BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahan hasil pertanian memiliki sifat
pherisible, dimana bahan hasil pertanian tersebut tidak memiliki
ketahanan penyimpanan/ daya awet ataupun umur yang panjang. Dalam
usaha memperpanjang umur simpan dari bahan hasil pertanian ini,
dalam pengolahan yang sering dilakukan adalah pengeringan.
Pengeringan adalah salah satu tahapan pasca proses dalam pengolahan
bahan hasil pertanian. Pengeringan merupakan proses pengawetan
bahan hasil pertanian dengan menurunkan kadar air. Penurunan nilai
kadar air ini ditujukan untuk memperpanjang daya awet bahan. Dan
dalam sejarahnya, pengeringan sudah sejak dahulu dilakukan.
Pengeringan paling sederhana adalah dengan penggunaan sinar
matahari. Keuntungan pengurangan volume bahan dapat mempermudah
transportasi, pengepakan, penyimpanan. Kerugian dari pengeringan
adalah sifat bahan mengalami perubahan bentuk, fisik, kimia,
penurunan mutu. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan cara
pengeringan buatan dengan alat yang telah dirancang sesuai dengan
sifat-sifat bahan hasil pertanian. Sehingga tujuannya akan lebih
tetap. Pengeringan sipengarui oleh faktor-faktor komponen bahan,
bentuk bahan, suhsu dalam pengeringan, perlakuan praproses. Namun,
sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi pengolahan bahan
hasil pertanian. Sudah banyak bahkan beranekaragam metode
pengeringan yang digunakan. Berlatarbelakang dari pentingnya
pembelajaran secra mendalam tentang tahapan pengeringan dalam
pengolahan serta pengaruhnya terhadap sifatsifat bahan hasil
pertanian maka, praktikum acara pengeringan dilaksanakan. 1.2
Tujuan 1.2.1 1.2.2 Mahasiswa dapat melakukan percobaan untuk
mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan
pengeringan. Mahasiswa dapat menghitung kecepatan pengeringan.
1.2.3 Mahasiswa dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi
pada proses pengeringan pada beberapa kondisi pengeringan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pengeringan Pengeringan adalah suatu cara untuk
mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian besar ait dari suatu bahan dengan cara menyerapkannya
menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi
sampai batas tertentu di mana mikroba tidak dapat tumbuh lagi pada
bahan tersebut. (Muchtadi,1997). 2.2 2.2.1 Macam-macam Pengeringan
Pengeringan Alami Pengeringan alami mendapatkan hasil yang berbeda
karena kita mengenal keadaan cuaca yang berbeda dapat terjadi
karena panas terik, cuaca mendung atau keadaan sinar matahari
terhalang, sehingga tidak dapat mengenai bahan yang
dikeringkan,terutama didaerah beriklim tropis dengan sinar matahari
yang selalu ada sepanjang tahun. Pengeringan dengan sinar matahari
tidak hanya dilakukan oleh pengusaha kevil tetapi dilakukan juga
oleh pengusaha yang relative bermodal besar. Misalnya pabrik
Tapioka, Kopra, pengeringan buah kurma, maupun anggur. 2.2.2
Pengeringan Buatan Pada proses pengeringan, pengeringan dilakukan
terutama pada suhu dan volume udara yang dihembuskan. Kualitasnya
tergantung kepada - Suhu - Kelembaban dan volume kubik yang
dihembuskan - Tebal lapisan bahan yang dikeringkan - Pengadukan
bahan. Pada proses dehidrasi, udara yang dipanaskan dialirkan atau
diskulasikan dengan alat pengehembus.untuk menghasilkan produk
tertentu atau tingkat kekeringan tertentu, maka suhu kelembaban dan
kecepatan diatur dan diubah-ubah, disesuaikan dengan kebutuhan.
