59 BAB III HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai model penyuluhan yang diterapkan oleh Penyuluh Agama Kristen di Kantor Kementerian Agama Kota Kupang dengan terlebih dahulu menguraikan Profil Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, Penyuluh dan Penyuluhan Agama serta aspek-aspek yang ada di dalamnya. III.1. Profil Kantor Kementerian Agama Kota Kupang 87 III.1.1.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Sejarah berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Kupang adalah sebagai akibat adanya pemisahan (pemekaran) dari Pemerintah Kabupaten Kupang. Seiring dengan adanya pemisahan tersebut, maka terbentuklah Pemerintah Kota Administratif (Kotif) Dati II Kota Kupang dan pada tahun 1996 terjadi peralihan status dari Pemerintah Kotif ke Kota Madya Kupang. Dengan peralihan status Pemerintahan ke Kota Madya, maka tuntutan akan kebutuhan pelayanan umat beragama secara umum di wilayah Kota Kupang harus dipenuhi. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1999, dikeluarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 413 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kantor Departemen Agama Kota Madya Palu, Kendari, 87 Data Profil Kantor Kementerian Agama diperoleh dari hasil wawancara dengan Kasubag Tata Usaha pada hari Selasa, 23 April jam 09.30 di Ruang Kerja, dengan Koordinator Urusan Umum pada hari Selasa, 23 April jam 16.00 dan studi dokumenter terhadap Profil Kantor pada hari Rabu, 24 April jam 11.00 di Ruang Urusan Umum.
47
Embed
Kupang, Bekasi dan Tarakan, Kabupaten Tulang Bawang dan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
59
BAB III
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai model penyuluhan yang
diterapkan oleh Penyuluh Agama Kristen di Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang dengan terlebih dahulu menguraikan Profil Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang, Penyuluh dan Penyuluhan Agama serta aspek-aspek yang ada di dalamnya.
III.1. Profil Kantor Kementerian Agama Kota Kupang87
III.1.1.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Sejarah berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Kupang adalah
sebagai akibat adanya pemisahan (pemekaran) dari Pemerintah Kabupaten
Kupang. Seiring dengan adanya pemisahan tersebut, maka terbentuklah
Pemerintah Kota Administratif (Kotif) Dati II Kota Kupang dan pada tahun
1996 terjadi peralihan status dari Pemerintah Kotif ke Kota Madya Kupang.
Dengan peralihan status Pemerintahan ke Kota Madya, maka tuntutan
akan kebutuhan pelayanan umat beragama secara umum di wilayah Kota
Kupang harus dipenuhi. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjutnya, pada tahun
1999, dikeluarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 413 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kantor Departemen Agama Kota Madya Palu, Kendari,
87 Data Profil Kantor Kementerian Agama diperoleh dari hasil wawancara dengan Kasubag Tata Usahapada hari Selasa, 23 April jam 09.30 di Ruang Kerja, dengan Koordinator Urusan Umum pada hariSelasa, 23 April jam 16.00 dan studi dokumenter terhadap Profil Kantor pada hari Rabu, 24 April jam11.00 di Ruang Urusan Umum.
60
Kupang, Bekasi dan Tarakan, Kabupaten Tulang Bawang dan Tanggamus
serta Kabupaten Administratif Simeleu, Puncak Jaya, Paniai dan Mimika.
Pada tahun 2000, secara de facto, Pelayanan Tugas dan Fungsi (TUSI)
Kantor Departemen Agama Kota Kupang mulai dilaksanakan dengan
mengacu pada struktur organisasi dan Tipologi I–0 yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama RI.
Pada awalnya lokasi Kantor masih belum memiliki gedung yang tetap dan
masih menyewa sebuah bangunan di Jl. K.B. Mandiri-Kelurahan Kelapa Lima
Kupang, dan kemudian berpindah dan menetap karena telah memiliki gedung
dan kantor sendiri yang beralamat di Jl. S.K. Lerik-Kelurahan Kelapa Lima
Kupang.
III.1.2. Kedudukan
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 413 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kantor Kementerian Agama Kota Madya Palu, Kendari,
Kupang, Bekasi dan Tarakan, Kabupaten Tulang Bawang, dan Tanggamus
serta Kabupaten Administrasi Simeleu, Puncak Jaya, Paniai dan Mimika,
maka Kementerian Agama Kota Kupang merupakan satu Unit dari Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebagai salah
unit kerja selama tahun 2011, Kementerian Agama Kota Kupang telah
melaksanakan aktivitas kantornya dengan baik sesuai dengan Tugas dan
Fungsi Kantor Kementerian Agama yang tertuang dalam “Tugas Pokok,
61
Fungsi, Visi dan Misi” yang penjabarannya termuat dalam kegiatan masing-
masing seksi.
Dengan adanya perubahan dan regulasi mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara, maka ditindak lanjuti dengan perlunya menetapkan Peraturan Menteri
Agama RI Nomor 01 Tahun 2010 tentang perubahan penyebutan Departemen
Agama menjadi Kementerian Agama, sehingga penyebutan Kantor
Departemen Agama Kota Kupang menjadi Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang.
III.1.3. Tugas Pokok
Sesuai Keputusan Menteri Agama RI tersebut, maka Kementerian Agama
Kota Kupang melaksanakan tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Wilayah Kota Kupang.
III.1.4. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan petunjuk pelaksanaan di
bidang agama kepada masyarakat, 2) Pemberian bimbingan dan pelayanan
kepada masyarakat, 3) Melakukan pengamatan teknis atas pelaksanaan tugas,
4) Persiapan dan penyediaan informasi yang menyangkut pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Kementerian Agama Kota Kupang kepada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.
