UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
LAPORAN KASUSKarsinoma Sel Basal
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan
KlinikDi Bagian Kulit dan KelaminRumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa
Diajukan Kepada :Pembimbing : dr. Hiendarto, Sp.KK
Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021
Kepaniteraan Klinik Departemen Kulit dan KelaminFAKULTAS
KEDOKTERAN UNIMUS Rumah Sakit Umum Daerah AmbarawaPERIODE 10 JUNI 9
JULI 2013LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KULIT DAN
KELAMIN
Presentasi kasus dengan judul :Karsinoma Sel Basal
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan
KlinikDi Bagian Kulit dan KelaminRumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa
Disusun Oleh :Ghariza Pramitaningrum H2A009021
Telah disetujui oleh Pembimbing :Nama Pembimbing Tanda Tangan
Tanggal
dr. Hiendarto, Sp.KK ..................................
.................................
Mengesahkan :Koordinator Kepaniteraan Kulit dan Kelamin
dr. Hiendarto, Sp.KK NIP. 197308042009091001
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKarsinoma sel basal merupakan keganasan kulit
berasal dari sel yang tidak mengalami keratinisasi dan terdapat
pada lapisan basal sel di epidermis.1 Karsinoma sel basal merupakan
keganasan kulit tersering pada manusia, pada umumnya tumbuh lambat
dan jarang metastasis tetapi dapat terjadi kerusakan lokal yang
berat jika diabaikan atau tidak mendapat perawatan yang
adekuat.2,3Karsinoma sel basal paling sering di usia tua, tetapi
sekarang frekuensinya meningkat pada usia yang lebih muda yaitu
kurang dari 50 tahun. Di Amerika Serikat, diperkirakan 1 juta kasus
baru terjadi tiap tahunnya. Frekuensi antara laki-laki dan wanita
hampir sama, tetapi lelaki lebih sering dari wanita dengan
perbandingan 3 : 2. Insiden Karsinoma Sel Basal diperkirakan
meningkat 10 % pertahun di dunia dan paling banyak mengenai
individu kulit putih (30%), orang tua, terutama di daerah sekitar
hidung (20,9%) dan wajah (17,7%).1 Karsinoma Sel basal memiliki
distribusi yang tipikal, paling banyak pada bagian wajah, diikuti
oleh ekstremitas atas, batang tubuh dan ekstremitas bawah.4
Karsinoma sel basal juga dilaporkan terjadi pada penis5 dan vulva
atau perianal.6 Penyebab karsinoma sel basal belum diketahui tetapi
faktor yang berhubungan dengan lingkungan diduga sebagai faktor
predisposisi, antara lain : paparan sinar ultraviolet, paling
sering UVB 290-320 nm diyakini memegang peranan penting untuk
perkembangan KSB dibandingkan UVA; paparan sinar buatan tanning
boots; paparan ion radiasi seperti terapi x-ray, paparan arsenik
terutama pada solution Fowlers dari potassium arsenite yang
digunakan sebagai obat pada berbagai gangguan termasuk asma dan
psoriasis. Paparan karsinogen lain yang mungkin relevan seperti
asap rokok dan arsenik.1,7,8 Karsinoma sel basal mempunyai bentuk
klinis yang berbeda, yaitu nodular, berpigmen, kistik, superfisial
dan bentuk morfea.8,9Penatalaksanaan Karsinoma Sel Basal mencakup
berbagai modalitas terapi, perlu beberapa pertimbangan dalam
menetukan penatalaksanaan tersebut, termasuk karakteristik KSB
tersebut dan keadaan pasien. Pilihan pertama penatalaksanaannya
adalah pembedahan, jika tidak ada kontraindikasi untuk
melaksanakannya. Penatalaksanaan KSB selain pembedahan meliputi
kuretase dan elektrodesikasi, bedah beku, laser karbondioksida,
radioterapi, terapi topikal, terapi fotodinamik serta
kemoterapi.1,3,9Bila diterapi dengan baik, prognosis pasien KSB
sebagian besar adalah baik. Untuk kasus metastase yang sangat
jarang terjadi prognosisnya adalah buruk, dimana rata-rata bertahan
hidup 8-10 bulan sejak didiagnosis.1Dilaporkan satu kasus Suspek
Karsinoma Sel Basal pada pelipis kiri seorang laki-laki berusia 64
tahun.
B. TujuanTujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:1.
UmumMengetahui tentang penyakit karsinoma sel basal2. Khususa.
