11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Prinsip Dasar daripada Produksi Pada dasarnya setiap organisasi yang melakukan suatu usaha atau bisnis akan dihadapkan pada konsumen yang akan menuntut untuk diberikan satu pelayanan yang lebih, dalam hal ini akan bertolak belakang dengan pengusaha. Dalam arti konsumen akan menghendaki harga yang murah akan tetapi pengusaha juga akan menghendaki keuntungan yang tinggi. Oleh sebab itu pengusaha akan dituntut memberikan pelayanan yang utama ke konsumen dalam hal : • Kualitas yang baik • Harga yang murah • Serta ketepatan waktu saat konsumen membutuhkan produk dari produsen Untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan tanpa akan memberikan beban penambahan harga produk ke konsumen maka pengusaha yang mempunyai daya saing akan menerapkan prisip bahwa harga adalah alat kontol untuk pasar, maka untuk mencapai keuntungan yang lebih banyak bukan dengan cara menaikkan harga akan tetapi dengan penurunan biaya-biaya produksi yang tidak menambah nilai daripada produk. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti gambar berikut ini.
25
Embed
LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00434-TIAS-Bab 2.pdf · dihadapkan pada konsumen yang akan menuntut untuk diberikan satu ... Toyota didefinisikan sebagai segala ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Prinsip Dasar daripada Produksi
Pada dasarnya setiap organisasi yang melakukan suatu usaha atau bisnis akan
dihadapkan pada konsumen yang akan menuntut untuk diberikan satu pelayanan
yang lebih, dalam hal ini akan bertolak belakang dengan pengusaha. Dalam arti
konsumen akan menghendaki harga yang murah akan tetapi pengusaha juga akan
menghendaki keuntungan yang tinggi. Oleh sebab itu pengusaha akan dituntut
memberikan pelayanan yang utama ke konsumen dalam hal :
• Kualitas yang baik
• Harga yang murah
• Serta ketepatan waktu saat konsumen membutuhkan produk dari produsen
Untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan tanpa akan memberikan beban
penambahan harga produk ke konsumen maka pengusaha yang mempunyai daya
saing akan menerapkan prisip bahwa harga adalah alat kontol untuk pasar, maka
untuk mencapai keuntungan yang lebih banyak bukan dengan cara menaikkan harga
akan tetapi dengan penurunan biaya-biaya produksi yang tidak menambah nilai
daripada produk. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti gambar berikut ini.
12
Gambar 2.1 Diagram Prinsip daripada Harga
Gambar 2.2 Diagram Prinsip daripada Management
Dalam pencapaian penurunan biaya produksi dapat dicapai dengan :
• Hanya memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
(menerapkan sistem Just In Time).
• Memproduksi produk yang berkualitas (menerapkan Jidoka).
• Memproduksi produk yang lebih murah (menghilangkan muda secara tuntas).
• Menciptakan tempat kerja yang kuat dan flexibel mengikuti perubahan.
Cost reduction
Profit increase
Price unchanged
How quickly we can cash in our paid capital!
① Reduce production lead time ② Minimize of inventory & Work In Process(WIP)
製品 お客様 お客様
経営者 経営者
設備
原材料
部品
投資
利益 売上
Supplier
Prd. Lead time
仕掛品中間在庫製品在庫
Products お客様 Customer
Management
Manpower
Machine
Material
Parts
Investment
Profit Sales
WIP Mid stockProd. stock
L/T
13
maka dasar daripada proses produksi adalah seperti diagram berikut :
Gambar 2.3 Diagram dasar proses produksi
2.2 Muda, Mura, dan Muri
2.2.1 Muda ( Pemborosan )
Pemborosan atau dalam bahasa jepang disebut muda, menurut Fuji Chao dari
Toyota didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berlebih di luar kebutuhan
minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja yang mutlak
diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Dapat dikatakan pemborosan
sebagai segala sesuatu atau semua kegiatan yang tidak memberi nilai tambah pada
produk.
Menurut Taiichi Ohno dalam Just In Time menemukan ada 7 jenis pemborosan
yang harus diidentifikasikan yaitu :
1. Pemborosan produksi berlebih
Adalah pemborosan yang terjadi karena memproduksi sejumlah barang melebihi
jumlah yang dibutuhkan. Produksi berlebih ini mengakibatkan berbagai
Production Just in Time
Jidoka
Pull system, Fill up system
TPM
Total elimination of Muda Takt on demand
Cost reduction
Continuous flow of process
L/T reduction
Quality up Q
C
D
Small lot production
14
pemborosan seperti: terciptanya persediaan yang tak perlu, tambahan usaha untuk
menangani bahan, tempat tambahan untuk menyimpan persediaan dan bunga
bank yang harus dibayar kepada bank karena peningkatan modal kerja.
2. Pemborosan karena persediaan
Pemborosan karena persediaan ini hampir sama dengan pemborosan karena
produksi berlebih, hanya saja pemborosan ini merupakan pembelian yang terlalu
banyak, sehingga persediaan menjadi menumpuk.
Oleh karena itu untuk mengurangi pemborosan karena persediaan cara yang
digunakan antara lain:
• menyingkirkan barang-barang persediaan yang tidak diperlukan lagi (
prinsip pemeliharaan dan pengaturan tempat kerja ).
• tidak memproduksi barang yang tidak diperlukan untuk proses berikut
( prinsip keseimbangan jalur/line balancing ).
• tidak membeli atau membawa barang-barang dalam ukuran lot besar.
3. Pemborosan pengerjaan ulang karena gagal/cacat produksi
Adalah pemborosan yang terjadi karena harus ada pengerjaan ulang terhadap
produk atau bila produk cacat maka harus dimusnahkan. Hal ini berdampak pada:
• operator pada proses produksi berikutnya menunggu.
• menambah biaya produksi.
• memperpanjang lead time.
• perlu kerja tambahan untuk membongkar dan mereparasi produk.
15
• terganggunya jadwal produksi.
Akibat yang lebih buruk lagi adalah bila cacat produksi ini ditemukan oleh
pelanggan sendiri karena bukan hanya ongkos garansi dan tambahan ongkos
kirim saja yang harus ditanggung, tetapi juga pengorbanan berupa citra
perusahaan, peluang bisnis mendatang dan pangsa pasar menyusut.
4. Pemborosan gerak kerja
Terjadi karena adanya gerakan pekerja yang tidak berkaitan langsung dengan
nilai tambah. Hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi dari jalur produksi
itu sendiri. Secara spesifik, semua gerak kerja yang membutuhkan usaha fisik
berlebih dari pekerja merupakan pemborosan. Contoh gerakan tersebut adalah:
• gerakan hilir-mudik mencari alat bantu.
• mengambil dan mengembalikan alat ke tempat kerja yang letaknya
berjauhan.
5. Pemborosan pemrosesan
Pemborosan ini terjadi karena adanya teknologi yang kurang tepat atau
rancangan produk yang kurang baik. Pemborosan pada banyak kasus umumnya
diakibatkan karena kegagalan melakukan sinkronisasi proses. Operator
seringkali melakukan pekerjaannya pada bidang tertentu lebih teliti dari yang
diisyaratkan.
6. Pemborosan waktu tunggu/penundaan
Pemborosan waktu tunggu terjadi pada saat tangan operator menganggur (tak
16
berfungsi apapun) atau saat operator menunda kerja sebagai teknik untuk
mengatasi berbagai keadaan seperti :
• jalur kerja yang tidak seimbang.
• komponen yang belum tersedia.
• adanya gangguan mesin.
Contoh lain pemborosan waktu tunggu adalah adanya operator yang hanya
melihat dan mengawasi jalannya mesin. Ia tidak mengerjakan apa-apa, karena
pekerjaan sepenuhnya dilakukan oleh mesin.
7. Pemborosan transportasi
Pemborosan ini terjadi bila produk yang sama ditangani berulang-ulang dari satu
proses kerja ke proses berikutnya tanpa memberikan nilai tambah pada produk
tersebut.
2.2.2 Mura
Adalah kondisi perubahan karena rencana produksi tidak tetap, kadang banyak
kadang sedikit. Dalam hal ini meyebabkan ketidak teraturan dalam proses produksi.
2.2.3 Muri
Adalah pemberian beban yang tidak teratur, dalam hal ini pemberian beban yang
berlebih terhadap kapasitas yang tersedia.
2.3 Gambaran Sistem Produksi Just In Time
Dalam dunia industri manufaktur persaingan antar pelaku bisnis semakin ketat,
maka untuk dapat tetap bertahan di dunia manufaktur, dunia industri harus dapat
17
memenuhi permintaan pasar dengan mutu dan harga yang sesuai dengan tuntutan
pasar itu sendiri.
Hal tersebut diatas yakni mutu dan harga yang baik dapat dihasilkan dengan
dengan sistem produksi yang efisien dan produktif dengan tidak mengabaikan
kualitas barang.
Berbagai metoda dan teknik dikembangkan, salah satunya adalah Just In-Time
yang sejak lama telah dijadikan acuan oleh kebanyakan perusahaan manufaktur
jepang.
Secara definisi Just In-Time dapat dijelaskan sebagai berikut: “Just In Time
involves the meaning that each process must be supplied at required time and in the
required quantity”.
Sistem ini adalah sebuah metode pengelolaan produksi dengan kondisi persediaan
yang sangat minim dan waktu pemesanan yang cepat. Dengan demikian diharapkan
pabrik dapat memproduksi atau mengirim barang pada saat, jenis dan jumlah yang
dibutuhkan sehingga banyak pemborosan-pemborosan yang dapat dihilangkan.
2.4 Pelaksanaan Just In-Time
Supaya tiap-tiap lini produksi dapat menyediakan barang tepat waktu, tepat
jumlah, dan tepat jenis. Maka setiap lini tersebut haruslah dalam kondisi “siaga”
setiap saat. Baik dari segi kualitas, segi kapasitas, segi inventory.
Dalam pelaksanaan Just In-Time ada 4 prinsip operasi yang perlu diperhatikan
yaitu:
2.4.1 Sistem Tarik (Pull System)
18
Pada sistem produksi konvensional, sebuah badan kontrol biasanya (Post
Production Control) membuatkan setiap lini produksi, rencana produksi atau rencana
komponen yang harus dikirim ke proses selanjutnya. Hal ini membutuhkan
perencanaan dan penjadwalan yang amat rumit dan dilakukan jauh hari sebelumnya.
Sehingga apabila ada perubahan permintaan pasar mendadak, perencanaan dan
penjadwalan tadi menjadi tidak ada artinya.
Dengan Just In-Time tidak demikian, jadwal produksi hanya diberikan kepada
proses akhir atau proses hilir. Kemudian proses hilir mengambil barang dari proses
yang sebelumnya atau proses lebih hulu hanya pada saat dibutuhkan dan jumlah yang
dibutuhkan. Langkah itu berlanjut sampai dengan proses yang paling hulu.
Langkah – langkah pemrosesan seperti itu dinamakan sistem tarik. Dengan kata
lain, Sistem Tarik adalah mekanisme kontrol yang menjaga jumlah produksi dan
menjamin terbentuknya komunikasi yang tepat dan cepat.
Untuk mempermudah mekanisme kontrol sistem tarik tersebut dibuat alat bantu
berupa kartu kanban. Dalam sistem kanban sebenarnya menngadopsi dari sistem
yang ada dalam sistem super market, dalam sistem ini akan memberikan pelayanan
yaitu jika barang yang ada dalam store diambil ( di beli konsumen ) maka pihak yang
bertugas akan mengisi store tersebut sesuai dengan jumlah dan barang yang sama
dengan cara mengambil barang dari proses sebelumnya atau dari stock yang ada.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 2.4 berikut ini.
19
Gambar 2.4 Sistem produksi dengan kanban
2.4.2 Aliran Proses Berkelanjutan
Aliran proses berkelanjutan merupakan suatu metoda produksi yang berusaha
menghilangkan penumpukan WIP (work in process) di dalam maupun diantara lini
produksi sehingga diperoleh aliran produksi piece by piece ( one piece flow).
Hal tersebut menimbulkan efek positif, antara lain:
• Proses dapat dengan segera dimulai dan dihentikan dengan segera karena
tidak perlu menunggu sampai dengan lot terpenuhi.
• Lead time menjadi lebih cepat karena hilangnya non processing time, dalam
arti lain Lead time dapat diperpendek sehingga muda dapat dikurangi.
2.4.3 Tact Time yang Selaras
Tact time merupakan satuan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit
produk. Tact time tersebut didapat dari hasil perhitungan dengan rumus sebagai