62
Kepala Kantor(Esl. 3a)
Kepala Sub Bagian TataUsaha (Esl.4a)
Kepala SeksiKependais&
Pemberdy Mesjid(Esl. 4a)
Kepala SeksiUrusan AgamaIslam/URAIS
(Esl. 4a)
Kepala SeksiUrusan AgamaKristen/URAK
(Esl. 4a)
Kepala SeksiPendidikan
Kristen(Esl. 4a)
PenyelenggaraZakat Wakaf
(Esl. 4a)
Kepala SeksiBimas Katolik
(Esl. 4a)
PenyelenggaraHindu
(Esl. 4a)
Tata Usaha(Esl. 4a)
III.1.5. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kantor
Kementerian Agama Kota/Kabupaten, maka Kantor Kementerian Agama
Kota Kupang termasuk dalam Tipologi I-O, dengan penjabaran Tugas Pokok
secara spesifik dijalankan oleh unit-unit teknis pelayanan yaitu: 1) Sub Bagian
Tata Usaha menjalankan tugas: Pelayanan Administrasi, Urusan Umum,
Urusan Kepegawaian dan Urusan Keuangan, 2) Unit-Unit Teknis: Seksi
Urusan Agama Islam dan Penyelenggara Haji, Seksi Kependais dan
Pemberdayaan Masjid, Seksi Urusan Agama Kristen, Seksi Pendidikan
Agama Kristen, Seksi Bimas Katolik, Penyelenggara Bimas Hindu dan
Penyelenggara Zakat-Wakaf.
Adapun Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Sesuai KMA Nomor 373 Tahun 2012 dengan Tipologi I – 0 sebagai berikut :
63
Kepala Kantor(Esl. 3a)
Kepala Sub Bagian TataUsaha (Esl.4a)
Kepala SeksiPendidikan Islam
(Esl. 4a)
Kepala SeksiBimas Katolik
(Esl. 4a)
Kepala SeksiUrusan Agama
Kristen(Esl. 4a)
Kepala SeksiPendidikan
Kristen(Esl. 4a)
PenyelenggaraHaji dan Umroh
(Esl. 4b)
Kepala SeksiBimas Islam
(Esl. 4a)
PenyelenggaraHindu dan Budha
(Esl. 4b)
KUA(Esl. 4b)
Sedangkan Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Sesuai PMA Nomor 13 Tahun 2012 (Mulai berlaku bulan Maret 2013)
sebagai berikut:
Para pejabat yang pernah memimpin Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang adalah sebagai berikut:
1. Drs. Jaman Onesimus (2000 s/d 2005)
2. Drs. Eusabius Binsasi (2006 + 4 Bulan, PYMT)
3. Drs. Ambrosius Korbaffo (2006 + 6 Bulan, PGS)
4. Drs. Ope Rafael (2007 s/d 2009)
5. Imelda De Rozary, S.Sos. MM (Mei 2009 s/d sekarang)
III.1.6. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Adapun yang menjadi Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota
Kupang sejak tahun 2010-2013 adalah:
64
Visi: “Terwujudnya Masyarakat Kota Kupang yang Taat Beragama, Rukun,
Cerdas dan Mandiri”
Misi:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama
3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umroh
5. Mewujudkan tata kelolah pemerintah yang bersih dan berwibawa
6. Meningkatkan kualitas kerja sama lintas sektoral
III.1.7. Makna Logo Kementerian Agama
Keterangan:
1. Bintang bersudut lima yang melambangkan Sila Ketuhanan yang Maha
Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Kementerian Agama
selalu mentaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam
melaksanakan tugas pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila.
2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi
bermakna Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
65
Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para karyawan Kementerian
Agama untuk membela kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Butiran padi dan kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna
bahwa karyawan Kementerian Agama mengemban tugas untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.
4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi
antara kebahagiaan duniawi dan ikhrawi, materil dan spiritual dengan
ridha Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus
ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi
dinamis dari Kitab Suci.
6. Kalimat “Ikhlas Beramal” bermakna bahwa karyawan Kementerian
Agama dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara berlandaskan niat
beribadah dengan tulus dan ikhlas.
7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan
hidup antar umat beragama RI yang berlandaskan Pancasila dilindungi
sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
8. Kelengkapan makna lambang Kementerian Agama melukiskan motto:
Dengan iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan
mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup
bermasyarakat dan bernegara, karyawan Kementerian Agama bertekad
bahwa mengabdi kepada negara adalah ibadah.
66
III.1.8. Program Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis antara lain:
1) Program Bimbingan Masyarakat Islam, 2) Program Pendidikan Islam, 3)
Program Bimbingan Masyarakat Kristen, 4) Program Bimbingan Masyarakat
Katolik, 5) Program Bimbingan Masyarakat Hindu, 6) Program
Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengelolaan Haji dan Umroh
III.1.9. Gambar Gedung Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Luas tanah Kantor Kemenag. Kota Kupang: 600 m2Luas Gedung: 195 m2
III.1.10. Kondisi Interen
III.1.10.1. Data Kedudukan Kantor
Kabupaten/Kota Kota Kupang
Alamat : Jl. SK Lerik Kota Baru
Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Telepon/ Faximile : (0380) 825041- (0380) 825041
III.1.10.2. Data Pejabat Struktural dan Pegawai Berdasarkan Jabatan
No Nama Jabatan Nama Pejabat NIP
1. Kepala Kantor Imelda De Rozary, S.Sos, MM 19571114197903 2 001
67
2. Kepala Sub Bagian TU Maxy Lak’Apu S.Pd 19620529198912 1 001
3 Katolik KEUSKUPAN Jl.Tamrin Oepoi Mgr. Petrus Turang
4 Hindu PHDI Jl. Herewila Naikoten II DR. Ir. I.N.W. Mahayasa, MP
5 Budha WALUBI - -
6 Konghucu - - -
III.1.11. Kondisi Eksteren
III.1.11.1. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Instansi Terkait
Koordinasi antara Kantor Kementerian Agama Kota Kupang dengan
Pemerintah Daerah Kota Kupang dan Instansi Vertikal lainnya telah terjalin
dan berjalan dengan baik, dibuktikan dengan dilibatkannya Kantor
Kementerian Agama Kota Kupang oleh Pemerintah Daerah Kota Kupang
dalam kegiatan seperti dalam rapat-rapat koordinasi di pemerintah kota,
upacara-upacara, kegiatan-kegiatan olah raga, kegiatan PKK, Darma Wanita,
kegiatan penghijauan, kegiatan kemasyarakatan serta kegiatan
bimbingan/penyuluhan agama di tengah-tengah masyarakat.
