-
LANGKAH INVESTIGASI WABAH(Makalah Diskusi Jumat)
Oleh :Kelompok IVAhmad Suheil P, S.Ked (0818011046)Alessandri
Perdana P, S.Ked (0818011047)John Elfran S, S.Ked (0818011070)Mutia
Agustina Maharani, S.Ked (0818011033)Nicky Cahyani Hasyim Zoem,
S.Ked (0818011035)Ricky Pebriansyah, S.Ked (0818011091)
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS
KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG16 AGUSTUS 2013
-
RUANG LINGKUP
A. Definisi Wabah B. Definisi Kejadian Luar Biasa C. Perbedaan
Wabah dan KLB D. Pembagian Wabah E. Tujuan dan Prinsip Investigasi
Wabah F. Langkah-Langkah Investigasi WabahG. Penanggulangan
Wabah
-
A. Definisi Wabah (Outbreak)Outbreak =Wabah Berjangkitnya suatu
penyakit menular pd masyarakat yg jumlah penderitanya meningkat
nyata melebihi keadaan yang lazim (melebihi angka mean atau > 2
SD dari mean) pada waktu&daerah ttt serta dapat menimbulkan
mala petaka (menular cepat) (UU No 4. 1984) Pd komunitas yg
terbatas (Barreto et al., 2006).
-
ENDEMI Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu
lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa
timbul dalam suatu wilayah tertentu.EPIDEMI Keadaan dimana suatu
masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya
meningkat.PANDEMI Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan
penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas .
-
Penyakit Wabah1. Kholera 2. Pes 3. Demam kuning 4. Demam
bolak-balik 5. Tifus bercak wabah 6. Demam Berdarah Dengue 7.
Campak 8. Polio 9. Difteri 10. Pertusis 11. Rabies 12. Malaria 13.
Influensa 14. Hepatitis 15. Tipus perut 16. Meningitis 17.
Encephalitis 18. Anthrax 19. SARS
-
B. Definisi KLBKLB (Kejadian Luar Biasa) : Timbulnya /
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pd suatu daerah dlm kurun waktu ttt (UU No. 4. 1984).
Untuk semua kejadian/kesakitan, tidak hanya penyakit menular.
-
Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus
selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,
hari, minggu, bulan, tahun).Peningkatan kejadian penyakit/kematian,
2 kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,
hari, minggu, bulan, tahun). Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan
dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. KRITERIA
KLB(Suparyanto, 2010)
-
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun naik dua kali
lipat atau lebih dibanding dg angka rata-rata per bulan dr tahun
sebelumnya.6. Case Fatality Rate menunjukan kenaikan 50% atau
lebih, dibanding dengan CFR periode sebelumnya. 7. Propotional Rate
(PR) penderita baru dari suatu periode ttt naik dua kali atau lebih
dibanding periode yang sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya. 8.
Penyakit khusus : Kholera, "DHF/DSS", Setiap peningkatan kasus dari
periode sebelumnya (pada daerah endemis).Terdapat satu atau lebih
penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tsb
dinyatakan bebas dari penyakit tsb. 9. Beberapa penyakit yg dialami
1 atau lebih penderita: Keracunan makanan, Keracunan pestisida.
-
C. Perbedaan Wabah dan KLBWABAH
Penyakit menular
Ditentukan oleh MENKESKLB
Tidak hanya penyakit menularDitentukan oleh kepala wilayah
setempat
-
D. Pembagian WabahCommon-source outbreak (point-source
outbreak)
-
2. Continual-source outbreak
-
3. Propagated (person-to-person, progressive) outbreak
-
MACAM PENYAKIT MENULARDitinjau dari kemungkinan timbulnya
wabah:Penyakit karantina atau penyakit wabahTermasuk UU No.1 dan
No.2 tahun 1962.Yang terpenting: kolera, pes, polio dan
difteriPenyakit menular dengan potensi wabah tinggi Penyakit yang
menular dengan cepat serta mortalitas tinggi Contoh: DHF, diare,
campak, pertusis dan rabiesPenyakit menular dengan potensi wabah
rendahSama dengan kelompok ke-2, hanya karena kemajuan
iptekdok/kesmas maka angka penularan dan mortalitasnya telah dapat
ditekan.Contoh: Malaria, meningitis, framboesia, keracunan,
influenza, tetanus neonatorum dan tifus perut. Penyakit menular
yang tidak berpotensial wabahWalaupun morbiditasnya masih tinggi,
perlu diprogramkan pemberantasannya. Contoh: Tb, cacing, lepra,
sifilis,Go, Filariasis
-
E. Tujuan dan Prinsip Investigasi WabahTUJUAN INVESTIGASI
OUTBREAKTujuan Inti: Mengetahui penyebab outbreak;Menyetop outbreak
sekarang dan mencegah outbreak di masa mendatang.Tujuan Khusus
MengidentifikasiAgen kausa outbreak, Cara transmisi, Sumber
outbreak, Carrier, Populasi berisiko, dan Paparan yang menyebabkan
penyakit (faktor risiko).
http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16
-
Prinsip Investigasi WabahPrinsip-prinsip dasar investigasi
KLB/wabah (Thomas dan Weber, 2001) adalah : a. Walaupun secara
teoritis langkah-langkah investigasi KLB/wabah terdiri dari
beberapa tahapan yang berurutan, namun dalam prakteknya proses
investigasi wabah bersifat dinamis dan berbagai kegiatan dapat
dilaksanakan secara simultan. b. Teramat penting untuk senantiasa
memelihara komunikasi antara berbagai pihak yang berkepentingan
dalam investigasi dan penanggulangan wabah.c. Prinsip-prinsip
epidemiologi dan statistik, khususnya berkenaan dengan rancangan
studi dan analisis harus diterakan secara benar (appropriate).
-
d. Semua tahapan investigasi dan proses pengumpulan
data/informasi harus direkam/dicatat secara teliti dan hati-hati.
e. Tinjauan (review) yang kritis dan hati-hati harus dilakukan
berdasarkan kepustakaan ilmiah yang relevan. f. Tim kesehatan yang
melakukan investigasi KLB/wabah harus senantiasa berpikiran terbuka
terhadap berbagai kemungkinan sumber KLB/wabah yang belum
terungkap.
-
Identifikasi WABAHSumber data kasus : catatan surveilans dinkes,
morbiditas& mortalitas RS/Puskesmas/Dokter, Bidan, Perawat,
UKS.Dikatakan outbreak : a. Jumlah kasus pada waktu tersebut
>mean+3SD dalam setahun terakhir.b. Kenaikan > 2 kasus baru
penyakit pd populasi yang sebelumnya tidak pernah ada kasus
tsb.http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16F.
LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH
-
a. Definisi Kasus
b. Penemuan Kasus/ Case
Findinghttp://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/162. Investigasi
Kasus
-
a. Wawancara dengan kasus Tabel Outbreak (=line listing).b.
Epidemiologi Deskriptif :1. Tabulasi Menurut karakteristik orang.2.
Kurva epidemi Karakteristik waktu.3. Spot map Karakteristik
tempat.4. Merumuskan hipotesis patogen/agen infeksi, sumber
infeksi, modus transmisi, dan
paparan.http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/163.
Investigasi Kausa
-
Kurva Epidemihttp://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16
-
Spot Maphttp://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16
-
Prinsip intervensi untuk menghentikan outbreak sebagai berikut:
(1) Mengeliminasi sumber patogen;(2) Memblokade proses transmisi;
(3) Mengeliminasi kerentanan
penjamu.http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/164. Langkah
Pencegahan dan Pengendalian
-
Studi kasus control atau studi kohort
retrospektif.http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/165. Studi
Analitik (jika perlu)
-
6. Komunikasikan Temuan Ke pihak pemangku kepentingan kesehatan
masyarakat. Penyajian secara lisan/tertulis (laporan awal dan
laporan akhir).
7. Evaluasi dan Teruskan Surveilans Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten dan peneliti outbreak melakukan evaluasi kritis untuk
mengidentifikasi berbagai kelemahan program & defisiensi
infrastruktur dalam sistem
kesehatan.http://fk.uns.ac.id/index.php/download/file/16
-
G. PENANGGULANGAN WABAH*
-
1. Menetapkan terjadinya wabah*
-
NILAI BATAS KEADAAN WABAH*
-
*
-
CONTOHx = jumlah kasus per mingguX = nilai rata-rata(mean) kasus
per mingguN = jumlah minggu Jml seluruh kasusX = Jumlah minggu 134
= 12
= 11
Jml (x-X)SD = N-1
Minggu ke-Jumlah kasus baru(x- X)(x-
X)218-39210-113132449-2459-24615416710-1188-3991100101324111439121439TOTAL13471
-
NBKW :X + 2 SD11 + 2 (2,54) = 16 kasus baruPenetapan NBKW harus
hati-hati, karena data tidak lengkap, ada data yang tidak tercatat,
misalnya:- penderita yang tidak datang berobat- berobat sendiri-
berobat ke tempat lain- meninggal
-
2. Melaksanakan Penanganan Wabah*TINDAKAN PENANGANAN
WABAHTerhadap kasusTerhadap masyarakatTerhadap lingkungan
-
TERHADAP KASUSAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan
PenunjangDiagnosisTerapiIsolasi*
-
TERHADAP MASYARAKATPromosi KesehatanSpesific ProtectionPencarian
kasus baru*
-
TINDAKAN TERHADAP LINGKUNGANLingkungan fisik
1) Terhadap lingkungan fisik yang masih baik Contoh:
perlindungan sumber air minum perlindungan makanan &
minuman
2) Terhadap lingkungan fisik yang teklah tercemar Contoh :
Kloridasi sumber air Pemberian antiseptik Pemusnahan barang-barang
yang telah tercemar. 3) Terhadap lingkungan fisik yang dipakai
sebagai sarang vektor Contoh: pengobatan atau pemusnahan abatisasi
dan penimbunan rawa
-
Lingkungan biologik
Ada 3 macam1) Tindakan terhadap binatang yang sehatTujuan : agar
tidak menjadi reservoir bibit penyakitContoh : imunisasi rabies
pada anjing yang sehat2) Tindakan terhadap binatang yang
sakitTujuan: agar tidak sampai menjadi penyebab timbulnya
penyakitContoh: membunuh anjing yang terserang rabies3) Tindakan
terhadap vektorTujuan : Memusnahkan vektor Contoh: fogging pada DBD
(DHF)
-
3. Menetapkan Berakhirnya Wabah
BATASAN :ialah pengambilan kesimpulan tentang berakhirnya
keadaan wabah yang berjangkit di suatu daerah
-
Menetapkan kesimpulan berakhirnya keadaan wabah Menggunakan 2
teknikTeknik Grafik Penyakit Jika grafik yang diamati berada di
bawah garis horison wabah, selama paling sedikit 2 x masa inkubasi,
maka dapat ditarik kesimpulan keadaan wabah telah berakhirTeknik
Tabel PenyakitBila berhadapan dengan beberapa penyakit. Jika
perbedaan antara data penyakit dengan data NBKW telah negatif
selama paling sedikit 2 x masa inkubasi
-
1. TEKNIK GRAFIK PENYAKIT40302010 1 3 5 7 9 11 13 16
mingguDaerah ADaerah B (perlu pengamatan intensif)Daerah C (keadaan
penyakit normal/lazimHorison wabahKasus rata-rata
-
2. TEKNIK TABEL PENYAKITBila penyakit yang diamati terdiri dari
beberapa penyakit dengan NBKW yang berbeda-beda
No.PenyNBKWMgke123456781A1669912141924152B2813211924231815173C4832384856725237354D3721282733282131285E524837423531284239
-
2. TEKNIK TABEL PENYAKITNegatif : tidak ada wabahPositif : ada
wabah 0 : pada bataswabah
MgkeNo.PenyNBKW123456781A16-10-7-7-4-2+3+8-12B28-15-7-9-4-5-10-13-113C48-16-100+8+24+4-11-134D37-16-9-10-4-9-16-6-95E52-4-5-10-17-21-24-10-13
-
4. Pelaporan WabahJENIS LAPORANLaporan terjangkitnya keadaan
wabahLaporan harus dikirimkan dalam waktu 24 jam setelah keadaan
wabah itu diketahui (Laporan W1) ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten,
yang selanjutnya dikirimkan pula laporan oleh Dinkes ke propinsi
dan Depkes ( Ditjen P2M-PLP)Laporan penyelidikan epidemiologi
sementaraTentang: - jenis penyakit yang mewabah - jumlah penderita
yang terserang - lokasi tempat terjadinya wabah - waktu terjadinya
wabah - sumber penularan yang dicurigai
-
Laporan keadaan wabahLaporan mingguan (W2) (rutin, baik ada
maupun tidak ada wabah)Puskesmas Kabupaten/Kota PropinsiDitjen
P2MPLPYang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa
penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.
Laporan berakhirnya wabah
-
KESIMPULANLangkah-langkah investigasi wabah :1 Identifikasi
wabah2 Investigasi kasus3 Investigasi kausa4 Langkah pencegahan dan
pengendalian5 Studi analitik (jika perlu)6 Komunikasikan temuan7
Evaluasi dan teruskan surveilans
-
DAFTAR PUSTAKAAragn T, Enanoria W, Reingold A (2007). Conducting
an outbreak investigation in 7 steps (or less). Center for
Infectious Disease Preparedness, UC Berkeley School of Public
Health. http://www.idready.org. Diakses Agustus 2013. Bensimon CM,
Upshur REG (2007). Evidence and effectiveness in decisionmaking for
quarantine. Am J Public Health;97:S44-48. Bres P (1986). Public
health action in emergencies caused by epidemics: a practical
guide. Geneva: World Health Organization. Calain P (2006).
Exploring the international arena of global public health
surveillance. Health Policy and Planning 2007;22:212 Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) (2002). Glossary of
epdemiologic terms. Centers for Disease Control and Prevention,
Atlanta, GA. www.cdc.gov/excite/ glossary. htm DepKes (2004).
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1479/MenKes/SK/X/2003, tentang
pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi penyakit
menular dan penyakit tidak menular terpadu. Jakarta: DepKes RI.
DeSalle R (2007). The natural history of infectious disease.
American Museum of Natural History.
www.amnh.org/exhibitions/epidemic/. Diakses Agustus 2013. Duffy ME,
Jacobsen BS (2001). Univariate descriptive statistics. In: Barbara
Hazard Munro (ed.): Statistical methods for health care research.
Philadelphia, PA: Lippincott. Folland S, Goodman AC, Stano S
(2001). The economics of health and health care. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice Hall, Inc.
-
Giesecke J (2002). Modern infectious disease epidemiology.
London: Arnold. Gordis, L (2000). Epidemiology. Philadelphia, PA:
WB Saunders Co. GreenbergRS, Daniels SR, Flanders WD, Eley JW,
Boring JR (2005). Medical epidemiology. New York: Lange Medical
Books/ McGraw-Hill. JHU (=Johns Hopkins University) (2006).
Disaster epidemiology. Baltimore, MD: The Johns Hopkins and IFRC
Public Health Guide for Emergencies. Hornby AS (2003). Oxford
advanced Learners Dictionary of current English. New York: Oxford
University Press. Langmuir AD (1976). William Farr: Founder of
modern concepts of surveillance. Int J Epidemiol, 5: 13-18 Last, JM
(2001). A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University
Press, Inc. Mandl KD, Overhage M, Wagner MM, Lober WB, Sebastiani
P, Mostahari F, Pavlin JA, Gesteland PH, Treadwell T, Koski E,
Hutwagner L, Buckeridge DL , Aller RD, Grannis S (2004).
Implementing syndromic surveillance: A practical guide informed by
the early experience. J Am Med Inform Assoc., 11:141150.
-
Monto AS (2005). The threat of an avian influenza pandemic. The
New England Journal of Medicine, 352 (4): 323-325 Morton RF, Hebel
JR, McCarter RJ (1990). A study guide to epidemiology and
biostatistics. Rockville, MD: Aspen Publishers. Murti B (2006).
Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: UGM Press. Pavlin JA
(2003). Investigation of disease outbreaks detected by syndromic
surveillance systems. Journal of Urban Health: Bulletin of the New
York Academy of Medicine, 80 (Suppl 1): i107-i114(1). Rothman KJ
(1990). A sobering start for the cluster busters conference. Am J
Epidemiol, 132 (Suppl. No. 1): S6-S13. Sloan PD, MacFarqubar JK,
Sickbert-Bennett E, Mitchell CM, Akers R, Weber DJ, Howard K
(2006). Syndromic surveillance for emerging infections in office
practice using billing data. Ann Fam Med
2006;4:351-358.Tapla-Conyer R, Kuri-Morales P, Gonzalez-Urban L,
Sarti E (2001). Evolution and reform of Mexican National
Epidemiological Surveillance System. Am J Public Health, 91 (11):
1758-1760. Thacker SB, Choi K, Brachman PS (1983). The surveillance
of infectious diseases. JAMA, 249: 1181-85
-
**********