UNIT PELAKSANA TEKNIS WILAYAH IV / KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL UNIT XVIII KAMPAR KIRI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (RPHJP KPHP) MODEL UNIT XVIII KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2015 - 2024 Jln. Raya Pekanbaru - Taluk Kuantan KM 32 KELURAHAN SUNGAI PAGAR – KECAMATAN KAMPAR KIRI HILIR
117
Embed
kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_KAMPAR...Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIT PELAKSANA TEKNIS WILAYAH IV / KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)
MODEL UNIT XVIII KAMPAR KIRI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI
(RPHJP KPHP) MODEL UNIT XVIII KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2015 - 2024 Jln. Raya Pekanbaru - Taluk Kuantan KM 32
KELURAHAN SUNGAI PAGAR – KECAMATAN KAMPAR KIRI HILIR
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.640/Menhut-II/2011 tanggal 7 November 2011 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Unit XVIII Kampar
Kiri terletak di Kabupaten Kampar Provinsi Riau Seluas 143.783 Ha terdiri dari
24.028 Ha hutan lindung dan 119.755 Ha hutan produksi terbatas. Secara
administratif terletak di Kabupaten Kampar yang meliputi dari 8 (delapan)
kecamatan, yaitu Kecamatan XIII Koto Kampar, Salo, Kuok, Bangkinang, Kampar,
Gunung Sahilan, Kampar Kiri dan Kampar Kiri Hulu. Berdasarkan posisi astronomis
terletak antara 0o10’0” LS - 0o17’0’’ LU, 100o35’0’’ BT – 101o14’0’’ BT.
Kondisi tapak hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri mewakili kondisi
tapak hutan di Provinsi Riau dengan kondisi tipe hutan yang relatif seragam. Tipe
hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri adalah hutan hujan tropis dataran
rendah. Berdasarkan hasil Inventarisasi terdapat 147 jenis pohon dengan jumlah
volume tertinggi adalah jenis Meranti (168,80 m³/ha). Terdapat potensi hasil hutan
bukan kayu yaitu : lebah madu hutan / sialang, gaharu, damar, tanaman obat, flora
dan fauna langka, dan potensi jasa lingkungan dan wisata alam yaitu : air terjun dan
sungai / lubuk larangan, serta potensi tambang yaitu : emas dan batubara.
Kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dibagi kedalam 6 blok sesuai
dengan bentang alam, potensi dan kedekatan lokasi pengelolaan, yaitu a) Blok Inti
seluas 24.182,89 ha, b) Blok Perlindungan seluas 35.009,83 ha, c) Blok
Pemanfaatan HHK-HA seluas 38.956,65 ha, d) Blok Pemanfaatan HHK-HT seluas
26.486,01 ha, e) Blok Pemberdayaan seluas 4.077,75 ha, dan f) Blok Pemanfaatan
Jasa Lingkungan dan HHBK seluas 15.069,87 ha.
Terdapat dua izin pemanfaatan di wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
yaitu: PT. Perawang Sukses Perkasa Industri (24.433,00 ha) dan PT. Riau Andalan
Pulp & Paper (1.220,00 ha) yang masuk ke dalam blok pemanfaatan HHK-HT. Izin
penggunaan kawasan hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yaitu: pinjam
pakai kawasan hutan oleh Air Weapon Range (AWR) Siabu (9.167,19 ha) masuk
Lampiran 13.10 Peta Wilayah Tertentu KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri………… 113
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang xi
Masa tahun 2015-2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan KPH telah diamanatkan di dalam Pasal 17 UU No 41. Tahun
1999 tentang Kehutanan, yang lebih lanjut diatur pelaksanaannya di dalam PP No 44
Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan dan PP No. 6 Tahun Jo. PP No. 3
Tahun 2008 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,
Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan.
Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan khususnya pada
Bab III mengenai Pengurusan Hutan dan Bab V mengenai Pengelolaan Hutan,
digariskan bahwa pengelolaan hutan yang mampu menjamin kelestarian adalah
dalam bentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang merupakan tonggak baru
dalam pengelolaan hutan di Indonesia.
Pada hakekatnya pembentukan KPH bertujuan untuk menyelenggarakan
pengelolaan hutan yang lestari, dimana terjamin efektifitas dan efisiensi dalam
pemanfaatannya secara berkesinambungan dalam rangka mendukung terciptanya
keseimbangan terhadap lingkungan fisik dan sosial disekitarnya. Dalam hal peran
terhadap lingkungan fisik dan sosial, sumber daya hutan memiliki 3 (tiga) fungsi
pokok, yakni fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi untuk mencapai
manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi. Manfaat ekologi berkaitan dengan
peran dalam rantai makanan dan dukungan bagi perikehidupan makhluk hidup
dalam lingkungan kecil sumber daya hutan yang bersangkutan berada serta
berkaitan dengan peran sumber daya hutan dalam pengaturan tata air, penyerapan
CO2, produksi oksigen, dll. Manfaat sosial budaya berkaitan dengan manfaat
sumberdaya hutan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar hutan.
Sedangkan manfaat ekonomi lebih berupa berbagai kegiatan/usaha pemanfaatan
hasil hutan baik berupa jasa lingkungan maupun kayu/non kayu.
Sampai saat ini di Provinsi Riau telah ditetapkan 4 (empat) KPHP Model, salah
satunya adalah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.640/Menhut-II/2011 tanggal 7 November
2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Unit
XVIII Kampar Kiri yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau seluas KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 1
Masa tahun 2015-2024
143.783 Ha yang terdiri dari 24.028 Ha hutan lindung dan 119.755 Ha hutan produksi
terbatas.
Berdasarkan PP No. 6 tahun 2007 jo PP No. 3 tahun 2008, organisasi KPH
mempunyai tugas dan fungsi salah satunya adalah menyelenggarakan pengelolaan
hutan diantaranya tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, maka
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri harus mempunyai rencana pengelolaan yang
merupakan roh penggerak seluruh kegiatan yang mengarahkan pada pencapaian
tujuan dari pengelolaan hutan yang telah ditetapkan. Bentuk perencanaan yang
disusun adalah Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP).
1.2 Tujuan
Tujuan Penyusunan RPHJP KPHP Unit XVIII Kampar Kiri adalah :
a. Menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang kurun
waktu 10 tahun (2015-2024) untuk mengarahkan pelaksanaan pengelolaan
kawasan hutan pada setiap blok dan petak di wilayah KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri.
b. Melakukan sinkronisasi dengan parapihak dalam kegiatan pembangunan
kehutanan di wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri. c. Menyediakan pedoman/acuan bagi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek, Rencana Bisnis, mapun rencana teknis lainnya.
Sedangkan Tujuan Pengelolaan KPHP Unit XVIII Kampar Kiri adalah :
a. Untuk mengetahui potensi terkini dari hutan dan masyarakat yang ada
dikawasan KPHP Unit XVIII Kampar Kiri agar dapat dihindari kesenjangan
sosial dan pembangunan hutan di kawasan.
b. Untuk mengembalikan kondisi ekosistem hutan yang telah rusak, melestarikan
hutan beserta satwa yang ada di KPHP Unit XVIII Kampar Kiri.
c. Untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi kelembagaan KPHP Unit XVIII
Kampar Kiri beserta stakeholders terkait dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap fungsi hutan dan partisipasinya.
d. Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan
keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 2
Masa tahun 2015-2024
e. Untuk mendapatkan perencanaan yang tepat sasaran dan memudahkan
aplikasi kegiatan yang ada di dalam pengelolaan serta memenuhi fasilitas
yang diperlukan untuk operasional.
1.3 Sasaran
Sasaran Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model
Unit XVIII Kampar Kiri adalah wilayah kelola KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri,
dimana pengelolaan harus mempertimbangkan aspek ekologi, aspek ekonomi dan
sosial budaya masyarakat, agar tercipta kawasan hutan yang lestari berbasis
ekonomi.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup RPHJP KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, meliputi :
a. Deskripsi Kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, terdiri atas : risalah
wilayah, potensi wilayah, sosial budaya, pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan, posisi areal kerja dalam tata ruang wilayah dan pembangunan
wilayah, isu strategis, kendala dan permasalahan.
b. Menetapkan visi, misi dan tujuan pengelolaan hutan di KPHP Unit XVIII Kampar
Kiri.
c. Melakukan analisis terhadap data dan melakukan proyeksi kondisi wilayah
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri di masa yang akan datang.
d. Membuat rencana kegiatan selama jangka waktu rencana pengelolaan jangka
panjang (10 tahun).
e. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
1.5 Batasan Pengertian
1. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
2. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah. KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 3
Masa tahun 2015-2024
3. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
4. Hutan Produksi Terbatas (HPT) adalah hutan yang dialokasikan untuk
produksi kayu dengan intensitas rendah. HPT umumnya berada di wilayah
pegunungan dimana lereng-lereng yang curam mempersulit kegiatan
pembalakan.
5. Penataan hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit
pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai
dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara
lestari.
6. Inventarisasi hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah
hutan, pengukuran dan pemetaan.
7. Pengurusan hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan.
8. Pengelolaan hutan adalah suatu kegiatan pengurusan hutan yang meliputi
kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan
hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta
perlindungan hutan dan konservasi alam.
9. Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penetuan kegiatan
dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan.
10. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan
sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
11. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah kesatuan pengelolaan
hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan
lindung.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 4
Masa tahun 2015-2024
12. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah KPH yang luas
wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.
13. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan
menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak.
14. Resort pengelolaan hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang
merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH
dan bertanggung jawab kepada Kepala KPH.
15. Blok pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH yang
dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan.
16. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha
pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur
yang sama.
17. Rencana pengelolaan hutan KPH adalah rencana pada kesatuan
pengelolaan hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun
jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana
kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan
hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan
lestari.
18. Rencana pengelolaan hutan jangka panjang adalah rencana pengelolaan
hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama
jangka benah pembangunan KPH.
19. Rencana pengelolaan hutan jangka pendek adalah rencana pengelolaan
hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis
petak/blok.
20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya - upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
22. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program - program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
23. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 5
Masa tahun 2015-2024
24. Penggunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan hutan
untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status dan
fungsi pokok kawasan hutan.
25. Pemanfaatan hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu
serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk
kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
26. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan
dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas
dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
27. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan
manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta
mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan.
28. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional yang
selanjutnya disebut Kepala Pusdalbanghut Regional adalah satuan kerja di
lingkup Kementerian Kehutanan yang mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan evaluasi perencanaan kehutanan di tingkat regional.
29. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan
teratur, hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan
perencanaan selanjutnya.
30. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil
sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan
penilaian kegiatan.
31. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang
kehutanan.
32. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kampar.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 6
Masa tahun 2015-2024
33. Wilayah tertentu antara lain adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya
belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya
berada diluar areal izin pemanfaatan dan kawasan penggunaan hutan.
34. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam yang
selanjutnya disebut IUPHHK-HA adalah izin untuk memanfaatkan kayu alam
pada hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau
penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil
hutan kayu.
35. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan selanjutnya disebut IPPKH adalah izin
yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan
peruntukan kawasan hutan.
36. Hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
37. Hutan desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang dikelola
oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
38. Hutan tanaman rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman
pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 7
Masa tahun 2015-2024
BAB II
DESKRIPSI KAWASAN
2.1 Risalah Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
2.1.1. Informasi Letak Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model
Unit XVIII Kampar Kiri dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.640/Menhut-II/2011 tanggal 7 November 2011, didasarkan pada kesepakatan
antara Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Pusat. Hal tersebut
disepakati mengingat wilayah tersebut telah memenuhi syarat untuk pembentukan
KPH, diantaranya luas yang memadai dan kondisi tapak yang mewakili kondisi tipe
hutan yang relative seragam.
Wilayah kelola KPHP Unit XVIII Kampar Kiri secara administratif terletak di
Kabupaten Kampar yang meliputi dari 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan XIII
Koto Kampar, Salo, Kuok, Bangkinang, Kampar, Gunung Sahilan, Kampar Kiri dan
Kampar Kiri Hulu. Sedangkan berdasarkan posisi astronomis, KPHP Kampar Kiri ini
terletak antara 0o10’0” LS - 0o17’0’’ LU, 100o35’0’’ BT – 101o14’0’’ BT. Berdasarkan
wilayah pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), KPHP Kampar Kiri termasuk ke
dalam DAS Kampar.
2.1.2. Luas Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 640/Menhut-II/2011
tanggal 07 Nopember 2011, KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki luas
keseluruhan ± 143.783 ha dan sesuai dengan fungsinya dibagi menjadi hutan
lindung dan hutan produksi terbatas. Hutan lindung luasnya ± 24.028 ha dan Hutan
produksi terbatas seluas ± 119.755 ha.