Menyusun laporan kasus untuk penderita karsinoma sel basalb.
Menjelaskan tentang karsinoma sel basalc. Menjelaskan pendiagnosaan
hingga penatalaksanaan karsinoma sel basal
C. ManfaatManfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:1.
Memberikan informasi tentang karsinoma sel basal2. Melakukan
follow-up hingga selesai untk memantau perkembangan pasien
BAB IILAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITAa. Nama : Tn. Y.S.b. Usia: 64 tahunc. Jenis
Kelamin: Laki-lakid. Alamat: Sawahan Lore. Agama: Katholikf. Status
: Kawing. Suku: Jawah. Pekerjaan: Pensiunan PNSi. Tanggal Masuk: 18
Juni 2013j. Diambil dari: Bangsal Anyelir kelas I-F
ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal
18 Juni 2013 pukul 08.00 WIB di bangsal Anyelir.a. Keluhan Utama:
Luka pada pelipis kiri yang tak kunjung sembuh b. Riwayat Penyakit
Sekarang 1 tahun yang lalu SMRS pasien mengeluhkan adanya benjolan
sebesar biji beras yang menyerupai andeng-andeng. Benjolan terasa
gatal dan tumbuh. Akan tetapi, bila digaruk pada area benjolan
tersebut pasien terasa nyaman. 4 bulan yang lalu ketika digaruk
benjolan tersebut menjadi luka. Luka diobati menggunakan getah
tanaman tetapi luka yang dialami tidak sembuh malah semakin parah
dan melebar dari luka awal. Daerah luka menjadi gatal dan sedikit
nyeri. Pasien tidak merasa demam selama ada luka, pasien sering
merasa sakit kepala dan leher terasa tegang, BAB tidak terganggu,
BAK tidak terganggu, lemas tidak dirasakan oleh pasien.
c. Riwayat Penyakit DahuluKeluhan serupa: DisangkalAlergi:
DisangkalDiabetes Mellitus: Diakui (sejak 18 tahun yang
lalu)Hipertensi: Diakui (sejak 18 tahun yang lalu)Jantung: Belum
Tahud. Riwayat Penyakit KeluargaKeluhan serupa: DisangkalAlergi:
DisangkalDiabetes mellitus: Diakui (ibu pasien)Hipertensi: Diakui
(ayah dan ibu pasien)Jantung: Disangkale. Riwayat PribadiPerokok
aktif: Diakui (dari muda sampai 1995)Olah raga: Diakui (jalan
santai setiap pagi)f. Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal bersama
istri dan mempunyai 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung oleh
ASKES (Kesan Ekonomi Cukup)
PEMERIKSAAN FISIKPemerikaan fisik dilakukan tanggal 18 Juni 2013
Pukul 08.30 di bangsal Anyelir Keadaan Umum:Kesadaran: Compos
MentisGCS: 15 (E 4, V 5, M 6)Vital sign:TD: 160/80 mmHgNadi:
86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR: 20x/menitSuhu:
36,50C secara aksiler
BB: tidak dilakukanTB: tidak dilakukanStatus Gizi : Kesan Status
gizi kurangStatus Generalisata:Kulit: Warna sawo matang, tampak
kusam, terdapat luka di pelipis kiriKepala: Mesosephal, terdapat
luka di pelipis kiriMata: Corpus alienum(-/-); konjungtiva: anemis
(-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); Reflek cahaya (+/+); Pupil
isokor 3mm/3mmHidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret
(-)Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), sekret (-/-)Mulut:
Lembab (+), sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis
(-)Leher:Limfonodi(-), pembesaran tiroid (-), otot bantu pernafasan
(-)Status Dermatologik:Lokasi : di pelipis kiriUKK:Ulkus mudah
berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm
Status Venerologi: Tidak dilakukanStatus
Internus:Thorax:Cor:Inspeksi: Ictus cordis tidak tampakPalpasi: IC
teraba di SIC VI 2 cm LMCS, tak kuat angkatPerkusi: Batas atas
jantung: ICS II Linea parasternal sinistraPinggang jantung: ICS III
Linea parasternal sinistraBatas kiri bawah jantung: ICS VI 2 cm
medial Linea mid clavicula sinistraBatas kanan bawah jantung: ICS
IV Linea sternalis dextraAuskultasi: BJ I & II normal &
murni, bising (-), gallop (-)PulmoDextraSinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
AuskultasiSimetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+), suara tambahan paru: wheezing (-), ronki
(-)Simetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+),suara tambahan paru: wheezing (-), ronki
(-)
Abdomen:Inspeksi: Dinding abdomen datar, massa (-), warna kulit
sama dengan warna kulit sekitarAuskultasi: Bising usus (+) normal
(15x/menit)Perkusi: Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),
ascites (-)Palpasi: Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak
teraba
EkstremitasSuperiorInferior
Akral dingin-/--/-
Oedem-/--/-
Sianosis-/--/-
Ikterik-/--/-
Spider nevi-/--/-
Ptekie -/--/-
Varises -/--/-
GerakanBebas/BebasBebas/Bebas
Kekuatan5/5/55/5/5
TonusNormotoniNormotoni
Refleks FisiologisTidak dilakukanTidak dilakukan
Refleks PatologisTidak dilakukanTidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG1. HematologiPEMERIKSAANHASILNILAI
RUJUKANSATUAN
Hemoglobin 12.014.0-18.0g/dl
Leukosit 7.04.0-10Ribu
Eritrosit 3.924.0-6.2Juta
Hematokrit 35.040-58%
Trombosit227200-400Ribu
MCV89.380-90Mikro m3
MCH30.627-34Pg
MCHC34.332-36g/dl
RDW11.510-16%
MPV7.27-11Mikro m3
Limfosit2.41.7-3.510^3/mikroL
Monosit0.40.2-0.610^3/mikroL
Granulosit4.32.5-7.010^3/mikroL
Limfosit%33.825-35%
Monosit%5.14-6%
Granulosit%61.150-80%
Globulin2.642.0-4.0g/dl
Uric Acid4.402-7mg/dl
Cholesterol244< 200 dianjurkan200-240 Risiko sedang>240
Risiko tinggimg/dl
HDL cholesterol4340-75mg/dl
LDL cholesterol180.2< 130 dianjurkan130-159 Risiko sedang160
Risiko tinggimg/dl
Trigliserid Acid10470-140mg/dl
2. SerologiPEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUAN
HBsAgNon-reaktifNon-reaktif
PCT0.1630.2-0.5%
PTT11.59.7-13.1detik
APTT29.923.9-39.8detik
3. Kimia KlinikPEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUAN
Gula Darah Puasa16992-115mg/dl
Gula darah 2 jam PP170< 120mg/dl
Ureum33.010-50mg/dl
Creatinin1.360.62-1.1mg/dl
Bilirubin total0.620.2-1.1mg/dl
Bilirubin direct0.20< 0.2mg/dl
Bilirubin indirect0.420.0-0.8mg/dl
SGOT250-50U/L
SGPT550-50IU/L
Protein Total6.86-8g/dl
Albumin4.173.4-4.8g/dl
4. HistopatologiSudah dilakukan pengambilan sampel jaringan
tetapi untuk hasil belum ada.
RESUMETanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S
dengan keluhan ulkus ekskoriatum pada pelipis sinistra. 1 tahun
yang lalu terdapat massa menyerupai nevus yang hiperpigmentasi.
Massa terasa gatal dan membesar. 4 bulan yang lalu massa yang
digaruk menjadi ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi
diobati menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan
nyeri. Pasien sering mengeluh tension headache, gangguan vegetative
dan sistematis tidak ada. Pasien mempunyai riwayat DM dan darah
tinggi sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang perokok
aktif.Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos
mentis, TD 160/80 mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu
36,50C.Status dermatologik pada kepala ulkus eksoriatum pada
pelipis kiri dengan UKK berupa Ulkus mudah berdarah, tepi
menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm. Bentuknya numular dan
lokasinya soliter.
DIAGNOSIS BANDING Karsinoma Sel Skuamosa Melanositic naevi
Melanoma Malignan
DIAGNOSIS Suspect Karsinoma Sel Basal
PENATALAKSANAAN1. Farmakologisa. Inj. Inj. cefotaxim 3x1 amp b.
Diamicron 80mg 1x1 tab. c. Bio 1x1 tab.d. Eclid 50mg 3x1.e.
Pembukaan jalur iv (cairan RL 20 tpm)
2. Bedaha. Dilakukan bedah scalpel pada tanggal 26 Juni 2013
pada pukul 10.30 WIBBedah yang dilakukan selain untuk mengangkat
jaringan, digunakan pula untuk tes histopatologis untuk mengetahui
ada atau tidaknya keganasan.
3. Non-farmakologisa. Diet rendah gula dan rendah garamb.
Melakukan balut pada luka dang anti balut tiap 3 hari sekali
EDUKASIUntuk edukasi diberikan pada pasien dan keluarganya:1.
Motivasi pada pasien dan keluarga untuk rajin melakukan ganti balut
sesuai dengan anjuran yang diberikan.2. Melakukan diet rendah gula
dan garam untuk menstabilkankan gula darah dan tekanan darah.3.
Rutin untuk meminum obat yang telah diberikan untuk tindakan
preventif kedepannya.
PROGNOSIS1. Quo ad Vitam: ad bonam.2. Quo ad Sanam: dubia ad
bonam.3. Quo ad Cosmeticam: dubia ad bonam
FOLLOW-UP1. Tanggal 18 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 160/80
mmHgNadi: 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
20x/menitSuhu: 36,50C secara aksilerGD: 103 mg/dlKeluhan:Gatal dan
nyeri pada lukaLokasi : pelipis kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi
menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm2. Tanggal 19 Juni 2013 pada
bangsal anyelirTD: 170/100 mmHgNadi: 90x/menit, irama regular, isi
dan tegangan kuatRR: 18x/menitSuhu: 370C secara aksilerGD: 132
mg/dlKeluhan:Gatal dan nyeri pada lukaLokasi : pelipis kiriUKK:
Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d =
5cmTindakan: Dilakukan ganti balut Inj. cefotaxim 3x1 Diamicron
80mg 1x1 Bio 1x13. Tanggal 20 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD:
160/80 mmHgNadi: 78x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
20x/menitSuhu: 36,80C secara aksilerGD: 130 mg/dlKeluhan:Gatal pada
luka, sakit kepala hingga ke leherLokasi : pelipis kiriUKK: Ulkus
mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cmTindakan:
Inj. cefotaxim 3x1 amp Diamicron 80mg 1x1 tab Bio 1x1
4. Tanggal 21 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 120/70 mmHgNadi:
84x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR: 16x/menitSuhu:
360C secara aksilerGD: 151 mg/dlKeluhan:Gatal pada lukaLokasi :
pelipis kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung,
hiperpigmentasi, d = 5cmTindakan: Inj. cefotaxim 3x1 amp Diamicron
80mg 1x1 tab. Bio 1x15. Tanggal 22-23 Juni 2013 pada bangsal
anyelirTD: 120/70 mmHgNadi: 84x/menit, irama regular, isi dan
tegangan kuatRR: 16x/menitSuhu: 360C secara aksilerGDP: 151
mg/dlKeluhan:Lokasi : pelipis kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi
menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cmTindakan: Inj. cefotaxim 3x1
amp Diamicron 80mg 1x1 tab Bio 1x1 Persiapan tindakan operasi Ganti
balut6. Tanggal 24 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 170/80
mmHgNadi: 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
18x/menitSuhu: 37,10C secara aksilerGD: 125 mg/dlKeluhan:Keluhan
berkurangLokasi : pelipis kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi
menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cmTindakan: Inj. cefotaxim 3x1
amp Diamicron 80mg 1x1 tab. Bio 1x1
7. Tanggal 25 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 160/100
mmHgNadi: 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
18x/menitSuhu: 37,10C secara aksilerGD: 212 mg/dlKeluhan:Keluhan
berkurangLokasi : pelipis kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi
menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cmTindakan: Inj. cefotaxim 3x1
amp Diamicron 80mg 1x1 tab. Bio 1x1 Eclid 50 mg 3x18. Tanggal 26
Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 140/80 mmHgNadi: 72x/menit, irama
regular, isi dan tegangan kuatRR: 18x/menitSuhu: 37,10C secara
aksilerGD: 154 mg/dlKeluhan:Keluhan berkurangLokasi : pelipis
kiriUKK: Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d
= 5cmTindakan: Inj. cefotaxim 3x1 amp Diamicron 80mg 1x1 tab. Bio
1x1 Eclid 50 mg 3x1 Dilakukan operasi pukul 10.30 WIB Ketorolac 2x1
amp.9. Tanggal 27 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 150/80
mmHgNadi: 82x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
20x/menitSuhu: 370C secara aksilerGD: 180 mg/dlKeluhan:Keluhan
berkurangLokasi : pelipis kiriTindakan: Inj. cefotaxim 3x1 amp
Diamicron 80mg 1x1 tab. Bio 1x1 Eclid 50 mg 3x1
10. Tanggal 28 Juni 2013 pada bangsal anyelirTD: 140/80
mmHgNadi: 72x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuatRR:
18x/menitSuhu: 37,10C secara aksilerGD: 154 mg/dlKeluhan:Keluhan
tidak adaLokasi : pelipis kiriTindakan: ganti balut Inj. cefotaxim
3x1 amp Diamicron 80mg 1x1 tab. Bio 1x1 Eclid 50 mg 3x1BAB
IIITINJAUAN PUSTAKAKARSINOMA SEL BASAL
A. DefinisiKarsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah
neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel
folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut.
B. EpidemiologiSetiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus
baru kanker kulit non-melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat.
Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi setengah juta setiap
tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil statistik
baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit
jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni
penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang
mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa
jenis kanker lainnya.Diperkirakan 32.000 kasus baru akan
didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105 penduduk orang
Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada kehidupan mereka.
Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang menjadi
penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika
serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari
(berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap
menjadi salah satu bentuk kanker yang paling dapat
disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap
tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900
meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma.
C. EtiologiKanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini
meliputi:1. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan
produk-produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit. 2.
Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik
melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan
tidak langsung.3. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar.
4. Predisposisi genetik, termasuk bawaan Melanocytic Nevi Syndrome.
5. Paparan arsenik.6. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker
kulit.
D. PatofisiologiRadiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling
umum dari kanker kulit baik yang melanoma maupun yang non melanoma.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh binatang, sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah
UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri
untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang
akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses
karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon
UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 6 ikatan dobel dari
pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut.
Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer atau
pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur
DNA yang abnormal.Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase
sering salah memasukkan cytosine yang telah rusak berseberangan
dengan thymine. Mutasi ini muncul hanya apabila cytosine berada
berseberangan dengan thymine atau dengan cytosine yang lain, yang
merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV muncul. Dua gen
yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi
menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH
yang merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada
sekitar 90% dari BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari
siklus sel dan kematian sel bermutasi bermutasi pada sekitar
setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.Aspek terpenting dari
basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel tumor
epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut
sementara komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan
terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian
besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua
komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang
tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini sifatnya
sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma
sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada
kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan
bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma
didalamnya sulit memasuki system limfatik ataupun system vascular.
Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna
dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering mengadakan
metastase.Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang
dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis
epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang
hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin. Tumor tumbuh
dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut,
khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus
glandula sebacea.Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen
suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebai
tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang
menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal
dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi
pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus
karsinoma sel basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini
adalah translasi dari C T dan CC TT pada susunan dipyrimidine, yang
merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa adanya paparan
terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus
-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan
proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum
diketahui.
E. Manifestasi KlinisBagian tubuh yang terserang kanker sel
basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda
penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat,
kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman,
kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak
sembuh-sembuh.
F. Stadium KlinisMenurut Stadium Clarke I-V, kriteria
berdasarkan ketebalan tumor :Stadium ClarkeKetahanan 5 tahun ( %
)Ketebalan tumor (mm)
I ( Epidermis )100< 0,76
II ( dermis papiler )90-100,76 1,49
III ( dermis papiler/retikuler )80 901,50 2,49
IV ( dermis retikuler )60 702,50 3,99
V ( lemak subkutan )15 304,00 7,99> 8,00
G. Klasifikasi HistopalogisMenurut gambaran histopalogis
diklasifikasikan menjadi:a. Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk
pink nodul (pada kulit putih ), pada kulit bewarna akan terjadi
pingmentasi, pearly dan kadang terjadiulserasi.b. Superficial BCC :
banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena eksposur
sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan dengan
SCC ataupun Bowen diseasec. Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang
dijumpai, dan berbentuk nodul yang induratif dan tidak terbatas
jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan parut.d. Pigmented BCC :
mungkin merupakan varian dari nodular BCC.e. Cystic BCC : jaringan
sekali dijumpai f. Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang
jarang dijumpai
H. PemeriksaanPenegakan diagnosis berdasarkan:1.
AnamnesisDikeluhkan adanya lesi kulit seperti tahi lalat yang
berubah warnanya, gatal, nyeri, berdarah, membesar atau timbul
tukak atau ulkus. Kadang disebut sebagai borok yang tidak
sembuh-sembuh .2. Pemeriksaan FisikGambaran klinis dikenal sebagai
ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi berbentuk tidak rata,
seakan akan seperti gambaran gigitan rodent/tikus. Biasanya seperti
adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.3.
Pemeriksaan Penunjanga. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC
yang besar dan luas untuk melihat adanya inflitrasi sel tumor pada
tulang di bawahnya.b. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang,
operabilitas dan perencanaan pembedahan.c. Biopsi jaringanBentuk
klinis yang dijumpai pada BCC adalah :a. Jenis nodulo-ulseratif
(paling seringm : mula-mula berbentuk papul (papula) meninggi,
pearly atau permukaan mengilat seperti mutiara, sering terdapat
telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang
berskuama halus dan berkrusta tipis dan tumbuh lambat.b. Jenis
berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat
hitam, berbintik dan homogen.c. Jenis morphea liek atau fibrosis
jarang : bentuk plakat, kekuningan, tepi tidak jelas, kadang
meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa folikel rambut yang
konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan kadang
tertutup krusta. Ulserasi jarang.d. Jenis superficial : lokasi pada
kepala, leher, badan berupa bercak kemerahan, berskuamosa halus,
tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan meluas secara lambat, ulserasi.
Sering dijumpai multiple terutama pada pasien berkulit putih.e.
Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter,
bernodul padat, bertangkai pendek, permukaan halus sedikit
kemerahan seperti fibroma.f. Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma
Gortin Galzt)g. Sindroma Xeroderma Pigmentosum.h. Jenis linear and
generalized follicular basal cell nevi.i. Jenis generalized
follicular : disertai kerontokan rambut sebagai akibat kerusakan
folikel rambut karena pertumbuhan tumor.j. Albinism : sensitif
terhadap UV (tidak adanya melanin perlindung kulit ) mudah terjadi
BCC, SCC ataupun melanoma.
I. Diagnosa Bandinga. Karsinoma Sel Skuamosab. Melanositic
naevic. Melanoma Malignan
J. PenatalaksanaanMetode berikut ini digunakan dalam pengobatan
karsinoma sel basal (BCC) :1. Standar bedah eksisiKetika margin
bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat
kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope
A dapat membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat
mengidentifikasi tumor tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan tumor yang
bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan
eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel
basal dari wajah, terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan
struktur wajah. Sebuah diagram pada halaman 33 dari publikasi NCCN
menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena kebanyakan wajah
dengan pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan
bagian histologi yang dibekukan.2. Mohs pembedahan (atau Mohs
operasi mikrografiMohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi)
adalah prosedur rawat jalan di mana tumor pembedahan dipotong dan
kemudian segera diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah bentuk
pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal ini diklaim memiliki
tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa
individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk
memverifikasi margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika
margin tidak cukup, lebih akan dihapus dari pasien sampai margin
yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk karsinoma sel skuamosa,
namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs untuk
karsinoma sel basal.3. KemoterapiBeberapa kanker dangkal menanggapi
terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen kemoterapi. pengobatan
topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima aplikasi per minggu
selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan
untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.4.
ImunoterapiImunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
dengan menggunakan peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin
efektif. perusahaan Australia Peplin biofarmasi adalah
mengembangkan pengobatan topikal untuk BCC. Imiquimod atau Aldara
adalah sebuah immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di bawah
kemoterapi.5. RadiasiTerapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk
BCC sebagai dosis memadai akan memberantas penyakit tersebut.
Terapi radiasi dapat disampaikan baik sebagai sinar radioterapi
eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi internal).
Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua
yang tidak kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam
kasus-kasus di mana eksisi bedah akan menodai atau sulit untuk
merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims lubang
hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil sesedikit 5 kunjungan
ke sebanyak 25 kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya, kunjungan
lebih dijadwalkan untuk terapi, komplikasi kurang atau kerusakan
yang dilakukan terhadap jaringan normal yang mendukung tumor. Cure
rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau serendah 80% untuk
tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi
diperlakukan dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan
radiasi lebih lanjut lebih lanjut akan merusak jaringan normal, dan
tumor mungkin resisten terhadap radiasi lebih lanjut.6. Terapi
PhotodynamicTerapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk
pengobatan karsinoma sel basal, yang dikelola oleh aplikasi
photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika molekul ini diaktifkan
oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga menghancurkan sel
target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa sebagai
fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam
jenis kanker kulit lainnya.7. CryosurgeryCryosurgery adalah suatu
modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak. Ketika akurat
digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy, dapat
menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk
kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah
pengobatan tumor, dan waktu pemulihan yang lama.8.
Electrodessication dan kuretatau EDCEDC dilakukan dengan
menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis pergi kanker
lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini semakin
melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih
dalam dengan lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang,
dengan margin keamanan kuretase kulit normal di sekitar tumor
terlihat. Siklus ini diulang 3 sampai 5 kali, dan margin kulit
bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak
digunakan tergantung pada ukuran dan jenis tumor.
K. Komplikasi1. Sebuah risiko kekambuhan karsinomabasal.Sel
umumnya kambuh.Bahkan setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin
kambuh, sering di tempat yang sama.2. Peningkatan risiko jenis lain
kanker kulit.Sebuah sejarah karsinoma sel basal juga dapat
meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker kulit,
seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma.3. Kanker yang menyebar
di luar kulit.Langka, bentuk agresif karsinoma sel basal dapat
menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang.Sangat
jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari
tubuh.
BAB IVPEMBAHASAN
Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan
keluhan ulkus ekskoriatum pada pelipis sinistra. 1 tahun yang lalu
terdapat massa menyerupai nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa
gatal dan membesar. 4 bulan yang lalu massa yang digaruk menjadi
ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati
menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri.
Pasien sering mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan
sistematis tidak ada. Pasien mempunyai riwayat DM dan darah tinggi
sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang perokok aktif.Berdasarkan
hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80
mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.Status dermatologik
pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan UKK berupa
Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.
Bentuknya numular dan lokasinya soliter.Pada kasus ini pasien
didiagnosis suspek KSB karena pada anamnesis ditemukan luka yang
tak kunjung sembuh pada pelipis kiri yang berbentuk soliter dengan
tepi hiperpigmentasi dan perdarahan pada tengah ulkus. Pada riwayat
pribadi pasien seorang perokok aktif dan sering kegiatan di luar
ruangan. Untuk pengobatan secara medika mentosa memang tidak
terlalu ditekankan karena efek yang kurang bermakna.
Penatalaksanaan utamanya dengan terapi bedah. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penjalaran luka yang lebih luas lagi. Selain itu,
terapi bedah juga digunakan untuk biopsi jaringan (pemeriksaan
Histopatologis).Kesulitan terpi eksisi pada pasien ini adalah
riwayat DM dan hipertensi sejak 18 tahun yang lalu. Sehingga harus
dilakukan pengontrolan gula darah dan tensi yang tepat supaya pada
proses pembedahan tidak terjadi perdarahan yang hebat dan kesulitan
anestesi sewaktu pembedahan.
BAB VRESUME
Tanggal 18 Juni 2013 dilakukan anamnesis pada Tn. Y.S dengan
keluhan ulkus ekskoriatum pada pelipis sinistra. 1 tahun yang lalu
terdapat massa menyerupai nevus yang hiperpigmentasi. Massa terasa
gatal dan membesar. 4 bulan yang lalu massa yang digaruk menjadi
ulkus ekskoriatum. Ulkus ekskoriatum yang terjadi diobati
menggunakan getah tanaman. Daerah ulkus terasa gatal dan nyeri.
Pasien sering mengeluh tension headache, gangguan vegetative dan
sistematis tidak ada. Pasien mempunyai riwayat DM dan darah tinggi
sejak 1995 dan riwayat sebagai seorang perokok aktif.Berdasarkan
hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, TD 160/80
mmHg, nadi 86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C.Status dermatologik
pada kepala ulkus eksoriatum pada pelipis kiri dengan UKK berupa
Ulkus mudah berdarah, tepi menggulung, hiperpigmentasi, d = 5cm.
Bentuknya numular dan lokasinya soliter.Pasien merupakan rawat
bersama antara dokter kulit dengan dokter penyakit dalam. Pasien
mendapatkan terapi diabetes dan hipertensi yang diderita. Setelah
itu pasien dilakukan terapi pembedahan untuk menghilangkan ulkus
yang diderita ditambah dengan cefotaxim injeksi 3x1 ampul untuk
mengurasi resiko infeksi sekunder dan ketorolac untuk analgetik
pasca operasi.