KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap
sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan
kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang
lingkup SNP meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3) kompetensi
lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan
prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian
pendidikan.
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang dan disusun
menggunakan pendekatan keilmuan (academic approach) pengembangan
kurikulum. Karena itulah baik bentuk atau rancang-bangun maupun
substansi yang menjadi muatannya ditetapkan melalui prosedur dan
pertimbangan-pertimbangan kaidah-kaidah kekurikuluman.
Berdasarkan pertimbangan bahwa lulusan SMK utamanya harus
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, dapat
mengembangkan
dirinya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki
kecakapan untuk menjalani kehidupannya secara baik, maka substansi
atau isi Kurikulum SMK dipilih dan dikemas dengan pendekatan
berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pendekatan
berbasis luas dan mendasar (broad-based curriculum), dan pendekatan
pengembangan kecakapan hidup (life skills).
Dengan pendekatan berbasis kompetensi terutama dimaksudkan, agar
kurikulum berisi materi pemelajaran yang benar-benar dibutuhkan
untuk mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan
dunia kerja. Demikian juga dari sisi ancangan pelaksanaan
pemelajarannya, dengan pendekatan pemelajaran berbasis kompetensi
(competency-based training) yang dikemas secara moduler, diharapkan
peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat
mengembangkan potensinya masing-masing menguasai secara tuntas
(mastery) tahap demi tahap kompetensi-kompetensi yang sedang
dipelajarinya, tanpa harus dibebani oleh hal-hal yang tidak terkait
dengan penguasaan kompetensi tersebut. Bahkan secara konseptual,
kurikulum ini dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam bentuk
bekerja langsung melalui proses produksi sebagai wahana pemelajaran
(production-based training).
Penyusunan KTSP Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebunan, SMK Negeri 2 Sinjai ini, diharapkan dapat menjadi
pedoman dan acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran disekolah dan memberi kemudahan kepada pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran di sekolah.
Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL).
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar
Isi dan SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
B. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sinjai sebagai
perwujudan dari kurikulum pendidikan menengah kejuruan di
kembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan provinsi, mengacu pada standar isi dan
standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.
C. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Peserta
didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus memberikan
kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena
itu, upaya pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
BAB II
TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Visi SMK Negeri 2 Sinjai
Menjadikan SMK Negeri 2 Sinjai sebagai Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan yang berkualitas dan Profesional di Bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Multimedia untuk mendukung perkembangan
dunia kerja
C. Misi SMK Negeri 2 Sinjai
1. Menyelenggarakan diklat di bidang pertanian, perikanan,
peternakan dan multimedia yang berbasis kompetensi dan produksi
2. Mengembangkan diklat di bidang pertanian, perikanan,
peternakan dan multimedia yang berahlakul kharimah yang mencintai
teknologi
3. Mengembangkan diklat yang mendukung program pemerintah Kab.
Sinjai di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan
multimedia.
D. Tujuan SMK Negeri 2 Sinjai
1. Melahirkan tenaga menengah yang percaya pada diri sendiri,
serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang pertanian dan
perikanan serta peternakan untuk terwujudnya masyarakat utama adil
dan makmur yang diridhai Allah SWT.
2. Memajukan dan mengembangkan diri dalam bidang keahlian
pertanian, perikanan, dan peternakan.
3. Menyiapkan dan mencetak tenaga kerja menengah khususnya di
bidang pertanian, perikanan, dan peternakan untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan dunia industri serta dapat bekerja pada instansi
pemerintah yang terkait ataupun perusahaan negeri atau swasta dan
yang memberi peluang bagi tamatan untuk membuka lapangan kerja
baru.
4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif
E. Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan
1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
perkebunan
2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten di bidang perkebunan
3. Menjadikan siswa lebih mandiri dan mampu berwirausaha di
bidang perkebunan serta mempunyai sikap dan tingkah laku yang
berahlakul kharimah.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran
sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
7.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan
memperhatikan kelompok mata pelajaran tersebut dan cakupan
sebagaimana tertuang pada tabel 1
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
Kelompok Mata Pelajaran
Cakupan
Mata Pelajaran Terkait
1.
Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan agama.
Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan, Pengembangan Diri, IPA, Seni
Budaya, IPS, Penjaskes, Matematika dan Kejuruan.
2.