Pola dan cara kerja alat-alat pengeringanbuatan, brtbeda-beda dan
sangat bervariasi. Pengeringan buatan terutama dapat dilakukan oleh
industry-industri yang bermodal besar, karena dibutuhkan alat-alat
dengan biaya yang besar pula. Pengeringan buatan kadang-kadang
dikombinasikan dengan pengeringan alami dengan tujuan mengurangi
kerugian dan mendapat untung yang besar. 2.3 2.3.1 Prinsip Kerja
Cabinet Dryer dan Tray Dryer Cabinet Dryer :
Cabinet Dryer adalah pengering buatan yang relatif sederhana
namun penggunaanya yangmenyerupai cukup luas ini untuk bahan
pengeringan diletakan bahan pada pangan. nampan Dalam (loyang) alat
dan lemari
selanjutnyadisusun pada rak-rak yang tersedia. Udara kering
dihembuskan melalui bahan danmembawa air keluar. Pada cabinet
dryer, pemanasan dilakukan secara konveksi dan konduksi. Secara
konveksi, digunakan aliran udara kering atau uap panas yang
mengalir secara alami. Secara konduksi, digunakan sejumlah tray
(wadah penampung buah) secara bertingkat. Keuntungan dari
penggunaan alat ini yakni alat ini penggunaannya cukup luas, panas
yang di kenakan pada bahan cukup merata karena adanya bagian dari
alat ini, seperti rak-rak tempat untuk meletakkan bahan, tetapi
terdapat beberapa kelemahan pada alat ini yakni, pada penggunannya,
dibutuhkan bahan bakar yang mahal, seperti kopra, minyak tanah dan
kayu bakar. 2.3.2 Tray Dryer Pengering Tray Dryer atau talam
digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan yang tidak bolehdiaduk
dengan cara termal, sehingga didapatkan hasil berupa zat padat yang
kering.Pengering talam sering digunakan untuk laju produksi kecil.
Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak
langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa
vakum.Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat
padat memerlukanwaktu sangat lama dan siklus pengeringan panjang
yaitu 4-8 jam per tumpak. Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi
tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus pengeringan
tidak akan mengurangi biaya tenagakerja yang diperlukan untuk
setiap tumpak. (Sarah, 2012). 2.4 Komposisi Bahan Kalori : Protein
: Lemak : Karbohidrat Kalsium Fosfor : Besi : Vitamin A Vitamin C
Vitamin B1 42 kalori 1,2 gr 0,3 gr : : 37 mg 0,8 mg : : : 12.000 SI
6 mg 0,06 mg 9,3 gr 39 mg 2.4.1 Wortel
Air 2.4.2 Kubis
:
88,2 gr 88% 24 1,4 0,2 : : 31 0,5 : : : 92,4 75% kalori gr gr
5,3 46 mg mg 80 5 0,06 gr SI mg mg gr mg
BDD : Kalori : Protein : Lemak : Karbohidrat Kalsium Fosfor :
Besi : Vitamin A Vitamin C Vitamin B1 Air 2.4.3 : BDD : Ubi
Jalar
2.4.4
Bengkoang
Kandungan Zat Gizi Bengkuang per 100 gram Energi 55 kal Protein
1.4 gr Lemak 0.2 gr Karbohidrat 12.8 gr Kalsium 15 mg Fosfor 18 mg
Vitamin A 0 SI Vitamin B1 0.04 mg Vitamin C 20 mg Besi 0.6 mg *
2.4.5 Terong Nilai Kandungan gizi Terung/terong per 100 g (3.5 oz)
Energi 102 kJ (24 kcal) Karbohidrat 5,7 g Gula 2,35 g Diet serat
3.4 g Lemak 0,19 g Protein 1,01 g Thiamine (Vit. B1) 0,039 mg (3%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,037 mg (2%) Niacin (Vit. B3) 0,649 mg (4%)
Asam pantotenat (B5) 0.281 mg (6%) Vitamin B6 0,084 mg (6%) Folat
(Vit. B9) 22 mg (6%) Vitamin C 2,2 mg (4%) Kalsium 9 mg (1%) Besi
0,24 mg (2%) Magnesium 14 mg (4%) Fosfor 25 mg (4%) Kalium 230 mg
(5%) Seng 0,16 mg (2%) Mangan 0,25 mg (Ahira, 2011). 2.4.6 Sawi
Putih dan Sawi Hijau
(Anonim 2, 2011) 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeringan
1. Luas Permukaan Untuk mempercepat proses pengeringan maka umumnya
bahan dipotong-potong atau diiris terlebih dahulu. Pemotongan ini
dilakukan dengan tujuan untuk memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat memberikan lebih banyak permukaan yang
dapat berhubungan dengan medium pemanas serta lebih banyak
permukaan daripada air yang keluar. Selain itu potongan-potongan
kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak di mana panas harus
bergerak sampai bahan pangan dan mengurangi jarak melalui massa air
dari pusat bahan harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian
keluar dari bahan. 2. Suhu Semakin besar perbedaan suhu antara
medium pemanas dengan bahan pangan maka proses pemindahan panas ke
dalam bahan pangan akan semakin cepat dan proses pengeringan akan
semakin cepat pula.
3.
Kecepatan udara Selain udara yang dipanaskan, udara yang
mempunyai kecepatan tinggi
atau udara yang bergerak juga dapat mempercepat proses
pengeringan sebab udara yang bergerak dapat mengambil uap air dan
juga akan menhilangkan air dari permukaan bahan pangan sehingga
akan mencegah terjadinya atmosfer jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. 4. Kelembaban udara Kelembaban udara juga
menentukan sampel kadar air berapa bahan pangan dapat dikeringkan.
Tiap bahan mempunyai kelembaban nisbih masing-masing. Kelembaban
nisbi yaitu kelembaban pada suhu tertentu di mana bahan pangan
tidak akan kehilangan kadar air ke atmosfer atau tidak mengambil
air dari atmosfer. Pada kelembaban nisbi udara lebih kecil dari
keseimbangan kelembaban nisbi, bahan pangan dapat dikeringkan lagi,
tetapi pada kelembaban nisbi udara yang lebih tinggi dari pada
keseimbangan maka bahan pangan akan menarik uap air dari udara. 5.
Waktu pengeringan Metode pengeringan merupakan metode yang pada
umumnya menggunakan panas. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu
ketetapan lama waktu pengeringan agar mutu bahan pangan dapat tetap
terjaga
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1. Alat - cabinet dryer - tray dryer -
pisau stainless steel - pnetrometer - neraca analitik - colour
reader 3.1.2. Bahan Uji jalar Sawi hijau Sawi putih Wortel Pepaya
Terong Bengkoang Kubis
3.2 Skema Kerja
Sayuran berdaging tebal (1x1 &3x3)
Sayuran berdaun lebar (2x2 & 4x4)
Ditimbang dan dikeringkan
Cabinet dryer (500C)
Tray dryer (500C)
Pengeringan 2,5 jam (150 menit)
Perhitungan kecepatan pengeringan
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Kelompok 2 Bahan Terong Bengkoang Ubi
Sawi hijau Sawi putih Kubis Cabinet Dryer Bahan perlakuan Warna
Sebelum Terong 3x3 38,6 1x1 44,4 Bengkoang 3x3 44,9 1x1 45,6 Ubi
3x3 45,5 1x1 44,9 Sawi hijau 4x4 30,6 2x2 32,1 Sawi putih 4x4 33,6
2x2 34,7 Kubis 4x4 43,2 2x2 44,3 Tray dryer Bahan perlakuan Warna
Sebelum Terong 3x3 41,5 1x1 40,3 Bengkoang 3x3 42,6 1x1 45,5 Ubi
3x3 44,2 1x1 36,7 Sawi hijau 4x4 29,7 2x2 30,8 Sawi putih 4x4 33,8
2x2 34,3 Kubis 4x4 43,1 2x2 46,1 Aroma Sesudah Sebelum 44,4 + 36,5
+ 46,5 + 45,6 + 46,2 + 44,2 + 30,5 + 32,7 + 39,7 + 36,4 + 43,4 +
39,2 + Tekstur Sesudah Sebelum ++ 48 ++ 47 ++ 90 ++ 90 ++ 7 ++ 6 ++
++ ++ ++ ++ ++ Sesudah 4 2 3 1 3 2 Sesudah 39,5 31,8 45,0 47,8 47,6
40,9 30,9 32,3 34,5 35,2 43,9 42,5 Aroma Sebelum + + + + + + + + +
+ + + Sesudah ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ Tekstur Sebelum
48 47 90 90 7 6 Sesudah 3 2 2 1 4 1 perlakuan 3x3 1x1 3x3 1x1 3x3
1x1 4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 2x2 Cabinet dryer Berat awal 12,30 0,65
28,88 3,23 28,98 1,18 0,43 0,15 0,63 0,21 1,15 1,31 Berat akhir
