` Studi Karakteristik Pengeringan Pupuk NPK (15:15:15) Menggunakan Tray Dryer LABORATORIUM PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS Disusun oleh : Argatha Febriansyah - (2310100106) Rucita Ramadhana - (2310100152) Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Ali Altway, MS. 2. Dr. Ir. Susianto, DEA. Seminar Skripsi
37
Embed
LABORATORIUM PERPINDAHAN PANAS DAN MASSAdigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-35668-2310100106_2310100152-presentation.pdfGAMBAR SKEMA TRAY DRYER Keterangan gambar : 1. Inlet udara masuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
`
Studi Karakteristik Pengeringan PupukNPK (15:15:15) Menggunakan Tray Dryer
LABORATORIUM PERPINDAHAN PANAS DAN MASSAJurusan Teknik Kimia
FTI - ITS
Disusun oleh :
Argatha Febriansyah - (2310100106)
Rucita Ramadhana - (2310100152)Dosen Pembimbing :
1. Prof. Dr. Ir. Ali Altway, MS.2. Dr. Ir. Susianto, DEA.
Seminar Skripsi
PENDAHULUAN
2
PUPUK NPK MEMEGANG PERANAN PENTING PADA SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
2
Keterangan : Proses : Recycle
Bahan Baku Granulasi Pengeringan
Scrubber Pengayakan Pendinginan
Pelapisan Pengantongan
Dedusting
3
Proses pengeringan pada industri Pupuk NPK memegang peranan penting dimana kandungan air dalam spesifikasi Pupuk NPK
Mengapa Kadar Air Dalam Pupuk NPK Perlu Dibatasi ?
Kadar Air Yang Berlebihan
Merusak Struktur Granular Pupuk
Mempengaruhi Kualitas Dan Kandungan Gizi Pupuk
5
Mengapa Perlu Dilakukan Studi Karakteristik Pengeringan?
Proses pengeringan pada skala industri memerlukan desain alat pengering yang tepat dan efesien.
Desain alat pengering ini memerlukan data karakteristik
pengeringan pupuk tersebut.
Dipilih Tray dryer karena cocok digunakan untuk skala laboratorium, memiliki efisiensi thermal yang tinggi, cocok untuk segala bahan, moisture content akhir lebih rendah, dan memiliki resiko yang lebih rendah terhadap ledakan (Mujumdar,1995) (EPA,2006)
6
Telah melakukan studi karakteristikpengeringan Pupuk NPK (15 : 15 :15) melaluieksperimen dengan fixed-bed dan simulasi.Secara garis besar penelitian inimenginvestigasi tentang persamaan pengeringansemi-empiris.
PENELITIAN SEBELUMNYALaboratorium Perpindahan Panas Massa dan PemisahanJurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
10
Penelitian tentang studi karakteristik
pengeringan apel menggunakan tunnel dryer
dengan variabel bebas suhu udara, aliran udara
dan moisture relatif.
Hasil pengukuran digunakan untuk menentukan
kurva laju pengeringan.
6
DIKBASAN
(2007)
Telah melakukan studi karakteristikpengeringan Pupuk NPK (15 : 15 :15) melaluieksperimen dengan fixed-bed dan simulasi.Secara garis besar penelitian inimenginvestigasi tentang persamaan pengeringansemi-empiris.
PENELITIAN SEBELUMNYALaboratorium Perpindahan Panas Massa dan PemisahanJurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
10
SRINIVASA
(2008)
Penggunaan tray dryer untuk menentukan
karakteristik pengeringan pernah digunakan
pada sawdust dari kayu pohon palm.
Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat
pengeringan meningkat dengan peningkatan
suhu medium pengering.
7
PENELITIAN SEBELUMNYALaboratorium Perpindahan Panas Massa dan PemisahanJurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
10
AKPINAR
(2004)
Penelitian eksperimen secara komprehensif
dilakukan untuk mengukur distribusi kadar air
dalam potongan kentang dengan range variabel
suhu (60-800C) dan kecepatan udara 1 - 1.5 m/s.
Kemudian hasil diuji dengan 4 model untuk
menentukan parameter proses pengeringan.
8
PENELITIAN SEBELUMNYALaboratorium Perpindahan Panas Massa dan PemisahanJurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
10
Harianto D &
Khoir M
(2009)
Melakukan studi eksperimental karakteristik
pengeringan limbah padat tapioka. Hasil
penelitian di evaluasi menggunakan tiga belas
model semi-teoritis. Dan diperoleh bahwa
model Midilli paling tepat untuk menjelaskan
kurva karakteristkik pengeringan limbah padat
9
PENELITIAN SEBELUMNYALaboratorium Perpindahan Panas Massa dan PemisahanJurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
10
Proses pengeringan pupuk NPK menggunakan
fixed bed dryer secara eksperimen.
Hasil penelitian ini menunjukkan laju
pengeringan secara jelas meningkat dengan
peningkatan suhu udara dan pengaruh laju aliran
udara tidak begitu terlihat jelas pada laju
pengeringan.
10
Han
2002
PERUMUSAN MASALAH
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam
menentukan kondisi operasi atau mendesain
alat pengering yang tepat, maka diperlukan
studi karakteristik pengeringan Pupuk NPK
(15:15:15).
11
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkaji pengaruh suhu udara pengering, kecepatan udara pengering, dan ukuran partikel sampel terhadap karakteristik pengeringan pupuk NPK(15:15:15).
2. Menemukan model yang tepat untuk menjelaskan karakteristik pengeringan pupuk NPK (15:15:15) memakai model pengeringan semi teoritis
12
METODOLOGI PENELITIAN
TAHAPAN PENELITIAN
Melakukan Percobaan Proses Pengeringan
Membuat Kurva Karakteristik
Menentukan Parameter Model Pengeringan
Memilih Model semi-teoritis untuk
mengevaluasi hasil percobaan
Menganalisa hasil penelitian
Studi Literatur
Preparasi Sampel
15
GAMBAR SKEMA TRAY DRYER
Keterangan gambar :
1. Inlet udara
masuk
2. Kipas angin
3. Pemanas
4. Display suhu Td
dan Tw dan
switch
termokopel
5. Pengatur
kecepatan udara
6. Termokopel
7. Termometer bola
kering
8. Termometer
bola basah
9. Pintu kaca
10. Timbangan
digital
11. Tray
12. Wadah sampel
13. Ruangan
Pengering
14. Voltage
Regulator sebagai
pengatur suhu
16
Variabel PenelitianVariabel yang telah dikaji adalah : • Suhu udara pengering yaitu : 60, 70, dan 80 oC
• Kecepatan udara pengering yaitu : 0,6 dan 1,4 m/s • Ukuran partikel yaitu : 6, 8, dan 10 mesh
Variabel respon antara lain adalah :• Kurva karakteristik pengeringan Pupuk NPK• Karakteristik model pengeringan semi-teoritis
17
18
1. Menentukan moisture ratio hasil eksperimen
2. Menganalisa hasil eksperimen dengan model two term eksponen dan midili. Denganpersamaan :
MReksperimen =
eMC0MCeMCMCt
ew0wewwt
= =
0MC
MCt
MRmodel two term eksponential = a. exp (-kt) + (1-a).exp (-kat)
MRmodel midilli = a. exp (-ktn) + bt
19
Analisa Statistik Model
1. Koefesien Determinan (R2)
Sum of Square Error (SSE) = ∑ (MRex – MRm)2
Sum of Square Total (SST) = ∑ (MRex – MR rata-rata ex)2
2.Standard Error of Estimate (SEE)
3. Root Mean Square Error (RMSE)
4. Mean Sum of Squares of Errors (MSE)
R2 = SSTSSR = 1 -
SSTSSE
SEE =
nN
N
1i2
modelMRexpMR
RMSE = 2/1N
1i2
expi,MRprei,MRN1
MSE =
nN
2ipre,MRiexp,MR
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu padapupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan suhu udara pengering (̊C) dengan ukuran partikel 10 mesh dan kecepatanudara pengering 0.6 m/s
0
1
2
3
4
5
6
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Moi
stur
e C
onte
nt (g
r H2O
/ gr s
ampe
l ke
ring)
Waktu (menit)
suhu 60 C
suhu 70 C
suhu 80 C
21
Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu padapupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan kecepatan udara (m/s) dengan ukuran partikel 6 mesh dan suhu 80 0C
0
1
2
3
4
5
6
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Moi
stur
e C
onte
nt (g
r H2O
/ gr s
ampe
lke
ring)
Waktu (menit)
kecepatan 0.6 m/s
kecepatan 1.4 m/s
22
Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu padapupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan ukuran partikel(mesh) dengan kecepatan udara pengering 0.6 m/s dan suhu 80 oC.
23
0
1
2
3
4
5
6
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Moi
stur
e C
onte
nt (g
r H2O
/ gr s
ampe
l ke
ring)
Waktu (menit)
10 mesh
8 mesh
6 mesh
Kurva hubungan antara drying rate terhadap free moisture pada pupukNPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan suhu udara pengering (̊C)dengan ukuran partikel 10 mesh dan kecepatan udara pengering 0.6 m/s
24
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Rat
e D
ryin
g (g
r H2O
/cm
3 .men
it)
Free Moisture (gr H2O/ gr sampel kering)
suhu 60 C
suhu 70 C
suhu 80 C
Evaluasi model pengeringan
Model Two term eksponensial
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
MR
Mod
el T
wo
Term
Eks
pone
nsia
l
MR Eksperimen26
+38 %
-13.5 %
a = 1.5224 T-0.1058 V0.00034 Dp0.0116
k = 0.000017 T1.581 V0.4059 Dp0.1909
27
Hasil Analisa Statistik Model Two Term Eksponensial
Model midilli
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
MR
Mod
el M
idill
i
MR Eksperimen 28
-5.3 %
+7.6 %
a = 1.0940 T-0.01789 v-0.00629 Dp-0.00693
b = -0.00167 T0.00578 v0.3547 Dp-0.066
k = 0.0079 T-0.000022 v-0.000002 Dp-0.0000014
n = 0.06711 T0.65074 v0.0226 Dp-0.0697
29
Hasil Analisa Statistik Model Midilli
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 50 100 150 200 250 300
Moi
stur
e R
atio
(MR
)
Waktu (menit)
Model Midilli
30
KESIMPULAN
32
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara pengering
dan kecepatan udara pengering memberi pengaruh yang
signifikan terhadap laju pengeringan, sedangkan untuk ukuran
partikel pupuk NPK (15:15:15) kurang memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap laju pengeringan.
33
2. Pada penelitian ini Model Midilli direkomendasikan sebagai
model pengeringan untuk granular pupuk NPK (15:15:15) dengan
nilai parameter dan koefisien model emipiris sebagai berikut :
MR = a. exp (-ktn) + bt
a = 1.0940 T-0.01789 v-0.00629 Dp-0.00693
b = -0.00167 T0.00578 v0.3547 Dp-0.066
k = 0.0079 T-0.000022 v-0.000002 Dp-0.0000014
n = 0.06711 T0.65074 v0.0226 Dp-0.0697
0
0.01
0.02
0.03
0 1 2 3 4 5
Rat
e D
ryin
g (g
r H2 O
/cm
3 .men
it)
Free Moisture (gr H2O/ gr sampel kering)
10 mesh
8 mesh
6 mesh
Kurva pengaruh ukuran partikel sampel terhadaplaju pengeringan pupuk NPKvariabel suhu 60 C dan kecepatan udara 0.6 m/s
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0 1 2 3 4 5
Rat
e D
ryin
g ( g
r H2 O
/ cm
3 .men
it )
Free Moisture ( gr H2O/ gr sampel kering )
kecepatan 0.6 m/s
kecepatan 1.4 m/s
Kurva pengaruh kecepatan udara pengeringterhadap laju pengeringan pupuk NPKvariabel suhu 60 C dan ukuran partikel 10 mesh