Top Banner

of 30

KPD + gawat janin

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    1/30

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    2/30

    + ipertensi + )en*akit pembulu# + Demam rematik akut

    + 9lkus entrikuli + )erdara#an otak + )neumonia

    + 9lkus duodeni + )sikosis + astritis

    + ;eurosis + Tuberkulosis + Batu empedu

    3 )erempuan 'eninggal 'eninggal setela#

    mela#irkan anak 

    *ang terak#ir 

    &audara >> 2 )erempuan &e#at

    >0

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    3/30

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    4/30

    Jenis kelamin : lakilaki )B : >5 !m

    6ara persalinan : normal eadaan sekarang : se#at

    ontrasepsi

    + )il B + &untikan + I9D + &usuk B

    +

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    5/30

    II. PEMERIKSAAN -ASMANI

    Pemerik"aan Umum

    Tinggi badan : 1 !m Berat badan : 8 kg

    I'T : 2>,1A kg7m2

    eadaan 9mum : tampak sakit ringan esadaran : !ompos mentis

    Tekanan dara# : 120780 mmg &u#u : 3%,%6

     ;adi : 88 E7menit )ernapasan : 22E7menit

    eadaan gii : Baik &ianosis : Tidak ada

    Cdema umum : Tidak ada abitus : )igni!us

    6ara ber$alan : baik, tapi pelan 'obilitas : )asi  

    9mur menurut taksiran pemeriksa : sesuai umur 

    A"'ek ke*iwaan

    Tingka# laku : "a$ar  

    4lam perasaan : biasa

    )roses pikir : "a$ar 

    Kulit

    Warna : sa"o matang Cloresensi : Tidak ada

    Jaringan parut : tidak ada )igmentasi : ada di sekitar tangan F muka

    )ertumbu#an rambut : merata, pan$ang, #itam

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    6/30

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    7/30

    is : 3 kali per 10 menit dengan durasi >0 detik 

    /enitalia

    Inspeksi : sekitar ula suda# berair 

    &lk 0agina : portio tipis lunak, pembukaan !m, selaput ketuban suda# pe!a#, bagian

    terenda# tidak teraba bagian kepala

    Ek"tremita" ata" !an bawah

    00.000

    2. 6ardiotokograi +tanggal 8 Juni 2013, pk 0A.30 WIB

    Baseline rate : tidak dapat dinilai

    @ariabilitas : K2

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    8/30

    4kselerasi : +

    Deselerasi : +

    erak $anin : > kali 7 10 menit

    asil : ga"at $anin

    1. RIN/KASAN

    )asien berusia 32 ta#un, perempuan, dengan 2)140 diru$uk ole# (B dengan

    kelu#an keluar !airan ber"arna ke#i$auan !uku ban*ak dan berbau amis % $am &'(&. $am

    &'(& dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan pembukaan 2 !m. &etela# diinduksi

    dengan obat, pasien mulai merasa mulas 3 $am &'(&, dan pada pemeriksaan dalam

    didapatkan pembukaan !m. arena dirasa pembukaan tidak ma$u dan !airan ketuban keluar lagi, maka pasien diru$uk ke (& &impangan Depok untuk penanganan selan$utn*a.

    )ada pemeriksaan obstetri ditemukan:

    Inspeksi : perut membun!it, striae graidarum +

    )alpasi :

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    9/30

    1I. DIA/NSIS

    Diagnosis ibu : 2)140 graida 3A minggu aterm, anak tunggal, #idup, letak punggung

    kanan, inpartu kala I ase laten dengan ketuban pe!a# dini dan ga"at $anin

    Diagnosis $anin : Janin tunggal #idup intrauterin, letak meman$ang, presentasi bagian kepala

    1II. PENATA2AKSANAAN

    a. medika mentosa

    I@HD (inger laktat 00 ml 20 tetes7menit

    !eotaEime in$. 1 g 1 ampul

     b. non medika mentosa

    bed rest

    edukasi dan dukungan ter#adap ibu dan keluargan*a

    obserasi tandatanda ital ibu dan den*ut $antung $anin

    pro se!tio !aesarea

    pasang kateter 

    !.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    10/30

    tampak kepala ba*i. epala ba*i dila#irkan da#ulu kemudian bagian tubu# *ang lain. Ba*i

    la#ir pk 05.0 WIB pada tanggal 8 Juni 2013 ber$enis kelamin lakilaki, BB 3>00 gram, )B

    3 !m, lingkar kepala 33 !m, 4)4( &!ore 37A, retraksi sela iga +, bentuk dada : pigeon