III.1.11.2. Koordinasi dengan Lembaga Agama dan Keagamaan
Koordinasi antara Kantor Kementerian Agama Kota Kupang dengan
Lembaga Agama dan Keagamaan yang ada di Kota Kupang telah berjalan
dengan baik, seperti dalam kegiatan Paskah dan Natal Oikumene dan
kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Juga terbentuknya suatu wadah untuk
mengantisipasi kemungkinan timbulnya konflik antar umat beragama yang
dinamai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang diketuai oleh Pdt.
73
Hengki Malelak, S.Th, dengan keanggotaannya berasal dari perwakilan
lembaga-lembaga umat beragama di Kota Kupang.
III.2. Penyuluh dan Penyuluhan Agama88
III.2.1. Pengertian Penyuluh Agama
Menurut Keputusan Menteri Agama RI No. 516 Tahun 2009, Penyuluh
Agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan bimbingan/penyuluhan keagamaan dan penyuluhan pembangunan
melalui bahasa agama.
III.2.2. Dasar Hukum Penyuluh Agama
Adapun kehadiran Penyuluh Agama didasarkan pada beberapa keputusan
dan peraturan yaitu:
1. Kepres RI No.16 Tahun 1964 tentang Pelaksanaan APBN yang
disempurnakan dengan Kepres RI No. 24 Tahun 1995.
2. KMA No. 18 Tahun 1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Agama yang telah disempurnakan dengan KMA No. 75 Tahun
1984.
88 Pengertian Penyuluh dan Penyuluhan Agama serta aspek-aspek yang terkait di dalamnya diperolehmelalui wawancara dengan Kasubag TU dan studi dokumenter terhadap Keputusan Menteri Agama RINo.516 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama danAngka Kreditnya yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, pada hariSelasa, 23 April 2013 jam 09.30 dan hari Rabu, 24 April 2013 jam 10.00 di Ruang Kepala Sub BagianTU.
74
3. KMA No. 52 Tahun 1978 tentang Pendelegasian Wewenang, Mengangkat,
Memperbaharui dan Memberhentikan Tenaga Honorer dalam Lingkungan
Departemen Agama.
4. Dalam PP No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS dinyatakan
bahwa untuk meningkatkan mutu profesionalisme dan pembinaan karir PNS
perlu ditetapkan jabatan fungsional.
5. Kepres No. 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS
sebagai Pelaksana dari Ketentuan PP di atas, bahwa Penyuluh Agama adalah
Jabatan Fungsional PNS yang termasuk dalam Rumpun Jabatan Keagamaan.
6. Kep. Menteri Negara Koordinasi Bidang Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 54/Kep/MK.WASPAN/9/1999
Tanggal 30 September 1999 ditetapkan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama
dan Angka Kreditnya dan pengaturan lebih lanjut dikeluarkan Keputusan
Bersama Menteri Agama dan Kepala BKN No. 574 Tahun 1999 dan No. 178
Tahun 1999.
7. KMA No. 164 Tahun 2000 tentang Honorarium bagi Penyuluh Agama.
III.2.3. Tugas Pokok dan Kedudukan Penyuluh Agama
Tugas pokok Penyuluh Agama sesuai ketentuan Keputusan Menteri
Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 54/Kep/MK.WASPAN/9/1999 adalah melakukan dan
75
mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan
pembangunan melalui bahasa agama.
Sedangkan kedudukan Penyuluh Agama berada pada instansi
pemerintah sebagai pelaksana teknis fungsional bimbingan keagamaan atau
penyuluhan dan pembangunan melalui bahasa agama kepada masyarakat,
dengan pengaturan sebagai berikut:
a. Penyuluh Agama Departemen Agama berkedudukan pada: 1) Kantor
Departemen Agama tingkat Kota/Kabupaten, melaksanakan kegiatan
bimbingan/penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama pada
kelompok sasaran masyarakat yang berada dalam wilayah dan instansi dalam
lingkungan kabupaten yang bersangkutan dan dapat berkedudukan di
kecamatan, 2) Kanwil Departemen Agama tingkat Provinsi, melakukan
kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa
agama pada kelompok sasaran masyarakat yang bersifat antar/lintas kabupaten
dan instansi tingkat provinsi yang bersangkutan, 3) Tingkat Pusat, melakukan
kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa
agama pada kelompok sasaran masyarakat yang bersifat nasional dan
internasional atau instansi pemerintah/swasta tingkat pusat.
b. Penyuluh Agama Instansi adalah penyuluh agama yang mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh melakukan kegiatan
bimbingan penyuluhan agama dan pembangunan kepada masyarakat serta
pembinaan mental/rohani khusus kepada pegawai suatu
Instansi/Departemen/LPND termasuk kepada pegawai cabang/perwakilan
76
Instansi yang bersangkutan/Pemda tingkat provinsi atau kabupaten, BUMN
dan Instansi lain.
