Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan.Oleh karena itu
dunia pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah
berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, sebab melalui proses pendidikan akan terlahir
generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu mengikuti
perubahan dan perkembangan kemajuan zaman di segala aspek
kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan standar proses
pendidikan. Standar proses pendidikan adalah standar pendidikan
nasional yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
(Sanjaya, 2006:4). Dan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
tersebut, pada hakekatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor yang paling menentukan adalah
kurikulum pendidikan yang berkualitas.
Kurikulum sendiri didefinisikan bermacam-macam oleh para
ahli,namun pada intinya semua mengarah kepada pengertian yang
sama. Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam
bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah
“Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik
berlangsung dikelas,dihalaman maupun diluar sekolah”. Menurut B.
Ragan mengemukakan kurikulum adalah “Semua pengalaman anak
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 1
Page 2
dibawah tanggung jawab sekolah” Menurut Soedijarto,kurikulum
adalah sebuah pengalaman pemikiran bagi prosedur perencanaan dan
pengembangan; menurut kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1975 menyatakan kurikulum adalah
”Segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan
diorganisir untuk diatasi oleh siswa/mahasiswa untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga
pendidikan”. Jadi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu usaha terencana dan
terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada
siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam 5 dasawarsa terakhir saja, atau sejak berakhirnya era
Presiden Soekarno yang disebut dengan masa Orde Lama, bangsa
Indonesia telah melakukan 7 kali penggantian kurikulum dan
kurikulum yang baru diterapkan oleh pemerintah indonesia yaitu
kurikulum 2013 yang banyak menuaikan pro dan kontra dalam proses
penerapan kurikulum tersebut. Perubahan-perubahan yang dilakukan
pada kurikulum di Indonesia bertujuan untuk menyesuaikan dan
mengembangkan pendidikan Indonesia menuju kualitas yang lebih
baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Selain
itu perubahan kurikulum juga ditunjukan untuk menyesuaikan
perkembangan peserta didik.Namun dalam setiap perubahan
kurikulum, sistem kurikulum di indonesia tidak selalu berdampak
positif,namun juga ada yang bersifat negatif sehingga diperlukan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 2
Page 3
adanya perbaikan kembali pada sistem pendidikan yang diterapkan
pada saat itu.
Seperti yang telah dijelaskan di atas,kurikulum yang pernah
diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia diantaranya yaitu
kurikulum 1968,kurikulum 1975, kurikulum 1984,kurikulum
1994,KBK,KTSP, dan kurikulum 2013.Dalam makalah ini penulis ingin
menguraikan beberapa hal mengenai pengertian,konsep,komponen dari
kurikulum serta fungsi dan peranan dari kurikulum dalam
perkembangan pendidikan, kurikulum-kurikulum yang pernah
diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia serta dampak
positif dan negatif dari penerapan kurikulum tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas,dapat dirumuskan permasalahan
yaitu
1. Apakah pengertian dari kurikulum serta konsep dan komponen
dari kurikulum tersebut ?
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 3
Page 4
2. Bagaimana fungsi dan peranan dari kurikulum dalam
perkembangan pendidikan ?
3. Apakah pengartian dari manajemen kurikulum serta tujuan dan
fungsi manajemen kurikulum tersebut ?
4. Bagaimana prinsip-prinsip dan ruang lingkup pada manajemen
kurikulum ?
5. Bagaimana proses dari manajemen kurikulum serta faktor
pendukung dan penghambatnya ?
6. Bagaimanakah perjalanan dan perkembangan kurikulum yang
pernah diterapkan di Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai
sekarang ?
7. Bagaimanakah dampak positif dan negatif dari kurikulum yang
pernah diterapkan tersebut terhadap sistem pendidikan di
Indonesia?
1.3 TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas,makalah ini
bertujuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian dari kurikulum serta konsep dan
komponen dari kurikulum tersebut,
2. Menjelaskan fungsi dan peranan dari kurikulum dalam
perkembangan pendidikan,
3. Menjelaskan pengartian dari manajemen kurikulum serta tujuan
dan fungsi manajemen kurikulum tersebut,
4. Menjelaskan prinsip-prinsip dan ruang lingkup pada manajemen
kurikulum,
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 4
Page 5
5. Menjelaskan proses dari manajemen kurikulum serta faktor
pendukung dan penghambat dari proses manajemen kurikulum
tersebut,
6. Menjelaskan perjalanan dan perkembangan kurikulum yang
pernah diterapkan di Indonesia,
7. Menjelaskan bagaimana dampak positif dan negatif dari
kurikulum yang pernah di terapkan tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.Dengan
beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum maka
secara teoritis agak sulit menentukan satu pengertian yang
dapat merangkum semua pendapat.Istilah kurikulum digunakan
pertama kali pada dunia olahraga zaman Yunani kuno yang
berarti “jarak yang ditempuh”.Semula dipakai dalam dunia
olahraga.Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start
sampai finish untuk memperoleh medali atau
penghargaan.Berikut ini adalah beberapa pengertian kurikulum
yang ditinjau dari beberapa sudut pandang.
a. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang
dan dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 5
Page 6
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan
kelas atau ijazah”.Pengertian ini termasuk juga dalam
pandangan klasik,dimana lebih ditekankan bahwa kurikulum
dipandang sebagai rencana pelajaran disuatu sekolah yang
mencakup pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus
ditempuh di sekolah,itulah pengertian dari kurikulum yang
diartikan menurut pandangan tradisional.
b. Pengertian Kurikulum Secara Modern
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam
bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah
“Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar
baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar
sekolah”.Menurut B. Ragan,beliau mengemukakan bahwa
“Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung
jawab sekolah”.Menurut Soedijarto,“Kurikulum adalah
segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan
dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
bagi suatu lembaga pendidikan”. Dari berbagai pengertian
kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha
terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu
pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan.
c. Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 6
Page 7
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang
dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan
kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran
tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya,sesuai
dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang
bersangkutan.Secara etimologi,kurikulum berasal dari
bahasa Latin “curriculum” yang berarti bahan
pengajaran.Ada yang mengatakan bahwa kata kurikulum
berasal dari bahasa Perancis “courier” yang berarti
berlari.Di samping itu, dijelaskan juga sebagai rel
pacuan kuda ditengah lapangan yang harus dilewati dan
tidak boleh dilangggar.
Ada juga Istilah kurikulum yang berasal dari bahas
latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari.Pada waktu itu,pengertian
kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus
ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah.Dengan menempuh suatu kurikulum,siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya
merupakan suatu bukti,bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pelajaran,sebagaimana
halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara
satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai
finish.Dengan kata lain,suatu kurikulum dianggap sebagai
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 7
Page 8
dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu
ijazah tertentu.
Adapun secara terminologis, kurikulum adalah a plan for
learning yang disiapkan dan direncanakan oleh para ahli
pendidikan untuk pelajaran anak didik baik berlangsung
didalam kelas maupun diluar kelas.Untuk mendapatkan
rumusan tentang pengertian kurikulum,para ahli
mengemukakan pandangan yang beragam.Dalam pandangan
klasik,lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai
rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran
dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah
kurikulum.