    !#est, asiksia berat, tidak terdapat lilitan tali pusat

    plasenta dilepaskan lengkap se!ara manual. 6aum uteri dibersi#kan dari selaput plasenta

    dengan menggunakan kasa steril

    miometrium di$a#itkan

    rongga abdomen dibersi#kan dengan kasa steril dan di!u!i dengan ;a6l 0,5

    kemudian dilan$utkan dengan pen$a#itan peritoneum, m.re!tus abdominal, as!ia, subkutis,

    dan terak#ir kulit.

    operasi selesai pada pk 10.00 WIB

    obserasi tandatanda ital pas!a operasi selama 2 $am

    Jam TD +mmg ;adi +E7menit (( +E7menit 9rin +!! eterangan

    10.00 110 7 %0 A 2> 300 TH9 : sepusat

    )erdara#an : 1soteE

    ontraksi :

    10.30 5 7 >3 A> 2> 300

    11.00 5 7 A %8 23 300

    11.30 11> 7 %A %> 20 30

    12.00 11% 7 %3 8 2> >00

    1III. PR/NSIS

    Ibu : ad itam : bonam

    4d un!tionam : bonam

    4d sanationam : bonam

    Janin : ad itam : dubia ad malam

     4d un!tionam : dubia ad malam

    I3. 4225 UP

    1. Tanggal 5 Juni 2013, pk %.00 WIB

    & n*eri di bekas luka operasi, latus +, demam +, mual +, munta# +, pusing +

    = keadaan umum : tampak sakit ringan

    esadaran : !ompos mentis

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    11/30

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    12/30

    DISKUSI

    Berdasarkan dari anamnesis *ang diperole# dari ;*. () berusia 32 ta#un 2)140

    dengan usia ke#amilan 3A minggu diduga mengalami ketuban pe!a# dini dan ga"at $anin.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    13/30

    'enurut anamnesis, pasien mengalami pe!a# ketuban se$ak % $am &'(& dengan

     $umla# *ang !ukup ban*ak, ber"arna ke#i$auan dan berbau amis. )asien tela# diinduksi

    melalui obat *ang diberikan melalui inus selama kurang lebi# $am &'(& di (B. 4kan

    tetapi 3 $am &'(&, !airan ketuban keluar lagi dan didapatkan pembukaan !m.

    'enurut teori, se#arusn*a induksi persalinan dilakukan selama 2> $am. 4kan tetapi

     pada kasus, karena belum sempat 2> $am, terdapat pen*ulit *aitu !airan ketuban keluar,

    ditakutkan ter$adi oligo#idroamnion *ang ber!ampur dengan mekonium *ang berakibat

    memba#a*akan $anin.

    &etela# sampai di (&, den*ut $antung $anin diperiksa dengan 6T dan didapatkan #asil

    sebagai berikut:

    Hrekuensi den*ut $antung $anin dasar : tidak dapat dinilai

    @ariabilitas : K 2

    4kselerasi +, karena terdapat peningkatan den*ut $antung $anin diatas 1dpm dari

    rekuensi dasar

    Deselerasi tipe ariabel, karena ter$adi penurunan rekuensi DJJ dengan gambaran *ang

     berariasi, baik saat bentukn*a, timbuln*a, laman*a, dan amplitudon*a.

    erak $anin : > kali 7 10 menit

    Dari datadata demikian dapat diealuasi dan didapatkan #asil ga"at $anin, *ang

    merupakan indikasi untuk segera dilakukan operasi se!tio !aesaria.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    14/30

    TIN-AUAN PUSTAKA

    KETU,AN PE&A+ DINI

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    15/30

    I. )enda#uluan

    &elaput ketuban *ang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan korion sangat

    erat ikatann*a.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    16/30

    ambar 1. &truktur selaput amnion dan korion

    'asala# pada klinik iala# pe!a#n*a ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. )ada

     perokok dan ineksi ter$adi pelema#an pada keta#anan selaput se#ingga pe!a#. )ada

    ke#amilan normal #an*a ada sedikit makroag. )ada saat kela#iran, leukosit akan masuk ke

    dalam !airan amnion sebagai reaksi ter#adap peradangan. )ada ke#amilan normal tidak ada

    I

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    17/30

    Pengukuran 0lume 6airan amnin

      9& merupakan metode *ang lebi# akurat untuk memperkirakan !airan amnion

    dibandingkan dengan pengukuran tinggi undus. Beberapa teknik tela# dipaparkan:

    penilaian sub$ekti ter#adap olume !airan amnion

    pengukuran kantung terdalam tunggal +bebas dari tali pusat

    indeks !airan amnion +I64 merupakan metode semikuantitati untuk memperkirakan

    olume !airan amnion *ang meminimalkan kesala#an antar dan pada pengamat. I64 adala#

     $umla# kantung !airan amnion ertikal maksimal +dalam !m pada masingmasing dari

    keempat kuadran uterus. I64 normal dalam usia gestasi lebi# dari 20 minggu berkisar 20

    !m.

    epentingan klinis dari olume !airan amnion :

    olume !airan amnion merupakan penanda kese#atan $anin

    olume !airan amnion normal menun$ukkan ba#"a perusi uteroplasenta memadai. Jumla#

    olume !airan amnion abnormal ber#ubungan dengan #asil ak#ir perinatal *ang kurang

    menguntungkan.

