Top Banner
68
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

What is leadership? Leading people Influencing people Commanding people Guiding people Paul Hersey & Kenneth H Blanchard dlm Management of Organizational Behavior Leadership is the activity of influencing exercised to strive willingly for group objective (George P. Terry) Leadership as interpersonal influence exercised in a situation and directed through the communication process, toward the attainment of a specialized goal or goals (Tannenbaum, Wischler & Massarik) Leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal (Koontz & Donnell) Benang merahnya adalah

. that leadership is the process of influencing the activities of a individual or a group in efforts toward goal achievement in a given situation Bahwa kepemimpinan akan terjadi apabila di dalam situasi tertentu terjadi proses dimana seseorang memberikan pengaruhnya thd orang lain, baik secara perseorangan atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan. TEORI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN Pada dasarnya teori kepemimpinan dibagi dalam tiga aliran/pendekatan, yaitu:(1) teori sifat (thrait theory),(2) teori perilaku (behavior theory), dan(3) teori situasional kontingensi. Teori sifat (Thrait theory) Teori ini berpandangan bahawa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin (bakat bawaan turunan). Asumsi pemikiran bahwa keberhasilan seseorang pemimpin ditentukan oleh kualiti sifat (karakteristik) tertentu yang dimiliki atau melekat dalam diri, berhubungan dengan fisik, mentaliti, psikologis, personaliti dan intelektualiti.Teori ini tidak memungkiri bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dicapai dari suatu proses pendidikan dan pengalaman. CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG EFEKTIF BERDASAR KAN TEORI SIFAT 1. PENGETAHUAN LUAS 2. SEHAT JASMANI DAN ROHANI3. ENERGIK 4. KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI 5. KEMAMPUAN ANALISA YANG TINGGI 6. MEMILIKI ANTUSIASME YANG TINGGI 7. OBYEKTIVITAS MEMPERLAKUKAN BAWAHAN 8. PERSEASIF DAN EDUKATIF 9. KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI 10. KEMAMPUAN MENYATAKAN PENDAPAT 11. TIDAK CEPAT PUTUS ASA 12. BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN 13. MEMILIKI RASA PERCAYA DIRI 14. LAYAK MENJADI TAULADAN 15. MAMPU BERPERAN SEBAGAI ATASAN, GURU, BAPAK DAN PENASEHAT BAGI BAWAHANNYA Teori perilaku (Behavior theory) Kepemimpinan merupakan interaksi pemimpin dengan pengikut, dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang menganalisis dan mempersepsikan apakah menerima atau menolak pengaruh dari pemimpinnya.Melahirkan dua orientasi perilaku pemimpin, yaitu: Berorientasi tugas (task orientation), Mengutamakan penyelesaian tugas, dan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis. Berorientasi pada orang (people orientation). Mengutamakan penciptaan hubungan-hubungan manusiawi menampilkan gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif. Teori situasional kontingensi (situational contingensi theory) Kepemimpinan berkembang sesuai situasi dan keperluan.Hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan keperluan organisasilah yang dapat menjadi pemimpin yang efektif.Terdiri antara lain:

1.Teori path goal oleh Evans (1970), House (1971), Fulk & Windler (1982), Teori ini berusaha menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja para bawahan.Berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam segala situasi.Pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya.Terdapat dua dalil penting, yaitu: Terdapat dua dalil penting, yaitu: Tingkah laku pemimpin efektif sejauh mana bawahan mempersepsikan perilaku tersebut sebagai suatu sumber kepuasan langsung atau sebagai sarana bagi kepuasan di masa mendatang. Tingkah laku pemimpin bersifat motivasional sejauhmana memberikan kepuasan dari kebutuhan bawahan yang kontigen pada prestasi efektif dan melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan arah, dan penghargaan yang diperlukan untuk prestasi efektif. Menurut teori ini, ada empat perilaku pemimpin yang berlangsung dalam setiap organisasi, yaitu: a. Supportive leadership (kepemimpinan yang mendukung), Memberi perhatian kepada keperluan bawahan, memperlihatkan perhatian terhadap kesejahteraan mereka dan menciptakan suasana yang bersahabat dalam unit kerja mereka. b.Directive leadership (kepemimpinan yang instruktif), Memberitahukan kepada para bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberi pedoman yang spesifik, meminta para bawahan untuk mengikuti peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur, mengatur waktu, dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka. c.Partisipative leadership (kepemimpinan partisipatif), Berkonsultasi dengan bawahan dan memperhitungkan opini dan saran mereka.d.Achievement oriented leadership (kepemimpinan yang berorientasi kepada keberhasilan. Menetapkan tujuan-tujuan yang menantang, mencari perbaikan dalam kinerja, menekankan kepada keunggulan dalam kinerja, dan memperlihatkan kepercayaan bahwa para bawahan akan mencapai standar yang tinggi (Yulk, 1994). Hubungan antara seorang manajer dan bawahan bergerak melalui empat tahap (daur hidup) sejalan dengan perkembangan dan kematangan bawahan, dan para pemimpin perlu mengubah gaya kepemimpinannya untuk disesuaikan dengan perkembangan setiap tahap: 1. Fase pertamaciri-ciri: ketika bawahan pertama kali memasuki organisasi, cocok gaya yang sangat berorientasi pada tugas (beri instruksi mengenai tugas dan dibuat terbiasa dengan peraturan dan prosedur organisasi, pemimpin tidak mengarahkan (non directive) menyebabkan kecemasan dan kebingunan dikalangan pengikut baru; pendekatan hubungan pengikut yang partisipatif tidak tepat; bawahan belum dapat dianggap sebagai teman;

2. Fase kedua ciri-ciri: bawahan mulai mempelajari tugasnya, pemimpin yang berorientasi pada tugas tetap penting karena mereka belum mau atau mampu menerima tanggung jawab sepenuhnya; kepercayaan dan dukungan pemimpin terhadap bawahan dapat meningkat sejalan dengan makin akrabnya ia dengan bawahan dan ingin mendorng usaha lebih lanjut di pihak mereka; pemimpin boleh memulai perilaku yang berorientasi pada bawahan. 3. Fase ketiga ciri-ciri: kemampuan dan motivasi bawahan mulai meningkat dan mereka secara aktif mulai mencari tanggung jawab yang lebih besar; pemimpin tidak lagi perlu lagi bersikap mengarahkan (karena pengarahan yang terlalu ketat mungkin membuat tersinggung); akan tetapi pemimpin akan terus mendukung dan memperhatikan agar dapat memperkuat kebulatan tekad bawahan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar; jika lama kelamaan bawahan lebih percaya diri, mampu mengarahkan diri, dan berpengelaman, manajer dapat mengurangi porsi dukungan dan dorongan; 4. Fase keempat ciri-ciri: bawahan sudah tidak memerlukan atau mengharapkan lagi suatu hubungan yang bersifat mengarahkan dengan pemimpin; bawahan sudah mampu berdikari. 3. Teori kontigensi oleh Fiedler Asumsi dasar adalah bahwa sangat sulit bagi pemimpin untuk mengubah gaya kepemimpinan yang telah membuat ia berhasil; penekanan pada efektivitas dari suatu kelompok; efektivitas suatu organisasi tergantung pada (is contingent upon); dua variable yang saling berinteraksi, yaitu (1) system motivasi dari pemimpin, dan (2) tingkat atau keadaan yang menyenangkan dari situasi. SKEMA SIKAP PEMIMPIN TERHADAP BAWAHAN MAMPU DAN MAU MAMPU TETAPITIDAK MAU TIDAK MAU MAMPU MAU TETAPITIDAK MAMPU TIDAK MAMPU MAU TIDAK MAU DAN TIDAK MAMPU OTOKRATIK PATERNALISTIK KHARISMATIK LAISSEZFAIRE DEMOKRATIKGAYAKEPEMIMPINAN DOMINAN SETIAPGAYAMEMILIKIKELEBIHANDANKEKURANGAN GAYA / TIPE OTOKRATIK Pengambilan keputusan : sendiri - - - > beritahukan. Pemeliharaan hub atasan-bawahan : formal. Pandangan ttg tkt kedewasaan bawahan : bawahan lebih rendah- - - >atasan bergaya memerintah ( bukan mengajak ) ! Orientasi dlm pemenuhan kebutuhan bawahan : sangat normatif! Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan : orientasi kekuasaan ( orientasi penyelesaian tugas ), bukan orientasi relasional ( pemeliharaan hub baik ) ! CIRI-CIRIGAYA KEPEMIMPINANOTORITER Tanpa musyawarah Tidak mau menerima saran dari bawahan Mementingkan diri sendiri dan kelompok Selalu memerintah Memberikan tugas mendadak Cenderung menyukai bawahan ABS Memaksakan kehendak Setiap keputusan tidak dapat dibantah Kekuasaan mutlak ada pada pimpinan Hubungan dengan bawahan kurang harmonis Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan Kurang percaya pada anak buah Kurang memberi dorongan semangat kerja bawahan Kurang mawas diri Selalu tertutup Suka mengancam Kurang menghiraukan usulan bawahan Ada rasa bangga bila bawahannya takut Tidak suka bawahannya maju dan berkembang Kurang adanya rasa kekeluargaan Senang sanjungan GAYA / TIPE DEMOKRATIK Pengambilan keputusan : melibatkan bawahan dalamseluruhproses! Pemeliharaan hub atasan-bawahan : seimbangantaraformaldan informal. Pandangan ttg tkt kedewasaan bawahan : bawahandianggapsudahmatangdandewasa. Orientasi dlm pemenuhan kebutuhan bawahan : berusaha memuaskan seluruhnya ! Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan : seimbang antaraorientasikekuasaandanorientasirelasional. CIRI-CIRI GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS Pendapat terfokus pada hasil musyawarah Tenggang rasa Memberi kesempatan mengembangkan karir bawahan Selalu menerima kritik dari bawahan Menciptakan suasana kekeluargaan Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan Komunikatif dengan bawahan Partisipatif dengan bawahan Tanggap terhadap situasi Tidak mementingkan diri sendiri Selalu mawas diri Senang kepada bawahan yang kreatif dan inovatif Mau menerima usulan atau pendapat bawahan Lapang dada dan terbuka Mendorong bawahan untuk mencapai hasil baik Tidak sombong Menghargai pendapat bawahan Mau membimbing bawahan Tidak mudah putus asa Percaya pada bawahan Tidak ada jarak dengan bawahan Adil dan bijaksana Suka bermusyawarah Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan selalu mendahulukan hal-hal yang lebih penting GAYA / TIPE PATERNALISTIK Pengambilan keputusan : sendiri - - - > menjual Pemeliharaan hub atasan-bawahan : bapak anak . Pandangan ttg tkt kedewasaan bawahan : bawahandianggapbelumdewasa. Orientasidlmpemenuhankebutuhanbawahan : normatif ! Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan : orientasikekuasaan( penyelesaian tugas ) dan orientasirelasional( pemeliharaan hubungan baik ) GAYA / TIPE KHARISMATIK Berbagai teori kepemimpinan belum dapat menjelaskan secara ilmiah mengapa seseorang dipandang sebagai pemimpin kharismatik,sedangkan yg lain tidak. Faktor2apayangmenjadikanseseorangmemilikikharisma ?GAYA / TIPE KHARISMATIK Pemimpinkharismatik memiliki daya pikat yg tinggi, sehinggakepemimpinannya diterima dan diakui oleh pengikutnya (yang biasanya banyak)tanpamampumenjelaskan mengapamereka mengakuidanmenerimakepemimpinanybs GAYA / TIPE KHARISMATIK 5aspek / kriteriakepemimpinantidak selalu mudah digunakanuntuk menjelaskan gaya kepemimpinan kharismatik ! GAYA / TIPE KHARISMATIK Pengambilan keputusan : kadang-kadang sendiri/ otokratik, kadang-kadang bersama/ demokratik - - - > bawahan tetap ikhlas ! Pemeliharaan hub atasan-bawahan Pandangan ttg tkt kedewasaan bawahan : tidak mempersoalkan. Orientasi dlm pemenuhan kebutuhan bawahan : sering terjadi manipulasi psikologis ! Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan : orientasi kekuasaan dan orientasi relasional. ManipulasiPsikologis Pemimpin Kharismatik Keadaan yg sedemikian rupashg dalam diri pengikutnya tertanam keyakinan bahwa dg menjadi pengikut yg baik, berbagai kebutuhannya akan terpenuhi. Kalaupun berbagai kebutuhan belum terpenuhi, mrk beranggapan bhw pimpinan memp alasan. Artinya,para pengikut itu rela memberikan pengorbanan apapun yg diminta pemimpinnya. GAYA / TIPE LAISSEZFAIRE Gaya kepemimpinan yg santai. Sering dianggap kurang bertanggungjawab thd organisasi yg dipimpinnya. GAYA / TIPE LAISSEZFAIRE Pengambilan keputusan : seluruhnya didelegasikan! Pemeliharaan hub atasan-bawahan : sangat relasional. Pandangan ttg tkt kedewasaan bawahan : bawahandianggap dewasa. Orientasi dlm pemenuhan kebutuhan bawahan : lebih mengutamakan kepuasan bawahan yg sifatnyapsikologis & simbolis dpd kebutuhan kebendaan. Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan : lebihorientasirelasionaldpdorientasi kekuasaan. CIRI-CIRI GAYA KEPEMIMPINANLAISSEZ FAIRE Pemimpin bersikap pasif Semua target diberikan kepada bawahan Tidak tegas Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan bawahan Percaya kepada bawahan Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali Mudah dibohongi bawahan Pemimpin kurang kreatif Kurang mawas diri Perencanaan dan tujuan kurang jelas Bawahan merasa sebagai orang yang berkuasa Kurang memberikan dorongan pada bawahan Rasa tanggungjawab kurang Kurang berwibawa Menjungjung tinggi hak asasi Menghargai pendapat bawahan Kurang bermusyawarah MODEL ATAU GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER Adalah gaya pemimpin yang otokritik artinya sangat memaksakan dan mendesak kekuasaannya kepada bawahan. LAISSEZ FAIRE Adalah pemimpin pepmimpin yang bersikap tengah antara memaksakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan DEMOKRATIS Adalah pemimpin yang memberikan kebebasan kepada bawahan. SITUASIONAL Adalah pemimpin yang bersikap lebih melihat pada situasinya. Kapan harus bersikap memaksa dan kapan harus moderat, serta pada situasi apa pemimpin harus memberi kebebasan kepada bawahan CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Supel / luwes Berwawasan luas Mudah menyesuaikan dengan lingkungan Mampu menggerakan bawahan Bersikap keras pada saat tertentu Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah Mempunyai tujuan yang jelas Bersikap terbuka Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan Mengutamakan suatu kekeluargaan Ada komunikasi baik satu arah/dua arah Mengutakan produktifitas kerja Bertanggungjawab terhadap masalah yang dihadapinya Bawahan diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat Mengutamakan kontrol mengetahui kelebihan dan kekurangan bawahan mengutamakan kepentingan bersama Mempunyai ketegasan dalam situasi dan kondisi tertentu Mau menerima saran dan kritik dari bawahan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN KarakteristiksetiapGaya / TipeKepemimpinan dapat dilihat dari5 aspek/kriteria:1. Pengambilan keputusan.2. Pemeliharaan hubungan atasan-bawahan. 3. Pandangan thd tkt kedewasaan bawahan. 4. Orientasi dlm pemenuhan kebutuhan bawahan. 5. Persepsi ttg pelaksanaan tugas bawahan. Leadership Attribute Intelligence More intelligent than non-leaders Scholarship Knowledge Being able to get things done Physical Doesnt see to be correlated Personality Verbal facility Honesty Initiative Aggressive Self-confident Ambitious Originality Sociability AdaptabilityLeadership Styles Delegating Low relationship/ low task Responsibility Participating High relationship/ low task Facilitate decisions Selling High task/high relationship Explain decisions Telling High Task/Low relationship Provide instruction New Leaders Take Note General Advice Take advantage of the transition period Get advice and counsel Show empathy to predecessor Learn leadership Challenges Need knowledge quickly Establish new relationships Expectations Personal equilibrium New Leader Traps Not learning quickly Isolation Know-it-all Keeping existing team Taking on too much Captured by wrong people Successor syndrome HAL-HAL YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN 1. MEMOTIVASI DIRI 2. KEMAMPUAN BERBICARA DIMUKA UMUM 3. PEMAHAMAN TEKNIK/ALAT KENDALI MUTU 4. KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN SYSTEM 5. TRANSFER PENGETAHUAN KEPADA BAWAHAN 6. MEMOTIVASI BAWAHAN 7. MENGENALI KARAKTERISTIK BAWAHAN 8. KEINGINAN MENGETAHUI PERKEMBANGAN 9. KEINGINAN MELAKUKAN PERUBAHAN/PERBAIKAN 10. SIKAP MENTAL 11. CITRA DIRI PEMIMPIN YANG EFEKTIF Tidak ada gaya atau karakteristik kepemimpinan yang dapat dikatakan efektif tanpa mempetimbangkan situasi kultural, situasi kerja dan kebutuhan pekerja yang terus-menerus berubah dari waktu ke waktu.KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF 1. MAMPU MEMUTUSKAN/MEMECAHKAN MASALAH 2. MAMPU MERENCANAKAN/MENETAPKAN PRIORITAS 3. MAMPU MEMOTIVASI 4. MAMPU BERKOMUNIKASI 5. MAMPU MELAKUKAN PRESENTASI/PIDATO 6. MAMPU MENGAJAR/MENTRANSFER PENGETAHUAN 7. MAMPU MENANGANI KOMFLIK 8. MAMPU MEMBIMBING Karakteristik kepemimpinan yang efektif dikemukan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 1. Fiedler (1977), dikutif dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berjalan efektif bila: 1) Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja. 2) Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya. 2. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia. 2) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan. 3) Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia. 4) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain dengan baik. 3. Swanburg (1990) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut: 1) Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara) 2) Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain) 3) Kemampuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial). HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN 1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk mengikuti program pengembangan staf. 2. Coercieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman secara paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan pangkat, skorsing maupun pemecatan. 3. Referent power merupakan kemampuanan untuk menjadi panutan bawahan sehingga dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk mengidentifikasikan diri sesuai dengan pemimpinnya. 4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan, membimbing dan mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin. Ruang lingkup atau batasan kekuasaan yang secara tegas ditentukan dalam jabatan tertentu dapat disebut wewenang.