KUALI MENJALA Untuk Meme PR i ITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAE YAN ANI KEMOTERAPI DI RSUD Dr. MOEW SKRIPSI enuhi Persyaeatan Mencapai Sarjana Kepe Oleh: DWI ROCHMAWATI NIM. ST 13023 ROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i NG WARDI erawatan
84
Embed
KUALITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAE YANG SKRIPSI · dampak fisik dan psikologis bagi pasien Ca Mammae yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kemoterapi sebagai salah satu metode pengobatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
i
KUALITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAE YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaeatan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh:
DWI ROCHMAWATI
NIM. ST 13023
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
i
KUALITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAE YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaeatan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh:
DWI ROCHMAWATI
NIM. ST 13023
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
i
KUALITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAE YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaeatan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh:
DWI ROCHMAWATI
NIM. ST 13023
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
ii
iii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dwi Rochmawati
NIM : ST 13023
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan
Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta,13 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
(Dwi Rochmawati)
NIM. ST 13023
iv
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur senantia penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kualitas Hidup Pasien Ca Mammae
yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi”.Tersusun dan
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing Utama yang
memberikan masukan dan saran yang sangat berarti pada peneliti.
Lampiran 5 : Pengantar prapenelitian ke bag. Rekam medik
Lampiran 6 : Pengantar penelitian ke bag. Mawar 3 di RSUD Dr. Moewardi
Lampiran 7 : Pengajuan kelaikan etik
Lampiran 8 : Surat kelaikan etik (ethical clearance)
Lampiran 9 ; Surat pernyataan telah melakukan penelitian
Lampiran 10 : Surat permohonan menjadi partisipan
Lampiran 11 : Persetujuan menjadi partisipan
Lampiran 12 :Panduan wawancara mendalam
Lampiran 13 : analisa tematik (tema-tema)
Lampiran 14 : lembar konsultasi
Lampiran 15 : Transkrip wawancara
xi
xi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Dwi Rochmawati
Kualitas Hidup Pasien Ca Mammae yang Menjalani Kemoterapi di RSUDDr. Moewardi
Abstrak
Pengobatan Ca Mammae umumnya berjalan cukup lama dan menimbulkandampak fisik dan psikologis bagi pasien Ca Mammae yang berhubungan dengankualitas hidup. Kemoterapi sebagai salah satu metode pengobatan Ca Mammaejuga menimbulkan efek samping yang menganggu kualitas hidup pasien CaMammae.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkankualitas hidup pasien Ca Mammae dari segi fisik dan psikologis. Sampelpenelitian adalah 4 orang pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi diRSUD Dr. Moewardi. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposivesampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara interview guide.Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif.
Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi fisik ada 2 tema : responfisik sebelum kemoterapi dan sesudah kemoterapi. Kualitas hidup pasien CaMammae dari dimensi kesehatan psikologis ada 3 tema : respon psikologissebelum kemoterapi, respon psikologis sesudah kemoterapi dan respon psikologisterhadap pengobatan. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi hubungansosial ada 2 tema : respon hubungan sosial dengan suami dan respon hubungansosial terhadap pengobatan. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensilingkungan ada 4 tema : ketakutan, ketenangan, relaksasi dan respon lingkunganterhadap ekonomi.
Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi fisik sebagian besar,timbulnya rasa nyeri. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi psikologis,munculnya sikap penerimaan diri, kedekatan kepada Tuhan, tidak adanyagangguan persepsi terhadap citra diri. Kualitas hidup pasien Ca Mammae daridimensi hubungan sosial, adanya hubungan emosional dengan suami. Kualitashidup pasien Ca Mammae dari dimensi lingkungan, tidak adanya perasaan takutditinggal sendiri, anggota keluarga yang menemani, terdapat upaya menghiburdiri, tidak ada kesulitan biaya pengobatan terhadap ekonomi keluarga.
Kata Kunci: pasien Ca Mammae , kualitas hidup, dimensi fisik, dimensipsikologis, dimensi hubungan sosial, dimensi lingkunganDaftar Pustaka : 24 (2004-2013)
1
1
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Dwi Rochmawati
Quality of Life of Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy at Dr. MoewardiGeneral Hospital of Surakarta
ABSTRACT
Generally, breast cancer treatment takes a long time and causes both physical andpsychological effects to the patients related to the quality of life. Chemotherapy as the oneof methods to treat the breast cancer patients also has negative effects to their quality of life.
