, dan Oli Bekas…..21

9

Page 10: Lapak kel. 13

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti).................14

10

Page 11: Lapak kel. 13

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uji toksisitas subkronis adalah uji ketoksikan

suatu senyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada

hewan ujitertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji

ini ditujukan untuk mengungkapkan spectrum efek toksik

11

Page 12: Lapak kel. 13

12

senyawa ujiserta untuk memperlihatkan apakah spectrum

efek toksik itu berkaitan dengan takaran dosis. Uji

toksisitas sub lethal merupakan bagian dari uji

toksisitas kuantitatif yang dilakukan dengan pendedahan

larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu

relative lama (beberapa hari, minggu)

Parameter yang diamati dari uji toksisitas

sublethal pada ikan umumnya gejala fisiologis seperti

aktivitas gerak (gerak aktif / pasif, gerak renang,

gerak operculum/ mulut ikan dalam aktivitas respirasi)

dan gejala klinis (produksi lendir pada sisik, serta

keadaan insang pada ikan akibat dari larutan bahan

toksik ). Penelitian ini sangat penting untuk menunjuk

organ sasaran (misalnya hati), sistem Kardiovaskular

(system syaraf) atau toksisitas khusus (misalnya

karsinogenitas) yang membutuhkan penelitian yang lebih

lanjut.

Hasil uji ketoksikan subkronis akan memberikan

informasi yang bermanfaat tentang efek utama senyawa

uji danorgan sasaran yang dipengaruhinya. Selain itu

juga dapat diperoleh info tentang perkembangan efek

toksik yanglambat berkaitan dengan takaran yang tidak

teramati pada uji ketoksikan akut. Kekerabatan antar

kadar senyawapada darah dan jaringan terhadap

perkembangan luka toksik dan keterbalikan efek toksik.

12

Page 13: Lapak kel. 13

13

Tujuan utama dari uji ini adalah untuk mengungkapkan

dosis tertinggi yang diberikan tanpa memberikan efek

merugikan serta untuk mengetahui pengaruh senyawa kimia

terhadap badan dalam pemberian berulang.

Praktikum Uji Toksisitas Sublethal ini merupakan

praktikum dari mata kuliah Ekotoksikologi. Praktikum

ini juga merupakan salah satu syarat untuk bisa

mengikuti ujian praktikum dan untuk mendapatkan nilai

dari mata kuliah Ekotoksikologi.

1.2 Tujuan Paktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa

dapat memahami dan mampu melaksanakan persiapan,

pemaparan, dan pengamatan Uji Toksisitas Sublethal.

Selain itu untuk menentukan potensi ketoksikan akut

dari suatu senyawa dan untuk menentukan gejala yang

timbul pada hewan uji.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini yaitu praktikan dapat

mengetahui cara uji bahan yang mengandung toksik yang

dilakukan pada hewan uji yaitu: ikan nilem, dan bahan

toksik yang digunakan pada uji toksisitas akut yaitu:

Benzen, Fenol, Kloroform, Crude Oil dan Oli bekas. Selain

itu, praktikan dapat menganalisis hasil praktikum

13

Page 14: Lapak kel. 13

14

melalui Rurvival Rate dengan beragam jenis bahan toksik

serta dapat mengetahui karakteristik dari jenis bahan

toksik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Uji Toksisitas Sublethal

Uji Toksisitas Subletal merupakan bagian dari uji

toksisitas kuantitatif yang dilakukan dengan pemaparan

atau pendedahan dalam jangka waktu medium sebagai

bentuk skrining kedua atas indikasi dampak toksisitas.

Biasanya efek subletal dapat terjadi dalam beberapa

14

Page 15: Lapak kel. 13

15

hari, minggu sampai beberapa bulan. Subletal ini

menggunakan konsentrasi atau dosis menengah.

Secara normal uji toksisitas sublethal memerlukan

studi inhalasi atau penelanan selama 90 hari untuk

mengetahui efek-efek spesifik dan nyata dari bahan

kimia pada organ dan biokimia dari binatang. Pengujian

toksisitas sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang

dan diarahkan terutama untuk mendeteksi efek toksik

yang secara jelas bukan akibat dari pemaparan kulit.

Pengujian secara kasar hanya berdasarkan pengamatan

abnormalitas secara pengamatan kasar dengan mata

telanjang, tetapi untuk pengujian yang lebih mendalam

perlu pengambilan irisan suatu jaringan dan diperiksa

di bawah mikroskop untuk mengetahui terjadi

abnormalitas sel-sel dalam organ. Pada umumnya dalam

pengujian perlu pengarnbilan cuplikan darah atau urin

secara teratur dari binatang percobaan untuk

pemeriksaan dan analisis. Pengujian-pengujian ini

merupakan dasar bagi dosis yang digunakan dalam uji

toksisitas kronik.

Efek sub lethal dapat diamati pula tentang

biokimia, fisiologi, tingkah laku atau tingkat siklus

hidup dari organisme tersebut. Pengamatan atau

monitoring terhadap efek sub lethal sangat penting dan

merupakan gejala awal terhadap perubahan fatal akibat

keracunan sebelum terjadinya kematian, sehingga akibat

15

Page 16: Lapak kel. 13

16

buruk selanjutnya bahkan kerusakan ekosostem dapat

dihindari atau dicegah. Pengaruh dari senyawa pencemar

dapat diamati dalam tingkat seluler, enzim, proses

metabolisma dan regulasi (Sudarmadi, 1993).

16

Page 17: Lapak kel. 13

17

2.2 Tinjauan Umum Ikan Nilem

Gambar 1. Ikan Nilem

(Sumber : http://seputarperikanan.files.wordpress.com/)

2.2.1 Taksonomi

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Saanin (1968)

dalam Yunias (2011) diklasifikasikan dalam:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Craniata

Class : Pisces

Subclass : Actinopterygi

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Cyprinoidae

Famili : Cyprinidae

Genus : Osteochilus

Species : Osteochilus hasselti

2.2.2 Morfologi Ikan Nilem

17

Page 18: Lapak kel. 13

18

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan

endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai

dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa

dengan ikan mas. Ciri – cirinya yaitu pada sudut –

sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut

peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari

keras dan 12 – 18 jari – jari lunak. Sirip ekor

berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong

oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip

perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15

jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisi ada

33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang

dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral)

terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya

merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk

kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel

yang disebut epifition dan perifition (Djuhanda (1985)

dalam Yunias 2011).

18

Page 19: Lapak kel. 13

19

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum dan rekapitulasi data uji toksisitas

sublethal dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober dan 6

November 2013 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium

Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan

19

Page 20: Lapak kel. 13

20

3.2.1 Alat

1)Bak fiberBak fiber digunakan untuk menampung stok ikan

2)AkuariumAkuarium digunakan untuk media ikan selama

pengamatan

3)Selang dan batu aerasiSelang dan batu aerasi digunakan untuk

memberikan aerasi pada ikan

4)Saringan ikanSaringan ikan digunakan untuk mengambil ikan

dari bak penampungan

5)TimbanganTimbangan digunakan untuk menimbang berat ikan

6)Selang siphonSelang siphon digunakan membersihkan kotoran

pada akuarium

7)pH meterpH meter digunakan untuk mengukur pH air

akuarium

8)Hand counterHand counter digunakan untuk menghitung bukaan

operculum ikan

3.2.2 Bahan

20

Page 21: Lapak kel. 13

Aklimatisasi ikan nilem

Membersihkan akuarium dan mengisi air sebanyak 15 L

Setting alat aerasi beserta

perlengkapannya

Menyambungkan kabel ke sumber arus listrik

21

1)Ikan Uji (3 Kelas Ukuran)

2)Benzene

3)Fenol

4)Kloroform

5)Crude oil

6)Oli bekas

7)Pakan Ikan

8)Kertas Label

9)Tissue Laboratorium

10) Gloves

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Persiapan Pelaksanaan Praktikum

21

Page 22: Lapak kel. 13

22

3.3.2 Pelaksanaan Praktikum

1) Membuat larutan stok dari masing-masing polutan (4

bahan uji) dari botol sumber.

2) Membuat pengenceran polutan sesuai dengan

perlakuan masing-masing kelompok, dengan cara

pengenceran stok (seperti pada praktikum uji

toksisitas akut).

3) Memasukkan masing-masing akuarium setiap kelompok

dengan ikan uji sebanyak 10 ekor.

4) Memasukkan polutan (dengan konsentrasi dan bahan

polutan yang telah ditentukan) ke dalam akuarium

masing-masing kelompok kecuali kontrol.

3.4 Analisis Data

22

Page 23: Lapak kel. 13

23

Data dianalisis berdasarkan data kelas dibandingkan

antara berbagai jenis polutan dengan konsentrasi yang

digunakan dibandingkan dengan kontrol dari parameter

yang tersaji pada data kelas tersebut. Bahasan meliputi

jenis polutan, konsentrasi polutan, waktu dedah,

keadaan ikan uji, gejala fisiologis, gejala klinis, dan

survival rate.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

4.1.1 Data Kelompok

Kelompok : 13

Jenis Bahan Toksik : Crude Oil

Konsentrasi Bahan Toksik : 15 ppm

Ukuran Ikan : Ikan besar

Bobot Rata-rata Awal Ikan : 22 gram

Nitrat (NO3)/ Kualitas air : 160 mg/L Berbahaya

Nitrit (NO2)/ Kualitas air : 1 mg/L Berbahaya

23

Page 24: Lapak kel. 13

24

Tabel 1. Pengamatan Sub Lethal Ikan Nilem denganPemaparan Bahan Toksik Crude Oil 5 ppm

Wakt

u Dedah

Gejala

Fisiologis

G

ejal

a

Klin

is

Mo

rtalit

as

S

R

(%

)

S

uhu

(0C

)

D

O

(

mg/

L)

P

HGer

ak

Opercul

um(GO)

A

ktifi

tas

Gerak

(AG)1

jam

148

,3

+

+

+

+

- 1

00

2

7,5

5

,5

7

1

hari

176

,5

+

+

+

+

2 6

02

hari

112

,3

+

+

+

+

1 4

03

hari

142 +

+

+

+

- 4

04

hari

158 +

+

+

+

- 4

05

hari

98,

3

+ + - 4

06

hari

113 + + 1 2

07

hari

82 + + - 2

0

2

3,5

5

,2

3

,7

24

Page 25: Lapak kel. 13

25

5Rata

-rata

129 +

+

+

+

4 2

0

2

5,5

3

,35

5

,3

74.1.2 Data Kelas

Ukuran Ikan : Ikan besar

Tabel 2. Rekapitulasi Pengamatan Uji Toksisitas SubLethal terhadap Ikan Nilem

Kons

entrasi

Bahan

Toksik

Kelo

mpok

(sebagai

ulangan)

Gejala

Fisiologis

Geja

la

Klinis

S

urvival

Rate

(%)

GO

rata-

rata

AG

ra

ta-

rata5

ppm

Benz

ena

10

7

++

+

+++ 1

00Feno

l

86 + + 1

00Klor

ofom

66 + + 1

00Crude

Oil

95 ++ ++ 1

00Oli

bekas

11

4

++ ++ 1

00Rerat 93 ++ ++ 1

25

Page 26: Lapak kel. 13

26

a .6 0015

ppm

Benz

ena

10

8

++ ++ 1

00Feno

l

11

4

+ + 1

00Klor

ofom

10

6

++ + 1

00Crude

Oil

12

9

++ ++ 2

0Oli

bekas

93 ++ + 6

0Rerat

a

11

0

++ + 7

625

ppm

Benz

ena

14

7

+ ++ 1

00Feno

l

13

2

++ ++ 1

00Klor

ofom

14

8

++ + 2

0Crude

Oil

14

6

+ + 1

00Oli

bekas

13

2

++ ++ 1

00Rerat

a

14

1

++ ++ 8

4Kont 1 72 + + 1

26

Page 27: Lapak kel. 13

27

rol (Kel 6) 002

(Kel 18)

92 ++ + 1

003

(Kel 3)

18

6

++ ++ 6

04

(Kel 15)

17

9

++ + 8

05

(Kel 20)

14

7

++ + 1

00Rerat

a

13

5.2

++ + 8

8

4.1.3 Data Angkatan

Tabel 3. Rekaputulasi Pengamatan Uji Toksisitas SubLethal terhadap Ikan Nilem dengan Pemaparan Benzena,

Fenol, Kloroform, Crude oil, dan Oli Bekas

Konsentras

iBahanToksi

k

JenisBahanUji

Gejala Fisiologis GejalaKlinis

Survival Rate(%)Go rata-rata AG rata-

rataK S B K S B K S B K S B

5 ppm Benzena 1

21

159 1

07

+

+

++ +

++

+

+

++ +

++

1

00

90 1

00Fenol 1

50

72 8

6

+

+

++ + +

+

++ + 8

0

100

1

00Kloroform

1

43

102 6

6

+

+

++ + + ++ + 1

00

90 1

00Crude Oil 2 185 9 + ++ + + ++ + 1 10 1

27

Page 28: Lapak kel. 13

28

2 5 + + + 00 0 00Oli bekas

1

50

109 1

14

+

++

++ +

+

+ ++ +

+

1

00

100

1

00Kontrol 1

76

149.4

135.2

++ ++ ++ +

+

++ + 9

4

100

88

15ppm

Benzena 1

83

118 1

08

+

+

+ +

+

+

+

+ +

+

2

0

90 1

00Fenol 7

8

143 1

14

+

+

++ + +

+

++ + 1

00

90 1

00Kloroform

1

02

122 1

06

+ ++ +

+

+

++

++ + 1

00

60 1

00Crude Oil 1

11

210 1

29

+

+

++ +

+

+

+

++ +

+

1

00

90 2

0Oli bekas

1

12

159 9

3

+

+

++ +

+

+

+

++ + 9

0

100

6

0Kontrol 1

76

149.4

135.2

++ ++ ++ +

+

++ + 9

4

100

88

25ppm

Benzena 1

91

139 1

47

+

+

++ + +

+

++ +

+

1

00

80 1

00Fenol 1

84

196 1

32

+

+

++ +

+

+

+

++ +

+

8

0

60 1

00Kloroform

1

84

138 1

48

+

+

++ +

+

+

+

++ + 1

00

70 2

0Crude Oil 2

04

137 1

46

+

+

++ + +

+

++ + 1

00

100

1

00Oli bekas

1 176 1 + ++ + + ++ + 1 80 1

28

Page 29: Lapak kel. 13

29

78 32 + + + + 00 00Kontrol 1

76

149,4

135.2

++ ++ ++ +

+

++ + 94 100

88

Keterangan :K = ikan ukuran kecil; S = ikan ukuran

sedang; B = ikan ukuran besar

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemaparan dengan Bahan Toksik Crude Oil 15 ppm

(Data Kelompok)

Kelompok : 13

Bahan Toksik : Crude Oil

Konsentrasi : 15 ppm

a) Grafik Gerak Operculum

29

Page 30: Lapak kel. 13

30

1 2 3 4 5 6 7020406080100120140160180200 176.5

112.3

142158

98.3113

82

Gerak Operculum

Gerak Operculum

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah Gerak Ope

rculum Per Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Crude oil 15 ppm

b) Grafik Survival Rate

30

Page 31: Lapak kel. 13

31

1 2 3 4 5 6 70

10

20

30

4050

60

7060

40 40 40 40

20 20

Survival Rate (%)

Survival Rate (%)

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival R

ate

(%)

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Crude oil 15 ppm

c) Grafik Suhu

1 2 3 4 5 6 7212223242526

2728 27.5

23.5

Suhu

Suhu (°C)

Waktu Pengamatan (Hari)

Suhu (0C)

Gambar x. Grafik Suhu Ikan Nilem Selama Pengamatandengan Pemaparan Bahan Toksik Crude oil 15 ppm

31

Page 32: Lapak kel. 13

32

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama

7 hari terhadap gerak operkulum dan survival rate pada ikan

nilem yang telah diberi pemaparan bahan toksik Crude oil

serta pengamatan terhadap suhu medium hidup diperoleh

grafik seperti yang telah ditampilkan di atas. Untuk

masing-masing grafik akan dibahas dalam pembahasan kali

ini. Pada pengamatan gerak operkulum, diperoleh grafik

yang menunjukan perubahan yang tidak teratur, artinya

grafik menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap

hasil pengamatan dalam 7 hari. Pergerakan grafik dari

hari ke hari menunjukkan nilai yang berbeda-beda setiap

harinya. Diperoleh jumlah gerak operkulum tertinggi

pada hari ke-1 dengan nilai 176,5 dan terendah pada

hari ke-7 dengan nilai 82. Pada pengamatan survival rate,

diperoleh grafik yang menunjukkan adanya penurunan

survival rate. Survival rate merupakan nilai yang menunjukan

persentase suatu biota uji yang mampu bertahan hidup

selama diberi pemaparan bahan toksik dalam kurun waktu

yang ditentukan. Pada hari ke-1 telah terjadi kematian

sebanyak 2 ekor, hal ini dikarenakan sifat ikan nilem

yang bergerak agresif sehingga bergerak keluar dari

akuarium dan mati. Pada hari ke-2, ikan mengalami

mortalitas sebanyak 1 ekor, penyebabnya sama dengan

hari pertama. Pada hari ke 6 mortalitas ikan nilem

bertambah 1 lagi, penyebabnya sama dengan hari pertama

dan kedua. Jadi, dalam pembahasan kali ini, pada

32

Page 33: Lapak kel. 13

33

kelompok kami terjadi kesalahan yang tidak sengaja

dikarenakan sifat agresif ikan nilem, sehingga kematian

bukan disebabkan oleh pemaparan bahan toksik namun

dikarenakan sifat agresif ikan nilem tersebut. Total

individu yang bertahan hidup sebanyak 1 ekor sehinnga

diperoleh survival rate sebesar 20%. Pada pengamatan suhu

medium hidup ikan nilem, diperoleh grafik yang hanya

menunjukkan besaran suhu hari pertama dan hari

terakhir. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan kelas kami

dalam mengukur suhu yang seharusnya diamati selama 7

hari. Dari grafik diperoleh kesimpulan bahwa suhu

semakin turun dalam kurun waktu 7 hari. Suhu awal

sebesar 27,5 oC sedankan suhu akhir 23,5 oC.

Pada praktikum kali ini, selain mengamati ketiga

aspek di atas, aspek yang diamati adalah aspek gejala

fisiologis (selain gerak operkulum) dan gejala klinis.

Untuk aspek gejala fisiologi yang diamati adalah

aktifitas gerak. Untuk gejala klinis yang diamati

adalah banyak sedikitnya lendir pada ikan. Untuk

aktifitas gerak, diperoleh hasil yang cendurng merata

dan berubah secara teratur. Pada hari ke-1 sampai

dengan hari ke-4 cenderung bergerak aktif (++)

sedangakan hari berikutnya cenderung bergerak kurang

aktif. Untuk gejala klinis diperoleh hasil yang sama

dengan aktivitas gerak yaitu cenderung berlendir (++)

dan hari berikutnya sedikit lendir.

33

Page 34: Lapak kel. 13

34

Medium hidup ikan mempengaruhi aktivitas ikan itu

sendiri. Salah satun faktornya adalah kualitas air.

Pada pengamatan kali ini, diperoleh parameter kualitas

air berupa DO, pH, Nitrit, dan Nitrat. Diperoleh DO

awal sebesar 5,5 mg/L dan DO akhir sebesar 5,2 mg/L.

Diperoleh pH awal sebesar 7 dan pH akhir sebesar 3,75.

Diperoleh nitrit sebesar 1 mg/L yang menunjukkan

kualitas air berbahaya. Diperoleh Nitrat sebesar 160

mg/L yang menunjukkan kualitas air yang berbahaya.

Gejala fisiologis dan gejala klinis yang

ditunjukkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa ikan nilem yang terpapar oleh crude oil

sebesar 15 ppm yang diamati dalam waktu 7 hari

menunjukkan angka mortalitas yang tinggi. Namun,

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bukan

disebabkan oleh efek bahan toksik melainkan terjadinya

kesalahan pada proses pengamatan. Namun, berdasarkan

informasi yang diperoleh dari beberapa jurnal dikatakan

bahwa crude oil mampu mematikan biota uji sebanyak 50%

dalam kurun waktu 96 jam pada kerang hijau. Gerak

operkulum yang cenderung berubah dan cenderung menurun

menunjukkan bahwa ada efek toksik yang ditimbulkan

terhadap metabolisme ikan sehingga mempengaruhi sistem

pernapasan ikan. Semakin sedikit gerak operkulum

menunjukkan adanya efek toksik. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kemampuan menerima toksik suatu

34

Page 35: Lapak kel. 13

35

hewan uji adalah usia hewan uji. Hewan uji yang muda

lebih peka daripada hewan yang dewasa dikarenakan

perbedaan kemampuan metabolime detoksifikasi. Crude Oil

dapat menganggu sistem pernapasan karena terabsorbsi

dan diakumulasi dalam kulit, otot, dan hati (Lee 1976).

