Top Banner
1 Pendahuluan Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki ekosistem darat yang menggenang diantaranya adalah danau. Danau-danau tersebut ada yang terbentuk secara alami (natural lake) dan ada yang terbentuk secara buatan (artificial lake). Danau buatan dikenal dengan sebutan waduk (reservoir). Morfometri atau bentuk dan struktur danau alami dan danau buatan memiliki banyak perbedaan. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya perbedaan dalam karakteristik (fisika- kimia-biologi) perairannya. Karena itu, strategi pengelolaan danau alami dan danau buatan tidak bisa disamakan. Pedoman ekosistem danau membatasi bahasan hanya pada danau alami yang selanjutnya disebut danau. Danau kaya akan keragaman fungsi, hayati, dan sosial-budaya. Potensi yang dimilikinya sangat mendukung kehidupan manusia. Fungsi ekologinya selain sebagai penyimpan air (water conserver) adalah juga sebagai habitat kehidupan liar termasuk biota endemik, asli (indigenous) atau yang dilindungi. Perairan ini bermanfaat sebagai sumber bahan baku air minum, air keperluan permukiman, pertanian, industri, pembangkit listrik tenaga air, sarana transportasi, usaha perikanan, maupun pariwisata termasuk didalamnya kegiatan olah raga air. Selain nilai ekonomi, perairan danau juga memiliki nilai estetika, religi, dan tradisi. Keadaan ekosistem perairan danau tersebut kini cenderung mengalami degradasi karena kurang kepedulian dan kesungguhan profesional dalam pengelolaannya. Banyak diantaranya terancam, baik dari segi kuantitas maupun kualitas airnya, juga dari segi kelangsungan hidup biotanya. Hal ini disebabkan terutama oleh meningkatnya kegiatan manusia di perairan maupun daerah tangkapan airnya. Danau akan sulit sekali dipulihkan kondisinya apabila tercemar dan rusak, perlu waktu yang lama untuk pemulihannya dengan biaya yang tidak sedikit. Dalam skala dunia, danau telah menjadi ”prioritas global” karena 90%
43

Konservasi danau tondano

May 06, 2023

Download

Documents

rian dika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Konservasi danau tondano

1 Pendahuluan

Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki ekosistem darat yang menggenang diantaranyaadalah danau. Danau-danau tersebut ada yang terbentuk secaraalami (natural lake) dan ada yang terbentuk secara buatan (artificiallake). Danau buatan dikenal dengan sebutan waduk (reservoir).Morfometri atau bentuk dan struktur danau alami dan danaubuatan memiliki banyak perbedaan. Perbedaan tersebutmenyebabkan adanya perbedaan dalam karakteristik (fisika-kimia-biologi) perairannya. Karena itu, strategi pengelolaandanau alami dan danau buatan tidak bisa disamakan. Pedomanekosistem danau membatasi bahasan hanya pada danau alami yangselanjutnya disebut danau. Danau kaya akan keragaman fungsi,hayati, dan sosial-budaya. Potensi yang dimilikinya sangatmendukung kehidupan manusia. Fungsi ekologinya selain sebagaipenyimpan air (water conserver) adalah juga sebagai habitatkehidupan liar termasuk biota endemik, asli (indigenous) atauyang dilindungi. Perairan ini bermanfaat sebagai sumber bahanbaku air minum, air keperluan permukiman, pertanian, industri,pembangkit listrik tenaga air, sarana transportasi, usahaperikanan, maupun pariwisata termasuk didalamnya kegiatan olahraga air. Selain nilai ekonomi, perairan danau juga memilikinilai estetika, religi, dan tradisi.

Keadaan ekosistem perairan danau tersebut kini cenderungmengalami degradasi karena kurang kepedulian dan kesungguhanprofesional dalam pengelolaannya. Banyak diantaranya terancam,baik dari segi kuantitas maupun kualitas airnya, juga darisegi kelangsungan hidup biotanya. Hal ini disebabkan terutamaoleh meningkatnya kegiatan manusia di perairan maupun daerahtangkapan airnya. Danau akan sulit sekali dipulihkankondisinya apabila tercemar dan rusak, perlu waktu yang lamauntuk pemulihannya dengan biaya yang tidak sedikit. Dalamskala dunia, danau telah menjadi ”prioritas global” karena 90%

Page 2: Konservasi danau tondano

air tawar di permukaan bumi tersimpan di danau dan waduk.Jumlah danau di Indonesia adalah 521 buah yang memiliki luaslebih dari 10 Ha, dengan jumlah luas 491.724 Ha (Tabel 1.1),tersebar di semua kepulauan terutama di Sumatera, Sulawesi,Kalimantan dan Papua (Nontji, 1996). Indonesia juga memiliki 3dari 20 danau terdalam di dunia (> 400m).

Indonesia telah ikut menandatangani “Deklarasi Millenium” padatahun 2000 di New York bersama dengan 147 (seratus empat puluhtujuh) pemimpin dunia lainnya. Pada penandatangan deklarasiini, Indonesia sepakat untuk berupaya mengurangi jumlahpenduduk miskin hingga 50%. Pengurangan kemiskinan inidiantaranya diupayakan melalui perbaikan pengelolaanlingkungan dan keadilan dalam pengalokasian sumberdaya alam.Salah satu Target Pembangunan Millenium (MillenniumDevelopment Goals, MDGs) adalah mengurangi hingga 50% di tahun2015 proporsi penduduk yang tidak memiliki akses pada airbersih. Danau sebagai wadah penyimpan air yang besar dan mudahuntuk diakses merupakan komponen penting yang harusdiperhitungkan dalam upaya pencapaian target MDGs. Ekosistemdanau memiliki peran penting dalam menjamin kualitas dankuantitas ketersediaan air tawar.

Konferensi Sedunia Pembangunan Berkelanjutan (World Summit onSustainable Development, WSSD) menyimpulkan bahwa area kunciyang perlu diprioritaskan dalam pembangunan berkelanjutanadalah ‘WEHAB’ (Water, Energy, Health, Agriculture andBiodiversity) atau Air, Energi, Kesehatan, Pertanian, danKeanekaragaman hayati. Kelima tema ini memiliki dampak yangsangat besar pada kehidupan manusia, dalam interaksinya denganalam serta keberlanjutan kehidupannya di masa datang. Sebagianbesar penduduk dunia tidak memiliki akses pada air bersih danlebih dari 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit

Page 3: Konservasi danau tondano

yang disebabkan karena mengkonsumsi air yang tidak bersih.Jika tidak ada tindakan nyata untuk menyelamatkan sumberdayaair tawar, maka pada tahun 2025 diperkirakan 2/3 (dua per-tiga) penduduk dunia di berbagai negara akan mengalamikekurangan air bersih. Perlu perbaikan dalam mengakses sumberair permukaan, efisiensi penggunaan air pada sektor pertaniandan pengendalian kerusakan daerah tangkapan air. Kapasitasekosistem perairan darat di dunia untuk mendukungkeanekaragaman hayati sudah sangat menurun. Hal ini ditandaidengan berkurangnya populasi berbagai spesies air tawar bahkanada yang punah. Sekitar 20% spesies ikan air tawar dunia telahpunah. Ketidakpedulian menjaga ketersediaan air tawar baikdari segi kualitas maupun kuantitas untuk menjaga ekosistemakuatik yang sehat akan berpengaruh pada menurunnya sumberdayaalam, keanekaragaman hayati akuatik dan kesehatan manusia.Pengelolaan dan konservasi yang efektif pada ekosistemperairan darat adalah sangat penting untuk menjaminketersediaan air bersih bagi manusia. Sumberdaya air yangsehat sangat diperlukan untuk menjaga ekosistem agar berfungsidengan baik dan melestarikan keanekaragaman hayati.

Perlindungan terhadap danau telah dijadikan bahan pembicaraandan diskusi dalam konferensi tingkat tinggi di seluruh duniaselama beberapa dasawarsa terakhir yaitu melalui The WorldLakes Conference (Konferensi Danau Sedunia). Konferensi DanauSedunia ke-9 pada tahun 2001 di Shiga, Jepang telah mendorongtersusunnya Visi Danau Dunia yang secara resmi diluncurkanpada The 3rd World Water Forum (Forum Air Sedunia ke 3) diKyoto, Jepang pada tahun 2003. Visi Danau Dunia dikembangkanuntuk mengajak umat manusia mengakui bahwa danau bukanlahsemata-mata sebagai sumber air dan bahan pangan yang mudahdidapatkan atau sebagai obyek wisata yang menarik saja, namunjuga merupakan sistem perairan yang memiliki kompleksitaskehidupan biota dan keindahan hakiki, serta juga sebagaitempat lahirnya berbagai macam budaya, sejarah danperkembangan kehidupan sosial. Visi Danau Dunia jugamenekankan perlunya suatu pendekatan terpadu agar masalah-masalah yang menyangkut danau dapat dikenali dan ditanganisecara komprehensif. Rencana pengelolaan danau yang terkonsepdengan baik dan berkelanjutan dari segi lingkungan belumdikenal di sebagian besar danau yang ada.

Page 4: Konservasi danau tondano

Menyadari pentingnya perairan danau sebagai suatu ekosistempenyangga kehidupan, perlu dilakukan tindakan nyata yangmengatur pemanfaatannya, dengan memperhatikan keragamanmanfaat, keunikan hayati, serta peranan dalam tata kehidupanmanusia beserta alam pada saat ini dan di masa mendatang.

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan suatu pedomanpengelolaan ekosistem danau, pedoman yang memuat permasalahandan solusinya sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dalammemanfaatkan dan mengelola perairan danau secara bijaksanayaitu dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan dayadukungnya.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

a. Maksud penyusunan pedoman adalah untuk memberikan acuanpengelolaan ekosistem danau bagi berbagai instansi pemerintahpusat dan pemerintah daerah dalam mengimplementasikanpemanfaatan, perlindungan dan pelestarian danau secaraterpadu.

b. Tujuan penyusunan pedoman adalah untuk merumuskanpengelolaan danau secara terpadu dan berwawasan lingkunganserta berkelanjutan.

c. Sasaran penyusunan pedoman adalah terwujudnya pemulihandanau untuk kelestarian ekosistemnya, serta pengendalianpemanfaatannya agar fungsi danau berkelanjutan untuk masa kinidan masa depan.

Mengingat wujud, keadaan, dan lokasi perairan danau beranekaragam, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda, makamateri pedoman ini bertumpu pada langkah-langkah pengelolaansecara umum. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapatdijadikan acuan baku dalam penyusunan petunjuk teknis berupaprogram tindak lanjut (action program) untuk danau tertentusesuai dengan karakteristik, keunikan dan permasalahannya.

1.3  Pengertian Danau

Berbagai acuan yang mendefinisikan danau antara lain bersumberdari ILEC dan Konvensi Ramsar digunakan pada Pedoman ini,

Page 5: Konservasi danau tondano

karena berkaitan dengan karakteristik danau serta sistempengelolaannya.

1. Pengertian danau pada Konvensi Ramsar:

Danau adalah badan air alami, berumur tua, dalam, bertepianterjal, kolom air berstratifikasi, fluktuasi muka air kecildengan dominasi plankton (Steep, sloped, deep, old naturalwater body with stratified water column, small yearly waterlevel fluctuation, dominated by plankton).

2. Pengertian danau menurut UNEP-IETC/ILEC 2000 :

a. Danau merupakan suatu ekosistem perairan menggenangpenampung air dengan inlet lebih banyak daripada outlet-nya.Danau dibedakan menjadi danau alam (natural lake) dan danaubuatan (man made lake/artificial lake).

b. Danau alam adalah danau yang dibentuk secara alami,biasanya berbentuk mangkok (bowl-shape) yang lebih rendah daripermukaan tanah, yang terisi air dalam waktu lama, terbentukakibat bencana alam besar seperti glasier, aktifitas gunungberapi atau gempa tektonik.

c. Danau buatan adalah waduk/bendungan yang dibentuk melaluipembangunan bendungan yang memotong aliran sungai.Waduk/Bendungan dapat pula dibangun pada saluran outlet danaualami, sebagai suatu tujuan untuk mengontrol tinggi muka airdanau yang lebih baik.

3. Pengertian Danau dan Ekosistem Danau pada Pedoman ini

Sebagai bahan acuan, semua pengertian tersebut diatas salingmelengkapi karena menggambarkan berbagai tipologi dankarakteristik danau. Namun demikian pemilihan salah satupengertian tersebut menyebabkan polemik para ahli danpemerhati danau, karena tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisialam Indonesia yang kaya dengan sumber daya air danau denganberbagai tipologi dan karakteristiknya. Oleh karena itu, padapedoman ini pengertian danau disesuaikan dengan kondisi diIndonesia dan bersifat umum sehingga memberikan kemudahan bagipara pengelola danau dan masyarakat pengguna danau untukpenafsiran peraturan perundangan dan berbagai pedoman

Page 6: Konservasi danau tondano

pelaksanaannya. Pengertian danau dan ekosistem danau padapedoman ini adalah sebagai berikut:

a. Danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuksecara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengansebutan istilah lokal

b. Ekosistem danau adalah ekosistem akuatik perairan danau danekosistem terestrial daerah tangkapan air danau.

2 Karakteristik & Fungsi

Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008

BAB II  KARAKTERISTIK & FUNGSI EKOSISTEM DANAU

2.1. Karakteristik Ekosistem Danau

2.1.1.Tipe Danau Berdasarkan Pembentukannya

Indonesia yang berada di kawasan tektonik aktif memilikiberbagai jenis danau yang sangat beragam berdasarkan tipepembentukannya. Asal kejadian danau di Indonesia dapatdikelompokkan ke dalam beberapa tipologi yaitu tektonik,tektonik-vulkanik, vulkanik, kawah, kaldera, sesar lingkar-kaldera, paparan banjir, oksbow, longsoran, pelarutan danmorain/gletser (Tabel 2.1).

Danau yang terjadi akibat gempa bumi disebut danau tektonik;tipe danau ini di Indonesia antara lain Danau Diatas, Dibawah,Lindu, Matano, Paniai, Poso, Singkarak dan Towuti. Danau yangterjadi akibat letusan gunung api disebut danau vulkanik.Danau vulkanik memiliki ciri adanya sumber air panas yangmengandung belerang. Tipe danau vulkanik antara lain adalahDanau Tiga Warna,  Segara Anak, Rawa Danau  dan Tondano.Sedangkan Danau yang terbentuk oleh aktivitas gempa bumi danletusan gunung api disebut danau tekto-vulkanik, yaitu DanauToba, Maninjau, Kerinci dan Ranau.

Page 7: Konservasi danau tondano

Karakteristik danau berkaitan dengan asal terjadinya. Danautektonik, vulkanik, kawah dan kaldera pada umumnya berada padaelevasi tinggi di sekitar gunung atau pegunungan dan memilikidasar yang dalam dan sifat yang relatif stabil, sedangkandanau paparan banjir berada pada elevasi rendah dan dangkalserta  cenderung mendangkal terus karena pelumpuran disertaiberkembangnya tumbuhan air.

2.1.2. Kategori Ukuran Danau

Kategori danau berdasarkan ukuran luas dan volume diklasifikasikanoleh ILEC pada Tabel 2.2. Kategori tersebut terdiri dari ukuranbesar, medium, kecil dan sangat kecil. Ukuran danau sangat kecilmemiliki luas kurang dari 1 km2 dan volume kurang dari 1 juta m3,sedangkan ukuran besar memiliki luas lebih dari 10.000 km2 danvolume lebih dari 10.000 juta m3. Danau-danau di Indonesia memilikiukuran yang sangat bervariasi (Tabel 2.3). Situ dikategorikansebagai danau kecil dengan ukuran luas dan volume sangat kecil,sedangkan danau-danau besar di Indonesia yang memiliki kategori luasmedium adalah Matano, Poso, Ranau, Singkarak, Tempe, Toba danTowuti. Danau Toba yang memiliki luas 1130 km2 adalah yang terluasdi Indonesia dan salah satu yang terluas di dunia. Volume danau diIndonesia banyak yang memiliki kategori ukuran besar, yaitu

Page 8: Konservasi danau tondano

Maninjau, Matano, Ranau, Singkarak dan Toba. Bahkan Danau Tobamemiliki kategori volume sangat besar yaitu 240.000 juta m3,melebihi kategori danau besar dengan volume 100.000 juta m3.

Kategori kedalaman danau juga diperlukan untuk keperluan kajiankarakteristiknya serta pengelolaannya, namun belum ada ketentuannyasecara spesifik. Oleh karena itu diusulkan kategori kedalaman danau(Tabel 2.4), yaitu sangat dangkal (< 10 m), dangkal (10-50 m),medium (50-100 m), dalam (100 – 200 m) dan sangat dalam ( > 200 m).Danau tipe paparan banjir pada umumnya termasuk dalam kategorisangat dangkal (Limboto dan Tempe). Danau-danau yang termasuk dalamkategori sangat dalam adalah Dibawah, Maninjau, Matano, Poso, Ranau,Singkarak, Toba dan Towuti. Apabila dibandingkan dengan danau-danaudi dunia, maka Danau Matano yang memiliki kedalaman 590 m adalahdanau terdalam di Indonesia dan nomer tujuh di dunia, sedangkandanau Toba yang memiliki kedalaman 529 m adalah nomer dua terdalamdi Indonesia dan nomer sembilan di dunia.

Page 9: Konservasi danau tondano

2.1.3. Hidrologi Danau

Morfologi dan hidrologi danau sangat mempengaruhi daya tampungdanau, khususnya karakteristik laju pembilasan air atau waktutinggal air, yang tergantung kepada volume danau dan debit airkeluar danau. Klasifikasi ILEC pada Tabel 2.5 menunjukkan danau yangmemiliki waktu tinggal air kurang dari 20 hari mempunyai kemampuanpencampuran air sehingga plankton tidak dapat tumbuh. Sedangkandanau yang memiliki waktu tinggal air antara 20 sampai 300 harimenyebabkan terjadinya proses stratifikasi. Apabila waktu tinggalnya

Page 10: Konservasi danau tondano

lebih dari 300 hari akan terjadi stratifikasi yang stabil, sertadapat terjadi akumulasi unsur hara dan pertumbuhan plankton yangmenjurus kepada proses eutrofikasi.

Danau-danau di Indonesia pada umumnya memiliki waktu tinggal yangsangat lama, sehingga kemampuan penggelontoran rendah yangmenyebabkan daya tampung beban pencemaran air rendah, namun rawanmengakumulasi beban pencemaran serta peningkatan proses eutrofikasi.Tabel 2.6. menunjukkan waktu tinggal air Danau Dibawah, Maninjau,Singkarak dan Toba yang berkisar antara 47 sampai 77 tahun.

2.1.4. Ekologi Perairan Danau

Karakteristik morfometri danau yang menunjukkan kondisi komponenekosistem abiotik sebagai habitat kehidupan kelompok biota di airdanau, sangat berkaitan dengan komponen ekosistem biotik. Informasiekosistem akuatik danau sangat diperlukan sebagai salah satu dasar

Page 11: Konservasi danau tondano

pertimbangan pada pengelolaan danau. Tabel 2.7. menunjukkan kaitanciri morfometri dengan fenomena ekologi perairan.

Biota air danau terdiri dari plankton (P) yaitu organisma reniktumbuhan dan hewan yang hidup melayang di perairan; makrofita (M)yaitu tumbuhan air mengapung, tenggelam, melayang dan tumbuh dipermukaan, dasar, dan pinggir perairan; benthos (B) yaitu hewan yanghidup di dasar perairan; dan nekton (N) yaitu hewan termasuk ikandan udang yang hidup dalam air. Keberadaan biota air secara skematisdapat dilihat pada Gambar 2.1. Makrofita (M) seperti eceng gondok(Eichhornia crassipes), Hydrilla verticilata dan Salvinia molestaselain berfungsi sebagai pemasok oksigen di perairan melalui prosesfotosintesis adalah pakan dan tempat berlindung hewan air. Plankton(P) selain berfungsi sebagai pakan utama hewan air adalah pemanfaatunsur hara anorganik (fito-plankton) dan pemanfaat unsur organik(zoo-plankton).

Benthos (B) selain berfungsi sebagai pakan hewan air adalahpemanfaat bahan organik berupa detritus. Selain itu masih adakomponen biota air lain yaitu perifiton (organisma renik tumbuhandan hewan yang hidup menempel pada substrat di dalam air perairan),dan neuston (organisma hewan yang hidup di permukaan air).

Gambar 2.1. Habitat Kelompok Biota Air

Page 12: Konservasi danau tondano

Morfometri perairan menentukan karakteristik utama danau yang membedakannya dengan perairan menggenang lain, yaitu:

a. Tepi perairan. Tepi perairan adalah habitat biota air litoral. Tepiperairan danau terjal, menunjukkan sempitnya daerah litoral. Karenaitu, keragaman biota airnya lebih sedikit dibanding perairandangkal.

b. Kedalaman. Danau memiliki kedalaman yang perbedaannya sangatsignifikan dibanding tipe perairan darat menggenang lainnya.Kedalaman perairan danau bisa mencapai lebih dari 500 m, bagiantengah biasanya terdalam. Kedalaman perairan danau memungkinkanterjadinya stratifikasi kolom airnya akibat daya tembus sinarmatahari dan perubahan (penurunan) suhu perairan. Stratifikasiakibat sinar matahari menghasilkan zona tembus cahaya (zona fotik)dan zona gelap, tidak tembus cahaya (zona afotik). Di zona fotikterjadi proses fotosintesis oleh biota plankton sehingga zona inikandungan unsur haranya berkurang (miskin unsur hara) namun kadar O2meningkat sebagai hasil proses ini. Sebaliknya, di zona afotik,karena tidak terjadi proses fotosistensis, kandungan unsur haranyamasih tinggi (kaya unsur hara). Antar kedua zona ini ada percampuranmassa air. Makin ke dalam (ke bawah) kadar O2 berkurang, sebaliknya,kadar CO2 meningkat. Sebagaimana diketahui ada sifat antagonisantara O2 dan CO2. Stratifikasi akibat penurunan suhu menghasilkanzona epilimnion dengan massa air yang hangat di bagian atas dan zonahypolimnion dengan massa air yang dingin di bagian bawah. Zonapemisah antar kedua zona ini disebut termoklin (thermocline). Massa

Page 13: Konservasi danau tondano

air antara kedua zona ini tidak bercampur. Gambar 2.2 menjelaskanzona perairan danau dan pada Gambar 2.3 menjelaskan stratifikasiperbedaan temperatur

c. Fluktuasi muka air . Fluktuasi atau naik-turunnya permukaan air danaurelatif kecil dibanding tipe perairan darat menggenang lainnya.Karena itu, ekosistem perairan danau sangat stabil sehingga mampumendukung kehidupan biota airnya secara optimal.

d. Daerah surutan (draw-down). Danau memiliki daerah surutan yangsempit, sehingga beban masukan bahan organik dari dalam perairannyasendiri (autochthonous) sedikit, kecuali jika ada intervensilangsung seperti budidaya ikan dengan tambahan pakan.

e. Daerah Tangkapan Air (DTA). Daerah tangkapan air merupakan sumber airutama bagi perairan danau. Semakin luas daerah ini, semakin banyakmassa air yang tertampung di perairannya. Tentunya pasokan yangmasuk dari luar (allochthonous) tidak hanya air saja melainkanberbagai beban cair dan padat lainnya.

f. Jumlah teluk. Adanya teluk di perairan danau menyebabkan air danautenang. Ketenangan massa air dapat memicu perkembangan biota airsecara optimal.

g. Garis pantai adalah zona pertemuan daratan dengan perairan. Di zonatersebut terjadi penelusupan unsur hara (nutrient influx) daridaratan ke perairan. Makin panjang garis pantainya, makin besartelusupan unsur hara daratan ke perairan.

h. Masa simpan air. Makin lama massa air tersimpan di perairan,kemurnian airnya makin terjamin karena ada kesempatan partikel-partikel dalam air untuk mengendap. Selain itu, ekosistemperairannya sangat stabil. Masa simpan air (water retention time)danau adalah yang terlama dibanding tipe perairan darat menggenanglainnya, sesuai fungsinya sebagai penyimpan air.

i. Pengeluaran air. Pengeluaran air (outlet) perairan danau berada dibagian atas melalui sungai, berarti keluarnya air dari kolomepilimnion yang fotik. Kualitas air ini miskin unsur hara namun kayabiota renik karena mengalami proses fotosintesis. Air yang keluar

Page 14: Konservasi danau tondano

bersih, sehingga air yang kotor atau tercemar tetap tertinggal didanau.

Gambar 2.2. Zonasi Perairan Danau

Gambar 2.3. Stratifikasi Temperatur Air Danau

2.2. Fungsi dan Manfaat Danau

2.2.1. Danau Sebagai Sumber Daya Air

Danau-danau di Indonesia memiliki potensi yang sangat penting untukmendukung kehidupan manusia. Fungsi dan nilai manfaat danau sangatberagam, ada danau yang memiliki fungsi tunggal ada pula danau yangmemiliki multi-fungsi. Selain fungsi ekologi dan kaya dengankeanekaragaman hayati, fungsinya untuk menunjang kehidupan manusia

Page 15: Konservasi danau tondano

juga sangat besar. Seperti tercantum pada Tabel 2.8, jenispemanfaatan air danau adalah sebagai berikut:

Air baku untuk penduduk di sekitarnya Pertanian untuk penduduk yang berkebun di sempadan danau, atau

air irigasi di hilir danau Perikanan tangkap dan perikanan budidaya di danau atau pada

sungai/ saluran air yang berasal dari danau Sumber daya tenaga listrik atau PLTA, baik yang dibangun pada

outlet danau ataupun pada sungai yang keluar dari danau. Pengendalian banjir, karena menyimpan air diwaktu musim hujan Pariwisata bagi penduduk di sekitarnya maupun wisatawan

domestik dari daerah lain, serta wisatawan asing Sumber plasma nuftah; tempat berlangsungnya siklus hidup jenis

flora dan fauna yang penting Reservoir alam tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal

dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau sumber-sumber air bawah tanah; juga berfungsi sebagai pengendalibanjir

Memelihara iklim mikro, dimana keberadaan ekosistem danaudapat mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat

Sarana pendidikan, rekreasi dan objek wisata

Page 16: Konservasi danau tondano

2.2.2.Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau di Indonesia

Danau memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi ekologi dan fungsikemasyarakatan (sosial-ekonomi-budaya). Sebagai penyimpan air, danaumemiliki fungsi utama sebagai sumber daya air pengisi air tanah danair permukaan. Fungsi ekologi adalah sebagai habitat kehidupan biotaair (keanekaragaman hayati) seperti jenis-jenis ikan endemik dansumber pakan hewan liar.

Secara geografi, kepulauan Indonesia terbagi ke dalam dua kelompokyang dibatasi oleh garis Wallacea (Wallacea Line) yang memisahkanIndonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Garis Wallaceamerupakan bentuk transisi antara fauna Australia dan New Guineadengan fauna Asia bagian tenggara termasuk Pulau Kalimantan, Jawa

Page 17: Konservasi danau tondano

dan Sumatera. Keragaman biota akuatik yang sangat nyata adalahkomunitas jenis-jenis ikan.

Di Indonesia bagian barat ikan-ikan lebih didominasi oleh kelompokcatfish (jenis-jenis ikan lele dari Famili Siluridae), jenis-jenisikan karper dari Famili Cyprinidae dan jenis-jenis ikan sepat dariFamili Labyrinthyci. Sedangkan di Indonesia bagian timur didominasioleh kelompok ikan gobi (jenis-jenis ikan gobius dari FamiliGobiidae). Sejarah geologi Indonesia bagian barat dan timur misalnyadi Sulawesi dapat dilihat jelas dari distribusi ikan-ikan yanghidupnya terbatas di air tawar. Ikan-ikan perairan Danau Matano,Towuti, Mahalona, dan Wawontoa serta sungai-sungai di sekitarnyamerupakan ikan-ikan yang khas dan endemik (Contoh: Glossogobiusmatanensis dan Paraterina).

Adanya garis Wallacea yang memisahkan fauna Asia dengan faunaAustralia mengingatkan kita agar tidak sembarangan melakukanintroduksi jenis-jenis ikan bagian barat ke bagian timurIndonesia bila tidak ingin mengganggu  kehidupan jenis-jenisikan endemik setempat. Introduksi dapat dibenarkan apabilatelah diketahui adanya niche (relung hidup) yang kosong dancocok untuk kehidupan ikan introduksi tersebut.

Gambar 2.4. Garis Wallacea

Sebagai sumber plasma nutfah dan genetik, perairan darat Indonesiamemiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatatsebagai salah satu perairan dengan ”mega biodiversity” di dunia.Komisi Nasional Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa perairan

Page 18: Konservasi danau tondano

darat Indonesia mempunyai kekayaan plasma nutfah ikan yang jenisnyasangat banyak mencapai 25% dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia.

Di perairan darat Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantandan Sulawesi saja, dihuni oleh lebih dari 1000 jenis ikan (Kottelatet al., 1993). Lebih jauh mereka menjelaskan bahwa di paparan Sundaterdapat 798 jenis ikan air tawar, di daerah Wallacea terdapat 68jenis ikan air tawar, dan di paparan Sahul terdapat 106 jenis ikanair tawar. Di Sungai Barito tercatat terdapat lebih dari 104 jenisikan ( Prasetiyo, et al., 2004 dalam Rahardjo et al., 2006),sedangkan di Sungai Kapuas terdapat lebih dari 200 jenis ikan(Dudley, 1996 dalam Rahardjo et al. 2006). Kekayaan keanekaragamanjenis ikan yang tinggi tersebut merupakan modal dasar penting dantak ternilai bagi pembangunan perikanan perairan darat masa depan(Rahardjo et al., 2006).

Diantara banyak pulau di Indonesia, Pulau Sulawesi ditemukanpaling banyak spesies endemik, yaitu sebesar 76% dari 68spesies (Wirjoatmodjo, 2003 dalam  Sulistiono et al., 2005)dan hampir semua jenis hidup di danau. Tercatat delapanspesies ikan endemik di Danau Poso, dan sekitar 27 spesiesikan endemik hidup di kompleks Danau Malili (Danau Matano,Mahalona dan Towuti). Beberapa jenis ikan endemik yangterdapat di kompleks Danau Malili adalah Nomorhamphus cfbrembachi (Hemirhamphidae), Oryzias matanensis (Oryziidae),Telmatherina antoniae, T. prognatha, T. opudi, T. sarasinorum,T. obscura, T. abendanoni, T. wahyuni, T. celebensis,Paratherina woltericki, P.striata, Tominanga aurea, T.sanguicauda (Telmatherinidae) (Sulistiono et al.  2005). Jenis-jenis lain ikan endemik yang terdapat di danau-danauIndonesia khususnya antara lain adalah Rasbora tawarensis(Danau Laut Tawar), ikan batak, Neolissochillus longipinnis(Weber dan de Beufort, 1916 (Danau Toba), dan ikan bilih,Mystacoleucus padangensis (Danau Singkarak).

Page 20: Konservasi danau tondano

Pengelolaan kawasan danau dimaksudkan sebagai salah satu upaya untukmengendalikan pemanfaatan danau dan lahan sekitar sehinggakeseimbangan antara kepentingan eksploitasi dan kemampuan dayadukung perairan danau serta fungsi ekosistem danau bagi keperluankehidupan biota secara keseluruhan tetap terjaga. Pemanfaatanekosistem danau didasarkan kepada pertimbangan bahwa perairan danauberfungsi selain untuk habitat biota air (ikan) juga berperansebagai daerah reservat dan konservasi bagi satwa liar antara lainbeberapa jenis burung yang hidup dan tinggal di perairan danau untukmelakukan sebagian atau keseluruhan daur hidupnya.

Berdasarkan pendekatan ekosistem, gulma air perlu dipertahankandalam jumlah terbatas untuk kehidupan biota, terutama beberapa satwaliar (burung) yang memanfaatkan dan menggunakan ekosistem gulmasebagai tempat hidupnya. Sebagai contoh, beberapa jenis burung yanghidup di Danau Taliwang (Tabel 2.9).

Page 22: Konservasi danau tondano

3 Permasalahan

Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008

BAB III PERMASALAHAN EKOSISTEM DANAU

3.1. Sumber dan Dampak Kerusakan Ekosistem Danau

Ekosistem danau yang terdiri dari ekosistem akuatik danekosistem terestrial daerah tangkapan air danau, banyakmenghadapai berbagai permasalahan lingkungan yang berdampakkepada kelestariannya serta fungsinya sebagai sumber dayahayati dan sumber daya air.

Page 23: Konservasi danau tondano

Pada daerah aliran sungai (DAS) dan daerah tangkapan air danau(DTA) serta sempadan danau, potensi kerusakan yang dapatterjadi pada umumnya adalah:

Kerusakan lingkungan dan erosi lahan yang disebabkan olehpenebangan hutan dan pengolahan lahan yang tidak benar,sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi danmenyebabkan pendangkalan serta penyempitan danau.

Pembuangan limbah penduduk, industri, pertambangan dan pertanian yang menyebabkan pencemaran air danau.

Berbagai kegiatan yang berlangsung pada perairan danau jugaberpotensi merusak ekosistem akuatik, yaitu:

Penangkapan ikan dengan cara yang merusak sumber daya(overfishing).

Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidakterkendali sehingga berpotensi pembuangan limbah pakanikan dan pencemaran air.

Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagaitenaga air (PLTA) yang kurang memperhitungkankeseimbangan hidrologi danau sehingga mengubahkarakteristik permukaan air danau dan sempadan danau.

Berbagai sumber dan dampak permasalahan tersebut telah merusakekosistem akuatik danau dan berpotensi atau telah terjadi padabeberapa danau di Indonesia (Tabel 3.1). Kerusakan yangterjadi antara lain adalah sebagai berikut:

Pendangkalan dan penyempitan danau, yang telah merusakekosistem danau bertipe paparan banjir.

Pencemaran kualitas air danau yang menggangu pertumbuhanbiota akuatik dan pemanfaatan air danau. Bila terjadibencana arus balik (overturn) bahan pencemaran dari dasardanau terangkat ke permukaan air.

Kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity). Pertumbuhan gulma air sebagai akibat pencemaran limbah

organik dan zat hara (unsur Nitrogen dan Phosphor). Pertumbuhan alga atau marak alga (algae bloom) yang

disebabkan proses penyuburan air danau akibat pencemaranlimbah organik dan zat penyubur.

Perubahan fluktuasi muka air danau, yang disebabkan olehkerusakan DAS dan DTA serta pengambilan air dan tenaga

Page 24: Konservasi danau tondano

air, sehingga mengganggu keseimbangan ekologis daerahsempadan danau.

m

Page 25: Konservasi danau tondano

3.2. Pendangkalan Danau

Lahan kritis pada DAS dan DTA danau telah menyebabkanpendangkalan dan penyempitan danau. Pendangkalan danau telahterjadi pada danau dangkal maupun danau dalam. Pada danaudangkal dampaknya sangat nyata dan menghawatirkan karenalambat laun status danau berubah menjadi rawa dan seterusnyamenjadi lahan daratan. Padahal kondisi dan fungsi ekosistemnyasejak awal adalah danau. Perubahan status tersebut akanmenyebabkan kehilangan nilai ekosistem yang sesungguhnyamerupakan ciri khas danau tersebut. Upaya pemulihan dengancara pengerukan sangat mahal, jauh lebih mahal dari pada upayapencegahannya.

Masalah pendangkalan danau tipe dangkal terjadi antara lainpada Danau Tempe dan Danau Limboto. Pendangkalan danpenyempitan tersebut selain mengubah ekosistem jugamengakibatkan bencana banjir karena daya tampung danau yangberkurang.

Pendangkalan pada danau dalam terjadi antara lain pada DanauSentani. Danau yang indah sebagai sumber daya perikanan danpariwisata tersebut tanpa disadari telah menjadi tempat

Page 26: Konservasi danau tondano

buangan sampah terbesar, serta terbuangnya berbagai sisa lahandan bahan. Selain itu danau tipe medium dan dalam yang terjadidalam bentuk danau vulkanik dan danau tektonik, banyak yangberada pada DTA yang curam, sehingga longsoran juga telahmenyebabkan pendangkalan.

Page 28: Konservasi danau tondano

3.3. Pencemaran Air

Sumber pencemaran air danau adalah limbah domestik berupabahan organik dari permukiman penduduk di daerah tangkapan airdan sempadan danau. Adanya kegiatan lain berupa usahapertanian, peternakan, industri rumah dan pariwisata menambahlimbah bahan organik yang masuk ke perairan danau. Limbahtersebut terurai menjadi bahan anorganik, yaitu unsur haraNitrogen dan Phosphor yang sangat berpotensi menyuburkan airdanau.

Gambar 3.1. Limbah domestik yang dibuang langsung ke Danau Toba tanpa pengolahan

Tingkat kesuburan air biasanya mulai dari fase oligotrof(miskin unsur hara) ke fase mesotrof (cukup unsur hara)kemudian ke fase eutrof (kaya unsur hara) dan memuncak ke fasehyper-eutrof yaitu fase sangat kaya unsur hara sehinggaterjadi kerusakan ekosistem perairan yang juga dikenal sebagaiperairan rusak (dystrof). Istilah kesuburan pada penilaianstatus trofik sesungguhnya adalah peningkatan atau pencemaranunsur hara Nitrogen dan Phosphor yang berdampak mempengaruhikualitas air fisika dan kimia.

Oleh karena itu beberapa negara ada yang menggolongkankualitas air berdasarkan tingkat kesuburan ini. Oligotrofsebagai golongan A atau Kelas 1, mesotrof sebagai golongan Batau Kelas 2, eutrof sebagai golongan C atau Kelas 3, danhyper-eutrof sebagai golongan D atau Kelas 4.

Page 29: Konservasi danau tondano

Bahan organik dari limbah domestik yang masuk ke perairandanau sebagian akan terserap oleh tumbuhan air. Sisanya,bersama hasil peruraian massa tumbuhan air akan mengendap kedasar perairan yang afotik. Bila sewaktu-waktu terjadipembalikan massa air zona afotik ke fotik, peristiwa‘blooming’ alga dapat mengancam kehidupan di perairan. Ancamanbiasanya terjadi pada malam hari akibat adanya persaingankebutuhan oksigen antara tumbuhan dengan hewan. Bilapembalikan massa air berasal dari kolom hypolimnion,peristiwanya akan lebih fatal, tidak hanya di malam hari tapijuga di siang hari. Hal ini terjadi karena massa air kolomhypolimnion selain anaerob juga mengandung gas-gas beracun H2S(Hidrogen Sulfida), NH3 (Amoniak), dan CH4 (Methan). Endapanmaterial di dasar perairan danau merupakan ‘bom waktu’ bagikehidupan di perairan danau (Tabel 3.3). Kejadian arus balik(overturn) pernah terjadi di Danau Maninjau dan DanauSingkarak, sehingga gas beracun dari dasar danau naik kepermukaan air dan mematikan ikan budidaya KJA dan ikan endemik(ikan bilih di Danau Singkarak).

Page 30: Konservasi danau tondano

3.4. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)

Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi artinyaIndonesia mempunyai banyak jenis tumbuhan dan hewan, dandikenal sebagai megabiodiversity. Suatu ekosistem yangmempunyai keanekaragam yang tinggi mempunyai kestabilanekologi yang tinggi pula. Pada suatu ekosistem danau misalnyaapabila tumbuh massal gulma air atau algae berarti didominasioleh satu jenis tumbuhan, keanekaragamannya rendah. Khususnyadi negara tropik mempunyai keanekaragam yang tinggidibandingkan dengan negara subtropik, misalnya hutan hujantropis, demikian pula lautannya mempunyai keanekaragamanhayati yang tinggi.

Sebagai sumber plasma nutfah dan genetik, perairan danaumemiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi. Ikan endemikantara lain hidup di danau-danau Laut Tawar, Toba, Maninjau,Singkarak, Limboto, Poso, Matano, Mahalona, Towuti, danSentani.

Ancaman terhadap keanekaragaman hayati ekosistem air tawar disebabkan oleh 5 faktor, yaitu:

1. Penangkapan berlebihan (over exploitation) dan dengancara yang merusak seluruh biota air.

2. Kerusakan habitat oleh pelumpuran, pendangkalan danpenurunan permukaan air serta penyempitan perairan danau.

3. Kerusakan kualitas air oleh pencemaran dari DAS, DTA,sempadan dan kegiatan pada perairan danau

Page 31: Konservasi danau tondano

4. Perubahan pola aliran air5. Invasi oleh jenis-jenis hewan eksotis.

”Sebagian dari ancaman tersebut berpotensi terjadi padabeberapa danau di Indonesia”.

Pemanfaatan air danau untuk kebutuhan listrik atau pemanfaatanlainnya dengan pembuatan bangunan di keluaran air (outlet)danau dapat mengganggu ruaya beberapa jenis ikan. Ikan yangakan memijah di hulu sungai atau danau (ikan anadromous) dansebaliknya ikan yang akan memijah di hilir sungai atau laut(ikan catadromous) misalnya ikan sidat, pasti akan kesulitandengan adanya bangunan yang dimaksud. Pembuatan alur ikan(fish way) agar supaya ikan tidak terganggu merupakan tindakanyang bijak meski biaya pembuatannya cukup mahal.

3.5. Tumbuhan Air

Pertumbuhan massal gulma air/tumbuhan pada suatu danau atauwaduk akan mengganggu peruntukan danau atau waduk, karena akanmempercepat pendangkalan dan proses evapotranspirasi,mengganggu lalu lintas perairan, mengurangi nilai estetika,mengganggu kegiatan olahraga air. Pertumbuhan massal gulmaair/tumbuhan air terjadi akibat dari penyuburan (eutrofikasi)perairan, yaitu berlimpahnya unsur hara (nutrien) Nitrogen danPhosphor. Penanggulangan yang dilakukan dapat secara biologiyaitu dengan jenis ikan tertentu yaitu grass carp/white amur(Ctenopharyngodon idella), secara mekanis (dengan mesin) danmanual (diangkat dengan tenaga manusia). Penanggulangan secarakimiawi tidak dianjurkan karena akan mencemari lingkunganperairan.

Perkembangan tumbuhan air di perairan danau sangat bergantungpada sediaan unsur hara perairan, sehingga dapat dijadikanindikator kesuburan air danau yang pada umumnya terbatas dipinggiran (daerah litoral) danau. Indonesia memiliki beberapajenis tumbuhan air yang digolongkan sebagai gulma (tumbuhanpengganggu). Tiga jenis diantaranya termasuk gulma yangdominan, yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes), kiambang(Salvinia molesta), dan ganggang (Hydrilla verticilata). Duajenis gulma pertama adalah gulma mengapung dan yang terakhiradalah gulma tenggelam.

Page 32: Konservasi danau tondano

Gambar 3.2. Eceng gondok yang menghambat kegiatan transportasidi Danau Toba

Pencemaran air akibat meningkatnya kandungan unsur hara selainmemicu pertumbuhan vegetasi dapat pula mengganggu kehidupanhewan airnya. Vegetasi yang berupa tumbuhan mikro dan makrodapat berperan ganda, baik positif maupun negatif. Peranpositif tumbuhan air selain sebagai pakan dan tempatberlindung serta berkembang biak hewan air, juga sebagaipemasok oksigen bagi kehidupan hewan air melalui prosesfotosintesis.

Melalui proses ini pula tumbuhan air mampu menyerap unsur haratermasuk unsur-unsur logam berat yang berbahaya danmengendapkan partikel koloid lumpur sehingga air perairanmenjadi lebih bersih.

Selain mengurangi volume air dan mempercepat laju penguapan,tumbuhan air mengganggu transportasi dan estetika wisata, danjuga mengganggu turbin PLTA apabila danau tidak dilengkapidengan jaring penahan (trash boom).

Page 33: Konservasi danau tondano

3.6. Rantai Makanan (Food Chain) dan Jaring Makanan (Food Web)

Ekosistem danau memiliki kehidupatan biota akuatik yang tersusun dalam bentuk rantai makanan dan beberapa rantai membentuk jaring makanan. Rantai makanan secara umum digambarkan sebagai berikut:

Tumbuhan Herbivora Karnivora Kecil Karnivora Besar dan seterusnya→ → → →

Tumbuhan berklorofil (merupakan produsen) dimakan olehHerbivora (konsumen 1) kemudian dimakan oleh karnivora kecil(konsumen 2); konsumen 2 dimakan oleh karnivora besar(konsumen 3). Produsen, konsumen 1, 2 dan 3 menunjukkantingkat tropik (trophic level) yang berbeda pada sistem rantaimakanan dan jaring makanan.

Di dalam suatu ekosistem perairan (danau dan/atau waduk)tumbuhan berklorofil dapat berupa fitoplankton dimakan olehzooplankton, zooplankton dimakan ikan pemakan plankton (planktonfeeder) misalnya ikan nilem, ikan nilem (kecil) dimakan olehkarnivora besar misalnya ikan lele. Ataupun dapat sajatumbuhan berklorofil tingkat tinggi (spermatofita) misalnyaganggeng (Hydrilla verticillata) dan/atau eceng gondok (Eichhorniacrassipes) dimakan oleh ikan herbivora misalnya ikan tawes(Puntius javanicus) dan/atau herbivora lainnya yaitu ikankoan/white amur/grass carp (Ctenopharyngodon idella).

Penerapan prinsip rantai makanan dalam penanggulangan gulmaair atau tumbuhan air pengganggu, telah berhasil dilakukanoleh Puslit Limnologi LIPI di Danau Kerinci yang banyakditumbuhi Hydrilla dan eceng gondok; kedua jenis gulma air ini

Page 34: Konservasi danau tondano

dapat dikendalikan secara biologis. Hal ini dilakukan juga diWaduk Jatiluhur yang telah mengalami blooming alga (marakalgae), pengendaliannya dilakukan dengan penebaran ikan nilemyang merupakan plankton feeder, namun hasilnya belum terlihat.

Maraknya fitoplankton dan gulma air disebabkan eutrofikasipada suatu perairan, selain itu karena tidak berjalannyaprinsip rantai makanan, oleh karena tidak adanya musuh alamiyang dapat memakan atau memanfaatkannya. Apabila pada suatuekosistem terdapat beberapa jenis konsumen yang samaniche/relungnya (occupacation), maka akan terjadi persaingandiantara mereka.

Contoh lain yang sederhana, di ekosistem sawah yangbanyak/timbul hama tikus, hal ini terjadi karena tidak adanyamusuh alami berupa predator yaitu ular sebagai pemangsa(predator) sedangkan tikus adalah yang dimangsa (prey). Contohlain pada suatu padang rumput, dimana akan terjadi persainganbaik antara konsumen 1 (herbivora) maupun konsumen 2(karnivora) karena mereka mempunyai niche yang sama. Sehinggaakan terjadi makin sedikitnya suatu jenis konsumen dankonsumen lainnya berkembang ataupun dapat terjadi rumput(tumbuhan berupa produsen) makin sedikit. Apabila tidak adacampur tangan akan musnah.

3.7.  Alga/Ganggang Biru (Microcystis)

Pertumbuhan marak algae pada suatu danau atau waduk disebabkankarena banyaknya kandungan nutrisi N dan P, khususnya NO3 danPO4 pada suatu perairan. Maraknya algae Microcystis di WadukIr. H. Djuanda/Jatiluhur, telah mengganggu perairan tersebut,biasanya menimbulkan bau tidak sedap. Microcystis mengeluarkansejenis racun (toxin) yaitu microcystin yang dapat mematikanorganisme lainnya. Ikan sulit untuk mencerna Mycrocystiskarena tubuhnya diselaputi cairan lignin.

3.8.  Perubahan dan Fluktuasi Permukaan Air dan Luas Danau

Perubahan fluktuasi muka air danau antara lain disebabkan olehkerusakan DAS dan DTA. Perubahan karakteristik aliran air dimusim hujan dan musim kemarau terjadi karena lahan tidak mampumenyerap dan menyimpan air hujan. DAS dan DTA yang rusakmenyebabkan fluktuasi debit banjir di musim hujan dan debit

Page 35: Konservasi danau tondano

sangat rendah di musim kemarau dengan perbedaan yang sangatdrastis. Sebagai akibatnya, luas dan kedalaman danau jugaberubah cepat mengikuti musim, seperti yang terjadi pada danaudangkal dan danau paparan banjir (Tempe dan Limboto).

Lahan sempadan danau yang terjadi akibat penyusutan danpenyempitan perairan danau, selain berakibat pada peralihanekosistem danau menjadi ekosistem rawa lebak, jugamengakibatkan terjadinya perubahan status kepemilikan danpengelolaan lahan sempadan dan daratan yang ditimbulkannyaoleh penduduk di sekitarnya.

Pengambilan air untuk air baku, air irigasi, dan tenaga air,berpotensi mengganggu keseimbangan ekologis daerah sempadandanau apabila menganggu keseimbangan hidrologi danau.Pengambilan air danau berlebihan dapat mengakibatkan permukaanair danau surut yang mengubah ekosistem perairan, karenahamparan sempadan danau apabila tergenang air serta kelilingpantainya merupakan sumber kehidupan dan habitat berbagaibiota air.

Page 36: Konservasi danau tondano

4 Kebjkan Pengelolaan

Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008

BAB IV KEBIJAKAN PENGELOLAAN EKOSISTEM DANAU

4.1. Visi dan Misi

Visi: Melestarikan fungsi ekosistem danau untuk kepentingan generasisekarang dan yang akan datang

Misi: Melakukan tindakan konservasi dan pemanfaatan yang bijak atasdanau dan daerah tangkapan airnya melalui kegiatan inventarisasi,penelitian dan kajian ekosistem danau serta mengikutsertakan peranaktif masyarakat setempat dan meningkatkan kapasitas kelembagaandengan kerjasama, koordinasi dan keterpaduan antar pemangkukepentingan.

Visi dan Misi pengelolaan ekosistem danau tersebut perlu dijadikantekad dan landasan semua stakeholder pengelola dan pemanfaat danau,yaitu masyarakat, instansi serta aparat pemerintah dan pemerintahdaerah, agar kelestarian ekosistem danau dapat memberi manfaatsecara berkelanjutan bagi kepentingan dan kesejahteraan pendudukpada masa kini dan masa yang akan datang

Page 37: Konservasi danau tondano

4.2. Landasan Peraturan Perundangan

4.2.1. Peraturan Perundangan Tentang Lingkungan Hidup

Danau adalah unsur lingkungan hidup yang diatur pengelolaannya dalamUU N0.23 tahun 1997. Kelestarian ekosistem danau sangat diperlukanuntuk kesinambungan fungsi lingkungan hidup danau, yaitu sebagaihabitat makhluk hidup pada perairannya serta manfaat sumber dayaairnya bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan danau sebagai sumber dayaalam dan sumber energi terbarukan perlu seimbang dan tidakmengganggu ekosistemnya.

Danau memiliki ukuran dan keterbatasan daya dukungnya bagi makhlukhidup, sehingga tidak boleh menampung beban pencemaran lingkunganyang melebihi daya tampungnya yang merupakan karakteristik daridanau tersebut. Setiap pemanfaatan dan kegiatan pada perairan danauatau menggunakan sumber daya air danau perlu memperhatikan

Page 38: Konservasi danau tondano

karakteristik danau tersebut, agar tidak terjadi kerusakanlingkungan.

Beban lingkungan berasal dari daerah tangkapan air danau, dan dariatas perairan danau, serta dari hilir danau yang mengambil air yangmengganggu keseimbangannya. Oleh karena itu tanggung jawab menjagakelestarian danau perlu dipikul bersama oleh semua stakeholder yangberkepentingan dan berkaitan dengan danau, yaitu Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah, Pengusaha dan Masyarakat.

Pelestarian lingkungan hidup memerlukan baku mutu lingkungan dankriteria baku kerusakan lingkungan hidup, sebagai landasan hukum danlandasan operasional perizinan dan pengawasan kegiatan ataupemanfaatan air pada danau tersebut dan kegiatan lain pada daerahtangkapan air danau.

Page 39: Konservasi danau tondano

PP No.82/2001 yang mengatur pengelolaan kualitas air danpengendalian pencemaran air, menentukan Kriteria Kelas Kualitas Airsebagai bahan penyusunan Baku Mutu Air Danau serta penyusunan DayaTampung Beban Pencemaran Air.

4.2.2. Peraturan Perundangan Tentang Sumber Daya Air

Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air mengaturketentuan tentang Konservasi Sumber Daya Air, Pendaya Gunaan SumberDaya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air.

Konservasi sumber daya air sangat diperlukan sebagai upaya yangmenjamin ketersediaan kuantitas dan kualitas air memenuhi keperluanmakhluk hidup (manusia, flora dan fauna) secara berkesinambungan,serta upaya pengendalian bencana alam yang terjadi atau diakibatkansumber daya air tersebut.

Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, danekonomi. Oleh karena itu pemanfaatannya perlu dikelola secaraselaras dan seimbang sehingga tetap terjaga dan terjaminkelestariannya. Pemanfaatan yang berlebihan pada suatu sektorkegiatan tidak boleh mengganggu fungsi yang lainnya.

Konservasi sumber daya air dilakukan untuk menjaga kelangsungan dayadukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air tersebut, antaralain dengan cara pengelolaan kualitas air dan pengendalianpencemarannya. Penyelenggaraan kegiatan tersebut oleh Pemerintah danPemerintah Daerah perlu dilakukan sinkronisasi yang terkoordinasidengan baik.

Page 40: Konservasi danau tondano

Pengelolaan sumber daya air termasuk danau, bersifat multidimensitergantung pada keberadaannya dan kepentingannya, yaitu:

Berada pada tanggung jawab sektoral dan lintas sektoral Berada pada wilayah atau beberapa wilayah administrasi

pemerintahan, yaitu provinsi, kabupaten dan kota Berada pada wilayah tata pengairan, yaitu wilayah sungai Berada pada wilayah ekosistem sumber daya air, baik ekosistem

akuatik (pada danau) maupun ekosistem terestrial (pada daerahtangkapan air danau)

Kepentingan dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatansumber daya air dan tanggung jawab konservasinya.

Perlindungan dan pelestarian sumber daya air danau dilakukan padaperairan danau tersebut, pada lahan danau dan lahan sempadannya,serta pada air, lahan dan hutan yang berada pada daerah tangkapanairnya. Sedangkan pengaturan konservasi sumber daya air danau yangberada di dalam kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,kawasan hutan, dan kawasan pantai diatur berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Page 41: Konservasi danau tondano

4.2.3. Koordinasi dan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Danau

Perairan danau sebagai sumberdaya air ada yang membentang melewatibeberapa provinsi, kabupaten, dan kota, serta dikelola oleh berbagaiinstansi sektoral dan masyarakat yang beragam. Tidak mungkinpemerintah daerah, instansi, maupun kelompok individu yang berperanatau mempunyai tanggung jawab tunggal terhadap seluruh aspekpengelolaan perairan danau serta perilaku masyarakat sekitarnya.

Mengembangkan dan melaksanakan upaya pengelolaan danau yangberkelanjutan harus melibatkan semua pihak terkait. Semua anggotamasyarakat dan pemangku kepentingan yang ingin berperan secarasungguh-sungguh dalam proses ini harus diajak untuk berbagiinformasi, dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan dalamrangka membantu mencari jalan dan kemudahan untuk mengatasi masalahyang membebani danau. Selain instansi pemerintah, keterlibatanmasyarakat dan pemangku kepentingan lain seperti organisasi non-pemerintah, pemerintah daerah, sektor swasta, dan lembaga pendidikanserta penelitian, perlu diorganisir secara sungguh-sungguh.Perencanaan dan pengelolaan danau secara berkelanjutan memerlukanpendekatan multi-disiplin, termasuk didalamnya ilmu-ilmu di bidangfisika, kimia, biologi dan sosial, serta pertimbangan-pertimbanganaspek sosio-ekonomi, kelembagaan, politik, teknologi, sejarah danbudaya. Rumusan kebijakan dan keputusan mengenai pengelolaan danaudapat terlaksana secara efektif jika kebijakan dan keputusantersebut dilandasi oleh data dan informasi terkini, akurat danditunjang dengan pengalaman-pengalaman yang ada relevansinya.

Perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk pengelolaandanau harus didasarkan pada penelitian ilmiah yang baik daninformasi yang dapat diandalkan. Kerjasama antara para pemangku

Page 42: Konservasi danau tondano

kepentingan yang beragam ini merupakan suatu yang esensial demikeberhasilan upaya pengelolaan danau. Selama ini pemanfaatanperairan danau lebih mengedepankan faktor ekonomi daripada faktorkeseimbangan lingkungan, akibatnya terjadi kerusakan lingkungan.Untuk mencegah kerusakan lingkungan, program kegiatan harusditingkatkan agar seimbang hingga berbentuk pemanfaatan yangbertanggung jawab. Peraturan perundangan yang ada dapat dijadikanlandasan kordinasi dan kerjasama antar instansi dan masyarakat.

4.2.4. Peran Serta dan Organisasi Masyarakat

Pengelolaan ekosistem danau dalam dekade terakhir sudah mengalamiperubahan paradigma, yaitu perubahan dari sistem yang hanyaberorientasi pada upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan sumberdayake arah pendekatan yang bersifat kolaboratif dan partisipasif darisemua pemangku kepentingan dalam rangka pengelolaan sumberdaya yanglestari dan berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena sifatsumberdaya perairan darat, khususnya di ekosistem danau yang beragamdan bersifat multi-fungsi serta kegiatannya beragam, maka penggunaanpola pengelolaan konvensional dan bersifat “top-down” dalampemanfaatannya sudah tidak realistik dan layak. Pengelolaansumberdaya berbasis masyarakat sebagai pengelolaan yang ’bottom-up’,terpadu, desentralistik dan partisipatif dilakukan untuk menanganiisu-isu yang mempengaruhi lingkungan sumberdaya melalui partisipasiaktif dan nyata dari masyarakat. Berbasis masyarakat berartipengguna sumberdaya utama (masyarakat) menjadi pengelola sumberdayamereka, sehingga dapat memperkuat rasa kepemilikan dan tanggungjawab mereka terhadap sumberdaya mereka sendiri.

Pendekatan ”pengelolaan bersama” (co-management) semakin seringdigunakan untuk pengelolaan sumberdaya alam. Pengelolaan bersamamerupakan suatu pengaturan kemitraan dalam tanggung jawab dankewenangan antara pelaku kunci atau pemangku kepentingan dalampengelolaan sumberdaya alam yaitu masyarakat lokal dan pemerintah.Selain itu berbagai LSM, proyek-proyek pengembangan atau badan-badanlain dapat berperan dalam pengelolaan. Bantuan teknis dan pendanaandapat ditopang/dianggarkan oleh lembaga/instansi pemerintah,perguruan tinggi, swasta, ataupun melalui swadaya dan usahamasyarakat. Pengelolaan bersama menggunakan kemampuan dan minatmasyarakat di tingkat lokal yang dikombinasikan dengan kemampuanpemerintah dalam menyediakan kebijakan serta perangkat hukum yang

Page 43: Konservasi danau tondano

diperlukan atau bantuan lainnya. Hubungan ideal kemitraan tersebuttergantung pada kapasitas para pemangku kepentingan dan sifat alamisumberdaya danau yang dikelola.

Pengelolaan bersama mencakup spektrum penataan pengelolaan yang luasdengan berbagai tanggung jawab dan kewenangan dari pemerintah danmasyarakat lokal. Pengelolaan bersama yang bersifat konsultatif(consultative co-management) yaitu pemerintah berkonsultasi denganmasyarakat tetapi keputusan ada di tangan pemerintah). Pengelolaanbersama yang kooperatif (cooperative co-management) yaitu pemerintahdan masyarakat lokal bekerjasama secara setara dalam pengambilankeputusan. Pengelolaan bersama yang didelegasikan (delegated co-management) yaitu masyarakat lokal mempunyai kewenangan pengelolaandan memberitahukan keputusannya kepada pemerintah.