Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep sehat dan sakit bagi kebanyakan orang masih
membingungkan dan kurang jelas. Apalagi kita sebagai
seorang muslim haruslah tahu dan wajib memahaminya.
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang
selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam.
Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir,
sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan
takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat
/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat?
Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat,
sakit, obat dan upaya pengobatan.
1
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sehat – Sakit Pandangan Al-Qur’an
Artinya :
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya
Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu
Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan
mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(Al Quran Surah Al Anbiyaa’ : 83-84)
2
Page 3
Ayat di atas mengisahkan Nabi Ayub yang ditimpa
penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari
seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak
tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang
dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayub untuk berzikir dan memohon keridhoan Allah, dan
Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi
Ayub sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia
tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus
asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima
takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu
meyakini bahwa apabila Allah mentakdirkan sakit maka
kita akan sakit, begitu pula apabila Allah
mentakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali
dengan izin-Nya kita sembuh.
Artinya :
(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang
menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan
minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian
3
Page 4
akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang Amat kuinginkan
akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”.
(Al Quran surah Asy Syu’araa’ : 78 – 82)
B. Konsep Sakit
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang
hina. Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat
mulia. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Al-Bukhari, yang artinya : “Tidak ada yang yang menimpa
seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis),
kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang
ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya”.
Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit
apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam sakitnya,
selain Allah menghapus dosa-dosanya. Sebagaimana hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain
kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-
kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan
daunnya.”
Hadis lain yang diriwayatkan Asy-Suyuti, yang
artinya “Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar
berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa
para malaikat.”
C. Konsep Sehat
4
Page 5
Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi
perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia.
Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan
sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima
dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim : 7
Artinya :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui
kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan
sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah bersabda, yang
artinya “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan
manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).
D. Hakikat Sehat – Sakit dalam Islam
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa
dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi yakni
sehat, sakit atau mati. Sebagian manusia memandang
sehat dan sakit secara berbeda. Pada kondisi sehat,
terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan
5
Page 6
perintah Allah Swt, sebaliknya pada kondisi sakit
dianggapnya sebuah beban penderitaan, malapetaka dan
wujud kemurkaan Allah Swt kepadanya. Padahal Allah SWT
dalam Q.S. Shaad : 27 selalu menciptakan sesuatu atau
memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada
hikmah/pelajaran dibalik itu semua.
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan
cobaan yang diberikan oleh Sang Pencipta Allah SWT
kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda
Rasulullah SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila
Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka
dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa
yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan
Allah SWT” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Sakit
juga dapat dipandang sebagai peringatan dari Allah SWT
untuk mengingatkan segala dosa-dosa akibat perbuatan
jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada kondisi
sakit, kebanyakan manusia baru mengingat dosa-dosa
dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi
sakit itulah, kebanyakan manusia baru melakukan taubat
dengan cara memohon ampunan kepada Allah SWT dan
berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya di
kemudian hari.
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua
kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia.
6
Page 7
Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila
tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw
bersabda: اء ف� ه ش��� ل ل��� ز� ����ن ا أ� ل دأء أ� ل أهلل ز� ����ن ا أ� ���Allah swt tidak menurunkan- م
sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan
oleh Allah Swt berupa penghapusan dosa apabila ia
bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan
penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim
tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain
kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut)
kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana
pohon menggugurkan daunnya.”
Sementara bagi Umat Islam lainnya yang berada
dalam kondisi sehat dianjurkan oleh Allah Swt untuk
menjenguk saudara seiman yang menderita sakit. Apabila
orang yang sehat minta didoakan dari orang yang sakit,
maka Allah Swt berjanji akan mengabulkannya. Hal ini
diriwayatkan Asy-Suyuti, “Jika kamu menjenguk orang
sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah
untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para
malaikat.”
Dengan demikian, kedudukan orang yang menderita
sakit bukanlah orang yang hina, malah memiliki
7
Page 8
kedudukan yang mulia. Simak hadits yang diriwayatkan
oleh Al-Bukhari “Tidak ada yang yang menimpa seorang
muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan
(kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan,
kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya,
kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.”
Menurut Aswadi Syuhadak dalam sebuah tulisannya
berjudul “Sakit versus Kesembuhan Dalam Islam”, kata
maradl (Sakit) dan syifa’ (Sembuh) dalam QS. Al-Syu`ara’ : 80
ن ي" ف� ش��� "و ي ه��� �ت( ف �أ مرض��� د� ,yang artinya, “apabila aku sakit وأ� Dialah Yang
menyembuhkan aku“, dikaitkan dengan manusia, sedangkan
syifa’ (kesembuhan) diberikan pada manusia dengan
disandarkan pada Allah swt. Kandungan makna demikian
ini juga mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa
setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan apabila
obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga memperoleh
kesembuhan, maka kesembuhannya itu adalah atas ijin
dari Allah swt. sebagaimana diisyaratkan dalam hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi saw
bersabda: ���ل �� 0ج� ز���� و�� ��� ع� � أ�هلل�� ن� د��� ا�5 ��6أ�� ب� ز�� ��0أ�ء�� ن� د��� أ�ء�� أ�ل�� و�� ت�0� د�� ي�" �ض�� أ� أ�� د��� ا�� ���أ�ء�� ف� و�� أ�ء�� د�� � د�� ل�� ك��� �.ل�-Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan
untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas ijin
Allah swt (HR. Muslim).
8
Page 9
Lebih lanjut merujuk pada catatan Ibnu Faris,
maradl merupakan bentuk kata yang berakar dari huruf-
huruf m-r-dl ( ض� ر- yang (م- makna dasarnya berarti
sakit atau segala sesuatu yang mengakibatkan manusia
melampaui batas kewajaran dan mengantar kepada
terganggunya fisik, mental bahkan tidak sempurnanya
amal atau karya seseorang atau bila kebutuhannya telah
sampai pada tingkat kesulitan. Terlampauinya batas
kewajaran tersebut dapat berbentuk ke arah berlebihan
yang disebut boros, sombong maupun takabbur; dan dapat
pula ke arah kekurangan yang disebut kikir, bodoh,
dungu dan kolot. oleh karenanya maradl juga dapat
dikatakan sebagai hilangnya suatu keseimbangan bagi
manusia.
Aswadi Syuhadak menemukan sebanyak tiga belas
kali dalam Al-Qur’an kata maradl, kesemuanya dikaitkan
dengan qulub ( 0وب��ل )hati dalam bentuk jamak, kecuali ,( فsekali disebut kata qalb dalam bentuk tungal. Kata
maradl juga biasa diidentikkan dengan kata saqam. Dalam
hal ini, kata saqam hanya difokuskan pada penyakit
jasmani, sedangkan maradl terkadang digunakan untuk
sebutan penyakit jasmani, ruhani dan psikologis.
Sementara kata syifa’ itu sendiri adalah berakar
dari huruf-huruf - ي" ش - dengan ف� pola perubahannya
9
Page 10
- ي" ف� ي- ي"ش�� ف� اء ش�� ف� (syafa-yasyfi-syifa’) yang menurut catatan ibnu ش��
Mandhur berarti obat yang terkenal, yaitu obat yang
dapat menyembuhkan penyakit Ibnu Faris bahkan
menegaskan bahwa term ini dikatakan syifa’ karena ia
telah mengalahkan penyakit dan menyembuhkannya.
Sejalan dengan pengertian ini, al-Raghib al-Ashfahani
justru mengidentikkan term syifa’ min al-maradl (sembuh
dari penyakit) dengan syifa’ al-salamah (obat keselamatan)
yang pada perkembangan selanjutnya term ini digunakan
sebagai nama dalam penyembuhan, baik mabarrat, klinik
maupun rumah sakit.
Beberapa pengertian syifa’ tersebut secara
sederhana dapat dipahami bahwa syifa’ itu sendiri selain
menunjuk pada proses dan perangkat tekniknya juga
merujuk pada hasil yang diperolehnya, yaitu sebuah
kesembuhan dari suatu penyakit. Sedangkan kata sehat
yang merujuk pada kata salim sebagaimana tercantum
dalam QS al-Shaffat : 85-86 dan QS as-Syu’ara’ ayat
87-90. Kandungan ayat ini menunjukkan upaya dan
permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah swt untuk
memperoleh keselamatan maupun kesehatan sejak dalam
kehidupan di dunianya hingga di hari kebangkitan.
Secara filosofis, makna kesehatan menurut ajaran
Islam adalah kebersihan dalam diri manusia meliputi
sehat jasmani dan rohani atau lahir dan batin. Orang
10
Page 11
yang sehat secara jasmani dan ruhani adalah orang
berperilaku yang lebih mengarah pada tuntunan nilai-
nilai ruhaniyah, uluhiyah (ilahiyah) maupun rububiyyah
(insaniyah) sehingga melahirkan amal saleh. Jasad, raga,
dan badan serta unsur-unsur fisik yang mengalami
kerusakan hingga kesakitan dapat disembuhkan melalui
ayat-ayat qauliyah sebagaimana tersebut dalam QS al-
Isra’: 82-83, ayat-ayat kauniyah dalam QS al-Nahl : 69
dan gabungan antara ayat-ayat qauliyah dan kauniyah
sebagaimana diisyaratkan dalam QS al-Taubah : 14 dan
15 yang dapat disebut sebagai penyembuhan dan
kegunaannya secara holistik.
Untuk mencegah datangnya penyakit, manusia
dibebaskan untuk berikhtiar. Namun Islam sudah
memberikan kuncinya secara umum dengan cara mencegah
kelebihan makan.Al Quran mengingatkan, “Makan dan
minumlah tapi jangan berlebih-lebihan. Allah tidak
senang kepada orang yang berlebih-lebihan (QS Al-A’raf
: 31). Rasulullah juga memberikan tips dalam
sabdanya,” Tidak ada bencana yang lebih buruk yang
diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah
seseorang itu mengonsumsi beberapa suap makanan yang
dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa,
maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga sisanya
11
Page 12
untuk nafasnya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-
Hakim).
E. Petunjuk Al-Qur'an Tentang Pengobatan
Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang
pengobatan karena Al Qur'an itu sendiri diturunkan
sebagai penawar dan Rahmat bagi orang -orang yang
mukmin, diantaranya :
Artinya:
“dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat
untuk orang-orang yang mu'min" (Al-Isra : 82 ).
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al
Qur'an yaitu "Asysyifa" yang artinya secara
Terminologi adalah Obat Penyembuh.
Artinya:
"Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran
dari tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa ,sebagai
12
Page 13
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman"
(Yunus : 57 ).
Disamping Al Qur'an mengisyaratkan tentang
pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam
semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari
pembuat obat-obatan.
Artinya:
"Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun,
korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya .
sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda
Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan” (An-
Nahl : 11)
Artinya :
Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan,
serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu
dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang
bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk
13
Page 14
manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang mau memikirkan"
(An-Nahl : 69)
F. Metoda Pengobatan Para Rasul Sebelumnya
1. Nabi Isa. As
Artinya:
"Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul untuk Bani
Israil .Katanya : Aku ini datang kepadamu membawa tanda
Mukjizat dari tuhanmu yaitu aku dapat membuat dari tanah
liat ini rangka burung untuk kalian, kemudian aku tiup lalu
menjadi seekor dengan izin Allah. Dan aku sanggup
menyembuhkan orang buta, penyakit sopak dan
menghidupkan orang mati dengan izin Allah" (QS. Ali
Imran : 49 ).
Menurut para Mufassir, Nabi Isa
mengobati penyakit buta dan sopak dengan cara diusap
dengan tangan-Nya mata yang buta dan anggota tubuh
yang terkena sopak dengan izin Allah melalui
mukjizatnya maka seketika itu sembuh.
14
Page 15
2. Nabi Musa. As
Sebagai seorang Rasul yang sangat dalam ilmunya
dan sanggup melumpuhkan Fira'un sang raja kafir yang
sangat kuat dan menguasai sebagian besar alam,
karena sangat kuasanya sampai -sampai dia mengaku
dirinya tuhan dari segala makhluk.
Artinya:
" Maka berkata Fira'un : " Akulah Tuhan yang maha tinggi "
( An-Naziat : 24).
Nabi Musa tidak terlepas dari sifat
kemanusiannya yang merupakan Sunnatulloh yaitu
sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun
yang diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah
yang menyembuhkan kemudian ditempelkan pada anggota
yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh.
Dan kedua kalinya beliau sakit kemudian memetik
sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan
sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh
maka ketika itu sakitnya tidak sembuh .
G. Metoda Pengobatan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang
diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu
kepada umat-Nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al
15
Page 16
Qur'an karena beliau dijadikan sebagai suri tauladan
yang baik untuk semua manusia.
Firman Allah :
Artinya :
"Sesungguhnya pada diri Rasul itu ada terdapat suri tauladan
yang baik untuk kamu ,bagi orang-orang yang mengharapkan
Rahmat dan hari kemudian dan yang banyak yang memuja Allah"
(Al Ahzab : 21)
1. Ruqyah
Ruqyah atau yang kita kenal dengan jampi-
jampi merupakan salah satu cara pengobatan yang
pernah diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammmad SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka datang
Malaikat Jibril mendekati tubuh beliau yang sangat
indah kemudian Jibril membacakan salah satu doa
sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu Beliau
sembuh. Inilah doanya "BismIlahi arqiika minkulli syai-in
yu'dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika
bismIlahi arqiika ". Ada tiga cara yang dilakukan Nabi
dalam Ruqyah:
a. Nafats.
16
Page 17
Nafats yaitu membaca ayat Al Qur'an atau doa
kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan
kemudian diusapkan keseluruh badan pasien yang
sakit. Dalam satu riwayat bahwasanya Nabi
Muhammmad SAW apabila beliau sakit maka membaca
"Al-muawwidzat" yaitu tiga surat Al Qur'an yang
diawali dengan kata " A'udzu " Yaitu : surat An Nas, Al
Falaq dan Al Ikhlas kemudian ditiupkan pada dua
telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.
b. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya
Nabi Muhammad SAW apabila ada manusia tergores
kemudian luka ,maka beliau membaca doa kemudian
air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya,
lalu diusapkan pada luka orang itu.Inilah
doanya."ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI ANTASY-
SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN ".
c. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.
Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan
Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan
sabdanya: " Letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang
sakit kemudian bacalah "Basmalah 3x dan A'udzu bi-izzatillah
waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x"
2. Doa Mukjizat
17
Page 18
Banyak do'a-do'a untuk kesembuhan yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-
Nya.Antara lain : "Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka aduwwan
aw yamsyi laka ila sholaah".
3. Dengan Memakai Madu.
Sebagaimana Ayat di atas bahwa madu Allah
jadikan sebagai obat maka Rasulullah menggunakan
madu untuk mengobati salah satu keluarga sahabat
yang sedang sakit. Dalam satu riwayat, ada sahabat
datang kepada Nabi SAW memberitahukan anaknya sedang
sakit, kemudian Nabi menyuruh orang itu meminumkan
anaknya madu asli sambil membaca doa.
H. Metoda Pengobatan Hukama (Ahli Hikmah )
Ahli Hikmah adalah orang-orang shalih yang
diberikan oleh Allah ilmu dan Karomah sehingga dia
tahu rahasia Allah. Para Ahli Hikmah umumnya dijadikan
sebagai Thabib (Dokter) atau Paranormal oleh kebanyakan
orang karena mereka mendapat bimbingan langsung dari
Allah.
18
Page 19
Artinya:
"Allah SWT memberikan Al-Hikmah (kebijaksanaan) kepada orang
yang dikehendaki ". Barangsiapa yang diberinya Al-Hikmah maka
ia mendapat banyak kebaikkan. Hanya orang-orang yang mau
berfikir yang dapat mengambil pelajaran" ( Al-Baqarah :269
)
1. Ruqyah ( Jampi-jampi )
Ruqyah yang diajarkan malaikat Jibril kepada
Nabi dan yang dilakukan oleh Nabi. Lain dengan
ruqyah yang dilakukan oleh Hukama, tetapi doa yang
mereka gunakan pengertiannya sama. Para ahli Hikmah
apabila mengobati seseorang dengan cara ruqyah
dengan membaca ayat Al Qur'an atau doa kemudian
ditiupkan ke dalam air yang nantinya air itu diminum
oleh si Pasien. Salah satu contoh bacaan ruqyah
Hukama : Membaca Al-Fatihah untuk Nabi, keluarga,
shahabat dan para wali seperti Syeikh Abdul Qodir
Jailani, kemudian membaca doa untuk kesembuhan .
2. Wafaq
Wafaq ialah ayat Al Qur'an, Asma Allah, zikir
atau doa yang ditulis di atas benda seperti kertas,
kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau
lainnya oleh para Ahli hikmah. Salah satu contoh :
Wafaq untuk orang yang sakit hati (Liver) ditulis pada gelas putih
19
Page 20
kemudian diisi air lalu diminumkan. Insya Allah sembuh. (Tulis huruf
Ha besar 2 kali dan huruf Ain 6 kali).
BAB III
PENUTUP
20
Page 21
A. Kesimpulan
Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah
kauniyyah yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan
ujian yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala atas
hamba-hamba- Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu
terdapat kemanfaatan bagi kaum mukminin. Shuhaib Ar-
Rumi radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh
mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh
perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah
dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika
ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang
demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa
kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik
baginya." (HR. Muslim no. 2999)
Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
diberikan kepada kaum mukminin, Dia menjadikan sakit
yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa dan
kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit
atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-
kesalahan nya sebagaimana pohon menggugurkan daun-
21
Page 22
daunnya." (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no.
6511) Di sisi lain, sebagaimana Allah Subhanahu wa
Ta'ala menurunkan penyakit, Dia pun menurunkan obat
bersama penyakit itu. Obat itupun menjadi rahmat dan
keutamaan dari-Nya untuk hamba-hamba- Nya, baik yang
mukmin maupun yang kafir. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu: "Tidaklah Allah menurunkan penyakit
kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya." (HR.
Al-Bukhari no. 5678)
B. Saran
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu
penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata
dengan pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini
bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya. Namun
seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat
yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya
sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seorang
hamba hendaknya selalu bersandar kepada-Nya dalam
segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa memohon
kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan yang
tengah menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman: "Siapakah yang mengijabahi (menjawab/
mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan
22
Page 23
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah) Dia yang
menghilangkan kejelekan?" (An-Naml: 62) Sungguh tidak
ada yang dapat memberikan kesembuhan kecuali Allah
Subhanahu wa Ta'ala semata. Karena itulah, Nabi
Ibrahim 'alaihissalam berkata memuji Rabbnya: "Dan
apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.' (Asy
Syu'ara`: 80)
DAFTAR PUSTAKA
23
Page 24
Fatmah Afrianty Gobel, 2010. Konsep Sakit, Perspektif Islam. http://agama.kompasiana.com.
Republika OnLine, 2010. Ensiklopedia Islam, Asal Mula Rumah Sakit dalam Sejarah Islam. http://www.republika.co.id
Ustadz Ahmad Yani, SAg. Pengobatan Islami. http://nursyifa.hypermart.net
www.islamic-medicine.net
24