MAKALAH ZIRCON DAN EMAS OLEH : JOHAN PRANATA BARUS DBD 115 031 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI i
MAKALAH
ZIRCON DAN EMAS
OLEH :JOHAN PRANATA BARUS
DBD 115 031
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Palangaka Raya, 23 September 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Maksud dan Tujuan.........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 Pengertian Mineral .........................................................................5
2.2 Skala Kekerasan Mineral.................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................9
3.1 Pengertian Mineral Zircon ..............................................................9
3.2 Genesa Mineral Zircon....................................................................10
3.3 Mineral Zircon.................................................................................10
3.4 Karakteristik Mineral Zircon...........................................................11
3.5 Ciri ciri dan Sifat Zircon..................................................................12
3.6 Proses Penambangan Zircon............................................................13
3.7 Kegunaan/Manfaat Zircon...............................................................13
3.8 Sejarah Emas...................................................................................15
3.9 Proses Terbentuknya Emas..............................................................18
3.10 Proses pengolahan Emas.................................................................21
3.10.1 Pengolahan Batuan Emas Dengan Mesin Tromol................21
3.10.2 Proses Pemurnian Emas Sederhana......................................22
3.10.3 Teknik Pengolahan dengan Mesin Tromol dan Kimia .........23
3.10.4 Cara kimia.............................................................................24
3.10.5 Cara mekanik........................................................................24
3.11 Sifat dan Pemakaian Emas..............................................................24
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................30
4.1 Kesimpulan .....................................................................................30
4.2 Saran................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dunia pertambangan sangat identik dengan mineral mineral yang ada
di bumi ini. Di dalam bumi ini sangat banyak lapisan lapisan batuan yang
berharga dengan cara mengolahnya sehinggga menghasilkan nilai yang
ekonomis. Salah satu mineral yang memiliki nilai yang tinggi adalah emas. Di
dalam makalah ini akan dijelaskan juga mengenai mineral lain yakni Zircon.
Mineral yang pertama emas.
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen
dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan
"ductile". Sedangkan Zircon, zircon termasuk bahan mineral yang termasuk
memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang
mengandung Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis
cebakannya dapat berupa endapan primer atau endapan sekunder. Potensi
zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan
Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang
dikenal dengan nama tin belt. Penghasil zirkon terbesar adalah Thailand,
Srilanka dan Kamboja. Namun zirkon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam,
Tanzania, Perancis dan Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan
pemasaran zirkon terbesar di dunia.
Kembali lagi kepada emas, perlu kita tahu bahwa emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISO nya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Selain
itu mineral zircon juga memiliki karakteristik tersendiri zirkon telah merebak
baru-baru ini dalam kaitan dengan pengenalan suatu yang mirip dengan intan.
iv
Sehingga sebagai catatan, zirkon (zirconium silikat, ZrSiO₄) tidaklah yang
sama material Cubic Zirconia material permata tulen yang tiruan (zirconium
oksida, ZrO₂). Zirkon telah digunakan sebagai sebagai alat untuk pertimbangan
tidak bersalah dan yang jahat seperti intan. Zirkon menyerupai intan di api dan
kilau dari zirkon yang tidak berwarna dapat menipu tukang emas
berpengalaman dan telah mengira itu intan. Zirkon dapat membuat suatu batu-
permata sangat menarik dan yang bisa usahakan.
Sebagai spesimen mineral, zirkon adalah mineral yang sangat luar biasa
di kebanyakan toko batu karang sebab spesimen yang menarik dan jarang.
Kristal khas yang sederhana zirkon adalah suatu prisma bersudut empat
mengakhiri dengan empat piramida yang bersisi pada akhir masing-masing.
Prisma mungkin kekurangan dan kristal dapat lihat octahedral. Kristal yang
lebih rumit mempunyai wajah dari suatu lebih sedikit dengan susah payah
menundukkan prisma yang meruncingkan penghentian. Juga suatu prisma yang
sekunder boleh memancung prisma yang utama dengan memotong/terputus
tepi nya dan memproduksi suatu panampang-lintang yang bersegi delapan
melalui/sampai kristal. Ada bahkan suatu delapan piramida yang bersisi (benar-
benar suatu ditetragonal dipyramid) itu boleh memodifikasi empat piramida
yang bersisi. Kristal zirkon dapat meninggalkan suatu kristal yang sangat
sederhana melainkan secara kompleks format yang faceted.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
kurang dari 20%.
