Top Banner
1 |Hendro Muliarto (25414021) Ekonomi Spasial oleh: Hendro Muliarto (25414021) Dosen: Ibnu Syabri PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SAPPK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
12

KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

Mar 28, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

1 |Hendro Muliarto (25414021)

Ekonomi Spasial

oleh:

Hendro Muliarto (25414021)

Dosen:

Ibnu Syabri

PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN

KOTA

SAPPK

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2014

Page 2: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

2 |Hendro Muliarto (25414021)

KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI

DAN KOTA SATELIT

JAKARTA – BANDUNG

HENDRO MULIARTO* (25414021) *Mahasiswa magister perencanaan wilayah kota ITB

Pendahuluan

Jakarta adalah tempat untuk bekerja bukan tempat untuk tinggal,

berangkat dari kalimat tersebut dapat diartikan bahwa tingkat ekonomi di Jakarta

membuat Jakarta menjadi tempat yang bagus untuk kegiatan komersil atau

memiliki tingkat perekonomian yang bagus. Berbanding terbalik dengan tingkat

ekonominya, memilih Jakarta untuk tempat tinggal adalah suatu pilihan yang

cukup berisiko jika tidak memiliki cukup dana untuk mencapai hidup yang sejahtera

atau tergolong kelas atas di Jakarta, karna kehidupan di Jakarta menuntut banyak

rupiah untuk bisa mendapatkan hidup yang layak. Kalimat diatas semakin

didukung dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pemikiran yang

membuat manusia makin berkembang dan makin memiliki banyak pilihan untuk

menjalani hidup. Seseorang bebas untuk memilih dimana akan bekerja dan

dimana akan tinggal. Dengan pilihan transportasi yang semakin beragam saat ini,

dan keinginan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup serta kenyamanan

dan keamanan tempat tinggal. Salah satu pilihan tempat tinggal adalah kota yang

dekat dengan Jakarta, salah satunya Bandung.

Masalah yang ditimbulkan perkembangan kegiatan ekonomi di

Jakarta

Tidak perlu diragukan lagi Jakarta sebagai pusat perekonomian sekaligus

pemerintahan Indonesia membuat kota ini memiliki tingkat perekonomian yang

tinggi. Tingginya tingkat perekonomian yang tinggi adalah dampak dari banyaknya

perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta dan melakukan kegiatan

perekonomian di Jakarta. Selaian merupakan pintu gerbang masuknya barang ke

Indonesia, Jakarta memiliki keuntungan berupa pusat pemerintahan sehingga

Page 3: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

3 |Hendro Muliarto (25414021)

mudah untuk mengurus perijinan di Jakarta. Dengan semakin berkembangnya

perekonomian di Jakarta akan membuat kota ini akan dikuasai kegiatan yang

bernilai ekonomi tinggi dan tidak cocok lagi dengan kegiatan bernilai ekonomi

rendah.

Salah satu contoh kegiatan perekonomian rendah adalah pertanian dan

permukiman, dengan melihat perkembangan Jakarta saat ini kegiatan ini, kegiatan

pertanian sudah lama mulai terusir dari Jakarta, akan semakin digusur kegiatan

perekonomian tinggi. Dan di Jakarta hanya akan tersisa kawasan pemerintahan,

perkantoran, permukiman kelas atas dan kegiatan komersil tingkat tinggi lainnya.

Namun, tentu saja Jakarta memerlukan sumber daya manusia untuk melakukan

kegiatan perekonomian tersebut. Jika dihubungkan dengan mulai tergusurnya

kawasan permukiman dari Jakarta dengan kebutuhan akan tenaga kerja maka

akan terlihat suatu ketidak sinambungan, disatu sisi kegiatan perekonomian

memerlukan tenaga kerja sebagai penggeraknya disisi lain permukiman yang

tersedia hanya untuk kelas atas. Hal ini membuat berkembangnya kawasan-

kawasan di sekitar Jakarta sebagai permukiman tenaga kerja yang bekerja di

Jakarta.

Berkembangnya kawasan-kawasan di sekitar Jakarta sebagai permukiman

menimbulkan beberapa masalah baru, contohnya saja masalah transportasi dan

masalah lingkungan. Pada masalah transportasi lokasi permukiman yang berada

di sekitar Jakarta akan mendorong pemakaian kendaraan pribadi untuk mencapai

wilayah kerja di pusat Jakarta, hal ini menimbulkan masalah berupa meledaknya

jumlah kendaraan dan meningkatnya jumlah perjalanan. Hal ini tentu menimbulkan

banyak masalah berupa masalah energi, tingkat kebersihan udara, polusi,

menurunnya tingkat kesehatan, dan lain sebagainya. Selain itu timbulnya

permukiman di sekitar Jakarta membuat hilangnya area hijau yang merupakan

penyuplai udara bersih untuk Jakarta, hal ini tentu memperparah kondisi di Jakarta

ditambah lagi hilangnya wilayah resapan air di sekitar Jakarta menyebabkan

Jakarta menjadi penampung air limpasan dari wilayah sekitarnya dikarnakan

kontur Jakarta yang relatif rendah.

Ide dari solusi permasalahan ini adalah permukiman tenaga kerja yang

menggerakan perekonomian jakarta yang berada di pinggir kota Jakarta, namun

tenaga kerja tersebut tidak mampu untuk memiliki permukiman di Jakarta. Salah

Page 4: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

4 |Hendro Muliarto (25414021)

satu solusi dari permasalahan ini adalah menggunakan kota disekitar Jakarta

sebagai tempat permukiman sehingga tenaga kerja tersebut tidak veasible untuk

menggunakan kendaraan pribadi untuk menjangkau Jakarta dan menggeser

pengguna ke angkutan umum. Atau dengan kata lain permasalahan sebenarnya

adalah tenaga kerja tersebut memiliki permukiman yang masih dapat dijangkau

dengan kendaraan pribadi.

Ide dari makalah ini adalah kontrol pertumbuhan berupa pembatasan

pembangunan wilayah sekitar Jakarta. Pembatasan ini akan membuat

permukiman berpindah ke kota sekitar Jakarta yang cukup sulit untuk di jangkau

menggunakan kendaraan pribadi setiap harinya sehingga tenaga kerja tersebut

terpaksa menggunakan kendaraan umum massal. Dengan ini lahan di Jakarta bisa

dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan perekonomian tinggi dan kegiatan

pemerintahan. Namun hal ini menimbulkan permasalahan lain, berupa transportasi

seperti apa yang dapat menghubungkan Jakarta dengan kota permukiman pekerja

tersebut semisal Bandung.

Job housing mismatch

Job housing mismatch adalah ketidak sesuaian antara rumah tempat

tinggal dan pekerjaan, jika berbicara tentang ketidak sesuaian banyak hal yang

akan bisa didiskusikan, namun fokus dalam hal yang biasa terjadi dikota besar

dimana pekerjaan yang dilakukan tidak mendukung untuk mendapatkan

pelayanan permukiman yang sesuai dengan taraf hidup dikota tersebut. Jakarta

sebagai kota besar, mungkin akan bergerak ke fenomena ini, dan hal yang

ditakutkan adalah menurunnya angka kebahagiaan penghuni permukiman di

Jakarta yang berakibat turunnya efektifitas kerja di Jakarta. Untuk mencegah hal

ini terjadi maka diperlukan suatu kebijakan yang efektif dan kerjasama antar pihak

terkait.

Selain kebijakan yang baik bisa mencegah hal tersebut, ide untuk

memindahkan permukiman tenaga kerja yang bekerja di Jakarta mungkin dapat

menjadi suatu solusi untuk mencegah dan menghindari terjadinya ketidak

sesuaian antara pekerjaan dan permukiman. Dengan mendapatkan pekerjaan

atau uang di Jakarta dan hidup di kota sekitarnya yang biaya hidup lebih rendah

dari Jakarta, bisa saja mendatangkan kesejahtaraaan bagi pekerja.

Page 5: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

5 |Hendro Muliarto (25414021)

Transportasi massal penghubung

Peradapan yang maju membuat mobilitas makin dibutuhkan, untuk

perpindahan mendistribusikan barang dan lain sebagainya. Ide awal transportasi

adalah karna manusia membutuhkan suatu barang yang tidak dapat dihasilkan

sendiri dan hanya bisa didapatkan di tempat lain. awalnya manusia mengunakan

cara berjalan kaki untuk mencapai suatu tempat dan mengambil barang yang

dibutuhkan. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan, jarak yang harus

ditempuh untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin jauh, sehingga diperlukan

alat transportasi berupa binatang tunggangan, yang dikembangkan ke sepeda dan

sekarang kendaraan bermotor. Dewasa ini kendaraan bermotor mulai digunakan

untuk kegiatan transportasi barang dan orang, dalam proses pemenuhan

kebutuhan manusia.

Perkembangan yang begitu pesat dari kendaraan menimbulkan masalah

bagi kota dan lingkungan. Banyaknya opsi dan kemudahan transportasi

menimbulkan permasalahan permukiman dan padatnya kendaraan menimbulkan

polusi dan kemacetan. Selain itu bertambahnya kendaraan bermotor tidak disertai

dengan bertambahnya infrastruktur penunjangnya sehingga penggunaannya

menjadi tidak efektif lagi.

Pertambahan jumlah penduduk dikota membuat kota berkembang

kesamping, atau ke pinggiran kota guna mencari tempat permukiman baru untuk

pemenuhan kebutuhan permukiman masyarakat yang beraktivitas dikota atau

sering disebut urban sprawl. Urban sprawl menimbulkan banyak masalah

lingkungan dimana lingkungan hijau dipinggiran kota harus dikorbankan untuk

pemenuhan kebutuhan berupa permukiman dan fasilitas pendukung lainnya, yang

akan sangat mahal jika ketersediaannya hany dipusat kota saja. Timbulnya urban

sprawl juga dikarnakan kemudahan akses berupa transportasi massal. Fenomena

ini menjadi semakin menarik dengan adanya perkembangan tekologi dibidang

transportasi yang membuat jarak tempuh semakin jauh dan waktu tempuh yang

semakin pendek, contohnya saja high speed train.

Jakarta sebagai ibukota Indonesia juga merangkap pusat perekonomian

Indonesia, merasakan dampak yang nyata dari pertumbuhan penduduk ini.

Page 6: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

6 |Hendro Muliarto (25414021)

Pertumbuhan penduduk di Jakarta sangat meningkat tajam dikarenakan tingginya

arus urbanisasi dan pertambahan penduduk murni yang juga tinggi. Data

menunjukan bahwa tiap tahunnya penduduk Jakarta bertambah sekitar (% per

tahun). Hal ini membuat pemenuhan permukiman juga menjadi masalah.

Akibatnya permukiman masyarakat yang melakukan aktivitas di Jakarta

berkembang di pinggiran Jakarta. Akibat lebih lanjut dari masalah ini adalah

timbulnya kemacetan yang parah baik dilingkar luar maupun lingkar dalam kota

dan efek samping kemacetan berupa polusi, pola hidup yang tidak baik,

menurunnya angka harapan hidup, timbulnya tingkat kriminalitas. Fenomena one

man one car juga memperparah masalah ini.

Salah satu solusi agar wilayah pinggiran kota tidak dimakan oleh

perkembangan kota itu sendiri adalah dengan memanfaatkan kota yang sudah ada

di sekitar kota inti. Dalam hal ini Jakarta, memiliki beberapa kota disekelilingnya,

Bandung misalnya, dengan adanya sistem transportasi masal yang baik masalah

permukiman di Jakarta bisa dibagi dengan kota sekitarnya semisal Bandung.

dengan adanya transportasi massal berupa transportasi yang bisa mempersingkat

waktu tempuh dari Jakarta-Bandung, masyarakat yang melakukan aktivitas

perekonomian di Jakarta bisa memilih bermukim di Bandung atau kota-kota lain

sekitarnya yang dihubungkan oleh moda ini. Salah satu jenis moda yang

memenuhi syarat untuk dijadikan penghubung Jakarta-Bandung adalah High

Speed Train. Dengan kapasitas yang besar dan waktu tempuh yang singkat,

membuat High Speed Train bisa membawa penumpang yang banyak dengan

waktu tempuh Jakarta-Bandung sekitar 28 menit.

Gambar 1 contoh high speed train yang akan membantu mobilitas

Jakarta-Bandung

Page 7: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

7 |Hendro Muliarto (25414021)

Dengan mengembangkan prisip kota inti dan kota satelit, Jakarta dan

Bandung bisa mendapat keuntungan dari infrastruktur transportasi yang akan

dikembangkan, pengurangan kemacetan adalah masalah dengan porsi

penyelesaian paling besar. Jika Jakarta bisa memindahkan penduduknya ke kota-

kota satelitnya maka jumlah kendaraan di Jakarta juga akan berkurang,

dikarnakan masyarakat akan menggunakan transportasi masal dan mengurangi

penggunaan kendaraan pribadi. Namun hal ini harus disertai dengan integrasi

antar moda yang bagus, jangkauan angkutan masal dan shelternya yang luas,

serta mix transportasion system.

Dengan adanya transportasi massal ini bisa mengurangi jumlah keluar

masuknya kendaraan di Jakarta, dengan keadaan ini maka dapat di rencanakan

Jakarta menjadi kota pusat ekonomi seperti Tokyo yang berprinsip walkable city

yang berorientasi pada jalan kaki sebagai alternatif utama perjalanan. Maka dapat

dibayangkan Jakarta dengan sedikit kendaraan pribadi, banyak lahan hijau

disekitar jalan, dan berisikan kegiatan perekonomian tinggi.

Selain efektifitas berupa pemindahan manusia, salah satu hal yang penting

adalah penyediaan barang atau jasa yang sama antara kota induk dan kota satelit

menjadi suatu perhatian khusus. Tingkat kebutuhan yang tinggi dan juga gaya

hidup perlu disetarakan antara kota inti dan kota satelit. Semisal pemenuhaan

kebutuhan akan barang-barang atau jasa yang mulanya hanya ada di Jakarta,

harus juga tersedia di Bandung.

Dengan adanya permukiman yang dipindahkan dari Jakarta maka selain

tambahan penumpang, infrastruktur untuk transportasi juga bisa dibebankan

sebagian kepada pengembang yang mengembangkan lahan permukiman. Dalam

hal ini tentu saja pengembang bekerja sama dengan pemerintah untuk mendanai

infrastruktur transportasi yang akan menghubungkan kota ekonomi dan kota

permukiman.

Permukiman yang diinginkan

Pertanyaan awal dari bagian ini adalah permukiman seperti apa yang bisa

ditawarkan untuk menggantikan permukiman yang berada di sekitar kota Jakarta.

Adalah permukiman dengan tingkat sosial dan keasrian yang masih terjaga yang

diharapkan kebanyakan orang agar mempunyai angka harapan hidup yang tinggi

Page 8: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

8 |Hendro Muliarto (25414021)

dan angka kebahagiaan yang tinggi, tentu juga permukiman dengan fasilitas

penunjang yang lengkap dan bagus.

Pertumbuhan manusia juga diiringi dengan tumbuhnya tingkat kriminalitas

yang juga sebanding dengan tingkat perkembangan kota. Pertambahan tingkat

kriminalitas ini menyebabkan manusia ingin mencari tempat bermukim yang aman

dan nyaman, sehingga timbullah berbagai macam cluster yang mengelompokan

orang dengan tingkat kesamaan keamanan tersendiri. Salah satu bentukan cluster

yang dibentuk untuk mencari tingkat keamanan dan kenyamanan tertentu adalah

gated community, yaitu bentukan permukiman yang dibatasi oleh pagar

disekelilingnya untuk membentengi bahaya dari luar agar tidak atau mengurangi

dampak ke orang di dalam permukiman tersebut.

Bentukan yang alami dari gated community bukan hanya berupa tembok

yang memisahkan suatu komunitas dengan lingkungan luar, bentuk alami dari

gated community adalah pengelompokan berupa kelompok agama, sosial, tingkat

pendapatan, klan dan lain sebagainya. Sebagai contoh bentukan alami yang

masih terjaga sampai sekarang adalah suku badui dalam dan suku dalam flores.

Gambar 2 suku dalam flores ntb yang memiliki 7 rumah dari awal mula

berdiri sampai sekarang

Sumber : www.beritapetualang.com/flores

Page 9: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

9 |Hendro Muliarto (25414021)

Dikota besar seperti Jakarta gated community alami seperti diatas sangat

jarang ditemui karena kehidupan perekonomian Jakarta yang membuat penghuni

jarang memiliki kesempatan bersosialisasi dengan penghuni lain sehingga ikatan

sosial mereka tergolong lemah. Sehingga gated community yang dibentuk adalah

komunitas dengan batasan tembok sebagai pembatas kelompok tersebut dgan

dunia luar. Namun hal ini masih ada di kota-kota disekitar Jakarta yang masih

digolongkan pada kota kelas menengah.

Keberadaan gated community alami ini merupakan salah satu daya tarik

tersendiri untuk bermungkim dikota di sekitar Jakarta seperti Bandung. Di Bandung

sendiri masih terdapat lingkungan yang bersih untuk melakukan kegiatan sosial

dengan sesama penghuni permukiman. Hal ini akan di perbagus dengan

mereduksinya waktu tempuh untuk perjalanan kerja sehingga memperbanyak

waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini tentu akan menaikan

tingkat kebahagiaan penghuni.

Selain memiliki kehidupan sosial yang baik permukiman yang berada di

kota-kota sekitar Jakarta ini haruslah memiliki fasilitas pendukung yang baik dan

sejalan dengan gaya hidup penghuni. Untuk pemenuhan infrastruktur, barang dan

jasa yang memenuhi kebutuhan penghuni maka dibutuhkan suatu kebijakan yang

mengatur tingkat pelayanan dikota-kota tersebut.

Perkembangan kota permukiman

Dengan mengambil alih fungsi permukiman di Jakarta kota sekitarnya,

seperti Bandung menerima banyak masukan penduduk dan juga masukan berupa

aliran uang yang dibawa penduduknya yang bekerja di Jakarta. Hal ini akan

meningkatkan perekonomian kota Bandung, karena uang yang didapat pekerja di

Jakarta akan di keluarkan di Bandung dan menjadi motor penggerak

perekonomian di kota Bandung atau kota permukiman di sekitar Jakarta.

Selain itu, infrastruktur yang dibuat untuk pemenuhan kebutuhan penghuni

akan meningkatkan pembangunan dikota permukiman. Infrastruktur ini juga akan

meningkatkan berbagai sektor di kota tersebut, sebut saja pendidikan dan wisata.

Tingkat pendidikan tentu akan naik dikota permukiman dikarnakan kebutuhan

akan pendidikan adalah salah satu kebutuhan besar penghuni kota tersebut.

Page 10: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

10 |Hendro Muliarto (25414021)

Dan juga wilayah yang tadinya digunakan sebagai permukiman di

pinggiran Jakarta dapat dimanfaatkan sebagai kawasan hijau guna memasok

udara bersih ke Jakarta dan sebagai tempat pengendalian banjir berupa daerah

resapan air yang besar. Selain mengurangi polusi karena penggunaan kendaraan

pribadi yang berkurang solusi ini juga akan menambah hijau kota Jakarta karna

keberadaan kawasan hijau di sekitar Jakarta.

Perkembangan kota perekonomian yang diharapkan

Setelah dilakukan pemindahan permukiman di wilyah pinggiran kota

perekonomian, Jakarta, maka wilayah pinggiran Jakarta dapat dimanfaatkan untuk

kawasan lindung yang akan menyediakan urara bersih untuk kota Jakarta dan

sebagai kawasan pengendali banjir yang bisa untuk daerah resapan air.

Gambar 3 gambaran kota inti dan kota satelit

Sumber http://4.bp.blogspot.com/-RuAnO1qr7jg/Udwb33FRulI/AAAAAAAAAWQ/xakI3yOelJg

Seperti yang terlihat pada Gambar 3 dimana pada bagian kanan pola kota

inti dan kota satelit yang diterapkan akan dihubungkan oleh suatu moda

transportasi dan diantara kota inti dan kota satelit adalah kawasan hijau.

Page 11: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

11 |Hendro Muliarto (25414021)

Selain itu kota Jakarta yang sudah direduksi kendaran pribadinya, akan

bisa dibenahi lebih mudah dan hal ini akan menghilangkan beberapa masalah dari

kota Jakarta. Dan bisa membuat Jakarta menjadi kota yang lebih hijau dengan

mengubah pola jalan dan struktur tata kotanya menjadi kota yang dapat dijelajahi

dengan berjalan kaki atau menggunakan angkutan tidak bermotor seperti sepeda

dan lain sebagainya. Dan akan lebih nyaman untuk melakukan segala aktivitas

pemerintahan dikarnakan kepadatannya yang sudah dikendalikan.

Kesimpulan

Dengan adanya pemindahan permukiman dari Jakarta ke kota sekitarnya

seperti Bandung, maka dapat dilihat ada banyak efek positif dari pemindahan

tersebut, seperti terciptanya lingkungan bekerja yang efektif di Jakarta dan

lingkungan sosial yang baik di Bandung. hal ini tentu akan menambah tingkat

kebahagiaan dan mempertinggi angka harapan hidup. Namun masalah

sebenarnya adalah pada investasi awal dan kebijakan antar daerah yang mungkin

bisa mempercepat atau menghambat ide ini. Jelas sekali ide ini memerlukan

investasi awal yang sangat besar dan kebijakan yang sangat kuat sehingga ide ini

bisa diwujudkan.

Hal ini, dapat mencegah terjadinya mismatch antara pekrjaan dan

permukiman, dimana uang yang dihasilkan pekerjaan tidak cukup untuk

membiayai permukiman di Jakarta, dan lagi gaya hidup yang sangat tinggi di

Jakarta. Dengan menggunakan ide tersebut uang yang didapat di Jakarta dapat

dipakai di kota lain, atau kota tempat bermukim, yang biaya hidupnya lebih rendah

dari Jakarta.

Namun dengan konsep Jakarta sebagai kota inti kegiatan perekonomian

dan kota sekitarnya sebagai penyokong adalah konsep yang membuat

pembangunan merata dan pengembangan perekonomian yang cepat antara

Jakarta dan kota sekitarnya, serta pengurangan masalah-masalah yang terjadi di

ibukota.

Page 12: KONSEP HUBUNGAN PENGEMBANGAN KOTA INTI DAN KOTA SATELIT

12 |Hendro Muliarto (25414021)

Referensi

Arnott, Richard. Hochman, Oded . Rausser, Gordon C. Pollution and land use:

Optimum and decentralization. 2008. Journal of urban economic.

www.elsevier.com/locate/jue.

Christopher R. Cunningham. 2007 . GROWTH CONTROLS, REAL OPTIONS,

AND LAND DEVELOPMENT. The Review of Economics and Statistic. Harvard

College and the Massachusetts Institute of Technology.

Leisch, Harald. 2002. Gated communities in Indonesia. Cities, Vol. 19, No. 5, p.

341–350, 2002. Elsevier Science Ltd. Great Britain.

Mathur, Shishir. Smith, Adam. 2013. Land value capture to fund public

transportation in frastructure : Examination of joint development projects 'revenue

yiel dan stability. www.elsevier.com/locate/tranpol.