Kewarga-negaraan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarga-negaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik
akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Agama, Kewarga-negaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni
Budaya, Penjaskes, dan Pengembangan Diri.
3.
Ilmu Penge-tahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK
dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS,
Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal.
4.
Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan
dan Muatan Lokal.
5.
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan, seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit
lain yang potensial untuk mewabah.
Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
peserta didik
pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah
kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu
bekerja pada bidang tertentu.
Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat
mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus
memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja
yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri, maka
struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan,
Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 37, kurikulum SMK wajib memuat:
a. Pendidikan Agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmasi dan olah raga;
i. Keterampilan/kejuruan, dan
j. Muatan lokal.
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada kurikulum SMK
terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa,
Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, Kewirausahaan dan mata
pelajaran kejuruan). Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran
yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan
Kompetensi Kejuruan (KK), dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja (SKK) melalui proses analisis.
Jika standar kompetensi mata pelajaran kelompok DKK tidak
dijumpai pada SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) dapat dirumuskan melalui analisis kompetensi kejuruan
melalui langkah-langkah :
a. Mendata standar kompetensi yang terdapat pada SKK;
b. Mengidentifikasi kompetensi yang sifatnya mendasar dan
melandasi prinsip-prinsip keilmuan, dan kompetensi yang menjadi
prasyarat untuk kompetensi kejuruan;
c. Mengidentifikasi materi-materi pendukung pada indikator
kompetensi kejuruan.
Selanjutnya kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam DKK dan KK
dikelompokkan dalam standar kompetensi baru yang menjadi nama mata
pelajaran sesuai dengan Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan berdasarkan Keputusan Dirjen Mandikdasmen nomor
251/C/KEP/MN/2008 tanggal 22 Agustus 2008.
A. Struktur Kurikulum
Komponen
Semester
Durasi waktu
Ket
A. Mata Pelajaran
I
II
III
IV
V
VI
1. Normatif
1.1. Agama
2
2
2
2
2
2
192
{a}
1.2. Pkn
2
2
2
2
2
2
192
{a}
1.3. Bahasa Indonesia
2
2
2
2
2
2
192
{a}
1.4. Pend jasmani & OR
2
2
2
2
2
2
192
{a}
1.5. Seni budaya
2
2
2
2
128
{a}
Jumlah
10
10
10
10
8
8
896
2. Adaptif
2.1. Bahasa Inggeris
4
4
4
4
4
4
440
{a}
2.2. Matematika
4
4
4
4
4
4
516
{a}
2.3. IPA
2
2
2
2
2
2
192
{a}
2.4. Fisika
2
2
2
2
2
2
192
{a}
2.5. Kimia
2
2
2
2
2
2
192
{a}
2.6. Biologi
2
2
2
2
2
2
192
{a}
2.7. IPS
2
2
2
2
128
{a}
2.8. KKPI
2
2
2
2
2
2
202
{a}
2.9. Kewirausahaan
2
2
2
2
2
2
192
{a}
Jumlah
22
22
22
22
20
20
2246
3. Produktif
3.1. DKK
3.1.1. Menerapkan K3LH
2
28
3.1.2. Mengidentifikasi tanaman & pertumbuhannya
2
28
3.1.3. Mengop alat & mesin produksi tan
2
28
3.1.4. Membiakkan tan. Sec. generative
2
28
3.1.5. Membiakkan tan. Sec. vegetative
2
28
Jumlah
4
6
140
3.2. KK (TM + PS + PI)
3.2.1. Menentukan kom tan perkebunan
4
72
3.2.2. Meny lahan produksi tan perkeb
4
80
3.2.3. Membibitkan tan perkebunan
4
80
3.2.4. Menanam tanaman perkebunan
4
76
3.2.5. Mengend gulma pada TBM & TM
4
76
3.2.6. Memelihara kesuburan tanah
4
80
3.2.7. Mengendalikan hama pada TBM & TM
4
80
3.2.8. Mengendalikan penyakit pada TBM & TM
4
80
3.2.9. Mengatur/memberi perlakuan pada TBM dan TM
4
80
3.2.10. Melakukan sensus tanaman produksi
4
80
3.2.11. Memanen hasil tan. Perkebunan
4
76
3.2.12. Mengangkut hasil panen
2
48
3.2.13. Mengelolah pekerjaan kebun
4
72
3.2.14. Menyusun proposal usaha
4
64
Jumlah
12
14
8
12
10
8
1044
{b}
B. Muatan local
1. Pertamanan
2
2. Membuat pupuk organic
4
3. Pengolahan hasil tanaman perkebunan
2
4. Pemb tan penghijauan
4
Jumlah
2
4
2
4
192
C. Pengembangan diri
{2}
{2}
{2}
{2}
{2}
{2}
{192}
JUMLAH
44
44
44
44
44
44
4710
Keterangan notasi :
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh
setiap Kompetensi Keahlian. Kompetensi Keahlian yang memerlukan
waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan
kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja
tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
c) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah
jam pembelajaran tatap muka, dua jam pembelajaran praktik di
sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan
satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri
(Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan (1044 jam).
