Page 1
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan sangat tergantung pada profesionalisme
tenaga kerja pelaksana yang mengatur tahap-tahap pekerjaan serta ketepatan
dalam mengambil keputusan terhadap apa yang terjadi di lapangan. Dalam
pelaksanaan di lapangan, kepala pelaksana maupun pelaksana lapangan harus
dapat berkerja sama dengan pimpinan proyek, karena suatu masalah yang ada
harus terlebih dahulu di bicarakan dengan pihak pimpinan proyek. Dalam bab ini
akan diuraikan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang diamati selama praktek
kerja pada Proyek Pemgembangan Paviliun Garuda 2 RSUP Dr.KARIADI
Semarang yaitu sebagai berikut :
1. Pekerjaan Balok (beam),
2. Plat Lantai.
4.1 Tinjauan strutur Balok
Balok adalah elemen struktur yang mendukung tegangan lentur.Balok
berfungsi untuk mendukung beban vertikal,yang meliputi berat sendiri dan beban
yamg didukungnya,serta menahan beban horizontal yang ditimbulkan oleh beban
gempa dan ringan.
Jenis balok menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi balok induk dan
balok anak. Balok induk adalah Balok yang dianggap satu kesatuan dengan kolom
sehingga membentuk suatu konstruksi portal sedangkan balok anak adalah Balok
yang tertumpu pada balok induk yang dipakai untuk memperkecil bentang plat.
IV-1
Page 2
Balok dalam proyek ini mernpunyai ukuran-ukuran sebagai berikut :
1. Balok Lt. Semi Basement (20 x 40 cm)
a. Tulangan lapangan: atas 3D16 bawah 3D16 beugel Ø10-100 mm.
b. Tulangan tumpuan: tas 3D16 bawah 3D16 beugel Ø10-100 mm.
Gambar 4.1. Penulangan Balok TB-3
2. Balok Induk Lt. 01 (40 x 70 cm)
a. Tulangan lapangan:Ukuran balok ½ ln atas 3D22 bawah 6D22 beugel
Ø10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
b. Tulangan tumpuan luar:Ukuran balok 1/4ln atas 6D22 bawah 3D22
beugel 3 P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
c. Tulangan tumpuan dalam:Ukuran balok 1/4ln atas 6D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
IV-2
Page 3
Gambar 4.2. Detail Balok BI-I
3. Balok Induk Lt. 02 (40 x 70 cm)
a. Tulangan lapangan: Ukuran balok 1/2ln atas 3D22 bawah 4D22 beugel
3P10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
IV-3
Page 4
b. Tulangan Tumpuan Luar: Ukuran balok 1/4ln atas 6D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm selimut beton 30mm.
c. Tulangan Tumpuan Dalam: Ukuran balok 1/4ln atas 6D22 bawah 3D22
Beugel 3P10-100mm selimut beton 30mm.
IV-4
Page 5
Gambar 4.3. Detail Balok BI-2
4. Balok Induk lt. 03 (40 x 70 cm)
a. Tulangan lapangan: Ukuran balok 1/2ln atas 3D22 bawah 5D22 beugel
3P10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
b. Tulangan tumpuan Luar: Ukuran balok 1/4ln atas 5D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm.
c. Tulangan tumpuan Dalam: Ukuran balok 1/4ln atas 5D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30mm
IV-5
Page 6
Gambar 4.4. Detail Balok BI-3
5. Balok Anak BA1 (25 x 50 cm)
a. Tulangan lapangan: Ukuran balok 1/2ln atas 3D19 bawah 3D19 beugel
3P10-100 mm selimut beton 30mm.
b. Tulangan tumpuan Luar: Ukuran balok atas 3D19 bawah 3D19 beugel
3P10-100 mm selimut beton 30mm.
c. Tulangan tumpuan Dalam: Ukuran balok atas 3D19 bawah 3D19 beugel
3P10-100mm selimut beton 30mm.
IV-6
Page 7
Gambar 4.5. Detail Balok BA-I
6. Balok Anak BA2 (20 x 30 )
a. Tulangan lapangan:Ukuran balok 1/2ln atas 2D16 bawah 2D16 beugel
2P10-100 mm selimut beton 30mm.
b. Tulangan tumpuan luar: Ukuran balok 1/4 atas 2D16 bawah 2D16 beugel
2P10-100 mm selimut beton 30 mm.
c. Tulangan tumpuan dalam: Ukuran balok 1/4 atas 2D16 bawah 2D16
beugel 2P10-100 mm selimut beton 30 mm.
