Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang Indonesia merupakan negeri yang dibentuk oleh 17.506 pulau dengan luas 7,7 juta km ², oleh sebab itu Indonesia disebut negeri kepulauan terbesar didunia. Secara geologis Indonesia dibentuk oleh interaksi 3 lempeng makro dan 1 lempeng mikro yaitu lempeng Indo-australia,Eurasia,pasifik (Makro Plate) dan Filipina (mikro Plate) hal ini menyebabkan Indonesia dikelilingi oleh rangkaian gunung api dan masuk dalam ring of fire. Selain adanya gunung api sebagai penanda interaksi lempeng, terdapat pula cekungan-cekungan yang berisi hidrokarbon yang sangat kaya. Oleh sebab itu mempelajari geologi Indonesia sangatlah menyenangkan karena terdapat keberagaman kondisi geologi mulai dari pulau bagian timur hingga bagian baratnya. Maka dari itu dalam mata kuliah geologi Indonesia mahasiswa diwajibkan mempresentasikan salah satu kondisi geologi dari Indonesia. Secara khusus dalam tugas ini, kami akan membahas kondisi geologi daerah Kalimantan yaitu Cekungan Tarakan. I.2 Maksud dan Tujuan 1
cekungan tarakan merupakan salah satu dari sekian banyak cekungan besar di indonesia yang telah di eksploitasi, kekayaan alam kalimantan tercermin hebat pada cekungan ini.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab I
PENDAHULUAN.
I.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negeri yang dibentuk oleh 17.506 pulau dengan luas 7,7 juta km ², oleh
sebab itu Indonesia disebut negeri kepulauan terbesar didunia. Secara geologis Indonesia
dibentuk oleh interaksi 3 lempeng makro dan 1 lempeng mikro yaitu lempeng Indo-
australia,Eurasia,pasifik (Makro Plate) dan Filipina (mikro Plate) hal ini menyebabkan
Indonesia dikelilingi oleh rangkaian gunung api dan masuk dalam ring of fire. Selain adanya
gunung api sebagai penanda interaksi lempeng, terdapat pula cekungan-cekungan yang berisi
hidrokarbon yang sangat kaya.
Oleh sebab itu mempelajari geologi Indonesia sangatlah menyenangkan karena terdapat
keberagaman kondisi geologi mulai dari pulau bagian timur hingga bagian baratnya. Maka
dari itu dalam mata kuliah geologi Indonesia mahasiswa diwajibkan mempresentasikan salah
satu kondisi geologi dari Indonesia. Secara khusus dalam tugas ini, kami akan membahas
kondisi geologi daerah Kalimantan yaitu Cekungan Tarakan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pengerjaan tugas ini ialah agar mahasiswa dapat mengumpulkan data geologi
daerah yang dikerjakan. Dengan tujuan agar mahasiswa memahami akan kondisi
fisiografi,geologi regional,struktur geologi,geomorfologi dan SDA daerah yang ditugaskan.
1Gambar 2.1 Cekungan Tarakan Kalimantan Timur (Sumber: Core-Lab G&G Evaluation Simenggaris Block)
Bab II
FISIOGRAFI
Menurut Bemmelen (1949) pulau Kalimantan dibagi menjadi beberapa zona fisiografi,
yaitu :
A. Blok Schwaner yang dianggap sebagai bagian dari dataran Sunda,
B. Blok Paternoster, meliputi pelataran Paternoster sekarang yang terletak dilepas
Pantai Kalimantan Tenggara dan sebagian di dataran Kalimantan yang dikenal
sebagai sub cekungan Pasir,
C. Meratus Graben, terletak diantara blok Schwaner dan Paternoster, daerah ini sebagi
bagian dari cekungan Kutai,
D. Tinggian Kuching, merupakan sumber untuk pengendapan ke arah Barat laut dan
Tenggara cekungan Kalimantan selama Neogen. Cekungan-cekungan tersebut antara
lain:
a. Cekungan Tarakan, yang terletak paling Utara dari Kalimantan Timur.
Disebelah Utara cekungan ini dibatasi oleh “Semporna High”,
b. Cekungan Kutai, yang terletak sebelah Selatan dari Tinggian Kuching yang
merupakan tempat penampungan pengendapan dari Tinggian Kuching
selama Tersier. Cekungan ini dipisahkan oleh suatu unsur Tektonik yang
dikenal sebagai Paternoster Cross Hight dari cekungan Barito.
Gambar 1: Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan (Bachtiar, 2006)
2
Bab III
GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN TARAKAN
Cekungan tarakan atau bisa disebut juga cekungan kaliamantan timur utara
merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Kalimantan Timur bagian utara.
Cekungan Tarakan dapat dibagi menjadi 4 sub-cekungan yaitu: Sub-cekungan Tidung, Sub-
cekungan Berau, Sub-cekungan Tarakan, dan Sub-cekungan Muara (Biantoro dkk., 1996;
IBS, 2006). Batas-batas dari empat sub-cekungan tersebut adalah zona-zona sesar dan
tinggian. Bagian utara dari Cekungan Kalimantan Timur Utara dibatasi oleh Tinggian
Samporna yang terletak sedikit ke utara dari perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia.
Bagian barat ke arah Kalimantan dibatasi oleh Punggungan Sekatak-Berau. Sedangkan di
bagian selatan, terdapat Punggungan Mangkalihat yang memisahkan Cekungan Tarakan
dengan Cekungan Kutai. Batas timur dan tenggara dari cekungan ini berupa laut lepas Selat
Makasar.
Gambar 2. Peta lokasi Sub-Cekungan Tarakan (Biantoro dkk., 1996).
Formasi yang berpotensi sebagai source rock adalah Formasi Sembakung, Meliat,
dan Tabul (Sasongko, 2006). Formasi Meliat juga memiliki batuan yang mengandung
material organik yang cukup dengan sebagian formasi temperaturnya cukup tinggi, sehingga
mampu mematangkan hidrokarbon. Batuan Formasi Tabul merupakan source rock terbaik
karena memiliki material organic tinggi dan HI lebih dari 300, sehingga hidrokarbon telah
matang. Ketebalan formasi ini mencapai 1700 m, sehingga mampu menyediakan hidrokarbon
yang melimpah. Menurut L.J. Polito (1978, dalam Indonesia Basins Summaries 2006), batuan
penghasil hidrokarbon di Cekungan Tarakan melampar di Formasi Tabul, Meliat, Santul,
Tarakan dan Naintupo. Wight et al (1992, dalam Indonesia Basins Summaries 2006) juga
memberikan argumen bahwa source rock berasal dari fasies fluvio-lacustrine. Samuel (1980,
dalam Indonesia Basins Summaries 2006) menyebutkan bahwa dari kematangan termal dan
geokimia, hanya gas yang bisa didapatkan di Formasi Tabul, Santul dan Tarakan. Migrasi
bekerja pada blok-blok yang terbentuk Mio-pliocene.
Gambar 6. Play Concept Model of Tarakan Basin
12
2. Reservoir
Karakteristik batuan yang terdapat pada Formasi Sembakung, Meliat/Latih, Tabul,
dan Tarakan/Sanjau menunjukkan potensial sebagai reservoir. Batuan mempunyai kastika
kasar dengan geometri sedimen deltaik yang penyebarannya terbatas. Berdasarkan Indonesia
Basins Summaries (2006), Formasi Meliat, Tabul, Santul, dan Tarakan merupakan seri delta
dengan batupasir berbentuk channel dan bar. Formasi Meliat berisi batupasir dan shale
dengan lapisan tipis batubara. Kualitas reservoir yang ada termasuk sedang-bagus dengan
pelamparan yang cukup luas. Formasi Tabul berisi batupasir, batulanau, shale dengan lapisan
tipis batubara. Tebal formasi mencapai 400-1500 m dan menebal ke arah timur. Formasi
Santul merupakan fasies delta plain sampai delta front proksimal. Formasi ini didominasi
oleh batupasir dan shale dengan lapisan tipis batubara. Batupasir mempunyai ketebalan 40-60
m. Pada beberapa titik, ada channel batupasir yang
tebalnya mencapai 115 m. Formasi Tarakan yang berumur Pliosen merupakan seri delta
dengan dominasi litologi berupa pasir, lempung, dan batubara yang menunjukkan fasies delta
plain hingga fluviatil.
3. Seal Rock
Batuan yang menjadi seal atau tudung adalah batuan penyusun Formasi Sembakung,
Mangkabua, dan Birang yang merupakan batuan sedimen klastik dengan ukuran butir halus.
Formasi Meliat/Latih, Tabul dan Tarakan tersusun oleh batulempung hasil endapan delta
intraformational yang berfungsi pula sebagai batuan tidung.
Gambar 7.Penyebaran Isopach Formasi Tabul yang mengandung batuan
Penudung (Sasongko et al, 2006)
13
4. Traps
Sistem perangkap hidrokarbon yang terdapat di Cekungan Tarakan adalah perangkap
stratigrafi karena adanya asosiasi litologi batuan sedimen halus dengan lingkungan
pengendapannya delta. Namun pada umur Plio-Pleistosen, terjadi tektonik yang
memungkinkan terbentuknya struktur geologi dan dapat terjadi perangkap hidrokarbon yang
berhubungan dengan syngenetic fault dan struktur antiklin.
5. Migrasi
Model migrasi yang terjadi di Cekungan Tarakan disebabkan oleh sesar normal dan
sesar naik serta perbedaan elevasi. Samuel (1980, dalam Indonesia Basins Summaries 2006)
menyebutkan bahwa migrasi hidrokarbon bekerja pada blok-blok yang terbentuk Mio-
Pliosen. Hal itu juga didukung dengan waktu yang tepat proses pematangan hidrokarbon pada
Miosen Akhir dari Formasi Tabul dan Tarakan akibat intrusi batuan beku. Pematangan
hidrokarbon terjadi pada kedalaman 4300 m.
14
DAFTAR PUSTAKA
-> Achmad, Z., Samuel, L. (1984), Stratigraphy and depositional cycles in the N.E. Kalimantan Basin. Proceedings of Indonesia Petroleum Association 13th Convention, Jakarta, Vol. 1, 109-120.
-> Biantoro, E., Kusuma, M.I., dan Rotinsulu, L.F. (1996), Tarakan sub-basin growth faults, North-East Kalimantan: Their roles hydrocarbon entrapment, Proceedings of Indonesian Petroleum Association 25th Annual Convention, Jakarta,Vol. 1, 175-189.
-> Darman, H. (2001), Turbidite plays of Indonesia: An Overview, Berita Sedimentologi,15, 2-21.
-> Ellen, H., Husni, M.N, Sukanta, U., Abimanyu, R., Feriyanto, Herdiyan, T. (2008),Middle Miocene Meliat Formation in the Tarakan Islan, regional implications for deep exploration opportunity, Proceedings of Indonesian Petroleum Association 32nd Annual Convention, Jakarta, Vol.1
-> Lentini, M. R., Darman, H. (1996), Aspects of the Neogen tectonic history and hydrocarbon geology of the Tarakan Basin,Proceedings of Indonesian Petroleum Association 25th Annual Convention, Jakarta, Vol.1, 241-251.