III.2.4. Penetapan Lokasi/Sasaran Binaan Penyuluh Agama
Setelah seorang pejabat fungsional penyuluh agama diangkat, maka
perlu diterbitkan surat tugas penetapan lokasi/wilayah sasaran binaan yang
dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Atas dasar surat tugas penetapan
lokasi/wilayah sasaran binaan, pejabat yang berwenang membuat surat
pernyataan melaksanakan tugas untuk bahan penetapan pembayaran tunjangan
jabatan bagi penyuluh agama yang bersangkutan.
Seorang penyuluh agama yang telah ditugaskan dalam satu
wilayah/instansi tertentu, harus segera melakukan usaha pembentukan
kelompok dengan ketentuan: 1) Jumlah kelompok disesuaikan dengan kondisi
wilayah dan jumlah penduduk yaitu 20 kelompok dengan volume kegiatan 4
kali sebulan pada lokasi yang padat dan 10 kelompok dengan volume kegiatan
1 kali sebulan pada lokasi yang jarang/sulit, 2) Jumlah anggota setiap
kelompok minimal 10-15 orang, 3) Jenis sasaran kelompok diutamakan
kepada masyarakat yang belum pernah terjangkau/belum terbentuk dalam
kelompok tetap oleh proses pembinaan penyuluh agama yang telah ada, 4)
Harus melakukan koordinasi dan kerja sama antar penyuluh agama maupun
lembaga/instansi terkait.
77
III.2.5. Jenis Kelompok Sasaran/Binaan Penyuluh Agama
Untuk keperluan penentuan kelompok sasaran penyuluh agama, dapat
dilakukan pembagian kelompok sasaran dan kelompok binaan sebagai berikut:
1) Masyarakat Umum: Masyarakat Pedesaan dan Transmigrasi, 2) Masyarakat
Perkotaan: Kompleks Perumahan, Asrama, Pasar, Karyawan Istansi
Pemerintah/Swasta, Masyarakat Industri dan sekitarnya, 3) Masyarakat Khusus:
a) Cendekiawan: Karyawan Instansi Pemerintah/Swasta, Kelompok Profesi,
Kampus/Masyarakat Akademis, b) Generasi Muda: Remaja dan Pemuda
Gereja, Karang Taruna, Pramuka, c) Lembaga Pendidikan Masyarakat:
Katekisasi, Sekolah Minggu, Kelompok Kaum Ibu, Kaum Bapak, Kelompok
Remaja dan Pemuda, Paduan Suara, d) Binaan Khusus: Panti, Rumah Sakit,
Lapas, Masyarakat Gelandangan/Pengemis, 4) Daerah Terpencil: Suku
Terasing, 5) Para Pendengar Siaran Radio dan Para Penonton Siaran Televisi,
6) Para Pemain Panggung Pementasan/Sandiwara/Drama.
III.2.6. Pembentukan Kelompok
Atas dasar hasil analisis data identifikasi potensi wilayah dan kebutuhan
kelompok sasaran yang ada, seorang penyuluh agama melakukan
pembentukan kelompok melalui proses: 1) pendekatan dengan tokoh
agama/tokoh masyarakat di wilayah/sasaran, 2) melakukan rapat pembentukan
kelompok dengan memperhatikan kebutuhan/minat kelompok sasaran yang
ada, dan 3) pembentukan setiap kelompok serta penetapan program sasaran
78
pembinaan dilakukan dengan Surat Keputusan Ketua Kelompok Kerja
Penyuluh yang ada.
III.2.7. Kegiatan Bimbingan/Penyuluhan Agama dan Pembangunan
Adapun rincian kegiatan penyuluh agama dibagi dalam dua (2) bagian
besar sesuai dengan jenjang jabatan dari yang terendah sampai yang tertinggi
yaitu: Pertama, kegiatan penyuluh agama terampil yang meliputi kegiatan
penyuluh agama pelaksana (II/b-II/d), kegiatan penyuluh agama pelaksana
lanjutan (III/a-III/b) dan kegiatan penyuluh agama penyelia (III/c-III/d).
Kedua, kegiatan penyuluh agama ahli yang meliputi kegiatan penyuluh agama
pertama (III/a-III/b), kegiatan penyuluh agama muda (III/c-III/d) dan kegiatan
penyuluh agama madya (IV/a-IV/c).
Setiap jenjang jabatan penyuluh agama memiliki rincian kegiatannya
tersendiri yang berbeda satu dengan lainnya serta semakin kompleks sesuai
jenjang jabatannya. Secara umum, rincian kegiatannya sebagai berikut: 1)
Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah atau Kelompok Sasaran, 2)
Menyusun Rencana Kerja Lima Tahun, Satu Tahun dan Rencana Kerja
Operasional/RKO Satu Bulan, 3) Menyusun Program Kerja, 4) Menyusun
Materi Bimbingan atau Penyuluhan, 5) Pelaksanaan Bimbingan atau
Penyuluhan melalui tatap muka atau melalui media, 6) Pemantauan, Evaluasi
dan Pelaporan Hasil Pelaksanaan Bimbingan atau Penyuluhan, 7) Pelayanan
Konsultasi Agama atau Pembangunan, 8) Pengembangan Bimbingan atau
Penyuluhan.
79
Kegiatan pengembangan profesi seorang penyuluh agama meliputi
kegiatan penulisan karya tulis, karya ilmiah, makalah, tulisan ilmiah,
penyampaian prasaran, menerjemahkan/menyadur kitab/buku di bidang
penyuluhan agama. Sedangkan, kegiatan penunjang penyuluh agama yaitu
mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai, mengikuti
seminar atau lokakarya tingkat nasional/internasional, menjadi pengurus
organisasi profesi tingkat nasional/internasional, menjadi anggota Tim Penilai
Jabatan Fungsional Penyuluh Agama secara aktif, menjadi pengurus aktif
dalam organisasi keagamaan, menciptakan karya seni kaligrafi, menjadi
anggota delegasi misi keagamaan, memperoleh penghargaan/tanda jasa dari
pemerintah dan memperoleh ijazah/gelar yang sesuai dengan bidang tugasnya.
