BAB I
Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan dan Karakteristik Industri
Kesehatan1. Pendahuluan
P
ada saat ini karena perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga
kehidupan masyarakat, maka bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
diselenggarakan dengan berbagai jenis. Data status kesehatan pada
decade terakhir menyebutkan tentang naiknya angka harapan hidup
manusia, yaitu menjadi 59 tahun dan angka kematian bayi (IMR) turun
sebesar 70% walaupun berbeda-beda disetiap kota, desa dan antar
propinsi (Tjiptoherianto & Soesetyo (1994). Demikian juga
dengan perawatan kesehatan di Indonesia, antara tahun 1969-1983
telah terjadi perluasan pelayanan kesehatan yaitu dengan adanya
penambahan jumlah pusat kesehatan lima kali lipat dari 1000 menjadi
5000, ditambah sub pusat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit
dari 70.000 menjadi 100.000. Penambahan ini sesuai dengan
pertumbuhan dalam katagori tenaga kesehatan. Arti kesehatan menurut
beberapa penulis adalah sebagai berikut (Azwar, 2002): 1. Menurut
Perkin (1938): Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha
mempengaruhinya. 2. Menurut WHO 1947 dan UU Pokok Kesehatan No. 9
Tahun 1960: Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari
fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari
penyakit atau kelemahan saja.
1
3. Menurut WHO 1957: Sehat adalah suaatu keadaan dan kualitas
dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor
keturunan dan lingkungan yang dipunyainya. 4. Menurut White (1977):
Sehat adalah suatu keadaan dimana pada waktu seseorang diperiksa
oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda penyakit atau kelainan. 5. Menurut UU Kesehatan No. 23
Tahun 1992: Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Sedangkan scope dari ilmu ekonomi sangat luas,
namun secara garis besar teori ekonomi dapat dibagi atas dua yaitu:
1. Micro Economics 2. Macro Economics Micro Economics Merupakan
sesuatu yang spesifik dan merupakan sesuatu yang didefinisikan
sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian
yang kecil dari seluruh kegiatan perekonomian. Hal yang dianalisis
adalah bagian dan sistem ekonomi seperti: Perilaku konsumen,
Supply, Demand, Elastisitas Supply dan Demand, pasar dan
sebagainya. Macro Economics Merupakan sesuatu yang bersifat Agregat
dan merupakan analisis atas seluruh kegiatan perekonomian. Analisis
bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang
dilaksanakan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Menganalisis
kajian sektor-sektor kesehatan dan hubunganya dengan pembangunan
ekonomi. Yang termasuk didalamnya antara lain: Fiskal dan moneter
terhadap pembiayaan kesehatan, Kebijakan kesehatan dan
lain-lain.
2. Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi menurut Samuelson (1995) adalah
ilmu mengenai pilihan yang mempelajari bagaimana orang memilih
sumber daya produksi yang langka/terbatas, untuk memperoduksi
berbagai komoditi dan mendistribusikannya keanggota masyarakat
untuk dikomsumsi. Ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai bagaimana
individu atau masyarakat, dengan atau tanpa uang menggunakan
sumberdaya
2
yang terbatas dengan berbagai pilihan penggunaannya, untuk
keperluan konsumsi saat ini atau dimasa mendatang. Ilmu ini
mengkaji semua biaya dan manfaat dari perbaikan pola alokasi sumber
daya yang ada. Definisi ini tidak terbatas hanya pada kegiatan yang
berkaitan dengan manusia saja, akan tetapi dapat diterapkan pada
semua kegiatan yang menghadapi keterbatasan atau kelangkaan sumber
daya sehingga pilihan harus ditentukan. Oleh karena itu sering
dijelaskan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu mengenai keterbatasan
atau kelangkaan sumber daya dan penentuan pilihannya. Batasan
tersebut terlihat pada analisis untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan sumber daya dan pilihannya. Bidang dari ilmu
ekonomi ini disebut dengan Positive economics.
3. Positive Economics vs Normative Economics Positive economics
merupakan bidang yang berkaitan dengan Apa yang terjadi, atau apa
yang telah terjadi, dan Apa yang akan terjadi. Positive Ekonomi
merupakan ilmu ekonomi yang bersifat deskriptif, mempelajari
tentang bagaimana komoditas diproduksi, didisitribusi, dikonsumsi
dalam keterbatasan sumber daya. Disamping itu ada lagi yang disebut
dengan Normative Economics, yaitu bidang ilmu ekonomi yang lebih
banyak membicarakan tentang apa yang seharusnya terjadi, bukan apa
yang terjadi. Normative economics selalu berkaitan dengan
norma-norma atau standar yang harus diterapkan, biasanya
ketidaksesuaian mengenai halhal normatif akan sulit diatasi dengan
mempergunakan observasi empiris. Normatif ekonomi merupakan ilmu
ekonomi yang bersifat perspektif, mempelajari bagaimana menentukan
yang seharusnya. Misalnya hal mengenai adanya pasar bebas bagi jasa
pelayanan kesehatan merupakan hal yang berkaitan dengan Normative
economics, bila berhubungan dengan nilai kebebasan konsumen untuk
memilih. Sedangkan Positive economics bila berkaitan dengan
bagaimana perilaku pasar bebas dan bagaimana praktek sehari-hari.
Walaupun Positive Economics tidak menentukan bagaimana seharusnya
sesuatu dilaksanakan, akan tetapi bidang ini tetap penting bagi
pembuatan kebijaksanaan. Misalnya sebagai pedoman dalam
memperkirakan akibat dari berbagai tujuan dan kebijaksanaan yang
telah dipilih.
3
4. Kesehatan Menurut UU Kesehatan 1992 Kesehatan menurut UU
Kesehatan 1992 adalah: Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial
yang dibutuhkan oleh setiap orang yang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Sedangkan Tjiptoherijanto dan Soesetyo (1994)
menjelaskan ekonomi kesehatan merupakan ilmu ekonomi yang
diterapkan dalam topik-topik kesehatan. Menurut Mills dan Gillson
(1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori,
konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi
kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: Alokasi
sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan Jumlah sumber daya
yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan Pengorganisasian dan
pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan Efisiensi
pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya Dampak upaya
pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan
masyarakat (Mills & Gillson, 1999) Klarman (1964) menjelaskan
bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan aplikasi ekonomi dalam bidang
kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan akan berkonsentrasi pada
industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup dalam ekonomi
kesehatan yaitu: 1. Peraturan (regulation) 2. Perencanaan
(planning) 3. Pemeliharaan kesehatan (the health maintenance) atau
organisasi 4. Analisis Cost dan benefit Winslow menyatakan bahwa
ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu (Art) dan Pengetahuan
(Science) dalam pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan
meningkatkan derajat kesehatan dan efisiensi, melalui: pencegahan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, pendidikan
kesehatan bagi masyarakat, pengorganisasian pelayanan kesehatan dan
pengembangan organisasi sosial untuk menjamin standar hidup yang
cukup (Hanlon, 1969). Blum (1974) menjelaskan berbagai faktor yang
mempengaruhi dalam upaya meningkatkan status kesehatan yaitu:
Genetika, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan seperti
gambar di bawah ini:
4
Ilmu ekonomi kesehatan merupakan ilmu-ilmu sosial yang berarti
tidak bebas nilai, dan merupakan salah satu cabang dari ilmu
ekonomi seperti halnya cabang lainnya seperti ilmu ekonomi
lingkungan, welfares economics dan sebagainya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi upaya peningkatan status kesehatan akan terlihat pada
gambar di bawah ini:
GENETIKA
LINGKUNGAN
STATUS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERILAKUSumber: Aditama (2006)
Gambar 1.1 Faktor yang Mempengaruhi Status kesehatan
5. Ekonomi Kesehatan Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan
mencakup: consumer (dalam hal ini adalah pasien/pengguna pelayanan
kesehatan), Provider (yang merupakan professional investor, yang
terdiri dari publik maupun private), Pemerintah (government). Ilmu
ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama yang
menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan
diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan
yang akan dilaksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi, atau
apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective.
5
Adakalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria
interest-efecient, sedangkan pada kesehatan adalah
interest-individu, hal tersebut adalah sulit karena kekhasan sektor
kesehatan. Misalnya pada pasien koma adalah tidak efisien untuk
dibantu dengan alat-alat untuk tetap bisa bernafas dan jantungnya
tetap bisa berfungsi, oleh karena hal ini tidak efisien dan tidak
ekonomis. Akan tetapi dalam mempelajari lmu ekonomi kesehatan, ilmu
ekonomi adalah tuntunan saja sedangkan prioritasnya adalah tetap
kesehatan. PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan
adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan
faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar terjadi pada sektor
kesehatan, ketika sektor kesehatan menghadapi kenyataan bahwa
sumberdaya yang tersedia (khusunya dana) semakin hari semakin jauh
dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya disiplin
ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan evaluasi sektor
kesehatan. Ekonomi kesehatan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut: 1. Pelayanan kesehatan apa yang perlu diproduksi
2. Berapa besar biaya produksinya? 3. Bagaimana mobilitas dana
kesehatan (siapa yang mendanainya?) 4. Bagaimana utilisasi dana
kesehatan (siapa penggunanya dan berapa banyak?) 5. Berapa besar
manfaat (benefit) investasi pelayanan kesehatan tersebut?
6. Ciri-ciri Sektor Kesehatan Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor
kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap sifat dan ciri
khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut
menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku
atau tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor
kesehatan. Ciri khusus tersebut antara lain: 1. Kejadian penyakit
tidak terduga Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa
yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu
adalah tidak mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan
apa yang 6
kita butuhkan dimasa yang akan dating. Ketidakpastian
(uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan menghadapi suatu
risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk
mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. 2. Consumer
Ignorance Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider)
pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu
banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis
pengobatan yang dibutuhkannya. Dalam hal ini Providerlah yang
menentukan jenis dan volume pelayanan kesehatan yang perlu
dikonsumsi oleh konsumer. 3. Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai
hak Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen
kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk
dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal
ini menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering sekali
dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan atas dasar
kemampuan membayar (demand). 4. Ekstemalitas Terdapat efek
eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal
adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai
akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit
menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Oleh
karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai social marginal
benefit yang jauh lebih besar dari private marginal benefit bagi
individu tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjamin
bahwa program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana.
Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai
ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai
komodity masyarakat, atau public goods. Oleh karena itu program ini
sebaiknya mendapat subsidi atau bahkan disediakan oleh pemerintah
secara gratis. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif akan mempunyai ekstemalitas yang rendah dan disering
disebut dengan private good, hendaknya dibayar atau dibiayai
sendiri oleh penggunanya atau pihak swasta.
7
5. Non Profit Motive Secara ideal memperoleh keuntungan yang
maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam
pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah Orang tidak layak
memeperoleh keuntungan dari penyakit orang lain. 6. Padat Karya
Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen
tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. Komponen tersebut
bisa mencapai 40%-60% dari keseluruhan biaya. 7. Mixed Outputs Yang
dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah
pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan.
Paket tersebut bervariasi antara individu dan sangat tergantung
kepada jenis penyakit. 8. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan
investasi Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai
sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment
secara jelas. Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada
pada urutan bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau
titik berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi
orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan manusia,
maka pembangunan sektor kesehatan sesuangguhnya adalah suatu
investasi paling tidak untuk jangka panjang. 9. Restriksi
berkompetisi Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini
menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa
sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam
mekanisme pasar, wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran
(promosi, iklan dan sebagainya). Sedangkan dalam sektor kesehatan
tidak pernah terdengar adanya promosi discount atau bonus atau
banting harga dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya
hal itu sering juga terjadi dalam pelayanan kesehatan. Banyak teori
dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam
banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif
kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. 8
7. Peran Ekonomi Kesehatan dalam Perencanaan Kesehatan
Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan
pemilihan, yaitu: memilih satu cara atau memilih beberapa cara
diantara pilihan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan dating.
Dilain pihak, Ekonomi Kesehatan juga berkaitan dengan pemilihan
sehingga antara perencanaan dan Ekonomi kesehatan terdapat
persamaan dan keterkaitan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
disebuah Negara akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan
penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan Negara
tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan maupun
kegiatan-kegiatan lain disektor kesehatan. Oleh karena itu
kebijaksanaan dibidang kesehatan dan pelaksanaannya juga sangat
dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi secara makro. Program-program
kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu straegi yang menyeluruh
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dari suatu
penduduk. Strategi tersebut membutuhkan pilihan program-program
yang dapat meningkatkan derajat kesehatan secara efisien. Misalnya,
pengembangan jaringan pelayanan kesehatan, pembangunan
infrastruktur air bersih, peningkatan gizi masyarakat, imunisasi
dan sebagainya. Dalam hal ini dibutuhkan kajian terhadap strategi
dan skala prioritas yang perlu ditetapkan sebagai kebijaksanaan
dalam beberapa bentuk pelayanan yang ada. Bagi Negara miskin atau
sedang berkembang, untuk menetukan prioritas tersebut adalah tidak
mudah dan sulit. Oleh karena itu segala usaha ntuk memperluas
pilihan dalam hal meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan akan dipandang sebagai sesuatu yang bermanfaat. Hal
tersebut sangat relevan bagi konteks ekonomi dinegara yang
berpendapatan rendah.
8. Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan Kesehatan
Perawatan kesehatan sangat menyerap biaya pemerintah maupun
anggaran keluarga. Selain itu banyak juga peralatan kesehatan yang
harus dibeli dengan menggunakan valuta asing sehingga akan
menghabiskan banyak devisa, hal tersebut merupakan keterbatasan
bagi Negara miskin. Untuk dapat lebih menghemat, dan meningkatkan
efisiensi, banyak Negara yang berusaha untuk mencari sumber daya
tambahan. Dalam hal ini ekonomi kesehatan akan sangat bermanfaat,
9
karena dapat membantu pengalokasian dana secara lebih baik,
meningkatkan efisiensi, memilih teknologi yang lebih murah tapi
tetap efektif,dan mengevaluasi sumber dana lainnya. Ekonomi
kesehatan tidak dapat memecahkan semua masalah. Oleh karena
kesulitan dan keterbatasan dalam ekonomi kesehatan dalam menerapkan
konsep lama dan ekonomi kesehatan itu juga sulit untuk
diperaktekkan dibidang pelayanan kesehatan. Pada umumnya ekonom
selalu menerapkan metode kwantitatif yang ditawarkan untuk membantu
perencanaan kesehatan. Akan tetapi para ekonom tersebut telah dapat
menjabarkan Keinginan untuk lebih merinci tujuan atau beberapa
tujuan yang tidak begitu jelas, guna menilai dan memantau
kebijaksanaan, keinginan untuk mengidentifikasi fungsi produksi,
pengakuan akan pentingnya kaitan antaran perilaku manusia,
teknologi dan lingkungan hidup dalam proses kejadian, pencegahan,
dan pengobatan penyakit. Dalam hal ini pandangan para ekonom
merupakan salah satu masukan bagi para perencana dalam membuat
rencana disamping berbagai masukan lain untuk pengambilan
keputusan.
9. Tantangan yang Dihadapi Rumah Sakit Dalam perkembangan
sekarang ini, rumah sakit dihadapkan pada tanggung jawab sosial
disatu pihak sedangkan dipihak lain ia juga dihadapkan pada
ketersediaan anggaran. Masyarakat dan dokter yang merawatnya
menginginkan bentuk pelayanan kesehatan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh rumah sakit tersebut. Hal ini merupakan tantangan
yang dihadapi oleh rumah sakit. Tantangan tersebut akan dapat
terlihat pada gambar di bawah ini:
10
PADAT KARYA
PADAT KARYA
RUMAH SAKIT
PADAT MODAL
PADAT PAKAR
PADAT MODAL
Sumber : Aditama , 2006
Gambar 1.2 Tantangan Rumah Sakit Para dokter atau klinisi sering
sekali beranggapan bahwa berdasarkan evidence baced practice dan
patofisiologi penyakit, maka prosedur rinci harus dilalui dan
dilakukan. Dilain pihak manajer harus menghadapi kenyataan bahwa
prosedur medis yang rumit sering sekali membutuhkan biaya yang
sangat mahal. Untuk itu pencegahan penyakit menjadi hal yang sangat
perlu mendapat bantuan dan perhatian. Dalam hal ini para peneliti
juga harus siap menilai akuntabilitas kerjanya secara ekonomi.
Disinilah perlunya aplikasi dari ilmu ekonomi dalam sektor
pelayanan kesehatan. Walaupun ekonomi kesehatan masih relatif baru
berkembang sebagai sub disiplin dari ilmu ekonomi, akan tetapi hal
tersebut telah cukup menarik perhatian dan menimbulkan pengembangan
terhadap banyak teori dasar ekonomi. Untuk melihat kaitan berbagai
aspek penerapan ekonomi kesehatan dalam berbagai kajian dalam
ekonomi kesehatan perlu dijawab pertanyaan di bawah ini (Mills
& Gilson, 1999):
10. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi sektor kesehatan, perlu menjawab pertanyaan
sebagai berikut: 11
1. Berapa besar kontribusi perawatan kesehatan, tingkat
pendapatan, pendidikan, keadaan lingkungan dan sebagainya? 2.
Berapa besar nilai yang diberikan pada sektor kesehatan dan
bagaiman cara mengukurnya? 3. Apa saja yang mempengaruhi tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan? - Apa pengaruh dari tarif,
tingkat pendapatan, waktu perjalanan untuk mencapai tempat
pelayanan, perilaku dari petugas yang merupakan pemberi pelayanan
(provider), dan sebagainya. 4. Bagaimana karateristik dari
penawaran (supply) pelayanan kesehatan? a. Berapa besar biaya yang
harus dikeluarkan untuk sebuah pelayanan kesehatan, biaya berbagai
masukan, keadaan pasar dari input untuk pelayanan kesehatan seperti
tenaga kerja, obat, peralatan dan sebagainya? b. Bagaimana cara
pembayaran terhadap pelayanan yang disediakan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku pemberi pelayanan kesehatan tersebut?
5. Berapa besar biaya dan akibat dari pilihan-pilihan cara lain
untuk berbagai alternatif, untuk perbaikan status kesehatan atau
untuk melaksanakan program kesehatan? 6. Apakah hasil dari
interaksi antara penawaran (supply) dengan permintaan (demand)
terhadap pelayanan kesehatan serta konsekwensi-konsekwensinya.
Seperti: konsekuensi uang, waktu pembayaran, rasionalisasi sistem,
dan siapa yang mendapat, dan siapa yang tidak mendapat pelayanan
kesehatan tersebut? 7. Apakah akibat dari berbagai cara pembiayaan
dan pengorganisasian disektor kesehatan dalam kaitannya dengan
kriteria efisiensi dan pemerataan? 8. Cara apa yang ada untuk
mencapai berbagai tujuan secara maksimum dari sektor kesehatan.
Misalnya sistem penganggaran, sistem perencanaan, dan sampai sejauh
mana cara-cara tersebut cukup efektif?
11. Pelayanan Kesehatan Merupakan Public Good dan Jasa Telah
banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ekonomi
kesehatan ini, akan tetapi walau telah banyak kerangka konsep atau
body of knowledge nya, terlihat masih relatif kecil
12
masalah yang dapat ditangani dibandingkan dengan sub disiplin
ekonomi lainnya. Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya
merupakan alat pemuas kebutuhan manusia yang pada umumnya
penyediaannya dilakukan oleh pemerintah dengan pertimbangan bahwa
barang dan jasa tersebut dibutuhkan oleh orang banyak. Misalnya:
PUSKESMAS, jembatan, jalan raya, WC umum dan sebagainya. Pelayanan
kesehatan merupakan produk dalam bentuk jasa yaitu artinya sebagai
berikut: Pelayanan kesehatan merupakan setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, dan pada
dasarnya bersifat tangiable (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu. Produk dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Barang tidak tahan lama (non durable good) Barang yang tahan lama
(durable good) Jasa (service) yang terdiri dari aktivitas, manfaat
atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual Dengan demikian produk
dapat dibedakan atas: Produk fisik murni Produk fisik dengan jasa
pendukung Hybrid, merupakan penawaran barang dan jasa yang sama
porsinya Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa yang sama
besar porsinya Jasa murni Karateristik jasa adalah sebagai berikut:
Intangiable Jasa bersifat tidak dapat dilihat, diraba, dirasa
sebelum dibeli. Inseparability Artinya jasa tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama. Variability
Jasa merupakan non standardized output. Banyak variasi, bentuk,
kualitas, dan jenis nya tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana
jasa ersebut dihasilkan.
13
Perishability Jasa merupakan komodity yang tidak tahan lama dan
tidak dapat disimpan. Tabel 1.1 Klasifikasi JasaBASIS 1. Segmen
Pasar KLASIFIKASI Konsumen Akhir Konsumen organisasional Ranted
goods service Owned goods service Non Goods service Profesional
service Non professional service Profit service Non Profit Service
Regulated Service Non Regulated Service Equipment based service
People based service High Contact service Low Contact service
CONTOH Salon kecantikan Konsultan manajemen Penyewa mobil Reparasi
jam tangan Pemandu wisata Dokter Supir taksi Bank Yayasan sosial
Angkutan umum Katering ATM Pelatih sepak bola Universitas
Bioskop
2. Tingkat keberwujudan
3. Keterampilan Penyedia Jasa 4. Tujuan organisasi Jasa 5.
Regulasi
6. Tingkat intensitas Karyawan 7. Tingkat Kontak Penyedia jasa
dan pelanggan
Karateristik dari public good adalah sebagai berikut: Dapat
digunakan, dikonsumsi, atau dinikmati oleh orang-orang yang
walaupun jumlahnya semakin meningkat, kepuasan masing-masing orang
tidak akan berkurang. Tersedia untuk setiap orang tanpa dibatasi
oleh aturan pembayaran. Tidak mungkin disembunyikan dari mereka
yang tidak mau membayar untuk menikmatinya (Mills & Gilson,
1999).
14
Pertanyaan 1. Jelaskan definisi dari ilmu ekonomi dan ilmu
ekonomi kesehatan. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan positive
economic dan normative economic. 3. Jelaskan ruang lingkup teori
ekonomi makro dalam ilmu kesehatan. 4. Jelaskan ruang lingkup teori
ekonomi mikro dalam ilmu kesehatan. 5. Apakah kendala dalam
penerapan ilmu ekonomi dan bidang kesehatan? 6. Sebutkan ciri-ciri
sektor kesehatan.
15