Kadar DO dan suhu selama pengamatan menunjukkan hasil

yang semakin turun.Untuk kadar DO Penurunan tersebut

dapat dimungkinkan bahwa adanya hidrokarbon yang

terakumulasi dalam bentuk karbon yang tereduksi

sehingga bersifat mereduksi oksigen di dalam air

(Pitter and Chudoba 1990). Selain itu, menurut Wardhana

(1995) bahwa penurunan oksigen terlarut pada media juga

disebabkan adanya pelapisan minyak pada permukaan air,

sehingga oksigen terlaurt di dalam air menjadi

berkurang dan dampaknya akan mengganngu kehidupan biota

uji. Besaran DO optimal untuk ikan nilem adalah 5-6 ppm

sedangakan untuk suhu optimum 18-280C, untuk pH

berkisar antara 6,7-8,6. Untuk kandungan nitrat dan

Nitrit yang disarankan adalah 0,5 ppm. Jadi, untuk

parameter fisika pH dan kandungan nitrit serta nitrat

tidaklah mendukung kehidupan ikan. Sehingga dapat

dimungkinkan terjadinya kematian.

35

Page 36: Lapak kel. 13

36

4.2.2 Perbandingan Pemaparan berbagai Bahan Toksik

dengan berbagai Konsentrasi (Data Kelas)

1.Bahan Toksik : Benzenaa) Grafik Gerak Operculum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Benzena

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak Operculum P

er Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Benzena 5 ppm

15 ppm 25 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 7020406080100120

Survival Rate Dengan Pemaparan Benzena

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Benzena 5 ppm

15 ppm 25 ppm

36

Page 37: Lapak kel. 13

37

2.Bahan Toksik : Fenola) Grafik Gerak Operculum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Fenol

0.5 ppm1.5 ppm2.5 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak Operculum P

er Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Fenol 0,5 ppm

1,5 ppm 2,5 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120

Survival Rate Dengan Pemaparan Fenol

0.5 ppm1.5 ppm2.5 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

37

Page 38: Lapak kel. 13

38

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Fenol 0,5 ppm

1,5 ppm 2,5 ppm

3.Bahan Toksik : Kloroforma) Grafik Gerak Operculum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Kloroform

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak Operculum P

er Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Kloroform 5

ppm 15 ppm 25 ppm

b) Grafik Survival Rate

38

Page 39: Lapak kel. 13

39

1 2 3 4 5 6 7020406080

100120

Survival Rate Dengan Pemaparan Kloroform

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Kloroform 5

ppm 15 ppm 25 ppm

4.Bahan Toksik : Crude Oil

a) Grafik Gerak Operculum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Crude Oil

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak Operculum P

er Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Crude Oil 5 ppm

15 ppm 25 ppm

39

Page 40: Lapak kel. 13

40

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 7020406080100120

Survival Rate Dengan Pemaparan Crude Oil

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Crude Oil 5 ppm

15 ppm 25 ppm

5.Bahan Toksik : Oli Bekasa) Grafik Gerak Operculum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Oli Bekas

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak Operculum P

er Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operculum Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Oli Bekas 5

ppm 15 ppm 25 ppm

40

Page 41: Lapak kel. 13

41

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 7020406080100120

Survival Rate Dengan Pemaparan Oli Bekas

5 ppm15 ppm25 ppm

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem SelamaPengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik Oli Bekas 5

ppm 15 ppm 25 ppm

\

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas hasil

pengamatan yang diamati oleh satu kelas. Grafik yang

dihasilkan diperoleh dari data masing-masing bahan

toksik yaitu benzena, fenol, kloroform, crude oil, dan

oli bekas dengan ketiga konsentrasi yang berbeda

terhadap gerak operkulum dan survival rate selama 7 hari

pengamatan. Untuk gerak operkulum dengan pemaparan

benzena, diperoleh hasil berturut – turut dari

tertinggi ke terendah yaitu konsentrasi 25 ppm,15 ppm,

dan 5 ppm. Untuk survival rate diperoleh hasil yang sama

yaitu 100% pada masing-masing konsentrasi.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan fenol

diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

41

Page 42: Lapak kel. 13

42

terendah yaitu 2,5 ppm, 1,5 ppm, dan 2,5 ppm. Untuk

survival rate diperoleh hasil yang sama yaitu 100% pada

masing-masing konsentrasi.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan kloroform

diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu 25 ppm dan 15 ppm, 5 ppm. Untuk survival

rate diperoleh hasil , diperoleh hasil berturut – turut

dari tertinggi ke terendah yaitu konsentrasi 5 ppm dan

15 ppm, 25 ppm.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan Crude oil

diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu 25 ppm, 5 ppm, dan 15 ppm. Untuk survival

rate diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu 5 ppm dan 25 ppm, 15 ppm.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan oli bekas,

diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu 25 ppm, 15 ppm, dan 5 ppm. Untuk survival

rate diperoleh hasil yang sama yaitu 100% pada masing-

masing konsentrasi.

Dari semua grafik yang telah ditampilkan diatas,

diperoleh kesimpulan bahwa untuk gerak operkulum dari

tertinggi sampai terendah berbanding lurus dengan

besaran konsentrasi. Namun, berbeda dengan Crude oil

konsentrasi tertinggi kedua ada pada 5 ppm. Untuk

survival rate diperoleh hasil yang sama untuk ketiga bahan

toksik. Pada Crude oil, konsentrasi 15 ppm merupakan

42

Page 43: Lapak kel. 13

43

konsentrasi dengan survival rate terendah. Pada Kloroform,

konsentrasi 25 ppm merupakan konsentrasi dengan survival

rate terendah. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa

konsentrasi memberikan dampak terhadap gejala klinis

serta gejala fisiologis hewan uji. Semakin tinggi

konsentrasi maka gerak operkulum cenderung lebih

meningkat serta survival rate cenderung menurun. Perbedaan

karakteristik bahan toksik juga mempengaruhi gejala

fisiologis dan gejala klinis hewan uji.

43

Page 44: Lapak kel. 13

44

4.2.3 Perbandingan Pemaparan berbagai Bahan Toksik

dengan berbagai Konsentrasi dan Ukuran Ikan (Data

Angkatan)

1. Bahan Toksik : Benzena

Konsentrasi : 5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200250

300

Gerakan Operkulum dengan Pemaparan Benzena

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Gera

kan

Operku

lum

Per

Meni

t

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilemberbagai Ukuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan

Bahan Toksik Benzene 5 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 784

88

92

96

100

Survival Rate dengan Pemaparan Benzena

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival Rate (%

)

44

Page 45: Lapak kel. 13

45

Gambar x. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan

Toksik Benzena 5 ppm

Konsentrasi : 15 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250Gerak Operkulum Dengan Pemaparan

Benzena

KecilSedangBesar

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah Gerak Operkulum Per Menit

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Benzena 15 ppm

b)Grafik Survival Rate

45

Page 46: Lapak kel. 13

46

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120Survival Rate Dengan Pemaparan

Benzena

KecilSedangBesar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival R

ate (%)

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Benzena 15 ppm

Konsentrasi : 25 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Gerak Operkulum dengan Bahan Toksik Benzena 25 ppm

Ikan KecilIkan Sedangikan besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Gerak Oper

kulum

46

Page 47: Lapak kel. 13

47

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Fenol 0,5 ppm

b)Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 7020406080

100120

Survival Rate dengan Bahan Toksik Benzena 25 ppm

Ikan KecilIkan Sedangikan besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Persentase M

orta

lita

s (%)

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Benzena 25 ppm

2. Bahan Toksik : Fenol

Konsentrasi : 0,5 ppm

1. Grafik Gerak Operkulum

47

Page 48: Lapak kel. 13

48

1 2 3 4 5 6 7020406080

100120140160180200 Gerak Operkulum dengan Pemaparan

Fenol

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Jumlah G

erak Ope

rculum

(Menit)

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Fenol 0,5 ppm

2. Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120 Survival Rate dengan Pemaparan Fenol

ikan kecilikan sedangikan besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surviv

al R

ate (%

)

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Fenol 0,5 ppm

48

Page 49: Lapak kel. 13

49

Konsentrasi : 1,5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Gerak Operculum dengan Pemaparan Fenol 1,5 ppm

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu pengamatan (Hari)

Gera

k Oper

kulum Per

Menit

Gambar X. Grafik Operkulum Ikan Nilem Berbagai UkuranSelama Pengamtan dengan Pemaparan Bahan Toksik Fenol

1,5 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 784

88

92

96

100

Survival Rate (%) dengan Paparan Fenol 1,5 ppm

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surviv

al Rate

%

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem BerbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan

Toksik Fenol 1,5 ppm

49

Page 50: Lapak kel. 13

50

Konsentrasi : 2,5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

GERAK OPERKULUM DENGAN PEMAPARAN FENOL

Ikan kecilIkan SedangIkan besar

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak O

perculum

per m

enit

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilemberbagai Ukuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan

Bahan Toksik Fenol 2,5 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70%

20%40%60%80%100%120%

SURVIVAL RATE DENGAN PEMAPARAN FENOL

Ikan kecilIkan SedangIkan besar

Waktu Pemaparan (Hari)

Survival R

ate (%

)

50

Page 51: Lapak kel. 13

51

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Fenol 2.5 ppm

3. Bahan Toksik : Klorofom

Konsentrasi : 5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari0

50

100

150

200

250

Gerakan Operkulum dengan Pemaparan Kloroform

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (hari)

Jumlah

Gerakan

Opercul

umPer

Menit

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilemberbagai Ukuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan

Bahan Toksik Klorofom 5 ppm

b) Grafik Survival Rate

51

Page 52: Lapak kel. 13

52

1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari

6 hari 7 hari84

88

92

96

100

Survival Rate dengan Pemaparan Kloroform

ikan kecilikan sedangikan besar

Waktu Pengamatan (hari)

Surv

ival

rate

(%)

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Kloroform 5 ppm

Konsentrasi : 15 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan bahan toksik kloroform 15 ppm

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (hari)

Jumlah

Gerak O

perculum

per m

enit

Gambar X. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

52

Page 53: Lapak kel. 13

53

Klorofom 15 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 3 4 5 6 70

20

4060

80100

120

Survival Rate dengan Pemaparan Kloroform 15 ppm

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (hari)

Surviv

al Rate

%

Gambar X. Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Bahan Toksik

Kloroform 15 ppm

Konsentrasi : 25 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

53

Page 54: Lapak kel. 13

54

1 2 3 4 5 6 70

4080

120160200240

Gerakan Operkulum dengan Pemaparan Kloroform

Ikan kecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)Juml

ah Ger

ak Operk

ulum Per

Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Kloroform 25

ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120

Survival Rate dengan Pemaparan Kloroform

Ikan kecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai Ukuran

Selama Pengamatan dengan Pemaparan Kloroform 25 ppm

54

Page 55: Lapak kel. 13

55

4. Bahan Toksik : Crude Oil

Konsentrasi : 5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Gerakan Operkulum dengan Pemaparan Crude Oil

Ikan kecilIkan sedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah Gerak Ope

rkulum Per M

enit

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 5 ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120

Survival Rate dengan Pemaparan Crude Oil

Ikan kecilIkan sedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival

Rat

e (%

)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai UkuranSelama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 5 ppm

55

Page 56: Lapak kel. 13

56

Konsentrasi : 15 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Gerakan Operkulum dengan Pemaparan Crude oil

Ikan kecilikan sedangikan besar

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 15

ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Survival Rate dengan Pemaparan Crude Oil

ikan kecilikan sedang ikan besar

56

Page 57: Lapak kel. 13

57

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai Ukuran

Selama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 15 ppm

Konsentrasi : 25 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Crude Oil

ikan kecilikan sedangikan besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Juml

ah Ger

ak Operk

ulum Pe

r Menit

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 25

ppm

b) Grafik Survival Rate

57

Page 58: Lapak kel. 13

58

1 2 3 4 5 6 70

20

4060

80100

120

Survival Rate dengan Pemaparan Crude Oil

ikan kecilikan sedangikan besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surv

ival R

ate (%

)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai UkuranSelama Pengamatan dengan Pemaparan Crude Oil 25 ppm

5. Bahan Toksik : Oli Bekas

Konsentrasi : 5 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 7020406080

100120140160180200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

58

Page 59: Lapak kel. 13

59

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 5

ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 7020406080

100120

Survival Rate dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Perhari)

Surviv

al R

ate (%

)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai UkuranSelama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 5 ppm

Konsentrasi : 15 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

59

Page 60: Lapak kel. 13

60

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

250

Grafik Gerak Operkulum Dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak O

perkulum

Per m

enit

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 15

ppm

b) Grafik Survival Rate

1 2 3 4 5 6 70

20406080

100120

Survival Rate dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)

Surviv

al Rate

(%)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai UkuranSelama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 15 ppm

60

Page 61: Lapak kel. 13

61

Konsentrasi : 25 ppm

a) Grafik Gerak Operkulum

1 2 3 4 5 6 70

50

100

150

200

Gerak Operkulum dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan KecilIkan SedangIkan Besar

Waktu Pengamatan (Hari)Jumlah

Gerak O

perkulum

Per M

enit

Gambar x. Grafik Gerak Operkulum Ikan Nilem berbagaiUkuran Selama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 25

ppm

b) Grafik Survival Rate

1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari0

20406080

100120

Survival Rate dengan Pemaparan Oli Bekas

Ikan Kecil (%)Ikan Sedang (%)Ikan Besar (%)

Waktu Pengamatan (Hari)

Surviv

al Rate

(%)

Gambar x.Grafik Survival Rate Ikan Nilem berbagai UkuranSelama Pengamatan dengan Pemaparan Oli Bekas 25 ppm

61

Page 62: Lapak kel. 13

62

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas hasil

pengamatan yang diamati oleh satu angkatan. Grafik yang

dihasilkan diperoleh dari data masing-masing bahan

toksik yaitu benzena, fenol, kloroform, crude oil, dan

oli bekas dengan ketiga konsentrasi yang berbeda

terhadap gerak operkulum dan survival rate selama 7 hari

pengamatan dengan tiga kategori ikan yaitu ikan kecil,

ikan sedang, dan ikan besar. Untuk gerak operkulum

dengan pemaparan benzena 5 ppm, diperoleh hasil

berturut – turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan

kecil, ikan sedang, dan ikan besar . Untuk survival rate

diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang dan besar, ikan kecil.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan benzena 15

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang, ikan kecil, dan ikan

besar . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang,

ikan kecil, dan ikan besar.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan benzena 25

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang, ikan besar, dan ikan

kecil . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang,

ikan besar, dan ikan kecil.

62

Page 63: Lapak kel. 13

63

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan fenol 0,5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang, ikan besar, dan ikan

kecil . Untuk survival diperoleh hasil berturut – turut

dari tertinggi ke terendah yaitu ikan kecil dan ikan

besar, ikan sedang.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan fenol 1,5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan besar, ikan kecil, dan ikan

sedang . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang dan

ikan besar, ikan kecil.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan fenol 2,5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan kecil, ikan sedang, dan ikan besar.

Untuk survival rate diperoleh hasil berturut – turut dari

tertinggi ke terendah yaitu ikan besar, ikan sedang,

dan ikan kecil.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan kloroform 5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang dan ikan kecil, ikan

besar, . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang dan

ikan besar, ikan kecil.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan kloroform

15 ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi

63

Page 64: Lapak kel. 13

64

ke terendah yaitu ikan kecil, ikan besar, ikan

sedang, . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang dan

ikan besar, ikan kecil.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan kloroform

25 ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi

ke terendah yaitu ikan sedang, ikan besar dan ikan

kecil . Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang,

ikan kecil, dan ikan besar.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan crude oil 5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan kecil, ikan besar dan ikan sedang .