Implikasi dari struktur kurikulum diatas dijelaskan sebagai
berikut:
a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran
dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok program normatif,
adaptif, dan program produktif. Kelompok program normatif adalah
mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.
Kelompok program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok program
produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan
dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok
program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang
b. alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi
Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau
alternatif lain.
c. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian untuk
memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.
d. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian
satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar
dari setiap mata pelajaran.
e. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem
ganda.
f. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45
menit.
g. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka,
praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia
usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
h. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38
minggu dalam satu tahun pelajaran.
B. Muatan Lokal
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani
oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya.
Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan
pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan
muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal
merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu
sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite
sekolah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh
BSNP
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai
keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut
dapat
diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang
bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait,
Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti
telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang
bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan
kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain
dari:
a. Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas
pembangunan daerah baik jangka pendek maupun jangka panjang;
b. Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jeni
kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan;
c. Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan
pengembangan daerahnya
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat
diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini
dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain
untuk:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b. Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;
c. Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;
d. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan
sehari-hari;
3. Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian
sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan
kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
a. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
b. Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan;
c. Tersedianya sarana dan prasarana
d. Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa
e. Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
f. Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
g. Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan
kondisi dan situasi daerah.
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan
kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya
dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku
di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi
daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan
oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan
oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata
pelajaran muatan lokal. Substansi program muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh
BSNP.
a. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi adalah langkah
awal dalam membuat program muatan lokal agar dapat dilaksanakan di
sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau
semester untuk mata pelajaran muatan lokal. Sebelumnya, penyusun
terlebih dahulu harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi;
b) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
c) Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
2) Pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Sebelumnya, penyusun
terlebih dahulu memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi;
b) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
c) Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
b.Pengembangan silabus secara umum mencakup:
1) Mengembangkan indikator
2) Mengidentifikasi materi ajar/materi pokok
3) Mengembangkan pengalaman belajar
4) Pengalokasian waktu
5) Pengembangan penilaian
6) Menentukan Sumber/Bahan/Alat
Pihak yang Teribat dalam Pengembangan
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM
dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama
dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang
Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP), perguruan
tinggi dan instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya
pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia
usaha/industri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai
berikut
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
masing-masing;
2. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
4. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan
dilaksanakan;
5. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum
muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada
Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
Peran perguruan tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan
dan bantuan teknis dalam:
1. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan
kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
2. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;
3. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran
Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
1. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya
manusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber
daya manusia yang dibutuhkan;
2. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
3. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga
dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai
dan norma setempat.
Rambu-rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan
muatan lokal.
1.Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi Dasar dan
Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan program
muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu mengembangkan Standar
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat
meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih dalam satu
daerahnya. Bila beberapa sekolah dalam satu daerah belum mampu
mengembangkan dapat meminta bantuan sekolah dan komite sekolah
diluar daerahnya, atau meminta bantuan TPK daerah, atau meminta
bantuan dari LPMP di propinsinya.
2.Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara
berpikir, emosional, dan sosial peserta didik.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur sedemikian rupa
agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu
penguasaan pada kurikulum nasional. Oleh karena itu dalam
pzelaksanaan muatan lokal dihindarkan adanya pekerjaan rumah
(PR).
3.Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat
kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan
secara psikis.
Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam lingkungan tempat
tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis
maksudnya bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan
berpikir dan mencernakan informasi sesuai dengan usianya. Untuk
itu, bahan pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar
yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2)
dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari
pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana
ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu bahan kajian/pelajaran
hendaknya bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat
membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
4.Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi
guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku
dan nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru
diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan
memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya dengan
memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi
terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh
masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar
mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
5.Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh
dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan
memberi makna kepada peserta didik.. Bahan kajian muatan lokal juga
dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester,
dua semester atau satu tahun ajaran.
6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu
memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan
lokal pada setiap semester.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Membuat pupuk organik
1.1. Mengendalikan mikrobia bermanfaat sebagai stabir pupuk
organik dan penyedia hara
1.2. Mengidentifikasi bahan dasar pembuatan pupuk organik
1.3. Mengidentifikasi jenis dan sifat bahan pembuatan pupuk
organik
1.4. Membuat pupuk organik (microbia)
1.5. Mengidentifikasi kandungan hara pupuk.
2. Membudidayakan tanaman secara hidroponik
2.1. Menyiapkan lath house (green house)
2.2. Menyiapkan media tanam
2.3. Menyiapkan bibit
2.4. Menyiapkan nutrisi
2.5. Menanam dan menyulam
2.6. Memelihara tanamn hidroponik
2.7. Memanen dan menangani hasil panen.
3. Pertamanan
3.1 Mengidentifikasi jenis dan bentuk-bentuk taman
3.2 Menyiapkan peralatan pembuatan taman
3.3 Menyiapkan bahan pembuatan taman
3.4 Membuat taman
4. Pengolahan hasil tanaman perkebunan
4.1 Mengidentifikasi jenis dan karakteristik bahan pengolahan
hasil tanaman
4.2 Mengidentifikasi peralatan pengolahan hasil tanaman
4.3 Melakukan pengolahan hasil tanaman perkebunan
5. Membibitkan tanaman penghijauan
4.4 Menyiapkan lokasi pembibitan
4.5 Menyiapkan sarana prasarana
4.6 Melakukan pembibitan tanaman
4.7 Memelihara bibit tanaman
4.8 Melakukan pemanenan bibit
C. Pengembangan Diri
1. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan setiap peserta didik, sesuai dengan
kondisi SMK
2. Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik
dalam mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Wawasan dan perencanaan karir
e. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
f. Kemampuan kehidupan keagamaan
g. Kemampuan sosial
h. Kemampuan belajar
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pengembangan diri terdiri atas kegiatan
yang direncanakan secara khusus dan kegiatan yang dilaksanakan
secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah/madrasah
BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN
1. Kegiatan yang direncanakan secara khusus adalah kegiatan yang
diikuti oleh peserta didik secara individual, kelompok, dan atau
klasikal, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatan ini terdiri atas dua komponen:
a. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
1) kehidupan pribadi
2) kemampuan sosial
3) kemampuan belajar
4) wawasan dan perencanaan karir
b. Ekstra kurikuler, antara lain meliputi kegiatan:
1) kepramukaan
2) latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja
3) seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, theater,
keagamaan
2. Kegiatan yang dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua
peserta didik, kegiatan ini terdiri atas:
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti:
upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama,
keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.b. Spontan,
adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).c. Keteladanan,
adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji
kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
Struktur Pelayanan Konseling
Pelayanan konseling di SMK merupakan usaha membantu peserta
didik dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir.
Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik,
secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi
peserta didik.
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Paradigma, Visi, dan Misi
a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi
yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai
oleh budaya lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia.
c.Misi
1)Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta
didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi
dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah,
keluarga dan masyarakat.
3)Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif
sehari-hari.
3. Bidang Pelayanan Konseling
a.Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
b.Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
c.Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d.Pengembangan kreatifitas, yaitu bidang pelayanan yang membantu
menumbuh kembangkan keberanian peserta didik untuk mengembangkan
sesuatu yang bersifat baru untuk diri sendiri atau orang lain
sesuai dengan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya.
b.Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih
dan mengambil keputusan karir.
4.Fungsi Konseling
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami
diri dan lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi
dan kondisi positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
5. Prinsip dan Asas Konseling
a.Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,
permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta
tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
b.Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut
wuri handayani.
6. Jenis Layanan Konseling
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang
baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antarmereka.
