BAB IV. KROMATOGRAFI CAIR A. INTERAKSI SOLUT-FASE GERAK-FASE DIAM Sistem paling sedrhana dari kromatografi cair adalah kromatografi kolom terbuka. Sistem ini tergolong non-instrumental method. Hampir semua sampel dapat dianalisis dengan metode ini dan tidak perlu pre treatment seperti penguapan pada kromatografi gas. Hal yang menjadi kekurangan dari sistem ini adalah keterbatasannya dalam menjaga laju alir fase gerak dan membuat fase diam terpacking secara merata. Oleh karena itu dalam banyak kasus sering terjadi pelebaran pita kromatogram. Ada banyak macam interaksi solut-fase diam-fase gerak yang mendasari terjadinya proses pemisahan dalam kromatografi ini, yaitu : Adsorpsi permukaan (didasarkan pada mekanisme adsorpsi-desorpsi solut dalam fase diam) 1. Partisi (didasarkan pada partisis solut dalam fase diam dan fase gerak) 2. Ion exchange atau pertukaran ion (didasarkan pada pertukaran ion solut dan fase diam) 3. Eksklusi (didasarkan pada perbedaan ukuran partikel solut) Kromatografi adsorpsi Dalam kromatografi adsorpsi fase diam yang digunakan merupakan padatan biasanya silika dan alumina. Solut dan fase gerak dapat berinteraksi dengan sisi polar dari fase diam. Pemisahan terjadi oleh karena perbedaan kekuatan adsorpsi solut terhadap fase diam. Fase diam alumina dapat digunakan untuk analisis amina dan derivatnya. Fase gerak yang dapat dipakai adalah heksana, kloroform atau 2-propanol. Sedangkan fase diam silika dapat digunakan untuk analisis eter, ester, porphirin dan vitamin larut lemak. Fase gerak yang dapat dipakai adalah heksana, kloroform dan 2-propanol. Kromatografi Partisi Pemisahan dalm kromatografi partisi terjadi oleh karena adanya partisis solut dalam dua fase cair yang berbeda. Perjalanan solut dalam kolom hampir sama dengan perjalanan solut dalam ekstraksi berkelanjutan. Solut yang lebih larut dalam fase diam akan tertahan lebih lama dalam kolom daripada solut yang
Sistem paling sedrhana dari kromatografi cair adalah kromatografi kolom terbuka. Sistem ini tergolong non-instrumental method. Hampir semua sampel dapat dianalisis dengan metode ini dan tidak perlu pre treatment seperti penguapan pada kromatografi gas. Hal yang menjadi kekurangan dari sistem ini adalah keterbatasannya dalam menjaga laju alir fase gerak dan membuat fase diam terpacking secara merata. Oleh karena itu dalam banyak kasus sering terjadi pelebaran pita kromatogram.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV. KROMATOGRAFI CAIR
A. INTERAKSI SOLUT-FASE GERAK-FASE DIAM
Sistem paling sedrhana dari kromatografi cair adalah kromatografi kolom
terbuka. Sistem ini tergolong non-instrumental method. Hampir semua sampel
dapat dianalisis dengan metode ini dan tidak perlu pre treatment seperti
penguapan pada kromatografi gas. Hal yang menjadi kekurangan dari sistem ini
adalah keterbatasannya dalam menjaga laju alir fase gerak dan membuat fase
diam terpacking secara merata. Oleh karena itu dalam banyak kasus sering
terjadi pelebaran pita kromatogram.
Ada banyak macam interaksi solut-fase diam-fase gerak yang mendasari
terjadinya proses pemisahan dalam kromatografi ini, yaitu : Adsorpsi permukaan
(didasarkan pada mekanisme adsorpsi-desorpsi solut dalam fase diam)
1. Partisi (didasarkan pada partisis solut dalam fase diam dan fase gerak)
2. Ion exchange atau pertukaran ion (didasarkan pada pertukaran ion solut
dan fase diam)
3. Eksklusi (didasarkan pada perbedaan ukuran partikel solut)
Kromatografi adsorpsi
Dalam kromatografi adsorpsi fase diam yang digunakan merupakan
padatan biasanya silika dan alumina. Solut dan fase gerak dapat berinteraksi
dengan sisi polar dari fase diam. Pemisahan terjadi oleh karena perbedaan
kekuatan adsorpsi solut terhadap fase diam.
Fase diam alumina dapat digunakan untuk analisis amina dan derivatnya.
Fase gerak yang dapat dipakai adalah heksana, kloroform atau 2-propanol.
Sedangkan fase diam silika dapat digunakan untuk analisis eter, ester, porphirin
dan vitamin larut lemak. Fase gerak yang dapat dipakai adalah heksana,
kloroform dan 2-propanol.
Kromatografi Partisi
Pemisahan dalm kromatografi partisi terjadi oleh karena adanya partisis
solut dalam dua fase cair yang berbeda. Perjalanan solut dalam kolom hampir
sama dengan perjalanan solut dalam ekstraksi berkelanjutan. Solut yang lebih
larut dalam fase diam akan tertahan lebih lama dalam kolom daripada solut yang
kelarutannya dalam fase diam kecil. Ada dua tipe dalam kromatografi partisi yaitu
:
1. Normal phase chromatography atau kromatografi fase normal, bila fase
diamnya bersifat polar dan fase geraknya bersifat non polar. Fase diam
yang dapat digunakan adalah amino (-NH2), Cyano (-CN) dan Diol
(glycidoxy-ethilmethokxysilane)
2. Reverse phase chromatography atau kromatografi fase terbalik, bila fase
diamnya bersifat non polar dan fase geraknya bersifat polar. Fase diam
yang dapat digunakan adalah RP-2 ( Si-CH2-CH3 ), RP-8 (Si-(CH2)7-
CH3), RP-18 (Si-(CH2)17-CH3.
Ion Exchange Chromatography atau Kromatografi Penukar Ion
Fase diam yang digunakan adalah molekul yang memiliki muatan ionik di
permukaannya dan muatannya berlawanan dengan muatan ionik solut. Kadang
molekul fase diam ini diikatkan pada bahan penyangga. Kromatografi tipe ini
cocok digunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa ionik.
Pada gambar di atas fase diam mempunyai muatan positif. Bila ada solut
yang bermuatan positif lebih kuat maka dapat mendesak dan menggantikan
muatan positif fase diam dan terjadilah proses retensi solut dalam fase diam.
Adanya perbedaan kekuatan interaksi antara solut dan fase diam menyebabkan
terjadinya pemisahan. Ada dua macam kromatografi penukar ion yaitu :
1. Penukar kation (cationic exchange}, bila muatan yang dipertukarkan
adalah positif
X+ + R-K+ X+R- + K+
Penukar kation kuat dapat menggunakan golongan asam sulfonat,
sedangkan penukar kation lemah dapat menggunakan golongan
karboksilat (-COOH)
2. Penukar anion (anionic exchange), bila muatan yang dipertukarkan
adalah negatif
x- + R+Cl- X-R+ + Cl-
Penukar anion kuat dapat menggunakan golongan amino quarterner,
sedangkan penukar anion lemah dapat menggunakan golongan amin
primer.
Di samping pemilihan fase diam, perlu mendapat perhatian adalah
pemilihan buffer. Derajat keasaman (pH) buffer harus dipilih pada pH di mana
komponen sampel yang akan dianalisis berada dalam bentuk ion. Untuk
pemisahan anion disarankan pH>6 atau pH>pKa, sedangkan untuk pemisahan
kation disarankan pH<6 atau pH<pKa. Konsentrasi buffer juga harus seminimal
mungkin untuk menghindari terjadinya kompetisi dengan solut.