    II. Deinisi

    etuban pe!a# dini +)D adala# pe!a#n*a selaput $anin sebelum proses persalinan

    dimulai. )e!a#n*a selaput ketuban dapat ter$adi pada ke#amilan preterm maupun ke#amilan

    aterm, *ang dibagi men$adi dua, *aitu :

    )(=' + premature rupture of membrane, pe!a#n*a selaput ketuban pada usia

    ke#amilan K 3A minggu.

    ))(=' + preterm premature ruptur of membrane, pe!a#n*a selaput ketuban pada

    ke#amilan N 3A minggu. ondisi ini dibagi lagi atas :

    •  etuban pe!a# dini pada usia ke#amilan 323% minggu + preterm PROM near 

    term)

    •  etuban pe!a# dini pada usia ke#amilan 2331 minggu +  preterm PROM 

    remote from term)

    •  etuban pe!a# pada usia ke#amilan kurang dari 23 minggu (previable

     PROM).  Bila proses persalinan segera berlangsung sesuda#n*a maka akan

    ter$adi kematian neonatus.

    Ter$adin*a ketuban pe!a# biasan*a diikuti ole# proses persalinan. )eriode laten ada

    interal saat ketuban pe!a# sampai dimulain*a persalinan. )eriode laten dari pe!a#n*a

    selaput ketuban #ingga persalinan berkurang se!ara berla"anan dengan bertamba#n*a usia

    gestasi.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    18/30

    III. Cpidemiologi

    etuban pe!a# dini ter$adi pada %20 ke#amilan. urang lebi# dua pertiga dari

     pasien dengan ketuban pe!a# prematur sebelum ke#amilan 3A minggu akan bersalin dalam

    "aktu > #ari dan kurang lebi# 50 akan bersalin dalam "aktu satu minggu

    .I@. Ctiologi

    )en*ebab dari )D masi# belum $elas, masi# merupakan masala# kontroersi

    obstetri. Bisa dikarenakan men$elang usia ke#amilan !ukup bulan, kelema#an okal ter$adi

     pada selaput $anin di atas os seriks internal *ang memi!u robekan di lokasi ini. Beberapa

     proses patologis +termasuk pendara#an dan ineksi dapat men*ebabkan ter$adin*a )D).

    @. )atoisiologi

    'enurut Ta*lor dkk., patoisiologi )D ber#ubungan dengan adan*a aktor 

     predisposisi :

    a. Haktor ineksi

    )ada ineksi, ter$adi peningkatan aktiitas interleukin 1 +I

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    19/30

    • (i"a*at persalinan preterm sebelumn*a : resiko 2> kalin*a

    • Tindakan senggama : tidak berpengaru# kepada resiko , ke!uali $ika #igiene buruk,

     presdiposisi ter#adap ineksi

    • )erdara#an peraginam : trimester pertama +resiko 2E, trimester kedua 7 ketiga +20E

    • Bakteriuria : resiko 2E•  p agina diatas >,

    • seriks tipis +kurang dari 35 mm

    • lora agina abnormal

    • kadar 6( +!orti!otropin releasing #ormone maternal tinggi misaln*a pada stress

     psikologik , dan sebagain*a, dapat men$adi stimulasi persalinan preterm

    @II. Diagnosis

    1. 4namnesis

    eluar !airan ketuban +ber"arna $erni#7 kuning7 puti# keru#7 ke#i$auan7 kemera#an

    sedikit demi sedikit atau sekaligus ban*ak.

    Bau !airan ketuban *ang k#as +terutama $ika suda# ter$adi ineksi

    2. )emeriksaan status generalis

    &u#u normal bila tidak ter$adi ineksi

    3. )emeriksaan status obstetri

    )emeriksaan luar :

    ;ilai den*ut $antung $anin dengan stetoskop laene!, etal p#one, doppler, atau dengan

    !ardiotokograi +6T

    Janin muda# dipalpasi karena air ketuban sedikit.

    Inspekulo :

    ;ilai apaka# !airan keluar melalui ostium uteri eksternum atau terkumpul dioniks

     posterior.

    Tes lakmus +nitrain. Jika kertas lakmus beruba# men$adi biru, menun$ukan adan*a

    !airan ketuban. Jika kertas tetap mera#, menun$ukan bukan air ketuban +mungkin

    urin

    )emeriksaan dalam :

    &elaput ketuban tidak ada, air ketuban suda# kering. Jika ketuban pe!a#, $angan

    sering periksa dalam, a"asi ter$adin*a tandatanda ineksi

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    20/30

    Tandatanda ter$adin*a ineksi intra uterin :

    &u#u ibu K 380 6

    Takikardi ibu +K 100 den*ut permenit

    Takikardi $anin +K 1%0 detak permenit

    4ir ketuban *ang keru#7 #i$au7 berbau

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    21/30

    .  &pesimen untuk kultur &treptokokus rup B.

    Jika "anita ditapis untuk B& antara minggu ke3 dan ke3A gestasi dan #asil kultur 

    negati dalam minggu sebelumn*a didokumentasikan, set spesimen lainn*a untuk kultur 

    tidak diperlukan dan antibiotik proilaksis tidak dian$urkan

    @III. )enatalaksanaan

     )astikan diagnosis

     Tentukan umur ke#amilan

     Caluasi ada tidakn*a ineksi maternal ataupun ineksi $anin

     4paka# dalam keadaan inpartu, terdapat kega"atan $anin

    (i"a*at keluarn*a air ketuban berupa !airan $erni# keluar dari agina *ang kadang

    kadang disertai tandatanda lain dari persalinan. Diagnosis ketuban pe!a# dini dengan

    inspekulo dili#at adan*a !airan ketuban keluar dari kaum uteri. )emeriksaan p agina

     perempuan #amil sekitar >,O bila ada !airan ketuban pn*a sekitar A,1A,3. 4ntiseptik *ang

    alkalin akan menaikkan p agina. Dengan pemeriksaan ultrasound adan*a ketuban pe!a#

    dini dapat dikonirmasikan dengan adan*a oligo#idramniom. Bila air ketuban normal

    agakn*a ketuban pe!a# dapat diragukan seriks.

    )enderita dengan kemungkinan ketuban pe!a# dini #arus masuk ruma# sakit untuk 

    diperiksa lebi# lan$ut. Jika pada pera"atan air ketuban ber#enti keluar, pasien dapat pulang

    untuk ra"at $alan. Bila terdapat persalinan dalam kala akti, korioamnionionitis, ga"at $anin,

     persalinan diterminasi. Bila ketuban pe!a# dini pada ke#amilan prematur, diperlukan

     penatalaksanaan *ang kompre#ensi. &e!ara umum penatalaksanaan pasien ketuban pe!a#

    dini *ang tidak dalam persalinan serta tidak ada ineksi dan ga"at $anin, penatalaksanaann*a

     bergantung pada usia ke#amilan.

    )enanganan onserati 

    (a"at di ruma# sakit, berikan antibiotik +ampisilin >E00 mg atau eritromisin bila

    tidak ta#an ampisilin dan metronidaol 2E00 mgg selama A #ari. Jika umur ke#amilan N 32

    3> minggu, dira"at selama air ketuban masi# keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar.

    Jika usia ke#amilan 323A minggu, belum inpartu, tidak ada ineksi dan kese$a#teraan $anin.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    22/30

    Terminasi pada ke#amilan 3A minggu. Jika usia ke#amilan 323A minggu, suda# inpartu,

    tidak ada ineksi, berikan tokolitik +salbutamol, deksametason, dan induksi sesuda# 2> $am.

    Jika usia ke#amilan 323A minggu, ada ineksi, beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai

    tandatanda ineksi +su#u, leukosit, tandatanda ineksi intrauterin. )ada usia ke#amilan 32

    3A minggu berikan steroid untuk mema!u kematangan paru $anin, dan bila memungkinkan

     periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg se#ari dosis

    tunggal selama 2 #ari, deksametason I.' mg setiap % $am seban*ak > kali.

    )enanganan 4kti 

    e#amilan K 3A minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesaria. Dapat

     pula diberikan misoprostol 2 µg 0µg intraaginal tiap % $am maksimal > kali. Bila ada

    tandatanda ineksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diak#iri.

      Bila skor pelik N , lakukan pematangan seriks, kemudian induksi. Jika tidak 

     ber#asil,

    ak#iri persalinan dengan seksio sesaria.

     Bila skor pelik K , induksi persalinan

    Tabel 1. &kor 

    )elik 

    IP. )rognosis

    Ditentukan

    dari !ara

     penatalaksanaan dan komplikasikomplikasin*a *ang timbul, serta umur dari ke#amilan.

    P. omplikasi

    omplikasi *ang timbul akibat ketuban pe!a# dini bergantung pada usia ke#amilan.

    Dapat ter$adi ineksi maternal ataupun neonatal, persalinan premature, #ipoksia karena

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    23/30

    kompresi tali pusat, deormitas $anin, meningkatn*a insiden seksio sesarea, atau gagaln*a

     persalinan normal.

    )ersalinan )rematur 

    &etela# ketuban pe!a# biasan*a segera disusul ole# persalinan. )eriode laten tergantung

    umur ke#amilan. )ada ke#amilan aterm 50 ter$adi dalam 2> $am setela# ketuban

     pe!a#. )ada ke#amilan anatar 28 3> minggu 0 persalinan dalam 2> $am. )ada

    ke#amilan kurang dari 2% minggu persalinan ter$adi dalam 1 minggu.

    Ineksi

    (isiko ineksi ibu dan anak meningkat pada etuban )e!a# Dini. )ada ibu ter$adi

    konrioamnionitis. )ada ba*i dapat ter$adi septikemia, pneumonia, omalitis. 9mumn*a

    ter$adi korioamnionitis sebelum $anin terineksi. )ada etuban )e!a# Dini prematur,

    ineksi lebi# sering daripada aterm. &e!ara umum insiden ineksi sekunder pada etuban

    )e!a# Dini meningkat sebanding dengan laman*a periode laten.

    ipoksia dan 4siksia

    Dengan pe!a#n*a ketuban ter$adi oligo#idramnion *ang menekan tali pusat #ingga

    asiksia atau #ipoksia. Terdapat #ubungan anatar ter$adin*a ga"at $anin dan dera$at

    olio#iramnion, semakin sedikit air ketuban, $anin semakin ga"at.

    &indrom Deormitas Janin

    etuban )e!a# Dini *ang ter$adi terlalu dini men*ebabkan pertumbu#an $anin ter#ambat,

    kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan $anin, serta #ipoplasi pulmolnar 

    PI. esimpulan

    a. )engaru# )D pada ke#amilan dan persalinan

    Jarak antara pe!a#n*a ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten 7

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    24/30

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    25/30

    /A5AT -ANIN DA2AM PERSA2INAN

    I. Deinisi

    ?ang dimaksud ga"at $anin iala# keadaan #ipoksia $anin.

    II. Hilosoi

    ematian perinatal terban*ak disebabkan ole# asiksia. al ini ditemukan baik di

    lapangan maupun di ruma# sakit ru$ukan di Indonesia. Di 4merika diperkirakan 12.000 ba*i

    meninggal atau menderita kelainan akibat asiksia perinatal. (etardasi mental dan

    kelumpu#an sara seban*ak 20>0 merupakan akibat dari ke$adian intrapartum.

    Belum dapat dipastikan ba#"a ada kemungkinan perbaikan struktur otak, ba#kan

    misaln*a #ipertensi, perdara#an anterpartum merupakan ba#a*a *ang dapat menimbulkan

    #ipoksia pada $anin. Tingkat ba#a*a kematian $anin men$adi meningkat bila aktoraktor lain

     $uga berinteraksi, misaln*a paritas lebi# dari >, kelainan letak, pertumbu#an $anin ter#ambat

    dan sebagain*a.

    4dan*a !ara untuk mengeta#ui tingkat #ipoksia pada ga"at $anin akan sangat berguna

    untuk men*elamatkan $anin. ini dengan penga"asan den*ut $antung se!ara elektronik, dan

     pemeriksaan dara# $anin, tingkat #ipoksia dapat diketa#ui lebi# dini.

    III. )atoisiologi

    Da#ulu diperkirakan ba#"a $anin mempun*ai tegangan oksigen *ang lebi# renda#

    karena ia #idup di lingkungan #ipoksia dan asidosis *ang kronik. Tetapi pemikiran itu tidak 

     benar karena bila tidak ada tekanan +stress, $anin #idup dalam lingkungan *ang sesuai dan

    dalam ken*ataann*a konsumsi oksigen per gram berat badan sama dengan orang de"asa.

    'eskipun tekanan oksigen parsial +p=2 renda#, pen*aluran oksigen pada $aringan tetap

    memadai.

    4initas ter#adap oksigen, kadar #emoglobin, dan kapasitas angkut oksigen pada $anin

    lebi# besar dibandingkan dengan orang de"asa. Demikian $uga #aln*a dengan !ura# $antung

    dan ke!epatan arus dara# lebi# besar daripada orang de"asa. Dengan demikian pen*aluran

    oksigen melalui plasenta kepada $anin dan $aringan perier dapat terselenggara dengan relati 

     baik. &ebagai #asil metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruat, 6=2 dan air diekskresi

    melalui plasenta.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    26/30

    Bila plasenta mengalami penurunan ungsi akibat dari perusi ruang interili *ang

     berkurang, maka pen*aluran oksigen dan ekskresi 6=2 akan terganggu *ang berakibat

     penurunan p atau timbuln*a asidosis. ipoksia *ang berlangsung lama men*ebabkan $anin

    #arus mengola# glukosa men$adi energi melalui reaksi anaerobik *ang tidak eisien, ba#kan

    menimbulkan asam organik *ang menamba# asidosis metabolik. )ada umumn*a asidosis

     $anin disebabkan ole# gangguan arus dara# uterus atau arus dara# tali pusat.

    Bradikardia $anin tidak #arus berarti merupakan indikasi kerusakan $aringan akibat

    #ipoksia, karena $anin mempun*ai kemampuan redistribusi dara# bila ter$adi #ipoksia,

    se#ingga $aringan ital +otak dan $antung akan menerima pen*aluran dara# *ang lebi#

     ban*ak dibandingkan $aringan perier. Bradikardia mungkin merupakan mekanisme

     perlindungan agar $antung beker$a lebi# eisien sebagai akibat #ipoksia.

    I@. a"at Janin Iatrogenik 

    a"at $anin iatrogenik iala# ga"at $anin *ang timbul akibat tindakan medik atau

    kelalaian penolong. (esiko dari praktek *ang dilakukan tela# mengungkapkan patoisiologi

    ga"at $anin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan $antung $anin. e$adian berikut

    dapat menimbulkan ga"at $anin iatrogenik:

    )osisi tidur ibu. )osisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada aorta dan ena

    kaa se#ingga timbul #ipotensi. =ksigenisasi dapat diperbaiki dengan peruba#an

     posisi tidur men$adi miring atau semilateral

    Inus oksitosin. Bila kontraksi uterus men$adi #ipertonik atau sangat kerap, maka

    relaksasi uterus terganggu, *ang berarti pen*aluran arus dara# uterus mengalami

    kelainan. al ini disebut sebagai #iperstimulasi. )enga"asan kontraksi #arus

    ditu$ukan agar kontraksi dapat timbul seperti kontraksi isiologik.

    4nestesi epidural. Blokade sistem simpatik dapat berakibat penurunan arus dara#

    ena, !ura# $antung dan pen*aluran dara# uterus. =bat anestesi epidural dapat

    menimbulkan kelainan pada den*ut $antung $anin *aitu berupa penurunan ariabilitas,

     ba#kan dapat ter$adi deselerasi lambat. Diperkirakan obatobat tersebut mempun*ai

     pengaru# ter#adap otot $antung $anin dan asokontriksi arteri uterina.

    @. )emantauan Den*ut Jantung Janin &e!ara Clektronik 

    Den*ut $antung $anin aterm normal berkisar antara 1201%0 per menit dan ariabilitas

    meningkat karena pengaru# maturitas sistem sara otonom. @ariabilitas dipengaru#i interaksi

    sistem sara simpatik maupun parasimpatik. Disamping itu sistem tersebut mempengaru#i

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    27/30

     pula !ura# $antung dan den*ut $antung. 'elalui teknik ultrasonik dapat diperole# #asil

     pen!atatan *ang lebi# baik pada ariabilitas dan bradikardia *ang seringkali ber#ubungan

    dengan ke$adian #ipoksia. )ada $anin *ang preterm dapat ter$adi penurunan ariabilitas baik 

    *ang normal maupun akibat pemberian obat seperti atropin. Juga pada $anin *ang sedang

    tidur dapat menun$ukkan penurunan ariabilitas *ang menun$ukkan ba#"a $anin bukan dalam

    keadaan #ipoksia. e!epatan Den*ut Jantung +DJ pada #ipoksia berma!amma!am

    tergantung pada rekuensi kontraksi dan patologi asiksia.

    Takikardia mungkin bukan akibat #ipoksia ringan sa$a, tetapi bila tanpa deselerasi,

     pada umumn*a ber#ubungan dengan peningkatan su#u ibu. &elain #ipoksia, bradikardia

    masi# dapat disebabkan ole# kompresi tali pusat, anestesi blok paraserikal, anestesi epidural

    atau obat propanol. Bradikardia *ang menetap dan disertai penurunan ariabilitas pada

    umumn*a disebabkan ole# #ipoksia berat.

    Bentuk atau pola sinusoidal *ang $arang di$umpai dilaporkan sebagai ada

    #ubungann*a dengan #ipoksia berat, terutama di$umpai pada $anin dengan isoimunisasi

    (#esus. 4tas dasar pola gelombang deselerasi dan saat deselerasi di#ubungkan dengan

    kontraksi uterus on dan Quilligan menga$ukan 1 pola deselerasi. +li#at gambar 2

    ambar 2. )ola bentuk deselerasi

    Deselerasi dini *aitu bradikardi

    *ang ter$adi segera pada saat

    kontraksi, tidak disebabkan ole#

    #ipoksia dan tidak ber#ubungan

    dengan #asil *ang buruk. Deselerasi

    lambat iala# bradikardi simetrik 

    *ang timbul lebi# dari 20 detik 

    setela# ter$adin*a kontraksi uterus,

    dan di#ubungkan dengan

    insuisiensi plasenta. ambaran

    tersebut dapat timbul lebi# sering pada pen*akit diabetes melitus, preeklampsia, pertumbu#an

     $anin ter#ambat, #ipotensi ibu akibat anestesi dan solutio plasenta. @ariabilitas *ang menurun $uga memperburuk #asil persalinan dengan deselerasi lambat.

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    28/30

    Deselerasi ariabel iala# deselerasi *ang tidak seirama dengan kontraksi uteri.

    ompresi tali pusat antara bagian $anin dengan dinding uterus mungkin pen*ebab dari pola

    ini. Bradikardi *ang ringan mungkin tidak ada pengaru#n*a, sebalikn*a bradikardi *ang lama

    dapat erat #ubungann*a dengan ke$adian asidosis bila ariabilitas menurun. Deselerasi *ang

    lama *aitu bradikardia lebi# dari penurunan 30 den*ut per menit dan laman*a 2 menit atau

    lebi#, seringkali di#ubungkan dengan keadaan $anin *ang tetap baik bila disebabkan ole#

    kontraksi #ipertonik pemeriksaan dalam, pemeriksaan dara# $anin, anestesi blok para

    serikal, asalkan $anin normal dan ariabilitas normal.

    )ola den*ut $antung *ang normal merupakan ramalan *ang sangat baik untuk 

    mendapatkan ba*i *ang se#at, sebalikn*a deselerasi ariabel dan lambat meningkatkan

    kemungkinan +tidak semua ba*i la#ir dengan nilai 4pgar *ang renda# dan ba*i tersebut

    mungkin mendapatkan resiko kelainan neurologik.

    @I. )enatalaksanaan

    1. (esusitasi intrauterus

    'eskipun ga"at $anin memerlukan tindakan segera untuk mela#irkan ba*i, tetapi

    seringkali !ukup "aktu untuk bertindak memberikan terapi untuk menolong ba*i *ang dalam

    keadaan ga"at tersebut agar ter#indar dari pengaru# *ang lebi# buruk. Tindakan tersebut

    iala# resusitasi intrauterus *ang tela# dilaporkan mempun*ai dampak positi, sebagaimana

    seperti berikut:

    a 'eningkatkan arus dara# uterus dengan !ara:

    #indarkan tidur telentang

    kurangi kontraksi uterus

    pemberian inus

     b Tingkatkan arus dara# tali pusat dengan menguba# posisi tidur ibu miring ke kiri

    ! Tingkatkan pemberian oksigen

    Bila pasien dalam terapi inus oksitosin, maka upa*a *ang pertama kali iala#

    meng#entikan pemberian oksitosin dan dilan$utkan dengan pemberian obat tokolisis. )asien

    ditidurkan miring ke kiri dan diberi oksigen >%

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    29/30

    maka ada keuntungan dalam #al "aktu *ang lebi# singkat. 'asi# terdapat keraguan akan

    manaat ekstraksi !unam tinggi, terutama pada $anin *ang suda# mengalami asidosis.

    'eskipun demikian ada pula penulis *ang menemukan #asil *ang tidak berbeda dalam #al

    kelainan neurologik dan mortalitas ba*i dibandingkan dengan *ang dila#irkan dengan se!tio

    !aesar. Tindakan se!tio !asear *ang akan dilakukan pada kasus *ang suda# dipastikan

    mengalami asidosis, #arus dapat dilaksanakan dalam "aktu singkat, bila mungkin dalam 10

    menit. Bila tidak dilakukan interersi, maka dik#a"atirkan ter$adi kerusakan neurologik 

    akibat keadaan asidosis *ang progresi.

    e!epatan dan ke!epatan tindakan memerlukan pengembangan sistem *ang meliputi

    organisasi, mane$emen, kemampuan medik dan sarana. Dalam menangani ga"at $anin, maka

    tim perinatal perlu dipersiapkan terutama dalam meng#adapi kemungkinan resusitasi ba*i

    dan pera"atan intensi. &etiap kamar bersalin *ang lengkap #arus memiliki instrumen beda#,

    inkubator, me$a resusitasi +dengan pemanas radiasi dan laboratorium. Bila ba*i la#ir, segera

    dilakukan pengisapan $alan napas agar bersi# dan dilakukan penilaian 4pgar untuk 

    menentukan klasiikasi asiksia. al ini dilakukan dalam 1 menit pertama.

    Tabel 2. lasiikasi asiksia

    lasiikasi ;ilai 4pgar Den*ut $antung F

    respirasi 7 menit

    esan klinik 

    I. ;ormal A10 120 Ba*i se#at

    II. Depresi sedang >8 80120O napas irregular 4siksia liida

    III. Depresi berat 03 80O tak bernaas 4siksia palida

    Ba*i *ang depresi #arus segera dibantu dalam pernaasann*a, dengan !ara

     pemompaan inspirasi dengan tekanan 230 !m air selama 1 detik, *aitu > naas *ang

     pertama. &etela# itu tekanan pompa diusa#akan 120 !m air sa$a. Bila tern*ata pernaasan

     belum normal, perlu dilakukan intubasi. Bila den*ut $antung kurang dari %07menit, maka

     pi$atan $antung luar perlu dilakukan *aitu seban*ak %0100 kali7menit disamping entilasi

    seban*ak 30>07menit. )engobatan *ang diberikan biasan*a iala# natrium bikabornat, tetapi

    sebalikn*a baru diberikan bila upa*a tersebut diatas tidak memberikan #asil pada menit ke>

    untuk klasiikasi II. )ada kelas III dapat diberikan lebi# a"al. Tentu sa$a pemeriksaan

    diagnostik seperti analisis gas dara#, oto toraks, mutlak diperlukan untuk menentukan

    tindakan lan$ut.

    Tabel 3. =bat *ang umum diberikan pada resusitasi=bat Indikasi Dosis

  • 8/16/2019 KPD + gawat janin

    30/30

    Bikarbonat ;a 4sidosis metabolik 3 meR7kg iO 1:1 dalam glukosa

    selama 23 m

    lukosa 10 ipoglikemik > ml 7 kg i

    DeEtran >0 &*ok 10 ml7kg , inus

    lukonas !al! Bradikardia berat 1 ml7kg i ;alorp#in Depresi morp#in 0,1 mg7kg7im

    @itamin )reterm, depresi 1 mg7kg im

    )ertan*aan mengenai berapa tingkat #ipoksia *ang dapat dianggap aman agar tidak 

    mengakibatkan kerusakan neurologik *ang ireersibel pada manusia belum dapat dipastikan

    saat ini. ;ilai p dara# diba"a# A,2 ber#ubungan dengan keadaan depresi morbiditas dan

    mortalitas ba*i. Tu$uan utama dalam pela*anan perinatal iala# meng#indarkan keadaan

    #ipoksia sampai pada suatu tingkat dimana tidak menamba# penderitaan ibu dan ba*i.

    Disamping teknologi !anggi# untuk deteksi ga"at $anin, upa*a pen!ega#an pengenalan dini

    dalam proses persalinan patologik amatla# penting, misaln*a penggunaan ormulir penilaian

    resiko tinggi, partogram, mengendalikan pemakaian obat *ang dapat menimbulkan ga"at

     $anin iatrogenik +oksitosin, obat anestesi.

    DA4TAR PUSTAKA

    1. )ra"iro#ard$o, &ar"ono. Ilmu Kebidanan. )enerbit )T. Bina )ustaka &ar"ono

    )ra"iro#ard$o. Jakarta: 2011.

    2. 'anuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan Penya!it Kandungan dan Keluarga "eren#ana.

      )enerbit Buku edokteran C6. Jakarta: 1558.3. ;or"it C, &!#orge J. $t a %lan#e Obstetri & %ine!ologi. Crlangga 'edi!al &eries.

    Jakarta: 200%.

    >. )ra"iro#ard$o, &ar"ono. Ilmu "eda' Kebidanan. )T. Bina )ustaka &ar"ono

    )ra"iro#ard$o. Jakarta: 2010

    . )ra"iro#ard$o, &ar"ono. Ilmu Kandungan . )T Bina )ustaka &ar"ono )ra"iro#ard$o.

    Jakarta: 2011