TUMPUAN KIRI
IV-7
Page 8
LAPANGAN
Gambar 4.6. Detail Balok BA-2
7. Balok Kantilever BI-1’ (40 x 70 cm)
a. Tulangan lapangan:Ukuran balok 1/2ln atas 6D22 bawah 3D22 beugel
3P10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm .
b. Tulangan tumpuan luar: Ukuran balok 1/4ln atas 6D12 bawah 3D12
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
c. Tulangan tumpuan dalam: Ukuran balok 1/4ln atas 6D12 bawah 3D12
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
Gambar 4.7. Tumpuan / Lapangan BI-I
8. Balok kantilever BI-3’ (40 x 70 cm)
IV-8
Page 9
a. Tulangan lapangan: Ukuran balok 1/2ln atas 5D22 bawah 3D22 beugel
3P10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
b. Tulangan tumpuan luar: Ukuran balok 1/4ln atas 5D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm
c. Tulangan tumpuan dalam: Ukuran balok 1/4ln atas 5D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
Gambar 4.1. Tumpuan / Lapangan BI-3
9. Balok kantilever BA-1’ (25 x 50 cm)
a. Tulangan lapangan: : Ukuran balok 1/2ln atas 3D22 bawah 3D22 beugel
3P10-150 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
b. Tulangan tumpuan luar: Ukuran balok 1/4ln atas 3D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
c. Tulangan tumpuan dalam: Ukuran balok 1/4ln atas 3D22 bawah 3D22
beugel 3P10-100 mm tulangan pinggang 4D16 selimut beton 30 mm.
IV-9
Page 10
Gambar 4.2. Tumpuan / Lapangan BA-I
Untuk balok-balok struktur dalam hal ini balok induk dan balok anak penulangan
dilakukan dengan merangkai di lokasi atau ditempat. Adapun langkah kerjanya
sebagai berikut :
a. Memasang balok kayu landasan untuk merangkai tulangan balok.
b. Menyiapkan bahan dan peralatan serta tenaga kerjanya.
c. Meletakkan sejumlah tulangan yang akan dirangkai seperti yang telah
direncanakan.
d. Menandai tulangan dengan kapur untuk jarak-jarak beugel yang telah
ditentukan.
e. Merangkai beugel dengan jumlah yang telah diperhitungkan.
f. Merangkai tulangan dengan beugel diatas landasan dengan kawat bendrat.
g. Setelah rangkaian selesai memasukan rangkaian tersebut ke dalam begisting
dengan cara mengambil landasan balok kayu tersebut secara perlahan dan
IV-10
Page 11
bersamaan. Namun sebelum rangkaian tulangan diturunkan atau dimasukkan
kedalam tulangan balok masuk kedalam begisting, selanjutnya.
h. Memasang skur pada atas begisting, hal ini berfungsi untuk menghindari
berubahnya ukuran balok akibat begisting tidak mampu menerima beban
beton segar.
i. Setelah semuanya siap di cor, perlu dicek dan diadakan pembersihan lokasi
sekali lagi.
Gambar 4.3. Penulangan Balok
4.1.1 Cetakan Beton/Begisting
Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
SNI- 2002, NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318. Kontraktor harus terlebih
dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar
rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi
IV-11
Page 12
Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jetas terlihat konstruksi cetakan/acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya,
pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa
penyangga dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang
diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang
dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup
kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran
dari penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
d. lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada
cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun
vertikal; terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish
(expossed concrete).
e. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan
ketebalan minimal 12 mm.
f. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga
penyerapan air adukan oleh cetakan dapat dicegah.
g. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar
dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
IV-12
Page 13
"overstress" atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi
yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan
kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di
atasnya selama pelaksanaan.
h. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang, permukaan cetakan harus
bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form oil untuk mencegah
lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya form oil pada
baja tulangan, maka pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan
sebelum tulangan terpasang.
Gambar 4.4. Begisting Balok
IV-13
Page 14
4.1.2 Pengangkutan dan Pencoran Balok
Pengecoran balok dilakukan tidak bersamaan dengan pengecoran
plat. Pengecoran balok ini dilakukan setelah penulangan dan pembuatan
begisting balok selesai. Adapun rincian langkah kerjanya antara lain :
a. Menyiapkan peralatan dan bahan serta tenaga kerja untuk pengecoran.
b. Pengecoran balok ini menggunakan beton ready mix dengan mutu
beton K.250.
c. Perletakan pengadukan dan pencoran harus diatur sedemikian rupa
hingga memudahkan dalam pelaksanaan pencoran .
d. Waktu antara pengadukan dan pencoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
e. Pencoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
f. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 m, cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa,
chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi
g. Pelaksana harus memberitahukan Manajemen Konstruksi selambat-
lambatnya 2 hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.
h. Pemadatan beton dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical
vibrator dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.
i. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
IV-14
Page 15
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos .
j. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan
alat penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
k. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras
Gambar 4.5. Pengecoran Balok
4.1.3 Pembongkaran Begisting Balok
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Manajemen Konstruksi, atau jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut :
1) Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
2) Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)
3) Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
IV-15
Page 16
Gambar 4.6. Pembongkaran Begisting Balok
4.2 Pekerjaan Plat
Pada prinsipnya lingkup pekerjaan plat ini sama dengan pekerjaan balok,
mulai dari pembuatan begisting dari pembongkarannya. Cara pembuatan begisting
dan penulangannya pun hampir sama, sedangkan waktu pengecorannya dilakukan
secara bersama-sama.
4.2.1 Begisting Plat
Begisting plat ini dikerjakan bersamaan dengan pembuatan begisting
balok, karena balok dan plat merupakan konstruksi yang monolit.
Langkah-langkah pembuatan begisting plat adalah:
a. Membuat perancah plat sama dengan pembuatan perancah balok.
b. Menentukan ketinggian dari balok penyangga penurunan yang terjadi
dari gelagar induk dan gelagar anak, kemudian dipasang dengan
benang untuk mendapatkan ketinggian yang sama kemudian ( dicek
dengan selang air ).
c. Memasang skur pengaku.
d. Gelagar induk dan gelagar anak dipasang dengan ketentuan.
IV-16
Page 17
e. Pemasangan multiplek di bagian atas dari gelagar anak kemudian di
paku.
4.2.2 Penulangan Plat
Penulangan plat ini dikerjakan setelah pembuatan begisting plat dan
penulangan balok sudah selesai. Adapun langkah kerja penulangan plat ini
adalah:
a. Besi yang telah disiapkan dibawa ke atas perancah dan disusun seperti
pada gambar.
b. Tulangan yang dipasang pertama adalah tulangan yang paling bawah.
c. Tulangan diatur sedemikian rupa dan di bagian bawah dipasang
decking beton.
d. Setelah lapisan bawah selesai, baru dipasang lapisan atas.
e. Agar tidak menempel antara tulangan bagian atas dengan tulangan
bagian bawah, maka tiap 1 m2 dipasang 4 buah cakar ayam yang
diikat dengan kawat bendrat.
Gambar 4.7. Penulangan Plat
IV-17
Page 18
4.2.3 Pengecoran Plat
Pada prinsipnya pengecoran plat ini sama dengan pengecoran balok
karena pelaksanannya dilakukan secara bersamaan.
Gambar 4.8. Pengecoran Plat
4.2.4 Pembongkaran Begisting Plat
Pada dasarnya pembongkaran begisting plat ini pun sama tekniknya
dengan pembongkaran begisting balok, pelaksanaanya diawali dari tepi
dan mengarah ketengah atau berselang antara tengah dan tepi.
Gambar 4.9. Pembongkaran Begisting Plat
4.2.5 Pengujian Beton
Pengujian mutu beton dilakukan setiap 5 m3 beton, setiap sampel
terdiri : 1 tes slump, 3 tes silinder.Pengujian laboratorium ini semuanya
IV-18
Page 19
dilaksanakan oleh pihak ready mix yang diketahui oleh kontraktor dan
pengawas proyek saat pekerjaan pengecoran balok, plat lantai.
4.2.6 Pengujian Slump ( Kekentalan Beton )
Adalah pemeriksaan kekentalan adukan beton yang dipakai.
Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara pengangkutan,
cara pemadatan, jenis konstruksi dan kerapatan tulangan kekentalan
adukan dipengaruhi oleh :
Jumlah dan jenis semen (faktor air semen)
Jenis dan gradasi agregat
Penggunaan bahan tambah
Adukan beton untuk pengujian slump ini diambil langsung dari
mixer dengan mengunakan ember yang tidak menyerap air. Beton sendiri
merupakan campuran antara agregat halus, agregat kasar, semen dan air.
Mutu beton dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kualitas bahan
homogenitas campuran dan kekentalan adukan.
Pengujian nilai slump dilakukan dengan menggunakan kerucut
Abrams yaitu kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm dan
diameter bawah 20 cm dengan tinggi 30 cm. Untuk menumbuk adukan
digunakan penumbuk dari baja Ø 16 cm, panjang 60 cm.
Adapun proses pengujiannya adalah :
1. Bersihkan kerucut Abrams
dan dibasahi dengan air lalu diletakkan pada suatu bidang
datar.
IV-19
Page 20
2. Adukan beton diambil
langsung dari concrete mixer sebelum dilaksanakan
pengecoran. Masukkan adukan ke dalam kerucut sebanyak 3
lapis dan tiap- tiap lapis ditusuk 25 kali dengan menggunakan
penumbuk baja. Setelah penuh lalu diratakan dan ditunggu
selama 30 detik, kemudian kerucut ditarik keatas perlahan-
lahan.
3. Permukaan beton akan
mengalami penurunan dan penurunan ini diukur sebagai nilai
slump.
Pada proyek ini nilai slump rata–rata pada pekerjaan pengecoran
yang di ijinkan minimum 7,5 cm maximum 15 cm seperti yang disyaratkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ).
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Ketentuan Kekentalan Slump
Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)
Balok- balok 75 - 150
Pelat Lantai 75 - 150
IV-20
Page 21
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan
teknis ini,Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup
di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI
T-15-1990-03).
4.2.7 Kuat Tekan Beton ( Silinder )
Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah benda
uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
Di dalam segala hal, pembuatan benda uji ini harus dilakukan dengan
sepengetahuan Manajemen Konstruksi
b. Menyiapkan benda uji yang terbuat dari cetakan – cetakan baja.
c. Cetakan diolesi dengan olie agar nantinya beton mudah dilepas.
Kemudian cetakan ditaruh diatas alas yang rata dan tidak menyerap
air.
d. Adukan beton diambil langsung dari truck mixer dengan
menggunakan ember yang tidak menyerap air dan dimasukkan ke
dalam cetakan dalam tiga lapis dengan tebal yang sama, dimana
masing-masing lapis ditusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat yang
berujung bulat.
IV-21
Page 22
e. Permukaan cetakan disipat rata dan diberi tanda untuk menentukan
umurnya.
f. Benda uji yang baru dicetak, disimpan yang bebas getaran dan ditutup
dengan karung basah selama 24 jam.
g. Kemudian benda uji tersebut dilepas dari cetakan dan direndam dalam
bak air sampai hari pengujiannya.
h. Kemudian silinder beton tersebut dites pada hari ke 7 dan 28 hari.
i. Pengujian tekan dilakukan pada bidang – bidang sisi yang menempel
pada alas cetakan. Sebelum benda uji diperiksa kekuatannya, maka
ukurannya harus ditentukan dengan cara pengukuran hingga 1
milimeter.
Gambar 4.10. Hasil Pengujian Beton
4.3 Permasalahan Di Lapangan
Dengan melihat kenyataan dilapangan yang penuh tantangan dalam
pelaksanaan pekerjaan ada pula kendala yang dihadapi. Beberapa kendala yang
dihadapi dalam pengembangan Gedumg Paviliun Garuda II adalah sebagai berikut
IV-22
Page 23
1. Terjadi bobokan dinding atau beton lantai pada daerah yang akan dipasang
instalasi kabel / pipa. Untuk mengatasinya adalah koordinasi Shopdrawing
struktur , ME dan Arsitek.
2. Koordinasi shopdrawing antara SubKontraktor dan Kontraktor
3. Kurangnya kesadaran dalam keselamatan, masih ada beberapa pekerja
yang tidak mengindahkan peringatan menggunakan alat pengaman dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek ini.
4. Akses jalan utama yang relatif padat menyebabkan kemacetan saat
mobilisasi pekerjaan.
IV-23