III.2.8. Jenis dan Fungsi Penyuluh Agama
Menurut jenisnya, penyuluh agama terdiri dari penyuluh agama bidang
yaitu: Penyuluh Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu
dan Budha, serta Penyuluh Agama Spesialisasi yang memiliki keahlian atas
suatu tugas dengan memperhatikan hasil diklat dan pengalaman jabatan.
Sedangkan menurut fungsinya, terdapat Penyuluh Agama Terampil yang
berlatar belakang pendidikan SMA/Diploma dan Penyuluh Agama Ahli yang
berlatar belakang pendidikan S1 Teologi/PAK/Sarjana Pendidikan Agama.
80
III.2.9. Kebijakan Internal Pimpinan Kantor terhadap Penyuluh Agama89
Pada dasarnya, para Penyuluh Agama adalah tenaga PPL/Pegawai
Penyuluh Lapangan yang prosentasi kehadirannya di lokasi penyuluhan
adalah 75% sedangkan kehadirannya di kantor hanya 25%. Dalam
pelaksanaan Tupoksi/tugas pokok dan fungsi penyuluh, terdapat kebijakan
internal dari kepala kantor maupun kepala seksi di antaranya yaitu: Pertama,
Penyuluh Agama wajib mengikuti Apel Senin pagi pada jam 7.30 dan Apel
Selasa-Jumat pagi pada jam 08.00 serta mengisi daftar absensi pada jam 08.00
dan 16.00 sore. Kedua, wajib melaksanakan kegiatan penyuluhan agama di
antara jam 08.00 s/d 16.00 dengan menyebar di semua denominasi agama
Kristen yang ada di 6 kecamatan di Kota Kupang dan pada setiap akhir
semester, menyampaikan laporan penyuluhan. Mulai tahun 2013 ini, semua
penyuluh harus bekerja full time di lokasinya masing-masing karena sudah
tersedianya pegawai administrasi di Seksi URAK/Urusan Agama Kristen,
sedangkan pada tahun 2010-2012, penyuluh masih diperbantukan sebagai
tenaga administrasi sehingga prosentasi kehadirannya di lokasi penyuluhan
tidak mencapai target 75%.
Ketiga, selain melaksanakan penyuluhan keagamaan, penyuluh wajib
menyampaikan pesan pemerintah dalam hal ini Menteri Agama kepada
kelompok binaannya tentang kebijakan, peraturan, masalah pembangunan
89 Wawancara mengenai kebijakan internal dengan Kepala Kantor dilaksanakan pada hari Selasa, 23April jam 15.30; dengan Kepala Sub. Bagian TU jam 09.30 dan Rabu, 24 April jam 10.00; denganMantan Kepala Seksi URAK pada hari Rabu, 24 April jam 11.00, dan Kasie. URAK yang baru padahari Rabu, 24 April jam 11.45 di ruang kerjanya masing-masing.
81
seperti kerukunan, HAM, dan lain sebagainya melalui bahasa agama serta
menyampaikan persoalan/masalah agama dan kerukunan yang ditemukan di
kelompok sasarannya masing-masing kepada pimpinan. Keempat, wajib
mengikuti kegiatan Paskah dan Natal Oikumene dan Hari Besar Keagamaan
lainnya sebagai panitia atau peserta, serta membawakan doa dalam acara
resmi pemerintahan. Kelima, wajib melakukan pembinaan mental/rohani bagi
seluruh PNS yang seagama di Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
setiap hari Senin setelah apel pagi secara bergantian sesuai jadwal yang ada.
Keenam, wajib mengikuti pertemuan rutin Kelompok Kerja Penyuluh/
Pokjaluh lintas agama setiap 3 bulan dan Pokjaluh seagama sebulan sekali
dalam rangka membahas persiapan program penyuluhan, masalah yang
ditemukan di lokasi penyuluhan dan evaluasi penyuluhan serta dapat bekerja
sama dengan penyuluh lintas sektoral lainnya.
III.2.10. Kendala yang Dialami Penyuluh Agama Secara Umum dan Solusinya90
Dalam pelaksanaan Tupoksinya, penyuluh agama tidak terlepas dari
kendala baik yang bersifat interen maupun eksteren. Terhadap berbagai
kendala yang dialami, penyuluh maupun Kepala Kantor/Kepala Sub. Bagian
TU dan Kepala Seksi URAK telah mencoba mencari solusinya.
Kendala-kendala yang selama ini dihadapi oleh penyuluh agama dan
solusinya adalah: Pertama, para penyuluh tidak dapat melaksanakan
90 Wawancara tentang kendala yang dialami penyuluh dilakukan dengan Kepala Sub. Bagian TU padahari Senin, 22 April jam 10.00, dengan para penyuluh dan Kepala Seksi yang baru pada hari Rabu, 24April 2013 jam 08.00 dan 11.00 di ruangannya masing-masing
82
pertemuan Pokjaluh secara rutin dan efektif sesuai perencanaan/kesepakatan
karena kesibukan para penyuluh di lokasinya masing-masing sehingga
program kerjanya harus disusun secara pribadi, kecuali materi di Lapas
Dewasa yang disusun bersama oleh penyuluh bersangkutan yang menjadi
acuan kurikulum dalam kegiatan bimbingan/penyuluhan. Yang dapat
dilakukan sebagai solusi adalah menggunakan waktu yang tersisa ketika
pertemuan resmi atau non resmi diadakan dalam rangka konsultasi dan
koordinasi dengan Kepala Seksi dan sharing di antara penyuluh.