v
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak
dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer). Emas digunakan sebagai standar
keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan
elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan
nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di
seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas
dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam
bidang moneter.lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai
satuan berat gram sampai kilogram. Potensi endapan emas terdapat di hampir
setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau
Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Pongkor merupakan salah satu wilayah Jawa Barat yang mempunyai
kandungan emas (dan perak) cukup tinggi. Endapan emas perak Pongkor
dijumpai pada urat kuarsa karbonat adularia epitermal sulfidasi rendah yang
ditemukan oleh PT. Aneka Tambang (ANTAM) pada tahun 1981. Metode
eksplorasi yang dilakukan diawali dengan pengambilan contoh sedimen sungai
aktif dengan kerapatan 2 hingga 4 contoh per kmP2P . Anomali dijumpai pada
sekitar urat kuarsa dengan nilai 100-200 ppb Au (di beberapa tempat mencapai
900 ppb Au). Urat kuarsa diteliti lebih detil dengan menggunakan parit uji dan
metode geofisika magnet dan resistivitas batuan. Adapun metode resistivity
sangat berguna untuk mendelineasi zona silisifikasi dan lebar urat kuarsa.
(Basuki et al 1994) .Tambang emas Pongkor dimulai sejak tahun 1992 oleh
ANTAM dengan produksi 3 hingga 4 ton emas per tahun.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah:
1. Apakah itu emas dan zirconserta bagaimana terbentuknya
2. Bagaimana sejarah perkembanggan emas dan zircon serta
bagaimana terbentuknya
vi
3. Bagaimana tahapan pengolahan emas dan zircon
4. Apa saja sifat sifat emas dan zircon
5. Apa kegunaan atau manfaat dari emas dan zircon
1.3 Maksud dan Tujuan
Mempertimbangkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
maka
maksud dan tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana bentuk emas dan zircon
2. Mengetahui perkembangan emas dan zircon.
3. Mengetahui cara cara pengolahan emas dan zircon
4. Mengetahui dasar dasar tentang dunia pertambangan emas dan zircon
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai
penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai
struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini
tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan
pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau
benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun
dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu
pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai
unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang
teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat
anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas
tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
viii
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat
tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan. Sebagian besar
mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada
dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat itu
biasanya terdapat dalam bentuk-bentuk kristal, yang agak setangkup dan pada
banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometrik ini
memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan.
Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi
adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat
dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal
sendiri. Pengenalan atau determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas
bebagai sifat dari mineral-mineral tersebut.
Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk :
a. Lempeng
b. Tiang
c. Limas
d. Kubus
Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-
unsur mineral. Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan
memperkembangkan sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh
chalkopirit, rutil, zirkon bentuk heksagonal (berbintang enam) Hablur ini
mempunyai empat poros, tiga poros sama panjang dan terletak dalam satu
bidang, bersilangdengan sudut 120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat
tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl,
korundum).
ix
2.2 Skala Kekerasan Mineral
Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata
letak intern dari atom. Untuk mengukur kekerasan mineral dipakai skala
kekerasan mohs (1773-1839).
1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari
2. Gips, mudah digores dengan kuku ibu jari
3. Kalsit, mudah digores dengan pisau
4. Fluorit, mudah digores dengan pisau
5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)
6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir
7. Kwarsa, dapat menggores kaca
8. Topaz, dapat menggores kaca
9. Korundum, dapat mengores topaz
10. Intan, dapat menggores korundum
Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain
yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor
lebih besar. Dengan lain perkataan skala mohs adalah skala relative. Dari segi
kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9
kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
K.E. Kinge (1860) dalam Han Sam Kay mengelompokkan batu permata
yang dijadikan perhiasan dalam lima belas kelas sebagai berikut :
1. Batu permata kelas I, nilai keras antara 8 s/d 10
2. Batu permata kelas II, nilai keras antara 7 s/d 8
3. Batu permata kelas III, batu permata kelas ini tergolong jenis batu
mulia dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian besar
terdiri dari asam kersik (kiezelzuur), keculai pirus (tuquois)
4. Batu-batu mulia tanggung yaitu batu kelas IV, nilai keras antara 4 – 7
5. Batu kelas V
Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya sangat berbeda-
beda. warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak tembus
cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganyapun amat murah bila
x
dibandingkan mulia. hingga coklat; hematite warnanya merah dsbnya. Ada
juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan
allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya
sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities).
Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr,
Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam campuran murni, unsur-
unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah. Aneka warna batu
permata ini sangat mempersona manusia sehingga manusia memberi gelar
“mulia” pada batu-batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari satu unsur
mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang bersisi delapan
karena adanya zat campuran yang berbeda akan menyebabkan warna yang
berbeda tidak berwarna, kuning, kuning muda, agak kebiru-biruan, merah, biru
agak hijau, merah jambu, merah muda, agak kuning coklat, hitam yang
dinamakan carbonado, hijau daun. Banyak mineral hanya memperlihatkam
warna yang terang pada bagian-bagian yang tipis sekali. Mineral yang lebih
besar dan tebal selalu memberi kesan yang hitam, tanda demikian antara lain
diperlihatkan oleh banyak mineral.
xi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Mineral Zirkon
Nama kimia : ZrSiO₄,
Kelas : Silikat
Sub Kelas :
Nesosilicates
Penggunaan : specimen
Nama zirkon berasal dari bahasa
Persia "zargun" yang artinya warna
keemasan. Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah
zirkon/zirkonium silika (ZrO₂.SiO₂) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO₂).
Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Zirkon
adalah batu alami yang memiliki kecermelangan (brilliance) cukup tinggi dan
kilauan (luster) seperti batu berlian. Cubic zirconia adalah batu buatan manusia
dengan unsur kimiawi berbeda. Bila keduanya diasah dengan baik dan tanpa
warna akan mirip dengan batu berlian.
3.2 Genesa Mineral Zirkon
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang
mengandung Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis
cebakannya dapat berupa endapan primer atau endapan sekunder.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti
penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan nama tin belt. Penghasil zirkon
terbesar adalah Thailand, Srilanka dan Kamboja. Namun zirkon juga
ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis dan Australia. Bangkok
merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zirkon terbesar di dunia.
xii
3.3 Mineral Zirkon
Nama zirkon telah merebak baru-baru ini dalam kaitan dengan
pengenalan suatu yang mirip dengan intan. Sehingga sebagai catatan, zirkon
(zirconium silikat, ZrSiO₄) tidaklah yang sama material Cubic Zirconia
material permata tulen yang tiruan (zirconium oksida, ZrO₂). Zirkon telah
digunakan sebagai sebagai alat untuk pertimbangan tidak bersalah dan yang
jahat seperti intan. Zirkon menyerupai intan di api dan kilau dari zirkon yang
tidak berwarna dapat menipu tukang emas berpengalaman dan telah mengira
itu intan. Zirkon dapat membuat suatu batu-permata sangat menarik dan yang
bisa usahakan.
Sebagai spesimen mineral, zirkon adalah mineral yang sangat luar biasa
di kebanyakan toko batu karang sebab spesimen yang menarik dan jarang.
Kristal khas yang sederhana zirkon adalah suatu prisma bersudut empat
mengakhiri dengan empat piramida yang bersisi pada akhir masing-masing.
Prisma mungkin kekurangan dan kristal dapat lihat octahedral. Kristal yang
lebih rumit mempunyai wajah dari suatu lebih sedikit dengan susah payah
menundukkan prisma yang meruncingkan penghentian. Juga suatu prisma yang
sekunder boleh memancung prisma yang utama dengan memotong/terputus
tepi nya dan memproduksi suatu panampang-lintang yang bersegi delapan
melalui/sampai kristal. Ada bahkan suatu delapan piramida yang bersisi (benar-
benar suatu ditetragonal dipyramid) itu boleh memodifikasi empat piramida
yang bersisi. Kristal zirkon dapat meninggalkan suatu kristal yang sangat
sederhana melainkan secara kompleks format yang faceted.
3.4 Karakteristik Mineral Zirkon
Zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur
lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening
hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap,
sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin
sampai logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 – 7,5, berat
xiii
jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur
2.5000C.
Batu yang tergolong dalam batu zirkon akan berubah-ubah warnanya
jika dipanaskan. Batu zirkon yang berwarna biru pucat dinamakan starlites dan
yang berwarna merah kecoklatan disebut hyacinth. Adapun karakteristik fisik
mineral zirkon, yaitu
1. Berwarna warna coklat, merah, kuning, hijau, biru, hitam, dan
tidak berwarna.
2. Berkilap tidak fleksible.
3. Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya.
4. Bersudut empat sistem hablur; 4/m 2/m 2/m Crystal Habits:
dipyramidal dan seperti prisma/aneka warna.
5. Perpecahan tak jelas di dua arah, seperti prisma/aneka warna.
6. Belahan Hardness yang tidak seimbang adalah 7.5
7. Specific Gravity adalah 4.6-4.7 Associated Mineral Streak yang
putih albite, biotit, akik merah tua, xenotime dan monazite.
8. Karakteristik yang lain adalah kadang-kadang kristal berpijar dan
yang lebih gelap mungkin (adalah) radioaktif dalam kaitan takmurnian dari
unsur-unsur bumi yang jarang. Indeks biasnya adalah 1.92 – 2.
xiv
3.5 Ciri-ciri dan Sifat Zirkon
40
itrium
←
zirko
nium
→
niobiu
m
T
i
↑
Zr
↓
Hf
Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom zirkonium, Zr, 40
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 4, 5, d
Penampilanputih keperakan
Massa atom 91.224 (2) g/mol
Konfigurasi elektron [Kr] 4d2 5s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 10, 2
Ciri-ciri fisik
Fase solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 6.52 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur 5.8 g/cm³
Titik lebur2128 K
(1855 °C, 3371 °F)
Titik didih 4682 K
xv
(4409 °C, 7968 °F)
Kalor peleburan 14 kJ/mol
Kalor penguapan 573 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25.36 J/(mol·K)
3.6 Proses Penambangan Zirkon
• Pencucian mineral yang mengandung pasir Zr
• Spiral separator, memisahkan atas dasar densitas, proses basah
• Pengering, rotary furnace, kiln
• Magnetik separator, memisahkan Fe
• Elektrostatik separator, memisahkan Ti
Proses Kimia• Pencampuran dan peleburan Pasir Zr dengan NaOH, pada suhu sekitar
800oC, diperoleh Na2ZrO3 (padat) dan Na2SiO3(cair) dipisahkan
• Pelarutan/pelindihan Na2ZrO3 dengan HCl, terjadi larutan ZrOCl2
• Pemekatan dan kristalisasi,
• ZrOCl2.8H2O kristal, kemudian dikalsinasi pada suhu 600 – 800oC, dihasilkan ZrO2
• Pemisahan Hf dengan Zr
• Pengendapan Zr – hidroksida
• Kalsinasi, diperoleh ZrO2
• Chlorinasi dan Reduksi
• Zr – Ingot.
3.7 Kegunaan/Manfaat Mineral Zirkon
Seperti Crystal, Zirkon digunakan untuk berbagai penyembuhan.
Zirkon membantu seseorang untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan
mengatasi perasaan negatif atau rasa frustasi serta meningkatkan perilaku
positif. Juga membuat pemakainya lebih bijaksana, terhormat dan kaya.
Hilangnya cahaya/kilau dari sebuah zirkon dikatakan memperingatkan akan
xvi
adanya bahaya bagi pemiliknya. mineral zirkon dipercayai memiliki pengaruh-
pengaruh antara lain membuat hati tetap tenang, menyembuhkan insomnia,
mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi rasa kepuasan hati.
Batu zircon yang tak berwarna jika diserdi faset lalu bisa dijadikan
seperti intan matura. nama intan matura ini diambil dari nama tempat di
SriLanka dimana mereka ditambang. Oleh karena itu orang harus berhati-hati
membeli intan jangan sampai keliru membeli zircon matura. Batu zircon adalah
batu yang amat cocok untuk dijadikan sebagai pengganti intan asli, selain
kilauan atau pantulannya yang tinggi, warnanya yang mirip intan, membuat
batu ini hampir tidak bisa dibedakan dan membuat banyak orang tertipu
sekaliguspun penjualnya.
Penghasil zircon terbesar adalah Thailand, Srilanka dan Kamboja.
Namun zircon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis dan
Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zircon
terbesar di dunia.
Kegunaan atau manfaat Batu zircon dipercayai memiliki pengaruh-
pengaruh antara lain membuat hati tetap tenang, menyembuhkan insomnia,
mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi rasa kepuasan hati.
Nama zircon telah merebak baru-baru ini dalam kaitan dengan
pengenalan suatu yang mirip dengan intan. Sehingga sebagai catatan, zircon
(zirconium silikat, ZrSiO4) tidaklah yang sama material Cubic Zirconia
material permata tulen yang tiruan (zirconium oksida, ZrO2). Zircon telah
digunakan sebagai sebagai alat untuk pertimbangan tidak bersalah dan yang
jahat seperti intan. Zircon menyerupai intan di api dan kilau dan zircon yang
tidak berwarna telah tukang emas berpengalaman telah mengira itu intan.
Zircon dapat membuat suatu batu-permata sangat menarik dan yang bisa
usahakan.
3.8 Sejarah Emas
xvii
Lambang Atom
: Au
Nomor Atom
: 79
Massa Atom
Relatif :
196,967
Titik Leleh :
1064,43 ˚C
Titik Didih :
2807˚C
Warna : Kuning
Emas ( Sanskrit jval, Yunani χρυσος= chrysos, Latin aurum, berarti
fajar yang cerah, Anglo-Saxon gold, China 金 [jīn], Jepang 金 [kin] ) telah
diketahui sebagai sangat berharga sejak zaman prasejarah.