George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A
Curriculun is a written document which may contain many
ingredients, but basically it is a plan for the education
of pupils during their enrollment in given school”. Dalam
pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap
sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi
dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel
dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum to
be composed of all the experiences children have under
the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran
Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “the
curriculum has changed from content of courses study and
list of subject and courses to all experiences which are
offered to learners under the auspices or direction of
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 8
Page 9
school.Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan
tersebut,Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep
kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1.kurikulum sebagai suatu ide,yang dihasilkan melalui
teori-teori dan penelitian,khususnya dalam bidang
kurikulum dan pendidikan.
2.kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang
didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-
alat, dan waktu.
3.kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan,dalam
bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya
perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para
peserta didik.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional
sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 9
Page 10
Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang
kurikulum,dalam implementasi kurikulum kiranya perlu
melihat definisi kurikulum yang tercantum dalam Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Lebih lanjut
pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
Peningkatan iman dan takwa;
Peningkatan akhlak mulia
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik
Keragaman potensi daerah dan lingkungan
Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Tuntutan dunia kerja
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Agama
Dinamika perkembangan global
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan
kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan
pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu,
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 10
Page 11
kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan
tantangan kehidupan global.Artinya,kurikulum haruslah
memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab
permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas
manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang
pendidikan.
2.1.2 Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam
teori kurikulum adalah konsep kurikulum.Ada tiga konsep
tentang kurikulum yaitu kurikulum sebagai
substansi,kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai
bidang studi.Mari kita jelaskan satu persatu.
a. Konsep pertama,kurikulum sebagai suatu substansi/rencana
Suatu kurikulum,dipandang orang sebagai suatu rencana
kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah atau
sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat merujuk kepada suatu dokumen yang
berisi rumusan tentang tujuan,bahan ajar,kegiatan
belajar-mengajar,jadwal dan evaluasi.Suatu kurikulum
juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai
hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum
dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan
masyarakat.Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup
tertentu misal pada suatu sekolah, suatu kabupaten,
propinsi, ataupun di seluruh daerah negara tersebut.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 11
Page 12
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan,sistem pendidikan,bahkan sistem
masyarakat.Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun
suatu kurikulum,melaksanakan,mengevaluasi dan
menyempurnakannya.Hasil dari suatu sistem kurikulum
adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum
agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi
Yaitu bidang studi kurikulum.Ini merupakan bidang
kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran.Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum.Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari konsep-konsep dasar tentang
kurikulum.Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan,mereka menemukan hal-
hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang
studi kurikulum.
2.1.3 Komponen Kurikulum
Ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: komponen
tujuan,komponen isi (bahan pelajaran),komponen strategi
pelaksanaan (proses belajar mengajar) dan komponen penilaian
(evaluasi).Mari kita jelaskan satu persatu.
a. Komponen Tujuan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 12
Page 13
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan pendidikan.Tujuan itulah yang
dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan
yang dijalankan.Berhasil atau tidaknya program
pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh
dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam
setiap kurikulum lembaga pendidikan,pasti dicantumkan
tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai
oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan
pada tataran makroskopik,selanjutnya dijabarkan ke dalam
tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau
satuan pendidikan tertentu.Dalam Permendiknas No. 22
Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan berikut :
1.Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia,serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2.Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 13
Page 14
3.Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
4.Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian
dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau
satuan pendidikan.
b. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan.Isi kurikulum
meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum
dalam menentukan isi kurikulum.Kriteria itu atara lain:
Ø Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa,
Ø Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social,
Ø Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah
yang tahan uji,
Ø Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas,
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 14
Page 15
Ø Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan
pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum
yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1.Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari
bahan kajian atau topik -topik pelajaran yang dapat
dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
2.Mengacu pada pencapaian tujuan setiap
satuan pelajaran.
3.Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
c. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta
peralatan mengajar yang digunakan dalam
pengajaran.Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran
tidak hanya terbatas pada hal itu saja.Pembicaraan
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu
saja melainkan tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran,mengadakan penilaian,pelaksanaan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 15
Page 16
bimbingan dan mengatur kegiatan,baik yang secara umum
berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan
bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah.Kurikulum
merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan
secara nyata disekolah,sehingga mampu mengantarkan anak
didik mencapai tujuan pendidikan.Kurikulum yang baik
akan mencapai hasil yang maksimal,jika pelaksanaannya
menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen
strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran,
penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan
kegiatan sekolah.
d.Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum.Dalam
pengertian terbatas,evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan.Sedangkan dalam pengertian yang lebih
luas,evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
kinerja kurikulum secara keseluruhan yang ditinjau dari
berbagai kriteria.Indikator kinerja yang dievaluasi
tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga
relevansi,efisiensi,feasibility program.
Pada bagian lain,dikatakan bahwa luas atau tidaknya
suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan
oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 16
Page 17
tersebut.Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk
mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-
komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum
tersebut.Salah satu komponen kurikulum penting yang
perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan
hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting,baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk
pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri.Hasil-
hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para
pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang
kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.Hasil–hasil evaluasi kurikulum
juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan
para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan
membantu perkembangan peserta didik,memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran,
cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
2.1.4 Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
atau acuan.Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.Bagi sekolah
atau pengawas,kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan.Bagi orang
tua,kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 17
Page 18
membimbing anaknya belajar di rumah.Bagi
masyarakat,kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan
di sekolah.Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi
sebagai suatu pedoman belajar.Berkaitan dengan fungsi
kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam
fungsi kurikulum, yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa
agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri
senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.Oleh
karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena
itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 18
Page 19
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki
perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang
harus dihargai dan dilayani dengan baik.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa
untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat
seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program
belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan
fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya
perbedaan individual siswa berarti pula diberinya
kesempatan bagi siswatersebut untuk memilih apayang
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan
kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara
lebih luas dan bersifat fleksibel.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 19
Page 20
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi
kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-
kelemahannya.
Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi
kurikulum memiliki empat fungsi,yaitu :
a. Fungsi pendidikan umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum, yaitu fungsi kurikulum untuk
mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab.Kurikulum harus
memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta
didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam
kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat dan mahluk sosial.Dengan demikian,
fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa
pada jenjang dan level atau jenis pendidikan mana pun.
b. Fungsi Suplementasi (suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat
dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun
perbedan bakat.Kurikulum sebagai alat pendidikan
seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 20
Page 21
siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.Artinya,peserta
didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata harus
terlayani untuk mengembangkan kemampuannya secara
optimal,sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dibawah
rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan
kemampuannya.
c. Fungsi Eksplorasi
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus
dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat
masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan
dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya,sehingga
memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya
paksaan.Namun demikian, proses eksplorasi terhadap minat
dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah.Adakalanya
terjadi pemaksaan dari pihak luar,misalnya para orang
tua yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat
terhadap bidang tertentu, mereka dipaksa untuk
memilihnya hanya karena alasan-alasan tertentu yang
sebenarnya tidak rasional.Oleh karena itu para
pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia
keberbakatan anak yang kadang-kadang tersembunyi.
d. Fungsi Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak
sesuai dengan keahlian yang didasarkan atas minat dan
bakat siswa.Dengan demikian,kurikulum harus memberikan
pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 21
Page 22
perdagangan,pertanian,industri atau disiplin akademik
lainnya. Yang bertujuan agar peserta didik memiliki
keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang
spesialisnya.Untuk itu pengembangan kurikulum harus
melibatkan para spesialis untuk menentukan kemampuan apa
yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan bidang
keahliannya.
Memperhatikan fungsi-fungsi di atas, maka jelas
kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang
berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan.