The research used the descriptive method. The samples of research were 4 patients.They were taken by using the purposive sampling technique. The data were collected throughinterview guide and analyzed by using the descriptive analysis.
The result of the research shows that the breast cancer patients’ quality of life hadtwo themes, namely: physical responses prior to chemotherapy and physical responsesfollowing chemotherapy. The breast cancer patients’ quality of life from the psychologicaldimension had three themes, namely: psychological responses prior to chemotherapy,psychological responses following chemotherapy, and psychological response to medication.The breast cancer patients’ quality of life from the social relationship dimension had twothemes, namely: social relationship response with husband and social relationship response tomedication. The quality of life of the breast cancer patients from the environmentaldimension had four themes, namely: fear, calm, relaxation, and environmental response to theeconomy.
Thus, the breast cancer patients’ quality of life from the physical dimension was theemergence of pain. The breast cancer patients’ quality of life from the psychologicaldimension included the emergence of self-acceptance attitude, closeness to God, and noperception disorders to self-image. The breast cancer patients’ quality of life from the socialrelationship dimension was the emotional relationship with husband. The breast cancerpatients’ quality of life from the environmental dimension included no feeling of fear, theeffort of self-entertaining and no financial distress of the treatment to the family’s economy.
Keywords: Breast cancer patients, quality of life, physical dimension, psychologicaldimension, social relationship dimension, environmental dimension
References: 24 (2004-2013)
2
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru Ca Mammae terdiagnosa di
Eropa dan telah dilakukan penelitian tentang Ca Mammae oleh American
Cancer Society (ACS) tahun 20lI memperkirakan hampir 178.000 perempuan
akan terdiagnosis Ca Mammae dan jumlah temebut ditambah dengan 2 juta
perempuan yang telah memiliki riwayat penyakit ini (Peter, 2012). Berdasarkan
Cancer help 2010, Ca Mammae adalah peringkat pertama di lndonesia. Resiko
menderita Ca Mammae meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama
pada wanita yang mulai haid pada usia ≤12 tahun dan menopause pada usia di
atas 55 tahun. Menurut penelitian Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2012
terdapat 4,864 pasien terkena Ca Mammae.
Pasien Ca Mammae yang menjalani program kemoterapi dapat
mengalami berbagai masalah baik secara fisik maupun psikis. Secara klinis
kemoterapi dikatakan adekuat bila keadaan umum pasien dalam keadaan baik,
merasa nyaman, tidak ada keluhan berarti dan kualitas hidup pasien semakin
baik, sehingga jika pasien tidak memperoleh kemoterapi secara adekuat akan
berakibat mempengruhi kualitas hidup (Diananda, 2007).
Kualitas hidup adalah persepsi individu dalam kemampuan, keterbatasan
gejala serta sifat psikososial hidupnya dalam konteks budaya dan sistem nilai
3
3
untuk mengetahui peran dan fungsinya (WHOQol group, 2004). Pengukuran
kualias hidup dapat dilakukan dangan alat ukur seperti instrumen penilaian
kualitas hidup dari WHO (WHOQoL). WHO telah mengembangkan suatu
instrumen yaitu WHOQoL BREF untuk mengukur kualitas hidup pasien Ca
Mammae yang mengalami terapi kemoterapi yang terdiri dari 26 item. Dengan
pengukuran tersebut maka diharapkan akan terlihat seberapa baik kualitas hidup
pasien Ca Mammae dalam menjalani kemoterapi.
Hasil penelitian Montazeri (2008) terhadap 606 pasien Ca Mammae di
Rumah Sakit Teheran Iran disimpulkan adanya penurunan kualitas hidup ditinjau
dari dimensi hubungan sosial seperti rasa rendah diri terhadap suami sebagai
akibat dari ketidak sempurnaan bagian tubuh, penurunan seksualitas. Dimensi
psikologis diketahui mayoritas pasien Ca Mammae menjadi stres. Hasil
penelitian Glimelius (2004) tentang kualitas hidup pasien Ca Mammae dinegara
Swedia menyimpulkan bahwa hanya 25 pasien dari 75 pasien dengan kualitas
hidup yang baik 50 pasien mengalami penurunan kualitas hidup. Berdasarkan
hasil penelitian Montazeri (2008) dan Glimelius (2004) menunjukkan bahwa
pasien dengan penyakit kronis dalam jangka panjang dapat mempengaruhi
kualitas hidupnya.
Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr. Moewardi jumlah pasien Ca
Mammae pada bulan oktober 2014 sebanyak 61 pasien Ca Mammae. Studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 oktober sampai 5 nopember 2014
terhadap 5 pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi dengan wawancara
4
4
mengenai kualitas hidup dapat dijelaskan sebagai berikut, dari 5 pasien Ca
Mammae 3 pasien mempunyai kesamaan jawaban mengenai masalah fisik,
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Masalah fisik seperti rasa nyeri
yang dirasakan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penurunan aktivitas tersebut
juga berdampak pada kemampuan mobilisais seperti mengurus anak. Masalah
psikologis ketiga pasien juga menyatakan minder atau rendah diri dengan
penyakit yang diderita dan susah untuk berkonsentrasi. Dalam hubungan dengan
suami merasa ada yang hilang seperti aktivitas seksual, sementara dalam
lingkungan ketiga pasien Ca Mammae mulai menutup diri terhadap lingkungan
sekitar terutama pada tetangga dan masalah biaya pengobatan. Meskipun pasien
sudah menjadi peserta BPJS, namun biaya lain seperti transportasi dari rumah
kerumah sakit menjadi kendala juga dalam menjalani kemoterapi secara rutin.
Terdapat dua pasien yang menyatakan dirinya masih dapat beraktivitas
seperti biasa, seperti mengurus anak-anak dan suami, meskipun berbeda saat
sebelum menderita Ca Mammae. Dari segi psikologis dua pasien sudah
menerima kenyataan penyakit yang dideritanya, tidak merasa sedih bahkan sudah
dapat menjalani hidup dengan baik, dan masih dapat bergembira bersama anak-
anak. Masalah body image juga tidak masalah dimana pasien menyatakan berusia
lebih dari 50 tahun, sehingga sudah tidak memikirkan masalah penampilan,
suami telah memahami kondisi kesehatan sehingga masalah hubungan sosial
berjalan dengan baik. Dua pasien menyatakan bahwa dirinya sudah mulai
menerima adanya perubahan pada kesehatannya, kehilangan pekerjaan sebagai
5
5
akibat menurunnya kemampuan aktivitas yang berpengaruh pada kemampuan
finansial dalam rumah tangga, namun karena dukungan keluarga baik dari suami
dan keluarga lain, pasien merasa masih dapat melakukan hal yang dianggap
sebagai tanggungjawabnya seperti sebagai istri dan ibu dari anak-anak yang
,masih memerlukan perhatian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kualitas hidup pasien Ca Mammae yang
menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaiman kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi
di RSUD Dr. Moewardi?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi dari dimensi kesehatan Fisik.
2. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi dari dimensi kesehatan Psikologis.
6
6
3. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi dari dimensi hubungan Sosial.
4. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi dari dimensi lingkungan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan khususnya tentang kualitas hidup pasien sehingga mutu
pelayanan Rumah Sakit tercapai.
1.4.2 Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu keperawatan
dan menjadi suatu bahan masukan untuk penelitian penelitian lebih lanjut
yang terkait dengan kualitas hidup pasien khususnya pasien kemoterapi.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
1.4.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang kualitas hidup
pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi.
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kualitas Hidup
1. Pengertian Kualitas Hidup
Menurut WHO kualitas hidup adalah sebagai persepsi individu
sebagai laki-laki ataupun perempuan dalam hidup ditinjau dari
konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan
dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka.
Hal ini terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status
psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan hubungan
kepada karakteristik lingkungan mereka (WHOQoL, 2004).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien
Kemoterapi
Kualitas hidup pasien kemoterapi lebih buruk dibandingkan
populasi secara umum, hal tersebut berhubungan dengan perubahan
fisik, psikologis, dan sosial yang terjadi pada pasien dan dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut (WHOQoL, 2004) :
a. Karakteristik pasien (umur. Jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, lama menjalani terapi, status pernikahan).
b. Terapi yang dijalani6
8
8
Kualitas hidup pasien dipengaruhi keadekuatan terapi yang
dijalani dalam rangka mempertahankan fungsi kehidupannya.
c. Status kesehatan
Penurunan kadar Hb pada pasien kemoterapi menyebabkan
penurunan level oksigen dan sedian energi dalam tubuh, yang
mengakibatkan terjadinya kelemahan dalam melakukan aktivitas
sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
d. Depresi
Ketergantungan pasien terhadap kemoterapi seumur hidup,
perubahan peran, kehilangan pekerjaan dan pendapatan
merupakan stresor yang dapat menimbulkan depresi pada pasien
kemoterapi. Depresi berpengaruh secara bermakna terhadap
kualitas hidup, dan semakin tinggi derajat depresi maka semakin
buruk kualitas hidup pasien kemoterapi.
e. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga akan mempengaruhi kesehatan secara fisik
dan psikologis. Dukungan keluarga pada pasien Ca Mammae
terdiri dari dukungan instrumental, dukungan imformasional,
dukungan emosional, dukungan pengharapan dan dukungan
harga diri yang diberikan sepanjang hidup pasien. Dukungan
keluarga yang didapat oleh pasien Ca Mammae yang menjalani
kemoterapi menyangkut dukungan dalam maslah finansial,
9
9
mengurangi tingkat depresi dan ketakutan terhadap kematian
serta pembatasan asupan cairan. Semakin tinggi dukungan sosial
yang diterima pasien akan semakin meningkatkan penerimaan
diri dan kualitas hidupnya.
f. Fungsi sosial
Pasien kemoterapi mengalami perubahan peran dan gaya hidup
yang berhubungan dengan beban fisik dan psikologis. Karena
dianggap sakit, pasien tidak ikut serta dalam kegiatan sosial
dikeluarga dan masyarakat dan tidak boleh mengurus pekerjaan.
Pasien merasa bersalah karena ketidak mampuan dalam
berperan, dan ini menjadi ancaman harga diri pasien, yang pada
akhirnya akan dapat mempengaruhi tingkat kualitas hidup
pasien.
3. Manfaat Kualitas Hidup bagi Pasien Kemoterapi
Kualitas hidup pasien kemoterapi sangat beragam, dari kualitas
yang rendah sampai kualitas hidup yang tertinggi, beberapa faktor
baik yang berupa fisik, sosisal, psikis dan lingkungan yang
mempengaruhi derajat kualitas hidup.
4. Penilaian Kualitas Hidup
Kualitas hidup sangat berhubungan denmgan aspek atau
domain yang akan dinilai, yaitu meliputi aspek fisik, psikologis,
hubungan sosial dan lingkungan. Instrumen penilaian kualitas hidup
10
10
yang dapat digunakan adalah WHOQoL. Dalam menilai kualitas
hidup pasien perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kualitas hidup
tersebut terdiri dari beberapa dimensi atau aspek penilaian. Alat ukur
untuk menilai kualitas hidup telah banyak dikembangkan oleh para
ilmuan yang diguanakan untuk mengukur kualitas hidup pasien-
pasien yang menderita penyakit kronik, salah satunya adalah
WHOQoL yang berisi 26 buah pertanyaan.
11
11
Tabel 2.1
Domain dan aspek yang dinilai dalam WHOQoL
Domain Aspek yang dinilai
Seluruh kualitas hidup dan kesehatan umum 1. Keseluruhan kualitas hidup
2. Kepuasan terhadap kesehatanI. Kesehatan Fisik 1. Nyeri dan ketidaknyamanan
2. Ketergantungan pada perawatanmedis
3. Energi dan kelelahan4. Mobilitas5. Tidur dan istirahat6. Aktivitas sehari-hari7. Kapasitas bekerja
II. Kesehatan Psikologis 8. Afek positif9. Spiritual10. Berfikir, belajar, memori dan
konsentrasi11. Body image dan penampakan12. Harga diri13. Afek negatif
III. Hubungan Sosial 14. Hubungan personal15. Aktivitas seksual16. Dukungan sosial
IV. Lingkungan 17. Keamanan fisik18. Lingkunagn fisik (polusi, suara,
lalulintas, iklim)19. Sumber keuangan20. Peluang untuk mendapatkan
informasi dan keterampilan21. Partisipasi dan kesempatan
untuk rekreasi atau aktivitasyang menyenangkan
22. Lingkungan rumah23. Perawatan kesehatan dan sosial,
kemampuan akses dan kualitas24. Transportasi
Sumber: WHOQoL- BREF, WHO (2004)
12
12
2.1.2 Ca Mammae
1. Pengertian Ca Mammae
Cancer adalah sejenis penyakit seperti halnya dengan penyakit-
penyakit lain yang dikenal. Penyakit ini dapat diobati dan banyak
penderita yang dapat hidup dengan bertahun-tahun, sebenarnya
penyakit ini dapat dikontrol dan dikendalikan (manageable and
controllable), tetapi diakui pula ada penderita yang meninggal karena
penyakit ini (Hawari,2004).
2. Etiologi
Menurul Gail & Stuart (2006) tidak ada satupun penyebab
spesifik dari Ca Mammae, sebaliknya serangkaian faktor genetik,
hormonal, steroid endogen apabila mengalami perubahan dalam
lingkunagn seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi Ca
Mammae.
Faktor virus. Invasi virus yang diduga ada pada susu ibu
menyebabkan adanya masa abnormal pada sel yang sedang
mengalami proliferasi. Genetik, Ca Mammae yang bersifat herediter
dapat terjadi karena adanya linkage genetik autosomal dominan
(Pearce,2004)
3. Diagnosis atau pemeriksaan pada Ca Mammae
13
13
Bila ada kelainan pada Mammae atau teraba benjolan,
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, yaitu mammografi, pemeriksaan
petanda tumor, pemeriksaan USG dan MRI, serta bila diperlukan dari
histopatologi (Diananda,2007).
a. Pemeriksaan Mammografi
Pemeriksaan radiologi khusus mengunakan sinar X dosis rendah
untuk mendeteksi Ca Mammae sedini mungkin, bahkan sebelum
tampak perubahan pada Mammae atau adanya benjolan. Bila
pemeriksaan Mammografi dikombinasikan dengan USG akan
meningkat ketepatan diagnosis dari 70% menjadi 90%. Skrining
dengan Mammografi dianjurkan untuk wanita sehat berusia diatas
35 tahun, wanita dengan resiko tinggi terhadap Ca Mammae, atau
wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan Ca.
1) Pemeriksaan lain jika diperlukan seperti USG dan MRI.
2) Pemeriksaan petanda tumor untuk Ca Mammae, seperti Ca 15-
3, Mucin-like Carcinoma Antigen (MCA), dan
Carcinoembryonic Antigen (CEA)
3) Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi,
yaitu pemeriksaan jaringan Mammae yang dicurigai Ca
dibawah mikroskop, bahkan pemeriksaan dapat diambil
dengan beberapa cara yaitu biopsi aspirasi, needle biopsy, atau
excisional biopsy. Eksisi biopsy dilakukan melalui operasi.
14
14
Pemeriksaan secara histologis dilakukan dengan cara potong
beku (frozen section) yang dilakukan pada saat itu juga. Bila
hasilnya ganas maka operasi definitip segera dilakukan.
2.1.3 Kemoterapi
1. Definisi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi
atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan utama untuk membunuh
sel kanker dan menghambat perkembangannya. Berbeda dengan
terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah pengobatan kanker
dengan menggunakan obat-obatan atau hormon (UICC, 2009). Rasjidi
(2007), kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel
kanker.
2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi
Sudoyo (2009) menyatakan terdapat lima tujuan pemberian
kemoterapi pada pengobatan kanker yaitu sebagai obat utama
(induksi), sebagai obat tambahan (adjuavan), sebagai obat pendahulu
atau obat primer yang mendahului pembedahan (neo-adjuvan), dan
sebagai obat yang digunakan secara kombinasi meliputi:
a. Terapi adjuvan: kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat
sendiri atau bersama dengan radiasi, dan bertujuan untuk
membunuh sel yang telah bermetastase.
15
15
b. Terapi neodjuvan: kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan
radioterapi.
c. Kemoterapi primer: digunakan sendiri dalam penatalaksanaan
tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi
digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
d. Kemoterapi induksi: digunakan sebagai terapi pertama dari
beberapa terapi berikutnya.
e. Kemoterapi kombinasi: menggunakan dua atau lebih agen
kemoterapi.
3. Cara Pemberian Kemoterapi
Rasjidi (2007), mengemukakan terdapat 5 cara pemberian
kemoterapi meliputi:
a. Pemberian per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian
peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16).
b. Pemberian secara intra muskulus
Pemberian cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan
tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua tiga
kali berturut-turut. Yang dapat diberikan secara intra muskulus
antara lain bleomicin dan methotrexate.
16
16
c. Pemberian secara intravena
Pemberian secara intravena dapat dengan bolus berlahan-lahan
atau diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan
carapemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak
digunakan.
d. Pemberian secara intra arteri
Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan
sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnosik,
mesin atau filter, serta memerlukan ketrampilan tersendiri.
e. Pemberian secara intraperitonial
Cara ini dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter
intraperitonial) serta kelengkapan operasi karena pemasangan