8,50 0,09 24,02 1,56 25,30 0,60 0,05 0 0,05 0 0,02 0 Tray dryer
Berat awal 12,75 0,70 32,59 3,20 28,88 1,15 0,42 0,13 0,44 0,18
1,18 1,12 Berat akhir 6,50 0,02 30,59 1,09 20,05 0,43 0,03 0 0,02 0
0,14 0
Keterangan : semakin + semakin berkurang baunya 4.1.2 Kelompok
4,6,8 Bahan Ubi jalar Kubis Sawi hijau Sawi putih Wortel Pepaya
perlakuan 3x3 1x1 4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 2x2 3x3 1x1 3x3 1x1 Cabinet
dryer Berat awal Berat akhir 26,46 23,97 0,78 0,53 1,09 0,18 0,69
O,08 2,07 0,09 23,43 1,29 25,66 1,55 0,39 0,06 0,22 0 1,22 0 21,19
0,95 23,35 1,02 Tray dryer Berat awal 26,63 0,78 2,05 0,14 0,55
0,08 1,16 0,12 28,26 1,01 24,86 1,22
Berat akhir 21,04 0,21 0,68 0,18 0,10 0 0,29 0 22,05 0,31 19,38
0,39
Tray dryer Bahan Ubi jalar Kubis Sawi hijau Sawi putih Wortel
Pepaya perlakuan Warna Aroma Tekstur Sebelum Sesudah Sebelum
Sesudah Sebelum Sesudah 3x3 46,3 44,0 +++ + 4 5 1x1 42,9 45,8 +++ +
4 0 4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 2x2 3x3 1x1 3x3 1x1 42,2 42,3 30,9 31,3
33,1 40,4 36,3 37,1 33,1 31,1 39,3 41,2 30,0 37,1 38,8 37,0 38,1
33,5 32,0 32,7 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ + + + + + +
+ + + +
10 10 72 72
11 0 60 1
Cabinet dryer Bahan Ubi jalar Kubis Sawi hijau Sawi putih
perlakuan Warna Aroma Tekstur Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah 3x3 46,3 48,6 +++ ++ 4 5 1x1 42,9 43,5 +++ ++ 4 0
4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 42,2 42,3 30,9 31,3 33,1 32,8 43,7 34,2 29,4
37,6 +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ ++
Wortel Pepaya
2x2 3x3 1x1 3x3 1x1
40,4 36,3 37,1 33,1 31,1
33,5 39 36,7 31,7 32,7
+++ +++ +++ +++ +++
++ ++ ++ ++ ++
10 10 72 72
10 1 68 2
Keterangan : semakin +, semakin menyengat
4.2 Hasil Perhitungan 4.2.1 Kelompok 2 Bahan Terong Bengkoang
Ubi Sawi hijau Sawi putih Kubis Perlakuan 3x3 1x1 3x3 1x1 3x3 1x1
4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 2x2 0,03 0,004 0,04 0,01 0,03 0,004 0,003 0,001
0,004 0,001 0,007 0,010 Kecepatan pengeringan (gram/menit) Cabinet
dryer Tray dryer 0,05 0,005 0,016 0,017 0,07 0,006 0,003 0,001
0,003 0,001 0,008 0,009
4.2.2 Kelompok 4,6 dan 8 Bahan Ubi jalar Kubis Sawi hijau Sawi
putih Wortel Pepaya Perlakuan 3x3 1x1 4x4 2x2 4x4 2x2 4x4 2x2 3x3
1x1 3x3 1x1 Kecepatan pengeringan (gram/menit) Cabinet dryer Tray
dryer 0,01 0,031 0,0014 0,0032 0,0039 0,0007 0,003 0,0004 0,05
0,0005 0,013 0,002 0,013 0,003 0,008 -0,0002 0,0003 0,0004 0,005
0,0007 0,034 0,004 0,03 0,005
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1
Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan Cara pengeringan yang pertama
adalah dengan menggunakan oven. Mekanisme cara pengeringan dengan
menggunakan oven adalah udara pengering diperoleh dari fan dengan