Untuk survival rate diperoleh hasil yang sama untuk

masing-masing kategori yaitu 100.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan crude oil 15

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan kecil, ikan besar dan ikan sedang .

Untuk survival rate diperoleh hasil berturut – turut dari

tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang, ikan kecil,

dan ikan besar.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan crude oil 25

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang, ikan besar dan ikan kecil .

Untuk survival rate diperoleh hasil yang sama untuk

masing-masing kategori yaitu 100.

64

Page 65: Lapak kel. 13

65

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan Oli bekas 5

ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi ke

terendah yaitu ikan sedang, ikan besar dan ikan kecil .

Untuk survival rate diperoleh hasil yang sama untuk

masing-masing kategori yaitu 100.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan oli bekas

15 ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi

ke terendah yaitu ikan sedang dan ikan kecil, ikan

besar. Untuk survival rate diperoleh hasil berturut –

turut dari tertinggi ke terendah yaitu ikan kecil, ikan

sedang, dan ikan besar.

Untuk gerak operkulum dengan pemaparan oli bekas

25 ppm, diperoleh hasil berturut – turut dari tertinggi

ke terendah yaitu ikan kecil, ikan sedang , ikan besar.

Untuk survival rate diperoleh hasil berturut – turut dari

tertinggi ke terendah yaitu ikan sedang dan ikan besar,

ikan kecil.

Dari semua grafik yang telah ditampilkan diatas

dapat diperoleh kesimpulan bahwa ikan kecil cenderung

lebih banyak terjadi mortalitas hal ini dikarenakan

ukuran organnya kecil sehingga kemungkinan masuknya

bahan toksik lebih besar dibandingkan hewan uji yang

besar. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kemampuan menerima toksik suatu hewan uji adalah usia

hewan uji. Hewan uji yang muda lebih peka daripada

65

Page 66: Lapak kel. 13

66

hewan yang dewasa dikarenakan perbedaan kemampuan

metabolime detoksifikasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

66

Page 67: Lapak kel. 13

67

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,

dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

Pemaparan Sub Lethal menyebabkan efek sub

kronik dan tidak menyebabkan kematian langsung

terhadap organisme uji, namun dalam waktu dedah

yang lama menyebabkan gangguan fisiologis dan

klinis terhadap organisme uji.

Setiap pemaparan bahan toksik yang berbeda

menghasilkan gejala dan gangguan yang berbeda

juga tergantung dari konsentrasi dan jenis

bahan toksik itu sendiri.

Uji toksisitas sub-lethal dapat diamati dengan

memperhatikan gejala fisiologis dan klinis

yaitu gerakan operkulum, aktivitas gerak dan

ekskresi lendir. Gejala-gejala tersebut diamati

secara periodik selama waktu dedah satu minggu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

pengamatan, bahan toksik kloroform dengan

konsentrasi 25 ppm merupakan bahan toksik yang

menyebabkan mortalitas paling tinggi dibanding

dengan bahan toksik lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

pengamatan, ikan kecil memiliki mortalitas

paling tinggi dibanding dengan ukuran ikan

lainnya.

5.2 Saran

67

Page 68: Lapak kel. 13

68

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hal

yang perlu diperhatikan adalah pada waktu pengamatan

yang dilakukan dalam kurun waktu seminggu. Berbagai

hal dapat terjadi dalam kurun waktu seminggu,

sehingga perlu perhatian yang besar dalam proses

pengamatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarmadi, Sigit. 1993. toksiologi Limbah pabrik kulit terhadap

Cyprinus Carpio L. dan Kerusakan insang. Jurnal Lingkungan

dan Pembangunan 13;4 : hal. 247– 260. Jakarta.

Yunias. 2011. Budidaya Ikan Nilem.

http://thevintagebootswall.blogspot.com/2012/08/ost

eocheilus-hasselti.html

Diakses pada tanggal 12 November 2013

pukul 00.34 WIB

Praja. 2008. Ikan Mas (Cyprinus caprio L.) sebagai

Early Warning System pencemaran lingkungan.

http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/24/ikan-mas-

cyprinus-caprio-l-sebagai-early-warning-system-

pencemaran-lingkungan/ Pada 12 November 2013 pukul

15:08

Syafriadiman. 2011. Toksisitas.

http://syafriadiman.blogspot.com/2011/04/toksisitas

68

Page 69: Lapak kel. 13

69

.html Pada 10 November 2013 pukul 17:03

Kennedy, Leo. 2013. Ekologi Lingkungan Hidup.

http://leo-marinescience08.blogspot.com/2013/02/tug

as-ekologi-lingkungan-hidup.html Pada 10 November

2013 pukul 15:00

Setyo. 2012. Aquaculture Bioinformatic.

http://setyoputro17.blogspot.com/2012/01/aquacultur

e-bioinformatic.html Pada 11 November 2013 pukul

19:46

Rhizal. 2009. Laporan Penelitian. http://rhizal-

care.blogspot.com/2009/01/laporan-penelitian.html?

zx=bdac9827aa934c82 Pada 11 November pukul 18:58

69