7.Kegiatan Pendukung a.Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan
mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya,
melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b.Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat
rahasia.
c.Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
d.Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
e.Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai
bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
f.Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
8. Format Kegiatan
a.Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
b.Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c.Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
d.Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas
atau lapangan.
e.Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada
pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
9. Program Pelayanan
a. Jenis Program
1)Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
2)Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
3)Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
4)Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program
bulanan.
5)Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan
layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG)
konseling.
b. Penyusunan Program
1)Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi.
2)Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang,
jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran
pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
Perencanaan Kegiatan
1.Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan
serta mingguan.
2. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang
merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN
dan SATKUNG yang masing-masing memuat:
a. Sasaran layanan/kegiatan pendukung
b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
c. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang
digunakan
d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang
terlibat
e. Waktu dan tempat
3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi
kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas
peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu
minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di
sekolah/ madrasah.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per
kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih
tangan kasus.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1)Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan
lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.
3)Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah.
2.Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan
program (LAPELPROG).
3. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan
konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur
oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah
4. Program pelayanan konseling pada SMK dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan
penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Penilaian Kegiatan
1.Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan
melalui:
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap
jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayani.
b.Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu
jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan
untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta
didik.
c.Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah
satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling
diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
2.Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan
melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana
tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas
dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
3.Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG .
4.Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam
satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara
kualitatif.
Pelaksanaan Kegiatan
1.Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor SMK
Negeri 2 Sinjai
2.Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah
wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya
pelayanan profesional konseling.
b.Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/
madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua.
c.Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap
kali dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama
pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d.Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional konseling.
e.Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara
berkelanjutan.
3.Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib
pendidik lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling
Untuk melaksanakan pelayanan konseling di SMK dapat diangkat
sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang
peserta didik.
Pengawasan Kegiatan
1.Kegiatan pelayanan konseling di SMK dipantau, dievaluasi, dan
dibina melalui kegiatan pengawasan.
2.Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala SMK .
b.eksteren, oleh pengawas SMK bidang konseling.
3.Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban
dan tugas konselor di SMK
4.Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara
berkala dan berkelanjutan.
5.Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan
ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pelayanan konseling di SMK
Struktur Kegiatan Ekstra Kurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di SMK.
2. Visi dan Misi
a.Visi
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi,
bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
b.Misi
1)Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka.
2)Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan
atau kelompok.
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a.Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
b.Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta
didik.
c.Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi
peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d.Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a.Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik
masing-masing.
b.Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c.Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler
yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d.Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e.Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan
berhasil.
f.Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler
yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
5. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler a. Krida, meliputi
Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).b. Karya
Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.c. Latihan/lomba
keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni
dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.d. Seminar,
lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni
budaya.
6. Format Kegiatan
a.Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang
diikuti peserta didik secara perorangan.
b.Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik.
c.Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
peserta didik dalam satu kelas.
d.Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
peserta didik antarkelas/antarsekolah/madraasah.
e.Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas
atau kegiatan lapangan.
Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ekstra kurikuler mengacu pada jenis-jenis
kegiatan yang memuat unsur-unsur:
1.Sasaran kegiatan
2.Substansi kegiatan
3.Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta
keorganisasiannya
4.Waktu dan tempat
5Sarana
Pelaksanaan Kegiatan
1.Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan
keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan
tenaga kependidikan di SMK
2.Kegiatan ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai
dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan
pelaksana sebagaimana telah direncanakan.
Penilaian Kegiatan
Hasil dan proses kegiatan ekstra kurikuler dinilai secara
kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan SMK dan pemangku
kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana kegiatan ekstra kurikuler adalah pendidik dan atau
tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada
substansi kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.
Pengawasan Kegiatan
1.Kegiatan ekstra kurikuler di SMK dipantau, dievaluasi, dan
dibina melalui kegiatan pengawasan.
2.Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala SMK.
b.eksteren, oleh pihak yang secara struktural/fungsional
memiliki kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang
dimaksud.
3.Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan
ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler di SMK
D. Beban Belajar
Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan
peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui
sistem tatap muka (teori, praktik di sekolah dan praktik di
industri), penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik
untuk menunjang pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka,
termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan. Sedangkan
kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang
waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik.
a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem kredit semester (SKS). SMK kategori standar adalah SMK
yang belum memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS). SMK kategori mandiri adalah SMK yang
hampir atau telah memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem
paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum
(Tabel 2). Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4
(empat) jam pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4
jam pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih
mata pelajaran yang ada, atau menambah mata pelajaran baru yang
dianggap penting tetapi tidak terdapat pada struktur kurikulum yang
tercantum pada standar isi.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan,
contoh : mata pelajaran dasar pengolahan dan penyajian makanan 114
jam pelajaran, maka penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur maksimum adalah 60% x 114 jam = 68 jam .
