Top Banner
KONTAMINAN/POLUTAN AIR KADMIUM ( CD ) Disusun oleh : Yenny Ayu Swara I Findiyani Ernawati Asih Pendidikan Kimia B 2010 UNESA Kadmium Periode 5 dan Gol II B
43
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kontaminan CD

KONTAMINAN/POLUTAN AIRKADMIUM ( CD )

Disusun oleh :

Yenny Ayu Swara I

Findiyani Ernawati Asih

Pendidikan Kimia B 2010

UNESA

KadmiumPeriode 5 dan Gol II B

Page 2: Kontaminan CD

Karakter (sifat-sifat Fisik)

Nama Unsur, lambang, no.atom : Kadmium, Cd, 48

Deret Kimia : Logam Transisi Golongan, periode : IIB, 5 Berat atom: 112,41 Konfigurasi elektronik: [Kr] 5s2 4d10

Jumlah electron tiap kulit: 2 8 18 18 2 Logam kadmium:

Keterangan Umum Unsur:

Page 3: Kontaminan CD

Fase: padat Logam berwarna putih

perak Lunak Mengkilap (Logam ini akan

kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2))

Tidak larut dalam basa Mudah bereaksi

Ciri-ciri fisik:

Titik Leleh: 321,07 0C ; 594,18K

Titik Didih: 7670C ; 1038 K Densitas/ g cm-3: Kalor peleburan: 6,21

kJ/mol-1

Kalor penguapan: 99,87 kJ/mol-1

Kapasitas kalor:26,020J/ (mol-1K-1)

Kelimpahan / ppm: 1700 ppm

Page 4: Kontaminan CD

Struktur Kristal: hexagonal Bilangan oksidasi: 2 1 (sedikit oksida basa) Elektronegativitas: 1,69 (skala pauling) Energi ionisasi: ke-1: 8,99 eV ke-2: 16,84 eV ke-3: 38,0 eV Jari-jari atom = 0,92 A0

Lunak, dapat dengan mudah dipotong pisau Tahan panas, sehingga sangat bagus untuk campuran

pembuatan bahan – bahan keramik, enamel dan plastic Sangat tahan terhadap korosi sehingga bagus untuk

melapisi pelat besi dan baja.

Ciri-ciri atom :

Page 5: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.

Sugiyarto, Kristian. H. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY.

www.wikipedia.com. Diakses tanggal 22 September 2013

Sudarmaji, Mukono J, dan Corie I. P. 2006. Toksikologi Logam Berat  B3 Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 2, NO. 2. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-2-03pdf Diakses pada 21 September 2013.

Widowati W, Sastiono A, Jusuf R. R. 2008.  Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi

 

Page 6: Kontaminan CD

Sumber (Asal kontaminan / polutan)

Pencemaran akibat kegiatan industridapat menyebabkan kerugian besar, karena umumnya buangan/limbah mengandung zat beracun antara lain kadmium (Cd) yang sering digunakan dalam proses produksi suatu industri baik sebagai bahan baku katalisator ataupun bahan utama , kandungan logam Cd berkisar antara 0,006 – 0,01 ppm

Sebagian besar kadmium diperoleh dari leburan zink dan endapan lumpur yang diperoleh dari permunian elektrolitik zink

Ion kadmium didapatkan dari industri tekstil(pewarna) atau cat karena menggunakan senyawa kadmium sulfida (CdS) dapat digunakan untuk memberikan warna kuning pada pewarna

Page 7: Kontaminan CD

Pada pertambangan seng dan timah hitam, Kadmium ditemukan dengan kadar 0,2- 0,4%. Kadmium yang ditemukan bercampur dengan logam lain.

Terdapat dalam limbah dari penggunaan batu bara dan minyak, hal ini dikarenakan pada batu bara dan minyak mentah terkandung kadmium sebanyak 0,01-300 µg/g pada batu bara dan 0,0300-2,10 µg/g pada minyak mentah.

Logam berat kadmium sering digunakan sebagai pewarna cat dan plastik, sebagai katoda nikel, baterai dan alat elektronik lainnya sehingga disimpulkan bahwa sumber utama kontaminasi logam berat jenis kadmium adalah daerah industri.

Page 8: Kontaminan CD

Berasal dari limbah pabrik peleburan besi dan baja, pengabuan sampah, pabrik produksi semen, dan limbah dari penggunaan logam yang bersangkutan untuk hasil produksinya (pabrik baterai/aki, listrik, pigmen/cat warna/tekstil, pestisida, gelas, keramik, dan lain-lain.

Logam berat Cadmium (Cd) sebagai unsur konservatif di air permukaan pada muara sungai Babon yang menjadi tempat pembuangan limbah cair dari Kawasan Industri Terboyo dan sebagian industri di daerah Trimulyo serta buangan di daerah hulu sungai dengan konsentrasi Cd pada muara sungai Babon sebesar 0.009- 0.017 mg/l,

sumber utama kadmium lainnya adalah industri panas bumi, industri bahan bangunan, areal pertambangan, industri logam dll

Page 9: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Arifin, dkk. 2012. Analisis Kandungan Logam Cd, Cu, Cr Dan Pb Dalam Air Laut Di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (2) : 139-145 (Juli 2012), diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press. Rumahaltu. 2012. Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas Perairan

Akibat Logam Berat Kadmium Pada Invertebrata Perairan. Jurnal SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Manik, Karden E.S.. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Djambatan

Syafrudin dan Zaman. 2007. Model Numerik 2-D (Lateral & Longitudinal) Sebaran Polutan Cadmium(Cd) Di Muara Sungai (Studi Kasus: Muara Sungai Babon, Semarang). Jurnal Presipitasi Vol. 3 No.2 September 2007, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Sugiyarto, Kristian. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : IMSTEP.

Page 10: Kontaminan CD

Reaksi-reaksi yang Relevan (Karakter Kimia)Reaksi ion kadmium(II) dengan: Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning

kadmium sulfida Cd2+ + H2S → CdS↓ + 2H+

Reaksi ini dapat balik, jika konsentrasi asam kuat dalam larutan di atas 0,5M. Pengendapan akan tak sempurna. Asam pekat melarutkan endapan oleh sebab yang sama. Endapan tak larut dalam kalium sianida (racun). Ini membedakan ion kadmium dari tembaga.

Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes, endapan putih kadmium(II) hidroksida:

Cd2+ + 2NH3 + 2H2O ↔ Cd(OH)2↓ + 2NH4

Endapan melarut dalam asam, pada mana kesetimbangan bergeser ke kiri. Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion-ion tetraamina kadmium(II) terbentuk:

Cd(OH)2↓ + 4 NH3→ [Cd(NH3)4]2+ + 2OH-

Page 11: Kontaminan CD

Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida:

Cd2+ + 2OH- ↔ Cd(OH)2↓

Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan, warna dan komposisinya tetap, tidak berubah bila dididihkan. Asam encer dapat melarutkan endapan dengan menggeser kesetimbangan ke kiri.

Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida, bila ditambahkan perlahan – lahan kepada larutan:

Cd2+ + CN- → Cd(CN)2↓

Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, pada mana ion tetrasianokadmiad(II) terbentuk:

Cd(CN)2↓ + 2CN- → [Cd(CN)4]2-

Kompleks yang tak berwarna ini tidak terlalu stabil, bila gas hidrogen sulfida dialirkan kadmium sulfida akan mengendap:

[Cd(CN)4]2- + H2S → CdS + 2H+ + 4CN-

Perbedaan yang menyolok dalam kestabilan kompleks-kompleks tembaga dan kadmium tetrasianato, dipakai sebagai dasar untuk pemisahan ion-ion tembaga dari kadmium.

Page 12: Kontaminan CD

Kalium tiosianat: tak membentuk endapan Kalium iodida : tak membentuk endapan Dinitro-p-difenil karbazida (0,1%):

membentuk produk yang berwarna coklat dengan kadmium hidroksida, yang berubah menjadi biru kehijauan deangan formaldehida.

4-nitronaftalena-diazoamino-azo-benzena (‘cadion 2B’) (0,02%): kadmium hidroksida membentuk zat warna merah dengan reagensia, yang kontras dengan rona biru reagensia.

Page 13: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Page 14: Kontaminan CD

Perubahan – perubahan Spesies (Karakter Kimia)

cAdmium sulfida dapat dipreparasi dari kationnya dengan menambah ion ion sulfida sebagai berikut :

Produksi kadmium dipakai untuk elektroplating (pelapisan) pada besi dan baja untuk mencegah terjadinya korosi. Untuk keperluan ini dipakai elektrolit larutan tetrasianokadmat(II),

kadmium dalam air laut berbentuk senyawa klorida (CdCl2), dalam air tawar berbentuk karbonat (CdCO3). Pada air payau kedua senyawa tersebut jumlahnya seimbang. Cd diserap oleh hewan air melalui insang dan saluran pencernaan.

Kadmium oksida berwarna coklat jika dihasilkan dari pembakaran kadmium di dalam udara.

Page 15: Kontaminan CD

Alkali hidroksida bereaksi dengan garam kadmium menghasilkan endapan putih Gd(OH)2

yang larut dalam amonia dengan membentuk ion kompleks tetraminkadmium(II),

Penambahan ion klorida berlebih pada kadmium klorida, CdCl2 maka dipeoleh ion tetraklorokadmat(II),

Kadmium karbonat tidak larut dalam air. Senyawa kadmium larut dalam larutan kalium iodida berlebihan oleh karena terbentuk ion kompleks yang larut, tetraiodokadmat (II),

Page 16: Kontaminan CD

Di udara logam Cd dihasilkan dari proses peleburan dan pemurnian logam timah, besi, tembaga maupun emas yang menggunakan suhu tinggi. Partikel logam berat seperti Cd yang beterbangan di udara akan terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah sehingga timbul pencemaran tanah.

Cd secara bersama-sama berpengaruh menurunkan warna hijau pada batang dan daun genjer, kangkung air, dan selada air, dengan besar pengaruh antar sayuran berbeda -beda. Terhadap penurunan warna hijau batang dan daun sayuran, logam berat Cd lebih besar mempengaruhi penurunan warna kangkung air; sedangkan terhadap genjer, logam berat Pb lebih berpengaruh. Logam berat campuran kurang memberikan efek kepada akumulasi logam dan penurunan warna hijau sayuran, karena adanya efek antagonis logam bila berada bersama-sama

Page 17: Kontaminan CD

Kadmium diserap oleh tanaman dari tanah melalui akarnya dan didistribusikan dalam bagian tanaman. Jumlah Cd yang diserap oleh tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk pH tanah, kandungan mineral lain (Ca) dan pemupukan tanah oleh fosfat. Cd terdapat di tanah asam di sekitar hutan dalam bentuk kation bebas.

Pada lingkungan perairan, kadmium secara cepat terdeposit pada organisme perairan dalam bentuk ion-ion bebas (Cd2+).Dilaporkan oleh Kaneta et al. (1986) efek toksik logam berat jenis kadmium pada manusia pertama kali terjadi di Jepang pada tahun 1950 melalui beras yang terkontaminasi

Jenis kadmium yang teroksidasi di alam adalah Cd+2 (Flora et al., 2008). Dibandingkan dengan jenis logam berat lainnya, kadmium merupakan salah jenis logam berat yang memiliki toksisitas yang tinggi, penyebaran yang luas serta memiliki waktu paruh (biological life) yang panjang dalam tubuh organisme hidup yaitu sekitar 10-30 tahun karena tidak dapat didegradasi

Page 18: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI

Press. Sugiyarto, Kristian. 2003. Kimia Anorganik II.

Yogyakarta : IMSTEP.

Widowati, Hening. 2011. Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna Batang Dan Daun Sayuran. Jurnal El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Rumahaltu. 2012. Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas Perairan Akibat Logam Berat Kadmium Pada Invertebrata Perairan. Jurnal SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Page 19: Kontaminan CD

Perpindahan (Jejak di Sistem & Lingkungan air, udara, atau tanah)

SISTEMPada Tumbuhan Kontaminasi makanan dapat terjadi dari tanaman pangan

(bidang pertanian) yang diberi pupuk dan pestisida yang mengandung logam.

Kadmium diserap oleh tanaman dari tanah melalui akarnya dan didistribusikan dalam bagian tanaman. Jumlah Cd yang diserap oleh tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk pH tanah, kandungan mineral lain (Ca) dan pemupukan tanah oleh fosfat. Pada umumnya kandungan Cd dalam biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan yang tidak terkontaminasi Cd adalah sangat rendah. Pada daerah yang terkontaminasi misalnya,dekat tempat pembuangan limbah kandungan Cd meningkat. Jika bahan tersebut dikonsumsi oleh hewan atau manusia, maka logam tersebut akan masuk ke tubuh mereka.

Page 20: Kontaminan CD

Pada hewan Air Cd diserap oleh hewan air melalui insang dan saluran

pencernaan. Karena sifatnya yang toksik, logam ini dapat mematikan. Jika hewan air tersebut tahan terhadap kandungan logam yang tinggi, maka logam itu dapat tertimbun dalam jaringannya terutama hati dan ginjal. Logam itu juga berikatan dengan protein sehingga disebut metalotionin yang bersifat agak permanen dan mempunyai waktu paruh cukup lama (Biological half life).

Pada Manusia Logam berat seperti Cd masuk ke dalam tubuh manusia

biasanya melalui mulut, yaitu makanan yang terkontaminasi oleh alat masak, wadah (minum/makanan kaleng) dan juga melalui pernafasan seperti asap dari pabrik, proses industri, dan buangan limbah.

Page 21: Kontaminan CD

AIR Kadmium dalam air laut berbentuk senyawa klorida (CdCl2), dalam air

tawar berbentuk karbonat (CdCO3). Pada air payau kedua senyawa tersebut jumlahnya seimbang. Rata-rata kandungan Cd dalam air laut yaitu sebesar 0,11 µg/liter. Sedangkan dalam air tawar rata-rata kandungan Cd sebesar 0,3 µg/liter.

UDARA Logam Cd selalu dikeluarkan dalam proses peleburan dan pemurnian

logam timah, besi, tembaga maupun emas yang menggunakan suhu tinggi.

Di udara daerah kota besar selalu ditemukan kandungan Cd yang tinggi, misalnya Tokyo (0,01 µg/m3) dan Los Angeles (0,04 µg/m3) (Peterson dan Alloway,1979). Seorang peneliti melaporkan bahwa sumber pencemaran udara terbesar di daerah urban disebabkan oleh asap kendaraan dan paling kecil oleh sisa pembakaran sampah kota dan asap penhangat ruangan (batu bara/kayu bakar).

TANAH Cd terdapat di tanah asam di sekitar hutan dalam bentuk kation

bebas. Partikel logam berat seperti Cd yang beterbangan di udara akan

terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah sehingga timbul pencemaran tanah.

Page 22: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press. 

Page 23: Kontaminan CD

Efek Toksikologi Pada manusia logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan

tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Logam berat dapat juga sebagai penyebab alergi, karsinogen

Keracunan Cd dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan jaringan testicular, kerusakan ginjal dan sel-sel darah merah

Itai-itai merupakan salah satu kerapuhan tulang karena C. Penyakit ini dimulai dengan gejala mirip rematik. Neuralgia dan neuritis. Kondisi tersebut akan bertambah parah dengan adanya rasa sakit pada pinggul sehingga pinggulnya diangkat seperti bebek yang disebabkan rasa sakit disekitar pinggul. Penyakit akan berlanjut selama beberapa tahun dan lebih dari 10 tahun, penderita tidak dapat bangun dari tempat tidurnya dan terjadi patah tulang di beberapa tempat dari tubuhnya Penelitian itai-itai disease ini lebih diitensifkan dan gejala penyakitnya sebagai berikut : Osteomalasea diikuti dengan osteoporosis karena

terbongkarnya mineral dari tulang. Ginjal menjadi tidak berfungsi dengan meningkatnya kejadian

glikosuria dan proteinuria Penurunan kadar fosfat dan naiknya alkalin fosfatase dalam

serum.

Page 24: Kontaminan CD

Cd dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, reproduksi, hipertensi, teratogenesis bahkan kanker

Setelah diabsorbsi, logam berat kadmium akan terakumulasi di dalam organ target yang utamanya adalah ginjal kemudian menimbulkan toksisitas). Di dalam ginjal, akumulasi kadmium terjadi umumnya di dalam tubulus proximal serta segmen-segmen nefron lainnya yang hanya terjadi pada akhir tahap intoksifikasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ohta et al (2000) menemukan bahwa pemberian logam berat kadmium terhadap tikus putih jantan (Male Wistar Rats) dapat menyebabkan osteoporosis serta umumnya terdeposit di dalam organ liver dan ginjal.

kadmium tidak diketahui memiliki fungsi biologis di dalam sel tetapi memiliki sifat reaktif yang sangat inggi dan dapat menginaktifkan berbagai macam aktivitas enzim yang diperlukan oleh sel

kadmium menginduksi toksisitas atau menimbulkan efek toksik melalui kemampuannya dalam menimbulkan stres oksidatif yang dimediasi oleh H2O2 yang akan memicu peningkatan reduksi aktivitas enzim-enzim antioksidan seperti catalase dan peroxidase bersamaan dengan meningkatnya peroksidasi lipid, produksi superoksida radikal

Page 25: Kontaminan CD

Gzyl et al. (2009) menjelaskan bahwa kadmium tidak dapat berpartisipasi pada reaksi redoks tetapi memiliki kemampuan untuk memproduksi radikal bebas

logam berat kadmium diketahui menunjukkan efek terhadap proses genomic dan postgenomic pada liver, ginjal paru-paru dan otak. Kerusakan yang sama juga tampak berhubungan dengan disfungsi neuron pada hipotalamus, pituitary dan testiskula

mitokondria merupakan salah satu target seluler dari kadmium melalui efeknya secara langsung terhadap peningkatan permeabilitas iner membran.

Salah bentuk tubuh/organ pada janin terjadi jika Cd diberikan pada individu yang sedang bunting yaitu salah bentuk rahang atas dan muka, rusuk dan kaki. Toksisitas Cd setelah kelahiran juga menyebabkan gangguan seperti kurang refleks terhadap respons, hipoaktivitas, impairment dalam koordinasi dan penurunan dalam aktivitas belajar.

Page 26: Kontaminan CD

Kadmium juga berpengaruh terhadap perkembangan sistem saraf dan mengakibatkan gangguan pada otak seperti hidrocefalus dan oksocefalus.

Efek pada sistem pernafasan: bronkitis kronis, Fibrosis progressive pada saluran nafas bagian bawah dan pecahnya sekat antara alveoli diakibatkan emfisema.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air logam berat Cd : Dapat menyebabkan kerusakan ada ginjal, hati, tulang, pankreas, dan kelenjar gondook

Page 27: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.

Arifin, dkk. 2012. Analisis Kandungan Logam Cd, Cu, Cr Dan Pb Dalam Air Laut Di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (2) : 139-145 (Juli 2012), diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Widowati, Hening. 2011. Pengaruh Logam Berat Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna Batang Dan Daun Sayuran. Jurnal El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Rumahaltu. 2012. Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas Perairan Akibat Logam Berat Kadmium Pada Invertebrata Perairan. Jurnal SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, diakses pada tanggal 22 september jam 15.00

Mukono . 2000. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Surabaya : Airlangga university press

Polar, Heryanto. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rinika Cipta.

Page 28: Kontaminan CD

Identifikasi (Kualitatif)

Kadmium merupakan logam putih keperakan menyerupai Aluminium, dapat ditempa dan liat, lunak dan sangat mudah dipotong dengan pisau. Kadmium dapat diidentifikasi dengan uji kering, meliputi:

Uji pipa tiup Semua senyawa kadmium bila

dipanaskan dengan alkali karbonat di atas arang, menghasilkan kerak berwarna coklat kadmium oksida (CdO).

Page 29: Kontaminan CD

Uji pipa Garam kadmium direduksi oleh natrium oksalat menjad unsur

kadmium, yang biasanya diperoleh sebagai cermin logam, dikelilingi oleh sedikit kadmium oksida coklat. Pada pemanasan dengan belerang, logam itu berubah menjadi kadmium sulfida kuning.

Jika ditaruh sedikit garam kadmium yang dicampuri dengan natrium oksalat yang sama berat, dalam sebuah tabung pemijar kecil, dan dipanaskan, maka terjadilah cermin logam kadmium dengan pinggiran yang coklat. Dibiarkan menjadi dingin, ditambahkan sedikit belerang dan dipanaskan lagi. Cermin logam berangsur-angsur berubah menjadi sulfida yang berwarna jingga, yang menjadi kuning setelah didinginkan.

Page 30: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Page 31: Kontaminan CD

Identifikasi (Kuantitatif, termasuk prinsip dasar reaksi dan kerja instrumen / alat) Kadmium sangat mudah menguap. Identifikasi logam Cd dilakukan

dengan cara sebagai berikut : Sampel ditimbang terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi ukura 100ml yang dilengkapi dengan kondensor pendingin yang dialiri air. Ditambahkan 10ml HNO3 pekat kemudian dimasukkan ke dalam blok digesti dan dipanaskan sampai suhu sekitar 1200tC. Kondensor disambungkan kemudian dialiri air yang mengalir yang berfungsi sebagai pendingin, sehingga uap yang keluar dari tabung akan kembali mengembun masuk kembali ke dalam tabung. Digesti dilakukan selama 4jam dan didinginkan.

Sampel yang sudah didigesti dengan asam dilarutkan dalam HNO3 10% sampai 5-10ml (tergantung berat sampelnya). Logam kadmium jumlahnya sangat sedikit sekali dalam kondisi normal sehingga perlu berat sampel yang lebih besar (2-3gr) dan pengenceran yang sedikit (5ml) sehingga logam akan terdeteksi. Analisis hanya dapat dilakukan dengan mesin AAS.

Page 32: Kontaminan CD

Prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometry(AAS): Metode AAS kali pertama dikembangkan oleh Walsh, Alkamede dan

Melatz(1955). Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom

menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya.

Cara kerja mesin ini berdasarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (hollow cathode lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya.

Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan cara memperoleh garis resonansi yang tepat. Temperatur nyala harus sangat tinggi. Ini dapat diterangkan dari persamaan distribusi Boltzman

Page 33: Kontaminan CD

Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana, hidrogen dan asetilen. Sedangkan oksidatornya adalah udara , oksigen, N2O dan asetilen.

Logam-logam yang mudah menguap seperti Cd, Cu, Pb, Zn umumnya ditentukan pada suhu rendah sedangkan untuk unsur – unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan suhu tinggi. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi jika temperatur terlalu tinggi.

Berdasarkan tabel metode perbandingan panjang gelombang Cd = 228 nm, flame nyala emisi 0,3 ppm, metode AAS 0,0004 ppm.( Khopkar, S.M.: 1990)

Page 34: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Diterjemahkan oleh A.Saptorahardjo. Jakarta: UI Press.

Mulja, Muhammad and Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Jakarta: Airlangga University Press.

Page 35: Kontaminan CD

Perundang-undangan yang Terkait dan Tuntutan yang diberlakukan

UU Lingkungan Hidup Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 angka 18:

“Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.”

Page 36: Kontaminan CD

PP nomor 18 Pasal 1 angka 2 tahun 1999:“Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau Konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta Makhluk Hidup lainnya.”

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001 maupun berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.28 tahun 1995 yaitu untuk kandungan logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd) tidak boleh melebihi 0,03 ppm dan 0,01 ppm pada suatu perairan.

Page 37: Kontaminan CD

Standar Nasional Indonesia (SNI 7387:2009) “Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan”

Page 38: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Dharma. 2007. Peraturan Limbah B-3 di Indonesia. www.Wikipedia.com. Diakses tanggal 22 September 2013

SNI. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat. Jakarta: BSN

Page 39: Kontaminan CD

Ide-ide Penanganan (perventif dan kuratif)

Perventif: Kadmium merupakan logam pencemar, banyak ditemukan

pada limbah pabrik, maka untuk itu pabrik harus melakukan AMDAL sesuai dengan UU yang telah ditentukan.

Kita sebagai manusia hendaknya berhati-hati terhadap makanan yang kita konsumsi, makanan tersebut harus bergizi, higienis, sehat, dan banyak mengandung protein, kalsium (Ca), dan besi (Fe), karena unsur-unsur tersebut dapat menghambat proses penyerapan kadmium oleh tubuh dan mengurangi daya toksisitas kadmium.

Pemisahan limbah Sisa pelarut dikumpulkan dalam wadah terpisah dan diberi

label yang jelas. Apabila pemisahan telah dilakukan sedini mungkin, proses pengolahan dapat didaur ulang.

Page 40: Kontaminan CD

Pengolahan air limbah Penetralan dilakukan karena kelarutan logam sangat

dipengaruhi oleh pH. Flokulasi – Koagulasi digunakan untuk mengendapkan presipitat

yang baru saja terbentuk berisi koloid yang terdapat dalam limbah.

Absorpsi terutama pada karbon aktif untuk menghilangkan padatan tersuspensi yang sangat halus.

Pengolahan limbah padat sebelum dibuang atau ditimbun Pengurangan kadar air dengan cara sedimentasi (pengendapan),

filtrasi, evaporasi. Pengurangan kadar bahan organic Fiksasi sebelum ditimbun logam-logam berat dapat digunakan

dalam pembuatan gelas untuk mendapatkan sifat gelas yang dikehendaki (glasifikasi).

Page 41: Kontaminan CD

Kuratif: Jika telah terjadi pencemaran lingungan baik

di tanah, air, maupun udara, maka harus dilakukan penghilangan logam kadmium, yaitu salah satunya dengan cara pengikatan logam kadmium oleh senyawa yang sesuai.

Jika kadmium masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia, sehingga menimbulkan penyakit maka harus dilakukan pengobatan secara intensif agar dampak kadmium dapat berkurang, bahkan hilang sama sekali.

Page 42: Kontaminan CD

Dapat dilakukan dengan proses kimiawi, seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resin), serta beberapa metode lain seperti penyerapan menggunkan karbon aktif, elektrodialisis dan reverse osmosis.

Menggunakan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah biologi dikenal dengan bioakumulasi, bioremidiasai, atau bioremoval).

Page 43: Kontaminan CD

Daftar Pustaka

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Demaychi. 2009. Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. www.ychi.org. Diakses tanggal 5 Oktober 2009.