kecepatan aliran 2,5 5 meter/detik. Aliran udara yang digunakan
bisa searah dengan permukaan bahan, bisa juga tegak lurus dengan
dengan bahan. Udara panas juga berhubungan langsung dengan bahan
melalui dinding atau tempat melekatkan bahan. Akan terjadi kontak
antara bahan dengan panas secara konduksi. Proses pengeringan yang
kedua adalah menggunakan tray dryer. Tray dryer merupakan alat
pengering yang terdiri dari dua komponen alat yaitu alat yang
mengatur kebutuhan panas atau temperatur untuk proses pengeringan,
alat yang kedua adalah alat yang mengatur kecepatan aliran udara
dalam alat yang berupa kipas atau fan. Mekanisme dari tray dryer
adalah panas yang dihasilkan didorong dengan udara yang dihasilkan
dari luar dengan fan yang kemudian panas mengenai bahan dan udara
yang didorong oleh fan akan membawa uap air dari bahan menuju
keluar alat. Maka dari itu bahan yang dikeringkan dengan tray dryer
akan mencapai tingkat pengeringan yang maksimal.
5.2
Analisa Data
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada perlakuan TRY DRYER
untuk wortel ukuran 3x3x3 cm3, kecepatan pengeringannya dari jam, 1
jam dan 24 jam berturutturut adalah 0.0773;0.0767;0.007983 dan
rasio pengkerutannya adalah 0;0.067;0.19, sedangkan pada wortel
ukuran 1x1x1 cm3, kecepatan pengeringannya adalah
0.00954;0.0083;0.0006633 dan rasio pengkerutannya adalah
0;0.496;0.755 dan untuk kubis ukuran 4x4 cm2, kecepatan
pengeringannya adalah 0.01242;0.01043;0.0005681 dan rasio
pengkerutannya 0;0.2875;0.75625. untuk kubis ukuran 2x2 cm2,
kecepatan pengeringannya adalah 0.005213;0.0041167;0.0002145 dan
rasio pengkerutannya adalah 0;0.32;0.6. Pada perlakuan OVEN untuk
wortel ukuran 3x3x3 cm3, kecepatan pengeringannya pada wortel dari
jam, 1x1x1 1 jam cm3, dan 24 jam berturut-turut adalah adalah
0.0353;0.03767;0.01286 dan rasio pengkerutannya adalah
0;0.033;0.608 sedangkan ukuran kecepatan pengeringannya
0.00331;0.00326;0.0005547 dan rasio pengkerutannya adalah
0;0.2;0.88 dan untuk kubis ukuran 4x4 cm2, kecepatan pengeringannya
adalah 0.012;0.01089;0.0006967 dan rasio pengkerutannya 0;0.3;0.7
untuk kubis ukuran 2x2 cm2, kecepatan
pengeringannya adalah 0.0057767;0.004352;0.0005617 dan rasio
pengkerutannya adalah 0;0.1;0.5125. Dari hasil perhitungan diatas
dapat diketahui bahwa. Hasil percobaan dan perhitungan menunjukkan
wortel yang dioven selama 1 jam dengan ukuran 3x3x3 memiliki
kecepatan pengeringan yang lebih tinggi dari waktu yang lain
sedangkan rasio pengkerutannya paling besar terdapat pada ukuran
1x1x1 dalam waktu 24 jam. Sedangkan pada kubis yang dioven,
kecepatan pengeringan paling besar terjadi dalam waktu jam dengan
jukuran 4x4 dan rasio pengkerutan pada waktu 24 jam ukuran 4x4.