Emas, merupakan salah satu logam tertua yang digunakan oleh
manusia. Emas dikenal antara lain di Mesopotamia dan Mesir. Referensi ke
awal mula penemuan emas didasari legendaris atau mitos. Oleh karena itu,
beberapa penulis menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah
Cadmus, bangsa Phoenicia. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa Thoas,
raja Taurian, yang pertama kali menemukan logam berharga dalam legenda
Pangaeus Mountains di Thrace. Legenda dan mitos serupa tentang awal
penemuan emas juga terdapat dalam sastra kuno dari Hindu ( the Vedas ) serta
Cina dan bangsa lainnya.
Emas dari estetika properti fisik dikombinasikan dengan properti sudah
lama menjadi logam yang berharga. Sepanjang sejarah, emas telah sering
menjadi penyebab konflik : misalnya ada awal tahun 1500-an Raja Ferdinand
dari Spanyol menetapkan prioritas kepada para conquistador – penakluk -
xviii
hambanya yang akan berangkat mencari Dunia Baru, "Bawa pulanglah emas,"
perintahnya kepada mereka, "kalau bisa, dapatkan semanusiawi mungkin, tapi
apapun risikonya, bawalah emas." Titah sang raja tersebut menjadi awal
pemusnahan peradaban Aztec dan Inca. Konflik karena perebutan emas juga
terjadi pada awal ketika Amerika berburu emas ke Georgia, California, dan
Alaska.
Pada abad pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas,
sehingga lahir ilmu alkimia, dengan tujuan membuat emas. Manusia modern
berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak emas dari air laut dan
mengubah timbel atau merkurium menjadi emas dalam mempercepat partikel.
Namun emas yang murah tetaplah emas alamiah yang harus ditambang.
Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :
1. Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 g/1000 kg atau 0.5 g/ton
atau 0.5 ppm ( part per million, per satu juta bagian )
2. Biji rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam
galian terowongan terbuka yakni kandungan 1-5 g/1000 kg (1 -5 ppm )
3. Biji bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 g/1000 kg ( 3 ppm )
4. Biji nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 g/1000 kg
( 30 ppm )
Kelimpahan relatif emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar 0,004
g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam perairan laut. Menurut
Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk dieksploitasi
sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25 ppm).
Emas di dunia mulai ditambang sejak tahun 2.000 sebelum masehi oleh
bangsa-bangsa di dataran Mesir ( bangsa Mesir, Sudan dan Arab Saudi ). Pada
sekitar abad ke-19, pencarian emas muncul kapanpun ketika ditemukan adanya
deposit emas, termasuk di California, Colorado, Otago, Australia, Black Hills,
dan Klondike.
xix
Sedangkan deposit emas terbesar ditemukan di Precambrian
Witwatersrand, Afrika Selatan, dengan luasan ratusan mil dan dengan
kedalaman di lebih dari dua mil. Sejak tahun 1880-an, Afrika Selatan telah
menjadi sumber untuk sebagian besar sediaan emas dunia. Pada tahun 1970,
produksinya mencapai hingga 70 % dari persediaan dunia, yaitu memproduksi
sekitar 1000 ton, namun produksi di tahun 2004 hanya 342 ton. Penurunan ini
berhubungan dengan bertambahnya kesulitan dalam ektraksi dan faktor
ekonomi yang memperngaruhi industri Afrika Selatan. Produsen utama lainnya
adalah Kanada, Australia, bekas Uni Soviet, dan Amerika Serikat ( Arizona,
Colorado, California, Montana, Nevada, South Dakota, dan Washington ).
Sebelum Perang Dunia II, Indonesia adalah penghasil emas terbesar di Asia
Tenggara. Satu-satunya pengelola tambang emas di Indonesia pada awal tahun
1980-an adalah PT Aneka Tambang, sebuah BUMN di bawah Departemen
Pertambangan dan Energi.
Tiga penambang emas besar di Indonesia menurut data tahun 1987 adalah:
PT Freeport Indonesia Inc. yang berlokasi di Tembagapura, Papua
dengan jumlah produksi 2,2 ton/tahun ( 1986 ).
PT Lusang Mining yang berlokasi di Bengkulu dengan jumlah produksi
300 kg/tahun ( 1986 ).
PT Aneka Tambang ( Persero ) berlokasi di Cikotok, Jawa Barat
dengan jumlah produksi 240 kg/tahun ( 1986 ).
Reaksi Kimia Unsur Emas
Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu
terdapat di alam dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya,
proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya
pada ekstraksi logam perak.
xx
Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit
senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu
senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga,
tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua
larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan
ion emas (III) menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq)
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia.
Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah
kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan
udara. Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi
emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia.
Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk
trihalida emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion
tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen
dalam “emas cair”, yaitu suatu campuran spesies emas dalam larutan yang akan
mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.
Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk
monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)
xxi
Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum
asam klorida pekat dan atau bagian volum asam nitrat pekat ( Jabir ibn-
Hayyan, ca. 760-815 ) :
Au(s) + 4HCL (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)
3.9 Proses Terbentuknya Emas
Mungkin untuk lebih tahu jelasnya terbentuknya emas, maka
hendaknya kita mengetahui apa pengertian emas. Berikut merupakan
pembentukan emas dengan berbagai cara berdasarkan dari pengertiannya.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), massa jenisnya 19,3 gr/cm3. Warnanya
kuning emas, kekerasaanya rendah sehingga dapat dipotong dengan pisau dan
mudah diubah bentuknya. Bentuknya di alam tidak teratur, ukuran butirnya
bervariasi tetapi sering kali mikroskopis dan bahkan sukar dilihat (Munir,
1996)
Mineral pembawa emas biasanya berpadu dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat,
xxii
turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral nonlogam. Mineral pembawa
emas juga berpadu dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral
pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah
paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang. Tekanan suhu inilah
yang membagi prosesnya.
Emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana air magmatik
yang mengandung ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium
mengangkut logam emas ke permukaan bumi.Kecenderungan terdapatnya
emas terdapat pada zona epithermal atau disebut zona alterasi hidrothermal.
Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona dimana air yang berasal dari
magma atau disebut air magmatik bergerak naik kepermukaan bumi. Celah dari
hasil aktivitas Gunungapi menyebabkan air magmatik yang bertekanan tinggi
naik ke permukaan bumi. Saat air magmatik yang yang berwujud uap mencapai
permukaan bumi terjadi kontak dengan air meteorik yang menyebabkan ion
sulfida dan ion klorida yang membawa emas terendapkan. Air meteorik
biasanya menempati zona-zona retakan-retakan batuan beku yang mengalami
proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik. Seiring dengan makin
bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-
retakan tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari logam-logam yang
mengandung ion-ion kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi yang
potensial mengandung emas dapat diidentifikasi dengan melihat lapisan pirit
atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun atas batuan intrusif misalnya
granit atau diorite
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena
prosesmetasomatisme yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air
panas (hydrothermal) atau fluida lainnya. Genesis emas dikategorikan menjadi
dua yaitu endapan primer dan endapan plaser (Alamsyah,
2006) Berdasarkan temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat
pembentukan emas dapat dibagi menjadi 3 jenis
1) Endapan Hipotermal
xxiii
Endapan ini terbentuk pada temperatur ≈ 300°C - 600°C pada
kedalaman > 12.000 meter. Endapan ini merupakan endapan urat (vein) dan
penggantian (replacement) yang terbentuk pada temperatur dan tekanan tinggi.
Pada endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit, kovelit,
kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan perak.
Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti
piroksen, amfibol, garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan
mika cokelat (Warmada, 2007)
2) Endapan Mesotermal
Endapan ini terbentuk pada suhu 200-4000C dan kedalaman bekisar
3.000 meter sampai 12.000 meter. Endapan ini terletak agak jauh dari tubuh
intrusi, maka sumber panas yang utama berasal dari fluida panas yang bergerak
naik dari lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Fluida tersebut
berasal dari meteorik water yang masuk menuju lokasi intrusi dan mengalami
pemanasan yang selanjutnya naik menuju lokasi endapan mesotermal.