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Pengertian tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat
jam pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan
satu jam pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur
kurikulum.
Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif
dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil
analisis kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap
muka (TM) / teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri
(PI). Kolom jam untuk praktik di sekolah
b. (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu terisi
jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan
kompetensi.
c. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan
ketentuan konversi 1 - 2 4.
d. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus
:
Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sbb :
tatap muka (TM) = 6 jam
praktik di sekolah (PS) = 8 jam
praktik di industri (PS) = 20 jam
Maka :
Jumlah jam terstruktur :
6 + 8 + 20 = 15 jam
1 2 4
Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam
Jumlah jam di industri
(dalam bentuk prakerin) = 20 jam
Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah
:
6 + 8 + 20= 34
Penentuan Jam Prakerin
Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada
ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan
sekolah dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat
dihitung dengan langkah-langkah berikut :
a. Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi
setiap kompetensi yang tertuang dalam silabus,
b. Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh
kompetensi sehingga diperoleh jumlah/angka tertentu, misalnya 800
jam.
c. Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan) sbb
:
Total jam PI X Bulan = . bulan
200
800 jam X bulan = 4 bulan
200
d. Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di
industri sbb :
Total jam PI X jam = . jam
4
800 X jam = 200 jam
4
Jumlah jam 200 akan diambil dari jumlah jam terstruktur mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044).
Alokasi Jam Mata Pelajaran Program Produktif
Program Produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
(DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK), dengan alokasi jam 140 jam
untuk DKK dan 1044 jam untuk KK. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk mendistribusikan jam DKK dan KK
e. Ketuntasan Belajar
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator
dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan
pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah
75%.
a. KKM Kompetensi Normatif dan Adaptif
KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut :
1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik
Rata-rata nilai 80 100, diberi skor 3
Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
Dukungan tinggi, diberi skor 3
Dukungan sedang, diberi skor 2
Dukungan rendah, diberi skor 1
b. KKM Program Produktif
KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan
kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria
ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program
produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau
kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi
minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan nilai ketuntasan belajar
program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar
kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
2) Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator
3) yang dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang
merupakan kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika
memenuhi persyaratan minimal berikut :
- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang
dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi (lihat
lampiran RPP Perangkat Penilaian).
4) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan
indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 75.
Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah
dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 75 telah dimiliki peserta
didik. Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi
standar minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti :
Lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih
bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai
lebih dari 75.
f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang
menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak
melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya.
Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek
:
a. Akademik : sesuai dengan KKM
1). Nonakademik :
2). Kehadiran 80%
3). Sikap/kepribadian minimal B
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor
yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa akan
memperoleh buku rapor yang berisi laporan hasil belajar sesuai
dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72
Ayat (1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti
peserta didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya
untuk seluruh kompetensi pendidikan dan pembelajaran yang
diikuti.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian
minimal B (baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata
pelajaran kompetensi normatif.
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; Berarti telah mengikuti ujian sekolah
dan dinyatakan lulus atau kompeten untuk mata pelajaran yang
diujikan. Program produktif tidak menjadi bagian dari ujian
sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas
dan SOP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
d. lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan
(Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi
Keahlian).
Pelaksanaan Ujian Nasional mengikuti Permendiknas yang
dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan SOP yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya
kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian
nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian nasional dan ujian
sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.
Standar Kompetensi Lulusan
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai
denganperkembangan remaja.
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara
logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif dalam pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan budaya belajar untuk pemberdayaan
diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan
sosial.
l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung
jawab.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya..
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun
kelompok.
