perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI) TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH : MUSYAFAK NIM : S540809314 MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
87
Embed
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA … · KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR ... PROGDI D-III KEPERAWATAN STIKES AN – NUR PURWODADI DAN ... mendiskripsikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR
PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI) TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
OLEH :
MUSYAFAK NIM : S540809314
MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
ABSTRAK
Musyafak. NIM. S540809314. 2010 KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGDI D-III KEPERAWATAN STIKES AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA ( Studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi ), komisi pembimbing 1. : Prof. Dr Samsi Haryanto, M.Pd, 2. Dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendiskripsikan Kualitas Lulusan progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (2) Untuk mendiskripsikan kualitas Kinerjanya lulusan Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi, (3) Untuk mendiskripsikan kurikulum yang tidak relevan di Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi yang menjadi harapan Steakholder, (4) Untuk mendiskripsikan kemampuan atau skill yang belum diajarkan di Progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (5) Untuk mendiskripsikan hambatan lulusan dalam kinerjanya, (6) Untuk mendeskripsikan prestasi kinerja yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research ). Analisa data dilakukan melalui analisis kualitatif. Sumber data penelitian para lulusan D-III Keperawatan An-Nur Purwodadi yang bekerja di Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjati Purwodadi. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan : Kualitas lulusan yang bekerja di RSUD Purwodadi rata-rata memiliki predikat memuaskan, dengan IPK tertinggi 3,34 dan terendah 2,74. Penilaian kinerja lulusan menurut teori SERQUAL, yang terdiri dari pertama tangibles hasil yang dapat sudah baik, tetapi masih perlu adanya pendalaman mata kuliah etika keperawatan, kedua realibility hasil yang peroleh sudah baik, tetapi masih kurang dalam kemampuan melakukan asuhan / tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan, ketiga responsiveness hasil yang didapat sangat baik, lulusan menilai seorang ners harus siap dan siagap, keempat assurance hasil yang dapat sudah baik, tetapi perlu adanya Kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan klien, kelima empaty dengan hasil sudah bagus dalam memberikan perhatian, perawatan pada klien secara individual. Kurikulum yang diberikan sudah baik tetapi perlu perbaikan diproses pembelajaranya. Ketrampilan yang telah diberikan institusi sudah bagus, tetapi perlu adanya penambahan pelatihan khusus. Hambatan yang masih dirasakan pada sarana prasarana yang ada diruangan dan kurangnya perawat dengan keahlian khusus. Prestasi yang pernah diraih lulusan yaitu beberapa lulusan mampu bekerja di ruang ICU dan Hemodialisa dengan baik.
Kesimpulan: Kualitas lulusan masih harus ditingkatkan lagi, dengan memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pembelajaran, penambahan ketrampilan-ketrampilan khusus seperti PPGD atau ICU.
Kata kunci : Kualitas perawat, lulusan D-III keperawatan, kinerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
ABSTRACT
Musyafak. S540809314. 2010. THE NERSES QUALITY OF GRADUATES FROM D-III NURSING STUDY PROGRAM OF STIKES AN NUR PURWODADI AND THEIR PERFORMANCE (A case studiy in the dr. Raden Soedjati General Hospital Purwodadi), the supervisor commission: 1. Prof. Dr Samsi Haryanto, M. Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M. Kes, Thesis: Study Program of Family Medicine Main Interest in Health Professions Education of postgraduate Program Sebelas Maret University.
The purposes of this research: (1) To describe the Quality of the Graduates of D-III Nursing study Program of STIKES An - Nur Purwodadi, (2) To describe the quality of graduates Performance D-III Nursing Study Program STIKES An - Nur Purwodadi, (3) To describe irrelevant curriculum D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (4) To describe the ability or skill that is not taught in D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (5) To describe the obstacles of the graduates in performance at work, (6) To describe the job performance achieved. This research is qualitative and descriptive research. The strategy used case studies spikes (embedded case study research). Data analysis is done through qualitative analysis. The source of the dta was D-III graduates of nursing study program of STIKES An-Nur purwodadi who worked in dr. raden Soedjati General Hospital Purwodadi. Techniques of data collection was done by in-depth interviews.
The results showed that the graduates quality who worked in dr. Raden Soedjati general hospital is in good category, with GPA between 2,74 and 3,34. The graduates performance was assessed with SERQUAL theory which is consist of some aspect. The first, based on tangibles aspect it was got that graduates performance was good enough, but it needs deeping in nursing ethies subject. The second realibility was good, but the lacking was in doing nursing care / action based on the patient need. The third responsiveness as result very good, because a nurses must be ready and efficient. The forth assurance as result good and need to maintain the client trusty. The fifth emphaty aspect it was got good enough in giving treatment, caring to the patient individually curriculum given was good but need some correction in learning prosess. The skill given in the institution was good but need some additional skill such. The abstruction was faced in tools and infrastructure and also the of nurses with special skill.
Conclusion was the quality of the graduates must be improved, by correcting the learning process and also learning strategies, moreover additional skills was needed such as PPGD or ICU .
Keywords: Quality of nurses, nursing graduates of the D-III, performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
TESIS
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR
PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)
Di susun Oleh :
Musyafak
S 540809314
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd
NIP. 19440404 197603 1 001
Pembimbing II
dr. Jarot Subandono, M.Kes
NIP.19680704 199903 002
Mengetahui,
Ketua minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK
NIP. 19480313197610101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR
PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)
Di susun Oleh :
MUSYAFAK S 540809314
Telah Disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011
Jabatan Nama Penguji
Tanda tangan
Ketua : Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101
……………………
Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001
……………………
Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001
……………………
Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP.19680704 199903 002
……………………
Mengetahui,
Direktur Program Studi Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D NIP. 19570820 198503 1004
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Musyafak
NIM : S 540809314
Menyatakan dengan sesungguhnya, tesis berjudul Kualitas Perawat Lulusan
Program Studi D-III Keperawatan An – Nur Purwodadi dan kualitas pelayanan ( studi
kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rden Soedjati Purwodadi ) adalah betul –
betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi
tanda ctasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 20 Desember 2010 Yang membuat pernyataan ,
Musyafak S 540809314
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
MOTTO
“hidup akan lebih berarti jika kita dapat berguna untuk orang lain, dan dapat
menjalani hidup ini dengan rasa bersyukur dan ikhlas”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada :
1. Orang tuaku dan mertuaku
yang terhormat
2. Istriku yang tercinta
3. Naza dan Zalfa yang selalu
aku cintai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. v
PERNYATAAN......................................................................................... vi
MOTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
KATA PENGANTAR .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Fokus Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori ......................................................................... 7
1. Konsep kualitas .............................................................. 7
kesehatan dan mencegah serta melaksanakan upaya rujukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
c. Budaya kerja
1) BERSEMI
Bersih : Meliputi kebersihan lingkungan perseorangan baik
badan, pakaian maupun perilaku serta kebersihan
lingkungan dan tempat kerja
Sehat : Meliputi kesehatan jiwa dan raga serta memberikan
kateladanan perilaku hidup sehat
Mantap : Dalam arti profesional, mantap administrasi dan
kerjasama antar pribadi dan bagian
Indah : Menciptakan keindahan baik penampilan fisik
tempat kerja maupun pribadi selaku pelayanan
masyarakat
2) SIMPATIK
a) Selalu senyum dan bertegur sapa
b) Integrasi pelayanan ( cepat, tepat, baik )
c) Mantap administrasi termasuk rekam medisnya
d) Profesional SDM nya
e) Akurat diagnosan dan therapinya
f) Tanggap terhadap keluhan dan situasi
g) Ikhlas karena tugas merupakan ibadah
h) Kepuasan pelanggan di utamakan
B. TemuanPenelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
1. Kualitas Lulusan Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi
Secara umum ruangan rawat inap RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi
Kabupaten Grobogan terdapat 14 rawat inap dan 1 ruang IGD merupakan
ruang pelayanan kesehatan yang tergolong dalam pelayanan penunjang.
Dalam bidang jadwal pelayanan untuk pendaftaran Instalasi Rawat
Darurat dan Rawat Inap buka selama 24 jam. Jumlah tenaga tenaga di
ruang inap maupun IGD kurang lebih 16 perawat 2 dokter jaga ruangan
dan dokter spesialis. Jumlah perawat di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi
Kabupaten Grobogan terdapat 228 perawat, 18 perawat madya lulusan
dari program studi D-III keperawatan An – Nur Purwodadi yang tersebar
dalam 13 ruangan. Prestasi Perawat lulusan yang mempunyai prestasi
akademik yang bagus hanya sebagian kecil yaitu yang mempunyai IPK
lebih dari 3.00 terdapat 5 perawat, dengan IPK tertinggi 3.34. Sedangkan
IPK terendah 2.74, dengan nilai IPK rata- rata 2.94 ( dengan kategori
memuaskan) Untuk Lebih memberikan gambaran secara jelas dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil angket pendahuluan kualitas perawat lulusan progdi D-III
Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD
Purwodadi.
No Nama Ruang J
K
IPK Tahun
Lulus
Mulai
Bekerja
Ket
1. Ira S Anggrek P 2.95 2000 2002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
2. Wartini Bougenv
il
P 2.60 2000 2010
3. Yeni R Cempaka P 2.83 2003 2004
4. Dwi Anita Dahlia P 3.15 2004 2010
5. Dwi ari W Flamboy
an
L 3.10 2008 2010
6. Bambang S Gladiol L 2.75 2000 2001
7. Habibi Gladiol L 2.96 2004 2009 Lama
pendidi
kan 4
tahun
8. Ali Sholikin Hemodia
lisa
L 3.34 2001 2002
9. Ahmad
Yani
Kemunin
g
L 3.04 2004 2007
10. Yoyok Mawar L 2.93 2005 2007
11 Endang Sri
w
Mawar P 2.87 2001 2002
12. Fuk
Zahrotun
Mawar P 2.85 1999 2002
13. Karlina Nusa
Indah
P 2.78 2002 2007
14. Tri Tunggal Seroja P 3.05 2004 2007
15. Cicih Seroja P 3.03 2004 2007
16. Ulfa M Teratai I P 2.74 2000 2007
17. Isnin Teratai I P 2,93 2002 2009
18. Yupri
Tamtomo
Teratai II L 2.95 1999 2002
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
JK : Jenis Kelamin
P : Perempuan
L : Laki – laki
IPK : Indeks Prestasi Kumulatif
2. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan lulusan Hasil dari angket pendahuluan pada para
lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang
bekerja di RSUD dr. Raden Soedjati Purwodadi didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil angket pendahuluan kualitas pelayanan perawat lulusan
progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di
RSUD Purwodadi
No Nama Ruang Kualitas kinerja ( scoring ) Jml
Tangibl
es
Reabil
ity
Respo
nsiven
ess
Assuranc
e
Emph
aty
1. Ira S Anggrek 3 3 3 3 3 15
2. Wartini Bougenvil 3 3 3 3 3 15
3. Yeni R Cempaka 3 3 3 2 3 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
4. Dwi Anita Dahlia 3 3 3 3 4 16
5. Dwi Ari W Flamboyan 3 3 3 3 3 15
6. Habibi Gladiol 3 3 3 3 3 15
7. Bambang S Gladiol 3 3 3 3 3 15
8. Ali Sholikin Hemodialisa 3 3 4 3 3 16
9. AhmadYani Kemuning 3 3 3 3 3 15
10. Yoyok Mawar 3 3 3 3 3 15
11 Endang Sri
W
Mawar 3 1 4 3 3 14
12. Fuk Z Mawar 3 3 3 3 3 15
13. Karlina Nusa Indah 3 3 3 3 3 15
14. Tri Tunggal Seroja 3 3 4 4 4 18
15. Cicih Seroja 3 3 3 3 3 15
16. Ulfa M Teratai I 3 3 3 3 3 15
17. Isnin Teratai I 3 3 3 3 3 15
18. Yupri
Tamtomo
Teratai II 3 4 3 4 4 18
Keterangan :
Penilaian 1 : Sangat kurang
2 : Kurang
3 : Baik
4 : Sangat baik
Kualitas kinerja didapatkan garis besar bahwa para lulusan terhadap
kualitas perawat D-III keperawatan secara umum mencakup dimensi
kualitas sesuai dengan SERVQUAL, sebagai berikut :
a. Tangibles
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
Merupakan penilaian dari penampilan dari fasilitas fisik, peralatan,
personal dan alat komunikasi, penilaian jika dinilai oleh diri
merupakan penilaian yang berorientasi pada diri sendiri, tetapi
penilaian ini kita hubungkan dengan alat bukti terhadap perawat
tersebut. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap
Tangibles adalah baik. Dengan dasar tabel 2 tersebut dilakukan
wawancara, dan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan
para lulusan menilai penampilan dirinya baik dan tidak mau dikatakan
sangat baik, para lulusan menyadari masih terdapat kebiasaan yang
kurang baik, penampilan mereka kadang tidak sesuai dengan ketentuan
atau aturan yang ada dan menjadi kebiasaan yang tidak disadari oleh
para lulusan, sebagai contoh para lulusan kadang tidak membawa
sepatu dalam menjalankan tugas para lulusan di rumah sakit.
Perbaikan yang penting untuk para lulusan adalah dengan
menambahkan mata kuliah etika keperawatan.
“Baik, dalam artian tidak kurang, tidak terlalu baik, kenapa saya memilih baik karena kadang saya berangkat kerja tidak membawa sepatu, semestinya kan harus memakai sepatu, kalau tidak memakai sepatu itu terasa lebih luweslah, ini biasanya pada piket siang atau pada piket malam, kalau pada piket pagi yang wajib memakai sepatu” CL1 ” Karena saya juga mempunyai pekerjaan sambilan didesa, jadi sering rapat sampai malam, jadi waktu saya habis, sebagi contoh saya piket siang pulang kantor jam 21.00 WIB malam, sampai rumah jam 21.45 WIB, terus kalau ada rapat nanti bisa sampai jam 02.00 WIB, padahal besuk saya harus kerja piket pagi, jadi kadang saya tidak sempat mandi di rumah, kadang juga saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
piket mblabas dari piket siang mblabas ke piket malam, jadi untuk penampilan fisik saya menyadari masih kurang” CL2 “Karena sangat baik berarti penampilannya harus klimis, rambut slalu berminyak, potongan rambut yang selalu rapid an bagus. Kenapa baik karena saya merasa peampilan saya sudah rapi, dilihat sudah enak, tetapi kadang pakaian saya kurang rapi, potongan rambut saya tidak minyakan, biasanya pada saat piket siang, malah tidak memakai sepatu” CL4. “Kalau pas hujan, dari rumah tidak membawa sepatu karena takut basah, jadi biar simpel tetapi juga kalau ketahuan petugas control dimarahi juga” CL4.
b. Realibility
Realibility merupakan kemampuan perawat untuk
menunjukkan pelayanan yang dijanjikan dengan baik dan akurat, yang
meliputi ketepatan waktu, kedisiplinan terhadap aturan, kemampuan
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan / tindakan keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan, terampil dan mampu bekerja dengan
cepat dan tepat. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap
Realibility secara umum adalah baik, tetapi terdapat satu lulusan yang
melakukan penilaian tersebut adalah sangat kurang. Untuk
memperjelas tabel diatas dilakukan wawancara, dan dari wawancara
dengan sejumlah lulusan dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi
ini dalam menunjukkan pelayanannya terhadap klien atau pasien. Dari
hasil wawancara didapat hasil bahwa lulusan ini dalam memberikan
pelayanan sudah baik, bisa tepat waktu, kurang dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
displin terhadap aturan, dalam memberikan tindakan keperawatan
sudah baik dan sudah mampu dalam bekerja dengan cepat dan tepat.
Wawancara yang dilakukan kepada lulusan yang menilai kemampuan
perawat dalam menunjukkan pelayanan kurang baik dan akurat
dikarenakan kurangnya keinginan untuk belajar dan memperbaharui
ilmu yang telah didapatkan, sehingga merasa kurang percaya diri.
“Kalau telat biasanya kalau memang ada acara yang sangat penting dan terlebih dahulu ijin pada kepala ruang jika piket pagi atau konfirmasi pada teman apabila sedang piket siang atau piket malam. Kalau saya berangkat waktunya saya tepatkan pada jam dinas seumpama piket siang jam 14.00 saya biasanya tepat jam 14.00 , paling kurang 2 menitan, sebenarnya sih diharapkan datang sebelum jam piket nantikan bisa operan jaga terlebih dahulu dengan tim yang sebelumnya” CL 1 “Saya selalu mengikuti dan menjalankan peraturan, walaupun katanya aturan itu dibuat untuk dilanggar”CL1.
“Dalam bekerja sehari – hari kadang saya terlambat masuk kerja biasa orang yang bekerja di institusi pemerintah selalu banyak yang terlambat, tetapi terlambat saya tidak lebih dari 15 menit, biasanya saya calling terlebih dahulu dengan teman jaga saya bahwa saya terlambat, nanti gantian kalau waktu pulang teman saja kalau mau pulang dahulu tidak apa – apa asal pasien diruangan itu dalam kkondisi yang bagus” CL2 “Kalau masalah tindakan saya selalu bekerja sama dengan tim yang lain karena kita berada di ruang inap jadi perawat yang jaga pasti lebih dari satu dan kita membagi tugas”CL2. “Selalu tepat waktu, kebetulan saya di ruang Hemodialisa, jadi harus tepat waktu, ruang ini terhitung perawatnya kurang” CL3. “Saya lebih cenderung ke fleksibel, sebagai contoh kadang kalau saya piket sore atau malam saya tidak memakai sepatu atau bahkan tidak memakai pakaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
resmi perawat, sayang kalau piket malam kalau pake pakaian putih – putih nanti cepat lusuh, tetapi kebetulan saya kan di ruang ICU atau HD jadikan nanti pake pakean dinas ICU” CL3. “Kemampuan dalam membuat asuhan keparawatan kalau di ICU pada awal –awal masih kesulitan karena saya merasakan diteori dengan protab yang ada di rumah sakit itu berbeda CL3. “Ketrampilan yang saya miliki setelah lulus saya merasa kurang, saya lebih banyak belajar setelah saya bekerja, untuk saat ini saya harus terampil dan saya kira saya mampu untuk itu” CL3. “Yang terpenting menurut saya dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prinsip dan mampu melakukan tindakan tersebut sebaik mungkin”CL3 “Saya selalu tepat waktu, saya tidak pernah telat, saya selalu datang sebelum jamnya, maksudnya kalau seumpama jam kantor mulai jam 07.00 saya selalu datang sebelum jam 07.00 CL4. Kalau aturan secara tertulis saya pasti selalu ikuti, kalau peraturan yang tidak tertulis saya sesuaikan dengan sikon” CL4 “Kalau kemampuan asuhan keperawatan saya merasa kurang, kadang pada kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang ditemui saya masih membuka buku dan biasanya bertanya pada yang sudah senior” CL4. “Kalau saya menilai diri sendiri ya sudah cukup, tetapi setelah saya mengikuti pelatihan PPGD saya lebih percaya diri’CL4. “Kalau tepat harus tetapi kalau cepat saya lebih cenderung merasa seperti kemprungsung, jadi saya bekerja tepat dan berhati – hati dalam melakukan tindakan, karena yang kami hadapikan nyawa”CL4. “La itu mas, saya sebenarnya sudah kerja selama 8 tahunan di rumah sakit ini, saya masih merasa harus banyak belajar banyak lagi, karena ilmu yang saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
dapatkan waktu saya masih kuliah itu menurut saya banyak yang berbeda dengan sekarang, barang kali karena saya malas belajar dan kurang informasi. Karena itu saya merasa kurang mampu” CL5. “Ya tadi mas, sebenarnya kalau saya menilai lulusan An – Nur secara umum ketrampilannya sudah bagus, tetapi karena saya orangnya malas belajar makanya saya sekarang merasa ketinggalan dengan yang lain” CL5.
c. Responsiveness
Responsiveness merupakan kemampuan perawat dalam
menolong dan memberikan pelayanan yang baik, yang meliputi cepat
tanggapnya perawat dalam memberikan pertolongan pada klien dan
memberikan pelayanan, kemampuan perawat dalam mengambil
keputusan kondisi yang tidak biasa. Tabel 2 diatas menunjukkan
bahwa penilaian terhadap Responsiveness dari 18 lulusan yang dengan
penilaian baik sebanyak 15 perawat, sedangkan yang melakukan
penilaian sangat baik sebanyak 3 perawat. Dari dasar diatas dilakukan
wawancara dengan sejumlah lulusan Program studi D-III Keperawatan
An – Nur Purwodadi sudah mampu dalam memberikan pertolongan
dengan cepat dan tepat, dalam mengambil keputusan pada situasi –
situasi yang darurat sudah mampu dalam mengambil keputusan untuk
penanganan gawat daruratnya kemudian untuk tindak lanjutnya
berkolaborasi dengan tim kesehatanya lainya sesuai dengan
kewenanganya.
“Bisa, sebagai gambaran kita harus mampu melakukan tindakan yang cepat dan tepat pada yang sedang dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
keadaan yang membahayakan maupun cepat datang pada pasien atau keluarga pasien yang memanggil kita kemudian secepatnya melakukan tindakan, jika itu sudah diluar kewenangan kita kita segera konsultasi ke tim yang lain”CL 1. “Kalau tindakan itu kira – kira kita bisa menyelesaikan mandiri dan masih dalam kewenangan kita akan segera melakukan tindakan, jika sudah diluar kewenangan kita saya segera konsultasi ke tim kesehatan yang lain, sebagai contoh ada pasien yang tiba – tiba sesak saya segera mengambil keputusan untuk segera memberikan oksigen, dan setelah memberikan oksigen kemudian segera konsul ke dokter jaga di UGD” CL 1. “Kalau dirungan, ini membutuhkan kerjasama tim, saya akan cepat melakukan pertolongan, la coba bayangkan mas jika kita tidak cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien, nanti akan pasiene banyak yang meninggal, nanti kita juga yang akan kena masalah, baik masalah hukum maupun beban moral terhadap keluarga maupun Rumah Sakit” CL2. “Pasti, sebagi perawat yang bekerja untuk orang yang sakit harus mempunyai daya tanggap terhadap situasi , kalau tidak pasien bisa meninggal, apalagi saya bekerja di ruang ICU atau HD, ada perubahan sedikit pada pasien saya harus cepat tanggap karena hubungannya dengan nyawa” CL3. “Dalam melakukan yang cepat, tergantung, jika menemui kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang saya lebih baiknya bertanya ke senior terlebih dahulu, seperti kasus pada tetanus sewaktu saya masih baru diruang ini saya bertanya ke senior jika ada masalah kejang saya harus bagaimana atau jika ada kegawatan yang lain. Jika pada piket pagi lebih saya utamakan konsultasi ke kepala ruang” CL4. “Ya saya merasa mampu, tetapi menurut saya karena rutinitas saja, sebagai contoh ada pasien sesak saya cepat saya berikan oksigen dan kemudian menghubungi dokter jaga yang ada di IGD” CL5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
d. Assurance
Assurance ( jaminan ) merupakan pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan dan
kenyamanan meliputi kompetensi perawat, kemampuan perawat dalam
mempertahankan kepercayaan klien, tidak menempatkan klien dalam
kondisi bahaya, keramahan, kesopanan. Tabel 2 diatas menunjukan
bahwa penilaian terhadap Assurance dari 18 lulusan yang melakukan
penilaian kurang 1 perawat, yang melakukan penilaian baik sebanyak
15 perawat dan yang melakukan penilaian sangat baik terdapat 2
perawat. Dari dasar diatas dilakukan wawancara dengan para lulusan
dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi ini dalam Assurance,
penilaian kognitif masih kurang, ketrampilan sudah bagus, dalam
mempertahankan kepercayaan terhadap pasien bagus, para lulusan
untuk mempertahankan kepercayaan lulusan dengan keramahan,
kesopanan dan berusaha menghindari rasa trauma pada pasien dengan
melayani pasien sebaik mungkin.
“Kalau waktu saya lulus kompetensi menurut saya masih kurang, dengan berjalanya waktu saya sambil belajar dilapangan, untuk saat ini saya sudah bekerja 8 tahun ya InsyaAllah saya sudah merasa kompetensi saya sudah cukup. Tetapi kadang teori yang saya dapat dulu barangkali bayak yang kurang komplet sebagai contoh, kalau kita memasang transfusi darah, dulu yang saya tahu setelah suhu darah hangat ditransfusikan, tidak tahu kalau dalam transfuse ini tidak boleh dari 4 jam misalnya, nanti struktur darahnya menjadi rusak dan bisa memfagosit sel darah yang lain, kan ini sangat berbahaya” CL1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
“Yang pasti dengan komunikasi, kalau mau melakukan tindakan selalu melakukan komunikasi terlebih dahulu, namany di rumah sakit pemerintah kalau pasien tidak puas nanti bisa komplain ke mana – mana” CL1.
“Saya lebih mengutamakan pasien, lebih baik sakit dikaki dari pada sakit di hati, saya mengutamakan kepuasan pasien dengan keramahan dan kesopanan, kalau ini tidak dijaga nanti emage rumah sakit menjadi jelek, bentuk yang biasa saya lakukan dengan banyak senyum, lebih dekat dengan keluarga dan pasien, mengajak guyon tetapi ya harus memperhatikan kesopanan, tidak berarti kalau ramah dan sopan ke pasien saya harus munduk – munduk” CL1. “Kompetensi yang saya punyai saya kira bagus karena ini merupakan pekerjaan saya dan saya harus professional, untuk mempertahankan kepercayaan klien biasanya saya lebih komunikatif terhadap klien, dengan demikian tingkat kepercayaan klien akan tinggi. Kalau kita lebih banyak komunikasi teraupetik dengan klien biasanya klien akan senang”CL2. “Dengan cara mengasah ketrampilan kita, dengan kita terampil pasien tidak menjadi trauma, sebagai contoh kalau kita mau memasang infus dengan ditusuk vena pasien beberapa kali pasien menjadi trauma dan tidak mau lagi di rawat oleh perawat tadi. Tidak terlalu kemprungsung, situasional terhadap pasien” CL3. Bentuk dalam menunjukkan keramahan dan kesopanan cenderung tidak banyak diam atau sebaliknya tidak over action, jadi kalau lebih ke proposional dan lebih ke memandirikan pasien” CL3 “Saya kira cukup, tetapi saya merasa kalau pembelajaran di kampus itu cenderung berbeda dengan di lapangan, berbeda pada penanganan pasien – pasien tertentu, jadi kalau kita pada pasien dalam kegawatan kalau harus melakukan tindakan sesuai dengan teori nanti keburu pasien tambah gawat atau bahkan keburu meninggal” CL 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
“Dengan ngomong sebelum melakukan tindakan dan menjelaskan terlebih dahulu dan dengan melakukan tindakan tidak terlalu cepat – cepat karena kalau cepat – cepat ittu lebih kelihatan kalau kemprungsung” CL4. “Dengan cara berbicara yang enak, tidak marah, banyak senyum, selalu menyapa setiap mau melakukan tindakan. Karena stigma perawat pada jaman dahulu itu galak, jadi saya kira itu tidak demikian” CL4.
e. Emphaty
Empaty ( empati ) yaitu caring, perhatian perawat dalam memberikan
perawatan pada klien secara individual meliputi komunikasi
teraupetik, kemudahan untuk diajak interaksi oleh klien maupun staf
lain, penjelasan staf perawat kepada klien dan keinginan dan
kemampuan untuk mengerti kondisi pasien. Dari wawancara dengan
sejumlah lulusan didapat kesimpulan pada dasarnya para lulusan ini
sudah bagus dalam memberikan komunikasi teraupetik, para lulusan
melakukan teraupetik sangat bervariasi ada yang mengajak bercanda
dengan pasien, pada saat melakukan tindakan ada juga dengan sengaja
didatangi untuk memberikan informasi teraupetik. Dalam memberikan
rasa empaty terhadap pasien lebih ke situasional, yaitu pada pasien
yang memang membutuhkan motivasi.
“Sekali lagi dengan kita dekat dengan pasien dan mengajak guyonan tetapi dengan unsure ada muatan – muatan teraupetik, bisa juga setiap melakuakan tindakan saya selaku berkomunikasi dengan pasien memberi muatan – muatan tentang penyakit yang sedang diderita oleh pasien’ CL1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
“Saya terhitung sudah senior di bangsal teratai, dan saya dalam berinteraksi dengan staf lain, saya lebih menghormati yang senior ataupun unsure pimpinan dan menghargai yunior saya’CL1 “Dengan mendengarkan dan memberi saran dengan baik pada pasien, sebagai contoh jika ada pasien yang meninggal biasanya keluarga menangis keras bahkan ada yang mengamuk, kemudian keluarga pasien tersebut kita dekati bahwa semua orang pasti akan mengalami yang sama, tetapi kita juga harus menghargai pasien – pasien yang lain yang sedang sakit disini, kami juga paham kalau bapak/ibu pada saat ini merasa kehilangan barangkali saya juga akan berbuat hal ynag sama, tetapi mohon kesadaranya, disini bayak pasien yang lain yang mungkin merasa terganggu” CL1. “Saya termasuk perawat yang biasa dekat dengan klien, saya lebih banyak komunikasi dengan pasien, pada awal saya bekerja saya malah dianggap saya dikira lebih banyak ngobrol dengan klien, padahal saya melakukan komunikasi teraupetik dengan klien, jadi klien menjadi senang kalau kita bisa mendengarkan keluhan klien, padahal dengan kita melakukan perhatian dengan klien akan mempercepat proses penyembuhan pasien” CL2. “Kalau komunikasi ke pasien melihat – lihat situasi, pada situasi tertentu kita tidak perlu melakukan komunikasi treupetik” CL3. “Pada pasien yang membutuhkan atau memerlukan motivasi tinggi kita perlu dekati dengan mendengarkan keluhan pasien, tetapi saya tidak suka terlalu empati karena kalau saya terlalu empati akan menjadikan saya ikut stress sendiri dan terbawa sampai ke rumah, ini akan merugikan saya, karena mungkin tipe saya yang memang demikian, untuk itu saya agak menjaga dengan pasien kecuali pada pasien yang memang sangat memerlukan motivasi tinggi” CL3. “Dengan seiring menyapa, kemudian menjelaskan penyakit atau kondisi pasien sampai mudeng, biasanya pasien atau keluarga sering bertanya bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
kondisi pasien atau saudaranya, dan saya menjelaskan sampai tahu, sering juga saya menjelaskan kondisi pasien sampai berkali – kali masih tidak mengerti – mengerti, kadang keluarga lain juga nyambung ikut bertanya karena di ruang Flamboyan ini kan tingkat pendidikanya rendah dan orang tua – tua karena ruang ini termasuk kelas JPS. Misalnya pada penyakit hipertensi makanan apa yang tidak boleh dimakan dan makanan yang baik dikonsumsi” CL4. “Dengan cara mendengar dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasien sebagai contoh kalau saya mau pasang infus saya mengatakan bahwa saya juga pernah diinfus. Bisa juga dengan mendengarkan keluhan pasien kemudian memberikan motivasi dan memberikan saran. Pada pasien - pasien baru saya lebih mendengarkan keluhan – keluhan pasien. Tetapi kadang saya cuwek terutama pada anak muda yang menunjukkan cuwek terhadap saya, kalau saya mau empaty pada anak muda tersebut tetapi anak muda tersebut kan tidak mau memberikan umpan balik, jadi saya juga cuwek. Bentuk perhatian yang lain biasanya saya memperhatikan jatah makan yang belum dimakan atau dengan memperhatikan kerapihan tempat tidur” CL4.
3. Kurikulum yang belum diberikan di perkuliahan.
Sebelum melakukan wawancara terhadap lulusan, dilakukan angket
sebagai pendaluhuan terhadap kurikulum yang kurang atau yang belum
diberikan di institusi, dari angket pendahuluan didapatkan hasil sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 62
Tabel 3. Hasil angket pendahuluan kurikulum yang belum diberikan, skill
yang kurang, sarana prasarana yang kurang ditempat kerja perawat lulusan
progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di
RSUD Purwodadi.
No Nama Ruang Kurikulum
yang belum
diberikan
Skill yang
Kurang
Sarana
prasarana
yang kurang
Ket
1. Ira S Anggrek
2. Wartini Bougenvil
3. Yeni R Cempaka
4. Dwi Anita Dahlia Pelatihan
ICU
Penangan
Tindakan
operasi,
5. Dwi Ari W Flamboyan Penangan
pasien dengan
AMI
WSD, EKG
6. Habibi Gladiol PPGD CT scan
7. Bambang S Gladiol
8. Ali Sholikin Hemodialis
a
PPGD EKG CT Scan
9. AhmadYani Kemuning Riset
keperawatan
Bedah minor Tourniquiet
10. Endang Sri w Mawar PPGD Membaca
EKG
Sentral O2
11 Yoyok Mawar Pendalaman
askep
Alat streril
12. Fuk Zahrotun Mawar Pembuatan
askep ( NCP)
WSD, alat
penghangat
darah
13. Karlina Nusa Indah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 63
14. Tri Tunggal Seroja
15. Cicih Seroja Penanganan
bencana
ICU, PPGD
16. Ulfa M Teratai I Hemodialisa
17. Isnin Teratai I PPGD
18. Yupri
Tamtomo
Teratai II Px jantung
dan
pembacaan
EKG
Keterangan :
PPGD : Penanganan Penderita Gawat Darurat
ICU : Intensive Care Unit
NCP : Nursing Care Plan
WSD : Water Seatl Drainase
EKG : Elektro Kardio Graf
Kurikulum yang sudah diberikan oleh para lulusan merupakan
parameter suatu institusi untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut
sudah sesuai dengan harapan stakeholder. Dari tabel 3 diatas didapatkan
masih ada beberapa kurikulum menurut para lulusan yang masih kurang
atau perlu ditambahkan seperti riset keperawatan, penanganan bencana,
pendalaman asuhan keperawatan dan beberapa lulusan mengharapkan
ketrampilan – ketrampilan khusus masuk dalam kurikulum. Untuk
mengetahui kesesuaian kurikulum yang sudah diberikan para lulusan,
dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa para lulusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
didapatkan kurikulum pendidikan yang telah diberikan sudah cukup oleh
institusi tetapi qualitas penyampaian masih terdapat yang harus banyak
pembenahan antara lain masih banyak jam yang kurang efektif atau
terdapat banyak jam kosong, masih banyak dosen luar, kualifikasi
pendidikan dosen kurang, terutama untuk mata kuliah – mata kuliah
sistem keperawatan ditingkatkan kembali.
“……………….. untuk kognitif yang masih kurang adalah materi keperawatan syaraf dan keperawatan medical bedah, karena menurut saya waktu itu masih banyak dosen yang masih dosen luar ( luar kota ), jadi dosen tersebut sering kosong dan jika masuk nanti materi dipadatkan, seharusnya materi tersebut untuk 4 pertemuan dijadikan menjadi 1 pertemuan dalam sehari ………….” CL 1.
“ ……… Teori tentang ilmu keperawatan masih kurang. Saya merasa teori yang saya dapatkan masih sangat kurang, jadi kalau saya mempresentasikan kira – kira ilmu yang saya dapatkan diperkuliahan berkisar antara 25% - 50%. Ditambah lagi untuk mencari lahan praktik Rumah Sakit rujukan paling lebih mempunyai kasus maupun fasilitas yang bagus, ini karena kalau kita praktik di RS rujukan kita tidak kuper, sebagai contoh saya waktu bekerja pertama dulu HD itu saja tidak tahu, beda dengan perawat dari lulusan yang praktiknya diRS Kariadi , mereka lebih mengetahui. Perlu sekali pelatihan PPGD” CL 3. “Kalau ada kasus – kasus tertentu saya masih banyak bertanya dan masih harus membuka buku lagi, pengetahuan tentang keperawatan medical bedah dan medical dalam masih kurang. Dan laboratoriumnya perlu ditambahkan lagi” CL 4.
4. Keterampilan atau skill yang belum diajarkan
Ketrampilan bagi seorang perawat merupakan mutlak harus
dimiliki. Seorang perawat dalam bekerja harus mempunyai kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
(pengetahuan), Afektif ( sikap ) dan psikomotor ( perilaku/ketrampilan).
Ini merupakan dasar seorang perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan yang akan diberikan ke pasien. Tabel 3 diatas didapatkan
terdapat ketrampilan yang belum diajarkan menurut para lulusan meliputi
pelatihan ICU, Penanganan indakan operasi, menangani pasien dengan
AMI, pelatihan PPGD, pembacaan EKG dan Hemodialisa. Dari dasar
hasil diatas dilakukan wawancara didapatkan hasil para lulusan
ketrampilan yang sudah didapatkan sudah bagus pada ketrampilan –
ketrampilan dasar, tetapi kalau para lulusan tersebut masuk kerja pertama
masih merasakan canggung dan bingung, ini akan lebih bagus lagi kalau
ditambah dengan keahlian – keahlian khusus seperti pelatihan PPGD atau
pelatihan ICU.
“Pada waktu saya masuk ke kerja pertama kali saya merasa masih canggung dan bingung, karena saya merasa secara secara umum kognitif maupun skill masih kurang, …………… Perlu adannya penambahan kemampuan untuk dapat melakukan EKG dan sangat penting untuk penambah ketrampilan dengan adanya penambahan pelatihan PPGD” CL1. “Untuk kemampuan skill kalau menurut saya itu diakibatkan karena pada waktu kuliah sebelum ujian semester kita selalu diwajibkan untuk target skill sebagai syarat untuk mengikuti ujian semester, terus ditambah lagi kalau kita praktikum dirumah sakit selalu ada dosen pendamping yang selalu mendampingi, sebagai contoh waktu kita praktikun di rumah sakit umum Tidar Magelang, kita selalu didampingi pak Purhadi untuk target kompetensinya selalu ditanyakan mana yang belum terpenuhi. ……………….” CL2.
5. Hambatan lulusan dalam kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
Hambatan selalu akan mengiringi suatu institusi atau seseorang
sebelum mereka berhasil. Seseorang yang mampu melalui hambatan
dengan dapat memecahkan hambatan tersebut atau bahkan menjadikan
hambatan tersebut untuk memicu keberhasilan. Hambatan dalam bekerja
pada setiap orang maupun institusi pasti ada, hambatan ini di rumah sakit
sangat komplek, karena hambatan ini muncul bisa diakibatkan karena
interpersonal perawat dengan klien, perawat dengan teman sejawat,
perawat dengan tim kesehatan yang lain dan perawat dengan institusi, dan
hambatan yang sering menjadi kendala adalah kurangnya sarana prasarana
yang kurang memadai dengan tuntutan kerja yang diharapakan. Tabel 3
atas terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh para lulusan meliputi
sarana prasarana terutama masalah peralatan yang tersedia, diruang
flamboyan peralatan yang masih kurang peralatan WSD, EKG. Diruang
gladiol dan hemodialisa peralatan yang dirasa masih kurang CT scan.
Diruang kemuning peralatan yang masih kurang tourniquet. Diruang
mawar peralatan yang masih kurang sentral oksigen, alat – alat steril,
peralatan WSD dan alat penghangat darah. Dari wawancara yang telah
dilakukan didapatkan informasi hambatan yang paling dirasakan adalah
kurangnya sarana prasarana dan kurangnya tenaga ahli pada ketrampilan –
ketrampilan tertentu.
“Hambatan yang paling mendasar kalau kerja di rumah sakit negeri itu yang sarana prasarana, sebagai contoh kalau kita mau mengganti balut idealnya kan satu pasien terdapat satu set alat untuk ganti balut tapi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
kenyataanya satu set dipakai 3 – 4 pasien dan alat itu hanya direndam dengan alcohol saja” CL1. “Hambatan yang selama ini aku rasakan, kebetulan saat ini saya bekerja Hemodialisa, yang membuat saya ngedumel itu kurangnya tenaga, disini hanya 8 perawat, dan perawat pelaksana hanya 6 orang yang terbagi menjadi jaga pagi dan jaga siang, jadi kita menjadi capek sekali. Kalau mau menambah tenaga diruang ini harus menunggu paling tidak selama 3 bulan karena harus mendapatkan pelatihan dahulu” CL3. “Selama ini yang hambatan aku rasakan kalau ada kasus yang jarang saya harus membuka buku lagi, dan sarana prasarana dirumah sakit ini yang kurang, menurut saya diruang ini mestinya ada persediaan alat WSD dan EKG tapi ruang ini tidak punya” CL 4.
6. Prestasi belajar dan prestasi kerja yang pernah diraih
Belajar merupakan proses untuk mendapatkan suatu harapan dengan
mendapatkan hasil yang seseorang tersebut pelajari. Seseorang belajar
dengan punya keinginan yang baik akan mendapat hasil yang baik juga.
Seseorang selalu berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang bagus
ataupun yang sempurna tanpa melalui proses yang sulit, tetapi mestinya
seseorang berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang baik harus melalui
proses yang sulit dahulu atau sungguh – sungguh. Kerja merupakan proses
kegiatan yang terukur dan diinginkan dengan harapkan mendapakan hasil
yang maksimal dan mendapatkan upah yang sesuai dengan apa yang
dikerjakanya atau dengan kata lain orang bekerja keras untuk
mendapatkan financial yang lebih baik dibanding dengan orang yang
bekerja dengan malas – malasan, tetapi pada saat ini orang yang bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68
bukan saja secara fisik, bisa dengan bekerja keras dengan pikiran atau
dengan pemikiranya. Prestasi belajar erat hubunganya dengan prestasi
kerja, seseorang yang mempunyai prestasi belajar bagus biasanya akan
diikuti dengan prestasi dalam bekerja, tetapi tidak sedikit pula seseorang
yang mempunyai prestasi belajar bagus tidak diikuti dengan kinerja yang
bagus. Dari hasil wawancara kepada sejumlah para lulusan yang
mendapatkan prestasi belajar yang bagus lebih mampu untuk berkembang
dan selalu untuk mengembangkan diri, seorang perawat yang bekerja di
ruang ICU atau di Hemodialisa merupaka perawat yang mempunyai
ketrampilan khusus.
“Ya tahu sendirilah njenengan kan adik kelas saya. Ya Alhamduliilah pada saat saya kuliah tidak pernah dapat peringkat 2 atau lebih, pada saat itu saya selalu peringkat 1” CL 3 “Di ruang Hemodialisa ada 1 perawat yang lulusan dari An – Nur” CL3.
Tidak menutup kemungkinan para lulusan yang mempunyai prestasi
akademik yang kurang bagus selalu berusaha mengembangkan
keilmuannya.
“Saya tidak punya prestasi yang baik, pada saat saya kuliah termasuk dalam mahasiswa yang pas – pasan” CL4. “Kalau kemampuan asuhan keperawatan saya merasa kurang, kadang pada kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang ditemui saya masih membuka buku dan biasanya bertanya pada yang sudah senior” CL4.
C. Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 69
1. Kualitas Lulusan
Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan (Tiptono, 1996 ). Kualitas harus dimulai dari
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti
bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau
persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan
penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Dari apa yang telah
didapatkan peneliti mengenai kualitas program studi lulusan D-III
Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, maka peneliti membahasnya
dalam dua aspek, yaitu kesesuaian/ketidaksesuaian kualitas lulusan
dengan kinerja para lulusan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Raden Soedjati Purwodadi.
2. Kualitas Kinerja
a. Penampilan fisik ( tangibles)
Penampilan fisik seorang perawat atau performance sangat
terkait dengan nilai pemikiran yang dianut oleh seorang perawat,
image yang disadari sehingga memunculkan tindakan dan performance
yang menampilkan jati diri seorang perawat seperti yang dikemukakan
oleh Stasen L, 1992. Dalam model dibawah ini:
Troughts Self- Actions, Image of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
and
belifs of
nurses
image
of
nurses
performance, and
achievements of
nurses
nursing
profession
Gambar 3. Self- image Model for the nursing Profession
Dari model yang ditampilkan diatas, sangat erat hubunganya antara
pemahaman dan pengetahuan mengenai profesi perawat dengan ciri
profesi yang ditampilkan oleh individu sebagai seorang perawat.
Dalam profesi keperawatan, menjadi perawat professional ditampilkan
dengan sosok perawat yang memiliki kepercayaan diri, menggunakan
seragam yang menarik, proporsi tubuh sesuai, penampilan yang sehat
dan postur tubuh yang baik ( Strasen L, 1992 ). Penampilan yang
kurang baik akan sangat berpengaruh dengan image yang
dimunculkan. Penampilan fisik juga digunakan untuk membuat
penilaian tentang orang. Orang – orang yang fisiknya menarik akan
lebih disukai dan diberi respon lebih segera. Selanjutnya atribut –
atribut lain dari daya tarik interpersonal misalnya kepribadian,
pendekatan professional dan gaya interaksi baru akan masuk hitungan.
Pakaian juga merupakan bagian dari tanda – tanda persepsi yang
direspon oleh orang lain. Mereka dapat menunjukkan pekerjaan dan
status professional dari seseorang dan karenanya memasukkan
seseorang ke dalam sterotip. Seragam yang baik dan rapih dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
menarik rasa penghargaan dan menunjukkan kompetensi dari
pemakainya. Sedangkan pakaian yang tidak terpelihara cenderung
menunjukkan kurangnya kepedulian dan kesembrononan ( Ellis B,
Gates, Robert J, Kenworthy N, 2000 ). Hal ini tidak disadari oleh para
lulusan sering melakukan yang tidak seharusnya bisa menjadikan
dirinya sebagai seorang role model bagi orang lain maupun pasien.
Kadang tidak disadari oleh para lulusan bahwa mereka telah
mengindahkan hal – hal diatas.
b. Reability
Reability atau keandalan atau profesionalisme yaitu kemampuan
untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara akurat, tepat dan
dapat dipercaya. Pada aspek ini para lulusan mampu menerapkan
asuhan keperawatan, mampu dalam mendokumentasian dan memiliki
ketrampilan yang bagus serta dapat bertindak sebagai pengambil
keputusan atau ketua tim bila manajer tidak ada. Hal ini sesuai dengan
fungsi dan kompetensi perawat menurut Lokakarya Nasional
keperawatan tahun 1983 ( cut. Zaidin Ali, 2002 ). Diantaranya sebagai
berikut :
1) Mengkaji kebutuhan pasien
2) Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan keaadaan klien.
3) Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya