KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM TERIKAT DI-+ {-KAN/ -I} DALAM BAHASA INDONESIA: Kajian Struktur dan Makna TESIS diajukan sebagai bahan Sidang Magister pada Program Studi Ilmu Sastra Bidang Kajian Utama Linguistik Oleh Agus Nero Sofyan L2I03001 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006
153
Embed
KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/tesis.pdf · Untuk menganalisis data itu, ... kata dapat diklasifikasikan menjadi kata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM TERIKAT DI-+ {-KAN/ -I}
DALAM BAHASA INDONESIA: Kajian Struktur dan Makna
TESIS diajukan sebagai bahan Sidang Magister
pada Program Studi Ilmu Sastra Bidang Kajian Utama Linguistik
Oleh Agus Nero Sofyan
L2I03001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2006
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas
rahmat-Nyalah tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini berjudul “Konstituen
Pascaverba Pasif yang Bermorfem Terikat Di-+{-Kan/ -I} dalam bahasa
Indonesia: Kajian Struktur dan Makna.”
Tesis ini diajukan sebagai bahan Ujian Sidang Magister pada
Program Studi Ilmu Sastra, Bidang Kajian Utama Linguistik, Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, ucapan terima
kasih disampaikan kepada mereka yang telah membantu penulis:
1. Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. H. A. Himendra
Wargahadibrata, dr., Sp. An., KIC,
2. Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. H. Djadja Saefullah, M.A.,
3. Koordinator Program Studi Ilmu Sastra Strata II, Prof. Dr. H. Dudih
A. Zuhud, M. A.,
4. Ketua Komisi Pembimbing, Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M. A.,
5. Anggota Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Hj.T. Fatimah Djajasudarma,
6. para dosen Program Ilmu Sastra Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M. A.,
Prof. Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma, Prof. Dr.H. Dudih Amir
Zuhud, M.A., Prof. Dr. Davidescu S.P. Cristiana,
iv
Dr. Dadang Suganda, M.Hum., Dr. Wahya, M.Hum.,
Dr. Heriyanto, M.Hum., dan Dr. Cece Sobarna, M.Hum., dan
7. rekan-rekan angkatan 2003,
8. Ucapan terima kasih yang tidak ternilai dan sangat mendalam
disampaikan kepada kedua orang tua (Ibu Enok Siti Sutarsih dan
Cenderamata-Muhammad Livain Ilhami), dan istri (Ai Kusmawati)
yang dengan sabar dan ikhlas telah memberikan dorongan, tenaga,
dan doa pada penulis.
Semoga amal dan kebaikan mereka pada penulis diterima dan dibalas oleh
Allah swt.
Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan tesis ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu sastra khususnya kajian bidang
linguistik.
Bandung, 7 Maret 2006
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I} dalam Bahasa
Indonesia: Kajian Struktur dan Makna
Nama : Agus Nero Sofyan
Nomor Pokok Mahasiswa : L2I03001
Bidang Kajian Utama : Linguistik
Program Studi : Ilmu Sastra
Tesis ini telah disetujui oleh
Ketua Komisi Pembimbing,
Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M.A.
Anggota Komisi Pembimbing,
Prof. Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma
i
ABSTRAK
Tesis ini berjudul “Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem Terikat Di-+ {-Kan/ -I} dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur dan Makna.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam metode ini, digambarkan secara sistematis data serta kaitan fenomena-fenomena yang diteliti. Data penelitian ini bersumber dari data tulis yang terdapat pada surat kabar dan karya sastra. Untuk menganalisis data itu, digunakan metode kajian distribusional. Kajian teori meliputi konstituen, bentuk dan makna verba bermorfem terikat, klasifikasi verba, makna inheren verba, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan tataran sintaksis. Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dianalisis dari segi fungsi, konstruksi, kategori, distribusi, dan peran. Dari hasil analisis ditunjukkan bahwa konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} memiliki fungsi sintaksis subjek, pelengkap, dan keterangan. Konstruksi konstituen itu berupa kata, frasa, dan klausa. Kategori konstituen terdiri atas verba, frasa verbal, nomina, frasa nominal, adjektiva, frasa adjektival, pronomina, adverbia, frasa adverbial, frasa numeralia, frasa preposisional, klausa verbal, klausa nominal, dan klausa adjektival. Distribusi konstituen itu berupa frasa endosentrik dan eksosentrik. Peran konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} terdiri atas pelaku, sasaran, pengalam, pemeroleh, waktu, tempat, alat, sumber, tujuan, cara, penyerta, pembanding, sebab, hasil, syarat, dan keadaan.
ii
ABSTRACT
This thesis is entitled “Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem Terikat Di-+ {-Kan/ -I} dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur dan Makna.” The method used in the research is descriptive method. Through this method, the data and phenomena relations are described systematically. The data of the research are taken from newspapers and literary works. To analyze the data, the distributional study method is used. The theoritical reviews are constituents, form and meanings of the bound morphemes, verb classifications, meanings of inherent verbs, morphemes, words, phrases, clauses, sentences, and syntactical hierarchy. The constituents of passive post-verbs with the bound morphemes di-+{-kan/ -i} are analyzed from the viewpoint of functions, constructions, categories, distributions, and roles. The result of this analysis shows that the constituents of passive post-verb with the bound morphemes di-+{-kan/ -i} have syntactic functions subject, complement, and adverb. The constructions of the constituents are words, phrases, and clauses. The constituents categories are verbs, verbal phrases, nouns, noun phrases, adjectives, adjectival phrases, pronouns, adverbs, adverbial phrases, numeral phrases, prepositional phrases, verb clauses, noun clauses, and adjective clauses. The distributions of the constituens are the endocentric and exocentric phrases. The semantic roles of passive post-verb constituents with the bound morphemes di-+{-kan/ -i} consist of the role of agent, goal, experiencer, benefactive, time, locative, instrumental, source, purpose, manner, commitative, comparative, cause, result, condition, and situation.
Teori-teori tentang peran semantis yang disebutkan itu tampak
saling melengkapi. Oleh karena itu, teori-teori tersebut akan dipadukan
untuk mengisi peran semantis konstituen pascaverba pasif yang
bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}.
40
2.5 Morfem
Morfem adalah satuan bahasa atau bentuk bahasa terkecil yang
tidak dapat dibagi menjadi satuan bahasa yang lebih kecil
(Badudu,1993: 66). Morfem terbagi atas (a) morfem bebas dan (b)
morfem terikat.
Morfem bebas adalah satuan bahasa terkecil yang secara potensial
dapat berdiri sendiri atau tidak bergantung pada morfem lain, (free
morpheme), misalnya, lari, cantik, dan rumah (Kridalaksana 1993:141).
Selanjutnya, Kridalaksana (1993:141) mengemukakan bahwa morfem
terikat (bound morpheme) adalah morfem yang tidak memiliki potensi
untuk berdiri sendiri dan selalu terikat pada morfem yang lain untuk
membentuk ujaran. Morfem tersebut, di antaranya, ialah me-, ber-, ter-,
di-, di-kan, di-i, ter-kan, ter-i, ke-an, antar, anjur, dan juang.
Morfem terikat dalam penelitian ini adalah morfem terikat
di-+ {-kan/ -i} yang dilekatkan pada morfem dasar lain sebagai penanda
verba pasif.
2.6 Kata
Kridalaksana (1993: 98) berpendapat sebagai berikut.
Kata adalah 1. morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap oleh satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; 2. satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal, misalnya batu, rumah, dan datang atau gabungan morfem, misalnya, pejuang, mengikuti, pancasila, dan mahakuasa.
41
Dalam beberapa bahasa, antara lain dalam bahasa Inggris, pola tekanan juga menandai kata.
Dari batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata adalah
satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri yang terdiri dari morfem
bebas atau morfem bebas dan morfem terikat.
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang hadir berupa kata terlihat ada fungsi subjek dan pelengkap,
konstruksi, beberapa kategori, dan beberapa peran.
2.7 Frasa
Djajasudarma (2003: 9) menyatakan bahwa frasa adalah bentuk
linguistik (unsur kalimat) minimal dua kata yang nonpredikatif.
Selanjutnya, Djajasudarma (2003: 11–17) dan Ramlan (1987: 140–
143) mengatakan bahwa frasa berdasarkan tipe atau distribusinya frasa
terbagi atas frasa endosentrik (memiliki distribusi yang sama dengan
semua unsurnya) dan eksosentrik (tidak berdistribusi yang sama dengan
satu di antara komponennya).
Frasa endosentrik terdiri atas atributif (istri muda) dan koordinatif
yang terbagi atas aditif (tekun dan cerdas), apositif (wanita pengusaha),
alternatif (ibu atau bapak), dan unsur-unsurnya berkoordinatif (baik anak
maupun istrinya). Frasa eksosentrik terdiri atas objektif (menjadi pilot)
dan direktif (dari Bandung).
42
Di samping pembagian berdasarkan distribusi, Badudu (2002: 6–7)
dan Ramlan (1987: 153–163) mengatakan bahwa frasa dapat
dikelompokkan atau dinamai berdasarkan inti kategorinya. Frasa itu
adalah frasa verbal (akan makan), nominal (buku tulis), adjektival (sangat
rajin), numeralia (lima hari), adverbial (tadi pagi/ tidak sering), dan frasa
preposisional (di kampus).
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+{-kan/-i}
yang hadir berupa frasa itu adalah sebagai berikut. Secara distributif hadir
frasa endosentrik, yaitu frasa koordinatif, atributif, dan apositif, sedangkan
frasa eksosentriknya ialah frasa direktif dan objektif. Selanjutnya, secara
kategorial, frasa yang hadir adalah frasa verbal, nominal, adjektival,
adverbial, numeralia, dan preposisional.
2.8 Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat serta memiliki
kemampuan untuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 1993: 110). Di samping
subjek dan predikat, klausa juga mempunyai unsur-unsur yang lain, yaitu
objek, pelengkap, dan keterangan. Akan tetapi, hanya unsur subjek dan
predikatlah yang menjadi inti dalam klausa, sedangkan unsur-unsur
lainnya bersifat manasuka (Ramlan, 1987: 89).
43
(50) Saat Rano menangis menatap kami, Bapak Ishak masuk diantar
suster Nila.
Pada kalimat (majemuk) tersebut, unsur kalimat yang dilesapkan
adalah subjek, yaitu Rano dan Bapak Ishak.
Menurut Chaer (1994:235), klausa dapat dibedakan berdasarkan
strukturnya, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah
klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat (mayor) jika diberi
iintonasi akhir, sedangkan klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki
potensi untuk menjadi kalimat (mayor).
(51) Penelitian itu terlambat karena memerlukan dana yang cukup
besar.
Klausa penelitian itu terlambat tergolong pada klausa bebas,
sedangkan karena memerlukan dana yang cukup bersar merupakan
klausa terikat.
Badudu (2002:19) menggolongkan klausa berdasarkan inti kategori
predikatnya sebagai berikut.
a. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba atau
frasa verbal.
(52) Peneliti itu (akan) mengkaji data.
b. Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori nomina
atau frasa nominal.
44
(53) Ayahnya (seorang) pelukis.
c. Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori adjektiva
atau frasa adjektival.
(54) Senyumnya (sangat) manis.
d. Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berkategori adverbia
atau frasa adverbial.
(55) Tibanya (kemarin) sore.
e. Klausa numeralia adalah klausa yang predikatnya berkategori
numeralia atau frasa numeralia.
(56) Mobilnya tiga (buah).
f. Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori frasa
preposisional.
(57) Diskusi mereka itu di perpustakaan.
Jenis klausa yang hadir mengisi konstituen pascaverba pasif yang
bermorfem terikat di-+{-kan/ -i} adalah klausa verbal, nominal, dan
adjektival.
2.9 Kalimat
Kridalaksana (1993: 92) mendefinisikan kalimat sebagai berikut.
45
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relaitf berdiri sendiri,
mempunyai intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri
dari klausa.
2. Kalimat adalah klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan;
satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan
satu klausa, yang membentuk satuan yang bebas; jawaban minimal,
seruan, salam, dan sebagainya.
3. Kalimat adalah konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih
klausa yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri
sebagai satu satuan.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan
satuan bahasa (klausa atau gabungan klausa) yang mempunyai intonasi
final. Intonasi final tersebut menunjukkan bahwa satuan bahasa tersebut
sudah maksimal; dalam arti satuan bahasa tersebut sudah memiliki
pemikiran utuh sehingga dapat ditangkap maksud dan tujuannya.
Kalimat dalam bahasa Indonesia, dapat dibedakan atas kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
Alwi, dkk. (1998: 338) mengemukakan, “Kalimat tunggal adalah
kalimat yang terdiri atas satu klausa”.
(58) Dia akan pergi.
(59) Mereka akan membentuk kelompok belajar.
46
Alwi, dkk. (1998: 398) menyatakan bahwa kalimat majemuk
adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang sifat
hubungannya bisa bersifat setara (kalimat majemuk setara) atau
hubungannya tidak setara (kalimat majemuk bertingkat).
(60) Pardi tinggal di daerah kumuh, sedangkan kakaknya di
kompleks.
(61) Walaupun kedua pahlawan proklamator itu kadang-kadang
berselisih pendapat pada waktu pergerakan nasional, keduanya
tetap bersatu dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Konstituen-konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat
di-+ {-kan /-i} itu terdapat pada kalimat tunggal dan majemuk.
47
BAB III
KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF
YANG BERMORFEM TERIKAT DI-+ {-KAN/ -I}
DALAM BAHASA INDONESIA
3.1 Fungsi Sintaksis Konstituen Pascaverba Pasif yang
Bermorfem Terikat Di-+{-kan/ -i}
Fungsi adalah konstituen formal yang bersifat kosong dan harus
dihubungkan dengan fungsi lain (bersifat relasionalitas). Fungsi sintaksis
terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Berikut ini dapat dilihat fungsi apa saja yang dapat ditempati oleh
konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dalam
kalimat bahasa Indonesia.
3.1.1 Sebagai Subjek
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat mengisi fungsi subjek, misalnya, yang terlihat dalam data berikut
ini.
(1) Dalam APBN 2004 ditetapkan subsidi BBM.
(K/ 14/ 6/ 24-9-2004)
(2) Dalam pameran ini ditampilkan beberapa karya video dari
Arahmaiani dan Herman Chong. (K/ 18/ 5/ 17-10-2004)
48
(3) Mulai tahun depan akan diwujudkan draf para pemain PSSI. (K/ 29/ 8/ 10-1-2004)
(4) Untuk menaikkan pamor komik Indonesia, dibutuhkan effort
dari semua pihak. (K/ 39/ 15/ 3-12-2004)
(5) Sebagai pengganti tax holiday dapat dicermati berbagai hal
untuk mempercepat depresiasi. (PR/ 14/ 4/ 13-12-2004)
Pada kalimat (1) sampai dengan (5), konstituen pascaverba pasif
yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} mengisi fungsi subjek. Konstituen
yang berfungsi sebagai subjek pada kalimat itu berturut-turut adalah
subsidi BBM, karya video dari Arahmaiani dan Herman Chong, draf para
pemain PSSI, effort dari semua pihak, dan berbagai hal.
Subjek konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+
{-kan/ -i} pada kalimat (1) sampai dengan (5) membentuk struktur
kalimat inversi. Dengan kata lain, subjek tersebut berada di sebelah kanan
predikatnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan urutan normal kalimat (1a) sampai
dengan (5a) berikut.
(1a) Dalam APBN 2004 subsidi BBM ditetapkan.
(2a) Dalam pameran ini beberapa karya video dari Arahmaiani dan
Herman Chong ditampilkan.
(3a) Mulai tahun depan draf para pemain PSSI akan diwujudkan.
(4a) Untuk menaikkan pamor komik Indonesia, effort dari semua
pihak dibutuhkan.
49
(5a) Sebagai pengganti tax holiday berbagai hal dapat dicermati
untuk mempercepat depresiasi.
3.1.2 Sebagai Pelengkap
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat mengisi fungsi pelengkap. Berdasarkan distribusi dalam kalimat,
pelengkap ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat manasuka.
3.1.2.1 Pelengkap yang Bersifat Wajib
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang berupa pelengkap wajib dapat dilihat pada data berikut.
(6) Korban diduga tewas seketika akibat terlindas ban truk pada
bagian kepalanya. (PR/ 4/ 2/ 2-10-2004)
(7) Sungai Cipanyiaran dilanda banjir bandang.
(PR/ 5/ 3/ 18-08-2004)
(8) Wakil Presiden Jusuf Kalla dipastikan ikut berebut posisi puncak
Partai Beringin itu. (T/ 1/ 3/ 14-12-2004)
(9) Sidang Pleno itu tidak dihadiri Fraksi PDIP.
(K/ 13/ 3/ 20-10-2004)
(10) Beberapa musisi baru diajak bergabung dengan tujuan mengisi
posisi yang ditinggalkan Trower. (K/ 23/ 3/ 3-12-2004 )
50
Kalimat (6) sampai dengan (10) tersebut berpelengkap wajib.
Pelengkap-pelengkap tersebut adalah tewas seketika, banjir bandang, ikut
berebut posisi puncak Partai Beringin itu, Fraksi PDIP, dan bergabung.
Kalimat (6) sampai dengan (10) tersebut menjadi tidak sempurna
dan tidak berterima apabila konstituen yang berfungsi sebagai pelengkap
wajib itu tidak hadir. Dengan kata lain, konstituen-konstituen itu mutlak
keberadaannya dalam kalimat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan struktur
(fungsi sintaksis) kalimat (6a) sampai dengan (10a) berikut.
(6a) *Korban diduga akibat terlindas ban truk pada bagian
kepalanya.
(7a) *Sungai Cipanyiaran dilanda.
(8a) *Wakil Presiden Jusuf Kalla dipastikan.
(9a) * Sidang Pleno itu tidak dihadiri.
(10a) *Beberapa musisi baru diajak dengan tujuan mengisi posisi
yang ditinggalkan Trower.
Faktor-faktor yang menyebabkan wajibnya hadir konstituen
pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang berupa
pelengkap wajib itu, di antaranya, adalah sebagai berikut:
(a) bentuk dasar verba,
(b) bentuk turunan verba, dan
(c) unsur-unsur pembentuk kalimat yang mewajibkan hadirnya
konstituen.
51
3.1.2.2 Pelengkap yang Bersifat Manasuka
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/-i}
selain mengisi fungsi pelengkap yang bersifat wajib dapat pula mengisi
fungsi pelengkap yang bersifat manasuka.
(11) Pembangunannya direncanakan rampung selama 18 bulan
sejak September 2004. (M/ 10/ 3/ 16-12-2004)
(12) Laporan autopsi itu sudah diserahkan pihak Belanda.
(Mi/ 10/ 5/ 16-12-2004)
(13) Bendera dikibarkan setengah tiang di Belanda hari Kamis.
(K/ 11/ 1/ 3-12-2004)
(14) Bagian kakinya digerogoti hewan sejenis belatung.
(PR/ 4/ 5/ 2-9-2004)
Konstituen-konstituen pascaverba pasif yang langsung berada di
belakang predikat yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} tersebut mengisi
fungsi pelengkap. Pelengkap-pelengkap pada kalimat-kalimat tersebut
adalah rampung, pihak Belanda, setengah tiang, dan hewan sejenis
belatung. Pelengkap-pelengkap tersebut bersifat manasuka. Jika
pelengkap-pelengkap itu dilesapkan, kalimat itu (akan) tetap berterima.
(11a) Pembangunannya direncanakan selama 18 bulan sejak
September 2004.
(12a) Laporan autopsi itu sudah diserahkan.
52
(13a) Bendera dikibarkan di Belanda hari Kamis.
(14a) Bagian kakinya digerogoti.
3.1.3 Sebagai Keterangan
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain mengisi fungsi subjek, pelengkap, juga mengisi fungsi keterangan.
Konstituen dengan fungsi keterangan sama halnya seperti fungsi
pelengkap, yaitu ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat manasuka.
3.1.3.1 Keterangan yang Bersifat Wajib
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
sebagai pengisi fungsi keterangan yang bersifat wajib dapat dilihat pada
data berikut.
(15) Campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang
temperaturnya itu lebih rendah dari 00 C.
(K/ 35/ 4/ 13-12-2004)
(16) Menurut Kabid Humas, penjagaan yang cukup ketat tidak
hanya dilakukan di kawasan Nusa Dua.
(MI/ 7/ 6/ 16-12-2004)
(17) PSOITF diikuti oleh petenis unggulan peringkat 1714 ITF.
(K/ 30/ 7/ 3-12-2004)
53
(18) Selain itu, kenaikan harga sembako juga dipicu oleh efek
psikologis akan naiknya harga BBM. (MI/ 1/ 8/ 16-12-2004)
Konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang
tampak pada kalimat (15) sampai dengan (18) mengisi fungsi keterangan.
Fungsi keterangan pada kalimat-kalimat tersebut ialah oleh larutan garam
yang temperaturnya itu lebih rendah dari 00 C, di kawasan Nusa Dua, oleh
petenis unggulan peringkat 1714 ITF, dan oleh efek psikologis akan
naiknya harga BBM. Konstituen-konstituen pengisi keterangan itu ditandai
oleh kehadiran preposisi oleh dan di.
Konstituen-konstituen yang berfungsi sebagai keterangan kalimat
itu bersifat wajib. Hal itu dapat dibuktikan jika konstituen-konstituen itu
(sebagai fungsi keterangan) dilesapkan, kalimat-kalimat tersebut menjadi
tidak berterima dilihat dari makna (informasi) yang diemban. Di samping
itu, dari segi struktur, kalimat itu menjadi tidak lengkap.
(15a) *Campuran es krim tadi dikelilingi.
(16a) *Menurut Kabid Humas, penjagaan yang cukup ketat tidak
hanya dilakukan.
(17a) *PSOITF diikuti.
(18a) *Selain itu, kenaikan harga sembako juga dipicu.
Demikian halnya, faktor-faktor yang menyebabkan wajibnya hadir
konstituen pascaverbapasif bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang berupa
keterangan wajib adalah sama seperti pada pelengkap wajib.
54
3.1.3.2 Keterangan yang Bersifat Manasuka
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/-i},
selain mengisi fungsi keterangan yang bersifat wajib dapat pula mengisi
fungsi keterangan yang bersifat manasuka. Keterangan yang bersifat
manasuka dapat dilihat pada data berikut.
(19) Hasil autopsi itu sudah diterima pada 12 November.
(MI/ 7/ 3/ 16-12-2004)
(20) Rincian perubahan asumsi makro akan dibahas pada sidang
kabinet mendatang. (K/ 3/ 7/ 27-10-2004)
(21) Paket trio itu disepakati dalam pertemuan Surya Palloh, Jusuf
Kalla, Agung Laksono di Hotel Bali Intercontinental.
(MI/ 1/ 1/ 16-12-2004)
(22) Menurut Alex, lakon ini khusus dipersembahkan untuk Munir
dan keluarganya. (KP/ 2/ 1/ 3-12-2004)
(23) Tahun 1953—1956, komik kita telah diwarnai oleh cerita-
cerita. (K/ 39/ 2/ 3-12-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
sebagai fungsi keterangan pada kalimat (19) sampai dengan (23) secara
berturut-turut adalah pada 12 November, pada sidang kabinet
mendatang, dalam pertemuan Surya Palloh, Jusuf Kalla, Agung Laksono di
55
Hotel Bali Intercontinental, untuk munir dan keluarganya, dan oleh cerita-
cerita. Konstituen-konstituen pengisi keterangan manasuka tersebut pun
ditandai oleh kehadiran preposisi pada, dalam, untuk, dan oleh.
Keterangan manasuka bisa dilesapkan dari fungsi kalimat yang
lainnya. Kalimat dengan pelesapan keterangan manasuka tetap berterima
dari segi makna dan struktur. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat
(19a) sampai dengan (23a) berikut.
(19a) Hasil outopsi itu sudah diterima.
(20a) Rincian perubahan asumsi makro akan dibahas.
(21a) Paket trio itu disepakati.
(22a) Menurut Alex, lakon ini khusus dipersembahkan.
(23a) Tahun 1953—1956, komik kita telah diwarnai.
Tabel 1: Fungsi Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Fungsi
Sintaksis
Data Pola
Kalimat
Konstituen
subjek
Dalam APBN 2004
ditetapkan subsidi
BBM.
K-P-S
subsidi BBM
56
Mulai tahun depan
akan diwujudkan draf
para pemain PSSI.
K-P-S
draf para pemain PSSI
pelengkap
wajib
Korban diduga tewas
seketika akibat
terlindas ban truk
pada bagian
kepalanya.
Sungai Cipanyiaran
dilanda banjir
bandang.
S-P-pel.-K
S-P-pel.
tewas seketika
banjir bandang
pelengkap
manasuka
Pembangunannya
direncanakan
rampung selama 18
bulan sejak
September 2004.
Laporan autopsi itu
sudah diserahkan
pihak Belanda.
S-P-pel.-K
S-P-pel.
rampung
pihak Belanda
57
keterangan
wajib
Campuran es krim
tadi dikelilingi oleh
larutan garam yang
temperaturnya itu
lebih rendah.
S-P-K
oleh larutan garam yang
temperaturnya itu lebih
rendah
keterangan
manasuka
Paket trio itu
disepakati dalam
pertemuan Surya
Palloh, Jusuf Kalla,
Agung Laksono di
Hotel Bali
Intercontinental.
S-P-K
dalam pertemuan Surya
Palloh, Jusuf Kalla, Agung
Laksono di Hotel Bali Inter-
continental
58
Bagan 1: Fungsi Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Subjek (Kalimat Inversi)
Fungsi Sintaksis
Pelengkap Keterangan
Manasuka Wajib
Wajib Manasuka
59
3.2 Konstruksi Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dalam bahasa Indonesia memiliki konstruksi beragam.
Berikut ini diuraikan jenis konstruksi konstituen pascaverba pasif
yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dalam bahasa Indonesia.
3.2.1 Konstruksi Kata
Berikut ini adalah data yang memperlihatkan konstituen pascaverba
pasif yang bermorfem terikat di-+ (-kan/ -i) yang berkonstruksi kata.
(24) Perubahan drastis dirasakan warga ketika Hasan pindah ke
Tulungagung. (K/ 11/ 4/ 20-9-2004)
(25) Jaksa Fery Silalahi diberondongi peluru oleh orang tidak
dikenal pada 26 Mei 2004. (T/ 14/ 2/ 14-12-2004)
(26) Program ini dijaga kelestariannya secara ketat dengan
melibatkan masyarakat luas. (PR/ 14/ 1/ 19-12-2004)
(27) Selain pertunjukan, akan diadakan workshop setiap hari pukul
11.00 dan 13.00 di Gelanggang Renang Bulungan.
(K/ 4/ 9/ 21-01-2004)
(28) Tenaga beliau-beliau itu sangat dibutuhkan umat.
(PR/ 1/ 2/ 13-12-2004)
60
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (24) sampai dengan (28) secara berturut-turut
berkonstruksi kata, yaitu warga, peluru, kelestariannya, workshop, dan
umat. Berdasarkan bentuknya, konstituen itu ada yang berupa kata dasar,
yaitu pada kalimat (24), (25), (27), dan (28), sedangkan yang berupa kata
turunan kalimat (26).
3.2.2 Konstruksi Frasa
Berikut ini adalah data yang menunjukkan bahwa Konstituen
pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat
berkonstruksi frasa.
(29) Barang yang pembeliannya dari Malaysia dilakukan di Pulau
Batu Putih di Perairan Perlis. (K/ 34/ 8/ 3-12-2004)
(30) Virus HIV dapat ditularkan lewat jarum tindik maupun jarum
tato. (K/ 39/ 1/ 3-12-2004)
(31) Biaya yang signifikan itu dibutuhkan untuk membuat film
pendek dan film panjang. (K/ 26/ 2/ 3-12-2004)
(32) Teks-teks itu diproduksi oleh kalangan Sulbatern.
(K/ 11/ 8/ 20-9-2004)
(33) Warga di sekitar TPS dihantui longsor susulan.
(PR/ 1/ 5/ 15-11-2004)
61
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (29) sampai dengan (33) secara berturut-turut
berkonstruksi frasa, yaitu di Pulau Batu Putih di Perairan Perlis, lewat
jarum tindik maupun jarum tato, untuk membuat film pendek dan film
panjang, oleh kalangan Sulbatern, dan longsor susulan.
3.2.3 Konstruksi Klausa
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain berkonstruksi kata dan frasa ada pula yang berkonstruksi klausa
seperti yang tampak pada data berikut.
(34) Tempat di sekitar lokasi pemakaman Harry Roesli dijaga ketika
jenazah tiba. (PR/ 1/ 4/ 13-12-2004)
(35) Turnamen ini tetap akan dilaksanakan meskipun ada peserta
yang mundur. (K/ 31/ 1/ 24-9-2004)
(36) Manuver-manuver Gus Dur kerapkali diwaspadai agar
perpindahan posisi itu tidak menimbulkan gejolak di tubuh NU.
(MI/ 5/ 1/ 23-11-2004)
(37) Patut disayangkan bahwa yang berwenang tidak mampu
merencanakan dan mendesain pengajaran bahasa Indonesia.
(PR/ 24/ 1/ 15-10-2005)
(38) Komitmen kerja sama tidak dapat dilaksanakan karena mereka
tidak siap. (K/ 4/ 2/ 24-4-2005)
62
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang berkonstruksi klausa secara berturut-turut tampak pada kalimat (34)
sampai dengan (38), yaitu ketika jenazah tiba, meskipun ada peserta yang
mundur, agar perpindahan posisi itu tidak menimbulkan gejolak di tubuh
NU, bahwa yang berwenang tidak mampu merencanakan dan mendesain
pengajaran bahasa Indonesia, dan karena mereka tidak siap.
Tabel 2: Konstruksi Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Konstruksi Konstituen No. Data
Kata Frasa Klausa
1
Perubahan drastis dirasakan warga ketika Hasan pindah
ke Tulungagung.
Warga - -
2
Jaksa Fery Silalahi diberondongi peluru oleh
orang tidak dikenal pada 26 Mei 2004.
Peluru - -
3
Program ini dijaga kelestariannya secara ketat
dengan melibatkan masyarakat luas.
kelestariannya - -
4
Selain pertunjukkan, akan diadakan workshop setiap hari pukul 11.00 dan 13.00
di Gelanggang Renang Bulungan.
Workshop - -
5 Tenaga beliau-beliau itu
sangat dibutuhkan umat.
Umat - -
63
6
Barang yang pembeliannya dari Malaysia dilakukan di
Pulau Batu Putih di Perairan Perlis.
-
di Pulau Batu Putih di Perairan
Perlis
-
7
Virus HIV dapat ditularkan lewat jarum tindik maupun
jarum tato.
-
lewat jarum tindik
maupun jarum tato
-
8
Biaya yang signifikan itu dibutuhkan untuk membuat
film pendek dan film panjang.
-
untuk membuat
film pendek dan film panjang
-
9 Teks-teks itu diproduksi oleh kalangan Sulbatern. -
oleh kalangan Sulbatern
-
10 Warga di sekitar TPS
dihantui longsor susulan.
- longsor susulan -
11
Tempat di sekitar lokasi pemakaman Harry Roesli dijaga ketika jenazah tiba.
- - ketika
jenazah tiba
12
Turnamen ini tetap akan dilaksanakan meskipun ada
peserta yang mundur.
- -
meskipun ada
peserta yang
mundur
13
Manuver-manuver Gus Dur kerapkali diwaspadai agar
perpindahan posisi itu tidak menimbulkan gejolak di
tubuh NU.
- -
agar perpin-dahan
posisi itu tidak
menim-bulkan
gejolak di tubuh NU
64
Bagan 2: Konstruksi Konstituen Pascaverba Pasif yang
Bermorfem Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Kata
Frasa
Klausa
Konstruksi Konstituen
Dasar
Turunan
65
3.3 Kategori Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat diisi oleh berbagai kategori sintaksis. Berikut ini dapat dilihat
kategori konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+
{-kan/ -i} dalam bahasa Indonesia.
3.3.1 Verba atau Frasa Verbal
Berikut ini adalah data yang menunjukkan bahwa konstituen
pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} berkategori verba
atau frasa verbal.
(39) Pemulangan jemaah haji diperkenankan memasuki areal
bandara. (PR/ 12/ 4/ 16-2-2004)
(40) Air yang merembes itu diperkirakan masuk dari pinggiran.
(MI/ 8/ 5/ 17-8-2004)
(41) Beberapa TKW dipaksa harus menyetor kepada penyalurnya.
(PR/ 16/ 7/ 10-9-2004)
(42) Warga di sekitar TPS dibohongi tukar guling sebagai pengganti
tanah. (T/ 8/ 6/ 21-3-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (39) dan (40) berkategori verba, yaitu
memasuki dan masuk. Selanjutnya, konstituen pascaverba pasif yang
66
tampak pada kalimat (41) dan (42) berkategori frasa verbal, yaitu harus
menyetor dan tukar guling.
3.3.2 Nomina atau Frasa Nominal
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat berkategori nomina atau frasa nominal.
(43) Bursa regional rata-rata yang menguat itu dipicu harga.
(K/ 25/ 8/ 11-12-2004)
(44) Mardiono Ketua RT ditemukan tewas. (T/ 8/ 4/ 14-12-2004)
(45) Tahun depan kejuaraan serupa akan diikuti kelompok putri.
(K/ 12/ 8/ 21-9-2004)
(46) Kontrak politik itu masih disiapkan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara. (T/ 5/ 8/ 14-12-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (43) dan (44) berkategori nomina, yaitu harga
dan tewas. Selanjutnya, konstituen pascaverba pasif yang tampak pada
kalimat (45) dan (46) berkategori frasa nominal, yaitu kelompok putri dan
Kementeriaan Pendayagunaan Aparatur Negara.
67
3.3.3 Adjektiva atau Frasa Adjektival
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat berkategori adjektiva atau frasa adjektival.
(47) Harry Roesli dikenal dekat dengan sejumlah tokoh Islam.
(PR/ 14/ 9/ 13-12-2004)
(48) Humor-humor Chemey juga dirasakan “kering”.
(K/ 2/ 1/ 5-10-2004)
(49) Curah hujan saat ini diprediksikan masih normal.
(K/ 14/ 2/ 4-5-2004)
(50) Para pemain Persib tetap dihantui takut dan takut jika
bertandang ke Medan. (PR/ 8/ 7/ 8-5-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (47) dan (48) berkategori adjektiva, yaitu
dekat dan kering. Selanjutnya, konstituen pascaverba pasif yang tampak
pada kalimat (49) dan (50) berkategori frasa adjektival, yaitu masih
normal dan takut dan takut.
3.3.4 Pronomina
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat berkategori pronomina. Hal ini tampak pada data berikut.
(51) Dipandangi kami satu demi satu, lalu Kiai Ngumar diam lagi.
(LTLA/ 68/ 1/ 2003)
68
(52) Gol kelima juga dijaringkannya pada menit ke- 74.
(PR/ 12/ 7/ 16-10-2005)
(53) Satu pelajaran baru pun didapatkannya.
(SN/ 36/ 14/ 2001)
(54) Dicermatinya semua barang satu per satu.
(SN/ 15/ 1/ 2001)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (51) sampai dengan (54) berkategori
pronomina, yaitu kami, –nya, -nya, dan –nya.
3.3.5 Adverbia atau Frasa Adverbial
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat pula berkategori adverbia atau frasa adverbial. Hal ini tampak pada
data berikut.
(55) Fakta-fakta itu sengaja dikemukakan lagi untuk
memperlihatkan betapa ancaman teroris tidak pernah surut.
(K/ 6/ 1/ 14-10-2005)
(56) Megalitikum kuantum akan digelar lagi di Bali.
(K/ 27/ 1/ 28-8-2005)
(57) Cerita itu disampaikan sepelan-pelannya.
(NS/ 172/ 3/ 2003)
69
(58) Untuk pertunjukan multimedia, dinding bukit GWK akan
dimanfaatkan secara serba sebagai bagian dari kepentingan
artistik. (K/ 9/ 3/ 28-8-2005)
(59) Mobil antik tahun 1950-an diperbaiki paling tidak untuk
kepuasan saja. (MI/ 3/ 7/ 6-7-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
pada kalimat (55) sampai dengan (57) berkategori adverbia, yaitu lagi,
lagi, dan sepelan-pelannya. Selanjutnya, konstituen pascaverba pasif yang
tampak pada kalimat (58) dan (59) berkategori frasa adverbial, yaitu
secara serba dan paling tidak.
3.3.6 Frasa Numeralia
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat mengisi kategori frasa numeralia, misalnya, yang tampak pada data
berikut.
(60) Pelabuhan ini dijaga tiga prajurit TNI-AL.
(MI/ 1/ 6/ 6-5-2005)
(61) Wabup Tohirin dan Ajudan dipenjara tiga bulan.
(PR/ 10/ 3/ 28-9-2005)
(62) Keluhan seperti itu sempat dilontarkan beberapa kelompok
pedagang di Pasar Seni Kuta Bali. (PR/ 1/ 1/ 15-10-2005)
70
(63) Kasus rawan HIV dan AIDS di Papua tahun 2005 diperkirakan
72.000 penderita. (K/ 23/ 5/ 11-10-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
pada kalimat (60) sampai dengan (63) berkategori frasa numeralia, yaitu
tiga prajurit TNI-AL, tiga bulan, beberapa kelompok pedagang, dan 72.000
penderita.
3.3.7 Frasa Preposisional
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain berkategori yang telah disebutkan itu juga berkategori frasa
preposisional, misalnya, yang tampak pada data berikut.
(64) Gugatan Qomar Dedi akan disidangkan di PT Bandung.
(PR/ 6/ 1/ 11-10-2005)
(65) Tim pakar Australia dikirim ke Indonesia untuk memberi
masukan. (K/ 1/ 1/ 14-10-2005)
(66) Saat umurnya empat tahun bapaknya dipindahkan ke
Perabumulih. (S/ 44/ 1/ 2003)
(67) Surat pencekalan itu dilayangkan ke Direktorat Jenderal
Imigrasi. (K/ 1/ 2/ 15-10-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (64) sampai dengan (67), yaitu di PT Bandung,
ke Indonesia untuk memberi masukan, ke Perabumulih, dan ke Direktorat
71
Jenderal Imigrasi berkategori frasa preposisional. Frasa-frasa tersebut
ditandai oleh preposisi di dan ke.
3.3.8 Klausa Verbal
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain diisi kategori kata dan inti kategori frasa juga diisi oleh klausa yang
berdasarkan inti kategori predikatnya.
Berikut ini adalah data yang menunjukkan konstituen pascaverba
pasif berklausa verbal.
(68) Hal itu dilakukan karena Pemkab Cianjur tidak memberikan
gaji kepada kepala desa. (PR/ 27/ 3/ 21-10-2005)
(69) Ia akan dipersalahkan karena acap meninggalkan kewajiban
itu. (S/ 8/ 12/ 2003)
(70) Kemajuan masyarakat Melayu hanya mungkin dapat dicapai
jika tidak mengbaikan sekolah. (K/ 11/ 2/ 28-8-2005 )
(71) Mereka ditangkap saat melakukan transaksi dengan seorang
warga untuk menyewa perahu. (PR/ 1/ 2/ 16-10-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (68) sampai dengan (71) berkategori klausa
verbal, yaitu karena Pemkab Cianjur tidak memberikan gaji kepada kepala
desa, karena acap meninggalkan kewajiban itu, jika tidak mengbaikan
72
sekolah, dan saat melakukan transaksi dengan seorang warga untuk
menyewa perahu.
Konstituen pascaverba pasif yang berkategori klausa verbal itu
ditandai oleh predikat jenis verba, yaitu secara berturut-turut memberikan
meninggalkan, mengabaikan, dan melakukan.
Sifat klausa verbal pada kalimat (68) tergolong pada klausa bebas
sebab tidak bergantung pada klausa yang lain (memiliki subjek yang
berbeda), yaitu hal itu dan Pemkab Cianjur. Akan tetapi, klausa verbal
pada kalimat (69), (70), dan (71) bersifat terikat sebab bergantung pada
klausa lain (memiliki subjek yang sama), yaitu ia, kemajuan masyarakat
Melayu, dan mereka.
3.3.9 Klausa Nominal
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat diisi oleh klausa nominal, misalnya, yang tampak pada data berikut.
(72) Hal itu dikatakan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik
RRI, Parni Hadi, di RRI Bandung. (PR/ 2/ 2/ 16-10-2005)
(73) Gelar juara I kelas ini diraih pembalap nasional asal
Yogyakarta, Hendriyansyah. (PR/ 15/ 1/ 3-10-2005)
(74) Gol kemenangan tim Bali diciptakan Wayan Ardana, bek usia
14 tahun yang memiliki tendangan keras.
(K/ 32/ 4/ 27-8-2005)
73
(75) Dijelaskan bahwa kenaikan tarif angkum sudah kesepakatan
antara awak, pengusaha, dan pemerintah derah.
(PR/ 18/ 5/ 12-3-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
yang tampak pada kalimat (72) sampai dengan (75) berkategori klausa
nominal, yaitu Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI, Parni Hadi,
pembalap nasional asal Yogyakarta, Hendriyansyah, Wayan Ardana, bek
usia 14 tahun yang memiliki tendangan keras, dan bahwa kenaikan tarif
angkum sudah kesepakatan antara awak, pengusaha, dan pemerintah
derah.
Sifat klausa nominal pada kalimat (72) sampai dengan (75) adalah
sederajat, ekuatif, dan dapat disisipi verba kopula, misalnya, adalah atau
merupakan.
(72a) Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI adalah Parni
Hadi
(73a) pembalap asal Yogyakarta adalah Hendriyansyah
(74a) Wayan Ardana adalah bek usia 14 tahun yang memiliki
tendangan keras
(75a) (bahwa) kenaikan tarif angkum sudah merupakan
kesepakatan antara awak, pengusaha, dan pemerintah
derah
74
3.3.10 Klausa Adjektival
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+{-kan/-i}
selain berkategori klausa verbal dan nominal juga dapat berklausa
adjektival.
Berikut ini adalah konstituen pascaverba pasif yang berklausa
adjektival.
(76) Tiba-tiba wajahku serasa dilumuri bedak-bedak merah
menyala. (GJ/ 181/ 70/ 2004)
(77) Foto kedua dicetak walaupun mutunya lebih rendah; warnanya
memudar dalam bercak-bercak seperti peri transparan.
(L/ 19/ 3/ 2002)
(78) Dengan mekanisme baru diharapkan Kementeriaan BUMN
lebih transparan dan memiliki akuntabilitas.
(T/ 1/ 14/ 19-10-2005)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/-i}
yang tampak pada kalimat (76) sampai dengan (77) berkategori klausa
adjektival, yaitu bedak-bedak merah menyala, mutunya lebih rendah, dan
Kementeriaan BUMN lebih transparan.
Klausa adjektival tersebut secara berturut-turut memiliki predikat,
yaitu merah, lebih rendah, dan lebih transparan yang berkategori
adjektiva.
75
76
77
78
Bagan 3: Kategori Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Verba
Frasa Verbal
Nomina
Frasa Nominal
Adjektiva
Frasa Adjektival
Pronomina
Adverbia
Frasa Adverbial
Frasa Numeralia
Frasa Preposisional
Klausa Verbal
Klausa Nominal
Klausa Adjektival
Kategori
79
3.4 Distribusi Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem
Terikat Di-+ {-Kan/ -I}
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain dikaji dari fungsi, konstruksi, kategori, juga dapat dikaji dari
distribusi unsur-unsurnya. Konstituen tersebut berdasarkan distribusi
unsur-unsurnya terdiri atas frasa endosentrik dan eksosentrik.
3.4.1 Berupa Frasa Endosentrik
3.4.1.1 Frasa Koordinatif
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
berdasarkan distribusi unsur-unsurnya dapat berupa frasa endosentrik
yang koordinatif.
(79) Agen itu diwajibkan milik purnawirawan atau keluarganya.
(T/ 14/ 12/ 14-12-2004)
(80) Sayang data album tidak disertai data waktu dan tempat
konser berlangsung. (K/ 3/ 17/ 5-10-2004)
(81) IHSG ditutup dengan penguatan 22.677 poin atau 3.13 persen
dari penutupan sehari sebelumnya. (K/ 1/ 1/ 10-1-2004)
Frasa milik purnawirawan dan keluarga (79), data waktu dan
tempat konser berlangsung (80), serta dengan penguatan 22.677 poin
atau 3.13 persen (81) tersebut merupakan konstituen pascaverba pasif
bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang bersifat koordinatif.
80
Hal tersebut terbukti bahwa unsur-unsurnya merupakan unsur yang setara
sehingga dapat dihubungkan dengan konjungsi dan juga atau; kedua
unsur frasa tersebut merupakan inti.
(79a) Agen itu diwajibkan milik purnawirawan.
(79b) Agen itu diwajibkan milik keluarga.
(80a) Sayang data album tidak disertai data waktu.
(80b) Sayang data album tidak disertai tempat.
(81a) IHSG ditutup dengan penguatan 22.677 poin.
(81b) IHSG ditutup dengan penguatan 3.13 persen.
3.4.1.2 Frasa Atributif
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat berupa frasa endosentrik yang atributif, misalnya, yang terlihat
pada data berikut.
(82) Desa Cemarajaya di Kecamatan Cibuaya didiami keturunan
Tionghoa. (PR/ 13/ 7/ 13-12-2004)
(83) Peluncuran Buku Agung disaksikan tokoh-tokoh nasional.
(T/ 1/ 8/ 14-12-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
pada kalimat (82) dan (83) merupakan frasa atributif, yaitu keturunan
Tionghoa dan tokoh-tokoh nasional. Inti frasa atributif itu ialah Tionghoa
(82) dan tokoh-tokoh (83). Unsur-unsur tersebut dikatakan sebagai inti
81
frasa karena secara distribusional memiliki kedudukan yang sama dengan
seluruh frasa dan secara semantis merupakan unsur terpenting. Akan
tetapi, unsur lainnya ialah keturunan (82) dan nasional (83) merupakan
atributif.
(82a) Desa Cemarajaya di Kecamatan Cibuaya didiami Tionghoa.
(83a) Peluncuran Buku Agung disaksikan tokoh-tokoh.
bandingkan dengan
(82b) * Desa Cemarajaya di Kecamatan Cibuaya didiami keturunan.
(83b) * Peluncuran Buku Agung disaksikan nasional.
3.4.1.3 Frasa Apositif
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
selain berupa frasa endosentrik yang koordinatif, atributif, juga berupa
apositif. Hal itu dapat dilihat pada data berikut.
(84) Hal ini dikemukakan tokoh NU KH Salahudin Wahid.
(PR/ 1/ 3/ 13-12-2004)
(85) Putusan itu direstui Sekjen PSSI Nugraha Besus.
(MI/ 14/ 6/ 5-4-2004)
Tokoh NU KH Salahudin Wahid (84) dan Sekjen PSSI Nugraha
Besus (85) merupakan konstituen pascaverba pasif yang bermorfem
terikat di-+ {-kan/ -i}.
82
Kedua konstituen tersebut tergolong pada frasa apositif. Unsur frasa KH
Salahudin Wahid dan Nugraha Besus menjelaskan unsur frasa lainnya,
yaitu tokoh NU dan Sekjen PSSI.
Di samping itu, kedua frasa apositif itu setiap unsur-unsurnya tidak
dapat dipisahkan atau tidak dapat disisipi konjungsi dan, yaitu menjadi
*tokoh NU dan KH Salahudin Wahid dan *Sekjen PSSI dan Nugraha
Besus.
3.4.2 Frasa Eksosentrik
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat pula berupa frasa eksosentrik, baik itu eksosentrik yang direktif
maupun yang objektif, dalam bahasa Indonesia.
3.4.2.1 Frasa Direktif
Berikut ini adalah data yang menunjukkan bahwa konstituen
pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} berupa frasa
direktif.
(86) Bantuan itu harus dikembalikan ke Bulog sebelum 31
Desember 2004. (K/ 17/ 7/ 28-12-2004)
(87) Masa tuanya dijalani di hotel prodeo.
(MI/ 10/ 6/ 26-7-2004)
83
Frasa ke Bulog sebelum 31 Desember 2004 (86) dan di hotel
prodeo (87) merupakan konstituen pascaverba pasif yang bermorfem
terikat di-+ {-kan/ -i}. Kedua konstituen itu tergolong pada frasa
eksosentrik yang direktif sebab tidak memiliki distribusi yang sama
dengan salah satu unsur konstituennya.
(86a) *Bantuan itu harus dikembalikan ke.
(86b) *Bantuan itu harus dikembalikan Bulog.
(87a) *Masa tuanya dijalani di.
(87b)* Masa tuanya dijalani hotel prodeo.
Di samping itu, kedua konstituen yang berupa frasa direktif tersebut, di
antaranya, ditandai oleh hadirnya preposisi ke dan di.
3.4.2.2 Frasa Objektif
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
dapat pula berupa frasa eksosentrik yang objektif, misalnya, terlihat pada
data berikut.
(88) Semula Tonton diduga tidak akan mengikuti kejuaraan
kriterium. (PR/ 15/ 1/ 5-8-2004)
(89) Teknologi baru itu diharapkan bisa menunjang peningkatan
dan pengembangan industri kayu. (K/ 12/ 8/ 24-9-2004)
Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i}
ialah tidak akan mengikuti kejuaraan kriterium (88) dan bisa menunjang
84
peningkatan dan pengembangan industri kayu (89) merupakan frasa
objektif. Dikatakan demikian, kedua frasa objektif tersebut memiliki verba
transitif, yaitu mengikuti dan menunjang. Di samping itu, kedua frasa itu
memiliki objek, yaitu kejuaraan kriterium serta peningkatan dan
Pengkajian konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat
di-+ {-kan/-i} dalam kalimat bahasa Indonesia ini belum tuntas atau
menyeluruh karena data yang terbatas. Oleh karena itu, pengkajian yang
lebih komprehensif dengan data-data yang lebih beragam masih perlu
dilakukan.
109
Pengkajian selanjutnya dapat dilakukan, di antaranya, terhadap
sifat kehadiran pelengkap wajib dan keterangan wajib yang dihubungkan
dengan ketransitifan verba, konstruksi verba, dan kategori pelengkap dan
keterangan itu sendiri. Pengkajian selain ditunjang dari sisi morfologi,
sintaksis, semantik juga dari sisi wacana sehingga dihasilkan klasifikasi
yang lebih lengkap mengenai sifat kehadiran pelengkap dan keterangan
tersebut.
110
DAFTAR PUSTAKA
Alieva, N.F. et al. 1991 Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori. Yogyakarta: Kanisius.
Alwi, Hasan, dkk. 1998 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S. 1987 Membina Bahasa Indonesia Baku 2. Bandung: Pustaka Prima.
1993 Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. 2002 “Sintaksis Bahasa Indonesia”. Bandung: Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Chaer, Abdul
1994 Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chafe, Wallace L.
1970 Meaning and Structure of Language. Chicago: The University of Chicago Press.
Chomsky, Noam
1965 Aspect of Theory of Syntax. Cambridge: The MIT Press. Chung, Sandra
1976 “On The Subject of Two Passive in Indonesia”, dalam Charles Li: Subject and Topic. New York-San Fransisco-London: Academic Press.
Cook, Walter A.
1979 Introduction to Tagmemic Analysis. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Djajasudarma, T. Fatimah
1991 “Hubungan Antarunsur Kalimat: Kajian Government/ Binding Chomsky Ancangan Cook dalam Alternatif Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
111
1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco. 1993b Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Bandung: Eresco.
2005 Analisis Bahasa: Sintaksis dan Semantik. Jatinangor: Uvula Press.
Kridalaksana, Harimurti, dkk.
1985 Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
1994 Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1995 Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia. Lapoliwa, Hans
1990 Kalusa Pemerlengkap dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Moeliono, Anton
1980 “Bahasa Indonesia dan Ragam-ragamnya” dalam Pembinaan Bahasa Indonesia I, Nomor 1: 15—33.