wortel dan kubis mempunyai kecepatan pengeringan yang berbeda di
mana kubis akan lebih cepat kering sebab luas permukaan kubis lebih
besar dari pada wortel sehingga air yang keluar lebihbanyak. Selain
itu wortel memunyai kadar air lebih rendah daripada kubis sehingga
wortel akan lebih cepat kering bila dipanaskan pada waktu yang
sama. Pada pengeringan dengan Tray dryer dapat dilihat bahwa wortel
berukuran 3x3x3 mempunyai kecepatan pengeringan yang tinggi dalam
waktu jam sedangkan kubis memiliki kecepatan pengeringan paling
besar pada ukuran 4x4 dalam waktu jam. Bila dibandingkan dengan
oven try dryer pada semua bahan memiliki kecepatan pengeringan yang
paling tinggi.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, hasil perhitungan
dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain : 5.1.1. Pengeringan adalah suatu cara
untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian besar ait dari suatu
bahan dengan cara menyerapkannya menggunakan energi panas. 5.1.2.
Prinsip bahan. 5.1.3. Faktor yang dapat mempengaruhi proses
pengeringan adalah luas permukaan, suhu, kecepatan udara,
kelembaban udara dan waktu pengeringan. 5.1.4. Berdasarkan hasil
percobaaan didapat bahwa kentang yang dikeringkan dengan try dryer
dengan ukuran 5x5x5 memiliki kecepatan pengeringan yang lebih
tinggi dari daripada yang lain sedangkan rasio pengkerutannya
paling besar terdapat pada sawi dengan ukuran 3x3 dalam waktu 24
jam. 5.2. Saran Dimohon untuk asisten praktikum Teknologi
Pengolahan Pangan Dan Hasil Pertanian agar lebih sabar menghadapi
para praktikan yang bandel. pengering oven adalah pengeringan
dengan cara mengalirkan udara panas secara searah atau tegak lurus
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2012. Kandungan Gizi Buah dan Sayur.
http://www.anneahira.com/buahbuahan-dan-sayur-sayuran.htm (diakses
22 Mei 2012). Anonim 1. 2007. Petunjuk Praktikum Teknologi
Pengolahan Pangan Dan Hasil Pertanian. Jember : FTP Universitas
Jember Anonim 2. 2010. Kandungan Sawi.
http://ruangtulisdandiskusi.blogspot.com/2010/04/manfaat-dan-kandungansawi.html
(diakses 22 Mei 2012) Buckle, dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta;
Universitas Indonesia Press (UI-Press) Desrosier, N.W. 1988.
Teknologi Peengawetan Pangan, Jakarta: UI Press. Diana. 2011.
Pengeringan Pangan
http://dianape.wordpress.com/2011/03/17/pengeringan-pangan/
(diakses 22 Mei 2012). Muchtadi, Tien R. 1997. Teknologi Proses
Pengolahan Pangan. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Sarah. 2012.
Pengeringan.
http://sarahbolobolo.blogspot.com/2012/01/pengeringan.html (diakses
22 Mei 2012). Winarno, F. G. dkk. 1980. Pengolahan Teknologi
Pangan. Jakarta: PT Gramedia. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama