LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARAN
LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARANPenjernihan Minyak
Jelantah
Disusun Oleh :1. Arian Epani
0612 4041 1463
2. Fitri Ramayanti
0612 4041 1467
3. Gala ng Setyoko
0612 4041 1468
4. Henny Komala Sari Sibarani0612 4041 1470
5. Haynurnissa Yusparani
0611 4041 1500
6. Lis Ocktty Zahara Pamoga0612 4041 1472
7. M. Isnanto Wisnu
0612 4041 1476
8. Rizki aprilianya
0612 4041 1480
9. Trisman Saputra
0612 4041 1483
KELOMPOK 1Dosen Pembimbing : Ir. Aida Syarif, M,TJURUSAN TEKNIK
KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA2013-2014PENJERNIHAN MINYAK
JELANTAHI. TUJUAN Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan
(jelantah) dengan berbagai adsorben dengan proses kimia dan fisika
Mengetahui % ALB dari hasil pengolahan minyak jelantah secara fisik
dan kimiaII. ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan: Spatula
1 buah
Hot plate
1 buah
Gelas kimia 500 ml
1 buah
Pipet ukur 25 ml
1 buah
Kaca Arloji
1 buah
Termometer
1 buah
Magnetic stirrer
1 buah
Erlenmeyer
1 buah
Bahan yang digunakan:
Minyak goreng bekas
Arang/karbon aktif
KOH
Alcohol (methanol dan etanol) Tymol blue
AquadesIII. DASAR TEORIMinyak jelantah adalah minyak limbah yang
bias berasal dari jenis-jenis goreng seperti minyak kelapa sawit,
miyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak jelantah merupakan
minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Dan jika ditinjau
dari komposisi kimianya , minyak jelantah mengandung senyawa
karsiogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian
minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak jesehatan manusia
menimbulkan penyakit kanker dan akibat selanjutnya dapat mengurangi
kesehatan generasi berikutnya.
Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas dalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas
tidak terikat sebagai trigeliserida. Asam lemak bebas dihasilakan
oleh proses hidrolisis dan oksidasi dan biasanya bergabung dengan
lemak netral. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah gliserol
dan alb. Reaksi ini akan dipercepat dengan factor panas, air,
keasam dan katalis enzim. Semakin lama reaksi berlangsung maka
semakin banyak kadar alb yang terbentuk.
Asam lemak bebas merupakan pengotor yang tidak boleh ada dalam
reaksi transesterifikasi. Asam lemak bebas bereaksi dengan basa
membentuk sabun dan air. Penentuan ALB pada minyak jelantah
menggunakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan titran
larutan KOH dengan indicator thymol Blue.
Adsorpsi
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi.
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada
suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis)
pada permukaann padatan tersebut. Berbeda dengan adsopsi
dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu
larutan.
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa
penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa. Dimana molekul
dan suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorps.
Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang
di sebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi
gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan
adsorpsi kimia yang terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas
zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.Faktor yang
mempengaruhi adsorpsi:
1. Kecepatan pengadukan
Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan
yang dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan
berjalan lambat pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada
kemungkinan struktur adsorban mengalami kerusakan
2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang
bisa teradsorpsi
3. Temperatur
Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur.
Pemanasan adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan
menyebabkan daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu
tinggi juga dapat membuat struktur adsorben rusak.
4. pH
Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam
atau asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan
adsorbs basa organic efektif pada pH tinggi.
5. Jenis dan Karakteristik adsorban
Jenis adsorban yang digunakan umumnya dalah karbon aktif. Karbon
aktif adalah suatu bahan pada berpori yang merupakan hasil
pembakaran bahan yang mengandung karbon dan dilakukan aktivitas
dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga
pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya adsorpsinya lebih
tinggi.
Karbon Aktif dan Pembuatannya
Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non
grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan sehingga
kemampuan menyerap fluida yang dimiliknya meningkat. Karbon aktif
dapat di buat dari semua bahan yang mengandung karbon dengan syarat
bahan tersebut mempunyai struktur berpori. Bahan-bahan tersebut
antara lain, kayu, batubara muda, tulang, termpurung kelapa, tandan
kelapa sawit, kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan
lainnya, pembuatan meliputi proses karbonisasi pada suhu tinggi dan
proses aktivasi yang dapat meningkatkan porositas karbon aktif.