Kedua, belum efektifnya koordinasi dan konsultasi antara Kepala Seksi
dengan para penyuluh dalam hal persiapan dan evaluasi penyuluhan. Ketiga,
kurangnya bantuan distribusi buku-buku teologi/agama/penyuluhan agama
dari Bimas Kristen Kantor Wilayah maupun Bimas Kristen Kantor Pusat
sehingga para penyuluh harus mencari dan mempersiapkan sendiri sumber-
sumber bacaan dengan segala keterbatasannya. Keempat, belum adanya
perhatian serius dari kantor secara umum maupun dari seksi secara khusus
mengenai biaya operasional penyuluh maupun pemahaman yang baik
tentang Tupoksi seorang penyuluh. Untuk masalah ini, baik Kepala Seksi
maupun penyuluh sangat berharap segera diberlakukannya Undang-Undang
tentang Kerukunan dan Undang-Undang tentang Penyuluhan Agama
sehingga ada perhatian serius yang berkaitan dengan biaya operasional
penyuluh.
Kelima, belum adanya kerja sama dengan para penyuluh lintas sektoral
seperti penyuluh KB, penyuluh pertanian, penyuluh hukum, dll. Hal ini
83
masih terus diupayakan baik oleh Seksi URAK maupun oleh penyuluh
sendiri. Keenam, belum meratanya kelompok binaan di semua denominasi
Gereja Kristen, kecamatan maupun di lembaga sosial kemasyarakatan dan
instansi pemerintahan. Lebih banyak penyuluhan dilakukan di gereja
masing-masing yang sebenarnya hanya merupakan salah satu dari kelompok
binaan para penyuluh. Mengenai masalah ini, baik Kepala Kantor maupun
Kepala Seksi telah menghimbau penyuluh agar menyebar di semua
denominasi gereja di Kota Kupang dan semua kelompok sasaran/binaan
sesuai Petunjuk Teknis/Juknis yang ada. Ketujuh, kurangnya percaya diri
dari para penyuluh sendiri karena kurangnya pengetahuan tentang
Tupoksinya, kurangnya buku-buku sumber pendukung, kurangnya
ketrampilan dan keahlian dalam menyuluh karena sebagian besar penyuluh
baru mengikuti Diklat Penyuluh tahap 1 s/d 3 dari 6 tahap yang ada.
Mengenai ketrampilan dan keahlian seorang penyuluh melalui diklat, masih
dalam upaya penanganan secara merata dan maksimal sedangkan sumber-
sumber yang dipakai dalam penyuluhan, masih diupayakan sendiri oleh
penyuluh terkecuali Jurnal Profesi Keagamaan Balai Diklat Denpasar dan
Juknis Penyuluh yang telah didistribusikan ke Seksi Urusan Agama Kristen.
84
III.3. Model Penyuluhan Agama yang Diterapkan oleh Penyuluh Agama Kristen di
Kantor Kementerian Agama Kota Kupang
Dalam bab pendahuluan, telah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
model dalam penelitian ini adalah sebuah cara sederhana yang terorganisasi
untuk mencapai suatu tujuan atau tugas. Model identik dengan desain. Dalam
hal ini, model penyuluhan mencakup perencanaan program penyuluhan,
pelaksanaan yang meliputi metode/pendekatan, cakupan tema/materi, dan
evaluasi penyuluhan.
Untuk mengetahui bagaimana model penyuluhan yang dilakukan oleh
penyuluh agama Kristen, perlu diuraikan terlebih dahulu data penyuluh agama
dengan kelompok sasaran/kelompok binaan dan jadwal penyuluhannya.
III.3.1. Data Penyuluh Agama Kristen91
Adapun data Penyuluh Agama Kristen selama 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2010 s/d 2012 adalah sebagai berikut:
No Nama NIP Golongan Ket1. Rizki Herewila, S.Pd 19780704200901 2 10 Penata Muda
Tk. 1 (III/b)Sedang menjalanicuti melahirkansejak Maret s/dJuni 2013
Tk.1 (III/b)SedangmelaksanakanTugas Belajarsejak tahun 2011
6. Izabela D. Moeda, S.Si.Teol 19710101200710 2 002 SDA
91 Wawancara tentang data penyuluh agama Kristen dilakukan dengan Kepala Sub Bagian TU padahari Selasa, 23 April 2013 jam 10.00 d ruang kerja dan dengan Staff Kepegawaian pada hari Rabu, 24April 2013 jam 11.00.
Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji, 17) Merumuskan petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan/penyuluhan, 18) Menyiapkan dan
mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah kebijakan pengembangan
bimbingan/penyuluhan yang bersifat penyempurnaan.
III.3.2. Jadwal Kegiatan Bimbingan/Penyuluhan Agama pada Kelompok Binaan92
Setiap penyuluh agama diwajibkan membuat jadwal penyuluhannya
masing-masing dan dimasukan ke Bagian Tata Usaha dan Seksi URAK
sebagai bahan monitoring Kepala Kantor/Kepala Seksi atas kinerjanya.
Adapun jadwal dari 8 penyuluh tersebar di gereja masing-masing, instansi
terkait dan lembaga sosial kemasyarakatan lainnya, dimana gereja masih
menjadi kelompok sasaran terbanyak dilaksanakannya penyuluhan.
92 Wawancara mengenai jadwal penyuluhan dilakukan pada hari Selasa, 23 April 2013 jam 08.30-10.00 dengan para penyuluh di ruang kerja Kepala Sub Bagian TU dan pada hari Rabu, 24 April 2013dengan salah seorang penyuluh di ruang lobi jam 08.00-10.00.
87
No Nama Jadwal Waktu1. Rizki Herewila
(III/b)1.Klp. Lansia Panti Werda Depsos
2.Klp. Majelis3.Klp. Rumah Tangga Kristen4.Klp. Perempuan GMIT5.Klp. Katekumen Pra Nikah
1.Selasa&Kamis jam08.002. Sabtu jam 18.003. Senin&Selasa jam10.004. Jumat jam 10.005. Rabu jam 10.00
2. Karolina Samoy(III/a)
1.Klp. Katekumen Pra Sidi2.Klp. Pemuda/i Gereja Koinonia3.Klp. Perempuan GMIT4.Klp. Majelis Ling. 65.Klp. Anak&Remaja Ling. 66.Klp. Lansia Panti Werda Depsos
1. Jumat jam 17.002.Senin&Kamis jam 19.003. Rabu jam 16.004. Jumat jam 16.005. Minggu jam 08.006.Selasa&Kamis jam08.00
3. Febi Rensine(III/a)
1. Klp. Perempuan GMIT Jemaat PnielManutapen2. Persekutuan Doa3. Katekumen Pra Sidi4. PAUD Merpati5. Klp. Warga Amarasi6. Para Napi&Tahanan Lapas Anak
1. Rabu jam 16.00
2. Kamis jam 18.003. Jumat jam 14.004. Rabu jam 08.005. Jumat jam 16.00/bulan6.Selasa&Jumat jam 09.00
4. Elen Kotta Kally(III/a)
1. Klp. Perempuan GMIT Bait El Nunhila2. Klp. Dewasa Panti Tuna Netra Hitbia3. Klp. Rumah Tangga Rayon 24. Klp. Majelis Rayon 25. PAUD Merpati6. Klp. Katekumen Pra Sidi
1. Selasa jam 08.002. Jumat jam 09.003. Senin&Rabu jam 14.004. Jumat jam 13.005. Rabu jam 08.006. Selasa Jam 13.00
5. Izabela D. Moeda(III/b)
1. Para Napi&Tahanan Lapas Dewasa2. Klp. Perempuan GMIT Jemaat RehobotBakunase3. Klp. Lansia Panti Jompo Depsos4. Klp. Dewasa Panti Tuna Netra Hitbia
1.Senin-Kamis jam 09.002. Rabu jam 16.30
3. Rabu jam 07.004. Jumat jam 09.00
6. Herlina Rande(III/b)
1. Klp. Rumah Tangga Jemaat MarturiaOesapa2. Klp Katekumen Pra Sidi3. Klp. Perempuan GMIT4. Klp. Rumah Tangga Warga Toraja
5. Klp. Mahasiswa Jurusan IlmuKomunikasi dan Sosiologi Undana6. Para Napi&Tahanan Lapas Anak
1. Rabu jam 17.30
2. Minggu jam 10.003.Selasa&Jumat jam 17.304. Sabtu jam 17.00 (Sept-Des menjelang Natal)5.Senin&Selasa jam08.00&16.306.Selasa&Jumat jam 09.00
7. Tabita Blegur(III/a)
1. Para Napi&Tahanan Lapas Dewasa2. Klp. Dewasa Panti Tuna Netra Hitbia3. PAUD Taruna Elim4. Mahasiswa Undana5. PD. Raja Elim Koinonia
1. Rabu jam 09.002. Jumat jam 09.003. Kamis jam 08.004. Rabu jam 13.005. Minggu jam 17.00
8. Mismana Nubatonis(III/a)
1. Para Napi &Tahanan Lapas Dewasa2. Klp. Rumah Tangga Kristen JemaatPniel Oebobo3. Klp. Pemuda Rayon 94. Klp. Anak dan Remaja Rayon 95. Klp. Persekutuan Doa
1. Senin-Kamis jam 09.002. Senin jam 18.00
3. Kamis jam 19.004. Minggu jam 08.005. Selasa jam 14.00
III.3.3. Model Penyuluhan yang Diterapkan oleh Penyuluh Agama Kristen
III.3.3.1. Perencanaan Program Penyuluhan Agama
88
Berdasarkan hasil wawancara, dalam tahap perencanaan, penyuluh
menyusun Program Bimbingan/Penyuluhan Agama berupa RKO bulanan
dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi kelompok sasaran93.
Penyusunan RKO dilakukan secara bersama-sama dalam pertemuan rutin para
penyuluh agama Kristen yaitu sebulan sekali walaupun kadang-kadang
pelaksanaannya tidak berjalan lancar dan kurang maksimal karena kesibukan
masing-masing penyuluh agama di lokasi penyuluhan, keikutsertaannya
dalam kegiatan kantor yang bersifat rutin/dadakan atau karena penugasan
langsung dari pimpinan unit atau kepala kantor.
Tujuan dari setiap RKO harus selalu mengacu pada sasaran akhir dari
penugasan seorang penyuluh agama yaitu terlaksananya pendidikan
masyarakat melalui bimbingan, penyuluhan agama dan pembangunan melalui
bahasa agama kepada seluruh masyarakat dalam wilayah binaannya melalui
pembentukan kelompok binaan dengan program pembinaan yang terarah dan
sistematis. Pada akhirnya, terbentuklah masyarakat yang semakin memahami
dan menghayati nilai dan ajaran agamanya masing-masing serta mampu
mengaplikasikan nilai ajaran agama tersebut dalam seluruh aspek kehidupan
pribadi-masyarakat serta dapat menjaga/mengembangkan kerukunan hidup
beragama dalam masyarakat.
93 Identifikasi potensi wilayah/kelompok sasaran dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui dataumum wilayah (keadaan alam, penduduk, prasarana dan sarana umum, sarana pendidikan, saranaperibadatan, lapangan kerja, sosial, politik, dan data khusus kegiatan keagamaan dan pembangunansehingga melalui pengolahan data tersebut tergambar tentang potensi dan kelemahan serta masalah-masalah dalam suatu wilayah/kelompok sasaran untuk menjadi bahan dalam penyusunan programpenyuluhan agama.
89
Kerangka dari RKO mengacu pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya Tahun 2009, Hasil
Diklat Penyuluh Agama Tingkat Dasar di Denpasar atau Hasil Kegiatan
Orientasi Penyuluh Agama di Kupang yang dilakukan setiap awal tahun/bulan
yang terdiri dari unsur-unsur: tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan dan pokok-
pokok materi serta teknis pelaksanaan kegiatan bimbingan/penyuluhan agama
dan pembangunan.
Mengenai isi dari RKO dipersiapkan oleh masing-masing penyuluh
terkecuali bahan katekisasi yang disiapkan oleh gereja masing-masing,
Kurikulum Pendidikan Luar Sekolah dari PAUD dan bahan penyuluhan untuk
Lapas Dewasa yang dipersiapkan bersama-sama oleh Tim Penyuluh yang
bersangkutan sebagai buku acuan kurikulum yang dipakai setiap semester.
Terdapat tiga (3) buku dengan tiga (3) tema yaitu ‘Siapakah Saya’, ‘Siapakah
Tuhan’ dan ‘Temuan Baru’. Tiap buku akan digunakan selama satu (1)
semester yang diakhiri dengan pleno bagi peserta untuk dinyatakan lulus atau
tidak. Bagi peserta yang dinyatakan lulus, akan mendapatkan sertifikat dan
menjadi bahan pertimbangan mendapatkan remisi hukuman.
Dari hasil studi dokumenter terhadap laporan penyuluhan, masing-
masing penyuluh membuat kerangka RKO yang berbeda satu dengan lainnya
bahkan berbeda dari kerangka RKO dari Petunjuk Teknis. Dari delapan (8)
penyuluh, empat (4) orang membuat Program Tahunan dan RKO sedangkan
empat (4) lainnya hanya membuat Program Tahunan sehingga tujuan program
yang ditetapkan adalah tujuan umum setiap tahun dan bukan tujuan bulanan
90
atau tujuan setiap kali tatap muka. Terdapat tujuh (7) dari delapan (8) program
penyuluhan lebih banyak berkaitan dengan pemberian
pengajaran/pengetahuan, dukungan, semangat, penghiburan, motivasi dan
nilai-nilai dari penyuluh agama sebagai subjek kepada peserta penyuluhan
sebagai objek untuk diterima dan dilaksanakan. Sedangkan hanya dua (2)
program dengan tujuan untuk diupayakan sendiri oleh peserta sendiri.
Mengenai bentuk kegiatan/metode, ada enam (6) dari delapan (8)
penyuluh yang merencanakannya berupa ibadah/renungan/khotbah, belajar,
konseling/sharing, diskusi/dialog dan ceramah/mengajar. Mengenai pokok
materi setiap tatap muka, hanya satu (1) dari delapan (8) penyuluh yang
merencanakannya dengan bahan Alkitab/Ajaran Kristen lebih dominan dari
pada masalah pembangunan/pengalaman hidup setiap hari. Mengenai target
pencapaian, hanya satu (1) orang yang merencanakannya yang berkaitan
dengan bertambahnya pemahaman dan perubahan sikap dan perilaku.
Sedangkan yang melakukan identifikasi kelompok sasaran hanya lima (5) dari
delapan (8) penyuluh yang ada.
Berikut ini disajikan rangkuman Program Tahunan dan RKO dari
masing-masing penyuluh selama 3 tahun periode 2010 s/d 2012:
1. Rizki Herewila: Program Tahunan
No Program Bentuk Kegiatan Tujuan Sasaran Volume/Waktu
Memberisemangat hidupdan penghiburansesuai FirmanTuhan agar tetapsabar, teguh danberiman dalammenjalani hidupini
Lapas AnakKelas II A
Jumlahtatapmukasesuaijadwal
RKO:
No Hari/Tanggal Waktu BentukKegiatan
ContohTema/Materi
Sasaran
1. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Ibadah 1.Tuhanmemenuhi Yosua(Yos 21:43-45)2.Mendengar dansungguh-sungguhbertobat (Mat21:28-32)3.Bersaksi danbertekun (Yoh15:25)
Klp.PersekutuanDoa
2. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Ceramah/TanyaJawab
1.Gereja2.Katekisasi
Klp.Katekumen
93
3.Ujian Pra Sidi3. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Ibadah dan
Konseling1.Tetap SetiaMenanti Tuhan(Luk2:25-40)2.Allah Hakimyang adil (Rom2:1-16)3.Kasus-kasuspelanggaran etika
Napi danTahananLapas Anak
4. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Belajar 1.Doa (Mat6:9013)2.Etika Sopansantun (Kel20:12)3.Belajarmenyanyi,mengenal ciptaanTuhan
AnakPAUD
5. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Ibadah 1.Bersyukurdalam segala hal(Maz 9:1-202.Tuhan Yesusmemuji mereka(Mark 5:21-433.Pemimpin yangmempersekutukan(II Sam 5:1-10)
PerempuanGMIT
6. Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal Renungan Di mata Tuhansemua sama (Bil4:46-49)
IkatanWargaAmarasi
4. Elen Kotta Kally: Program Tahunan dan RKO
Program Tahunan:
No Program Bentuk Kegiatan Tujuan Sasaran Volume/Waktu