2.1.5 Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah
direncanakan secara sistematis mengemban peranan sebagai
berikut :
1. Peranan Konservatif
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah
mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada
generasi muda.Dengan demikian,sekolah sebagai suatu
lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah
laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai
suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada
hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa
dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang
semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 22
Page 23
peranan kurikulum turut membantu proses tersebut. Peran
konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai
budaya sebagai warisan masa lalu. Melalui peran
konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal
berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur
masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat
akan tetap terpelihara dengan baik.
2. Peranan Kritis / Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya
mewariskan kebudayaan yang ada,melainkan juga
menilai,memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan
diwariskan.Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada
unsur berpikir kritis. Nilai –nilai sosial yang tidak
sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan
diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum
perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap
dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya lama
itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
masyarakat. Dalam rangka inilah peran kritis dan
evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan
dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang
dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
3. Peranan Kreatif
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 23
Page 24
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu
yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa
yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap
individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya,
maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara
berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat
membantu siswa berperan aktif dan bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat.
2.2.1 Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama
untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik
berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar
mangajar.Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen
yang utama di sekolah.Prinsip dasar manajemen kurikulum ini
adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa
dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif,
sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian
tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum
harus di kembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 24
Page 25
pendidika atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian
saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah
tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.
2.2.2 Tujuan Manajemen Kurikulum
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
ingin dicapai. Dalam skala makro,rumusan tujuan kurikulum
erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat.Bahkan,rumusan tujuan menggambarkan suatu yang
dicita-citakan masyarakat.Misalkan filsafat atau sistem
nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila,maka
tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah
membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah
serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap
mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:
1.Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada
peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.
2.Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada
pendayagunaan seoptimal mungkin.
3.Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
4.Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan
tertentu.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 25
Page 26
2.2.3 Fungsi Manajemen Kurikulum
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan
suatu kegiatan.Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-
tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi
manajamen.Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini,H.
Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli,
sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen
kurikulum, yaitu :
1. Perencanaan (planning).
2. Pengorganisasian (organizing).
3. Pelaksanaan (actuating).
4. Pengawasan (controlling).
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen
pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi
manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan
merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan
tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Arti penting
perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi
setiap kegiatan,sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan
dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 26
Page 27
Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa
perencanaan:
a.Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b.Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-
masalah utama
c.Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d.Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e.Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f.Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
g.Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
h.Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i. Menghemat waktu, usaha dan dana
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian
(organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa :
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai
tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 27
Page 28
melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap
kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan,kapan
dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini,Hadari Nawawi (1992)
mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya
adalah :
a.Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian
satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
b.Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian
kerja
c.Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab
d.Organisasi harus mencerminkan rentangan control
e.Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f.Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.
Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen,
sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 28
Page 29
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan
bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-
sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak
lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
a.Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b.Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi
dirinya,
c.Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas
lain yang lebih penting, atau mendesak,
d.Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutan
e.Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen
yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 29
Page 30
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan.Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan
efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan
yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan
suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen
dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan
tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik,
boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya
organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah
harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis,
pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan
pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara
berkelanjutan.Menurut sumber lain,fungsi-fungsi dari
manajemen adalah sebagai berikut:
1.Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum,
karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat
dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.
2.Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian
kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 30
Page 31
3.Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas
siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan
dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
4.Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi
masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan
kebutuhan setempat.
2.2.4 Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1.Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum
harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2.Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan
subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
3.Kooperatif
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 31
Page 32
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif
dari berbagai pihak yang terlibat.
4.Efektifitas dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum,sehingga kegiatan manajemen kurikulum
tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relative singkat.
5.Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk
memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien,
dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya
maupun komponen kurikulum.Dibawah ini dijelaskan rincian
untuk mengarahkan visi,misi dan tujuan dalam menetapkan
kurikulum yang ingin diterapkan.
a. Menetapkan Visi Rumusan visi merupakanpenjabaran visi institusi(universitas) ke fakultas,jurusan/bagian/program studi.Perumusan visi didasarkan ataspertimbangan societal needs, professionalneeds, dan academic needs
b. Menuliskan Misi Mendeskripsikan tentang apa yang
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 32
Page 33
hendak dicapai dan untuk siapa
c. Profil lulusan Deskripsi singkat tentang peranyang dapat dilakukan seoranglulusan, dan bukan gambaransingkat tentang data lulusan
d. Analisis tugas Menjabarkan nomor c denganmembuat indikatornya (dokter,pendidik, hukum, ekonom, dansebagainya)
e. Perumusan kompetensi
Lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program pendidikan ini
f. Kajian elemen kompetensi
-Bahan kajian tentang disiplinilmu secara komprehensip dansistemik untuk membentuk sebuahkompetensi.-Untuk membentuk sebuah kompetensidiperlukan beberapa bahan kajian.-Bahan kajian nantinya akanditurunkan menjadi mata kuliah
g. Menetapkan elemenkompetensi
Elemen kompetensi meliputi:landasan kepribadian, penguasaanilmu dan keterampilan, kemampuanberkarya, sikap perilaku dalamberkarya, dan pemahaman kaidahberkehidupan bermasyarakat.
h. Identifikasi namamata kuliah
Penamaan mata kuliah berdasarkanrumpun topik kajian dari kolom ( f).
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 33
Page 34
i. Identifikasi pengalaman belajar
Perekayasaan kegiatan belajaragar mahasiswa dapat melakukansendiri sehingga kompetensi dapattercapai/terbentuk.
j. Sumber-sumber belajar
Menunjukkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses guna mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran (paper, person maupun place)
k. Penentuan bobot SKS
Disesuaikan dengan urgensi dan status materi
l. Alokasi waktu Ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan, tingkat kesulitan, dsb.
2.2.5 Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum.
Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa
kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang
mempunyai ruang lingkup sangat luas.Studi ini tidak hanya
membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari
kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam
pendidikan.Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 34
Page 35
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara
mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah
sebagai berikut:
a.Manajemen perencanaan,
b.Manajemen pelaksanaan kurikulum,
c.Supervisi pelaksanaan kurikulum,
d.Pemantauan dan penilaian kurikulum,
e.Perbaikan kurikulum,
f.Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang
lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses
manajemen itu sendiri.Hal ini dikarenakan dalam proses
pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip
proses manajemen.Sehingga para ahli dalam pelaksanaan
kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen.Bahkan
kalau dilihat dari cakupannya yang begitu luas,manajemen
kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang
pada kurikulum.Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa
unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem.Sistem
kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahap,
bergilir, dan berkesinambungan.Oleh sebab itu, sebagai
akibat dari yang dianutnya,maka manajemen kurikulum juga
harus memakai pendekatan sistem.Sistem kurikulum adalah
suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang
saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas
untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 35
Page 36
Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit
sekali, sempit, dan luas. Pengertian kurikulum dalam arti
sempit sekali adalah jadwal pelajaran. Kemudian pengertian
kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau
semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan
kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan
tertentu. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada
pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa
untuk kepentingan mereka melanjutkan pekerjaan maupun terjun
ke dunia kerja. Dengan melihat pada kurikulum sebagai suatu
lembaga pendidikan maka dapat dilihat apakah lulusannya
mempunyai keahlian dalam level apa. Sedangkan dalam arti
luas kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.Tujuan tertentu ini meliputi tujuan-tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,kondisi
dan potensi daerah,satuan pendidikan dan peserta didik.Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.Secara rinci ruang lingkup
manajemen kurikulum meliputi:
1.Perencanaan
Perencanaan kurikulum di bedakan menjadi dua yakni pada
tingkat pusat dan pada tingkat sekolah sekolah.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 36
Page 37
a.Perencanaan tingkat pusat,meliputi tujuan pendidikan,
bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU
dan TIK.
b.Bahan pembelajaran,dari pusat kemudian di serahkan
kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program
Pengajaran ( GBPP).Perencanaan yang harus dilakukan
disekolah.
2.Pelaksanaan
Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar
mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu :
a. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang
dialakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleg guru dan murid
mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam
tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu
pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.
c. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah
penyampaian materi.
3.Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan,
organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring
dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 37
Page 38
bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan,
pelaksanaan serta hasilnya.
2.2.6 Proses Manajemen Kurikulum
1. Manajemen Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang
kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan
keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan
mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek
penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model
perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas
dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan
dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi
pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna),
sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan
psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang
diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu
dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan,
sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi
pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi
kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang ada
di dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 38
Page 39
masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi
kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
a. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu
sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA,
matematika, dan lain-lain.
b. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan
bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan
tuntutan program.
c. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan
bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.
d. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk
silabus.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan
bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian
susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek
kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja
dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan
pengajaran dengan menyusun materi ajar.Karena materi
pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam
kurikulum.Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan
adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.
2. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum
adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan
dengan perincian dan pembagian semua tugas yang
memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 39
Page 40
kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana
dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan
fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya
kurikulm dapat terlaksana.Pelaksanaan kurikulum dibagi
menjadi dua,yaitu:
a.Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal
ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia
bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di
sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-
kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan
berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal
pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan
kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang
usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.
b.Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini
dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru.
Pembagian tugas ini meliputi:
1.kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar,
2.pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar
ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah,
3.kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan
membantu siswa dalam memecahkan masalah.
3. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi
berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 40
Page 41
pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh
pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam
kurikulum.Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus
dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya.Pemantauan ini
dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur.Oleh
sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus
memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan
sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam
tataran praktis,pemantauan kurikulum memuat beberapa
aspek, yaitu sebagai berikut:
a.Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara
belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan,
kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.
b.Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan
tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan
kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas
terhadap atasan.
c.Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang
digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media,
pemeliharaan dan perawatan media.
d.Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa,
pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 41
Page 42
e.Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin,
kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.
4. Manajemen Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat
selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan
bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya
untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi
permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya
kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu
mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek,
proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada
efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional,
sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan
yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen
sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik
sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta
masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung
jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain
itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal
perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi
yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 42
Page 43
diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan
intruksional.
Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang
dilakukan dalam perbaikan:
a.mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan
untuk mengetahui tujuan,
b.mengumpulkan fakta atau informasi tambahan,
c.mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang
optimal dan diharapkan,
d.memilih pemecahan sebagai percobaan,
e.merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk
melaksanakan penyelesaian,
f.melakukan solusi percobaan,
g.evaluasi.
Sedangkan dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan
tentang siklus proses manajemen kurikulum yang terdiri
dari empat tahap :
1.Tahap perencanaan
Meliputi langkah-langkah:
a.Analisis kebutuhan
b.Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c.Menentukan disain kurikulum
d.Membuat rencana induk (master plan) pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian.
2.Tahap pengembangan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 43
Page 44
Meliputi langkah-langkah:
a.Perumusan rasional atau dasar pemikiran
b.Perumusan visi, misi, dan tujuan
c.Penentuan struktur dan isi program
d.Pemilihan dan pengorganisasian materi
e.Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f.Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
g.Penentuan cara mengukur hasil belajar.
3.Tahap implementasi atau pelaksanaan
Meliputi langkah-langkah:
a.Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus,
RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
b.Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
c.Penentuan strategi dan metode pembelajaran
d.Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
e.Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil
belajar
f.Petting lingkungan pembelajaran
4.Tahap penilaian:
Terutama dilakukan untuk melihat sejauh mana
kelebihan dan kelemahan dari kurikulum yang
dikembangkan,baik bentuk penilaian formatif maupun
sumatif.Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks,
input, proses, produk (CIPP) Penilaian konteks:
memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi
aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 44
Page 45
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian
tujuan, implementasi design dan cost benefit dari
rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada
penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam
melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada
mengukur pencapaian proses dan pada akhir program
(identik dengan evaluasi sumatif).
2.2.7 Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Manajemen Kurikulum
Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung
terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat
dikemumakan dibawah ini :
1.Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena
kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan
dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat
pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik.
2.Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena
kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta
kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.
3.Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal
yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah
kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri.
4.Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal
yang memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor
ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola
pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 45
Page 46
tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada
pelaku di lapangan ( di sekolah-sekolah ).
5.Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum
karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor
pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola
fakir masyarakatpun yang semakin komplek dalam
perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat
melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi didalam masyarakat.
Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk menciptakan
suatu individu atau masyarakat yang memiliki sikap
kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan
pengetahuan yang baik dan dapat menunjang kehidupan dirinya
sendiri maupun orang disekitarnya.Tetapi pada kenyataannya
di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan
baik dan kurang jelas arah tujuannya,hal tersebut terkait
erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen
kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari :
1.Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik
yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan
kebijakan di atasnya.
2.Keterbatasan akan sarana dan prasarana.
3.Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan
tingkat kedisiplinan cukup rendah.
4.Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan
bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 46
Page 47
dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi
pelajaran.
2.3.1 Sejarah Perjalanan Dan Perkembangan Kurikulum Yang Pernah
Diterapkan Di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan,yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,2004,2006 dan
2013
1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)
Kurikulum yang digunakan di Indonesia pra kemerdekaan
dipengaruhi oleh tatanan sosial politik Indonesia.Pada
masa penjajahan Belanda,setidaknya ada tiga sistem
pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat
itu.Pertama, sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan
perantren.Kedua,sistem pendidikan Belanda.Sistem
pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif. Susunan
persekolahan zaman kolinial adalah sebagai berikut
(Sanjaya, 2007:207):
a.Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non
priyayi menggunakan pengantar bahasa daerah, namanya
Sekolah Desa 3 tahun.
b.Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti
Sekolah Cina 5 tahun dengan pengantar bahasa
Cina,Hollandch Chinese School (HCS) yang berbahasa
Belanda selama 7 tahun.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 47
Page 48
c.Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah
sampai perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7
tahun, sekolah lanjutan HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6
tahun, Maddelbare Meisjeschool 5 tahun, Recht Hoge
School 5 tahun,Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan
kedokteran gigi 5 tahun.
Tiga tahun setelah Indonesia merdeka pemerintah membuat
kurikulum “Rencana Pelajaran”. Tahun 1947.Kurikulum ini
bertahan sampai tahun 1968 saat pemerintahan beralih pada
masa orde baru.
a.Rencana pelajaran 1947
Kurikulum ini lebih populer disebut dalam bahasa
belanda “leer plan”, artinya rencana pelajaran,
ketimbang “curriculum” (bahasa Inggris). Perubahan
kisi-kisi pendidikannya lebih bersifat politis dari
orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional.Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu
masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka
pendidikan sebagai development conformism lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain di muka bumi ini.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-
sekolah pada tahun 1950. Bentuknya memuat dua hal
pokok:
1. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya ,
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 48
Page 49
2. Garis-garis besar pengajaran (GBP).
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran
dalam arti kognitif, namun yang diutamakan pendidikan
watak atau perilaku (value , attitude), meliputi :
1. Kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
2. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-
hari,
3. Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Fokus pelajarannya pada pengembangan Pancawardhana,
yaitu :
1. Daya cipta,
2. Rasa,
3. Karsa,
4. Karya,
5. Moral.
Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi.
1. Moral,
2. Kecerdasan,
3. Emosional/artistic,
4. Keprigelan (keterampilan),
5. Jasmaniah.
b.Rencana Pelajaran Terurai 1952
Ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.Pada masa itu
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 49
Page 50
juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khusus
bagi lulusan SD 6 tahun yang tidak melanjutkan ke
SMP.Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti
pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar
anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung
bekerja.
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1954 yakni
untuk jenjang Sekolah Rakyat (SD) menurut Rencana
Pelajaran 1947 adalah sebagai berikut
1. Bahasa Indonesia,
2. Bahasa Daerah,
3. Berhitung,
4. Ilmu Alam,
5. Ilmu Hayat,
6. Ilmu Bumi,
7. Sejarah,
8. Menggambar,
9. Menulis,
10. Seni Suara,
11. Pekerjaan Tangan,
12. Pekerjaan kepurtian,
13. Gerak Badan,
14. Kebersihan dan kesehatan,
15. Didikan budi pekerti,
16. Pendidikan agama,
c.Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 50
Page 51
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD.
Kurikulum 1964 juga menitik beratkan pada pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang
kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Pada
saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang
disesuaikan dengan perkembangan anak. Sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana
(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong
royong terpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari
sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada hari Sabtu,
siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang
kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan, sesuai
minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk
manusia pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan
sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tahun
1960.
Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum,
yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima
kelompok bidang studi (Pancawardhana). Mata Pelajaran
yang ada pada Kurikulum 1964 adalah:
1. Pengembangan Moral
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 51
Page 52
a. Pendidikan kemasyarakatan
b. Pendidikan agama/budi pekerti
2. Perkembangan kecerdasan
a. Bahasa Daerah
b. Bahasa Indonesia
c. Berhitung
d. Pengetahuan Alamiah
3. Pengembangan emosional atau Artistik
a. Pendidikan kesenian
4. Pengembangan keprigelan
a. Pendidikan keprigelan
5. Pengembangan jasmani
a. Pendidikan jasmani/Kesehatan
d.Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 memiliki perubahan struktur kurikulum
pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus.Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.Kurikulum 1968 bertujuan agar
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan,serta mengembangkan fisik
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 52
Page 53
yang sehat dan kuat.Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus.Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat.
Karena kurikulum ini hanya memuat mata pelajaran pokok-
pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis,
tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan.Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.Kurikulum 1968 bersifat correlated subject
curriculum,artinya materi pelajaran pada tingkat bawah
mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan.
Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada tiga
kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9,
yakni:
1. Pembinaan Jiwa Pancasila
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Daerah
e. Pendidikan olahraga
2. Pengembangan pengetahuan dasar
a. Berhitung
b. IPA
c. Pendidikan kesenian
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 53
Page 54
d. Pendidikan kesejahteraan keluarga
3. Pembinaan kecakapan khusus
a. Pendidikan kejuruan
2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)
Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran
yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif
mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang
lain.Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik,
perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa
lalu.Sehingga fungsi pendidikan adalah memelihara dan
mewariskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai
budaya masa lalu kepada generasi yang baru.Menurut
kurikulum ini,belajar adalah berusaha menguasai isi atau
materi pelajaran sebanyak-banyaknya.Kurikulum subjek
akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan
materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya
secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar
yang dilakukan peserta didik.
a. Kurikulum 1975
Latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai
pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah menurut
Menteri Pendidikan Republik Indonesia Sjarif Thajeb,
adalah:
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 54
Page 55
1. Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah
banyak timbul gagasan baru tentang pelaksanaan
sistem pendidikan nasional.
2. Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan
nasional yang digariskan dalam GBHN yang antara lain
berbunyi : “Mengejar ketinggalan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya
pembangunan.
3. Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan
nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan
mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan
pendidikan nasional.
4. Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang
dianggap lebih efisien dan efektif yang telah
memasuki dunia pendidikan Indonesia.
5. Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan
untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
6. Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968
tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
sedang membangun.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968
menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai
berikut.
1. Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan
tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang
lebih dikenal dengan khirarki tujuan pendidikan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 55
Page 56
2. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa
setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang
menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang
lebih integratif.
3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam
hal daya dan waktu.
4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang
dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan
kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan
(Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori
Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam
belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus
dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang
meliputi unsur-unsur :
1. Tujuan institusional.
Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA.Tujuan
Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai
lembaga dalam melaksanakan program pendidikannya.
2. Struktur Program Kurikulum.
Struktur program adalah kerangka umum program
pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah.
3. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 56
Page 57
Garis-Garis Besar Program Pengajaran, memuat hal-
hal yang berhubungan dengan program pengajaran,
yaitu,
a. Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai
setelah mengikuti program pengajaran yang
bersangkutan selama masa pendidikan.
b. Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang
hendak dicapai dalam setiap satuan pelajaran baik
dalam satu semester maupun satu tahun.
c. Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk
dijadikan bahan pelajaran bagi para siswa agar
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
d. Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun
pelajaran satu ke tahun pelajaran berikutnya dan
dari semester satu ke semester berikutnya.
4. Sistem Penyajian dengan Pendekatan PPSI (Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional)
Sistem PPSI berpandangan bahwa proses belajar-
mengajar sebagai suatu system yang senantiasa
diarahkan pada pencapaian tujuan. PPSI sendiri
merupakan sistem yang saling berkaitan dari satu
instruksi yang terdiri atas urutan, desain tugas
yang progresif bagi individu dalam belajar (Hamzah
B.Uno, 2007). Oemar Hamalik mendefinisikan PPSI
sebagai pedoman yang disusun oleh guru dan berguna
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 57
Page 58
untuk menyusun satuan pelajaran.Komponen PPSI
meliputi:
a. Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan
tujuan memberikan petunjuk bagi guru dalam
merumuskan tujuan-tujuan khusus.
b. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian.Tes
yang digunakan dalam PPSI disebut criterion
referenced test yaitu tes yang digunakan unuk
mengukur efektifitas program/ pelaksanaan
pengajaran.
c. Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman
proses kegiatan belajar siswa merupakan petunjuk
bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah
kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan
pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan khusus
instruksional yang harus dicapai oleh para siswa
d. Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program
kegiatan guru merupakan petunjuk - petunjuk bagi
guru untuk merencanakan program kegiatan
bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan rumusan TIK.
e. Pedoman pelaksanaan program. Pedoman
pelaksanaan program merupakan petunjuk-petunjuk
dari program yang telah disusun.
f. Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman
perbaikan atau revisi yang merupakan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 58
Page 59
pengembangan program setelah selesai
dilaksanakan.
5. Sistem Penilaian
Penilaian menggunakan PPSI diberikan pada setiap
akhir pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran
tertentu.
6. Sistem Bimbingan dan Penyuluhan
Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan belajar
yang tidak sama. Sehingga mereka memerlukan
pengarahan yang akan mengembagkan mereka menjadi
manusia yang mampu meraih masa depan yang lebih
baik.
7. Supervisi dan Administrasi
Sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan
pengelolaan yang terarah, baik yang digunakan oleh
para guru, administrator sekolah, maupun para
pengamat sekolah menggunakan teknik supervisi dan
administrasi sekolah yang dapat dipelajari pada
Pedoman pelaksanaan kurikulum tentang supervise dan
administrasi.
Mata Pelajaran dalam Kurikulum tahun 1975 adalah
1. Pendidikan agama,
2. Pendidikan Moral Pancasila,
3. Bahasa Indonesia,
4. IPS,
5. Matematika,
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 59
Page 60
6. IPA,
7. Olah raga dan kesehatan,
8. Kesenian,
9. Keterampilan khusus,
b. Kurikulum 1984
Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam
GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang
menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984,karena sudah dianggap tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Secara umum dasar perubahan
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum
tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum
berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik.
3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan
pelaksanaannya di sekolah.
4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan
hampir di setiap jenjang.
5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 60
Page 61
mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah
menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar
Sekolah.
6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari
oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas
di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.
2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik
melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).CBSA adalah
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal,
baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
3. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan
pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang
digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran.
4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum
diberikan latihan. Untuk menunjang pengertian alat
peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep yang dipelajarinya.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 61
Page 62
5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau
kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran
berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan
penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui
pendekatan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan
abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari
contoh-contoh ke kesimpulan.
6. Menggunakan pendekatan keterampilan
proses.Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-
mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya.
Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah
sebagai berikut,
1. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran
inti. Kurikulum 1984 memiliki enam belas mata
pelajaran inti.
2. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan
jurusan masing-masing.
3. Perubahan program jurusan.Kalau semula pada
Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA,
IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan
dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri
dari.
a. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika
b. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 62
Page 63
c. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi
d. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan
Budaya.
e. B, penekanan keterampilan kejuruan. Tetapi
mengingat program B memerlukan sarana sekolah yang
cukup maka program ini untuk sementara ditiadakan.
4. Pentahapan waktu pelaksanaan
Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas
I SMA berturut tahun berikutnya di kelas yang lebih
tinggi.
c. Kurikulum 1994
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan tersebut.Pada
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses
pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang
berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran.Akibatnya, pada
saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu
tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim
ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus
diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa
selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan
mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 63
Page 64
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut.
1.Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan. Diharapkan agar siswa memperoleh materi
yang cukup banyak.
2.Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi)
3.Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum inti untuk semua
siswa di seluruh Indonesia.
4.Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih
dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
5.Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal
dan pemecahan masalah siswa.
6.Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak,
dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal
yang sederhana ke hal yang komplek.
7.Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit
perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan, di antaranya sebagai berikut:
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 64
Page 65
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya
mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap
mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir
siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyempurnakan kurikulum dengan diberlakukannya
Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu :
1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai
upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan
kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan
proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai
dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan
lingkungan serta sarana pendukungnya. Penyempurnaan
kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan
jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 65
Page 66
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP (2004/ 2006)
Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan
(1975-1994) berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih
dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan
(skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki
kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif,
sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada
penguasaan kompetensi secara holistik.
Penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik
yangdimaksudkan itu telah diamanatkan dalam kebijakan-
kebijakan nasional sebagai berikut:
1. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang
Pendidikan.
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-
2004.
3. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yang
antara lain menyatakan pusat berkewenangan dalam
menentukan: kompetensi siswa; kurikulum dan materi
pokok; penilaian nasional;dan kalender pendidikan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 66
Page 67
Atas dasar itulah maka Indonesia memilih untuk
memberlakukan Kurikulum KBK sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan serta penyempurnaannya
dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon
dari tuntutan reformasi diantaranya UU No 2 1999
tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000
tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi
sebagai daerah otonom, dan Tap MPR No IV/MPR/1999
tentang arah kebijakan pendidikan nasional.KBK tidak
lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran
dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang
terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi
mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge,
understanding, skill, value, attitude, dan interest.
Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa
memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.
Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi:
kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi
standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata
pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 67
Page 68
menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik
(pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan
persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan
kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi
kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan budaya
masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal
(memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa
Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sedangkan
Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3).
1. Kompetensi Utama
Anderson dan Krathwhol (2001:ii), Kompetensi Utama
dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu:
a.factual knowledge, menyangkut pengetahuan tentang
fitur-fitur dasar pebelajar dalam disiplin keilmuan
dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Jenis
kompetensi ini, yaitu: pengetahuan tentang
terminologi, dan pengetahuan tentang detil spesifik
(specific details) serta fiturfitur dasar (basic
elements).
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 68
Page 69
b.conceptual knowledge, meliputi kompetensi yang
menunjukkan pemahaman tata hubungan antar fitur
dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang
memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut.
Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah,
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori,
pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan
generalisasinya, serta pengetahuan tentang teori,
model, paradigma dan struktur dasar.
c.procedural knowledge, meliputi pengetahuan dan
pemahaman bagaimana melakukan sesuatu (technical
know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam
menggunakan keterampilan, algotima, teknik, dan
metode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu
pengetahuan tentang keterampilan khusus (subject-
specific skills) dan perhitungan-perhitungan
(algorithm), pengetahuan tentang teknik dan metode
khusus (subject-specific techniques and methods),
serta pengetahuan tentang kriteria penggunaan
sebuah prosedur yang tepat.
d.metacognitive knowledge. merupakan kompetensi yang
menyangkut tentang pengetahuan terhadap kognisi
secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi
diri sendiri. Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu:
pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-
tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 69
Page 70
kontekstualitas dan kondisi khusus, dan pengetahuan
tentang diri sendiri.
Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu
dijembatani dengan lima unsur pokok yang diamanatkan
dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan
kepribadian (MK), pengembangan keahlian dan
keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya
(MKB), pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan
pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB).
Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994
adalah.
1. KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan
kompetenasi Paradigma pembelajaran versi UNESCO:
learning to know,learning to do, learning to live
together, dan learning to be.
2. Silabus ditentukan secara seragam, peran serta
guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus
menjadi kewenagan guru.
3. Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam
perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa
dikurangi.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 70
Page 71
4. Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan
melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL,
5. Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek
kognitif, penilaian memadukan keseimbangan
kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan
penekanan penilaian berbasis kelas.
6. KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan
hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas
(PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS).
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia.KTSP secara yuridis diamanatkan
oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun
ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan
dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 71
Page 72
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
memuat:
1.Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2.Beban belajar,
3.Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan
di tingkat satuan pendidikan, dan
4.Kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 72
Page 73
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala
sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya
diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada
intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen
Pendidikan Nasional. Dengan demikian diharapkan KTSP
yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat,
situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan
masyarakat. Penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana
panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model
kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta
didik.
1. Tujuan diadakannya KTSP
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 73
Page 74
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai.
Mulyasa (2006: 22-23),KTSP perlu diterapkan pada
satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal
berikut :
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman bagi dirinya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya,
khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan.
c. Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh
sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu
yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum dapat menciptakan
transparansi dan demokrasi yang sehat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu
pendidikannya masing-masing.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat
dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 74
Page 75
g. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan
lingkungan yang berubah secara cepat serta
mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip
dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.
a.Berpusat pada potensi, perkembangan, serta
kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
b.Beragam dan terpadu.
c.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d.Relevan dengan kebutuhan.
e.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
relevansi pendidikan tersebut dengan kebutuhan
hidup dan dunia kerja.
f.Menyeluruh dan berkesinambungan.
g.Belajar sepanjang hayat,
h.Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan
lokal.
2. Komponen KTSP
Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen
penting sebagai berikut.
a. Visi dan misi satuan pendidikan
Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang
merupakan representasi dari apa yang diyakini dan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 75
Page 76
diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini
sekolah pada masa yang akan datang.
b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
untuk pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum
jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi
peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dimiliki peserta didik.
d. Struktur muatan KTSP
Struktur muatan KTSP terdiri atas.
• Mata pelajaran
• Muatan lokal
• Kegiatan pengembangan diri
• Pengaturan beban belajar
• Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
• Pendidikan kecakapan hidup
• Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
e. Silabus
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 76
Page 77
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada
suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi
dan dijabarkan dalam silabus.
4. Kurikulum 2013
Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik
dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan
pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar
Kompetensi Lulusan.Konten pendidikan dalam SKL
dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 77
Page 78
jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis
(dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi).
Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus
mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal
dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa
kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik
menjadi:
1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah;
2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri;
3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Kurikulum ini menekankan pemahaman
tentang apa yang dialami peserta didik yang akan menjadi
hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum.
Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang
sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar
Kompetensi Lulusan.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 78
Page 79
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang
dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata
pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan
mata pelajaran
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang
dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di
kelas tertentu.
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan
kognitif, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan
untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran
ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk
SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama
kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi
bukan konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang
berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum”
atau “content-based curriculum”.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada
prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya
antar mata pelajaran.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 79
Page 80
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai
kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas
(mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik
adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat
dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan
konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan
proses pendidikan yang tidak langsung.
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek
kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria
Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut:
1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan
bukan merupakan daftar mata pelajaran.
2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan.
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh
pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 80
Page 81
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam
kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari
dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning)
sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan
dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
lingkungannya.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan..
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan
memperbaiki pencapaian kompetensi.
Strategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 81
Page 82
1.Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang
pendidikan yaitu:
Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X
Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, XI, dan XII
2.Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun
2013 – 2015
3.Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari
tahun 2012 – 2014
4.Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya
kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari
bulan Januari – Desember 2013
5.Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk
menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya
penanggulangan: Juli 2013 – 2016.
2.3.2 Dampak Positif Dan Negatif Dari Kurikulum Yang Pernah
Diterapkan Di Indonesia
Perubahan kurikulum juga ditunjukan untuk
menyesuaikan perkembangan peserta didik.Namun dalam setiap
perubahan kurikulum, sistem kurikulum di indonesia tidak
selalu berdampak positif,namun juga ada yang bersifat
negatif sehingga diperlukan adanya perbaikan kembali pada
sistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu.Dibagian ini
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 82
Page 83
kita akan membahas dampak positif dan negatif dari penerapan
kurikulum tersebut.
a.Rencana pelajaran 1947
Dampak positif (kelebihan) :
Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang
berdaulat, dan kedudukan pendidikan sebagai faktor
yang penting dalam memperkokoh berdirinya negara
Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk
mengusir penjajah.
Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan bangsa
Indonesia melalui pendidikan.
Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan
Indonesia yang telah lalu dimasa penjajahan,sehingga
memudahkan dalam penyusunannya.
Dampak negatif (kekurangan) :
Dibayang-bayangi pendidikan jaman penjajahan,sehingga
mengarah pada pola pengajaran penjajah.
Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan
psikomotor namun lebih dominan ranah afektif.
Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum
memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan
terbentuknya bangsa Indonesia hingga secara resmi
dilaksanakan pada tahun 1950.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 83
Page 84
b.Rencana Pelajaran Terurai 1952
Dampak positf (kelebihan) :
Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan
nasional, walaupun belum merata pada seluruh wilayah
di Indonesia,namun dapat mencerminkan suatu pemahaman
dan cita-cita para praktisi pendidikan akan
pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh bangsa
Indonesia.
Pada Kurikulum 1952,materi pelajaran sudah
berorientasi pada kebutuhan hidup para siswa,sehingga
hasil pembelajaran dapat berguna ketika ditengah
masyarakat.
Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran,maka
memiliki keuntungan untuk lebih menguasai bidang
pengajarannya dengan lebih baik, dari pada mengajar
berbagai mata pelajaran.
Dampak negatif (kekurangan) :
Kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan
nasional,maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah
Indonesia.
Materi pelajaran belum orientasi masa depan,karena
yang diajarkan berorientasi kebutuhan untuk hidup
dimasyarakat saat itu, dengan demikian belum memiliki
visi kebutuhan dimasa mendatang.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 84
Page 85
Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru,
karena setiap mata pelajaran sudah terinci dalam
rencana pelajaran terurai,hal ini mempersempit
kreatifitas dan inovasi guru baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi
pelajaran.
c.Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Dampak positf (kelebihan) :
Kurikulum 1964 menitik beratkan pada pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang
kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana.
Kurikulum 1964 bertujuan untuk membentuk manusia
pacasialis yang sosialis Indonesia.
Dampak negatif (kekurangan) :
Materi pelajaran belum memiliki visi kebutuhan dimasa
mendatang tetapi menitikberatkan pada pengembangan
karakter.
Cara belajar masih dijalankan dengan metode yang
disebut gotong royong terpimpin.
d.Kurikulum 1968
Dampak positf (kelebihan) :
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 85
Page 86
Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman
penyelenggaraan pendidikan secara nasional,namun
penerapannya di daerah (di sekolah) diberi kebebasan
menurut situasi dan kondisi daerah atau sekolah yang
bersangkutan.
Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa
otonomi dimana semua komponen kurikulum dilaksanakan
oleh sekolah.
Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan
kepada masing-masing guru, yang penting tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan
kreativitas dan persaingan kompetitif diantara
daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan
kurikulum.
Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah
untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang
lebih tinggi.
Dampak negatif (kekurangan) :
Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun
pada prakteknya kurikulum ini masih kurang
memperhatikan pembelajaran praktek.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 86
Page 87
Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan
masyarakat,sehingga pembelajaran di sekolah tidak
dapat memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupan anak.
Kurikulum ini masih di pengaruhi unsur politis
sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup anak
secara individual.
e .Kurikulum 1975
Dampak positf (kelebihan) :
Berorientasi pada tujuan.
Mengarah pembentukan tingkah laku siswa.
Relevans dengan kebutuhan masyarakat.
Menggunakan pendekatan psikolog.
Menekankan efektivitas dan efisiensi.
Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan
faktor- faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan
fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
Prinsip berkesinambungan.
Dampak negatif (kekurangan) :
Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum
berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik.
Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan
pelaksanaannya di sekolah.
Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan
hampir di setiap jenjang.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 87
Page 88
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan
pendidikan secara sentralistik,sehingga kurang
memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah.
Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini
membentuk persepsi bahwa guru yang mendominasi proses
pembelajaran,metode-metode ceramah dan metode dikte
menonjol digunakan oleh para guru.
Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung
oleh konsep kurikulum yang menempatkan guru sebagai
subjek dalam melakukan pembelajaran di kelas.
f .Kurikulum 1984
Dampak positf (kelebihan) :
Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut
secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk
melaksanakannya.
Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar
yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan
pendapat.
Anak dapat belajar dari pengalaman langsung.
Kualitas interaksi antara siswa sangt tinggi, baik
intelektual maupun sosial.
Dampak negatif (kekurangan) :
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 88
Page 89
Sayangnya,banyak sekolah yang kurang mampu
menafsirkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif),malah
yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas
lantaran siswa berdiskusi.
Adanya ketergantungan pada guru dan siswa pada materi
dalam suatu buku teks dan metode yang disebut secara
rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak
kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan
memiliki sumber belajar sangat terbatas.
Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan
yang bodoh akan ketinggalan.
Diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran
menyebabkan materi pelajaran tidak dapat tuntas
dikuasai siswa.
Guru kurang komunikatif dengan siswa.
g .Kurikulum 1994
Dampak positf (kelebihan) :
Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang
untuk pengembangan potensi wilayah.
Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang
berhubungan dengan isu-isu yang berkembang di
masyarakat.
Dalam pelaksanaan pembelajaran,guru memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 89
Page 90
mengembangkan kemampuan masing-masing dengan beberapa
alternatif.
Terdapat keserasian antara teori dan praktek,
sehingga mengembangkan ketiga ranah yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor
Dampak negatif (kekurangan) :
Pendekatan penguasaan materi (content oriented)
memberatkan siswa
Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya
mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap
mata pelajaran
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang
relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa,
dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
Kurikulum tahun 1994 juga lebih menekankan materi
pokok dan lebih bersifat memaksakan target bahan
ajar.
H.Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Dampak positf (kelebihan) :
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 90
Page 91
performance yang telah ditetapkan,sebagai upaya
mempersiapkan kemampuan individu.
Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada
dua pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa
kini dan kebutuhan masa mendatang.
Kompetensi dalam kurikulum ini cukup lengkap
meliputi: kemampuan melakukan segala sesuatu dalam
berbagai konteks, kompetensi menjelaskan pengalaman
belajar, kompetensi hasil belajar, kompetensi yang
dihasilkan terukur.
Dampak negatif (kekurangan) :
Dalam Kurikulum dan hasil belajar,indikator sudah
disusun,padahal indicator sebaiknya disusun oleh guru
karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada
urutan standar kompetansi dan kompetansi dasar
sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada
teacher oriented.
J.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Dampak positf (kelebihan) :
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 91
Page 92
Secara teori memberikan otonomi secara luas pada
sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sesuai dengan potensi di daerahnya.
Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan
kreatifitas dan inovasi.Untuk menggali potensi
sekolah sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
Sekolah lebih leluasa untuk mengambil peranan dalam
pendidikan untuk membentuk siswa sebagai pengambil
peranan dalam masyarakat.
Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana
telah terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran
Dampak negatif (kekurangan) :
Banyak guru belum memahami hakekat dari kurikulum
ini,akibatnya pembelajaran maupun administrasi guru
hanya berubah nama dan istilah-istilah
Belum ada kemampuan dari kalangan penyelenggara
pendidikan, sehingga memungkinkan adanya copy paste
kurikulum yang sekedar memenuhi persyaratan
administrasi, dan aplikasinya pun masih tidak sesuai
dengan yang dikehendaki.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 92
Page 93
KTSP tidak dibarengi dengan tersedianya waktu,
sarana, dan prasarana cukup bagi guru-guru untuk
menerapkan segala ide-ide kreatifnya.
Penilaian yang menekankan pada poroses ternyata tidak
terlalu dihiraukan, buktinya Ujian Nasional yang
merupakan penilaian hasil belajar verbal tertulis
masih menjadi standar kelulusan yang dominan.
K.Kurikulum 2013
Dampak positf (kelebihan) :
Mendorong pada aspek kreatifitas dan inovasi pada
anak didik sebagai upaya pengembangan karakter.
Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari
nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai
kesopanan,religi,praktek,sikap dan lain lain
Pengelompokkan unsur-unsur pembelajaran telah
ditentukan oleh pemerintah pusat, sehingga siswa
tidak bingung dalam membawa buku mata pelajaran
Dampak negatif (kekurangan) :
Kurikulum 2013 tersebut bertentangan dengan UU Nomor
20 Tahun 2003 yang berisi tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini karena penekanan pengembangan
kurikulum hanya didasarkan pada aspek orientasiManajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 93
Page 94
pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 sendiri tidak
didasarkan pada aspek evaluasi dari pelaksanaan
system Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di
tahun 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa aja
smembingungkan guru dan pemangku pendidikan.
Guru sebagai elemen penting juga tidak pernah
dilibatkan langsung dalam proses upaya pengembangan
kurikulum 2013. Pemerintah justru melihat seolah-olah
guru dan siswa tersebut mempunyai kapasitas yang
sama.
Tidak adanya keseimbangan antara orientasi dari
proses pembelajaran dengan hasil dalam kurikulum 2013
itu sendiri. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan pada ujian nasional (UN) masih juga
diberlakukan. UN hanya mampu mendorong orientasi
pendidikan pada hasil dan justru sama sekali tidak
memperhatikan proses upaya pembelajaran. Hal ini akan
berdampak pada dikesampingkannya subjek mata
pelajaran yang tidak diujikan dalam UN tersebut.
Padahal, mata pelajaran non-UN juga mampu memberikan
kontribusi yang besar untuk mewujudkan tujuan
pendidikan.
Pemerintah mengintegrasikan subjek mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terhadap Ilmu Pengetahuan
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 94
Page 95
Sosial (IPS) di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk level jenjang pendidikan dasar.
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pengertian Kurikulum diorganisasi menjadi dua,kurikulum
adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan
belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk insitusi
pendidikan yang isinya berupa proses dan kompetensi yang
harus dimiliki.Selanjutnya kurikulum adalah seluruh
pengalaman dibawah bimbingan dan arahan dari insitusi
pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.
Manajemen
kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari
kurikulum.Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik,
akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan untuk
mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal.Tidak
hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat
dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 95
Page 96
sumber daya akan dengan mudah terwujudkan.
Perjalanan kurikulum di indonesia,sejak
awal kemerdekaan sampai sekarang telah menerapkan 10
kurikulum yaitu Rencana Pelajaran 1947,Rencana Pelajaran
Terurai 1952,Kurikulum Rencana Pendidikan 1964,Kurikulum
1968,Kurikulum 1975,Kurikulum 1984,Kurikulum1994,Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).Kurikulum-kurikulum tersebut memiliki
karakteristik sendiri-sendiri yang membedakan dengan
kurikulum yang satu dengan kurikulum yang lainnya walaupun
masih ada beberapa kesamaan tetapi pada tahun-tahun awal
kemerdekaan kurukulum yang diterapkan di Indonesia masih
dipengaruhi oleh pendidikan belanda atau penjajah.
3.2 Daftar Pustaka
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta:BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas.
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 96
Page 97
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Dasar-dasar
dan Pengembangannya. Bandung: Mandar Maju
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen
Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas
http://kiswankurikulum.blogspot.com/.Manajemen Kurikulum.
http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-
manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/.Manajemen Kurikulum.
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-
kurikulum.html. Manajemen Kurikulum.
http://whyfaqoth.blogspot.com/2011/07/komponen-komponen-
kurikulum-dan.html.
http://www.sutisna.com/pendidikan/kurikulum/fungsi-
kurikulum/
Manajemen Kurikulum dan Kurikulum 2013Page 97