IV. PROSEDUR KERJA1. Penjernihan Minyak Goreng Bekasa.
Pengolahan secara Fisik
Memasukkan 150 ml minyak ke dalam gelas kimia
Menambahkan karbon aktif 1,5 gram ke dalam sampel
Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama 15 menit,
pemanas jangan dihidupkan
Mengendapkan sampel selama 1 minggub. Pengolahan secara
Kimia
Memasukkan 150 ml minyak ke dalam gelas kimia
Menambahkan 50 alkohol
Menambahkan 6 ml H2SO4 Mengaduk sampel diatas hot plate dengan
stirrer selama 15 menit, pemanas jangan dihidupkan
Mengendapkan sampel selama 1 minggu
2. Penentuan ALB
Sebanyak1 gr minyak goreng bekas ditempatkan pada Erlenmeyer
Tymol blue ditambahkan sebanyak 3 tetes
Dilakukan titrasi dengan KOH sampai terjadi perubahan warna
menjadi putih kebiru-biruan
Dilakukan perhitungan penentuan kadar ALB
V. DATA PENGAMATANa. Penjernihana minyak jelantah secara
fisikSampleKondisi Sanmpel
Minyak jelantah 150 ml + 1,5 gr karbon aktifSebelum
prosesSesudah Proses
Warna : hitam pekat dengan agak encer Warna : kuning kehitaman
dengan sedikit kental
b. Penjernihan minyak jelantah secara kimiaSampleSuhuKondisi
sampel
SebelumprosesSesudah proses
Minyak jelantah 150 ml + methanol 50 ml + 6 ml H2SO4400CHitam
pekatSedikit menguning
500CHitam pekatLebih hitam
\
c. Penentuan kadar ALB pada sample
No.SampleVolume titran (ml)
1Bahan baku3,7 ml
2Minyak jelantah proses pengolahan fisik2
3Minyak jelantah proses pengolahan kimia dangan T = 400C2,5
4Minyak jelantah proses pengolahan kimia dangan T = 500C2,7
VI. PERHITUNGANa. Pembuatan Larutan1. Larutan KOH 250 ml
BM = 56, 11 gr / mol
M = 0,1 mol / L
V = 250 ml
Gr= M x V x BM
=
= 1,40275 gr
2. Larutan H2SO4 1 M 6 ml
H2SO4= 1,87
BM H2SO4= 98 gr / mol
% H2SO4= 98 %
M=
=
= M1 x V1 = M2 x V2 . x = = = 2,67 ml
b.Penentuan Kadar ALB (Asam Lemak Bebas)
Penjerihan minyak jelantah secara fisik dan kimia
1. Bahan Baku
VKOH= 3,7 ml
BE= 256 gr / mol. ek
NKOH= 0,1 mol. ek/ L
m= x Vsampel
= = 0,98 gr
% ALB= x 100
% ALB = % ALB = 0,0966
ALB = 9,66 %2. Minyak jelantah secara fisik (karbon aktif)
VKOH= 2 ml
BE= 256 gr / mol. ek
NKOH= 0,1 mol. ek/ L
m= x Vsampel
= = 0,98 gr
% ALB= x 100
% ALB = % ALB = 0,0522ALB = 5,22 %3. Penjernihan Minyak Jelantah
secara Kimia
Pemanasan T = 400C
BE = 256 gr/mol. Ek
VKOH = 2,5 ml
NKOH = 0,1 mol. Ek / L
M = 0,98 gr% ALB = VKOH x NKOH x 256
Gr CPO x 1000
= 2,5 ml x 0,1 ek/L x 256 gr/mol.k 0,98 gr x 1000
= 0,0653
= 6,53% Pemanasan T = 500C
BE = 256 gr/mol. Ek
VKOH = 2,7 ml
NKOH = 0,1 mol. Ek / L
M = 0,98 gr% ALB = VKOH x NKOH x 256
Gr CPO x 1000
= 2,7 ml x 0,1 ek/L x 256 gr/mol.k 0,98 gr x 1000
= 0,0705
= 7,05%c. % Efisiensi Minyak Jelantah1. Secara Fisik (Karbon
Aktif)% Penyisihan = = = 45, 96 %2. Secara kimia
a. Pemanasan T = 400C% Penyisihan = = = 32,4 %b. Pemanasan T =
500C
% Penyisihan = = = 27,02 %VII.ANALISA HASIL PERCOBAAN
Pada percobaan penjernihan minyak jelantah ini dapat ditentukan
kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak jelantah, serta
dapat menjernihkan minyak jelantah dengan menggunakan adsorben
(penjernihan secara fisik) dan penambahan methanol (penjernihan
secara kimia).
Dari percobaan dapat dianalisa bahwa penjernihan minyak jelantah
secara fisik menggunakan karbon aktif. Karbon aktif berfungsi
sebagai adsorben, sehingga minyak jelantah yang tidak baik
dikonsumsi lagi dapat digunakan untuk bahan membuat sabun ataupun
biodiesel. Penjernihan minyak jelantah dengan karbon aktif tidak
dipanaskan, hal ini dikarenakan penjernihan secara fisik, dimana
komponen zat pengotor pada minyak jelantah dijernihkan dengan cara
penyerapan tanpa terjadi reaksi perubahan pada minyak jelantah.
Sedangkan pada penjernihan minyak jelantah secara kimia
dilakukan dengan menambahkan methanol dan juga H2SO4 sebagai
katalis. Pada proses ini selain pengadukkan juga dilakukan
pemanasan. Hal ini dikarenakan, minyak jelantah dengan methanol
dengan bantuan katalisator yaitu H2SO4 dan pengadukkan serta
pemanasan. Selain itu, proses pemanasan (suhu yang digunakan) yang
berbeda akan mempengaruhi hasil penjernihan minyak jelantah yaitu
pada proses penjernihan secara kimia dengan suhu 40 oC dan 50
oC.
Dari hasil analisa kadar ALB pada sampel dapat dianalisa bahwa
ALB minyak jelantah awal sebesar 9,66 %, namun setelah minyak
jelantah mengalami proses penjernihan kadar ALB sampel menurun.
Dimana proses penjernihan secara fisik sebesar 5,22 %, secara kimia
suhu 40 oC sebesar 6,53 % dan suhu 50 oC sebesar 7,05 %. Dari data
dapat dianalisa bahwa penjernihan secara fisik lebih banyak atau
efektif atau cepat yaitu sebesar 45,96 %. Sedangkan secara kimia
lebih kecil yaitu suhu 40 oC hanya 32,4 % dan suhu 50 oC hanya
27,02 %. Hal ini terjadi karena factor pemanasan, suhu mempengaruhi
proses penjernihan semakin tinggi suhu proses penjernihan semakin
kecil.
VIII.KESIMPULAN
Dari percobaan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
1. Penjernihan minyak jelantah dilakukan secara fisik dengan
menggunakan adsorben (karbon aktif) dan secara kimia dengan
menambahkan methanol dan H2SO4 (katalis) dilakukan dengan proses
pemanasan dan pengadukkan.
2. Dari hasil percobaan
a. Secara Fisik (Karbon Aktif)
ALB (asam lemak bebas) sebesar 5,22 %
% penjernihan sebesar 45,96 %
b. Secara Kimia Pada pemanasan T = 40 oC
ALB (asam lemak bebas) sebesar 6,53 %
% penjernihan sebesar 32,4 %
Pada pemanasan T = 50 oC
ALB (asam lemak bebas) sebesar 7,05 %
% penjernihan sebesar 27,02 %
Minyak jelantah awal
ALB (asam lemak bebas) sebesar 9,66 %
3. Suhu memperngaruhi proses penjernihan , semakin tinggi suhu
proses penjernihan semakin kecil.
VII. DAFTAR PUSTAKAJobsheet Kimia. 2014. Praktikum Pengendalian
Pencemaran. Penjernihan Minyak Jelantah. Polsri. Palembang
VIII. GAMBAR ALAT
Magnetic Stirrer
Pipet Tetes
pH paper
Kertas Saring
Beaker gelas
Labu Ukur
Pipet Ukur
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Spatula
Hot plate
Kaca Arloji