Logam utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas, perak,
tembaga, seng dan timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa sulfida,
arsenida, sulfantimonida, dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit, sfalerit, galena,
tetrahedrit, dan tentalit serta emas stabil merupakan mineral bijih yang paling
banyak ditemukan. Mineral pengotor yang dominan adalah kuarsa namun
selain itu juga dijumpai karbonat seperti kalsit, dolomit, ankerit dan sedikit
siderit, florit yang merupakan asosiasi penting
3) Endapan epitermal
Endapan ini terbentuk pada suhu 50°C - 250°C yang berada dekat
permukaan bumi dan terletak pada kedalaman paling jauh dari tubuh intrusi,
dan terbentuk pada kedalaman 1 km . Sumber panas yang utama pada endapan
ini berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari lokasi intrusi menuju
lokasi terbentuknya endapan ini. Dengan kata lain, fluida panas tersebut telah
melewati zona endapan mesotermal
3.10 Proses pengolahan Emas
xxiv
3.10.1 Retort Mercury Pengolahan Batuan Emas Dengan Mesin
Tromol Secara Sederhana
Retort emas dari
merkuri atau proses
penyulingan air raksa
dari merkuri hasil dari
pengolahan batuan emas
dengan mesin tromol
adalah proses
pemisahan antara logam
emas dan merkuri dari
Proses Pengolahan
Emas Dengan Mesin Tromol Atau Gelondong. Mungkin para penambang
emas belum banyak yang mengetahui cara penyulingan air raksa (MERKURI)
yang telah terikat pada kandungan emas hasil dari gelondongan. Untuk
menyiasati Agar merkuri anda yang terdapat pada logam emas yang telah
terikat tidak hilang secara cuma cuma dan dapat digunakan kembali maka anda
dapat menyiasati dengan apa yang kami lakukan saat ini , karena selama ini
banyak para penambang yang secara langsung membakar kandungan logam
emas yang masih bercampur dengan air raksa (MERKURI) tersebut sehingga
merkuri tersebut hilang menjadi gas asap yang bisa membahayakan diri anda
sendiri. Cara yang mereka lakukan sangat berbahaya dan membahayakan
keselamatan jiwa mereka seolah-olah proses pencairan dilakukan secara
simultan, asap gas dari uap merkuri akan terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
Untuk menghapus semua logam terlarut oleh merkuri, maka perlu dilakukan
sebuah proses retort atau filter, sebelum proses peleburan mineral emas. Untuk
menyiasati bahwa merkuri yang terkandung dalam logam emas pasti akan
menghilang, maka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti yang
kami lakukan saat ini
xxv
.
3.10.2 Proses Pemurnian Emas Sederhana
Dalam sistem pengolahan emas , proses pemurnian logam emas sangatlah
penting dilakukan , dimana logam emas yang masih tercampur dengan logam
lainnya , baik itu berupa logam perak dan tembaga dipisahkan dengan melalui
sistem cukim ( Pemurnian logam emas ) agar nantinya dihasilkan kandungan
kemurnian logam emas yang tinggi atau logam emas kadar 99,99% . Cara
pemurnian logam emas secara konvensional ( sistem cukim ) ini sangat penting
dilakukan oleh kalangan penambang atau pun pedagang emas untuk
menghasilkan kandungan emas murni yang berkadar tinggi.
3.10.3 Teknik Pengolahan Emas Dengan Mesin Tromol dan Kimia
xxvi
Emas, logam yang berwarna ke kuningan, yang namanya diambil dari
bahasa Inggris kuno Geolu yang artinya kuning, simbol kimia nya Au dari
bahasa latin Aurum. Emas merupakan logam mulia yang paling banyak
diminati oleh semua orang , dari zaman nenek moyang kita sampai sekarang
logam mulia bernama emas tak pernah bosan untuk selalu dibicarakan. Hingga
sekarang emas masih menjadi pilihan utama usaha pertambangan logam,
terlebih karena harga logam emas yang saat ini melonjak drastis ,bahkan dari
masa ke masa harga emas semakin melambung tinggi. Metode pengolahan
emas pun telah bermacam macam. mulai dari amalgamasi hingga bio leaching.
aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan emas dengan
menggunakan metode gravitasi melalui pendulangan (panning) dan gelundung
(trommel).
Pengolahan batuan emas yang saat ini banyak digunakan dalam skala
kecil adalah dengan menggunakan teknik pengolahan batuan emas dengan
mesin tromol ( glundung) namun berbagai kekurangan masih banyak terdapat
dalam sistem perolehan logam emas tersebut. Karena perolehan logam yang
rendah ini disebabkan karena berbagai pengotor pada batuan yang diproses,
karena sebagian besar dari kandungan emas masih terbungkus / berasosiasi
xxvii
dengan logam -logam lain ataupun mineral sulfida , sehingga tak mampu untuk
teramalgasi tanpa adanya bantuan proses kimiawi.
3.10.4 Cara kimia
Cara kimia terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu pengecilan ukuran,
pinggilingan, amalgamasi, sianidasi dan pemurnian. Namun untuk emas
yang diperoleh dengan cara pendulangan umumnya langsung masuk pada tahap
sianidasi kemudian dimurnikan. Bijih emas dan bentuk emas yang diperoleh
dengan cara pendulangan dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Bijih emas dan butiran emas yang diperoleh dengan cara
pendulangan
3.10.5 Cara mekanik
Cara ini dilakukan tanpa bahan kimia. Hal ini disebabkan emas yang
diperoleh telah dalam keadaan murni dengan butiran yang besar. Misalnya
dengan sedikit pemanasan pada suhu rendah untuk menghilangkan pengotor-
pengotor yang berupa akar-akar kayu atau cukup dicuci menggunakan aquades
untuk membersihkan pasir atau tanah-tanah yang masih menempel pada emas.
3.11 Sifat dan Pemakaian Emas
Emas sejak diketahui hingga saat ini selalu dinilai sebagai barang
berharga. Berdasarkan peraturan pemerintahan bahan galian emas termasuk
golongan logam vital bersama perak dan platina.
xxviii
Emas dalam keadaan murni merupakan suatu logam yang sangat lunak.
Untuk mengatasi ini maka emas dicampur dengan logam-logam lain.
Umumnya logam yang ditambahkan adalah tembaga dan perak. Emas yang
berwarna merah mengandung tembaga sedangkan emas putih mengandung
paladium dan nikel. Paduan antara suatu logam dengan unsur logam atau
nonlogam disebut alloi.
Kemurnian emas dinyatakan dengan karat. Bilangan karat
menunjukan bagian emas yang terdapat di dalam paduan logam. Emas 24 karat
adalah 100% emas murni tanpa bahan tambahan. Sedangkan emas 18 karat
artinya didalam emas tersebut terdapat 18/24 emas murni atau dalam emas
tersebut terdapat 75% emas murni. Sisa dari 75% adalah jumlah bahan yang
ditambahkan.
Emas yang biasa dijual dipasaran kualitasnya sangat tergantung pada
perusahaan yang memproduksinya. Terutama untuk emas-emas yang diperoleh
dengan cara pelapisan atau yang disebut penyepuhan. Hal ini sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dimana cincin atau gelang emas yang kilaunya
memudar. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya membeli emas atau gelang dari
tempat atau perusahaan yang dipercaya, walaupun harganya sedikit lebih
mahal.
Berikut beberapa sifat dan pemakaian emas:
1. Merupakan unsur yang yang mempunyai daya hantar listrik dan panas yang
baik.
2. Warna kuning yang sangat menarik, sangat liat, mudah ditempa menjadi
lembaran yang sangat tipis dan dapat ditarik menjadi kawat dengan diameter
yang sangat kecil
3. Memiliki sifat yang sangat tidak reaktif secara kimia. Karena sifat yang
tidak reaktif dan memiliki warna yang menarik, emas banyak dimanfaatkan
untuk pembuatan perhiasan, pembuatan gigi palsu dan pembuatan reaktor
xxix
industri kimia yang tahan korosi misalnya pada industri rayon digunakan
logam paduan 70% emas dan 30% paladium.
4. Kini emas yang menghasilkan radioaktif dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit kanker.
5. Emas dengan kadar murni (24 karat) digunakan untuk mengangkat
sel-sel kulit mati sehingga sel-sel yang telah rusak akan diperbaharui.
Gambar emas 24 karat yang digunakan untuk facial
Berikut merupakan beberapa sifat fisik emas:
Wujud Padat
Bilangan oksidasi +1 dan +3
Massa jenis 18,3 g/cm3
Titik didih 2809 °C
Titik lebur 1064,18 °C
Struktur kristal kubus pusat muka
xxx
struktur kristal emas
Emas dikatakan sangat tidak reaktif karena pada kondisi biasa tidak
bereaksi dengan sebagian besar pereaksi dan unsur-unsur yang lain. Asam
sulfat pekat, asam fluorida, asam klorida, oksigen, nitrogen, halogen, selenium,
karbon dan hidrogen pada suhu kamar tidak bereaksi dengan emas, tetapi pada
suhu tinggi sekitar 150 ºC emas dapat bereaksi dengan brom dan uap air.
Air raja adalah pelarut yang baik untuk emas. Air raja merupakan
campuran antara asam nitrat pekat dan asam klorida pekat dengan
perbandingan volume 1:3. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Au(s) + 3HNO3(aq) + 4HCl(aq) ―→ HAuCl(aq) + 3NO2(g) + 3H2O(l)
Dalam keadaan tanpa oksigen natrium sianida dapat bereaksi secara
perlahan dengan emas. Tetapi reaksi akan berlangsung cepat dengan adanya
oksigen, berikut reaksinya:
Au(s) + 8NaCN(aq) + O2(g) + H2O(l) ―→ 4NaAu(CN)2(aq) +
4NaOH(aq)
xxxi