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan
santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap
orang lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estesis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
w. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik
untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti
pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
a. Memahami ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan fungsi
manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
b. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar
melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna
c. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raza dan
meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan
fitnah
d. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta
menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam
e. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan
periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonesia dan di
dunia
Pendidikan Kewarganegaraan
a. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
b. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum,
peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi
c. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan,
penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar
negeri
d. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem
pemerintahan NKRI
e. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi ,
kedaulatan negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia
f. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum
internasional
g. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
h. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan
internasional, regional, dan kerja sama global lainnya
i. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik
internasional, dan mahkamah internasional
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
a. Mempraktikkan keterampilan permainan dan olahraga dengan
menggunakan peraturan
b. Mempraktikkan rangkaian senam lantai dan irama serta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
c. Mempraktikkan pengembangan mekanik sikap tubuh, kebugaran
jasmani serta aktivitas lainnya
d. Mempraktikkan gerak ritmik yang meliputi senam pagi, senam
aerobik, dan aktivitas lainnya
e. Mempraktikkan kegiatan dalam air seperti renang, permainan di
air dan keselamatan di air
f. Mempraktikkan kegiatan-kegiatn di luar kelas seperti
melakukan perkemahan, penjelajahan alam sekitar, mendaki gunung,
dan lain-lain
g. Memahami budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
seperti perawatan tubuh serta lingkungan yang sehat, mengenal
berbagai penyakit dan cara mencegahnya serta menghindari narkoba
dan HIV
Bahasa Indonesia
Tingkat Semenjana
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,
grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Tingkat Madia
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,
grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
Tingkat Unggul
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah
sederhana
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan
ilmiah sederhana
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks,
grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah
sederhana
Bahasa Inggris
Level Novice
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak
permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal
dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
Level Elementary
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
pekerjaan
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
pekerjaan
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak
permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal
dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan pekerjaan
Level Intermediate
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
keprofesian
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
keprofesian
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak
permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal
dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan keprofesian
2. Matematika
Memahami konsep operasi bilangan riil serta penerapannya dalam
pemecahan masalah
a. Memahami konsep aproksimasi kesalahan serta penerapannya
dalam pemecahan masalah
b. Memahami sistem persamaan linier, pertidaksamaan linier, dan
persamaan kuadrat, serta penerapannya dalam pemecahan masalah
c. Memahami logika matematik dalam pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor serta penerapannya dalam pemecahan
masalah
d. Memahami konsep matriks dan penerapannya dalam pemecahan
masalah yang terkait dengan matriks
e. Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan, dan
identitas trigonometri dan penerapannya dalam pemecahan masalah
f. Memahami konsep persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat
dan penerapannya dalam pemecahan masalah
g. Memahami konsep barisan dan deret dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
h. Memahami konsep kedudukan, jarak, dan besar sudut dalam ruang
dimensi dua dan penerapannya dalam pemecahan masalah
i. Memahami konsep vektor dan penerapannya dalam pemecahan
masalah
j. Memahami konsep teori peluang dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
k. Memahami konsep statistik sederhana dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
l. Memahami konsep irisan kerucut dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
m. Memahami konsep limit fungsi dan turunan fungsi dan
penerapannya dalam pemecahan masalah
n. Memahami konsep integral dan penerapannya dalam pemecahan
masalah
o. Menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah
p. Menalar secara kritis dan mengembangkan aktivitas kreatif
dalam memecahkan masalah serta mengkomunikasikan ide
q. Menerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi
produktif dan pengembangan diri
Ilmu Pengetahuan Alam
a. Mampu mengenali gejala-gejala alam melalui pengamatan
langsung dan menafsirkannya untuk kepentingan kehidupan
sehari-hari
b. Mengenali berbagai jenis polusi dan dampaknya terhadap
manusia dan lingkungan
c. Memiliki kesadaran dan mampu berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya
alam
d. Menerapkan IPA sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif
dan pengembangan diri
Fisika
a. Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran
besaran fisika secara langsung, tidak langsung, secara cermat,
teliti, dan obyektif
b. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls, dan momentum
c. Mendeskripsikan prinsip dan konsep konservasi kalor dan
fluida dan perubahannya
d. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan
dalam berbagai masalah
e. Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung
pencapaian kompetensi program keahliannya
f. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mendukung penerapan
kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari
g. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mengembangkan kemampuan
program keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi
Kimia
a. Memahami konsep materi dan perubahannya, fenomena reaksi
kimia yang terkait dengan kinetika, kesetimbangan, kekekalan masa
dan kekekalan energi
b. Memahami sifat berbagai larutan asam-basa, larutan koloid,
larutan elektrolit-non elektrolit, termasuk cara pengukuran dan
kegunaannya
c. Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia
serta penerapannya dalam fenomena pembentukan energi listrik,
korosi logam, dan pemisahan bahan (elektrolisis)
d. Memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik yang
meliputi benzena dan turunannya, lemak, karbohidrat, protein, dan
polimer serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
e. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan
lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan
lingkungan demi kesejahteraan masyarakat
f. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi
g. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan
sehari-hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan
dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang
keahlian.
Biologi
a. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan
keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya.
b. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem
c. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur
dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada
sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi
dan masyarakat
d. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan
implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
e. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta
implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
f. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, serta
keterkaitannya dengan IPA lainnya
g. Meningkatnya kesadaran dan peran-serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan
h. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan menganalisis
lingkungan dan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari
i. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan untuk menunjang
kompetensi produktif dan pengembangan diri
Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Memahami konsep-konsep interaksi antarindividu serta
interaksi dengan lingkungan masyarakat sekitar
b. Memahami proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
barat hingga terjadinya kebangkitan nasional
c. Memahami konsep kebutuhan manusia akan barang serta memahami
proses-proses dasar ekonomi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
d. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial ekonomi
e. Memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai sosial, budaya,
dan kemanusiaan
f. Mampu berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Seni Budaya
Seni Rupa
a. Memahami konsep seni rupa dan memahami pentingnya seni rupa
dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni rupa
Seni Musik
a. Memahami konsep seni musik dan memahami pentingnya seni musik
dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni musik
Seni Tari
a. Memahami konsep seni tari dan memahami pentingnya seni tari
dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni tari
Teater
a. Memahami konsep teater dan memahami pentingnya teater dalam
kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap teater
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
a. Mampu mengoperasikan komputer PC
b. Mampu mengoperasikan sistem operasi soft ware
c. Mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data,
keperluan sehari-hari serta keperluan yang terkait dengan kebutuhan
dunia kerja
d. Mampu mengoperasikan PC dalam suatu jaringan serta
mengoperasikan web design
Kewirausahaan
a. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam
kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan
masyarakatnya
b. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan masyarakatnya
c. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja
prestatif dalam kehidupannya
d. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro
dalam bidangnya
Dasar Kompetensi Kejuruan
a. Menerapkan keselamatan kerja dan lingkungan hidup
b. Mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya
c. Mengoperasikan alat dan mesin produksi tanaman
d. Membiakkan tanaman secara generatif
e. Membiakkan tanaman secara vegetatif
Kompetensi Kejuruan
a. Menentukan komoditas tanaman perkebunan
b. Menyiapkan lahan produksi tanaman perkebunan
c. Membibitkan tanaman perkebunan
d. Menanam tanaman perkebunan
e. Mengendalikan gulma pada TBM dan TM
f. Memelihara kesuburan tanah pada TBM dan TM
g. Mengendalikan hama pada TBM dan TM
h. Mengendalikan penyakit pada TBM dan TM
i. Mengatur/memberikan perlakuan pada TBM dan TM
j. Mengatur/memberikan perlakuan pada TBM dan TM
k. Melakukan sensus produksi
l. Memanen hasil tanaman perkebunan
m. Mengangkut hasil panen
n. Mengelola pekerjaan kebun
o. Menyusun proposal usaha
G. Penjurusan
Yang dimaksud penjurusan pada SMK menyangkut 2 hal:
a. Pembukaan dan penutupan Bidang/Program Studi Keahlian dan
Kompetensi Keahlian di SMK yang diatur dalam Kepmendiknas
No.60/U/2002 dan Keputusan Dirjen Mandikdasmen
No.251/C/KEP/MN/2008.
b. Persyaratan siswa memilih masuk Kompetensi Keahlian tertentu,
meliputi:
1) persyaratan akademik : seperti nilai hasil UN, nilai tes
masuk.
2) persyaratan non akademik : antara lain persyaratan
administrasi, persyaratan tidak buta warna, tinggi badan
(tergantung pada Kompetensi Keahlian).
H. Pendidikan kecakapan hidup
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan
Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler,
kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan
kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
I. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya
saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi
informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan
dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non
formal.
1. Prinsip-Prinsip Pengembangan
a. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup
sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
2. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
a. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat