4 3 BAB. I PENDAHULUAN A. Rasional Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Dokumen 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
43
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamalkan tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
Dokumen 1
43
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu sebagaimana kurikulum yang pelaksanaan
operasionalnya disusun oleh masing – masing satuan
pendidikan. Tujuan tertentu tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik.
Berdasarkan hal tersebut SMP Negeri 2 Watang
Sidenreng yang beralamat Jl. Taman Makam Pahlawan No.1
Mario Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip
sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
Dokumen 1
43
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu inii meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisii dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun
antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik
untuk :
1. belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
2. belajar memahami dan menghayati,
3. belajar mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang
lain, dan
5. belajar membangun dan menemukan jati diri melalui
proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Dokumen 1
43
Komponen KTSP terdiri dari:
1. Tujuan Pendidikan Sekolah, visi dan misi sekolah
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Landasan
1. UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
interdisipliner karena melibatkan berbagai disiplin
ilmu, dan dikatakan multidimensional karena
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.
k. Muatan Lokal.
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya
sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite
sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan
melaksanakannya. Dengan demikian di samping
mendukung pembangunan daerah dan pembangunan
nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun
pelaksanaan muatan lokal memperhatikan
keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Penanganan secara profesional muatan
lokal merupakan tanggung jawab pemangku
kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite
sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh
sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi
muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Dokumen 1
43
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu
pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
l. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik.
Untuk kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng , terdiri
dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Berikut Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng
.
KomponenKelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
Dokumen 1
43
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2 2 2
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi/Keterampilan
2 2 2
B. Muatan Lokal
1.Bahasa Daerah 2 2 2
2.Perkebunan 2 2 2
C. Pengembangan Diri (Bimbingan
Karir)
2*) 2*) 2*)
Jumlah 36 36 36
Sekolah/Madrasah dimungkinkan menambah maksimum
4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, dan/atau dimanfaatkan
untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting
dengan mengungkapkan beberapa alasannya. Misalnya
Keterampilan Bahasa Inggris sebagai bagian dari muatan
lokal yang merupakan penambahan dari mata pelajaran
Bahasa Inggris pada struktur diatas. Komputer sebagai
bagian dari Muatan Lokal pada struktur di atas,
merupakan penambahan dari mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
Selain itu, perlu juga ditegaskan, bahwa:
a. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
Dokumen 1
43
b. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua
semester) adalah 34-38 minggu.
Di SMP Negeri 2 Watang Sidenreng, terdapat program
intra kurikuler seperti tabel di atas dan juga ekstra
kurikuler yang dikembangkan dalam program
Pengembangan Diri. Waktu belajar di sekolah dimulai
dari pukul 7.30 pagi hingga pukul 13.20 selama 6 hari
dari hari Senin hingga Sabtu. Pada hari Jumat, Proses
Belajar Mengajar selesai pada pukul 11.20.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata
pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga
mata pelajaran lainnya, seperti Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di SMP. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap
jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal
dalam satu tahun.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah di Kabupaten
Sidenreng Rappang (Sidrap) dan diterapkan di SMP
Negeri 2 Watang Sidenreng adalah Pengembangan
Bahasa dan Sastra Daerah Bugis dan Perkebunan, yang
Dokumen 1
43
diajarkan kepada seluruh siswa dengan alokasi waktu 2
jam pelajaran.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti
kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya,
kelompok tim olahraga, dan kelompok sains (matematika
dan IPA).
Pengembangan Diri SMP Negeri 2 Watang Sidenreng di
laksanakan pada setiap hari Jumat pagi jam ke 2 dan 3
(setelah jam pertama Jumat Bersih) sebagai bagian dari
program pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran, yang diberikan kepada siswa kelas VII, VIII,
dan IX.
Kegiatan tersebut sebagian dialihkan pada sore hari dan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan
dibina oleh guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik
berdasarkan surat keputusan Kepala Sekolah yang
meliputi kegiatan / program sebagai berikut :
a. Pramuka
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
Dokumen 1
43
2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri
3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
5) Memiliki sikap kerjasama kelompok
6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
b. Palang Merah Remaja (PMR)
1) Praktik Pertolongan Pertama (PP)
2) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
3) Melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam
memberikan pertolongan pertama
4) Membentuk piket/pokja Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).
c. Kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
1) Melatih siswa berpikir kritis
2) Melatih siswa terampil dalam menulis karya ilmiah
3) Mampu berkompetisi dalam berbagai lomba IPTEK
4) Mampu berkompetisi dalam lomba bidang IMTAQ
d. Olahraga Prestasi
1) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Volly
2) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Takraw
3) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Sepak
Bola
e. Kesenian
Dokumen 1
43
1) Mengembangkan tari kreasi modern.
2) Mengembangkan bakat di bidang tarian daerah
3) Mengembangkan bakat di bidang musik daerah
4) Kegiatan paduan suara.
f. Kegiatan Baca Tulis Al-Quran
1) Menuntaskan siswa yang masih buta aksara Al-Quran
2) Persiapan mengikuti perlombaan tilawah tingkat
Sekolah / Kabupaten / Provinsi / Nasional.
3) Merealisasikan program pemerintah pada minat baca
tulis Al-Quran.
g. Conversation (Bahasa Inggris)
1) Mengembangkan skill siswa pada penguasaan
Bahasa Inggris.
2) English Meeting club membantu siswa mampu
berbahasa Inggris dalam kompetisi debating, story
telling, dan lomba English lainnya
h. Layanan Bimbingan Konseling
1) Membantu mengarahkan bakat dan minat siswa
2) Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh siswa
Mekanisme Pelaksanaan
a) Jam Kedua dan ketiga serentak dilaksanakan
kegiatan Pengembangan Diri untuk kelas VII, VIII, IX.
Dokumen 1
43
b) Jenis pengembangan diri yang memiliki durasi waktu
yang melebih 2 jam pelajaran atau tidak
memungkinkan dilaksanakan pada pagi hari
dialihkan pada sore hari dalam bentuk ekstra
kurikuler.
c) Jadwal Kegiatan
Kegiatan Pengembangan diri dilaksanakan pada sore
hari dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler dengan
jadwal sebagai berikut :
N
OKEGIATAN HARI WAKTU
1. Pramuka Jumat 15.30 – 17.00
2. Palang Merah Remaja (PMR)
Sabtu 15.30 – 17.00
3. Olah Raga Prestasi Senin, Rabu, Jumat
15.30 – 17.00
4. Baca Tulis Al-Quran Selasa 15.30 – 17.00
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala
kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif :
Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
Dokumen 1
43
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan
sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di
sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan
sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada
sistem tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada
sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban
belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi,
di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain
yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar
Isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
untuk SMP Negeri 2 Watang Sidenreng adalah antara
0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Dokumen 1
43
c. Alokasi waktu untuk praktik, 2 (dua) jam kegiatan
praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka,
4 (empat) jam praktik di luar sekolah setara dengan 1
(satu) jam tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan
sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 70%. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai
target pencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal. Kriteria yang menjadi acuan
dalam menentukan Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
adalah kriteria Kompleksitas, Daya Dukung dan Intake
Siswa. Penilaian ketiga kriteria tersebut berdasarkan
setiap indikator dalam menentukan KKM Kompetensi
Dasar (KD). Rata-rata KKM Kompetensi Dasar
menghasilkan KKM Standar Kompetensi hingga
mendapatkan nilai KKM mata pelajaran.
Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
(KKM) mata pelajaran pada satuan pendidikan SMP
Negeri 2 Watang Sidenreng , yang menjadi target
pencapaian kompetensi (TPK) yang berlaku saat ini.
Dokumen 1
43
Dokumen 1
43
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
ajaran. Kriteria kenaikan kelas berlaku setelah siswa
memenuhi persyaratan sebagaimana hasil musyawarah
guru, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. kehadiran dii kelas mencapai minimal 90%. (kecuali
sakit atau keperluan yang sangat mendesak,
misalnya: naik Haji).
d. kepribadian minimal baik.
Dengan mengacu kepada ketentuan pasal 72 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, peserta
didik dinyatakan lulus setelah memenuhi persyaratan
berikut, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi;
Dokumen 1
43
d. lulus Ujian Nasional;
e. kehadiran di kelas mencapai minimal 90% (kecuali
sakit atau keperluan yang sangat mendesak,
misalnya: naik Haji).
BAB. IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Penetapan Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di
sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur
waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam
menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
1. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun
dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
Dokumen 1
43
2. minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu
efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
4. waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur
sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan
hari libur khusus.
5. waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6. libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun.
7. Sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang
memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
8. Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus
dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa
Dokumen 1
43
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
9. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak
untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan
dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/
Kota.
No
Kegiatan Alokasi Waktu
Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan
Dokumen 1
43
No
Kegiatan Alokasi Waktu
Keterangan
umum/nasional minggu Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
B. Pembiayaan
1. Kegiatan penyusunan KTSP:
N
oTanggal Nama Kegiatan
1 Juli 2009 Sosialisasi KTSP
2 Juni 2009 Pembentukan Tim
penyusun KTSP
3 Agustus - September
2009
Merangkum Silabus dan
RPP semua mata
pelajaran dalam
Dokumen 2 KTSP.
4 Oktober 2009 Penyempurnaan dan
penyelesaian KTSP
Dokumen 1
43
2. Anggaran Penyusunan KTSP.
Penyusunan KTSP dibiayai dengan menggunakan dana dari
Komite Sekolah dan BOS. Rencana anggaran tersebut
dipergunakan :
a. Sosialisasi
b. Penyelesaian KTSP.
C. Mekanisme Penyusunan KTSP SMP Negeri 2 Watang
Sidenreng .
D. Tim Penyusun KTSP SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
Penyusunan KTSP dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri
unsur Kepala Sekolah, Guru, Tim Pengembang Kurikulum,
Dinas Pendidikan , dan Komite Sekolah. Adapun susunannya
adalah sebagai berikut:
1. Harjuddin, S.Pd, Kepala Sekolah dan penanggung jawab
2. Wakil Kepala Sekolah
3. Haedar, dari Komite Sekolah
4. Drs. Muh. Nasir, dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap
5. Urusan Kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
6. Urusan Kesiswaan SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
7. Urusan Humas SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
8. Urusan Sarana prasarana SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
9. Tim Pengembang Kurikulum Kab. Sidrap.
10. Kepala Tata Usaha SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
Dokumen 1
Analisis :Kekuatan / KelemahanPeluang / TantanganDokumen Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)Panduan KTSP