2.1.3. Batas-batas KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri secara administrasi pemerintahan daerah
berada di Kabupaten Kampar, secara administrasi kehutanan berada di bawah Dinas
Kehutanan Kabupaten Kampar. Batas-batas KPHP Model unit XVIII Kampar Kiri ini
adalah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Bangkinang (ibu kota Kabupaten Kampar) KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 8
Masa tahun 2015-2024
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi
• Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat
• Sebelah timur berbatasan dengan Kota Pekanbaru
2.1.4. Pembagian Blok/ Zona Berdasarkan hasil kegiatan tata hutan wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar
Kiri telah dibagi kedalam blok-blok sesuai dengan peruntukannya yaitu blok inti, blok
perlindungan, blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam, blok pemanfaatan
hasil hutan kayu hutan tanaman, blok pemberdayaan, dan blok pemanfaatan jasa
lingkungan dan hasil bukan kayu. Rincian pembagian blok dapat dilihat pada Tabel
2.1. Bentuk blok dan posisinya dapat dilihat pada peta tata hutan (Lampiran 13.5).
Tabel 2.1. Pembagian Blok KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri No. Nama Blok Luas (Ha) Luas (%)
6 Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan & HHBK 15.069,87 10,48
Total 143.783,00 100 Sumber : BPKH Wilayah XII Tanjung Pinang
Penataan Wilayah KPHP Kampar Kiri ke dalam blok-blok pengelolaan
dilakukan dengan memperhatikan fungsi kawasan, kondisi bio fisik, potensi sumber
daya alam, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan, dan
keberadaan ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
2.1.4.1 Bio Fisik Kabupaten Kampar memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 22º C - 31º C.
Secara umum tipe iklim di wilayah ini, menurut klasifikasi Schmidt – Ferguson
termasuk dalam tipe iklim A (tipe iklim basah) dengan sebaran curah hujan yang
merata. Menurut data statistik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi (BMKG)
tahun 2010, Kabupaten Kampar termasuk dalam urutan kelima di Provinsi Riau yang
memiliki jumlah hari hujan terbanyak, yaitu 178 hari selama setahun. Banyaknya
curah hujan di Kabupaten Kampar dapat dilihat pada Lampiran 10.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 9
Masa tahun 2015-2024
Keadaan topografi Kabupaten Kampar sebagian besar merupakan daerah
perbukitan di sepanjang Bukit Barisan rata-rata 0 s/d 500 mdpl, kelembaban nisbi
78% - 94%, dengan curah hujan rata-rata 285 milimeter per tahun. Pada umumnya
struktur tanah adalah organosol, gleihumus, alluvial, podsolik merah kuning, litosol
dan regosol.
Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dilintasi oleh Sungai Kampar Kiri,
Sungai Setingkai, Sungai Lipai dan Sungai Subayang. Saat ini kiri kanan sungai
dijadikan habitat lebah madu sialang karena terdapat banyak pohon sialang di
wilayah tersebut.
2.1.4.2 Potensi Sumber Daya Alam Vegetasi di wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri tergolong hutan alam
primer, dengan kerapatan sedang sampai tinggi. Tipe hutan yang mendominasi
merupakan hutan hujan tropis dataran rendah sampai dataran tinggi dengan jenis
dominan Shorea spp, dipterocarpus dan berbagai jenis hutan hujan tropis lainnya.
Berdasarkan data hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) yang
dilakukan oleh pemegang izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) yang ada di wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar
Kiri, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin ke barat potensi tegakan semakin
tinggi dan semakin kearah ke timur, potensi tegakan semakin rendah.
Selain potensi kayu, KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri juga memiliki potensi
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), satwa liar, potensi jasa lingkungan dan wisata
alam.
2.1.4.3 Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan Jumlah penduduk di Kabupaten Kampar tersebar tidak merata yaitu sebanyak
688.204 orang dengan berbagai macam suku, seperti Domo, Melayu, Piliang,
Mandailiong, Putopang, Caniago, Kampai, Bendang, dan lainnya. Jumlah penduduk
yang paling padat adalah Kecamatan Kampar yaitu 329 jiwa/km2 (BPS, 2010),
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Selain itu juga terdapat data monografi
desa-desa di dalam kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang terdiri dari 55
desa, secara lengkap disajikan pada Lampiran 3.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 10
Masa tahun 2015-2024
Secara sejarah, adat istiadat dan budaya masyarakat di Kabupaten Kampar
sangat dekat dengan masyarakat Minangkabau. Hal ini terjadi karena wilayah
Kampar baru terpisah dari ranah minang sejak masa penjajahan Jepang tahun 1942.
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kampar bekerja di sektor pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.
2.1.4.4 Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Terdapat dua izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman
Industri (IUPHHK-HTI) di KPHP Model unit XVIII Kampar Kiri yaitu :
a. IUPHHK-HT PT. Perawang Sukses Perkasa Industri seluas 31.152,73 ha; dan
b. IUPHHK-HT PT. Riau Andalan Pulp & Paper seluas 1.221,00 ha.
Selain izin pemanfaatan, di KPHP Model unit XVIII Kampar Kiri juga terdapat
satu izin penggunaan yaitu izin pinjam pakai kawasan hutan oleh Air Weapon Range
(AWR) Siabu seluas 9.167,19 ha.
Luas total izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHP Model
unit XVIII Kampar Kiri adalah 35.405,19 ha. Peta keberadaan izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan di KPHP Model unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat pada
Lampiran 13.6.
2.1.5 Aksesibilitas Kawasan Kawasan KPHP Unit XVIII Kampar Kiri terletak dalam satu hamparan yang
kompak, sehingga cukup mudah untuk dijangkau. Kawasan ini dapat dicapai melalui
jalur darat maupun jalur air. Jalur darat dapat menggunakan jalan nasional yang
menghubungkan Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau
dengan Provinsi Jambi. Selain itu juga menggunakan jalan kabupaten yang
menghubungkan antar kecamatan (8 kecamatan) dan jalan kecamatan yang
menghubungkan antar desa. Sedangkan jalur air melalui Sungai Kampar dan anak-
anak Sungai Kampar, yang digunakan untuk menghubungkan desa-desa di
sekitarnya.
Akses ke kawasan KPHP Unit XVIII Kampar Kiri juga dapat dilakukan melalui
jalan yang diperkeras dengan sirtu (pasir dan batu) yang dibuat oleh PT. Perawang
Sukses Perkasa Industri dan PT. Riau Andalan Pulp and Paper yang merupakan
pemegang izin pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan tanaman, serta Pemegang Izin
Penggunaan kawasan oleh Air Weapon Range Siabu. Namun untuk mengakses KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 11
Masa tahun 2015-2024
beberapa potensi yang ada di dalam kawasan masih sulit, seperti menjangkau
beberapa potensi air terjun.
Peta aksesibilitas kawasan hutan di KPHP Unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat
pada Lampiran 13.4.
2.1.6 Sejarah Wilayah KPHP Unit XVIII Kampar Kiri Sejarah wilayah kawasan hutan di KPHP Unit XVIII Kampar Kiri adalah
sebagai berikut :
a. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 173/KPTS-II/1986 tentang
Kesepakatan Kawasan Hutan di Provinsi Riau berdasarkan Tata Guna Hutan,
kawasan hutan di Kabupaten Kampar terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Batang Lipai Siabu seluas ± 119.755 ha dan Hutan Lindung (HL) Batang Ulak
seluas ± 24.028 ha.
b. Melihat kondisi kawasan hutan di HPT Batang Lipai Siabu dan HL Batang Ulak,
Pemerintah Kabupaten Kampar mengusulkan pembentukan wilayah KPH, dengan
pertimbangan :
1) Lokasi unit KPHP Model Kampar Kiri termasuk dalam salah satu unit KPH dari
4 KPH yang tercantum dalam Rancang Bangun dan Arahan Pencadangan
KPHP Provinsi Riau.
2) Luas areal yang direncanakan mempunyai luas yang cukup memadai untuk
dikelola sebagai satu unit KPH.
3) Mewakili kondisi tapak hutan di Provinsi Riau dengan kondisi tipe hutan yang
relatif seragam.
4) Terdapat pemukiman masyarakat di sekitar hutan yang berpotensi untuk
dijadikan model kemitraan masyarakat dan perusahaan kayu.
5) Ada peluang investasi, memproduksi barang dan jasa kehutanan dan peluang
penyerapan tenaga kerja.
6) Diharapkan dapat mengurangi terjadinya perambahan dan illegal logging serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
c. Pada Tahun 2011, telah ditetapkan wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.640/Menhut-II/2011
tanggal 7 November 2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi Model Kampar Kiri (Unit XVIII) yang Terletak di Kabupaten
Kampar Provinsi Riau Seluas ± 143.783 Ha. KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 12
Masa tahun 2015-2024
d. Pada Tahun 2013, ditetapkan struktur organisasi KPHP Model Unit XVIII Kampar
Kiri melalui Peraturan Bupati Kampar nomor 1 tahun 2013 tanggal 7 Januari 2013
tentang Penetapan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Wilayah IV yang merangkap sebagai KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri pada
Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar.
2.2 Potensi Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri 2.2.1 Informasi Penutupan Vegetasi
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit yang dilaksanakan oleh Dinas
Kehutanan Kabupaten Kampar, diketahui luas penutupan lahan di KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri, sebagai berikut :
Tabel 2.2. Luas Penutupan Lahan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri No. Tipe Lahan Luas (HA)
1 Hutan Lahan Kering Primer 86.527 2 Hutan Lahan Kering Sekunder 7.091 3 Hutan Tanaman Industri 15.955 4 Semak Belukar 1.244 5 Perkebunan Campuran 24.366 6 Pemukiman 329 7 Lahan Terbuka 6.036 8 Kebun Sawit Muda 967 9 Kebun Sawit Tua 1.268
Sumber : Hasil Penafsiran Citra Satelit oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, 2013
Kondisi penutupan lahan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat
pada Peta Penutupan Lahan (Lampiran 13.2).
2.2.2 Potensi Kayu Kondisi tapak hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri mewakili kondisi tapak
hutan di Provinsi Riau dengan kondisi tipe hutan yang relatif seragam dengan tipe
hutan hujan tropis dataran rendah.
Berdasarkan hasil inventarisasi hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri,
dari 21 plot yang diletakkan di blok inti, blok perlindungan, blok pemanfaatan hasil
hutan kayu hutan alam, blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman, dan blok
pemanfaatan, maka diperoleh data sebagai berikut:
• jumlah jenis (pohon) : 147 jenis,
• volume tertinggi : jenis Meranti (169,80 m³/ha),
• volume terkecil : jenis Trembesi (0,15 m³/ha), KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 13
Masa tahun 2015-2024
• jumlah pohon total : 3.356 pohon,
• volume total : 2.410,85 m³.
Lebih lengkapnya data potensi kayu dapat dilihat pada Lampiran 9.
Dari hasil analisis data, diperoleh rata-rata volume pohon per hektar adalah
80,36 m³/ha. Luas penutupan lahan hutan lahan kering primer dan hutan lahan
kering sekunder sebesar 82.076,97 ha. Dugaan potensi hasil hutan kayu alam
keseluruhan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri sebesar 6.595.705 m³.
2.2.3 Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu 2.2.3.1 Lebah Madu Hutan/Sialang
Madu sialang adalah madu berasal dari kelompok lebah yang hidup dan
bersarang di pohon dalam hutan. Pohon tempat lebah bersarang tersebut biasa
disebut dengan pohon Sialang. Beberapa jenis pohon yang biasa yang dihinggapi
lebah antara lain sulur batang, pauh rusa, cempedak air. Kepungan Sialang atau
pohon-pohon Sialang merupakan jenis tanaman yang dilindungi secara hukum baik
undang-undang pemerintah maupun hukum adat. Hal ini dimaksudkan agar
kelestarian pohon-pohon tersebut tetap terpelihara sebagai tempat bersarangnya
kelompok lebah yang menghasilkan madu sebagai salah satu sumber penghasilan
masyarakat desa sekitar hutan.
Gambar 2.1. Lebah Sialang
Sialang adalah jenis pohon yang besar dan tinggi batangnya, garis tengah
batang pohonnya bisa mencapai 100 cm atau lebih, dan tingginya bisa mencapai 25
sampai 50 m. Lebah membangun sarangnya di dahan-dahan pohon. Satu pohon KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 14
Masa tahun 2015-2024
sialang bisa berisi 30 s/d 100 koloni sarang, dimana tiap sarang bisa berisi sampai
10 kilogram madu, bahkan mampu memproduksi ratusan kilogram. Pohon sialang
adalah pohon yang terdiri dari jenis kedundung, batu, balau, kruing, ara dan lain-lain
yang apabila disarangi oleh lebah hutan (Apis dorsata).
Potensi pohon sialang di wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
sebanyak ±486 batang, dan anakan sebanyak ±1.200 batang. Potensi madu sialang
yang dihasilkan rata-rata 44 - 50 ton/tahun. Saat ini terdapat satu koperasi pengelola
madu sialang hutan yang menampung pemasaran madu sialang dengan rata-rata
produksi mencapai 2.5 ton/bulan, dan rata-rata hasil sebesar Rp. 137.500.000
/bulan.
2.2.3.2 Gaharu Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang
dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A.
malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan
setanggi) karena beraroma harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang
lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia,
Jazirah Arab, serta Afrika Timur.
Gaharu dihasilkan oleh tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang
masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat
disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit
terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian.
Gambar 2.2. Gaharu yang telah di panen
Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda
asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 15
tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk
pada pembuluh xylem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain.
Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem
pertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka
dapat membusuk.
Masyarakat Kabupaten Kampar sejak dulu adalah pemburu gaharu alam dari
hutan untuk dijual gubal, dan kayunya dibuat untuk souvenir, bahkan pedagang
gaharu telah mengenal pemasaran gaharu sampai keluar negeri (Malaysia,
Singapura dan Arab). Pada saat ini tanaman Gaharu merupakan tanaman budidaya
di tanam di sela-sela tanaman Karet, sawit dan di pekarangan masyarakat. Dengan
bioteknologi inokulasi, tanaman gaharu umur 5 - 10 tahun sudah bisa berproduksi
dan dipanen, sehingga dapat memberikan pendapatan yang cukup tinggi untuk
kesejahteraan masyarakat dan pelestarian hutan dan tanaman masa datang.
2.2.3.3 Damar KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki potensi damar yang belum
dipetakan sehingga belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini hanya sedikit
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk lem sampan. Secara ekonomi damar
sangat menjanjikan baik dalam maupun luar negeri.
2.2.3.4 Tanaman Obat Berdasarkan hasil survei diketahui banyak terdapat tanaman obat di dalam
kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Masyarakat sekitar hutan masih memanfaatkan tanaman obat
sebagai obat keluarga yang dilakukan secara turun temurun. Namun sampai saat ini
belum dilakukan kegiatan inventarisasi dan penelitian tentang tanaman obat di
kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri sehingga belum diketahui berapa jenis
dan sebarannya.
2.2.4 Keberadaan Flora dan Fauna Langka
a. Flora Berdasarkan hasil Inventarisasi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Provinsi Riau, terdapat ± 142 jenis pohon yang tersebar di
kawasan hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dan beberapa diantaranya KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 16
perladangan secara berpindah (shifting agriculture), sistem ini dikenal sebagai cara
bertani tanpa pengairan irigasi yang masih dilaksanakan dengan cara tebas/tebang
dan tanam. Sedangkan mata pencaharian lain yang dianggap sebagai mata
pencaharian sampingan yang kerap dilakukan adalah berburu satwa hutan seperti
babi, rusa, pelanduk dan sebagainya juga menangkap ikan sungai. Beberapa
penduduk lainnya berusaha mencari kayu gaharu, dan rotan. Teknologi pengelolaan
pertanian, tanaman semusim, perikanan sungai, perkebunan, tanaman tahunan oleh
masyarakat pada umumnya bersifat subsisten dan pengolahannya masih tradisional.
Seiring dengan waktu, ketika jumlah penduduk mulai meningkat, maka
kebutuhan juga akan meningkat. Saat itu masyarakat mulai merambah hutan yang
berbeda di dekat desa untuk memanfaatkan kayu. Perkembangan selanjutnya,
dengan semakin maraknya perkebunan kelapa sawit, membuat masyarakat mulai
berfikir untuk ikut menanam sawit ataupun menjual lahan untuk menanam sawit
dengan harga murah.
Penduduk yang tinggal disekitar wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
sebagian besar beragama Islam dan masih menjujung tinggi adat istiadat turun
temurun. Para Ulama tokoh mayarakat/cerdik pandai masih dipandang dan menjadi
panutan di masyarakat.
2.4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pada wilayah KPHP Kampar Kiri terdapat 2 (dua) pemegang ijin pemanfaatan
hutan, yaitu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-
HT), yaitu PT.Perawang Sukses Perkasa Industri seluas 25.017,00 ha dan PT.Riau
Andalan Pulp and Paper seluas 1.221,00 ha. Selain itu juga terdapat satu izin
penggunaan kawasan hutan, yaitu oleh Air Weapon Range Siabu sebagai lokasi
bandara seluas 9.167,19 ha. Sedangkan kawasan yang belum dibebani izin seluas
107.892,8 ha, termasuk pencadangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas
8.959,80 ha. Peta keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan dapat di lihat pada Lampiran 13.6.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 20
Masa tahun 2015-2024
2.5 Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah
2.5.1 Perspektif Tata Ruang Pembangunan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan pembangunan daerah. KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki peran strategis dalam penataan ruang Provinsi
Riau maupun Kabupaten Kampar, yaitu pada upaya untuk memanfaatkan ruang
beserta sumber daya hutan, baik kayu dan non kayu untuk menghasilkan hasil hutan
bagi kepentingan negara, masyarakat, industri, dan ekspor dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati. Saat ini sebagian besar
kawasan berstatus hutan produksi terbatas, namun akan direvisi kembali setelah
disahkannya RTRWP Provinsi Riau dan RTRWK Kabupaten Kampar. Berdasarkan
pertimbangan tersebut pemanfaatan diarahkan sebagai kawasan produksi hasil
hutan kayu dan non kayu.
Gambar 2.6. Peta Administrasi Kabupaten Kampar
2.5.2 Perspektif Pembangunan Daerah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki peran penting dalam
pembangunan daerah yang diharapkan dapat menunjang pembangunan jangka
panjang Provinsi Riau (2005-2025) sektor kehutanan melalui peningkatan
pemanfaatan sumber daya alam guna penyediaan sumberdaya energi dan pangan
yang berkelanjutan dan diharapkan dapat mendukung pembangunan jangka
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 21
Masa tahun 2015-2024
menengah Provinsi Riau (2010-2015) sebagai bagian dari upaya (i) Membangun
pertanian terutama pangan dan perkebunan berskala teknis dan ekonomis dengan
infrastruktur yang cukup dan penerapan teknologi tepat guna dan (ii) Membangun
industri pengolahan dan manufaktur yang berdaya saing global dengan menciptakan
nilai tambah potensial yang proporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir,
serta industri kecil, menengah, dan besar.
Sebagai bagian dari sub-sektor kehutanan, KPHP Model Unit XVIII Kampar
Kiri diharapkan dapat menunjang pembangunan Kabupaten Kampar. Sub-sektor
kehutanan di Kabupaten Kampar merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan. Sehingga sebagai sub sektor, kehutanan di masa datang dapat
berkontribusi terhadap perekonomian. Dalam rangka perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam maka pengembangannya diarahkan untuk dapat bersinergi
dengan sektor industry dalam rangka pengembangan jasa lingkungan dan wisata
alam.
2.6 Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan Isu strategis dan kendala yang ada di KPHP Kampar Kiri dikelompokkan ke
dalam beberapa aspek, yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek sosial budaya
dan aspek kelembagaan.
2.6.1 Aspek Ekologi a. Belum tersedianya rencana pengelolaan yang baik
b. Belum adanya data/informasi secara detail mengenai kawasan hutan, yang
meliputi potensi hutan (kayu, non kayu, jasa lingkungan dan wisata alam), kondisi
dan permasalahan sosekbud masyarakat sekitar hutan.
c. Banyak kawasan hutan yang kondisinya kritis berupa lahan terbuka, semak
belukar dan hutan sekunder dengan potensi rendah, sebagai akibat perambahan,
peladangan, dan penyerobotan kawasan hutan.
d. Adanya permasalahan tenurial di dalam kawasan, misalnya adanya perkebunan
kelapa sawit PT. Ciliandra di dalam kawasan KPHP Kampar Kiri dan adanya
pemukiman masyarakat di dalam kawasan. Permasalahan ini menjadi salah satu
isu penting dalam pengelolaan KPHP Kampar Kiri, karena kemantapan kawasan
merupakan syarat bagi terjaminnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 22
Masa tahun 2015-2024
e. Terjadinya gangguan keamanan hutan dalam bentuk perambahan, illegal logging,
penguasaan lahan, perladangan dan lainnya.
2.6.2 Aspek Ekonomi Aspek ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting untuk
diperhitungkan dalam pembangunan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
Kesejahteraan masyarakat sekitar hutan secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi keamanan hutan. Kemiskinan dapat menjadi pendorong kegiatan
illegal di dalam kawasan hutan. Selain itu, kebutuhan akan lahan untuk
pembangunan non kehutanan yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan
hidup juga dapat mengancam keberadaan hutan. Permasalahan ekonomi yang
dihadapi, meliputi :
a. Akses pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwata alam guna memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi jasa hutan belum dikembangkan
secara optimal.
b. Belum dikembangkannya jenis-jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi untuk
mendukung pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraannya
dan mendorong kemandirian pengelolaan KPH.
c. Belum dikembangkannya akses pasar hasil hutan, khususnya HHBK.
d. Rendahnya insentif dan bantuan modal dari pemerintah dan sektor swasta untuk
mengembangkan usaha di bidang kehutanan.
e. Masih terbatasnya infrastruktur untuk mendukung berkembangnya kegiatan
ekonomi.
2.6.3 Aspek Sosial Budaya Keberhasilan pengelolaan hutan di tingkat tapak sangat dipengaruhi oleh
kondisi sosial budaya masyarakat di sekitarnya. Masyarakat di sekitar kawasan
KPHP Kampar Kiri mempunyai keterikatan yang tinggi terhadap sumberdaya hutan
didekatnya. Sejauh ini permasalahan yang dihadapi dalam aspek sosial budaya,
diantaranya :
a. Masyarakat sekitar hutan belum mengetahui keberadaan KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri di sekitar mereka.
b. Rendahnya pemahaman dan keperdulian masyarakat terhadap usaha-usaha
konservasi, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan. Selama ini KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 23
Masa tahun 2015-2024
masyarakat menganggap hutan hanyalah sebagai cadangan lahan baru untuk
bertani dan berkebun, sumber kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar,
pangan dan obat-obatan.
c. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan
lahan di kawasan hutan dan peningkatan nilai tambah hasil-hasil hutan,
khususnya HHBK.
d. Belum diakuinya secara yuridis (formal) keberadaan masyarakat adat beserta
nilai-niai kearifan lokalnya, yang seharusnya menjadi bagian dalam kegiatan
pengelolaan kehutanan, termasuk belum dilibatkannya tokoh-tokoh kunci dalam
masyakat seperti tokoh agama dan tokoh adat.
2.6.4 Aspek Kelembagaan Salah satu ketidak berhasilan pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia
dikarenakan lemahnya kelembagaan pengelolaan di tingkat tapak. Permasalahan
lemahnya kelembagaan yang dihadapi oleh KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri,
tidak hanya berpusat pada organisasi KPH saja tetapi juga lemahnya kelembagaan
di masyarakat sekitar kawasan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya sarana dan prasarana lengkap yang mendukung beroperasinya
kelembagaan KPH sampai tingkat resort di lapangan, seperti halnya perkantoran
resort (RPH), perlengkapan dan peralatan kerja dan sarana prasarana lainnya.
b. Kelembagaan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri berbentuk Unit Pelaksanaan
Teknis Daerah (UPTD) dari Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, sehingga
secara otomatis mempunyai tugas dan fungsi pengurusan hutan. Sedangkan
berdasarkan PP No 6 tahun 2007, jo. PP 3 Tahun 2008 serta Permenhut No
P.6/Menhut-II/2010, menegaskan bahwa KPH mempunyai tugas dan fungsi
sebagai pengelola (pemangku) kawasan hutan. Konsekuensinya adalah arah
kebijakan yang dijalankan dalam lingkup pengurusan hutan, serta sistem
penganggarannya belum mandiri karena bergantung pada bidang-bidang di
Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar.
c. Struktur organisasi belum mencerminkan organisasi pengelolaan hutan sampai
tingkat tapak, karena dalam struktur organisasi tersebut belum ada bagian/ resort
pengelolaan hutan dilapangan.
d. Jumlah personil KPH masih terbatas KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 24
Masa tahun 2015-2024
e. Masih rendahnya kapasitas SDM yang ada dalam pengelolaan hutan.
f. Belum terbangunnya sistem data dan informasi SDH kawasan.
g. Keterbatasan tata hubungan kerja, karena tata hubungan kerja sebagai UPTD
harus dilakukan melalui dinas kehutanan terkait, sehingga kurang sesuai dengan
tugas dan sifat pekerjaan KPH yang menuntut kecepatan kerja dan
meningkatkan intensitas kerjasama dengan lembaga lain.
h. Rendahnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan
sehingga berpengaruh terhadap perekrutan masyarakat sebagai tenaga
lapangan dalam pengelolaan hutan di kawasan KPHP Kampar Kiri.
i. Belum kuatnya kelembagaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dalam rangka
menopang perekonomian masyarakat.
Merujuk kepada berbagai permasalahan yang telah diulas di atas maka yang
menjadi isu strategis bagi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri untuk segera
ditindaklanjuti, antara lain:
a. Belum ada rencana pengelolaan hutan yang baik
b. Adanya pengelolaan sebagian kawasan hutan yang tidak sesuai dengan fungsi
hutan, yaitu untuk perkebunan kelapa sawit
c. Masih banyaknya lahan kritis
d. Kondisi masyarakat di sekitar kawasan hutan yang masih miskin
e. Persepsi masyarakat sekitar hutan yang memandang hutan hanya dari fungsi
ekonomis, belum memahami fungsi ekologis dari hutan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 25
Masa tahun 2015-2024
BAB III
VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
Dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan hutan jangka panjang dari
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, yang dalam hal ini berjangka waktu 10 tahun,
untuk itu perlu dirumuskan visi dan misi pengelolaannya. Perumusan visi dan misi
tersebut diselaraskan dengan visi dan misi pembangunan nasional dan
pembangunan daerah, khususnya pada sektor kehutanan.
Visi pembangunan nasional yang dimuat dalam Rencana Jangka Panjang
Pembangunan Nasional 2005 - 2025 adalah ; “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”. Sedangkan misi pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat berahlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional;
Berdasarkan visi dan misi pembangunan nasional, Provinsi Riau menetapkan
visi dan misi yang selaras yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Provinsi Riau tahun 2005 – 2025. Visi pembangunan Provinsi Riau
adalah : “Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin, di Asia Tenggara tahun 2020”. Sebagai upaya untuk merealisasikan visi
pembangunan tersebut, maka telah ditetapkan misi pembangunan Provinsi Riau,
yaitu :
1. Mewujudkan Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian,
2. Mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan dan bersaing,
3. Mewujudkan masyarakat Riau yang mandiri dan sejahtera,
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang 26
Masa tahun 2015-2024
4. Mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah,
5. Mewujudkan kerjasama pembangunan antar wilayah,
6. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berahlak,
7. Mewujudkan kebudayaan Melayu sebagai payung kebudayaan,
8. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi Pemerintah Daerah,
9. Mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat,
10. Mewujudkan masyarakat madani,
11. Mewujudkan lingkungan yang lestari,
12. Mewujudkan dukungan system informasi pembangunan yang handal.
Sejalan dengan visi pembangunan Provinsi Riau, Kabupaten Kampar telah
menetapkan visi pembangunan jangka panjangnya, yaitu ; ”Kabupaten Kampar negeri berbudaya, berdaya dalam lingkungan masyarakat agamis tahun 2020“.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Kampar telah
menetapkan misi pembangunannya, yaitu :
1. Mewujudkan pembangunan nilai budaya masyarakat Kabupaten Kampar yang
menjamin sistem bermasyarakat dan bernegara untuk menghadapi tantangan
global;
2. Meningkatkan manajemen dan kemampuan aparatur dalam mengelola aset
daerah dan pelayanan masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai iptek serta
berwawasan ke depan;
4. Mengembangkan ekonomi rakyat yang berbasis sumber daya lokal dengan
orientasi pada agrobisnis, agroindustri, dan pariwisata serta mendukung
pertumbuhan investasi secara terpadu dan terkait antara swasta, masyarakat
dan pemerintah baik berskala lokal, regional, nasional maupun internasional;
5. Mewujudkan pembangunan kawasan seimbang yang dapat menjamin kualitas
hidup secara berkesinambungan;
6. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, serta taat
terhadap aturan yg berlaku menuju masyarakat agamis yg tercermin dalam
kerukunan hidup beragama;
Dalam pembangunan di sektor Kehutanan, Kementerian Kehutanan melalui
Permenhut No.P.51/Menhut-II/2010 tentang Renstra Kementerian Kehutanan tahun
2010-2014 menetapkan visi, yaitu ; “Hutan lestari untuk kesejahteraan
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang 27
Masa tahun 2015-2024
masyarakat yang berkeadilan”. Untuk mencapai visi tersebut telah dirumuskan
enam kebijakan prioritas pembangunan kehutanan, yaitu : 1) Pemantapan kawasan
hutan, 2) Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS, 3) Pengamanan
hutan dan pengendalian kebakaran hutan, 4) Konservasi keanekaragaman hayati, 5)
Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industry kehutanan, dan 6) Pemberdayaan
masyarakat di sekitar hutan.
Visi pembangunan kehutanan di Provinsi Riau tertuang dalam Visi Dinas
Kehutanan Provinsi Riau Tahun 2009 – 2013, yaitu : “Terwujudnya kelestarian fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan guna mendukung kesejahteraan rakyat menuju visi Riau 2020”. Misi Dinas Kehutanan Provinsi
Riau, yaitu :
1. Menjamin keberadaan hutan,
2. Mengoptimalkan manfaat hutan,
3. Menguatkan kelembagaan.
Visi Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar adalah : “Terwujudnya kelestarian fungsi hutan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat guna mendukung visi Kabupaten Kampar tahun 2016”. Untuk merealisasikan visi tersebut didukung
oleh misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan,
2. Memantapkan status dan fungsi kawasan hutan,
3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan melalui peningkatan
partisipasi masyarakat.
Dengan merujuk pada visi dan misi pembangunan nasional dan daerah
(Provinsi dan Kabupaten), juga mempertimbangkan kondisi dan isu-isu strategis,
maka KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri merumuskan visi dan misinya. Visi dan
misi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri merupakan proyeksi KPHP di masa depan
dan capaian-capaian utama yang ditetapkan untuk mewujudkan proyeksi atau
gambaran tersebut.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang 28
Masa tahun 2015-2024
3.1. Visi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
Visi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri tahun 2015 – 2024 adalah :
“Terwujudnya pengelolaan hutan lestari secara terpadu dan partisipatif dengan pemanfaatan potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) menuju KPHP mandiri”.
Pengelolaan hutan yang lestari mencakup kelestarian secara ekologis, sosial
dan ekonomis. Lestari secara ekologis berarti tetap terjaganya fungsi-fungsi utama
dan alami dari hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri sehingga dapat
memberikan manfaat berupa jasa lingkungan yang berkelanjutan dan memberikan
kenyamanan bagi masyarakat luas. Lestari secara sosial berarti mampu
memberikan, menyediakan dan menyerap tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal
sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Lestari secara
ekonomis berarti KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dapat memberikan kontribusi
bagi pendapatan daerah dan nasional serta mampu memberikan pendapatan bagi
masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
3.2. Misi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
Untuk mewujudkan Visi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, ditetapkan Misi
sebagai berikut :
1. Mendata potensi hutan dan sosial ekonomi masyarakat secara berkala.
2. Mengembalikan ekosistem hutan dan melestarikan seluruh komponen hutan di
kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
3. Meningkatkan peran stakeholder dalam pengelolaan di KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri
4. Mengoptimalkan pengamanan kawasan hutan terhadap gangguan internal dan
eksternal
5. Mengoptimalkan perencanaan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri secara efektif
dan efisien.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang 29
Masa tahun 2015-2024
3.3. Tujuan
Sehubungan dengan visi dan misi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang
telah dirumuskan di atas, maka capaian-capaian utama yang diharapkan terpenuhi
selama kurun waktu 10 tahun (2015 – 2024) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui potensi terkini dari hutan dan masyarakat yang ada dikawasan
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri agar dapat dihindari kesenjangan sosial dan
pembangunan hutan di kawasan;
2. Untuk mengembalikan kondisi ekosistem hutan yang telah rusak, melestarikan
hutan beserta satwa yang ada di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri;
3. Untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi kelembagaan KPH Model Unit XVIII
Kampar Kiri beserta stakeholder terkait dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap fungsi hutan dan partisipasinya;
4. Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan
keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya;
5. Untuk mendapatkan perencanaan yang tepat sasaran dan memudahkan aplikasi
kegiatan yang ada di dalam pengelolaan serta memenuhi fasilitas yang
diperlukan untuk operasional.
Keterkaitan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dengan Rencana
Kegiatan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat pada Lampiran 11.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang 30
Masa tahun 2015-2024
BAB IV
ANALISIS DAN PROYEKSI
4.1. ANALISIS DATA DAN INFORMASI
4.1.1. Penataan Hutan Pembagian blok pada KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dilakukan sesuai
dengan fungsi hutan tersebut dan mengikuti ketentuan dalam Petunjuk teknis
penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan yang
merupakan penjabaran lebih rinci dari salah satu kegiatan pengelolaah hutan di
wilayah KPHL dan KPHP yang diamanatkan dalam Permenhut P.6/Menhut-II/2010
tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHL dan
KPHP.
Dengan memperhatikan karakteristik biofisik lapangan, kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar, potensi sumberdaya alam dan keberadaan hak-hak atau izin
usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, serta dengan
mempertimbangkan peta arahan Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) dan
Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK), maka KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri dibagi ke dalam 6 blok yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Penataan Blok dan Petak KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri No. Nama Blok Luas (Ha) Luas (%) Jumlah Petak
6 Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan & HHBK 15.069,87 10,48 114
Total 143.783,00 100 1053 Sumber : BPKH Wilayah XII Tanjung Pinang, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat perbandingan dari masing-masing blok
dan jumlah petak kerja dari masing-masing blok. Hal tersebut dapat mempermudah
KPHP Kampar Kiri dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di dalam RPHJP tahun
2015-2024.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 31
Masa tahun 2015-2024
Berdasarkan hasil analisis data spasial, diketahui bahwa luas wilayah tertentu di
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri seluas 44.374 Ha yang tersebar di 6 blok
pengelolaan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
4.1.2. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Jenis pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang ada di KPHP Model
Unit XVIII Kampar Kiri adalah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan
Tanaman (IUPHHK-HT) dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Terdapat 2
(dua) IUPHHK-HT di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, yaitu IUPHHK-HT PT.
Perawang Sukses Perkasa Industri (PT. PSPI) dan IUPHHK-HT PT. Riau Andalan
Pulp and Paper (PT. RAPP). Sedangkan IPPKH dipegang oleh Air Weapon Range
(AWR) Siabu. Peta izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat pada Lampiran 13.6.
Luas lahan yang belum dibebani izin di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
seluas 107.892,8 ha. Dari luasan ini kemudian dikeluarkan blok inti dan blok
perlindungan, sehingga luas wilayah tertentu menjadi 44.374 Ha. Lahan tersebut,
yang ke depannya direncanakan untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan bisnis
sesuai potensi yang terdapat di kawasan. Di dalam wilayah tertentu, terdapat
pencadangan HTR seluas 8.959,80 Ha, namun tindak lanjutnya akan dikaji kembali
mengingat areal tersebut merupakan HPT.
4.1.3. Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan Hutan Rehabilitasi hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Sedangkan reklamasi
hutan diartikan sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan
dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
peruntukannya.
Kriteria yang digunakan untuk wilayah rehabilitasi atau pemulihan adalah
wilayah tersebut tidak berhutan lagi, terdapat (bekas) perambahan, pembalakan liar,
dan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan kriteria tersebut, upaya rehabilitasi dan
reklamasi hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri yang akan dilakukan oleh
KPHP diprioritaskan pada kawasan yang penutupan lahannya berupa semak belukar
dan semak belukar rawa. Kawasan tersebut terdapat dalam Hutan Lindung (HL) dan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 32
Masa tahun 2015-2024
kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
Sementara itu, kegiatan rehabilitasi dan reklamasi di blok pemanfaatan hasil hutan
kayu hutan tanaman (HHK-HT) pada wilayah yang telah dibebani izin pemanfaatan
dilakukan oleh pemegang izin. Namun demikian, Kepala KPHP akan melakukan
pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanan rehabilitasi hutan di wilayah
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
Data lahan kritis yang ada di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dapat dilihat
pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2. Data lahan Kritis
Kawasan Sangat Kritis
Kritis Agak Kritis
Potensial Kritis
Tidak Kritis
Total
HL
(Hutan Lindung) 1.771 12.205 1.233 8.822 1 24.032
HPT
(Hutan Produksi
Terbatas)
18.604 49.348 23.408 27.491 906 119.757
Total 20.375 61.553 24.641 36.313 907 143.790
Sumber : BPDAS Indragiri Rokan, Tahun 2013
Dari hasil analisis data di atas, KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri akan fokus
melakukan rehabilitasi pada areal agak kritis, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Areal tersebut merupakan areal yang terjangkau untuk dilakukan kegiatan
rehabilitasi dalam jangka 10 tahun kedepan
b. Kapasitas KPHP Model Kampar Kiri masih terbatas baik SDM, Sarana Prasarana
dan Pendanaan.
c. Areal dengan kategori kritis dan sangat kritis, sebagian besar merupakan areal
perambahan yang sudah menjadi lahan pertanian, perkebunan masyarakat,
maupun pemukiman, sehingga diprediksi tingkat keberhasilan rehabilitasi
kawasan pada areal tersebut akan sangat kecil. Areal tersebut memerlukan
penanganan khusus, sebelum dilakukan kegiatan rehabilitasi kawasan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 33
Masa tahun 2015-2024
4.1.4. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh BPKH Wilayah XII Tanjung
Pinang (2012), kondisi terkini kawasan hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
adalah sebagai berikut :
- Paduserasi TGHK dengan RTRW Propinsi Riau saat ini masih dalam proses.
- Maraknya okupasi dan perambahan kawasan hutan
- Penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan fungsinya masih terjadi
- Penegakan hukum dibidang kehutanan dan lingkungan hidup masih relatif
rendah
- Akses masyarakat terhadap informasi terbuka lebar
- Tuntutan kebutuhan lahan masyarakat semakin tinggi
- Kebutuhan lahan untuk pembangunan di luar sektor kehutanan semakin
meningkat seiring dengan era otonomi daerah
- Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan relatif masih rendah
- Kebutuhan akan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dalam jangka pendek
- Tingkat penyerapan tenaga kerja lokal relatif masih rendah.
Kondisi-kondisi di atas dapat menyebabkan tekanan-tekanan terhadap
kawasan hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri. Degradasi hutan dan
deforestasi dapat terus terjadi dimasa yang akan datang. Peran KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri sebagai pengelola kawasan di tingkat tapak sangatlah besar dalam
upaya perlindungan dari segala bentuk gangguan. Untuk itu diperlukan penanganan
yang bersifat segera, terpadu dan efektif.
Di dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, berdasarkan PP. 6 Tahun
2007 Jo. PP. 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan, salah satu tugas organisasi KPH
adalah menyelenggarakan kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam.
Secara umum kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam perlindungan hutan meliputi :
1) Mencegah adanya pemanenan pohon tanpa izin,
2) Mencegah atau memadamkan kebakaran hutan,
3) Menyediakan sarana dan prasarana pengamanan hutan,
4) Mencegah perburuan satwa liar dan/atau satwa liar yang dilindungi,
5) Mencegah penggarapan dan/atau penggunaan dan/atau menduduki
kawasan hutan secara tidak sah,
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 34
Masa tahun 2015-2024
6) Mencegah perambahan kawasan hutan,
7) Mencegah terhadap gangguan hama dan penyakit ; dan/atau
8) Membangun unit satuan pengamanan hutan.
Hasil survey oleh BPKH Wilayah XII Tanjung Pinang tahun 2012, ditemukan
bahwa ada lahan perkebunan yang dibuat oleh masyarakat di dalam kawasan KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri yang ditanami kelapa sawit dan karet, juga ditemukan
kegiatan illegal logging. Perlindungan hutan dari perambahan difokuskan pada upaya
penyelesaian masalah status lahan di dalam kawasan KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri yang sudah berubah bentuk. Model-model pelibatan dan penyediaan
akses masyarakat terhadap pemanfaatan kawasan hutan dapat menjadi solusi untuk
menyelesaikan konflik kepentingan terhadap status lahan.
Upaya-upaya perlindungan hutan dari bahaya kebakaran difokuskan pada
kawasan yang rawan, yaitu pada kawasan semak belukar dan yang dekat dengan
pemukimam. Selain melindungi hutan, juga untuk melindungi masyarakat yang
tinggal sekitar kawasan hutan. Upaya perlindungan hutan dari kegiatan illegal
logging akan dapat dilakukan dengan melakukan patroli rutin di kawasan rawan
illegal logging dan pada seluruh kawasan hutan dengan berkala. Sedangkan upaya
pencegahan perburuan satwa yang dilindungi dan pemungutan flora yang dilindungi
dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat dan melakukan patroli rutin.
Selain itu, dilakukan pemasangan papan tanda peringatan dan papan hukum
mengenai undang-undang perlindungan flora dan fauna.
4.2. PROYEKSI KONDISI WILAYAH
4.2.1. Kondisi Ekologi Kondisi ekologi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri terbagi menjadi 5 kategori,
yaitu sangat kritis, kritis, agak kritis, potensial kritis dan tidak kritis. Luas masing-
masing kategori dapat dilihat pada Tabel 4.2. Saat ini di KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri banyak terjadi perambahan hutan untuk perkebunan sawit dan illegal
logging yang semakin marak. Untuk itu diperlukan kegiatan pengamanan dan
rehabilitasi lahan yang akan dilakukan oleh KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri. Berdasarkan tingkat kekritisan lahan dari BPDAS Indragiri Rokan, rehabilitasi
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri direncanakan pada lahan agak kritis (seluas
24.641 ha), dan akan dilakukan rehabilitasi yang dapat diproyeksikan dalam jangka
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 35
Masa tahun 2015-2024
waktu 10 tahun seluas 5000 ha dengan asumsi rehabilitasi per tahun seluas 500 ha.
Dengan demikian penurunan tingkat kekritisan pada lahan agak kritis berkurang 5%
apabila dihitung dari total lahan sangat kritis, kritis dan agak kritis. Dari hasil kegiatan inventarisasi yang dilakukan oleh BPKH Wilayah XII
Tanjung Pinang, KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki potensi yang cukup
potensial untuk dikembangkan. Potensi utama dari kawasan ini adalah kayu.
Potensi kayu dari hutan tanaman PT. PSPI dan PT. RAPP adalah dari jenis
eukaliptus dan akasia, yang merupakan tanaman pokok. Kayu yang dihasilkan oleh
hutan tanaman ini 10 tahun ke depan diperkirakan akan semakin meningkat,
mengingat kedua jenis kayu ini merupakan kayu cepat tumbuh dan lahan semak
belukar dan lahan terbuka yang ada di kawasan konsesi HTI tersebut akan terus
ditanami untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri kertas.
Potensi kayu alam di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri juga masih cukup
baik. Dari hasil inventarisasi yang dilakukan BPKH XII Tanjung Pinang, pada 21 plot
sampling diperoleh volume kayu rata-rata 80,36 m3/Ha yang terdiri dari 147 jenis.
Rincian jenis pohon yang dijumpai dapat dilihat pada Lampiran 9. Banyak dari kayu-
kayu tersebut bernilai ekonomi tinggi (terdapat 14 jenis kayu dari kelompok komersial
I, dan 26 jenis dari kelompok komersial II). Apabila dikelola dengan baik, maka
diperkirakan potensi kayu yang bernilai ekonomi tinggi di KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri ini akan semakin meningkat, terutama bila dilakukan tindakan silvikultur
yang tepat pada hutan alam yang sudah ada, maupun dari hasil kegiatan rehabilitasi.
Dalam rencana kegiatan dilakukan penanaman tanaman berkayu dan penanaman
gaharu. Upaya penanaman kayu akan dilakukan seluas 200 Ha dalam jangka waktu
10 tahun kedepan dan penanaman gaharu seluas 100 Ha. Upaya-upaya penanaman
ini juga nantinya akan memberi kontribusi terhadap potensi kayu di KPHP dan
meningkatkan volume rata-rata kayu di kawasan hutan KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri dan diproyeksikan akan menghasilkan kayu dengan volume 90 m3/Ha
dari yang ditanam.
4.2.2. Kondisi Ekonomi Salah satu syarat untuk kelancaran kegiatan ekonomi di suatu wilayah adalah
adanya aksesibilitas yang baik di wilayah tersebut. Aksesibilitas ke desa-desa yang
ada di sekitar KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri cukup baik, melalui jalan darat
maupun jalan sungai. Adanya jalan yang dibuat oleh perusahaan HTI maupun KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 36
Masa tahun 2015-2024
perkebunan, selain jalan Negara, ikut membantu memperlancar kegiatan ekonomi
masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Namun untuk pengembangan kedepan,
mengingat banyaknya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan KPHP, maka
perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarana dari KPHP.
Seiring dengan rencana kegiatan pembangunan sarana dan prasarana dalam
jangka waktu 10 tahun kedepan, diharapkan akan tercapai sarana dan prasarana
serta aksesibiltas KPHP yang menunjang dan mendukung kegiatan-kegiatan KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri. Pada tahun 2024, diharapkan KPHP telah memiliki
moda transportasi yang lengkap baik darat maupun air, akses jalan yang layak
ditempuh, pos-pos resort yang memadai serta peralatan kantor dan inventaris yang
mencukupi.
Keberadaan hutan berkontribusi cukup besar bagi masyarakat sekitar KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri. Beroperasinya IUPHHK-HT dapat memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Selain itu, ketergantungan masyarakat
sekitar terhadap hutan juga cukup tinggi, mereka memanfaatkan hutan untuk
mengambil kayu sebagai bahan bangunan atau untuk keperluan lain. Masyarakat
juga banyak mengambil hasil hutan non kayu dari hutan, seperti rotan, damar,
bambu, madu, dan tumbuhan obat-obatan, serta buah-buahan.
Hasil hutan non kayu yang ada di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri antara
lain; getah (jelutung, balam merah, damar), durian, bambu, sagu, enau, kulit kayu
lawang, rotan, petai, jengkol, madu, tumbuhan obat-obatan, jasa lingkungan dan
potensi ekowisata. Potensi hasil hutan non kayu saat ini belum diinventarisasi,
sehingga belum diketahui volumenya. Akan tetapi, dengan pencadangan blok
pemanfaatan, jasa lingkungan dan hasil hutan non kayu di KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri, yang direncanakan akan dilakukan penanaman pengayaan, serta di
blok pemberdayaan akan dilakukan pelatihan-pelatihan untuk pengelolaan hasil
hutan non kayu. Dengan demikian di masa yang akan datang hasil hutan non kayu
di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri akan semakin meningkat baik jumlahnya
maupun kualitasnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sentra bisnis. Dengan
kegiatan ini diproyeksikan kondisi perekonomian masyarakat di sekitar hutan yang
mengelola dan memanfaatkan HHBK dapat meningkat hingga 5 % dalam jangka 10
tahun kedepan.
Salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu KPHP Kampar Kiri adalah madu hutan/
sialang. Pohon sialang banyak tersebar di kawasan hutan KPHP Kampar Kiri. KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 37
Masa tahun 2015-2024
Masyarakat sekitar hutan, salah satunya di Kecamatan Gunung Sahilan dan Kampar
Kiri Hulu sering mengambil madu hutan ini untuk kemudian dijual. Berdasarkan data
dari KOPMAS (Koperasi Masyarakat) Madu Sialang Kampar Kiri Hilir, dalam sebulan
1 koperasi dapat memproduksi 2-4 ton madu perbulan. Dalam jangka 10 tahun
kedepan, apabila dilakukan kegiatan pengkayaan tanaman berbunga pada wilayah
tertentu setiap tahun, diasumsikan akan menambah jumlah pakan bagi lebah sialang
untuk berproduksi dan pengembangan business plan dengan mengundang investor
serta pelatihan budidaya dan produksi (workshop) pengolahan madu sehingga
diprediksi tiap tahunnya produksi madu yang dipanen oleh 1 koperasi atau kelompok
tani akan dapat meningkat 50-75%.
Dengan berjalannya pengelolaan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
dengan baik di masa yang akan datang, maka pendapatan negara dan daerah dari
hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu dapat meningkat. Pendapatan tersebut
berupa pajak dari kayu hasil hutan tanaman industri maupun dari kayu yang ditanam
di hutan desa, hutan kemasayarakatan, atau hutan tanaman rakyat. Salah satu
rencana Perda yang akan dibuat adalah Perda Madu Sialang dimana akan dipungut
retribusi terhadap pengambilan madu di dalam kawasan hutan KPHP Kampar Kiri.
Ini merupakan salah satu rencana agar dapat memberikan pendapatan baik untuk
KPH maupun daerah di tahun mendatang. Sehingga diproyeksikan dalam jangka
10 tahun kedepan KPHP Model Unit XVIII dapat mandiri dalam segi pendanaan.
Nilai ekonomi kawasan hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dimasa
yang akan datang (kurun waktu 10 tahun yang akan datang) juga dapat ditingkatkan
melalui pemanfaatan jasa lingkungan, seperti kawasan rekreasi, pengatur tata air,
dan karbon. Pengembangan jasa rekreasi dari KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
cukup potensial mengingat di kawasan tersebut terdapat air terjun dan adanya adat
istiadat masyarakat yang unik seperti lubuk larangan. Kawasan KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri termasuk daerah tangkapan air DAS Kampar. Kawasan Hutan
lindung di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri saat ini potensi kayunya masih cukup
besar, sehingga berpotensi sebagai penyimpan karbon dan dengan proyek
penjualan karbon akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi bagi KPHP Model
Unit XVIII Kampar Kiri. Bila diasumsikan ada investor Negara yang tertarik
melakukan carbon trade dengan KPHP Kampar Kiri, maka dapat diproyeksikan
kedepannya pengelolaan hutan akan lebih tertata dan memiliki sistem yang bagus
sebagai timbal balik hubungan kerjasama tersebut. KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 38
Masa tahun 2015-2024
4.2.3. Kondisi Sosial Budaya
Di dalam kawasan hutan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri terdapat lebih
kurang 55 desa dan cukup banyak desa yang berada di dalam kawasan hutan.
Penduduk desa-desa tersebut sebagian besar adalah penduduk asli dari Suku
Melayu dan pendatang dari Suku Jawa, Minang dan Batak. Mata pencaharian
penduduk sebagian besar dari bidang pertanian, perkebunan dan buruh tani,
sebagian kecil adalah pegawai dan pedagang. Penduduk asli dari Suku Melayu
masih memegang adat istiadat dengan kuat dalam kehidupannya.
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar Kiri berdasarkan hasil registrasi
penduduk pada Tahun 2006 tercatat 559.586 jiwa. Sedangan tingkat kepadatan
penduduk yang mendiami 8 (delapan) Kecamatan yang berbatasan dengan kawasan
hutan yang menjadi wilayah kerja KPHP Unit XVIII Kampar Kiri seperti disajikan pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Jumlah Tingkat Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan Sekitar Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
No. Kecamatan Tingkat Kepadatan/Km² 1
2
3
4
5
6
7
8
Bangkinang
Kuok
Gunung Sahilan
Kampar
Kampar Kiri
Kampar Kiri Hulu
Salo
XIII Koto Kampar
200
116
30
329
29
8
64
29
Masyarakat yang tinggal sekitar KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
merupakan masyarakat tempatan yang telah tinggal turun temurun dan dikenal hidup
bercocok tanam sistem bergotong royong, dan masih ada dijumpai yang
menggunakan sistem perladangan secara berpindah (shifting agriculture), sistem ini
dikenal sebagai cara bertani tanpa pengairan irigasi yang masih dilaksanakan
dengan cara tebas/tebang dan tanam. Sistem perladangan berpindah merupakan
suatu pola perladangan yang menjaga tingkat kesuburan tanah (gilir balik).
Sedangkan mata pencaharian lain yang dianggap sebagai mata pencaharian
sampingan yang kerap dilakukan adalah berburu satwa hutan seperti babi, rusa,
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 39
Masa tahun 2015-2024
pelanduk dan sebagainya juga menangkap ikan sungai. Beberapa penduduk lainnya
berusaha mencari kayu gaharu, dan rotan.
Saat ini kecenderungan pertambahan penduduk dari luar daerah ke kawasan
dalam hutan dan sekitar hutan cukup tinggi. Kedatangan pendatang dari luar daerah
ini bertujuan mencari penghidupan baru di daerah tersebut. Sebagian penduduk lokal
menjual lahannya dengan harga yang murah untuk lahan perkebunan kepada
pendatang. Sebagian lahan yang dijual tersebut adalah lahan hutan. Bertambahnya
jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan lahan, baik untuk tempat tinggal
maupun untuk lahan pertanian dan perkebunan juga akan semakin meningkat.
Kondisi-kondisi seperti yang disebutkan di atas berpotensi menimbulkan
konflik sosial terkait dengan kebutuhan lahan. Oleh karena itu, KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri kedepannya perlu mencari solusi yang tepat untuk penyelesaian
masalah tersebut. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan pendekatan
budaya dan agama, mengingat masyarakat di dalam kawasan KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri sebagian besar merupakan Suku Melayu yang masih menjunjung
nilai-nilai agama dan adat istiadat. Pelibatan masyarakat dalam kegiatan
pengelolaan hutan juga sangat perlu untuk dilakukan. Salah satunya dengan
kegiatan bimbingan teknis mengenai hutan serta sosialisasi keberadaan KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri kepada masyarakat sehingga diproyeksikan
pemahaman masyarakat terhadap keberadaan KPHP dan hutan meningkat
sebanyak 50%.
Selain itu kegiatan mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan hutan
dan mengelola hutan berbasis masyarakat dalam bentuk pembinaan hutan desa dan
hutan kemasyarakatan. Hal tersebut dapat meminimalisir potensi konflik dan
menjamin keberlangsungan pengelolaan hutan secara lestari, serta tujuan akhirnya
adalah kesejahteraan masyarakat akan tercapai dan diproyeksikan dalam jangka 10
tahun kedepan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan akan meningkat sebesar
15%.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 40
Masa tahun 2015-2024
BAB V
RENCANA KEGIATAN
Rencana Kegiatan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri selama 10 Tahun
(2015 – 2024) memerlukan anggaran sebesar Rp. 1.378.081.482.000,- yang meliputi
16 kegiatan pokok, yaitu :
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan,
2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu,
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan pada areal yang berizin,
5. Pelaksanaan rehabilitasi hutan pada kawasan di luar perizinan,
6. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi hutan dan reklamasi di dalam areal
berijin,
7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin,
9. Pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait,
10. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM,
11. Rencana pendanaan,
12. Pengembangan database,
13. Rencana rasionalisasi wilayah kelola,
14. Penyusunan Rencana Pengelolaan
15. Pengembangan investasi,
16. Identifikasi potensi konflik dan penyelesaian konflik.
Rincian kegiatan-kegiatan tersebut baik tata waktu, volume, lokasi, dan anggaran
yang dibutuhkan, dapat dilihat pada Tabel 5.2.
5.1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PP. 6 Tahun 2007 Jo. PP. 3
Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan, kegiatan pengelolaan hutan dimulai dengan melakukan tata
hutan. Kegiatan inventarisasi hutan dalam rangka tata hutan di areal kerja KPHP
Kampar Kiri telah difasilitasi oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH)
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 41
Masa tahun 2015-2024
Wilayah XII Tanjung Pinang pada tahun 2012, yang selanjutnya hasil dari kegiatan
tersebut dijadikan sebagai dasar penyusunan RPHJP KPHP Unit XVIII Kampar Kiri.
Disadari bahwa, belum seluruh potensi kawasan di KPHP Unit XVIII Kampar
Kiri terinventarisasi, sehingga dibutuhkan kegiatan inventarisasi berkala. Kegiatan
inventarisasi yang akan dilakukan yaitu : inventarisasi potensi kayu, inventarisasi
satwa langka, inventarisasi non kayu unggulan, inventarisasi jasa lingkungan dan
inventarisasi sosial budaya. Selain inventarisasi juga akan dilakukan
penyempurnaan penataan hutan, yaitu : pemasangan pal batas petak, checking blok
area, pembuatan batas petak dan blok dangan tanaman kehidupan.
5.2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu
Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri memiliki wilayah tertentu seluas
44.374,00 ha, namun di dalamnya terdapat pencadangan HTR seluas 8.959,80 ha,
sehingga wilayah yang dapat dikelola sendiri oleh KPH seluas 35.414,20 ha.
Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu akan di arahkan pada bisnis
mandiri KPH.
Untuk 10 tahun kedepan, pada wilayah tertentu KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri akan dilakukan kegiatan : pelestarian lubuk larangan untuk tujuan
wisata, pengembangan wisata air terjun, penanaman bambu di kanan kiri sungai
untuk tujuan, pengembangan dan pembinaan madu sialang dan budidaya,
penanaman dan pemeliharaan tanaman kayu, penanaman dan pemeliharaan
tanaman gaharu, pengkayaan tanaman berbunga, pengembangan penangkaran
rusa.
5.3. Pemberdayaan Masyarakat Dalam rangka pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal dan
berkeadilan perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat setempat, baik melalui
pengembangan kapasitas, maupun pemberian akses pemanfaatan sumber daya
hutan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri terletak di 8 (delapan) kecamatan dengan
sekitar 55 desa yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan. Kondisi demikian
membuat pihak pengelola KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri mempunyai kewajiban
untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitarnya.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 42
Masa tahun 2015-2024
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan oleh KPHP Model
Unit XVIII Kampar Kiri yaitu : pelatihan penangkaran rusa, edukasi tanaman gaharu,
pemantauan proses pembangunan hutan desa dan hutan kemasyarakatan,
pembuatan model,pengembangan dan edukasi tanaman obat pekarangan (TOPER).
5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang berizin
Pada prinsipnya semua hutan dan kawasan hutan dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat,
karakteristik dan kerentanan serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokok hutan,
yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi. Untuk memastikan ketiga fungsi
tersebut dilakukan dengan benar oleh pemegang izin kawasan maka diperlukan
kegiatan pembinaan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan. Dalam 10 tahun
kedepan kegiatan tersebut akan dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Kegiatan pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan dalam kawasan hutan yang telah
dibebani izin adalah merupakan tugas dari Kepala KPH. Kegiatan tersebut
dilaksanakan agar tujuan dari penyelenggaraan pemanfaatan hutan dapat tercapai,
yaitu memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil dan lestari bagi
kesejahteraan masyarakat.
5.5. Pelaksanaan Rehabilitasi hutan pada kawasan di luar perizinan Kegiatan rehabilitasi hutan pada areal di luar izin menjadi tanggung jawab
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri untuk melaksanakannya. Sesuai dengan
tujuannya, yaitu untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi
hutan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranan dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga, maka kegiatan rehabilitasi ini lebih difokuskan
pada kawasan yang mengalami kerusakan dan dalam kondisi kritis. Kegiatan-
kegiatan rehabilitasi hutan mencakup : reboisasi, pemeliharaan tanaman, pengayaan
tanaman, dan penerapan teknik konservasi tanah.
Dalam rangka penyelenggaraan rehabilitasi pada areal diluar izin maka KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri menggandeng masyarakat dan beberapa instansi yang
dapat membantu kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut untuk langkah awal pada 10
tahun ke depan akan dilaksanakan pada ereal agak kritis seluas 5000 ha. KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 43
Masa tahun 2015-2024
5.6 Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Areal Berizin
Rehabilitasi dan reklamasi pada areal perizinan merupakan tanggung jawab
pemegang izin penggunaan kawasan yaitu Air weapon Range (AWR). Tugas dari
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri adalah melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap kegitan tersebut, sehingga kawasan dapat kembali berhutan. Kegiatan ini
akan dilakukan setiap tahun.
5.7. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Perlindungan pada kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri akan
diwujudkan dalam kegiatan : deliniasi areal perlindungan, upaya perlindungan dan
pengawetan flora dan fauna yang dilindungi, upaya konservasi HCVF, pelaksanaan
pengamanan hutan dari gangguan perambahan dan penebangan liar, pengamanan
hutan dan pengendalian kebakaran.
Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya (UU No. 5 tahun 1990).
Untuk menentukan nilai konservasi digunakan suatu alat manajemen yang
digunakan untuk mengukur nilai konservasi dari kawasan hutan yaitu High
Conservation Value Forest (HCVF) atau Hutan Bernilai Konservasi Tinggi.
Penyelenggaraan perlindungan hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
terdiri dari : deliniasi areal perlindungan, upaya perlindungan dan pengawetan flora
dan fauna yang dilindungi, upaya konservasi HCVF, pelaksanaan pengamanan
hutan dari gangguan perambah dan penebang liar, pengamanan hutan dan
pengendalian kebakaran hutan.
5.8. Rencana Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin Pada KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri terdapat dua pemegang izin
pemanfaatan hutan, yaitu: PT. Perawang Sukses Perkasa Industri dan PT. Riau
Andalan Pulp & Paper . Dan satu izin penggunaan yaitu : Pinjam pakai kawasan
hutan oleh Air Weapon Range (AWR) Siabu.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 44
Masa tahun 2015-2024
Untuk menyelaraskan visi dan misi dari ketiga pemegang izin dengan visi
KPH, maka diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang izin yang
difasilitasi oleh KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri.
5.9. Pelaksanaan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
Sebagai pengelola hutan di tingkat tapak, KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
mempunyai tugas menyiapkan prakondisi bagi berbagai izin maupun pengelolaan
hutan lainnya. Hal yang menjadi prioritas untuk saat ini adalah penyiapan kawasan
hutan yang mendapat legitimasi untuk kepastian penetapan dari berbagai pihak dan
peningkatan kemampuan masyarakat setempat sehingga dapat memanfaatkan
peluang perizinan. Dalam kaitan ini sangat diperlukan koordinasi dan sinergi antara
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri dengan Ditjen Planologi Kehutanan, Ditjen Bina
Produksi Kehutanan, Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial (BPDASPS),
Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP), Balai Pemantapan
Kawasan Hutan (BPKH), dan Balai Pengelolaan DAS (BPDAS), Dinas Kehutanan
Provinsi Riau dan Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, para pemegang izin,
masyarakat dan instansi terkait lainnya.
5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Untuk dapat menyelenggarakan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari,
organisasi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri perlu dikelola oleh SDM yang
mempunyai kualitas yang bagus dan jumlah yang cukup. Kecukupan jumlah meliputi
berbagai level, mulai dari level manajerial, teknis, maupun non teknis. Saat ini hanya
ada 18 pegawai di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri. Jumlah tersebut sangat
sedikit dibandingkan luas kawasan. Serta kualittas pegawai yang masih rendah
sehingga dibutuhkan penambahan pegawai dan peningkatan kualitas pegawai.
Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan pengadaan/mengikuti pelatihan
keterampilan kerja.
Adapun jumlah rencana kebutuhan SDM pada KPHP kampar kiri dapat dilihat
pada Tabel 5.1.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 45
Masa tahun 2015-2024
Tabel 5.1. Rencana Kebutuhan SDM di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri No. Jabatan Tersedia Kebutuhan
1 Kelompok Pejabat Struktural 2 orang 2 Orang 2 Teknis Kehutanan (SMK) 3 orang 12 Orang 3 Teknis Kehutanan (S-1) 2 orang 6 Orang 4 Tenaga Administrasi Kantor 6 orang 12 Orang 5 Kelompok Jabatan Fungsional :
Penyuluh Kehutanan 3 orang 12 Orang Polisi Hutan 1 orang 12 Orang 6 Petugas kebersihan & keamanan 1 orang 2 Orang
Jumlah 18 orang 58 Orang
5.11. Rencana Pendanaan Setiap program yang dilaksanakan oleh KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
yang ditujukan untuk pencapaian visi, misi dan tujuannya memerlukan pendanaan
yang memadai. Sumber pendanaan dimungkinkan berasal dari dalam KPHP sendiri,
seperti pemanfaatan jasa lingkungan dan hasil hutan non kayu. Sumber pendanaan
lain dapat diperoleh melalui kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah
Pusat dan Daerah, pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,
LSM dan lembaga donor lain. Kegiatan penyediaan dana ini diarahkan pada :
a. Identifikasi program prioritas yang membutuhkan pendanaan.
b. Perhitungan jumlah dana yang dibutuhkan untuk program prioritas.
c. Identifikasi sumber dana, baik dari dalam KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
maupun dari pihak lain yang memungkinkan.
d. Menyusun mekanisme kerjasama dengan pihak lain/mitra untuk menggalang
dana.
5.12. Pengembangan Database Pengembangan database KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri perlu dilakukan
setiap ada perubahan data dan dapat dilakukan setiap saat. Hal ini dimaksudkan
untuk meng-update data sesuai hasil perubahan data yang didapat, seperti hasil
kegiatan inventarisasi. Begitu juga dengan review rencana kegiatan jangka panjang,
kemungkinan terjadi perubahan temporer sehingga perlu di update pada database.
Rencana pengembangan database secara tepat guna diarahkan pada :
• Integrasi database digital, wilayah, sosial ekonomi, usaha, kepemerintahan, dan
karbon
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 46
Masa tahun 2015-2024
• Penyusunan sistem informasi KPH
• Sinkronisasi dengan infomasi DAS
• Penyiapan sistem MRV (Measurement, Reporting, Verification) karbon
• Penyiapan sistem MRV manajemen KPH
• Pengelolaan informasi internal
• Pengelolaan dan pemanfaatan informasi oleh para pihak
5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola Dalam rangka pengelolaan kawasan secara optimal, KPHP Model Unit XVIII
Kampar Kiri menginginkan kepastian kawasan, yang dapat diwujudkan melalui
kegiatan tata batas kawasan, penataan ruang yang efisien dan efektif melalui
penataan blok dan petak, dan inventarisasi di wilayah kelola. Penataan batas
kawasan dapat dilakukan dengan serangkaian kegiatan, antara lain sosialisasi batas
kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri, pemeliharaan jalur batas, penanaman
sepanjang jalur batas dan rekonstruksi batas. Inventarisasi hutan di wilayah kelola
dilakukan untuk memperbaiki strategi pengembangan wilayah kelola yang sesuai
dengan kondisi terbaru. Kegiatan rasionalisasi akan dilaksanakan sekali dalam lima
tahun karena perlu penyesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) Riau maupun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)
Kampar.
5.14. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan yang akan dilakukan KPHP
Model Unit XVIII Kampar Kiri, yaitu : revisi dan review RPHJP 2015-2024,
penyusunan RPHJP 2025-2034, penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek dan penyusunan rencana bisnis.
Review rencana pengelolaan jangka panjang (10 tahun) dilakukan dengan
tujuan menyesuaikan rencana pengelolaan yang telah dibuat dengan kondisi existing
terbaru. Peninjauan tersebut diperlukan agar pelaksanaan dari perencanaan
tersebut di tingkat tapak dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan berdasarkan data dan kondisi lapangan yang diperoleh dari
hasil inventarisasi secara berkala.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 47
Masa tahun 2015-2024
Penyusunan RPHJP 2025 – 2034 bertujuan untuk menyediakan acuan bagi
pelaksanaan pengelolaan hutan di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri pada periode
berikutnya (2025 – 2034). Sedangkan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Pendek bertujuan untuk membuat rencana tahunan.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri mempunyai visi KPH mandiri yang akan
dicapai dengan kegiatan bisnis, sehingga dibutuhkan rencana bisnis untuk menjadi
gambaran bisnis dan peluang bisnis yang akan dicapai.
5.15. Pengembangan investasi Untuk mendorong operasionalisasi KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri ke
arah bisnis, direncanakan kegiatan-kegiatan pengembangan investasi, yaitu :
pembangunan sarana dan prasarana, pelaksanaan bisnis, persemaian dan
pembibitan, pemanfaatan/perdagangan jasa karbon (REDD+), serta pemasaran
tanaman obat pekarangan (TOPER), serta penyiapan menuju PPK-BLUD. Investasi
ini diperlukan agar pada masa yang akan datang KPHP dapat mandiri.
Sarana dan prasarana diperlukan untuk menunjang pekerjaan / kegiatan serta
bisnis, baik di kantor maupun di lapangan. Sarana dan prasarana yang dimiliki saat
ini sangat terbatas sehingga sering menghambat pekerjaan / kegiatan. Sarana dan
prasarana yang dibutuhkan antara lain: resort, jalan, jembatan, alat transportasi,
peralatan kerja, alat survey, alat komunikasi, alat pengembangan bisnis dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk melaksanakan bisnis KPHP akan bekerjasama
dengan beberapa pihak terkait, yaitu : masyarakat, investor dan para pihak terkait.
5.16. Identifikasi Potensi Konflik dan Penyelesaian Konflik Kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar kiri berada di dalam 8 kecamatan
dan terdapat 55 desa di dalam kawasan serta terdapat dua IUPHHK-HT dan satu
IPPKH. Sehingga sangat berpotensi terjadi konflik antara masyarakat dengan
masyarakat, masyarakat dengan perusahaan, perusahaan dengan pemerintah dan
antara masyarakat dengan pemerintah. Sehingga perlu dilakukan kegiatan
identifikasi potensi konflik dan penyelesaian konflik untuk meminimalisir terjadinya
konflik. Jika terjadi konflik maka KPH juga harus berperan aktif dalam
penyelesaiannya sebagai mediator dan fasilitator.
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri | Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 48
Masa tahun 2015-2024
Tabel 5.2. Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
NO. KEGIATAN VOLUME LOKASI BIAYA*) (x RP.1000)
SUMBER DANA*) PIHAK TERLIBAT
TAHUN 2 0 1 5
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan
a Inventarisasi potensi kayu
59.192 ha (0,3% = 177 ha)
Blok inti, Blok perlindungan
8.378.000 APBN/ APBD, Donor
KPH, BPPHP, BPKH XIX, Dishut Kabupaten, Dishut Provinsi
V V
b Inventarisasi satwa langka -Pelanduk -Beruang -Harimau
3 jenis 6 Blok KPHP 2.455.900 APBN/ APBD, Donor
KPH, KSDAH, Dishut Kabupaten, Dishut Provinsi
V V V V
c Inventarisasi non-kayu unggulan
2 kegiatan Blok Pemanfaatan HHBK dan Jasa Lingkungan
3 R a m i n Gaharu buaya, Medang keladi, Keladi, Miang (Gonystylus bancanus Kurz)
4 Trembesi Ki hujan (Samanea saman Merr)
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 70
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 2. Jenis Pohon yang Dilindungi di KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
No Nama pohon / nama lokal Nama Ilmiah I. Pohon yang menghasilkan getah – getahan, damar / kopal 1 Balam Merah Palaqium qutra 2 Jelutung Palaqium leiocarpum 3 Keruing Dipterocarpus spp. II. Pohon yang menghasilkan buah 1 Balam Suntai Palaqium walsurifolium 2 Durian Durio zibethinus III. Pohon yang menghasilkan kulit kayu 1 Kayu Lawang Cinnamomum cullilawan 2 Kulim
IV. Pohon yang menghasilkan kayu / batang 1 Tembesu Fragraea fragrans
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 71
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 3. Monografi Desa yang Terdapat Di dalam Kawasan KPHP Model Unit
XVIII Kampar Kiri NO NAMA DESA JUMLAH KK MATA PENCAHARIAN UTAMA 1 BALUNG 339 PEKEBUN 2 SIABU 1.570 PEKEBUN 3 BANGKINANG 3.098 PEGAWAI 4 RIDAN PERMAI 552 PEKEBUN 5 GUNUNG SAHILAN - PEKEBUN 6 KEBUN DURIAN - PEKEBUN 7 SUBARAK - PEKEBUN 8 SUKA MAKMUR - PEKEBUN 9 GUNUNG SARI - PEKEBUN 10 MAKMUR SAJAHTERA - PEKEBUN 11 SAHILAN DARUSSALAM - PEKEBUN 12 GUNUNG MULYA - PEKEBUN 13 SUNGAI LIPAI - PEKEBUN 14 SEI PAKU 355 PEKEBUN 15 SUNGAI LITI 363 PEKEBUN 16 TANJUNG HARAPAN 204 PEKEBUN 17 TANJUNG MAS 103 PEKEBUN 18 SEI RAJA 157 PEKEBUN 19 SEI RAMBAI 144 PEKEBUN 20 SUNGAI HARAPAN 172 PEKEBUN 21 IV KOTO SETINGKAI 262 PEKEBUN 22 SEI SERIK 187 PEKEBUN 23 MUARA SELAYA 175 PEKEBUN 24 RANAH SINGKUANG 231 PEKEBUN 25 PENYASAWAN 1.024 PEKEBUN 26 PULAU SARAK 250 PEKEBUN 27 RUMBIO 733 PEKEBUN 28 PADANG MUTUNG 433 PEKEBUN 29 KOTO TIBUN 733 PEKEBUN 30 BUKIT MELINTANG 219 PEKEBUN 31 LERENG 600 PEKEBUN 32 GEMA 360 PEKEBUN 33 TANJUNG BELIT 229 PEKEBUN 34 TANJUNG BELIT SELATAN 252 PEKEBUN 35 BATU SANGGAN 153 PEKEBUN 36 TANJUNG BERINGIN 163 PEKEBUN 37 GAJAH BERTALUT 125 PEKEBUN 38 AUR KUNING 166 PEKEBUN 39 PANGKALAN KAPAS 89 PEKEBUN 40 PANGKALAN SERAI 120 PEKEBUN 41 KOTA LAMA 216 PEKEBUN 42 LUDAI 123 PEKEBUN 43 TANJUNG KARANG 129 PEKEBUN 44 BATU SASAK 298 PEKEBUN 45 KEBUN TINGGI 165 PEKEBUN 46 DANAU SONTUL 99 PEKEBUN 47 DERAS TAJAK 61 PEKEBUN 48 TERUSAN 124 PEKEBUN
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 72
Masa tahun 2015-2024
49 SUBAYANG JAYA 83 PEKEBUN 50 SUNGAI SANTI 72 PEKEBUN 51 TANJUNG PERMAI 77 PEKEBUN 52 DUA SEPAKAT 65 PEKEBUN 53 LUBUK BIGAU 52 PEKEBUN 54 BUKIT BETUNG 111 PEKEBUN 55 MUARA BIO 60 PEKEBUN
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 73
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 4. Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan tahun 2011
NO. KECAMATAN LUAS (Km2) JUMLAH
PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK
1 2 3 4 5 1 Kampar Kiri 915,33 26.894 29
2 Kampar Kiri Hulu 1.301,25 10.634 8
3 Kampar Kiri Hilir 759.74 10.195 13
4 Kampar Kiri Tengah 330,59 24.123 73
5 Gunung Sahilan 597,97 17.819 30
6 XIII Koto Kampar 732,40 21.510 29
7 Koto Kampar Hulu 674,00 16.904 25
8 Bangkinang Barat 151,41 22.443 148
9 Salo 207,83 23.165 111
10 Tapung 1.365,97 86.765 64
11 Tapung Hulu 1.169,15 75.563 65
12 Tapung Hilir 1.013,56 54.276 54
13 Bangkinang 177,18 35.468 200
14 BangkinangSeberang 253,50 29.396 116
15 Kampar 136,28 44.900 329
16 Kampar Timur 173,08 22.118 128
17 Rumbio Jaya 76,92 15.238 198
18 Kampar Utara 79,84 15.335 192
19 Tambang 371,94 55.171 148
20 Siak Hulu 689,80 91.586 133
21 Perhentian Raja 111,54 15.821 142
Jumlah Total 11.289,28 713.078 63
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 74
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 5. Potensi Batu Bara pada Kawasan KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 75
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 6. Potensi Air Terjun Pangkalan Kapas
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 76
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 7. Potensi Lebah Madu Sialang Di Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar
Kiri
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 77
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 8. Potensi Gaharu Di Wilayah KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
Lampiran 9. Peta KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 78
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 9. Volume Pohon Per Jenis
NO. NAMA POHON VOLUME
POHON (M3) JUMLAH
POTONG (N)
RATA2 /BATAN
G 1 Ambacang 1,06 1 1,06
2 Angau 4,47 6 0,75
3 Antui 10,46 14 0,75
4 Arang - arang 100,66 152 0,66
5 Aro 1,77 1 1,77
6 Asam Kandis 1,61 4 0,40
7 Babi Kurus 4,85 7 0,69
8 Badak Air 1,79 4 0,45
9 Balam 42,76 64 0,67
10 Balau 9,16 9 1,02
11 Balung 1,49 3 0,50
12 Barangan 12,15 24 0,51
13 Belimbing Hutan 17,52 27 0,65
14 Berumbung 1,79 1 1,79
15 Bikang 24,01 24 0,71
16 Binjuang Hutan 0,43 1 0,43
17 Bintangur 92,65 159 0,58
18 Boti 0,81 2 0,41
19 Bulu – Bulu 1,36 4 0,34
20 Bumbung 21,72 6 3,62
21 Cempedak 5,24 6 0,87
22 Cengkawang 11,35 11 1,03
23 Damar 26,56 1 26,56
24 Dara- Dara 89,08 128 0,70
25 Dolik 2,90 9 0,32
26 Durian 8,37 8 1,05
27 Durian Hutan 11,42 12 0,95
28 Empaung 0,53 1 0,53
29 Empudu 5,68 8 0,71
30 Geloan 2,38 1 2,38
31 Gelungur 1,16 3 0,39
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 79
Masa tahun 2015-2024
32 Geronggang 3,67 7 0,52
33 Ibur 1,36 2 0,68
34 Idan 4,39 11 0,40
35 Jambu – Jambu 0,37 1 0,37
36 Jelutung 1,52 2 0,76
37 Jengkol 1,05 2 0,53
38 Jirak 5,39 20 0,27
39 Kabau 0,27 1 0,27
40 Kanggo 8,50 9 0,94
41 Kapas – Kapas 4,67 5 0,93
42 Kasai 5,91 6 0,99
43 Katur 2,08 7 0,30
44 Kayu Anak 0,59 2 0,30
45 Kayu Ara 6,58 11 0,60
46 Kayu Arang 0,19 1 0,19
47 Kayu Batu 2,59 7 0,37
48 Kayu Ja 0,36 2 0,18
49 Kayu Lawang 0,20 1 0,20
50 Kayu Merah 2,39 7 0,34
51 Kayu Rotan 0,87 1 0,87
52 Kayu Tulang 13,22 24 0,55
53 Kedondong 35,76 70 0,51
54 Kelakop 36,91 32 1,15
55 Kelat 322,96 431 0,75
56 Kembat Buruk 4,91 2 2,46
57 Kempas 156,84 156 1,01
58 Keniti 5,14 14 0,37
59 Kepinis 9,40 13 0,72
60 Kerang-Kerang 0,49 3 0,16
61 Keranji 32,45 34 0,95
62 Keruing 7,37 8 0,92
63 Kesik 3,97 9 0,44
64 Ketome 0,50 1 0,50
65 Kolek 12,95 27 0,48
66 Kondang 0,30 1 0,30
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 80
Masa tahun 2015-2024
67 Kubung 1,94 8 0,24
68 Kulim 12,48 19 0,66
69 Kundi 3,23 2 1,62
70 Lalan 10,21 11 0,93
71 Lancat Tupai 28,80 42 0,69
72 Limbat-Limbat 15,76 48 0,33
73 Linggang 0,25 1 0,25
74 Loso 1,17 2 0,59
75 Ludai 8,43 10 0,84
76 Mahang 6,56 26 0,25
77 Makapo 6,80 3 2,27
78 Malapari 2,68 3 0,89
79 Manggis 6,18 7 0,88
80 Manggis Bawuok 1,84 2 0,92
81 Mansi 4,04 3 1,35
82 Medang 137,58 229 0,60
83 Melang 8,18 18 0,45
84 Mempening 97,47 139 0,70
85 Mempuyan 1,26 4 0,32
86 Mendarahan 1,41 2 0,71
87 Meranti 169,80 234 0,73
88 Merbau 3,78 9 0,42
89 Mersawa 16,10 4 4,03
90 Nengka 0,87 2 0,44
91 Naran 3,62 6 0,60
92 Natu 0,76 1 0,76
93 Nyatoh 42,93 30 1,43
94 Pagar-Pagar 3,59 5 0,72
95 Pasir-Pasir 11,73 12 0,98
96 Pauh-Pauh 0,77 4 0,19
97 Paya-Paya 5,41 10 0,54
98 Pelawan 7,31 6 1,22
99 Penatasan 5,31 7 0,76
100 Petai 10,08 10 1,01
101 Petatal 27,55 42 0,66
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 81
Masa tahun 2015-2024
102 Pinggan – Pinggan 3,73 7 0,53
103 Pisang – Pisang 18,91 29 0,65
104 Plajau 13,88 14 0,99
105 Pudu 9,15 19 0,48
106 Punjung 15,63 16 0,98
107 Rambutan Hutan 1,56 4 0,39
108 Rampai 0,51 1 0,51
109 Ratus 0,65 1 0,65
110 Rengas 2,14 3 0,71
111 Resak 53,24 43 1,24
112 Sago 1,95 5 0,39
113 Selusui 4,24 6 0,71
114 Semangkok 83,62 53 1,58
115 Semaram 1,18 3 0,39
116 Seminai 45,12 55 0,82
117 Sendok – Sendok 16,37 27 0,61
118 Sentul 0,23 1 0,23
119 Serapung 0,28 1 0,28
120 Sibudak 4,47 15 0,30
121 Sijangkang 5,63 15 0,38
122 Singkawang 0,25 1 0,25
123 Sosopan Tupai 6,41 6 1,07
124 Sumangi 0,92 1 0,92
125 Suntai 2,32 2 1,16
126 Tambar – Tambar 2,40 8 0,30
127 Tambe 0,80 1 0,80
128 Tampui 28,15 41 0,69
129 Tapi 19,34 30 0,64
130 Tapung 12,94 20 0,65
131 Tarab 3,67 3 1,22
132 Tembesi 0,15 1 0,15
133 Tempayang 0,65 1 0,65
134 Temunan 7,05 4 1,76
135 Tengkawang 6,53 7 0,93
136 Tepis 1,20 1 1,20
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 82
Masa tahun 2015-2024
137 Terap 18,32 42 0,44
138 Terentang 13,26 17 0,78
139 Teruying 5,14 24 0,21
140 Tiau 2,77 1 2,77
141 Timah – Timah 0,15 1 0,15
142 Tungkar/Situngkar 43,52 52 0,84
143 Tunjang Loncat 4,48 4 1,12
144 Turing 6,82 15 0,45
145 Ubar 55,77 132 0,42
146 Ubi 4,69 15 0,31
147 Upi 1,47 6 0,25
Jumlah 2.410,85 3.356
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 83
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 10. Curah Hujan Kabupaten Kampar tahun 2010
No. Bulan Curah Hujan / CH
1. Januari 331 2. Februari 331 3. Maret 217 4. April 337 5. Mei 303 6. Juni 221 7. Juli 234 8. Agustus 291 9. September 331
10. Oktober 173 11. November 365 12. Desember 286
Jumlah 3.420 Rata – rata 285
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 84
Masa tahun 2015-2024
Lampiran 11. Matriks Rencana Kegiatan dalam hubungan dengan Visi dan Misi
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Kampar Kiri Visi Misi Tujuan Rencana Kegiatan
Terwujudnya
pengelolaan
hutan lestari
secara terpadu
dan partisipatif
dengan
pemanfaatan
potensi Hasil
Hutan Bukan
Kayu (HHBK)
menuju KPHP
berbisnis
1. Mendata potensi hutan dan sosial ekonomi masyarakat secara berkala
Untuk mengetahui potensi
terkini dari hutan dan
masyarakat yang ada
dikawasan KPHP Kampar
Kiri agar dapat dihindari
kesenjangan sosial dan
pembangunan hutan di
kawasan
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan
2. Mengembalikan ekosistem hutan dan melestarikan seluruh komponen hutan di kawasan KPHP Kampar Kiri
Untuk mengembalikan
kondisi ekosistem hutan
yang telah rusak,
melestarikan hutan beserta
satwa yang ada di KPH
Kampar Kiri
1. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu
2. Pelaksanaan rehabilitasi hutan pada kawasan di luar perijinan
3. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi hutan dan reklamasi di dalam areal berijin
3. Meningkatkan peran stakeholder kehutanan dan partisipasi masyarakat di KPHP Kampar Kiri
Untuk meningkatkan kinerja
dan eksistensi
kelembagaan KPH beserta
stakeholder terkait dan
meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap fungsi
hutan dan partisipasinya,
1. Pemberdayaan masyarakat
2. Pelaksanaan koordinasi, dan sinkronisasi antara pemegang izin
3. Pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang berijin
5. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM
6. Penyediaan pendanaan
7. Pengembangan database
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 85
Masa tahun 2015-2024
Visi Misi Tujuan Rencana Kegiatan 4. Mengoptimalkan
pengamanan kawasan hutan terhadap gangguan internal dan eksternal
Untuk menjaga fungsi
perlindungan,
pelestarian dan
pengawetan
keanekaragaman
hayati beserta
ekosistemnya.
1. Penyelenggaraan perlindungan hutan
2. Identifikasi potensi konflik dan Penyelesaian konflik
5. Mengoptimalkan perencanaan KPHP Kampar Kiri secara efektif dan efisien
Untuk mendapatkan
perencanaan yang
tepat sasaran dan
memudahkan aplikasi
kegiatan yang ada di
dalam pengelolaan
serta memenuhi
fasilitas yang
diperlukan untuk
operasional
1. Rencana rasionalisasi wilayah kelola
2. Penyusunan Rencana Pengelolaan
3. Pengembangan investasi
KPHP Model Unit XVIII Kampar Kiri |Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang 86